Anda di halaman 1dari 64

IMPLEMENTASI ETIKA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADRASAH


IBTIDAIYAH SWASTA THARIQUL JANNAH
PANGALENGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Filsafat dan Teori Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Dr. Yosal Iriantara, M.M.Pd. dan Dr. H. Waska Warta, M.M.

Disusun oleh Kelompok 3 :


Fenti Sanda NIM. 41038103221006
Yuliana Ambarwati NIM. 41038103221003
Cecep Badrudduja NIM. 41038103222002

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI ETIKA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH


DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADRASAH
IBTIDAIYAH SWASTA THARIQUL JANNAH
PANGALENGAN

Oleh:

Kelompok 3
Angkatan 51

Bandung, Desember 2022

Dr. Yosal Iriantara, M.M.Pd.


Dosen Pengampu I

Dr. H. Waska Warta, M.M.


Dosen Pengampu II

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Kelompok : 3
Angkatan : 51
Judul : Implementasi Etika Manajemen Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah
Ibtidaiyah Swasta Thariqul Jannah Pangalengan

Menyatakan sesungguhnya bahwa mini research ini beserta seluruh isinya adalah
sepenuhnya karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan didalamnya
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya
bersedia menanggung konsekuensi maupun sanksi apabila dikemudian hari
ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya tulis ini.

Bandung, Desember 2022


yang membuat pernyataan,

Kelompok 3

ii
ABSTRAK

Kinerja guru merupakan hal yang fundamental dalam berhasilnya tujuan


pendidikan Indonesia. Namun faktanya kualitas pendidik di Indonesia sangat
rendah yang menyebabkan rendah pula pencapian peserta didik. Hal ini dirasa
menjadi tamparan keras bagi wajah pendidikan indonesia, yang mestinya seorang
pendidik itu mampu mengembangkan potensi peserta didiknya malah jauh dari kata
layak. Salah satu komponen yang menentukan meningkatnya kinerja guru adalah
etika manajemen kepala sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi etika manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang
diperoleh setelah melakukan penelitian dilapangan diolah dengan menggunakan
teknik pengolahan data yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MIS Thariqul Jannah telah
melakukan implementasi etika manajemen kepala sekolah. Namun, dalam
praktiknya masih ada hambatan dalam etika manajemen ini. Rekomendasi bagi
Kepala sekolah di instansi lain yang memiliki problem dengan kinerja guru, dirasa
perlu untuk mengaplikasikan etika manajemen ini. Kepala sekolah MIS Thariqul
Jannah dirasa perlu untuk lebih meningkatkan praktik etika manajemen kepala
sekolah yang dengan praktik ini dapat meningkatkan kinerja guru sehingga dapat
tercapainya guru-guru MIS Thariqul Jannah yang Profesional

Kata Kunci : Etika Manajemen, Kepala Sekolah, Kinerja Guru

iii
ABSTRACT

Teacher performance is fundamental to the success of Indonesia's educational


goals. But in fact the quality of educators in Indonesia is very low which causes low
student achievement. This is felt to be a hard slap to the face of Indonesian
education, where an educator should be able to develop the potential of his students
is far from feasible. One component that determines the increase in teacher
performance is the ethical management of the principal. This study aims to
determine the implementation of school principal management ethics in improving
teacher performance. The research method used is descriptive qualitative method.
The data obtained after conducting research in the field is processed using data
processing techniques, namely data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. The results of the study show that MIS Tariqul Jannah has
implemented the ethical management of the principal. However, in practice there
are still obstacles in this management ethics. Recommendations for school
principals in other agencies who have problems with teacher performance, it is
necessary to apply this management ethics. The MIS Tariqul Jannah school
principal feels the need to further improve the principal's management ethical
practices which with this practice can improve teacher performance so that
Professional MIS Tariqul Jannah teachers can be achieved

Keywords: Management Ethics, Principal, Teacher Performance

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas


limpahan rahmat, karunia dan petunjuk-Nya yang tiada tara, sehingga kami dapat
menyelesaikan mini research ini selesai dengan waktu yang diprogramkan.
Mini research ini yang berjudul “Implementasi Etika Manajemen Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah Ibtidaiyah Swasta
Thariqul Jannah Pangalengan” ini merupakan hasil penelitian yang ditulis dalam
rangka memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi Pendidikan, pada program Magister Administrasi Pendidikan Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Nusantara.
Kami sangat menyadari kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan
terisi ini, oleh karena itu kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Namun demikian kami berharap penelitian ini berguna dan bermanfaat sebagai
bahan telah penelitian selanjutnya yang akan memberikan dampak positif bagi
perkembangan pendidikan di Indonesia.

Bandung, Desember 2022

Kelompok 3

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulialh Hirobbil’alamin kami panjatkan syukur kehadirat illahi yang


telah memberikan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan mini research
yang berjudul “Implementasi Etika Manajemen Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Thariqul Jannah
Pangalengan” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami sangat sadar bahwa keberhasilan yang dicapai dalam mewujudkan
mini research ini bukanlah hasil dari jerih payah kami sendiri, selain atas
kemurahan dan kasih sayang Allah, kepedulian, bimbingan dan dorongan serta
bantuan dari berbagai pihak juga menetukan apa yang kami raih ini. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Bapak. Dr. H. Sayid M. Rifqi Noval, SH., MH. selaku Rektor Universitas
Islam Nusantara Bandung yang telah memberikan kontribusi dalam
memajukan ilmu pengetahuan melalui pendidikan dan penelitian, selama
perkuliahan berlangsung.
2. Bapak. Prof. Dr. H. Iim Wasliman, M.Pd., M.Si. selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Nusantara Bandung yang dengan kesabaran
dan kearifanya telah memberikan dorongan dan saran serta motivasi dalam
memperluas wawasan ilmu pengetahuan selama perkuliahan berlangsung.
3. Bapak Dr. Yosal Iriantara, M.M.Pd selaku Dosen Pengampu I, yang dengan
penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam
menyusun penelitian ini.
4. Bapak Dr. H. Waska Warta, M.M. selaku Dosen Pengampu II, yang dalam
kesibukannya beliau masih meluangkan waktu serta dengan sabar dan telaten
memberikan nasihat, sumbangan pemikiran serta memberikan motivasi
dan bimbingan sampai penelitian ini selesai.
5. Seluruh Staf Dosen yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dalam
keseluruhan proses perkuliahan di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam

vi
Nusantara, sehingga sangat membantu bagi kami dalam penyelesaian studi dan
penelitian ini.
6. Seluruh Staf Tata Usaha di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Nusantara,
yang telah memberika layanan pada kami selama menempuh pendidikan.
7. Para orang tua kami, dan seluruh keluarga tercinta, kesabaran dan motivasinya
serta doa’nya, sehingga memberikan kesejukan hati disaat kami dihadapkan
pada berbagai persoalan selama kuliah dan penyelesaian studi dan penelitian ini
8. Teman-teman kuliah Sekolah Pascasarjana UNINUS yang selalu membantu
memotivasi, sehingga kami dapat menyelesaikan studi dan penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu kepada kami sehingga selesainya penulisan ini.

Akhirnya, kami memohon doa ke hadirat Allah SWT, mudah-mudahan


semua kebaikan yang telah mereka berikan menddapat balasan yang berlipat ganda
dari-Nya dan semoga allah SWT selalu memberkahi jalan dan memberikan taufik
dan hidayah-nya kepada kita semua. Amin.

Bandung, Desember 2022

Kelompok 3

vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN................................................................................. ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ............................................ 2
1. Perumusan Masalah .................................................................. 3
2. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 4
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
a. Tujuan Umum ...................................................................... 4
b. Tujuan Khusus ..................................................................... 4
2. Manfaat penelitian ................................................................... 5
a. Manfaat Teoritis ................................................................... 5
b. Manfaat Praktis .................................................................... 5
D. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian ............................................... 5
1. Asumsi ..................................................................................... 5
2. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 6
E. Prosedur Penelitian........................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A.Etika Manajemen ........................................................................... 7
B. Karakteristik Pemimpin Beretika .................................................. 9

viii
C. Kinerja Guru ................................................................................. 5
D. Implementasi Perlilaku Etis Kepala Sekolah Terhadap Karyawan
dalam Meningkatkan Kinerja Guru ............................................... 17
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian ........................................ 23
1. Pendekatan................................................................................ 23
2. Metode Penelitian ..................................................................... 24
B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................... 24
1. Observasi .................................................................................. 25
2. Wawancara ............................................................................... 25
3. Studi Dokumentasi ................................................................... 25
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................ 26
1. Lokasi Penelitian ...................................................................... 26
2. Subjek Penelitian ...................................................................... 26
D. Objek Penelitian ............................................................................ 27
E. Prosedur Penelitian........................................................................ 27
1. Tahap Persiapan........................................................................ 27
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................... 27
3. Tahap Akhir .............................................................................. 27
F. Penyusunan Instrumen Penelitian ................................................. 28
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 29
H. Pengkajian Keabsahan Data .......................................................... 30

BAB IV TEMUAN PENELITIAN, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 44
B. Temuan Penelitian ......................................................................... 45
C. Interpretasi..................................................................................... 49
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 52

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI


A. Simpulan........................................................................................ 56
B. Implikasi ........................................................................................ 57

ix
C. Rekomendasi. ................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Pemimpin beretika dan tidak beretika ..................... 10


Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Wawancara .................................................... 28

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Penelitian .................................................... 4


Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja................................ 15
Gambar 2.2 siklus perkembangan 4 kecerdasan ........................................... 21
Gambar 2.3 Proses Refleksi.......................................................................... 22

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Observasi

xiii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pada tanggal 3 Desember 2018 lalu Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan merilis hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for
International Students Assessment, PISA). Skor kompetensi siswa di Indonesia
dalam bidang Literasi, Numerasi dan Sains lebih rendah dibanding pengukuran
serupa pada 3 tahun sebelumnya. Bahkan nilai ini setara dengan hasil capaian tahun
2000.
Hasil dari pengukuran global untuk siswa yang berusia 15 tahun ini
menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa Indonesia adalah 371 dalam membaca,
matematika 379, dan sains 396. Capaian skor tersebut di bawah rata-rata 79 negara-
negara peserta PISA, yakni 487 untuk kemampuan membaca, dan 489 untuk
kemampuan matematika dan sains. Yang lebih mengejutkan lagi, Hasil buruk
kemampuan literasi siswa pada PISA 2018 cukup mengagetkan banyak pihak,
terutama karena terjadi setelah digalakkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sejak
2016.
Dari laporan PISA juga diketahui bahwa rendahnya kualitas guru dan
disparitas mutu pendidikan di Indonesia diduga sebagai penyebab utama buruknya
kemampuan literasi siswa secara umum.
PISA merilis hasil studinya tentang 5 kualitas guru di Indonesia yang
menjadi penghambat belajar siswa yakni, (1) Guru tidak memahami kebutuhan
belajar siswa; (2) Guru sering tidak hadir; (3) Guru cenderung menolak perubahan;
(4) Guru tidak mempersiapkan pembelajaran dengan baik; (5) Guru tidak fleksibel
dalam proses pembelajaran.

Dari fakta-fakta diatas, ini merupakan suatu tamparan yang sangat keras
bagi wajah pendidikan Indonesia. Para guru yang seharusnya menjadi orang yang
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, teladan bagi muridnya,
dan mengevaluasi siswa malah jauh dari kata laik.

1
2

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
kesiapan guru dalam mempersiapkan siswanya melalui kegiatan belajar mengajar.
Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan
sangat dipengaruhi kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya.

Salah satu komponen sekolah yang diharapkan dukungannya untuk


peningkatan kinerja guru adalah seorang kepala sekolah. Sebagai seorang pimpinan
tertinggi di sekolah, kepala sekolah sangat berpengaruh dan menentukan dalam
peningkatan kinerja guru. Untuk itu dibutuhkan seorang kepala sekolah yang benar-
benar bisa memimpin atau membimbing para guru supaya kinerja mereka bisa
meningkat.

Kepala sekolah harus mampu mengelola waktu secara efisien, baik untuk
tugas-tugas sendiri maupun untuk sekolah secara keseluruhan. Sehingga
keseluruhan kegiatan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Kepala Sekolah adalah pemimpin di Sekolah, memimpin merupakan suatu
seni (art), kesanggupan (ability) atau teknik (technique) untuk membuat
sekelompok bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan
dalam organisasi informal dalam mengikuti atau mentaati segala apa yang
dikehendakinya, membuat bawahan begitu antusias, atau bahkan mungkin
berkorban untuknya.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala


sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga keguruan
melalui kerja sama atau Kooperatif. Hal ini dilakukan agar para guru tidak merasa
terpaksa dalam melaksanakan tugasnya. Jika seorang Kepala Sekolah bisa
menjalankan fungsinya dengan baik, tentu ini akan berpengaruh kepada
peningkatan kinerja guru sehingga nantinya diharapkan bermuara kepada
peningkatan kualitas guruan itu sendiri.
3

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai sifat-sifat yang dimiliki seorang


pemimpin. Kepemimpinan adalah bentuk-bentuk konkret dari jiwa pemimpin.
Salah satu dari bentuk konkret itu adalah sifat terampil dan berwibawa serta cerdas
dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas yang merupakan
cita-cita dan tujuan yang ingin diraih oleh pemimpin.

Adapun dalam kepemimpinannya, seorang kepala sekolah harus memiliki


etika. Etika tersebut merupakan batasan nilai dan norma yang harus
diimplementasikan sehingga dapat memicu suatu suasana yang harmonis antara
pimpinan dan bawahan. Etika inilah juga yang dapat menjadi faktor keberhasilan
suatu organisasi atau instansi dan dapat meningkatkan kinerja guru.

Tulisan ini didesain untuk menyajikan bagaimana implementasi etika


manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Termasuk dalam
kajian ini adalah analisis praktek baru etika manajemen kepala sekolah di MIS
Thariqul Jannah Pangalengan.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah


1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan
sebelumnya, penelitian ini berfokus pada implementasi etika manajemen kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru . Oleh karena itu, fokus permasalahan
yang ada dalam penelitian ini adalah “bagaimana implementasi etika manajemen
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan?”.
Adapun secara skematis kerangka berfikir dalam penelitian ini, dapat dilihat
pada gambar 1.1 dibawah ini.
4

INSTRUMENTAL INPUT
1. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. PMA Nomor 58 Tahun 2017 Tentang Kepala Madrasah

RAW INPUT PROSES


1. Karakteristik Pemimpin OUTPUT OUT COME

Guru 2. Perekrutan dan Pemecatan Guru Profesional


3. Penugasan dan Upah Kinerja Guru
4. Menjagaan Privasi Karyawan
5. Hambatan etika Manajemen

ENVIRONMENTAL INPUT
1. Sekolah
2. Masyarakat

feedback

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Penelitian

2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis deskripsikan, maka
pembatasan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik kepala sekolah yang etis dalam meningkatkan kinerja guru di
MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
b. Etika perekrutan dan pemecatan guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
c. Etika penugasan dan pengupahan guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
d. Etika penjagaan privasi guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
e. Hambatan penerapan etika manajemen di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan umum dan khusus yang penulis deskripsikan
sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Bila ditinjau secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
implementasi etika manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
5

a. Untuk menganalisis arakteristik kepala sekolah yang etis dalam meningkatkan


kinerja guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
b. Untuk menganalisis etika perekrutan dan pemecatan guru di MIS Thariqul
Jannah Pangalengan.
c. Untuk menganalisis etika penugasan dan pengupahan guru di MIS Thariqul
Jannah Pangalengan.
d. Untuk menganalisis etika menjaga privasi guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan.
e. Untuk menganalisis hambatan penerapan etika manajemen di MIS Thariqul
Jannah Pangalengan.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dapat diperoleh temuan secara
teoritis dan praktis bagaimana implementasi etika pengawasan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
a. Secara teoritis, penelitian ini akan dijadikan pendalaman konsep dan
bahan masukan dalam etika manajemen kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru.
b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
kepala sekolah MIS Thariqul Jannah untuk mengimplementasikan etika
manajemen dalam meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah

D. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian


1. Asumsi Penelitian
Asumsi dapat dikatakan sebagai anggapan dasar yaitu suatu hal yang
diyakini oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Di dalam
penelitian, anggapan-anggapan semacam ini sangatlah perlu dirumuskan
secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data. Adapun asumsi yang
peneliti rumuskan pada penelitian ini adalah impelementasi etika manajemen
kepala sekolah akan berdampak pada menikatnya kinerja guru di MIS
Thariqul Jannah.
6

2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian dan pembatasan masalah di atas, maka
pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana karakteristik kepala sekolah yang etis dalam meningkatkan kinerja
guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan?
b. Bagaimana etika perekrutan dan pemecatan guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan ?
c. Bagaimana etika penugasan dan pengupahan guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan?
d. Bagaimana etika menjaga privasi guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
e. Apa Hambatan penerapan etika manajemen di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan?

E. Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Populasi atau sumber data Kepala Sekolah dan Guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalenagan. Diambil secara purposif yang bertujuan untuk menjaring
sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Data yang diperoleh setelah
melakukan penelitian dilapangan (field research) akan diolah dengan
menggunakan teknik pengolahan data Miles dan Hubberman (Salim, 2016: 20-
24) yang menyebutkan tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan
(conclusion drawing and verification),. Pemeriksaan keabsahan data
menggunakan tingkat kepercayaan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas,
dan konfirmabilitas. Tempat penelitian ini dilaksanakan di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan-Bandung.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Etika Manajemen

Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal dan hati nurani, hal ini
adalah modal dasar yang diberikan Tuhan agar manusia hidup menjadi pribadi
yang baik dan benar. Dalam sebuah lingkungan terdapat aturan-aturan
kehidupan yang sering disebut dengan norma dan nilai. Norma dan nilai adalah
perwujudan dari etika.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
(Depdiknas, 2013: 383). Menurut K. Bertens (2007:6) etika didefinisikan
sebagai nilai dan norma moral yang menjadi suatu acuan bagi umat manusia
secara baik secara individual atau kelompok dalam mengatur semua tingkah
lakunya. Hal ini juga ditambahkan oleh DR. James, yang menjelaskan bahwa
etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil
keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih mengarah ke
penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau
salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.

Thakkar (2020 : 156) yang mengutip pendapat Robert C Solomon


seorang profesor filsafat, Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti watak
atau kebiasaan. Kemudian masih dalam pandangan Thakkar menjelaskan
bahwa etika adalah bagaimana pilihan dibuat untuk memutuskan apa yang
benar atau salah baik dalam bisnis maupun masyarakat.

Etika memiliki perspektif objek yang mengarah kepada perbuatan, sikap


dan tindakan manusia. Etika tentulah harus diaplikasikan manusia dalam
menjalani setiap aspek hidupnya. Peran etika sangat penting di berbagai
lingkungan seperti masyarakat, tempat bekerja, dan keluarga. Tindakan ini
sangat berpengaruh terhadap diri sendiri dan juga oranglain.

7
8

Amstrong dalam Husaini Usman (2019:24), Amstrong menerangkan


manajemen sebagai proses keputusan yang akan dilakukan melalui
penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Sejalan dengan pendapat
tersebut menurut Hasibuan (2007:10) dalam buku Manajemen Sumber Daya
Manusia mengemukakan bahwa Manajemen adalah ilmu dan seni yang
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Pada
dasarnya manajemen adalah kemampuan untuk mengatur segala aspek yang
berpengaruh dalam pelaksanaan segala kegiatan yang mengarah kepada tujuan.

Manajemen perlu digunakan guna tercapainya tujuan dari individu atau


kelompok. Manajemen dijalankan secara kooperatif oleh seluruh sumber daya
yang tersedia. Menurut George R. Terry dalam Wijaya (2016) mendefinisikan
manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dari teori tersebut dapat
dipahami bahwa manajemen mengandung unsur perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Hidayat dan Rifa’I (2018:148) Jika kata etika digabungkan dengan kata
manejemen sehingga membentuk kalimat etika manejemen memiliki arti
pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam manajemen. Moralitas disini
berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, benar atau salah dari prilaku
manusia. Jadi kesimpulan deskripsi mengenai etika manajemen merupakan
suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan yang salah
yang berkenaan dengan praktek manajemen yang menjadi acuan seseorang
atau sekelompok orang dalam bertindak dan bertingkah laku yang berlaku
dalam sekelompok orang atau organisasi tertentu.

Etika dalam manajemen merupakan bagian penting dalam


mempengaruhi hasil dari keputusan sebuah kelompok atau lembaga. Etika
diterapkan dalam manajemen agar segala keputusan bersifat adil kepada
9

seluruh sumber daya manusia yang berperan dalam Lembaga tersebut.


Manajemen harus mempertimbangkan norma dan nilai proses berjalannya
sebuah Lembaga.

Semakin besar sebuah Lembaga akan semakin besar pula tuntutan


masyarakat. Akhirnya banyak Lembaga yang melakukan segala cara dalam
manajemen untuk mencapai tujuannya. Menurut Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923,
yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha,
sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti
melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar
Kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan
adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah
dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Selanjutnya Oliver menjelaskan
Ada 3 prinsip manajemen, yaitu :

1. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan


kesejahteraan masyarakat
2. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sanksi moral tertinggi
masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap
gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat
3. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika
yang umum dan konsep keadilan sosial.

B. Karakteristik Pemimpin Beretika


1. Pemimpin Beretika
Dalam buku Administrasi, Manajaemen, dan Kepemimpinan Pendidikan
karya Husaini Usman, Kepemimpinan (leadership) berasal dari kata Lead yaitu
memimpin. Kata Lead berasal dari Bahasa Anglo Saxon yang artinya jalur
perjalanan kapal yang mengarahkan para awak kapal. Yang dimaksud Usman
(2019:140) disini ialah orang yang memimpin harus mampu memberikan
arahan kepada bawahannya ke mana bawahan akan dibawa.
Etika kepemimpinan adalah standar moral yang mengatur baik dan buruk
juga menjadi pedoman seorang pemimpin dalam melakukan pengambilan
10

keputusan. Pemimpin yang beretika akan akan memberikan pengaruh yang


positif bagi sumber daya manusia yang dipimpinnya. Dengan memotivasi
berdasarkan norma dan nilai, pemimpin akan menjadi teladan dalam menjaga
reputasi Lembaga yang kuat. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Al-Sharafi
& Rajiani (2013) bahwa Ethical Leadership adalah pemimpin yang memiliki
prinsip-prinsip, keyakinan dan nilai-nilai yang menggambarkan perilaku
organisasi yang benar, sehingga memengaruhi karyawan untuk mencapai
tujuan organisasi.
Adapun pemimpin etis dan tidak etis menurut Zenderer dalam Thakar
(2020:171) memberikan karakteristik perbandingan sebagai berikut :
Pemimpin etis Pemimpin yang tidak etis
• Rendah hati • Bersikap arogan dan
• Peduli untuk kebaikan yang mementingkan diri sendiri
• Lebih besar jujur dan lugas • Mempromosikan
• Memenuhi komitmen kepentingan pribadi
• Berusaha untuk keadilan Berlebihan
• Bertanggung jawab • Mempraktikkan penipuan
• Menunjukkan rasa hormat • Melanggar kesepakatan
terhadap setiap individu • Penawaran tidak adil
• Mendorong dan • Mengalihkan kesalahan
mengembangkan orang lain kepada orang lain
• Melayani orang lain Mengurangi
• Menunjukkan keberanian • martabat orang lain
untuk membela apa yang Mengabaikan perkembangan
benar pengikut
• Menahan bantuan dan
dukungan Kurangnya
keberanian untuk
menghadapi tindakan yang
tidak adil

Tabel 2.1 Tabel Pemimpin etis dan tidak etis


11

2. Tujuan dan Manfaat Kepemimpinan Pendidikan


Manajemen sebagai bentuk teori pengelolaan yang diberlakukan kepada
seluruh aspek hidup manusia baik secara individual maupun kelompok.
Manajemen kepemimpinan sebagai turunannya juga menjadi hal yang penting
dalam penerapannya. Dalam hal ini salah satunya adalah di dunia Pendidikan.
Pendidikan yang di definisikan dalam UU Republik Indonesia No 20
tahun 2003 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Keberadaan seorang pemimpin di dunia Pendidikan sangatlah penting,
karena fungsinya yang berkenaan dengan manajemen. Sebagai komponen
penting sebuah Lembaga sekolah maka pemimpinnya yaitu kepala sekolah harus
memiliki kemampuan berbagai aspek seperti manajerial, agar dapat mencapai
tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolahnya. Husaini Usman (2019:143)
memberikan pendapat tentang tujuan dan manfaat kepemimpinan adalah sebagai
berikut :
a. Terwujudnya peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa secara terus
menerus.
b. Tersedianya visi sekolah dan agen perubahan.
c. Terkoordinasinya warga sekolah dalam mewujudkan visi.
d. Terberdayakannya guru secara optimal.
e. Terbinanya pengembangan karier guru.
f. Tingginya kinerja sekolah

Adapun manfaat kepemimpinan Pendidikan adalah :


a. Mampu menilai SWOT kemampuan dirinya yang diperlukan sebagai
kepemimpinan efektif.
b. Menggunakan kekuasaan dengan tepat dan berpengaruh positif dalam
meningkatkan komitmen bawahannya.
c. Menguji nilai-nilai personal dan keyakinan dirinya yang berkaitan dengan
asumsi tentang kepemimpinan dan bawahannya.
d. Memahami sejumlah peranan kepemimpinan.
12

e. Mengenal hubungan antara pemimpin berorientasi tugas dan berorientasi


hubungan manusia.
f. Mengenal pentingnya tujuan moral dan nilai etika dalam kepemimpinan
g. Leadership is often regarded as the single most important factor in the
success or failure of institution (Kepemimpinan sering dianggap sebagai
satu-satunya faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan
institusi).
Beberapa poin yang disebutkan diatas juga diperkuat oleh Husaini Usman
(2019:174), bahwa ada beberapa indicator kepemimpinan Pendidikan yang
efektif antara lain yaitu:

a. Proses belajar siswa bermutu tinggi (motivasi belajar siswa tinggi,


memenuhi 4C, HOTS, Revolusi Industri 4.0, menyenangkan, dan bermakna
untuk siswa di masa depan).
b. Hasil belajar siswa bermutu tinggi (banyak perlombaan yang dijuarai siswa)
c. Guru diberdayakan secara proporsional (adil) dan professional.
d. Prestasi kerja guru tinggi (banyak guru yang menjadi juara lomba).
e. Warga sekolah disiplin dan patuh kepada kepala sekolahnya atas dasar
kesadaran pribadi bukan diancam oleh kepada sekolahnya.
f. Kepala sekolah memiliki kepribadian yang baik.
g. Kepala sekolah memiliki keterampilan social (pandai bergaul) yang baik
h. Kehadiran kepala sekolah menyenangkan bukan menegangkan semua
pihak.
i. Kepala sekolah memiliki pengetahuan kepemimpinan dan mampu
menerapkannya dengan tepat.
j. Hubungan sekolah dengan stakeholder sekolah baik.
k. Kepala sekolah mendapat dukungan dari atasannya untuk memajukan
sekolah.
l. Mampu mewujudkan budaya dan iklim sekolah yang kondusif.
m. Mempu melengkapi sarasa dan prasarana sekolah yang diperlukan.
n. Akreditasi sekolah dan menjadi sekolah favourite.
o. Putus sekolah tidak ada atau minimal
p. Lulusan diterima melanjutkan ke perusahaan favourite
q. Lulusan bekerja atau berwirausaha
Kepemimpinan kepala sekolah adalah sebuah jabatan yang dalam fungsinya
yaitu mengelola proses pembinaan peserta didik sebagai aset bangsa dan negara.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya kepala sekolah harus berkomitmen
terhadap jabatnnya. Komitmen tersebut dijelaskan dalam etika kepemimpinan
kepala sekolah. Mulyasa (2019:59) menjabarkan sikap dan perilaku yang perlu
dimiliki kepala sekolah, yaitu sebagai berikut :
13

a. Memiliki tanggung jawab terhadap jabatan yang dipercayakan kepadanya


b. Memiliki kepedulian dan komitmen tinggi untuk mencapai sesuatu yang
bermakna selama menduduki jabatannya.
c. Menegakkan disiplin waktu dengan penuh kesadaran bahwa disiplin
merupakan kunci keberhasilan.
d. Melaksanakan setiap tugas dan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, dan
selalu jelas makna dari setiap kegiatan dalam kaitannya dengan peningkatan
mutu lulusan.
e. Proaktif (berinisiatif melakukan sesuatu yang diyakini baik) untuk
peningkatan mutu Pendidikan di sekolah, tidak hanya reaktif (hanya
melaksanakan kegiatan jika ada petunjuk).
f. Memiliki kemampuan dan keberanian untuk menuntaskan setiap masalah
yang dihadapi oleh sekolahya.
g. Menjadi leader yang komunikatif dan motivator bagi stafnya untuk lebih
berprestasi serta tidak bersikap bossy (pejabat yang hanya ingin dihormati
dan dipatuhi).
h. Memiliki kepekaan dan merasa ikut bersalah terhadap sesuatu yang kurang
pas serta berusaha untuk mengoreksinya.
i. Berani mengoreksi setiap kesalahan secara tegas dan bertindak bijaksana
serta tidak permisif.

C. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru

Istilah kinerja berasal dari kata job performance/actual permance yang


berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Oleh
karena itu, menurut bahasa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang nampak
sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga
ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut.
Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang. (Mulyasa,
2012:118)

Dalam pandangan Ridwan (2013:79) Kinerja adalah unjuk kerja yang


dicapai pimpinan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan standar dan kriteria
yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. Sementara itu Supardi (2014 : 45) Kinerja
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.

Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual, emosional,
14

intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya yang terkait dengan pendidikan anak di
sekolah, di lembaga pendidikan dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang
terdapat di dalam kurikulum. (Suparlan, 2005:12)

Dari beberapa pengertian diatas, secara praktis kinerja guru dapat diartikan
sebagai suatu capaian atau prestasi seorang guru dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka mencerdaskan semua
aspek kehidupan dalam diri siswanya.

Dalam pandangan Supardi (2014:69) Kinerja guru juga dapat ditunjukkan


dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan untuk dipenuhi
yakni, kompetensi pedagogik (kemampuan mengolah pembelajaran), kompetensi
kepribadian (kepribadian yang mantap, akhlak), kompetensi profesi (kemampuan
penyesuaian bahan ajar secara luas dan mendalam), serta kompetensi sosial
(kemampuan berkomunikasi dan bersosialisai).

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru


Banyak yang mempengaruhi kinerja organisasi maupun individu. Menurut
Tempe yang dikutip oleh Supardi (2014:50) berpendapat bahwa: “faktor- faktor
yang mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja seseorang antara lain adalah
lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik
dan administrasi pengupahan”.
Dari faktor-faktor diatas terdapat faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi terhadap kinerja pegawai yaitu kepemimpinan (perilaku
manajemen). Bahwa dengan kelompok kerja berprestasi tinggi memiliki pemimpin
yang berhasil membina serta memelihara semangat dan motivasi bawahan guna
mencapai tingkat produktivitas yang dipandang perlu oleh organisasi agar
kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi. Dengan demikian kinerja guru dipengaruhi
oleh kondisi kerja, beban kerja da kepemimpinan.
15

Kondisi kerja

Kinerja
Kepemimpinan

Beban kerja

Gambar 2.2 faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

3. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena dengan
penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari standar, ukuran atau kriteria
yang lebih baik yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga kelemahan-kelemahan
yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi serta akan memberikan umpan balik
kepada guru tersebut. Menurut Yamin dan Maisah (2010: 116-127) Manfaat dari
penilaian kinerja guru adalah:

a. Perbaikan kinerja
b. Penyesuaian kompensasi
c. Keputusan penetapan
d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
e. Perencanaan dan pengembangan karir
f. Efisiensi proses penempatan staf
g. Ketidakakuratan informasi
h. Kesalahan rancangan pekerjaan
i. Kesempatan kerja yang sama
j. Tantangan-tantangan eksternal
k. Umpan balik pada sdm

Dalam Junaidin (2006 : 45-66) Kepala sekolah juga harus memahami


dan melaksanakan fungsinya sebagai penunjang peningkatan kinerja guru
16

antara lain, dengan cara:


a. Membantu guru memahami, memilih dan merumuskan tujuan
pendidikan yang dicapai.
b. Mendorong guru agar mampu memecahkan masalah-masalah
pembelajaran yang dihadapi dan dapat melihat hasil kerjanya.
c. Memberikan pengakuan atau penghargaan terhadap prestasi kerja guru
secara layak, baik yang diberikan oleh kepala sekolah maupun yang
diberikan semasa guru, staf tata usaha, siswa, dan masyarakat umum
maupun yang diberikan pemerintah.
d. Mendelegasikan tanggung jawab dan kewenangan kerja kepada guru untuk
mengelola proses belajar mengajar dengan memberikan kebebasan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.
e. Membantu memberikan kemudahan kepada guru dalam proses pengajuan
kenaikan pangkatnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
f. Membuat kebijakan sekolah dalam pembagian tugas guru, baik beban
tugas mengajar, beban administrasi guru maupun beban tugas tambahan
lainnya harus disesuaikan dengan kemampuan guru itu sendiri.
g. Melaksanakan tehnik supervisi yang tepat sesuai dengan kemampuannya
dan sesuai dengan keinginan guru-guru secara berkesinambungan dalam
upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam proses
pembelajaran.
h. Mengupayakan selalu meningkatkan kesejahteraannya yang dapat diterima
guru serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya.
i. Menciptakan hubungan kerja yang sehat dan menyenangkan dilingkungan
sekolah baik antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, guru
dengan siswa, guru dengan tata usaha maupun yang lainnya.
j. Menciptakan dan menjaga kondisi dan iklim kerja yang sehat dan
menyenangkan di lingkungan sekolah, terutama di dalam kelas, tempat
kerja yang menyenangkan, alat pelajaran yang cukup dan bersifat up to
date, tempat beristirahat di sekolah yang nyaman, kebersihan dan
keindahan sekolah, penerangan yang cukup dan masih banyak lagi.
k. Memberikan peluang pada guru untuk tumbuh dalam meningkatkan
pengetahuan, meningkatkan keahlian mengajar, dan memperoleh
keterampilan yang baru.
l. Mengupayakan adanya efek kerja guru di sekolah terhadap keharmonisan
anggota keluarga, pendidikan anggota keluarga, dan terhadap kebahagiaan
keluarganya.
m. Mewujudkan dan menjaga keamanan kerja guru tetap stabil dan posisi
kerjanya tetap mantap sehingga guru merasa aman dalam pekerjaannya.
n. Memperhatikan peningkatan status guru dengan memenuhi kelengkapan
status berupa perlengkapan yang mendukung kedudukan kerja guru,
misalnya tersediahnya ruang khusus untuk melaksanakan tugas, tempat
istirahat khusus, tempat parkis khusus, kamar mandi khusus dan sebagainya.
o. Menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk
mensukseskan program-program pendidikan di sekolah.
17

p. Menciptakan sekolah sebagai lingkungan kerja yang harmonis, sehat,


dinamis dan nyaman sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh
produktivitas dan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.

D. Implementasi Perlilaku Etis Kepala Sekolah Terhadap Karyawan dalam


Meningkatkan Kinerja Guru

Etika digambarkan sebagai bagian integral dari keseluruhan keberadaan,


sikap, dan perilaku serta bukan hanya ketaatan terhadap aturan atau sila tertentu.
Etika menentukan bagaimana orang harus bertindak. (Thakkar, 2020:156)

Seorang kepala sekolah adalah pemimpin di lembaga atau instansinya.


Didalam membuat keputusan, seorang pemimpin harus dapat membedakan dengan
hati-hati apa yang orang yakini benar atau salah dari apa yang benar atau salah,
artinya percaya itu benar tidak membuatnya benar dan percaya bahwa itu salah
tidak membuatnya salah. (Thakkar, 2020:156). Dengan kata lain, seorang
pemimpin harus tahu betul keputusannya benar atau salah dengan sebenar-
benarnya.
Dari pemaparan tentang etika manajemen, karakteristik pemimpin beretika
dan kinerja guru, dapat dipahami bahwa seorang kepala sekolah sangat berperan
penting dan menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan kinerja guru.
1. Klasifikasi Etika Manajerial
Menurut Griffin (2016:48) menyatakan bahwa :
Managerial ethics are the standards of behaviour that guide individual
managers in their work.3 Although ethics can affect managerial work in any
number of ways, it’s helpful to classify behaviour in terms of three broad
categorie: Behaviour Toward Employee; Behaviour Toward The
Organization; Behaviour Toward Other Economic Agents.

Etika manajerial adalah standar perilaku yang memandu manajer individu


dalam pekerjaan mereka. Meskipun etika dapat memengaruhi pekerjaan manajerial
dalam berbagai cara, ada baiknya mengklasifikasikan perilaku dalam tiga kategori
besar: Perilaku Terhadap Karyawan; Perilaku Terhadap Organisasi; Perilaku
Terhadap Agen Ekonomi Lainnya.
18

Dari pemaparan tersebut, salah satu dari tiga kategori besar etika
manajemen yang bersinggungan langsung dengan karyawan (dalam konteks
sekolah adalah guru dan tenaga pendidikan) adalah perilaku terhadap karyawan.
Perilaku seorang manajer terhadap karyawannya akan berdampak pada kinerja
karyawan.

Menurut Griffin (2016:48) menyatakan bahwa : There are important ethical


questions with regard to issues like hiring and firing, wages and working
conditions, and privacy. Ada pertanyaan etis penting terkait dengan masalah
seperti perekrutan dan pemecatan, upah dan kondisi kerja, dan privasi.
Etika dan pedoman hukum menyatakan bahwa keputusan perekrutan dan
pemecatan harus didasarkan semata-mata pada kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, seorang manajer yang
mendiskriminasi etnis minoritas mana pun dalam perekrutan menunjukkan
perilaku yang tidak etis dan ilegal. Tapi bagaimana dengan manajer yang
mempekerjakan seorang teman atau kerabat ketika orang lain mungkin lebih
berkualitas? Keputusan seperti itu mungkin tidak ilegal, tetapi kebanyakan dari kita
mungkin dianggap tidak pantas karena alasan etika. Tapi hal tersebut belum tentu
dipandang tidak etis di beberapa orang negara-negara lain.
Upah dan kondisi kerja juga merupakan suatu hal yang diperdebatkan.
Pertimbangan seorang manajer yang membayar pekerja kurang dari apa yang layak
pekerjanya terima karena manajer tahu bahwa karyawan tidak mampu untuk
berhenti. Disisi lain beberapa orang akan melihat perilaku itu tidak etis, disisi
lainya akan melihatnya sebagai hal yang cerdas dalam bisnis.
Melindungi privasi karyawan adalah area lain di mana ada implikasi etis. Di
Indonesia, hukum tentang perlindungan data pribadi diatur dalam UU Republik
Indonesia No. 27 Tahun 2022, tentang perlindungan data pribadi. Dalam UU
tersebut disebutkan pada pasal 1 ayat 1 :
Data pribadi adalah data tentang orang perseorangan yang teridentifikasi
atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasi dengan
informasi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
sistem elektronik atau nonelektronik.
19

Adapun jenis data pribadi dalam Pasal 4 UU PDP terdiri dari data pribadi
yang bersifat spesifik dan data pribadi yang bersifat umum. Data pribadi yang
bersifat spesifik meliputi data dan informasi kesehatan, data biometrik, data
genetika, catatan kejahatan, data anak, data keuangan pribadi, dan/atau data
lainnya. Sedangkan data pribadi yang bersifat umum meliputi nama lengkap, jenis
kelamin, kewarganegaraan, agama, status perkawinan, dan/atau data pribadi yang
dikombinasikan untuk mengidentifikasi seseorang. Sehingga jika tidak ada data
yang terkait dengan kepentingan perusahaan, maka ranahnya tetap masuk area
privacy, dan perusahaan dilarang mengakses data pribadi milik karyawan tersebut.
Oleh karena itu, harus diperhatikan hal-hal yang disebutkan dalam pasal 20 ayat 2
sebagai berikut :
a. persetujuan yang sah secara eksplisit dari subjek data pribadi untuk satu
atau beberapa tujuan tertentu yang telah disampaikan oleh pengendali
data pribadi kepada subjek data pribadi;
b. pemenuhan kewajiban perjanjian dalam hal subjek data pribadi
merupakan salah satu pihak atau untuk memenuhi permintaan subjek
data pribadi pada saat akan melakukan perjanjian;
c. pemenuhan kewajiban hukum dari pengendali data pribadi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. pemenuhan pelindungan kepentingan vital subjek data pribadi;
e. pelaksanaan tugas dalam rangka kepentingan umum, pelayanan publik,
atau pelaksanaan kewenangan pengendali data pribadi berdasarkan
peraturan perundang-undangan; dan/atau
f. pemenuhan kepentingan yang sah lainnya dengan memperhatikan
tujuan, kebutuhan, dan keseimbangan kepentingan pengendali data
pribadi dan hak subjek data pribadi.

Pasal di atas adalah sebagai batasan untuk mengakses suatu data yang
dikuasai pegawai oleh suatu perusahaan.

2. Teori Etika Manajemen


Adapun terkait teori tentang etika manajemen yang ada pada saat ini
sangatlah banyak. Dalam Thakkar (2020 : 159-164) setidaknya ada 2 teori tentang
etika manajemen.
20

a. Utilitarianisme
Utilitariasnisme adalah sebuah doktrin yang dicetuskan dan dikembangkan
oleh Jeremi Bentham dan Jhon Stuart Mill. Dalam teori ini menyatakan bahwa kita
harus selalu bertindak untuk menghasilkan keseimbangan terbesar antara kebaikan
dan keburukan bagi semua orang yang terdampak dari tindakan atau keputusan
kita. (2020 : 159). Inti dari teori ini adalah kebahagiaan dan kesenangan bagi
banyak orang.
Bila menganalisis pandangan ini, kepala sekolah harus mengambil suatu
keputusan untuk para guru, sehingga keputusan tersebut dapat memunculkan
kebahagiaan dan kesenangan.
Lebih lanjut dari kebahagiaan dan kesenangan, pandangan antara Bentham
dan Mill memiliki perbedaan. Saepuloh (2020: 245) mengemukakan bahwa
kebahagiaan dalam pandangan Betham lebih berfokus pada kuantitas (jumlah)
orang yang terdampak. Sedangkan dalam pandangan Mill selain dari kuantitas,
kualitas dari kebahagiaan pun patut menjadi tolak ukur.
Menurut Mill dalam Sapuloh (2020: 246) membagi kebahagian kedalam
“Ranking”. Ranking yang pertama adalah rangking bawah yakni kebahagiaan yang
sementara. Artinya kebahagiaan itu hanya untuk sementara saja yang sewaktu-
waktu dapat berubah menjadi kesengsaraan, hal ini bila penempatannya tidak tepat.
Contoh dari kebahagiaan ini seperti tidur, belanja, liburan dan lain-lain Untuk
ranking selanjutnya adalah ranking yang lebih tinggi, dimana ranking ini bersifat
waktu panjang dan selamanya. Contohnya belajar, membaca, berlatih, agama dan
yang lainnya.
Dari pemaparan tersebut, perilaku atau keputusan etis kepala sekolah
kepada karyawannya harus bertumpu pada kuantitas dan kualitas kebahagiaan.
Artinya setiap fungsi manajemen yang para pakar manajemen kemukakan seperti
planning, organizing, actuating dan controling yang dilakukan oleh kepala sekolah
harus berpusat pada kebahagiaan karyawan di masa depan. Bila ditinjau secara
praktis, ketika sebuah perilaku atau keputusan etis dibuat bagi seluruh karyawan,
kinerja karyawan akan lebih meningkat.
21

b. Teori Produktivitas dan Keseimbangan


Dalam Thakkar (2020 : 161) mengemukakan bahwa teori ini terkait dengan
empat kecerdasan yang berbeda. Adapun 4 kecerdasan ini adalah kecerdasan fisik,
kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Lebih
lanjut, konsep ini sebagai pendekatan Inward Looking (melihat kedalam). Artinya
segala sesuatu yang terjadi berasal dari diri sendiri.

Physical
Intelligence

Spiritual Emotional
Intelligence Individual Intelligence

Cognitive
Intelligence

Gambar 2.3 siklus keseimbangan empat kecerdasan


Dalam pandangan ini, ketika salah satu dari empat kecerdasan ini tidak
seimbang, akan menjadi suatu krisis atau konflik, hubungan interpersonal akan
tegang dan tidak efektif. Hubungan interpersonal yang etis beresonansi dengan rasa
hormat, kepercayaan, kejujuran, kesetiaan, dan dorongan. Ada sinergi keselarasan
antara elemen-elemen ini dan tingkat produktifitas (Kinerja) karyawan. (Thakkar,
2020: 162). Artinya dalam teori ini ada korelasi antara perilaku etis dengan kinerja.
Alat untuk mengukur ini adalah keterampilan refleksi.
22

Gambar 2.4 Proses reflektif

Adapun cara menggunakan alat ini adalah ketika ada hasil yang tidak
menyenangkan (sesuai tujuan) dalam bentuk atau sifat, misalnya guru melakukan
kesalahan dan tidak mau mengulanginya lagi, maka harus melihat kembali
kebelakang secara sistematis melalui semua tindakan, pemikiran dan keputusan
yang dibuat kemudian menuliskannya. Setelah itu memantau apa yang bisa
dilakukan secara berbeda. Dengan kata lain, setelah reflektif ini seorang pemimpin
harus mengambil tindakan korektif dan langkah-langkah untuk meningkatkan
proses dan keputusan. (Thakkar, 2020: 162).

Contoh dari penggunaan konsep ini adalah bila suatu problem terjadi di
sekolah, misalnya guru dalam proses pembelajarannya tidak efektif, sementara
kepala sekolah jarang datang ke sekolah, apakah etis bila seorang kepala sekolah
langsung menegur guru tersebut? Tentu saja hal ini tidak etis karena mungkin
penyebab dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah kurang
pengawasan dari kepala sekolah yang jarang hadir.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

Didalam penelitian perlu ditetapkan prosedur penelitian yang didalamnya


yang mencakup pendekatan dan metode penelitian, tempat dan waktu penelitian,
data dan sumber data, prosedur data, analisis data dan pemeriksaan keabsahan data
(validitas dan reliabilitas). Hal ini perlu dilakukan untuk lebih mempertajam
penelitian tersebut.

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian


1. Pendekatan
Pendekatan penelitian merupakan metode atau cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan kegunaan tertentu (Darmadi Hamid, 2014:153). Dalam
pandangan lain, Sukandarrumidi menjelaskan pendekatan penelitian merupakan
cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan
jawaban atas masalah yang diajukan (Sukandarrumidi, 2012:111).
Pendekatan penelitian adalah keseluruhan cara atau kegiatan dalam suatu
penelitian yang dimulai dari perumusan masalah sampai membuat suatu
kesimpulan. Pendekatan penelitian ada dua macamya itu pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif artinya informasi atau data yang
disajikan berupa angka sedangkan pendekatan kualitatif informasi atau data yang
disajikan berupa pernyataan. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang
juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data
dengan cara bertatap muka langsung dan berinteaksi dengan orang-orang di tempat
penelitian.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif karena semua data yang diperoleh
dalam bentuk hasil interview dan tatap muka. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian berdasarkan studi kasus.

23
24

2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah merupakan cara yang digunakan untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun dalam penelitian ini
metode yang digunakan adalah metode deskriptif.
Sukmadinata (2017: 72) berpendapat bahwa penelitian deskriptif adalah jenis
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjabarkan fenomena yang
ada, baik fenomena alami maupun fenomena buatan manusia bisa mencakup
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena satu dengan fenomena lain.
Seperti yang telah dikemukakan, penelitian ini bersifat deskriptif yaitu hanya
sebatas pada usaha untuk mengungkapkan suatu permasalahan, keadaan atau
peristiwa sebagaimana berkenaan dengan masalah penelitian dalam implementasi
etika manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul
Jannah pangalengan
.
B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Banyak para ahli pikir di bidang pendidikan yang merumuskan tentang
pengertian observasi salah satu diantanya adalah Sutrisno, (2004: 136) menyatakan
bahwa :
Observasi dimaksudkan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Atau dengan kata lain cara-cara
mengungkapkan data yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat gejala-
gejala yang sedang diselidiki tentang observasi ini penulis menggunakan kerangka
faktor-faktor yag diatur atau dikategorikan terlebih dahulu.

Menurut Subagyo (2004: 63) mengemukakan bahwa,


Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai
fenomena sosial dengan gejala- gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.
Observasi sebagai alat pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan, dapat
pula dengan daftar isian yang telah disiapkan.

Tujuan observasi adalah mendeskripsikan seting yang dipelajari, aktivitas-


aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
25

kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi
adalah mengamati hal yang tidak terjadi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga informan tidak merasa bahwa dirinya dijadikan subjek penelitian. Dalam
penelitian kualitatif ini teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara
yang tak terstruktur (unstructure interview) dan wawancara yang tersruktur
(directed interview) atau wawancara terfokus (focused interview) dan wawancara
tidak terarah (nondirected interview) atau wawancara bebas (free interview).
Wawancara tidak terarah dilakukan oleh peneliti agar informan memperoleh
kebebasan dan kesempatan mengularkan pikiran, pandangan, dan perasannya tanpa
diatur oleh peneliti. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
keterangan yang terinci.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Yang menjadi informan dalam
penelitian ini yaitu Bapak Ade Jalaludin, S.Pd.I. MM.Pd. dengan Jabatan Kepala
Madrasah MIS Thariqul Jannah Pangalengan.

3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data agar menghasilkan catatan
penting berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data
lengkap, sah dan bukan berdasarkan pemikiran Basrowi (2008:158).
Peneliti mengarsipkan hasil Wawancara, supaya data yang peneliti buat
sesuai dengan bukti dan dokumentasi yang ada. Dan mempermudah peneliti untuk
memacahkan masalah yang akan di hadapi oleh peneliti. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.
26

Dalam dokumentasi ini peneliti mengumpulkan bebarapa data yang di terima


dari MIS Thariqul Jannah Pangalengan.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah MIS Thariqul Jannah yang
terletak di Kp. Lamajang, RT.004/RW.005 Desa Lamajang, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan lokasi
penelitian ini karena MIS Thariqul Jannah merupakan adalah etika kepala sekolah
yang selalu mencontohkan secara langsung, menjadi teladan bagi karyawannya,
mengambil keputusan dengan asas demokrasi dan visioner.

2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tidak dikenal
dengan populasi dan sampel seperti dalam penelitian kuantitatif karena penelitian
berangkat dari kasus keberadaan individu atau kelompok dalam situasi soaial
tertentu dan hasilnya hanya berlaku pada situasi sosial itu.
Menurut Arikunto (2016:26) subjek penelitian adalah memberi batasan
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek
penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian,
itulah data tentang variabel yang peneliti amati.
Pada penelitian kualitatif subjek penelitian disebut dengan istilah informan,
yaitu orang yang memberikan informasi tentang data yang diinginkan peneliti
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun subjek utama (key
informan) dalam penelitian ini adalah Bapak Ade Jalaludin S.Pd.I., MM.Pd. selaku
kepala sekolah MIS Thariqul Jannah.
27

D. Objek Penelitian
Objek penelitian di dalam riset adalah suatu atribut atau sifat dan nilai dari
orang, objek atau kegiatan dengan suatu variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari serta ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014: 20).
Objek penelitian dalam suatu riset sendiri dapat berupa sifat dari seseorang
ataupun sekelompok orang. Kemudian ditemukan masalah atau pandangan dari
kelompok orang yang perlu diteliti lebih mendalam. Dari masalah yang telah
ditemukan itu, kemudian dicari penyebabnya atau untuk ditemukan saran dari
permasalahan yang mereka hadapi.
Variasi mengenai suatu objek di dalam riset disusun dan ditetapkan secara
pribadi oleh para peneliti. Tujuan dari penyusunan objek penelitian supaya
penelitian dapat dilakukan dengan lebih berfokus pada satu masalah. Dengan
begitu, penelitian dapat dilakukan dengan lebih detail dan lebih kompleks karena
hanya berfokus pada satu objek penelitian saja.
Dari pemaparan diatas adapun objek penelitian ini adalah etika manajemen
kepala sekolah di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.

E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Membuat izin penelitian yang selanjutnya ditujukan untuk meminta perizinan
kepada Lembaga terkait agar dapat melaksanakan penelitian di Lembaga yang
bersangkutan.
2. Tahap Pelaksanaan (eksplorasi)
a. Observasi secara langsung di lapangan terkait hal yang sedang diteliti
b. Wawancara dengan kepala sekolah MIS Thariqul Jannah Pangalengan
c. Dokumentasi berbagai file yang berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
3. Tahap Akhir (member check)
Tahap akhir dari penelitian ini yaitu setelah mendapatkan berbagai macam
data di lapangan selanjutnya kelompok kami mengolah data tersebut. Setelah diolah
dan dilakukan analisis terhadap data yang telah ditemukan dilakukan pengkajian
28

keabsahan data lalu ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian.
F. Penyusunan Instrumen Penelitian
Pada pelaksanaan pengumpulan data penelitian kualitatif instrumen utamanya
adalah peneliti sendiri, dengan mengunakan beberapa alat atau instrumen penelitian
yang disesuaikan dengan sifat data yang dikumpulkan, sehingga data yang
diharapkan akan dapat diperoleh data yang secara akurat dan pembahasan yang
memiliki validitas yang akurat. Untuk mendapatkan data yang relevan dengan
masalah yang diteliti, maka mempergunakan beberapa instrumen yang dianggap
dapat digunakan pada saat penelitian yaitu, pertanyaan, data chek list observasi dan
data chek list dokumentasi: Instrumen wawancara atau pendemon wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur dan tidak struktur (bebas). Secara bebas dapat diartikan
bahwa pewawancara bebas untuk menanyakan apa saja kepada terwawancara
berdasarkan pedoman wawancara.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

No. Variabel Dimensi Indikator


1 Etika 1. Karakteristik Bagaimana karakteristik kepala
Manajemen Kepala sekolah sekolah di MIS Thariqul Jannah
kepala Pangalengan?
sekolah 2. Perekrutan dan Bagaimana etika perekrutan dan
pemecatan guru pemecatan guru di MIS Thariqul
Jannah Pangalengan ?

3. Penugasan dan Bagaimana etika penugasan dan
pengupahan pengupahan guru di MIS Thariqul
Jannah Pangalengan?

29

No. Variabel Dimensi Indikator


4. Penjagaan Privasi• Bagaimana etika penjagaan privasi
guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan.
5. Hambatan Apa Hambatan penerapan etika
penerapan etika manajemen di MIS Thariqul Jannah
manajemen Pangalengan?

G. Teknik Pengolahan Data / Analisis Data


Data yang diperoleh setelah melakukan penelitian dilapangan (field research)
akan diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data Mile dan Huberman
dalam Salim (2016: 20-24) yang menyebutkan tiga langkah pengolahan data
kualitatif, yakni reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification), seperti dijelaskan
sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, maka perlu dicatat secara
rinci dan teliti. Karena makin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan
makin banyak, kompleks, dan rumit. Sehingga perlu dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian Data (Data Display)


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
(penyajian data). Melalui penyajian data ini, maka data terorganisasikan dengan
baik, tersusun dengan benar, sehingga data semakin mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing and Verification)
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi data. Karena kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan ada perubahan bila ditemukan data-data pendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
30

H. Pengkajian Keabsahan Data


Hasil penelitian kualitatif masih diragukan berbagai kalangan dari sisi nilai
ilmiahnya, karena dianggap kurang valid dan reliable. Validitas adalah ukuran
ketepatan yang benar atau salah. Oleh karena itu, agar hasil penelitian kualitatif ini
dapat di terima sebagai suatu karya ilmiah yang memiliki kredibilitas (dapat
dipercaya), maka perlu ada pemeriksaan keabsahan data yang didapatkan. Untuk
mencapai validitas yang baik, maka dalam penelitian ini, peneliti melakukan hal-
hal sebagai berikut.
1. Reliabilitas
Dalam penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan kecocokan konsep
penelitian dengan konsep yang ada pada responden. Untuk mencapai hal tersebut,
dalam penelitian ini dilakukan antara lain:
a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan cara membandingkan dengan
data dari sumber lain seperti buku-buku sumber; seperti hasil wawancara mengenai
kepemimpinan manajerial kepala sekolah dan kinerja operator sekolah.
b. Pembicaraan dengan kolega (peer Debriegfing), yaitu peneliti membahas catatan
lapangan dengan kolega dan teman sejawat yang mempunyai kompetensi dalam
bidang manajemen; pembicaraan dengan kolega dilakukan apabila data yang
ditemukan seperti koordinasi dan komunikasi yang dilakukan kurang sesuai dengan
kondisi nyata di lapangan.
c. Penggunaan bahan referensi digunakan untuk mengamankan berbagai informasi
yang didapat dari lapangan.
d. Mengadakan member check setiap akhir wawancara dilakukan, atau pembahasan
suatu topik, sehingga perbedaan suatu masalah dapat dihindarkan seperti sistem
kerja yang dilakukan, kemudian dilakukan konfirmasi dengan nara sumber terhadap
laporan hasil wawancara, maka jika ada kekeliruan data dapat diperbaiki atau
apabila ada data yang kurang dapat ditambah dengan informasi baru.
2. Dependabilitas
Dependabilitas atau ketergantungan adalah satu kriteria kebenaran dalam
penelitian kualitatif yang pengertiannya sejajar dengan reliabilitas dalam penelitian
kuantitatif, yakni mengupas tentang konsistensi hasil penelitian. Konsep
31

ketergantungan lebih luas dari pada reliabilitas, karena peninjauannya lebih dari
segi konsep, tetapi memperhitungkan berbagai aspek atau segala-galanya yang ada
pada reliabilitas itu sendiri.
3. Transferabilitas
Trasferabilitas atau keteralihan merupakan validitas eksternal hasil penelitian
sehingga sejauh manakah dari hasil penelitian ini dapat diterapkan atau di
aplikasikan dalam konteks atau situasi lain. Transferabilitas hasil penelitian baru
ada, jika pemakai melihat dari situasi identik dan memiliki keserasian antara hasil
penelitian dengan permasalahan ditempatnya. Meskipun diakui, bahwa tidak ada
situasi yang sama pada tempat dan kondisi yang lain. Transferabilitaas merupakan
suatu kemungkinan, sehingga peneliti tidak memiliki keyakinan akan dapat
menjamin validitas eksternal ini.
4. Konfirmabilitas
Agar kebenaran dan objektivitas hasil penelitian dapat di buktikan dan dapat
dipertanggungjawabkan, kemudian dilakukan audit trail, yakni dengan melakukan
pemeriksaan ulang sekaligus konfirmasi untuk menyediakan bahwa hal-hal yang
dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata, maka peneliti
melakukan upaya:
a. Data mentah yang diperoleh direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap
dan cermat.
b. Data yang sudah terkumpul kemudian di konfirmasi ulang melalui observasi,
wawancara, dan upaya lainnya, untuk memastikan kebenarannya.
c. Melakukan pengolahan dan analisis data secara sederhana untuk membuktikan
kebenaran data, sehingga data dapat dipercaya kebenarannya.
BAB IV
GAMBARAN UMUM, TEMUAN PENELITIAN, INTERPRETASI,
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Thariqul Jannah.
Madrsah ini berlokasi di Kp. Lamajang, RT. 04/RW/ 05, Ds. Lamahang, Kec.
Pangalengan, Kab. Bandung-Jawa Barat. Peneltian ini dilakukan pada hari Rabu
tanggal 7 Desember 2022.
Madrasah ibtidaiyah atau disingkat “MI” adalah jenjang paling dasar pada
pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang
pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Madrasah setara dengan
Sekolah Dasar yang menjadikan pembeda kedua jenjang terebut salah satunya
adalah pada Sekolah Dasar ilmu agama yang disampaikan hanya ada di PAI,
sedangkan di Madrasah terdapat beberapa cabang ilmu agama seperti Fiqih, Al
Qur’an Hadist, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam, dimana
pembelajarannya yang berpusat pada keagamaan.

Kontribusi penting dengan berdirinya Madrasah sebagai lembaga yang


ikut serta memiliki tujuan pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagaimana tujuan Pendidikan Indonesia. Apabila dikaitkan dengan Kurikulum
yang berlangsung yakni K13 menjadikan lembaga yang layak di perhitungkan
dalam mecetak generasi bangsa yang memiliki karakter yang baik dimasa depan
dengan salah satunya melalui pembelajaran yang berpusat pada keagamaan yang
pasti berkaitan dengan moral.
MIS Thariqul Jannah Pangalengan mempunyai visi “Terwujudnya
Madrasah yang Mencetak Generasi Qur’ani yang Berilmu, Berbudaya,
Berwawasan Global dan Berakhlakul Karimah.”
Adapun misi dari MIS Thariqul Jannah diantaranya :
1. Menumbuhkan kebaganggan sikap dan amaliah agama islam
2. Menumbuhkan minat mencari ilmu
3. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif dan berkualitas.

44
45

4. Meningkatkan pencapaian prestasi akademik dan non akademik


5. Menerapkan manajemen madrsah berbasis teknologi
6. Memelihara nilai-nilai budaya
7. Membangun citra madrasah sebagai mitra terpercaya masyarakat
Secara geografis MIS Thariqul Jannah terletak di daerah pegunungan,
yang kebanyakan masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Selain dari pada itu, kebanyakan masyarakat di daerah ini masih memegang
teguh adat dan kebudayaan yang diturunkan turun temurun dari nenek moyang
mereka sehingga MIS Thariqul Jannah menjadi madrasah yang tidak menolak
kemajuan dunia, tapi tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada.

B. Temuan Penelitian
Setelah seluruh data-data yang diperlukan berkumpul dengan lengkap,
langkah selanjutnya adalahn melakukan analisis terhadap data-data yang telah
terkumpul tersebut. Penelitian ini mengkomparasikan antara data-data yang
berasal dari lapangan dengan data kepustakaan yang berupa teori dan konsep
yang ada relevansinya sebagai standar penilaian. Data yang telah diperoleh
melalui hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi, maka penelitian ini
dideskripsikan dan dikelompokkan berdasarkan pertanyaan penelitian.
Penelitian ini sekaligus berfungsi sebagai jawaban atas pertanyaan
penelitian yang diajukan berdasarkan hasil permasalahan yang diteliti dari mulai
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan organisasi
pendidikan yang berfokus pada manajemen sumber daya manusia sebagai upaya
meningkatkan profesionalitas guru di era globalisasi. Temuan yang didapat dari
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik kepala sekolah di MIS Thariqul Jannah Pangalengan


Karakteristik seorang kepala sekolah sangat berperan penting dalam
meningkatkan kinerja guru. Karakteristik atau lebih dikenal dengan kepribadian
kepala sekolah merupakan cerminan dari apa yang ada di dalam pikiran dan
hatinya. Bila seorang kepala sekolah memiliki pemikiran yang buruk,
46

mementingkan kepentingan pribadi, tidak memberikan contoh yang baik maka


dipastikan akan menimbulkan konflik di sekolah yang nantinya akan berdampak
pada kinerja guru. (CL. Wwc. 07 Des 2022)
Untuk karakteristik saaya sendiri mungkin bisa ditanyakan langsung
kepada guru-guru di sini, karena mereka yang berhak menilai. Namun, saya
secara selalu berusaha untuk menjadikan akhlak sebagai pedoman dalam
manajerial saya.
Sebagai contohnya, di sekolah ada peratuan tentang dilarang membuang
sampah sembarangan. Ketika saya berjalan di depan kelas ada sampah, saya
selalu memasukan sampah tersebut ke tempatnya.
Contoh lainnya ketika saya memutuskan peraturan guru dan murid harus
sudah datang pukul 06.45, saya selalu datang maksimal pukul 06.30. kemudian,
ketika ada kewajiban untuk shalat Dzuhur berjamaah pukul 12.30, saya selalu
hadir lebih cepat di masjid.
Semua hal itu saya lakukan sebagai upaya untuk memberikan contoh
kinerja yang baik kepada guru. Logikanya, ketika saya datang pukul 06.30, masa
guru datang pukul 07.00 atau ketika saya sudah di masjid, tapi guru yang lain
tidak ikut dalam shalat berjamaah.
Namun sebaliknya, ketika saya selalu datang telat dan guru ikut datang
telat, maka saya sendiri tidak bisa menegur guru tersebut. Bisa saja guru tersebut
akan berkata “bapak juga datang ke sekolah pukul 07.30”.
Jadi menurut saya, memberikan perintah dengan memberikan contoh
adalah hal terbaik dan efektif bagi guru-guru agar mereka lebih meningkatkan
kinerja mereka.

2. Perekrutan dan pemecatan guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan


Sebelum menjawab perekrutan guru, untuk sampai saat ini, kami belum
pernah melakukan pemecatan terhadap guru, jadi untuk masalah pemecatan
saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Adapun untuk perekrutan guru saya selalu meminta dulu apa motivasi
dia mau menjadi guru di sini. Kemudian saya mengecek lulusannya, apakah
47

sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan atau tidak. Lulusan minimalnya S-1
pendidikan atau jurusan yang serumpun dengan mata pelajaran yang ada di MI.
selain dari serumpun juga, kami mempertimbangkan keahlian. Misalkan ada
guru yang lulusan PAI, namun pernah pesantren di pesantren khusus Bahasa
Arab dan mumpuni untuk mengampu mapel tersebut, maka bisa di terima.
Selain dari itu faktor utama yang kami lihat adalah track record
akhlaknya di masyarakat. Apakah orang ini akhlaknya bagus atau tidak, pernah
berbuat yang tidak baik atau bagaimana. Selalu kami tekankan bahwa MI ini
mengedepankan akhlak dalam setiap aspeknya.
Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan ada 15. Dari 15 ini yang
bertugas sebagai pendidik ada 12 orang, yang tenaga kependidikan ada 3. Dari
12 pendidik, diantaranya 11 orang merupakan lulusan S-1 pendidikan, yang
diantaranya 8 orang lulusan PAI, 1 orang lulusan PGSd, 1 orang lulusan PGMI,
1 orang masih kuliah di UIN Bandung jurusan Sejarah Peradaban Islam dan
dia masih training. Kemudian satu orang lagi saya lulusan S-2 Magister
Manajemen Pendidikan. Tapi ada 1 orang lagi yakni operator dan guru bahasa
kami yang sedang menjalani kuliah S-2 Magister Manajemen Pendidikan juga.
Kalau ada diantara keluarga yayasan mau menjadi guru di sini, maka
peraturan atau syarat yang telah disebutkan tetap harus di jalani. Contohnya
salah satu guru kami merupakan anak dari guru dan pendiri yayasan di sekolah
ini. Dia dicoba dulu dalam semua aspek selama 1-2 tahun penuh dan
alhamdulillah sekarang sudah menjadi guru tetap di MI ini. Jadi tidak ada
perbedaan apakah dia orang luar, alumni atau keluarga yayasan. Selama ia
berakhlak mulia, berkompeten, berkomitmen dan mau berinovasi untuk
kemajuan sekolah ini, maka pasti akan terima.
48

3. Penugasan dan pengupahan guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan


Untuk pemberian tugas kami sesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki
oleh guru. Contohnya untuk guru lulusan PGMI dan PGSD kami pasti tugaskan
sebagai wali kelas. Untuk wali kelas yang lain, kami tugaskn kepada semua guru
yang sudah mempunyai sertifikasi wali kelas. Untuk operator kami tugaskan kepada
yang mobilitasnya paling tinggi serta faham akan teknologi dan alur kebijakan dari
pusat. Untuk guru bahasa kami tugaskan kepada guru yang pernah belajar bahasa
di pesantren atau ikut less, seperti pak Cecep dan pak Lala merupakan lulusan PAI,
tapi karena pernah belajar di pesantren bahasa yakni Al-Ihsan dan Baitul Arqom
maka saya tugaskan Bahasa Arab kepada mereka. Kemudian Bahasa Inggris kami
tugaskan kepada Pak Cecep, karena pernah belajar di pesantrennya juga dan dia
merupakan Tour Guide untuk wisatawan asing di Rumah Adat Cikondang.
Setidaknya pengalaman dalam bidang tersebut menjadi acuan bagi kami.
Untuk pengupahan sesuai dengan peraturan, berasal dari BOS yang tidak
lebih dari 50%. Namun hanya untuk honorer non sertifikasi dan inpasing. Untuk
jumlahnya sesuai jam atau beban tugas yang diampu. Contohnya untuk guru mapel
yang mengajar selama 18 jam dalam seminggu, pasti berbeda dengan operator yang
tugasnya hampir setiap hari bahkan hari libur.
Adapun besarannya bisa ditanya saja langsung ke gurunya. Namun saya kira
itu cukup untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya/

4. Penjagaan privasi guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan


Dalam menjaga privasi guru, kami tidak pernah membocorkan sedikitpun
mengenai data guru kami. Semua data tersebut kami simpan baik-baik terutama hal
yang berkaitan dengan data diri, keluarga dan yang lainnya. Ketika kami
membutuhkan data tersebut yang berkaitan dengan lembaga, seperti pendataan,
pengajuan atau apapun itu, kami selalu meminta izin terlebih dahulu.
Bila ada pihak luar yang meminta data, kami selalu menanyakan terlebih
dahulu alasan dari permintaan tersebut. Bahkan data siswa pun kami jaga. Ketika
ada pihak seperti puskesmas meminta data siswa untuk vaksin, kami meminta izin
terlebih dahulu kepada orang tua.
49

Yang kami takutkan bila data tersebut bocor dan jatuh kepihak yang tidak
bertanggung jawab serta dipergunakan untuk hal yang tidak baik seperti pinjol dan
lain-lain. Maka karena itu kami senantiasa menjaga data-data yang ada di sekolah
ini.

5. Hambatan penerapan etika manajemen di MIS Thariqul Jannah Pangalengan


Hambatan yang saya hadapi dalam etika manajemen di sekolah ini salah
satunya adalah terkait kemampuan dan hasil yang harus dicapai. Maksudnya adalah
saya tidak bisa menentukan begitu saja membuat suatu keputusan di sekolah ini
tanpa melihat kemampuan guru. contohnya tentang penggunaan Raport Digital
Madrasah.
Tahun lalu ketika baru digalakkanya RDM oleh Kemenag serta dikejar oleh
waktu, hanya sebagian guru yang bisa mengerjakannya. Adapun guru yang belum
mampu mengerjakannya adalah guru yang sudah senior yang lambat dalam hal
teknologi. Oleh karena itu, yang tadinya keputusan saya bahwa raport MI Thariqul
Jannah pada tahun itu semua dikerjakan di RDM, hanya kelas 3-6 yang dapat
merealisasikannya. Untuk kelas 1 dan 2 saya masih perbolehkan untuk
menggunakan raport manual.
Ada lagi yaitu ketika sekolah kami sedang dikejar dengan deadline.
Contohna RKAM dan EMIS. Misalkan tanggal 30 Desember harus sudah selesai
tapi operator dan bendahara belum mengerjakannya, terkadang disana saya otoriter.
Keotoriteran saya ini dipicu karena tuntutan dari atas, namun juga ini berdampak
pada kelangsungan sekolah ini. Mau tidak mau saya harus sedikit memaksa rekan
operator dan bendahara untuk mengerjakannya. Namun saya pastikan, ketika ada
pekerjaan di luar jam, pasti ada tambahan bagi mereka.

C. Interpretasi
Etika adalah bagaimana pilihan dibuat untuk memutuskan apa yang benar
atau salah baik dalam bisnis maupun masyarakat. Etika memiliki perspektif objek
yang mengarah kepada perbuatan, sikap dan tindakan manusia. Etika tentulah harus
diaplikasikan manusia dalam menjalani setiap aspek hidupnya. Peran etika sangat
50

penting di berbagai lingkungan seperti masyarakat, tempat bekerja, dan keluarga.


Tindakan ini sangat berpengaruh terhadap diri sendiri dan juga oranglain.

Manajemen adalah proses keputusan yang akan dilakukan melalui


penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen adalah ilmu dan
seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya
manajemen adalah kemampuan untuk mengatur segala aspek yang berpengaruh
dalam pelaksanaan segala kegiatan yang mengarah kepada tujuan.

Jika kata etika digabungkan dengan kata manejemen sehingga membentuk


kalimat etika manejemen memiliki arti pemikiran atau refleksi tentang moralitas
dalam manajemen. Moralitas disini berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau
tercela, benar atau salah dari perilaku manusia. Jadi kesimpulan deskripsi mengenai
etika manajemen merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang
benar dan yang salah yang berkenaan dengan praktek manajemen yang menjadi
acuan seseorang atau sekelompok orang dalam bertindak dan bertingkah laku yang
berlaku dalam sekelompok orang atau organisasi tertentu.

Dalam konteks manajemen salah satu bagian dari gugusannya adalah


manajemen Sumber Daya Manusia. Manajamen SDM adalah pemanfaatan
sejumlah individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Bila SDM dikaitkan dengan
sekolah, berarti salah satu bagian SDM adalah guru.

Etika manajemen bila diambil secara garis besar, terdapat tiga bagian umum
yakni perilaku terhadap karyawan, perilaku terhadap organisasi dan perilaku
terhadap kolega. Dari 3 bagian umum tersebut yang bersinggungan langsung
dengan SDM adalah perilaku terhadap karyawan.

Perilaku terhadap karyawan ini merupakan salah satu faktor yang dapat
meningakatkan kinerja guru di sekolah dengan indikator karakteristik kepala
sekolah, perekrutan dan pemecatan, penugasan dan pengupahan, penjagaan privasi,
serta yang terahir adalah hambatan etika manajemen.
51

Karakteristik kepala sekolah yang baik (beretika) akan menimbulkan rasa


percaya, hormat dan bertanggung jawab pada setiap diri guru. Hal ini secara tidak
langsung dapat meningkatkan kinerja guru, karena seorang pemimpin merupakan
contoh bagi setiap anggotanya. ketika seorang kepala sekolah tidak memiliki etika,
mau bagaimana guru-guru mampu meningkatkan kinerja. Ketika kepala sekolah
datang terlambat, guru-guru pun kemungkinan akan datang terlambat.

Dalam perekrutan karyawan, tentunya harus melihat dari berbagai aspek


yang dapat meningkatkan kualitas sebuah sekolah. Tidak etis bila seorang kepala
sekolah lebih mementingkan keluarga sedangkan ada orang lain yang lebih
berkualitas. Perekrutan Karyawan atau guru yang asal-asalan di awal, apalagi
kepribadiannya buruk maka dapat dipastikan kinerjanya pun akan tidak baik.

Pemberian tugas dari kepala sekolah kepada haruslah sesuai dengan


kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut. Sangat tidak etis bila kepala sekolah
bila menugaskan mata pelajaran Matematika kepada guru Bahasa Indonesia.
Bagaimana seorang guru dapat menaikan kinerjanya, sementara tugas yang
diampunya tidak sesuai dengan kompetensinya. Pemberian upah kepada guru
merupakan hal yang sangat penting pula karena hal ini menyangkut kesejahteraan
karyawan. Tidak etis kepala sekolah bila membebankan suatu tugas yang berat dan
banyak kepada seorang guru, namun pengupahannya tidak sesuai apa yang telah
dilakukannya.

Dalam menjaga privasi karyawan, kepala sekolah senantiasa selalu


merahasiakan hal-hal yang bersifat pribadi. Bila ada kepentingan yang berkaitan
dengan lembaga maka akan meminta izin terlebih dahulu. Tidak etis rasanya bila
kepala sekolah membuka data pribadi karyawannya, ditakutkan akan berdampak
pada masalah lain seperti dipakai untuk pinjol. Ketika masalah tersebut muncul,
maka dipastikan kinerja guru pun akan berkurang.

Walaupun etika merupakan suatu yang fundamental dalam manajemen,


namun dalam praktiknya hal tersebut tidak lupu dari hambatan. Hambatan yang ada
selalu terkait dengan profitabilitas (hasil) dan kemampuan untuk mencapai itu.
52

D. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Karakteristik kepala sekolah di MIS Thariqul Jannah Pangalengan
Etika kepemimpinan adalah standar moral yang mengatur baik dan buruk
juga menjadi pedoman seorang pemimpin dalam melakukan pengambilan
keputusan. Pemimpin yang beretika akan akan memberikan pengaruh yang positif
bagi sumber daya manusia yang dipimpinnya. Dengan memotivasi berdasarkan
norma dan nilai, pemimpin akan menjadi teladan dalam menjaga reputasi Lembaga
yang kuat. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Al-Sharafi & Rajiani (2013) bahwa
Ethical Leadership adalah pemimpin yang memiliki prinsip-prinsip, keyakinan dan
nilai-nilai yang menggambarkan perilaku organisasi yang benar, sehingga
memengaruhi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

Adapun karakteristik yang harus ada pada diri kepala sekolah adalah rendah
hati, peduli untuk kebaikan yang lebih besar, jujur dan lugas memenuhi komitmen,
berusaha untuk keadilan, bertanggung jawab, menunjukkan rasa hormat terhadap
setiap individu, mendorong dan mengembangkan orang lain, melayani orang lain
dan menunjukkan keberanian untuk membela apa yang benar. (Thakar,2020:171)

2. Perekrutan dan pemecatan guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan


Perekrutan karyawan termasuk kepada perencanaan sumber daya manusia.
SDM sangat penting bagi kepentingan individu pegawai, karena perencanaan dapat
membantu meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan pegawai dapat dicapai
melalui perencanaan karier selaian itu Perencanaan sumber daya manusia sangat
penting bagi organisasi dalam mendapatkan calon pegawai yang memenuhi
kualifikasi. Dengan adanya perencanaan sumber daya manusia, dapat dipersiapkan
calon-calon pegawai yang berpotensi untuk menduduki posisi manajer untuk masa
yang akan datang. (Anwar, 2005:5)
Dengan Perencanaan Sumber Daya Manusia pihak menejemen organisasi
dalam hal ini madrasah akan dapat mengarahkan karyawan secara benar sehingga
potensinya berkembang. Lebih lanjut tujuan organisasi atau madrasah dalam hal in
akan lebih mudah tercapai. Karyawan adalah aset terbesar terhadap kemajuan
53

organisasi dengan penanganan yang tidak tepat oleh menejemen akan menghambat
pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan dan Perencanaan.
Sumber Daya Manusia atau Human Resources Planning merupakan fungsi
pertama dan utama dari Manajemen Sumber Daya Manusia Perencanaan sumber
daya manusia dapat diuraikan sebagai suatu proses yang berusaha menjamin jumlah
dan jenis pegawai yang tepat tersedia pada tempat yang tepat pada waktu yang tepat
untuk waktu yang akan datang mampu melakukan hal-hal yang diperlukan agar
organisasi dapat terus mencapai tujuannya. Oleh karena itu, tidak etis bila seorang
kepala sekolah lebih mengedapankan kepentingan pribadi (menerima karyawan
dari keluarga sedangkan ada orang lain yang lebih berkompeten) yang nantinya
tidak akan tercapainya kinerja guru.

3. Penugasan dan Pengupahan guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan


Upah dan kondisi kerja juga merupakan suatu hal yang diperdebatkan.
Pertimbangan seorang manajer yang membayar pekerja kurang dari apa yang layak
pekerjanya terima karena manajer tahu bahwa karyawan tidak mampu untuk
berhenti. Disisi lain beberapa orang akan melihat perilaku itu tidak etis, disisi
lainya akan melihatnya sebagai hal yang cerdas dalam bisnis. (Griffin, 2016:48)
Pemberian upah harus sesuai dengan regulasi yang ada. Berdasarkan Pasal
1 angka 15 UU 14/2005, Gaji guru adalah hak yang diterima oleh guru atas
pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk
finansial secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Walaupun
untuk guru dan dosen sudah ada peraturan yang mengatur tersendiri, akan tetapi
peraturan-peraturan ketenagakerjaan tetap berlaku bagi guru karena berdasarkan
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
bahwa pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain. Jika dikaitkan dengan Pasal 14 ayat (1) UU Guru dan
Dosen, yang mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya,
guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial, maka.guru juga adalah orang yang bekerja dengan
menerima upah (atau imbalan dalam bentuk lain). Oleh karena itu, guru juga
54

merupakan pekerja/buruh dan tunduk kepada peraturan ketenagakerjaan dan


peraturan ketenagakerjaan tersebut hanya akan berlaku pada guru yang bekerja
pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat (swasta).
Pasal 25 ayat (3) UU 14/2005 menyebutkan bahwa Pengangkatan dan
penempatan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
(dalam hal ini adalah sekolah swasta yang Anda tanyakan) dilakukan oleh
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan
perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Pasal 1 angka 7 UU 14/2005
menyebutkan bahwa Perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama adalah
perjanjian tertulis antara guru atau dosen dengan penyelenggara pendidikan atau
satuan pendidikan yang memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban para
pihak dengan prinsip kesetaraan dan kesejawatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Jadi guru honorer di sekolah swasta berhak menerima gaji
sesuai dengan perjanjian kerja (kontrak kerja) yang dibuat antara pekerja (guru
honorer) dan pemberi kerja (sekolah swasta yang memperkerjanya) berdasarkan
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4. Penjagaan privasi guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan

Melindungi privasi karyawan adalah area lain di mana ada implikasi etis.
Kepala sekolah wajib menjaga privasi dari karyawannya. Di Indonesia, hukum
tentang perlindungan data pribadi diatur dalam UU Republik Indonesia No. 27
Tahun 2022, tentang perlindungan data pribadi. Dalam UU tersebut disebutkan
pada pasal 1 ayat 1.
Adapun jenis data pribadi dalam Pasal 4 UU PDP terdiri dari data pribadi
yang bersifat spesifik dan data pribadi yang bersifat umum. Data pribadi yang
bersifat spesifik meliputi data dan informasi kesehatan, data biometrik, data
genetika, catatan kejahatan, data anak, data keuangan pribadi, dan/atau data
lainnya. Sedangkan data pribadi yang bersifat umum meliputi nama lengkap, jenis
kelamin, kewarganegaraan, agama, status perkawinan, dan/atau data pribadi yang
dikombinasikan untuk mengidentifikasi seseorang. Sehingga jika tidak ada data
55

yang terkait dengan kepentingan perusahaan, maka ranahnya tetap masuk area
privacy, dan perusahaan dilarang mengakses data pribadi milik karyawan tersebut.
Oleh karena itu, harus diperhatikan hal-hal yang disebutkan dalam pasal 20 ayat 2
bila ingin menggunakan data pribadi guru.

5. Hambatan
Walaupun etika merupakan suatu yang fundamental dalam manajemen,
namun dalam praktiknya hal tersebut tidak lupu dari hambatan. Hambatan yang
ada selalu terkait dengan profitabilitas (hasil) dan kemampuan untuk mencapai
hasil. (Thakkar,2020:157)

Ketika sebuah keputusan dibuat untuk hasil yang tinggi namun kemampuan
dari guru tidak memadai, maka dipastikan hasil tersebut tidak akan tercapai. Oleh
karena itu, ketika ada hambatan dalam etika manajemen maka harus kembali
kepada kebijakan atau keputusan itu sendiri dibuat. Ketika terlalu tinggi hasil yang
diinginkan, maka harus diturunkan sesuai kemampuan guru yang ada.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Kepala Sekolah MIS Thariqul Jannah Pangalengan dalam
meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan yaitu
dengan mengimplementasikan etika manajemen. Dalam kalsifikasi etika
manajemen terdapat 3 kategori yang salah satunya adalah perilaku terhadap
karyawan. Perilaku terhadap karyawan ini memiliki indikator karakteristik
kepala sekolah, penugasan dan pengupahan, dan penjagaan privasi. Dalam
praktiknya memang masih ada hambatan dalam etika manajemen ini,
salahsatunya adalah adanya kesenjangan antara hasil yang ingin diraih dan
kemampuan untuk meraih hasil itu. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu
meninjau ulang keputusan yang diambil dengan melihat kembali SDM yang
ada supaya kinerja guru lebih meningkat.

2. Simpulan Khusus
a. Karakteristik kepala sekolah di MIS Thariqul Jannah yang baik (beretika)
akan menimbulkan rasa percaya, hormat dan bertanggung jawab pada setiap
diri guru. Hal tersebut dibuktikan dari pengakuan guru yang lain bahwa
kepala sekolah selalu mencontohkan etika yang baik.
b. Dalam perekrutan karyawan di MIS Thariqul Jannah selalu melihat dari
berbagai aspek yang dapat meningkatkan kualitas sebuah sekolah. Tidak etis
bila seorang kepala sekolah MIS Thariqul Jannah lebih mementingkan
keluarga sedangkan ada orang lain yang lebih berkualitas. Perekrutan
Karyawan atau guru yang asal-asalan di awal, apalagi kepribadiannya buruk
maka dapat dipastikan kinerjanya pun akan tidak baik.
c. Pemberian tugas dari kepala sekolah di MIS Thariqul Jannah kepada guru
disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut.

56
57

d. Dalam menjaga privasi karyawan di MIS Thariqul Jannah kepala sekolah


senantiasa selalu merahasiakan hal-hal yang bersifat pribadi. Bila ada
kepentingan yang berkaitan dengan lembaga maka akan meminta izin
terlebih dahulu.
e. Walaupun etika merupakan suatu yang fundamental dalam manajemen,
namun dalam praktiknya di MIS Thariqul Jannag hal tersebut tidak luput
dari hambatan. Hambatan yang ada selalu terkait dengan profitabilitas
(hasil) dan kemampuan untuk mencapai itu.

B. Implikasi
Implikasi dari implementasi etika manajemen kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik kepala sekolah yang baik (beretika) akan menimbulkan rasa
percaya, hormat dan bertanggung jawab pada setiap diri guru. Hal ini secara
tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru, karena seorang pemimpin
merupakan contoh bagi setiap anggotanya.
2. Dalam perekrutan karyawan, tentunya harus melihat dari berbagai aspek
yang dapat meningkatkan kualitas sebuah sekolah. Tidak etis bila seorang
kepala sekolah lebih mementingkan keluarga sedangkan ada orang lain yang
lebih berkualitas. Perekrutan Karyawan atau guru yang asal-asalan di awal,
apalagi kepribadiannya buruk maka dapat dipastikan kinerjanya pun akan
tidak baik. Intinya
3. Pemberian tugas dari kepala sekolah kepada haruslah sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut. Sangat tidak etis bila kepala
sekolah bila menugaskan mata pelajaran Matematika kepada guru Bahasa
Indonesia. Bagaimana seorang guru dapat menaikan kinerjanya, sementara
tugas yang diampunya tidak sesuai dengan kompetensinya. Pemberian upah
kepada guru merupakan hal yang sangat penting pula karena hal ini
menyangkut kesejahteraan karyawan.
58

4. Dalam menjaga privasi karyawan, kepala sekolah senantiasa selalu


merahasiakan hal-hal yang bersifat pribadi. Bila ada kepentingan yang
berkaitan dengan lembaga maka akan meminta izin terlebih dahulu. Tidak
etis rasanya bila kepala sekolah membuka data pribadi karyawannya,
ditakutkan akan berdampak pada masalah lain sehingga dampak dari
masalah tersebut adalah akan mengurangi kinerja guru.
5. Walaupun etika merupakan suatu yang fundamental dalam manajemen,
namun dalam praktiknya hal tersebut tidak lupu dari hambatan. Hambatan
yang ada selalu terkait dengan profitabilitas (hasil) dan kemampuan untuk
mencapai itu. Oleh karena itu, hambatan-hambatan tersebut harus ditangani
oleh praktik etika manajemen yang baru yang menyesuaikan keadaan.
C. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dari implikasi diatas, dalam hal ini peneliti
memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Kepala sekolah di instansi lain yang memiliki problem dengan kinerja guru,
dirasa perlu untuk mengaplikasikan etika manajemen ini. Artinya kepala
sekolah di instansi lain harus mulai berbenah dari diri sendiri kemudian
berkembang kepada perilaku terhadap guru di sekolahnya, sehingga guru-
guru di sekolah tersebut akan dapat meningaktkan kinerja nya sekaligus
menghasilkan guru yang Profesional.
2. Kepala sekolah MIS Thariqul Jannah dirasa perlu untuk lebih meningkatkan
praktik etika manajemen kepala sekolah yang dengan praktik ini dapat
meningkatkan kinerja guru sehingga dapat tercapainya guru-guru MIS
Thariqul Jannah yang Profesional.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
Arikunto, S. (2016). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Rajawali Pers. Jakarta

Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bertens, K, (2007), Etika, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Edisi


terjemah

Darmadi, Hamid. (2014), Metode Penelitian Pendidikan Sosial. Bandung:


Alfabeta

E, Mulyasa (2011), Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

E. Mulyasa, (2019), Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,


Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Griffin , Ricky w. Griffin dkk (2016), Busines Esential Eight Canadian


Edition, Canada : Pearson Canada Inc.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Hasibuan, Malayu S.P, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:


PT.Bumi Aksara.

Hidayat, R & Rifai (2018) etika manajemen perspektif islam, Medan:


Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)

Oliver Sheldon, (1930) The Philosofhy of Management, London:


Routledege

Ridwan, A,( 2013), Manajemen Perguruan Tinggi Islam, Yogyakarta: Insan


Madani

Salim, A. (2016). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta:


Tiara Wacana.
Subagyo, J. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Salim, A. (2016). Teori dan
Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian. Cetakan Keempat. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta.

Supardi, (2014), Kinerja Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suparlan,(2005), Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat.

B. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Undang-undang Republik Indonesia No, 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan

Undang-undang Republik Indonesia 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen

C. Sumber Lain

Saepullah, Asep (2020) Konsep Utilitarianisme John Stuart Mill:


Relevansinya terhadap Ilmu-ilmu atau Pemikiran Keislaman , Vol. 11 No. 2
(Juli-Desember).,Aqlania: Jurnal Filsafat dan Teologi Islam

Akh Junaidin, “Kepuasan Kerja Guru,” dalam Al-Fikrah Jurnal Studi


Kependidikan dan Keislaman, (Edisi. I thn 2006), hal. 45-66.

Al-Saharafi, H. dan Rajiani, I, (2013), Promoting Organizational


Citizenship Behavior among Employees The Role of Leadership Practices. Vol
8 No 6.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai