Anda di halaman 1dari 29

Petunjuk Pelaksanaan

Tenaga Kerja Sukarela


Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

1. Profil Kegiatan Pendayagunaan


Tenaga Kerja Sukarela (TKS)
A. Pengertian
Pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) merupakan kegiatan
pemberdayaan pemuda-sarjana berbentuk pendampingan masyarakat
dibidang perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja.

B. Tujuan
Kegiatan Pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela bertujuan untuk :
1. Mengurangi pengangguran muda-terdidik melalui pendayagunaan
keilmuan dan keterampilan mereka dalam kegiatan pendampingan
masyarakat.
2. Meningkatkan keterampilan dan menambah pengalaman kerja bagi
peserta kegiatan (TKS).
3. Menstimulasi peserta (TKS) menjadi wirausaha baru.
4. Membantu peningkatan usaha kelompok dampingan TKS.

C. Peran dan Tugas TKS


1. Peran TKS :
a. Motivator
- Memotivasi masyarakat penganggur untuk melakukan usaha
produktif sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
b. Fasilitator
- Memfasilitasi kelompok dampingan (Kelompok Usaha
Masyarakat) dengan akses kelembagaan usaha yang
dibutuhkan untuk pengembangan usaha.
- Memfasilitasi pencari kerja dalam memperoleh informasi
lowongan pekerjaan.
c. Mediator
- Mempertemukan kelompok dampingan (Kelompok Usaha
Masyarakat) dengan lembaga mitra, seperti SKPD/instansi
pemerintah lainnya, swasta, perbankan, organisasi profesi,
dsb.
- Mempertemukan pencari kerja dengan pemberi kerja.

1
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

d. Inovator
- Merumuskan ide-ide baru untuk pengembangan usaha
kelompok dampingan (Kelompok Usaha Masyarakat).
- Inovasi dalam pemberian layanan penempatan tenaga kerja.

2. Tugas TKS :
a. Mendampingi kelompok usaha masyarakat (KUM) peserta
program perluasan kesempatan kerja, seperti padat karya,
terapan teknologi tepat guna dan tenaga kerja mandiri
(kewirausahaan).
b. Membantu petugas Disnaker Kabupaten/Kota dalam pelayanan
penempatan tenaga kerja, seperti pendampingan calon Tenaga
Kerja Indonesia (CTKI), pendamping perantaraan kerja dan
operator Bursa Kerja on line (BKOL).

Pendamping CTKI
Pendamping Kelompok Usaha
Perantaraan Kerja
Masyarakat Operator BKOL

Sebagai Tugas Sebagai Tugas


Utama (70 %) Pendukung (30 %)

Uraian Tugas TKS sebagai Pendamping Kelompok Usaha Masyarakat :

• Membantu identifikasi potensi SDM dan SDA;


• Pembentukan kelompok usaha;
• Membantu kelompok ketika menentukan target dan jenis usaha;
• Menjadi penghubung kelompok usaha dengan lembaga mitra;
• Membina kelompok usaha;
• Monitoring dan evaluasi

Uraian Tugas TKS sebagai Perantaraan Kerja :


Membantu layanan penempatan tenaga kerja (dalam dan luar negeri)
sesuai dengan minat, bakat dan keterampilan Pencaker melalui
mekanisme sistem antar kerja dan pemanfaatan bursa kerja

2
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

Uraian Tugas TKS sebagai Pendamping Calon TKI :


 Mendata calon TKI dan TKI
 Membantu petugas Disnakertrans dalam pelayanan kepada TKI dan
Calon TKI

Uraian Tugas TKS sebagai Operator Bursa Kerja On line :


• Penyediaan informasi lowongan kerja.
• Pendataan jumlah pencaker dan lowongan kerja yang tersedia.
• Entry data lowongan kerja dan pencari kerja ke dalam website BKOL .

3
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

2. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan Pendayagunaan TKS berfokus pada persiapan,
pemetaan lokasi tugas TKS dan penetapan kuota TKS di setiap
Kabupaten/Kota.

A. Target peserta
Target peserta adalah para pemuda-sarjana strata 1 yang mempunyai
minat dan motivasi menjadi pendamping dan mau bekerja keras
menggerakkan masyarakat (penganggur) dalam kegiatan perluasan
kesempatan kerja.

B. Lokasi kegiatan
Penetapan lokasi penugasan TKS mengacu pada data kelompok usaha
yang membutuhkan pendampingan TKS untuk pengembangan usaha.

C. Data yang diperlukan dalam perencanaan


Disnaker Provinsi berkoordinasi dengan Disnaker Kabupaten/Kota
dalam mengumpulkan data kelompok usaha binaan (padat karya,
terapan teknologi tepat guna dan kewirausahaan) yang membutuhkan
pendampingan. Data tersebut dirangkum sebagaimana tabel dibawah
ini.

Nama Kelompok Alamat Jenis Usaha Produk usaha

D. Prinsip Penetapan kuota penugasan TKS

Penetapan lokasi dan kuota penugasan TKS disesuaikan dengan jumlah


kelompok usaha yang memerlukan pendampingan TKS.
Penetapan kuota penugasan TKS bukan berdasarkan sistem SAMA RATA
ATAU BAGI RATA, akan tetapi disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
TKS di setiap lokasi. Dengan demikian, salah satu Kab/Kota bisa saja
mendapatkan alokasi penugasan TKS lebih banyak daripada Kab/Kota
lain dengan dasar pertimbangan bahwa di daerah tersebut terdapat
banyak kelompok usaha yang membutuhkan pendampingan TKS.

4
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

Kesalahan yang sering terjadi


Dari hasil monitoring dan evaluasi Direktorat Pengembangan dan Perluasan
Kesempatan Kerja, diperoleh fakta bahwa penetapan kuota penugasan TKS di
beberapa provinsi seringkali kurang tepat sasaran, disebabkan karena Pelaksana
Daerah (Disnaker Provinsi) menempatkan TKS dalam jumlah yang banyak di
Disnaker Kota tanpa dasar pertimbangan yang jelas. Padahal dari hasil
monitoring diketahui bahwa jumlah kelompok usaha binaan di Kota tersebut
tidak sebanyak di Kabupaten. Kondisi ini menyebabkan penugasan TKS menjadi
kurang tepat sasaran, karena para TKS yang ditempatkan di Disnaker Kota lebih
banyak mengerjakan tugas-tugas yang terkait dengan administrasi perkantoran
daripada tugas pendampingan yang merupakan tugas utama TKS.

Gambar ilustrasi Perencanaan Penugasan TKS

Data kelompok Data kelompok Data kelompok


usaha Binaan usaha Binaan usaha Binaan
Disnaker Kab/Kota Disnaker Provinsi Kemnaker

Input Data

Proses Pemetaaan
dan penetapan
kuota penugasan
TKS

Output

Kuota Penugasan Daftar Kelompok


Lokasi Penugasan
TKS per Kab/Kota binaan yang akan
didampingi

5
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

3. Sosialisasi
Sosialisasi kegiatan Pendayagunaan TKS merupakan merupakan upaya
penyebarluasan informasi kegiatan dari Pelaksana Pusat (Aparatur
Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja) kepada para
stake holder, seperti Pelaksana Kegiatan Disnaker Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta masyarakat (khususnya calon TKS).

A. Tujuan Sosialisasi
1. Menyebarluaskan informasi kegiatan kepada para stake holder
(pelaksana kegiatan, calon TKS dan masyarakat);
2. Penyamaan pemahaman dan koordinasi antar para Pelaksana
Kegiatan terkait maksud, tujuan dan mekanisme pelaksanaan
kegiatan Pendayagunaan TKS;
3. Menjaring sebanyak-banyaknya calon peserta kegiatan
Pendayagunaan TKS.

B. Bentuk Sosialisasi
1. Pertemuan (diskusi, forum bersama)
2. Penyampaian informasi melalui surat resmi, website
3. Distribusi pedoman, pamflet, leaflet.

C. Media yang digunakan


1. Buku pedoman, pamflet, leaflet
2. Media sosial (website, email, face book, twitter)
3. Papan pengumuman di kantor-kantor pemerintahan.

6
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

4. Rekrutmen dan Seleksi TKS


Rekrutmen dan seleksi TKS adalah tahapan pemilihan peserta kegiatan
Pendayagunaan TKS. Tahapan ini bertujuan untuk menjaring peserta (TKS)
sesuai dengan persyaratan/kriteria yang ditetapkan. Untuk memastikan
bahwa proses rekrutmen dan seleksi berjalan sistematis, transparan, jujur
dan adil, maka para pelaksana kegiatan Disnaker Provinsi harus membuat
sistem rekrutmen dan seleksi yang terorganisir dengan baik.
Rekrutmen calon peserta dilaksanakan oleh Pelaksana Disnaker
Kabupaten/Kota. Sedangkan proses seleksi dilaksanakan oleh Pelaksana
Disnaker Provinsi.
Aturan rekrutmen dan seleksi TKS, minimal memuat hal-hal penting, sbb:
- Tahapan rekrutmen dan seleksi.
- Syarat-syarat yang harus dipenuhi calon peserta.
- Tempat dan Jadwal pendaftaran rekrutmen dan seleksi.
- Tempat pelaksanaan ujian seleksi.
- Materi yang diujikan dalam seleksi.

A. Persyaratan calon peserta


1. Memiliki idealisme, sikap dan kemauan yang kuat untuk mandiri
dan mengembangkan diri;
2. Usia minimal 20 tahun dan maksimal 30 tahun.
3. Pendidikan minimal sarjana strata 1 dari berbagai jurusan.
4. Berdomisili/bertempat tinggal di wilayah (Kabupaten/Kota) yang
menjadi lokasi penugasan.
5. Calon peserta belum pernah mengikuti kegiatan pendayagunaan
TKS di manapun.
6. Bagi TKS yang telah bertugas selama satu tahun/periode dapat
diperpanjang masa tugasnya selama satu tahun/periode lagi tanpa
mengikuti proses seleksi dengan ketentuan :
a. TKS yang mempunyai rekam jejak kinerja baik berdasarkan hasil
penilaian PL Provinsi dan Kab/Kota.
b. Kelompok usaha yang didampingi menunjukkan perkembangan
usaha yang lebih baik.
c. TKS yang bersangkutan masih mempunyai rencana kerja yang
belum direalisasikan pada periode pertama.

7
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

d. TKS memiliki rintisan usaha untuk kemandiriannya sebagai


wirausaha.
7. Tidak sedang terikat kontrak kerja/tugas dengan pihak manapun.
8. Bersedia ditugaskan di lokasi tugas yang ditentukan oleh PL
Disnaker Kabupaten/Kota dan Provinsi.
9. Tidak boleh menuntut menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau
pegawai instansi lainnya.
10. Membawa bukti administrasi yang diperlukan, antara lain :
a. Ijazah dan transkrip nilai dari perguruan tinggi tempat belajar.
b. KTP dan surat keterangan lahir (akta kelahiran) dan Kartu
Keluarga.
c. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian Sektor
tempat domisili.
d. Sehat jasmani, dibuktikan dengan surat keterangan dokter dari
puskesmas atau rumah sakit pemerintah setempat.

B. Tahapan rekrutmen
1. Sebelum pelaksanaan rekrutmen, PL. Provinsi terlebih dahulu
berkoordinasi dengan PL. Kabupaten/Kota untuk merumuskan
aturan teknis rekrutmen dan seleksi. Aturan teknis meliputi tata
cara pengumuman rekrutmen peserta, persyaratan administrasi,
tata cara pendaftaran calon, serta penetapan waktu dan tempat
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi.
2. PL. Provinsi dan Kabupaten/Kota harus memastikan bahwa
pengumuman rekrutmen dan seleksi TKS telah dilaksanakan secara
optimal.
3. Dalam proses rekrutmen, PL. Kabupaten/Kota melakukan verifikasi
data administrasi sesuai dengan persyaratan yang ditentukan,
seperti keterangan pendidikan, usia, kesehatan, surat keterangan
berkelakuan baik dan surat keterangan sehat jasmani dari
instansi/lembaga yang berwenang.
4. Jumlah calon TKS yang diusulkan mengikuti seleksi sebanyak
minimal 2 (dua) kali lipat dari kuota penugasan TKS di
Kabupaten/Kota. Sebagai contoh, jika kuota penugasan TKS di
kabupaten Donggala berjumlah 4 (empat) orang, maka calon TKS
yang diusulkan mengikuti seleksi di tingkat provinsi minimal
berjumlah 8 (delapan) orang.

8
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

5. Biaya transportasi seleksi ditanggung sendiri oleh calon TKS.


6. PL. Disnaker Kabupaten/Kota mengirimkan berkas hasil verifikasi
rekrutmen calon TKS yang dinyatakan lulus ke tahap seleksi kepada
PL. Disnaker Provinsi.

C. Tahapan Seleksi
1. Seleksi dilaksanakan oleh tim yang beranggotakan PL. Provinsi dan
kalangan profesional seperti perguruan tinggi, lembaga
pemberdayaan masyarakat atau biro psikologi terapan;
2. Tempat seleksi disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing,
dapat dilaksanakan di ibukota Provinsi atau Kabupaten/Kota yang
dianggap representatif;
3. Sebelum pelaksanaan seleksi, tim memeriksa kembali berkas
persyaratan administrasi, seperti: keterangan pendidikan, usia,
kesehatan, dan surat keterangan berkelakuan baik, dari
instansi/lembaga yang berwenang;
4. Sebelum tes tertulis, para calon mengikuti briefing untuk
mendapatkan informasi mengenai mekanisme pelaksanaan seleksi
TKS;
5. Materi seleksi meliputi tes pengetahuan umum dan tes psikologi
(psikotes) untuk mengetahui minat, bakat, dan kompetensi peserta
seleksi.
Materi tes pengetahuan umum meliputi :
a. Ketenagakerjaan.
b. Pemberdayaan masyarakat perdesaan.
c. Pendampingan kelompok usaha masyarakat.
d. Kewirausahaan.
Tes psikologi untuk mengetahui karakter dan mengukur
kompetensi calon TKS sesuai dengan persyaratan.
6. Tim seleksi juga melakukan wawancara untuk menggali informasi
seputar pengalaman berorganisasi atau pengalaman kerja yang
pernah dijalankan calon TKS;
7. Setelah proses seleksi, tim memerintahkan calon peserta yang
dinyatakan lulus seleksi melakukan pemeriksaan medis bebas
narkoba.

9
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

8. Tim seleksi membuat berita acara hasil seleksi dan menyusun Surat
Keputusan penetapan nama-nama calon peserta yang dinyatakan
lulus seleksi.
9. PL. Disnaker Provinsi menyampaikan surat keputusan hasil seleksi
calon peserta kegiatan pendayagunaan TKS kepada Direktur
Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja dan Kepala
Disnaker Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
10. Biaya Rekrutmen dan seleksi sepenuhnya sudah dianggarkan dalam
DIPA yang tersedia. Oleh karena itu, PL. Disnaker Prov dan Kab/Kota
dilarang memungut biaya apa pun dari calon peserta.

D. Pengumuman Hasil Seleksi


Pengumuman hasil seleksi disampaikan PL. Disnaker Provinsi kepada PL.
Disnaker Kabupaten/Kota dan peserta seleksi melalui :
1. Surat resmi
2. Website
3. Papan pengumuman
4. Sms dan email peserta

10
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

5. Pembekalan/Orientasi TKS
Calon peserta yang telah dinyatakan lulus seleksi, selanjutnya wajib
mengikuti pembekalan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
pengarahan kepada calon TKS sehingga dapat memahami peran dan
tugasnya serta membekali pengetahuan dasar yang terkait dengan kegiatan
pendampingan masyarakat.

Materi pembekalan TKS, meliputi :


A. Kebijakan ketenagakerjaan, seperti kebijakan perluasan kesempatan
kerja, penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri dan
pengembangan pasar kerja;
B. Kepemimpinan dan manajemen organisasi;
C. Dasar-dasar pemberdayaan masyarakat;
D. Teknik pendampingan masyarakat;
E. Perencanaan kegiatan masyarakat (Participatory Rural Appraisal);
F. Teknik menyusun desain manajemen program (Logical Framework
Appraisal);
G. Komunikasi yang efektif;
H. Membangun kemitraan;
I. Kewirausahaan Sosial;
J. Manajemen usaha mikro;
K. Pendampingan kelompok usaha kecil;
L. Teknik pengajuan permodalan usaha mikro, dana Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan BUMN, swasta dll;
M. Kemitraan dan teknik negosiasi;
N. Pengurusan badan usaha dan izin usaha;
O. Rintisan usaha mandiri (starting bussines).

Teknik penyampaian materi orientasi lebih menekankan pada pendekatan


praktek/simulasi. Oleh karena itu, narasumber dan instruktur pembekalan
diutamakan berasal dari kalangan praktisi dari perguruan tinggi, lembaga
pemberdayaan masyarakat, lembaga pelatihan bisnis, pelaku usaha
(wirausaha) dan perbankan.

11
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

6. Penugasan TKS
Setelah mengikuti pembekalan, para TKS ditugaskan ke lokasi yang telah
ditetapkan Pelaksana Provinsi dan Kabupaten/Kota. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan sebelum penugasan TKS, sebagai berikut :
A. Pelaksana Provinsi mengeluarkan Surat Perintah Tugas (SPT) yang
ditandatangani oleh Kepala Disnaker Provinsi. SPT digunakan sebagai
pengantar penugasan TKS di lokasi penugasan.
B. Pelaksana Kabupaten/Kota sebagai pembina sekaligus pengguna TKS
membuat surat Perjanjian Pelaksanaan Tugas TKS yang ditandatangani
oleh Kepala Disnaker Kabupaten/Kota dan TKS yang bersangkutan serta
diketahui pula oleh Kepala Disnaker Provinsi. Surat perjanjian kerja ini
minimal memuat klausul-klausul :
1. Ketentuan Umum (istilah/pengertian umum).
2. Ruang lingkup tugas.
3. Kewajiban TKS.
4. Hak TKS (Biaya hidup, Biaya Operasional dan Asuransi Kesehatan);
5. Rincian Kegiatan (lokasi penugasan, bidang kegiatan, jangka waktu
penugasan).
6. Pemutusan/berakhirnya perjanjian penugasan.
7. Ketentuan yang terkait dengan keadaan memaksa (force majeure).
C. TKS menandatangani surat pernyataan tentang komitmen untuk
menjalankan tugas pendampingan dengan sebaik-baiknya.
D. TKS harus diikutsertakan dalam asuransi kesehatan atau asuransi
kecelakaan sesuai dengan pagu anggaran yang tersedia.
E. Pelaksana Provinsi menyediakan tanda pengenal dan seragam tugas
TKS.
F. Tugas utama TKS mendampingi kelompok usaha masyarakat pada
kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti: padat karya
produktif, terapan teknologi tepat guna atau kegiatan produktif lainnya;
Sedangkan tugas-tugas lainnya seperti Pendamping Calon Tenaga Kerja
Indonesia (CTKI), Pendamping Operator Bursa Kerja On Line (BKOL), dan
Penggerak Perantaraan Kerja merupakan tugas tambahan;
G. Proporsi beban tugas TKS harus lebih menitikberatkan pada
pelaksanaan tugas pendampingan daripada tugas-tugas administrasi
perkantoran.

12
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

H. Biaya hidup dan biaya operasional TKS dibayarkan sesuai dengan pagu
anggaran yang tersedia dan tidak dikenai potongan pajak. Oleh karena
itu, Pelaksana Disnaker Provinsi dan Kabupaten/Kota dilarang menarik
pungutan-pungutan atau potongan biaya apa pun atas biaya hidup
dan biaya operasional yang dibayarkan kepada TKS.
I. Pelaksana Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan memberikan
pembinaan secara berkesinambungan kepada TKS. Bentuk-bentuk
pembinaan, berupa:
1. Bimbingan dan pelatihan.
2. Pemberian rekomendasi kepada TKS untuk berkoordinasi dengan
instansi/lembaga mitra yang terkait dengan pengembangan usaha
kelompok dampingan;
3. Mensinergikan kegiatan TKS dengan program/kegiatan perluasan
kesempatan kerja lainnya sehingga TKS dapat berkontribusi lebih
luas;
4. Pemberian dukungan lainnya untuk kelancaran tugas TKS.

J. Para TKS wajib menyampaikan laporan kegiatan secara teratur setiap


periode tertentu, misalnya bulanan, triwulan dan laporan akhir
penugasan TKS (Paripurna). Jenjang pelaporan terbagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu :
1. Laporan TKS selaku pendamping kelompok kepada PL. Provinsi dan
Kab/Kota.
2. Rekap laporan TKS dari PL. Kabupaten/Kota kepada PL. Provinsi.
3. Rekap laporan TKS dari PL. Provinsi kepada Direktorat
Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja (format
terlampir).

J. TKS yang telah selesai melaksanakan tugas diberikan sertifikat (sebagai


keterangan bahwa yang bersangkutan telah mengikuti kegiatan
pendayagunaan TKS). Sertifikat diterbitkan oleh Pelaksana Disnaker
Provinsi.

13
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

7. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan
mengukur hasil kegiatan TKS.
Monitoring adalah pemantauan yang dilakukan secara berkala atas
pelaksanaan kegiatan yang sedang atau sudah berjalan untuk mengetahui
hasil, capaian atau perkembangan kegiatan di lapangan.
Sedangkan evaluasi adalah upaya untuk mengukur dan mengkaji
capaian kinerja, perkembangan, dampak atau manfaat dari kegiatan
pendayagunaan TKS.
Melalui monitoring dan evaluasi dapat diperoleh informasi-informasi
penting, meliputi :
- Capaian kinerja.
- Dampak atau manfaat kegiatan TKS.
- Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan kegiatan pendampingan.
- Dukungan berbagai pihak atas pelaksanaan kegiatan.
- Permasalahan dan solusi yang perlu diupayakan.
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi diperlukan beberapa
perlengkapan pendukung, antara lain :
- Panduan wawancara
- Kuesioner
- Camera digital atau Handycam
- Tape recorder, dsb

Muara dari kegiatan monitoring dan evaluasi adalah pelaporan hasil


monitoring dan evaluasi kegiatan pendayagunaan TKS.

14
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

8. Temu Konsultasi dan Evaluasi


Temu konsultasi dan evaluasi Pendayagunaan TKS merupakan forum
pertemuan yang melibatkan para stake holder (TKS, Pelaksana Kegiatan,
kelompok dampingan dan lembaga mitra). Kegiatan ini bertujuan untuk
menghimpun berbagai informasi yang berkaitan dengan hasil kegiatan
pendayagunaan TKS. Temu Konsultasi dan Evaluasi dilaksanakan menjelang
masa penugasan TKS berakhir.
A. Hasil yang diharapkan dari kegiatan temu konsultasi dan evaluasi,
sebagai berikut :
1. Diperolehnya informasi mengenai hasil kegiatan pendayagunaan
TKS, capaian keberhasilan, manfaat atau dampak kegiatan bagi TKS
dan kelompok dampingan serta hambatan atau kendala yang
dihadapi.
2. Terhimpunnya masukan untuk perbaikan kegiatan pendayagunaan
TKS selanjutnya.
3. Pencanangan target capaian pada kegiatan berikutnya.
4. Perumusan langkah-langkah perbaikan kegiatan dan pencapaian
target yang dicanangkan.
5. Terhimpunnya dukungan berbagai pihak terhadap pengembangan
kegiatan pendayagunaan TKS.

B. Peserta temu evaluasi dan konsultasi, meliputi :


1. Perwakilan Tenaga Kerja Sarjana.
2. Perwakilan Pembina dan Pelaksana kegiatan yang mewakili
Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja,
Pelaksana Disnaker Provinsi dan Pelaksana Kabupaten/Kota.
3. SKPD dan instansi /lembaga pemerintahan daerah yang terkait.
4. Perwakilan anggota kelompok dampingan.
5. Lembaga mitra.
6. Perwakilan praktisi dari perguruan tinggi, lembaga pemberdayaan
masyarakat, lembaga pelatihan keterampilan, perbankan dan
lembaga lain yang relevan dengan kegiatan Pendayagunaan TKS.

C. Bentuk kegiatan:
1. Pemaparan hasil kegiatan oleh TKS, pelaksana kegiatan, kelompok
dampingan atau pihak-pihak lain yang terkait;
2. Diskusi dan curah pendapat (brain storming) antar peserta
kegiatan;

15
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

3. Analisis kegiatan dari para praktisi/ahli.


4. Membuat rumusan bersama (rekomendasi) untuk perbaikan
kegiatan.
5. Perencanaan kegiatan untuk tahun berikutnya.

Ilustrasi Kegiatan Temu Konsultasi dan Evaluasi TKS

Temu Konsultasi
dan Evaluasi
TKS Pendayagunaan
TKS

PL. Disnaker
Provinsi dan Lembaga Mitra
Kabupaten/Kota

Praktisi

16
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

9. Laporan Paripurna
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap entitas instansi
pemerintah mempertanggungjawabkan hasil kegiatan dalam bentuk
pelaporan.
Berkaitan dengan penyusunan laporan kegiatan tersebut, Direktorat
Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja (PPKK) menghimpun
pelaporan hasil kegiatan Pendayagunaan TKS secara bertingkat yang
kemudian disusun menjadi Laporan Paripurna Kegiatan Pendayagunaan TKS.

Dit. PPKK
menghimpun
PL. Disnaker Provinsi laporan laporan
merekap laporan TKS TKS dari PL.
dari PL. Disnaker Disnaker Provinsi
Kab/Kota dan sebagai bahan
PL. Disnaker menyampaikan laporan paripurna.
Kab/Kota merekap kepada Dit.PPKK
laporan TKS dan
menyampaikan
kepada PL.
TKS melaporkan Disnaker Provinsi
kegiatan kepada
PL. Disnaker
Kab/Kota

Format laporan paripurna kegiatan pendayagunaan TKS, sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Dasar hukum
C. Maksud dan tujuan
D. Waktu pelaksanaan
E. Susunan pelaksana

17
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

BAB II Pelaksanaan Kegiatan


Bab ini memaparkan pelaksanaan setiap tahap kegiatan, meliputi :
A. Sosialisasi kegiatan
B. Rekrut dan seleksi calon peserta TKS
C. Orientasi/pembekalan peserta kegiatan
D. Proses penugasan TKS
1. Informasi Penugasan TKS
Pelaksana kegiatan melaporkan data sebaran penugasan TKS,
meliputi : kuota penugasan TKS per- Kabupaten/Kota, perbandingan
jumlah TKS berdasarkan : jenis kelamin, status penugasan (TKS
lanjutan/baru) dan latar belakang pendidikan.
2. Perkembangan kegiatan pendampingan
Pemaparan hasil kegiatan pendampingan, yang meliputi
pendampingan TKS kepada kelompok dampingan, perkembangan
kegiatan kelompok, keberhasilan atau kegagalan dan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhinya serta permasalahan yang dihadapi
dalam pendampingan kelompok.
E. Laporan hasil kegiatan temu evaluasi dan konsultasi kegiatan TKS.
F. Hasil monitoring dan evaluasi pelaksana kegiatan.

BAB III Rencana Tindak Lanjut


Bagian ini memaparkan rencana tindak lanjut Disnaker Provinsi dalam
rangka pengembangan kegiatan Pendayagunaan TKS tahun berikutnya.

BAB IV Permasalahan dan Usulan Solusi


Bab ini memaparkan berbagai permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
Pendayagunaan TKS, mulai tahap seleksi hingga penugasan TKS disertai
usulan solusi yang perlu diupayakan.

BAB V Rekomendasi
Bab ini berisi berbagai usulan, misalnya usulan kegiatan baru,
pengembangan kegiatan atau hal-hal lain yang dianggap penting untuk
disampaikan kepada Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan
Kerja untuk pengembangan kegiatan Pendayagunaan TKS pada tahun
berikutnya.

18
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pendayagunaan TKS

BAB VI Realisasi Anggaran


Bab ini memaparkan realisasi anggaran secara umum dari pagu anggaran
yang tersedia serta prosentase penyerapannya.

BAB VII Penutup

Lampiran-lampiran
Lampiran berisi data-data, antara lain :
A. Dokumen surat keputusan dan lain-lain.
B. Rekap Biodata TKS.
C. Rekap Tugas Pendampingan TKS.
D. Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan mulai dari tahap rekrut seleksi
hingga penugasan dan evaluasi.

19
Lampiran 1

Contoh Surat Perintah Tugas TKS

PEMERINTAH PROVINSI …………….


DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Jl. ……………………

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : …….. / …………. / … / …….

Berdasarkan keputusan No. / / /2015 tentang Kegiatan Pendayagunaan Tenaga Kerja


Sukarela (TKS) di Provinsi..............

Dengan ini menugaskan :


Nama : …………………………………..
Tempat / tgl.lahir : …………………………………..
Alamat : …………………………………..

Sebagai Tenaga Kerja Sukarela

Lokasi Tugas : Kab/Kota ………………………..


Masa Tugas : ………………s/d…………………..

Demikian surat perintah tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
dan TKS yang bersangkutan diwajibkan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada
pembina di Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Dikeluarkan di : ……………………
Pada tanggal : ………………….....

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Provinsi ………………..

……………………................................
NIP. ……….......................………...

NB: Isi Surat Perintah Tugas ini bisa ditambahkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing
daerah.

1
Lampiran 2
CONTOH PERJANJIAN PENUGASAN

SURAT PERJANJIAN PENUGASAN


ANTARA
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KABUPATEN ……………
DENGAN
TENAGA KERJA SUKARELA

Nomor : ……. / ………....... / … / ……......

Pada hari ini, …… tanggal ……. bulan ……….. tahun ……… , yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : …………………………………………………….
NIP. : …………………………………………………….
Gol / Pangkat : …………………………………………………….
Jabatan : …………………………………………………….

Bertindak untuk dan atas nama Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota…………., yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

Nama : ……………………………………………………
Tempat / Tanggal Lahir : ……………………………………………………

Alamat : ……………………………………………………

Bertindak dan untuk atas nama sendiri, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA .

KETENTUAN UMUM
PASAL 1

(1) Penugasan yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah perintah yang diberikan
oleh PIHAK PERTAMA terhadap PIHAK KEDUA untuk bertugas sebagai Tenaga
Kerja Sukarela;
(2) Penugasan akan dilaksanakan di kabupaten/Kota ……... dan sekitarnya
sebagaimana tertera dalam Surat Perintah Tugas dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi ……………... .

2
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
PASAL 2

Waktu penugasan terhitung mulai tanggal …………. sampai dengan tanggal ……………
dengan penugasan di………………..

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA


PASAL 3

(1) PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugas-tugasnya harus mematuhi


mekanisme yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan tugasnya, antara lain :
a. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan program perdesaan;
b. Memberikan pelayanan konsultasi untuk peningkatan kapasitas usaha
masyarakat;
c. Memberikan pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat sesuai dengan
kegiatannya;
d. Melakukan pendataan kegiatan usaha masyarakat;
e. Melakukan konsultasi dengan dinas terkait;
f. Menyampaikan laporan kegiatan yang bersifat periodik maupun insidentil
kepada dinas yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan;
g. Menyampaikan laporan paripurna kegiatan ;

(3) PIHAK KEDUA Tidak boleh menuntut menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
balas jasa lain dalam bentuk apapun sebagaimana telah ditetapkan dalam
surat perjanjian penugasan TKS.
(4) PIHAK KEDUA sanggup bertugas dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan penugasan yang telah ditetapkan .

TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA


PASAL 4

(1) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas PIHAK KEDUA sebagaimana


disebutkan dalam pasal 3 ayat (2), maka PIHAK PERTAMA memberikan kepada
PIHAK KEDUA :
a. Biaya hidup penugasan Tenaga Kerja Sukarela setiap bulan selama masa
penugasan;
b. Biaya Operasional setiap bulan selama masa penugasan;
c. Asuransi kesehatan selama penugasan.
d. Seragam tugas TKS
(2) PIHAK PERTAMA berkewajiban membina, memonitor serta mengawasi
pelaksanaan tugas PIHAK KEDUA.

3
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )
PASAL 5

(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majure ) dalam perjanjian ini
adalah suatu keadaan/peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan semua pihak
sehingga tidak memungkinkan untuk dapat dilaksanakannya segala kewajiban.
Keadaan memaksa meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya bencana alam yang disebabkan oleh gempa bumi, angin topan,
tanah longsor dan kebakaran;
b. Adanya huru-hara, kekacauan dan peperangan;
c. Sakit yang dibuktikan dengan persyaratan dokter;
d. Pengambil alih atau tindakan lainnya oleh perwakilan pemerintah.
(2) Bilamana terjadi keadaan memaksa, maka untuk pencegahan maupun
mengatasi kejadian yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas PIHAK KEDUA,
maka PIHAK PERTAMA dapat menangguhkan penguasaan PIHAK KEDUA
selama kejadian tersebut berlangsung.
(3) Apabila terjadi keadaan memaksa, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan
sesegera mungkin keadaannya kepada PIHAK PERTAMA paling lambat dalam
waktu 2 ( dua ) hari kerja sesudah peristiwa.

PENGHENTIAN PENUGASAN
PASAL 6

(1) Dalam hal hasil penilaian PIHAK PERTAMA, ternyata PIHAK KEDUA tidak dapat
memenuhi kinerja sebagaimana diminta oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
PERTAMA berhak memutuskan penugasan PIHAK KEDUA.
(2) Dalam hal penghentian penugasan ini, PIHAK KEDUA tidak berhak atas hal-hal
sebagaimana tersebut Pasal 4 ayat (1) sejak penghentian penugasan dalam
bulan berjalan.

LAIN-LAIN
PASAL 7
(1) Surat perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.
(2) Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatanganinya surat perjanjian
penugasan Tenaga Kerja Sukarela.

………… , …………..

4
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

KEPALA DISNAKER TKS


KAB/KOTA ……………

MENGETAHUI

KEPALA DISNAKER PROVINSI ……………

NB: Isi perjanjian penugasan ini bisa ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing daerah.

5
Lampiran 3

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Alamat :

Dengan ini berjanji akan melaksanakan tugas dan kewajiban Saya dengan
sebaik-baiknya dalam kedudukan sebagai Tenaga Kerja Sukarela
Kementerian Ketenagakerjaan Tahun 2015 di Provinsi......................, dengan
masa penugasan terhitung sejak tanggal ........ Juni s.d ........ Desember 2015.
Dalam masa penugasan tersebut diatas, Saya tidak akan mengikatkan diri
dalam suatu kontrak kerja/penugasan dengan institusi pemerintah maupun
non pemerintah lainnya yang dengannya Saya mendapatkan gaji, upah
dan/atau honorarium rutin/tetap lainnya.
Apabila dalam masa penugasan tersebut, Saya tidak dapat memenuhi janji,
maka Saya bersedia diberhentikan dari kedudukan dan tugas sebagai Tenaga
Kerja Sukarela, bersedia mengembalikan biaya hidup yang telah diterima
dan dengan serta merta segala hak yang melekat dalam kedudukan Saya
sebagai Tenaga Kerja Sukarela akan dicabut.
Demikian pernyataan ini dibuat secara sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.

........................., ....... Juni 2015

(Nama dan tanda tangan TKS)

6
Lampiran 4

BIODATA TKS

Nama Lengkap :

Tempat Tanggal Lahir :

Jenis Kelamin :

Alamat Domisili :

No HP :

Email :

Pendidikan akhir : ............ Jurusan ...............................

Unit SKPD Pengirim : Disnaker Kab/Kota...............................

Status Perkawinan : (kawin/belum kawin)

Foto
4X6

....................., ...... ............

ttd

(Nama Lengkap)

7
Lampiran 5
CONTOH REKAP BIODATA TKS

REKAP BIODATA TKS


PROVINSI YOGYAKARTA
TAHUN 2015

STATUS
No NAMA TKS TEMPAT/TANGGAL LAHIR JENIS KELAMIN PENDIDIKAN AKHIR LOKASI PENUGASAN
PENUGASAN

1 Ardiani Azwir, S.Pd Yogyakarta, 10 Desember 1987 Perempuan S-1 Pendidikan Kab.Kulonprogo Baru
Biologi

2 Rizaldi Maulana, SH Bantul, 10 Juni 1989 Laki-laki S-1 Hukum Kab. Bantul Baru

dst

8
Lampiran 6
CONTOH REKAP PENUGASAN TKS

REKAP PENUGASAN TKS


PROVINSI YOGYAKARTA
TAHUN 2015

No Nama TKS Nama Kelompok Alamat Kelompok Dampingan Bidang Usaha Hasil Produk
Dampingan

1 Ira Kuswoyo Harapan Sentosa Watukarung Margomulyo, Budidaya ikan air Nila, Mas, Mujair
Sleman, Yogyakarta tawar

Sabar Subur Gerjen Margoagung Seyegan Peternakan kambing Susu kambing Etawa
Sleman, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai