Implementasi Etika Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di MIS Thariqul Jannah Pangalengan
Implementasi Etika Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di MIS Thariqul Jannah Pangalengan
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
Kelompok 3
Angkatan 51
i
LEMBAR PERNYATAAN
Menyatakan sesungguhnya bahwa mini research ini beserta seluruh isinya adalah
sepenuhnya karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan didalamnya
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya
bersedia menanggung konsekuensi maupun sanksi apabila dikemudian hari
ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya tulis ini.
Kelompok 3
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
v
UCAPAN TERIMA KASIH
vi
Nusantara, sehingga sangat membantu bagi kami dalam penyelesaian studi dan
penelitian ini.
6. Seluruh Staf Tata Usaha di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Nusantara,
yang telah memberika layanan pada kami selama menempuh pendidikan.
7. Para orang tua kami, dan seluruh keluarga tercinta, kesabaran dan motivasinya
serta doa’nya, sehingga memberikan kesejukan hati disaat kami dihadapkan
pada berbagai persoalan selama kuliah dan penyelesaian studi dan penelitian ini
8. Teman-teman kuliah Sekolah Pascasarjana UNINUS yang selalu membantu
memotivasi, sehingga kami dapat menyelesaikan studi dan penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu kepada kami sehingga selesainya penulisan ini.
Kelompok 3
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN................................................................................. ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ............................................ 2
1. Perumusan Masalah .................................................................. 3
2. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 4
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
a. Tujuan Umum ...................................................................... 4
b. Tujuan Khusus ..................................................................... 4
2. Manfaat penelitian ................................................................... 5
a. Manfaat Teoritis ................................................................... 5
b. Manfaat Praktis .................................................................... 5
D. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian ............................................... 5
1. Asumsi ..................................................................................... 5
2. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 6
E. Prosedur Penelitian........................................................................ 6
viii
C. Kinerja Guru ................................................................................. 5
D. Implementasi Perlilaku Etis Kepala Sekolah Terhadap Karyawan
dalam Meningkatkan Kinerja Guru ............................................... 17
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian ........................................ 23
1. Pendekatan................................................................................ 23
2. Metode Penelitian ..................................................................... 24
B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................... 24
1. Observasi .................................................................................. 25
2. Wawancara ............................................................................... 25
3. Studi Dokumentasi ................................................................... 25
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................ 26
1. Lokasi Penelitian ...................................................................... 26
2. Subjek Penelitian ...................................................................... 26
D. Objek Penelitian ............................................................................ 27
E. Prosedur Penelitian........................................................................ 27
1. Tahap Persiapan........................................................................ 27
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................... 27
3. Tahap Akhir .............................................................................. 27
F. Penyusunan Instrumen Penelitian ................................................. 28
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 29
H. Pengkajian Keabsahan Data .......................................................... 30
ix
C. Rekomendasi. ................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi Observasi
xiii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pada tanggal 3 Desember 2018 lalu Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan merilis hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for
International Students Assessment, PISA). Skor kompetensi siswa di Indonesia
dalam bidang Literasi, Numerasi dan Sains lebih rendah dibanding pengukuran
serupa pada 3 tahun sebelumnya. Bahkan nilai ini setara dengan hasil capaian tahun
2000.
Hasil dari pengukuran global untuk siswa yang berusia 15 tahun ini
menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa Indonesia adalah 371 dalam membaca,
matematika 379, dan sains 396. Capaian skor tersebut di bawah rata-rata 79 negara-
negara peserta PISA, yakni 487 untuk kemampuan membaca, dan 489 untuk
kemampuan matematika dan sains. Yang lebih mengejutkan lagi, Hasil buruk
kemampuan literasi siswa pada PISA 2018 cukup mengagetkan banyak pihak,
terutama karena terjadi setelah digalakkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sejak
2016.
Dari laporan PISA juga diketahui bahwa rendahnya kualitas guru dan
disparitas mutu pendidikan di Indonesia diduga sebagai penyebab utama buruknya
kemampuan literasi siswa secara umum.
PISA merilis hasil studinya tentang 5 kualitas guru di Indonesia yang
menjadi penghambat belajar siswa yakni, (1) Guru tidak memahami kebutuhan
belajar siswa; (2) Guru sering tidak hadir; (3) Guru cenderung menolak perubahan;
(4) Guru tidak mempersiapkan pembelajaran dengan baik; (5) Guru tidak fleksibel
dalam proses pembelajaran.
Dari fakta-fakta diatas, ini merupakan suatu tamparan yang sangat keras
bagi wajah pendidikan Indonesia. Para guru yang seharusnya menjadi orang yang
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, teladan bagi muridnya,
dan mengevaluasi siswa malah jauh dari kata laik.
1
2
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
kesiapan guru dalam mempersiapkan siswanya melalui kegiatan belajar mengajar.
Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan
sangat dipengaruhi kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya.
Kepala sekolah harus mampu mengelola waktu secara efisien, baik untuk
tugas-tugas sendiri maupun untuk sekolah secara keseluruhan. Sehingga
keseluruhan kegiatan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Kepala Sekolah adalah pemimpin di Sekolah, memimpin merupakan suatu
seni (art), kesanggupan (ability) atau teknik (technique) untuk membuat
sekelompok bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan
dalam organisasi informal dalam mengikuti atau mentaati segala apa yang
dikehendakinya, membuat bawahan begitu antusias, atau bahkan mungkin
berkorban untuknya.
INSTRUMENTAL INPUT
1. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. PMA Nomor 58 Tahun 2017 Tentang Kepala Madrasah
ENVIRONMENTAL INPUT
1. Sekolah
2. Masyarakat
feedback
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis deskripsikan, maka
pembatasan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik kepala sekolah yang etis dalam meningkatkan kinerja guru di
MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
b. Etika perekrutan dan pemecatan guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
c. Etika penugasan dan pengupahan guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
d. Etika penjagaan privasi guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
e. Hambatan penerapan etika manajemen di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dapat diperoleh temuan secara
teoritis dan praktis bagaimana implementasi etika pengawasan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
a. Secara teoritis, penelitian ini akan dijadikan pendalaman konsep dan
bahan masukan dalam etika manajemen kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru.
b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
kepala sekolah MIS Thariqul Jannah untuk mengimplementasikan etika
manajemen dalam meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah
2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian dan pembatasan masalah di atas, maka
pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana karakteristik kepala sekolah yang etis dalam meningkatkan kinerja
guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan?
b. Bagaimana etika perekrutan dan pemecatan guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan ?
c. Bagaimana etika penugasan dan pengupahan guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan?
d. Bagaimana etika menjaga privasi guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
e. Apa Hambatan penerapan etika manajemen di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan?
E. Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Populasi atau sumber data Kepala Sekolah dan Guru di MIS Thariqul Jannah
Pangalenagan. Diambil secara purposif yang bertujuan untuk menjaring
sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Data yang diperoleh setelah
melakukan penelitian dilapangan (field research) akan diolah dengan
menggunakan teknik pengolahan data Miles dan Hubberman (Salim, 2016: 20-
24) yang menyebutkan tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan
(conclusion drawing and verification),. Pemeriksaan keabsahan data
menggunakan tingkat kepercayaan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas,
dan konfirmabilitas. Tempat penelitian ini dilaksanakan di MIS Thariqul Jannah
Pangalengan-Bandung.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Etika Manajemen
Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal dan hati nurani, hal ini
adalah modal dasar yang diberikan Tuhan agar manusia hidup menjadi pribadi
yang baik dan benar. Dalam sebuah lingkungan terdapat aturan-aturan
kehidupan yang sering disebut dengan norma dan nilai. Norma dan nilai adalah
perwujudan dari etika.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
(Depdiknas, 2013: 383). Menurut K. Bertens (2007:6) etika didefinisikan
sebagai nilai dan norma moral yang menjadi suatu acuan bagi umat manusia
secara baik secara individual atau kelompok dalam mengatur semua tingkah
lakunya. Hal ini juga ditambahkan oleh DR. James, yang menjelaskan bahwa
etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil
keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih mengarah ke
penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau
salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.
7
8
Hidayat dan Rifa’I (2018:148) Jika kata etika digabungkan dengan kata
manejemen sehingga membentuk kalimat etika manejemen memiliki arti
pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam manajemen. Moralitas disini
berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, benar atau salah dari prilaku
manusia. Jadi kesimpulan deskripsi mengenai etika manajemen merupakan
suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan yang salah
yang berkenaan dengan praktek manajemen yang menjadi acuan seseorang
atau sekelompok orang dalam bertindak dan bertingkah laku yang berlaku
dalam sekelompok orang atau organisasi tertentu.
C. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual, emosional,
14
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya yang terkait dengan pendidikan anak di
sekolah, di lembaga pendidikan dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang
terdapat di dalam kurikulum. (Suparlan, 2005:12)
Dari beberapa pengertian diatas, secara praktis kinerja guru dapat diartikan
sebagai suatu capaian atau prestasi seorang guru dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka mencerdaskan semua
aspek kehidupan dalam diri siswanya.
Kondisi kerja
Kinerja
Kepemimpinan
Beban kerja
Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena dengan
penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari standar, ukuran atau kriteria
yang lebih baik yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga kelemahan-kelemahan
yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi serta akan memberikan umpan balik
kepada guru tersebut. Menurut Yamin dan Maisah (2010: 116-127) Manfaat dari
penilaian kinerja guru adalah:
a. Perbaikan kinerja
b. Penyesuaian kompensasi
c. Keputusan penetapan
d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
e. Perencanaan dan pengembangan karir
f. Efisiensi proses penempatan staf
g. Ketidakakuratan informasi
h. Kesalahan rancangan pekerjaan
i. Kesempatan kerja yang sama
j. Tantangan-tantangan eksternal
k. Umpan balik pada sdm
Dari pemaparan tersebut, salah satu dari tiga kategori besar etika
manajemen yang bersinggungan langsung dengan karyawan (dalam konteks
sekolah adalah guru dan tenaga pendidikan) adalah perilaku terhadap karyawan.
Perilaku seorang manajer terhadap karyawannya akan berdampak pada kinerja
karyawan.
Adapun jenis data pribadi dalam Pasal 4 UU PDP terdiri dari data pribadi
yang bersifat spesifik dan data pribadi yang bersifat umum. Data pribadi yang
bersifat spesifik meliputi data dan informasi kesehatan, data biometrik, data
genetika, catatan kejahatan, data anak, data keuangan pribadi, dan/atau data
lainnya. Sedangkan data pribadi yang bersifat umum meliputi nama lengkap, jenis
kelamin, kewarganegaraan, agama, status perkawinan, dan/atau data pribadi yang
dikombinasikan untuk mengidentifikasi seseorang. Sehingga jika tidak ada data
yang terkait dengan kepentingan perusahaan, maka ranahnya tetap masuk area
privacy, dan perusahaan dilarang mengakses data pribadi milik karyawan tersebut.
Oleh karena itu, harus diperhatikan hal-hal yang disebutkan dalam pasal 20 ayat 2
sebagai berikut :
a. persetujuan yang sah secara eksplisit dari subjek data pribadi untuk satu
atau beberapa tujuan tertentu yang telah disampaikan oleh pengendali
data pribadi kepada subjek data pribadi;
b. pemenuhan kewajiban perjanjian dalam hal subjek data pribadi
merupakan salah satu pihak atau untuk memenuhi permintaan subjek
data pribadi pada saat akan melakukan perjanjian;
c. pemenuhan kewajiban hukum dari pengendali data pribadi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. pemenuhan pelindungan kepentingan vital subjek data pribadi;
e. pelaksanaan tugas dalam rangka kepentingan umum, pelayanan publik,
atau pelaksanaan kewenangan pengendali data pribadi berdasarkan
peraturan perundang-undangan; dan/atau
f. pemenuhan kepentingan yang sah lainnya dengan memperhatikan
tujuan, kebutuhan, dan keseimbangan kepentingan pengendali data
pribadi dan hak subjek data pribadi.
Pasal di atas adalah sebagai batasan untuk mengakses suatu data yang
dikuasai pegawai oleh suatu perusahaan.
a. Utilitarianisme
Utilitariasnisme adalah sebuah doktrin yang dicetuskan dan dikembangkan
oleh Jeremi Bentham dan Jhon Stuart Mill. Dalam teori ini menyatakan bahwa kita
harus selalu bertindak untuk menghasilkan keseimbangan terbesar antara kebaikan
dan keburukan bagi semua orang yang terdampak dari tindakan atau keputusan
kita. (2020 : 159). Inti dari teori ini adalah kebahagiaan dan kesenangan bagi
banyak orang.
Bila menganalisis pandangan ini, kepala sekolah harus mengambil suatu
keputusan untuk para guru, sehingga keputusan tersebut dapat memunculkan
kebahagiaan dan kesenangan.
Lebih lanjut dari kebahagiaan dan kesenangan, pandangan antara Bentham
dan Mill memiliki perbedaan. Saepuloh (2020: 245) mengemukakan bahwa
kebahagiaan dalam pandangan Betham lebih berfokus pada kuantitas (jumlah)
orang yang terdampak. Sedangkan dalam pandangan Mill selain dari kuantitas,
kualitas dari kebahagiaan pun patut menjadi tolak ukur.
Menurut Mill dalam Sapuloh (2020: 246) membagi kebahagian kedalam
“Ranking”. Ranking yang pertama adalah rangking bawah yakni kebahagiaan yang
sementara. Artinya kebahagiaan itu hanya untuk sementara saja yang sewaktu-
waktu dapat berubah menjadi kesengsaraan, hal ini bila penempatannya tidak tepat.
Contoh dari kebahagiaan ini seperti tidur, belanja, liburan dan lain-lain Untuk
ranking selanjutnya adalah ranking yang lebih tinggi, dimana ranking ini bersifat
waktu panjang dan selamanya. Contohnya belajar, membaca, berlatih, agama dan
yang lainnya.
Dari pemaparan tersebut, perilaku atau keputusan etis kepala sekolah
kepada karyawannya harus bertumpu pada kuantitas dan kualitas kebahagiaan.
Artinya setiap fungsi manajemen yang para pakar manajemen kemukakan seperti
planning, organizing, actuating dan controling yang dilakukan oleh kepala sekolah
harus berpusat pada kebahagiaan karyawan di masa depan. Bila ditinjau secara
praktis, ketika sebuah perilaku atau keputusan etis dibuat bagi seluruh karyawan,
kinerja karyawan akan lebih meningkat.
21
Physical
Intelligence
Spiritual Emotional
Intelligence Individual Intelligence
Cognitive
Intelligence
Adapun cara menggunakan alat ini adalah ketika ada hasil yang tidak
menyenangkan (sesuai tujuan) dalam bentuk atau sifat, misalnya guru melakukan
kesalahan dan tidak mau mengulanginya lagi, maka harus melihat kembali
kebelakang secara sistematis melalui semua tindakan, pemikiran dan keputusan
yang dibuat kemudian menuliskannya. Setelah itu memantau apa yang bisa
dilakukan secara berbeda. Dengan kata lain, setelah reflektif ini seorang pemimpin
harus mengambil tindakan korektif dan langkah-langkah untuk meningkatkan
proses dan keputusan. (Thakkar, 2020: 162).
Contoh dari penggunaan konsep ini adalah bila suatu problem terjadi di
sekolah, misalnya guru dalam proses pembelajarannya tidak efektif, sementara
kepala sekolah jarang datang ke sekolah, apakah etis bila seorang kepala sekolah
langsung menegur guru tersebut? Tentu saja hal ini tidak etis karena mungkin
penyebab dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah kurang
pengawasan dari kepala sekolah yang jarang hadir.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
23
24
2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah merupakan cara yang digunakan untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun dalam penelitian ini
metode yang digunakan adalah metode deskriptif.
Sukmadinata (2017: 72) berpendapat bahwa penelitian deskriptif adalah jenis
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjabarkan fenomena yang
ada, baik fenomena alami maupun fenomena buatan manusia bisa mencakup
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena satu dengan fenomena lain.
Seperti yang telah dikemukakan, penelitian ini bersifat deskriptif yaitu hanya
sebatas pada usaha untuk mengungkapkan suatu permasalahan, keadaan atau
peristiwa sebagaimana berkenaan dengan masalah penelitian dalam implementasi
etika manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul
Jannah pangalengan
.
B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Banyak para ahli pikir di bidang pendidikan yang merumuskan tentang
pengertian observasi salah satu diantanya adalah Sutrisno, (2004: 136) menyatakan
bahwa :
Observasi dimaksudkan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Atau dengan kata lain cara-cara
mengungkapkan data yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat gejala-
gejala yang sedang diselidiki tentang observasi ini penulis menggunakan kerangka
faktor-faktor yag diatur atau dikategorikan terlebih dahulu.
kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi
adalah mengamati hal yang tidak terjadi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga informan tidak merasa bahwa dirinya dijadikan subjek penelitian. Dalam
penelitian kualitatif ini teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara
yang tak terstruktur (unstructure interview) dan wawancara yang tersruktur
(directed interview) atau wawancara terfokus (focused interview) dan wawancara
tidak terarah (nondirected interview) atau wawancara bebas (free interview).
Wawancara tidak terarah dilakukan oleh peneliti agar informan memperoleh
kebebasan dan kesempatan mengularkan pikiran, pandangan, dan perasannya tanpa
diatur oleh peneliti. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
keterangan yang terinci.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Yang menjadi informan dalam
penelitian ini yaitu Bapak Ade Jalaludin, S.Pd.I. MM.Pd. dengan Jabatan Kepala
Madrasah MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data agar menghasilkan catatan
penting berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data
lengkap, sah dan bukan berdasarkan pemikiran Basrowi (2008:158).
Peneliti mengarsipkan hasil Wawancara, supaya data yang peneliti buat
sesuai dengan bukti dan dokumentasi yang ada. Dan mempermudah peneliti untuk
memacahkan masalah yang akan di hadapi oleh peneliti. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.
26
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tidak dikenal
dengan populasi dan sampel seperti dalam penelitian kuantitatif karena penelitian
berangkat dari kasus keberadaan individu atau kelompok dalam situasi soaial
tertentu dan hasilnya hanya berlaku pada situasi sosial itu.
Menurut Arikunto (2016:26) subjek penelitian adalah memberi batasan
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek
penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian,
itulah data tentang variabel yang peneliti amati.
Pada penelitian kualitatif subjek penelitian disebut dengan istilah informan,
yaitu orang yang memberikan informasi tentang data yang diinginkan peneliti
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun subjek utama (key
informan) dalam penelitian ini adalah Bapak Ade Jalaludin S.Pd.I., MM.Pd. selaku
kepala sekolah MIS Thariqul Jannah.
27
D. Objek Penelitian
Objek penelitian di dalam riset adalah suatu atribut atau sifat dan nilai dari
orang, objek atau kegiatan dengan suatu variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari serta ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014: 20).
Objek penelitian dalam suatu riset sendiri dapat berupa sifat dari seseorang
ataupun sekelompok orang. Kemudian ditemukan masalah atau pandangan dari
kelompok orang yang perlu diteliti lebih mendalam. Dari masalah yang telah
ditemukan itu, kemudian dicari penyebabnya atau untuk ditemukan saran dari
permasalahan yang mereka hadapi.
Variasi mengenai suatu objek di dalam riset disusun dan ditetapkan secara
pribadi oleh para peneliti. Tujuan dari penyusunan objek penelitian supaya
penelitian dapat dilakukan dengan lebih berfokus pada satu masalah. Dengan
begitu, penelitian dapat dilakukan dengan lebih detail dan lebih kompleks karena
hanya berfokus pada satu objek penelitian saja.
Dari pemaparan diatas adapun objek penelitian ini adalah etika manajemen
kepala sekolah di MIS Thariqul Jannah Pangalengan.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Membuat izin penelitian yang selanjutnya ditujukan untuk meminta perizinan
kepada Lembaga terkait agar dapat melaksanakan penelitian di Lembaga yang
bersangkutan.
2. Tahap Pelaksanaan (eksplorasi)
a. Observasi secara langsung di lapangan terkait hal yang sedang diteliti
b. Wawancara dengan kepala sekolah MIS Thariqul Jannah Pangalengan
c. Dokumentasi berbagai file yang berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
3. Tahap Akhir (member check)
Tahap akhir dari penelitian ini yaitu setelah mendapatkan berbagai macam
data di lapangan selanjutnya kelompok kami mengolah data tersebut. Setelah diolah
dan dilakukan analisis terhadap data yang telah ditemukan dilakukan pengkajian
28
keabsahan data lalu ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian.
F. Penyusunan Instrumen Penelitian
Pada pelaksanaan pengumpulan data penelitian kualitatif instrumen utamanya
adalah peneliti sendiri, dengan mengunakan beberapa alat atau instrumen penelitian
yang disesuaikan dengan sifat data yang dikumpulkan, sehingga data yang
diharapkan akan dapat diperoleh data yang secara akurat dan pembahasan yang
memiliki validitas yang akurat. Untuk mendapatkan data yang relevan dengan
masalah yang diteliti, maka mempergunakan beberapa instrumen yang dianggap
dapat digunakan pada saat penelitian yaitu, pertanyaan, data chek list observasi dan
data chek list dokumentasi: Instrumen wawancara atau pendemon wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur dan tidak struktur (bebas). Secara bebas dapat diartikan
bahwa pewawancara bebas untuk menanyakan apa saja kepada terwawancara
berdasarkan pedoman wawancara.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
ketergantungan lebih luas dari pada reliabilitas, karena peninjauannya lebih dari
segi konsep, tetapi memperhitungkan berbagai aspek atau segala-galanya yang ada
pada reliabilitas itu sendiri.
3. Transferabilitas
Trasferabilitas atau keteralihan merupakan validitas eksternal hasil penelitian
sehingga sejauh manakah dari hasil penelitian ini dapat diterapkan atau di
aplikasikan dalam konteks atau situasi lain. Transferabilitas hasil penelitian baru
ada, jika pemakai melihat dari situasi identik dan memiliki keserasian antara hasil
penelitian dengan permasalahan ditempatnya. Meskipun diakui, bahwa tidak ada
situasi yang sama pada tempat dan kondisi yang lain. Transferabilitaas merupakan
suatu kemungkinan, sehingga peneliti tidak memiliki keyakinan akan dapat
menjamin validitas eksternal ini.
4. Konfirmabilitas
Agar kebenaran dan objektivitas hasil penelitian dapat di buktikan dan dapat
dipertanggungjawabkan, kemudian dilakukan audit trail, yakni dengan melakukan
pemeriksaan ulang sekaligus konfirmasi untuk menyediakan bahwa hal-hal yang
dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata, maka peneliti
melakukan upaya:
a. Data mentah yang diperoleh direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap
dan cermat.
b. Data yang sudah terkumpul kemudian di konfirmasi ulang melalui observasi,
wawancara, dan upaya lainnya, untuk memastikan kebenarannya.
c. Melakukan pengolahan dan analisis data secara sederhana untuk membuktikan
kebenaran data, sehingga data dapat dipercaya kebenarannya.
BAB IV
GAMBARAN UMUM, TEMUAN PENELITIAN, INTERPRETASI,
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
44
45
B. Temuan Penelitian
Setelah seluruh data-data yang diperlukan berkumpul dengan lengkap,
langkah selanjutnya adalahn melakukan analisis terhadap data-data yang telah
terkumpul tersebut. Penelitian ini mengkomparasikan antara data-data yang
berasal dari lapangan dengan data kepustakaan yang berupa teori dan konsep
yang ada relevansinya sebagai standar penilaian. Data yang telah diperoleh
melalui hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi, maka penelitian ini
dideskripsikan dan dikelompokkan berdasarkan pertanyaan penelitian.
Penelitian ini sekaligus berfungsi sebagai jawaban atas pertanyaan
penelitian yang diajukan berdasarkan hasil permasalahan yang diteliti dari mulai
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan organisasi
pendidikan yang berfokus pada manajemen sumber daya manusia sebagai upaya
meningkatkan profesionalitas guru di era globalisasi. Temuan yang didapat dari
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan atau tidak. Lulusan minimalnya S-1
pendidikan atau jurusan yang serumpun dengan mata pelajaran yang ada di MI.
selain dari serumpun juga, kami mempertimbangkan keahlian. Misalkan ada
guru yang lulusan PAI, namun pernah pesantren di pesantren khusus Bahasa
Arab dan mumpuni untuk mengampu mapel tersebut, maka bisa di terima.
Selain dari itu faktor utama yang kami lihat adalah track record
akhlaknya di masyarakat. Apakah orang ini akhlaknya bagus atau tidak, pernah
berbuat yang tidak baik atau bagaimana. Selalu kami tekankan bahwa MI ini
mengedepankan akhlak dalam setiap aspeknya.
Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan ada 15. Dari 15 ini yang
bertugas sebagai pendidik ada 12 orang, yang tenaga kependidikan ada 3. Dari
12 pendidik, diantaranya 11 orang merupakan lulusan S-1 pendidikan, yang
diantaranya 8 orang lulusan PAI, 1 orang lulusan PGSd, 1 orang lulusan PGMI,
1 orang masih kuliah di UIN Bandung jurusan Sejarah Peradaban Islam dan
dia masih training. Kemudian satu orang lagi saya lulusan S-2 Magister
Manajemen Pendidikan. Tapi ada 1 orang lagi yakni operator dan guru bahasa
kami yang sedang menjalani kuliah S-2 Magister Manajemen Pendidikan juga.
Kalau ada diantara keluarga yayasan mau menjadi guru di sini, maka
peraturan atau syarat yang telah disebutkan tetap harus di jalani. Contohnya
salah satu guru kami merupakan anak dari guru dan pendiri yayasan di sekolah
ini. Dia dicoba dulu dalam semua aspek selama 1-2 tahun penuh dan
alhamdulillah sekarang sudah menjadi guru tetap di MI ini. Jadi tidak ada
perbedaan apakah dia orang luar, alumni atau keluarga yayasan. Selama ia
berakhlak mulia, berkompeten, berkomitmen dan mau berinovasi untuk
kemajuan sekolah ini, maka pasti akan terima.
48
Yang kami takutkan bila data tersebut bocor dan jatuh kepihak yang tidak
bertanggung jawab serta dipergunakan untuk hal yang tidak baik seperti pinjol dan
lain-lain. Maka karena itu kami senantiasa menjaga data-data yang ada di sekolah
ini.
C. Interpretasi
Etika adalah bagaimana pilihan dibuat untuk memutuskan apa yang benar
atau salah baik dalam bisnis maupun masyarakat. Etika memiliki perspektif objek
yang mengarah kepada perbuatan, sikap dan tindakan manusia. Etika tentulah harus
diaplikasikan manusia dalam menjalani setiap aspek hidupnya. Peran etika sangat
50
Etika manajemen bila diambil secara garis besar, terdapat tiga bagian umum
yakni perilaku terhadap karyawan, perilaku terhadap organisasi dan perilaku
terhadap kolega. Dari 3 bagian umum tersebut yang bersinggungan langsung
dengan SDM adalah perilaku terhadap karyawan.
Perilaku terhadap karyawan ini merupakan salah satu faktor yang dapat
meningakatkan kinerja guru di sekolah dengan indikator karakteristik kepala
sekolah, perekrutan dan pemecatan, penugasan dan pengupahan, penjagaan privasi,
serta yang terahir adalah hambatan etika manajemen.
51
Adapun karakteristik yang harus ada pada diri kepala sekolah adalah rendah
hati, peduli untuk kebaikan yang lebih besar, jujur dan lugas memenuhi komitmen,
berusaha untuk keadilan, bertanggung jawab, menunjukkan rasa hormat terhadap
setiap individu, mendorong dan mengembangkan orang lain, melayani orang lain
dan menunjukkan keberanian untuk membela apa yang benar. (Thakar,2020:171)
organisasi dengan penanganan yang tidak tepat oleh menejemen akan menghambat
pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan dan Perencanaan.
Sumber Daya Manusia atau Human Resources Planning merupakan fungsi
pertama dan utama dari Manajemen Sumber Daya Manusia Perencanaan sumber
daya manusia dapat diuraikan sebagai suatu proses yang berusaha menjamin jumlah
dan jenis pegawai yang tepat tersedia pada tempat yang tepat pada waktu yang tepat
untuk waktu yang akan datang mampu melakukan hal-hal yang diperlukan agar
organisasi dapat terus mencapai tujuannya. Oleh karena itu, tidak etis bila seorang
kepala sekolah lebih mengedapankan kepentingan pribadi (menerima karyawan
dari keluarga sedangkan ada orang lain yang lebih berkompeten) yang nantinya
tidak akan tercapainya kinerja guru.
Melindungi privasi karyawan adalah area lain di mana ada implikasi etis.
Kepala sekolah wajib menjaga privasi dari karyawannya. Di Indonesia, hukum
tentang perlindungan data pribadi diatur dalam UU Republik Indonesia No. 27
Tahun 2022, tentang perlindungan data pribadi. Dalam UU tersebut disebutkan
pada pasal 1 ayat 1.
Adapun jenis data pribadi dalam Pasal 4 UU PDP terdiri dari data pribadi
yang bersifat spesifik dan data pribadi yang bersifat umum. Data pribadi yang
bersifat spesifik meliputi data dan informasi kesehatan, data biometrik, data
genetika, catatan kejahatan, data anak, data keuangan pribadi, dan/atau data
lainnya. Sedangkan data pribadi yang bersifat umum meliputi nama lengkap, jenis
kelamin, kewarganegaraan, agama, status perkawinan, dan/atau data pribadi yang
dikombinasikan untuk mengidentifikasi seseorang. Sehingga jika tidak ada data
55
yang terkait dengan kepentingan perusahaan, maka ranahnya tetap masuk area
privacy, dan perusahaan dilarang mengakses data pribadi milik karyawan tersebut.
Oleh karena itu, harus diperhatikan hal-hal yang disebutkan dalam pasal 20 ayat 2
bila ingin menggunakan data pribadi guru.
5. Hambatan
Walaupun etika merupakan suatu yang fundamental dalam manajemen,
namun dalam praktiknya hal tersebut tidak lupu dari hambatan. Hambatan yang
ada selalu terkait dengan profitabilitas (hasil) dan kemampuan untuk mencapai
hasil. (Thakkar,2020:157)
Ketika sebuah keputusan dibuat untuk hasil yang tinggi namun kemampuan
dari guru tidak memadai, maka dipastikan hasil tersebut tidak akan tercapai. Oleh
karena itu, ketika ada hambatan dalam etika manajemen maka harus kembali
kepada kebijakan atau keputusan itu sendiri dibuat. Ketika terlalu tinggi hasil yang
diinginkan, maka harus diturunkan sesuai kemampuan guru yang ada.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Kepala Sekolah MIS Thariqul Jannah Pangalengan dalam
meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan yaitu
dengan mengimplementasikan etika manajemen. Dalam kalsifikasi etika
manajemen terdapat 3 kategori yang salah satunya adalah perilaku terhadap
karyawan. Perilaku terhadap karyawan ini memiliki indikator karakteristik
kepala sekolah, penugasan dan pengupahan, dan penjagaan privasi. Dalam
praktiknya memang masih ada hambatan dalam etika manajemen ini,
salahsatunya adalah adanya kesenjangan antara hasil yang ingin diraih dan
kemampuan untuk meraih hasil itu. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu
meninjau ulang keputusan yang diambil dengan melihat kembali SDM yang
ada supaya kinerja guru lebih meningkat.
2. Simpulan Khusus
a. Karakteristik kepala sekolah di MIS Thariqul Jannah yang baik (beretika)
akan menimbulkan rasa percaya, hormat dan bertanggung jawab pada setiap
diri guru. Hal tersebut dibuktikan dari pengakuan guru yang lain bahwa
kepala sekolah selalu mencontohkan etika yang baik.
b. Dalam perekrutan karyawan di MIS Thariqul Jannah selalu melihat dari
berbagai aspek yang dapat meningkatkan kualitas sebuah sekolah. Tidak etis
bila seorang kepala sekolah MIS Thariqul Jannah lebih mementingkan
keluarga sedangkan ada orang lain yang lebih berkualitas. Perekrutan
Karyawan atau guru yang asal-asalan di awal, apalagi kepribadiannya buruk
maka dapat dipastikan kinerjanya pun akan tidak baik.
c. Pemberian tugas dari kepala sekolah di MIS Thariqul Jannah kepada guru
disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut.
56
57
B. Implikasi
Implikasi dari implementasi etika manajemen kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru di MIS Thariqul Jannah Pangalengan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik kepala sekolah yang baik (beretika) akan menimbulkan rasa
percaya, hormat dan bertanggung jawab pada setiap diri guru. Hal ini secara
tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru, karena seorang pemimpin
merupakan contoh bagi setiap anggotanya.
2. Dalam perekrutan karyawan, tentunya harus melihat dari berbagai aspek
yang dapat meningkatkan kualitas sebuah sekolah. Tidak etis bila seorang
kepala sekolah lebih mementingkan keluarga sedangkan ada orang lain yang
lebih berkualitas. Perekrutan Karyawan atau guru yang asal-asalan di awal,
apalagi kepribadiannya buruk maka dapat dipastikan kinerjanya pun akan
tidak baik. Intinya
3. Pemberian tugas dari kepala sekolah kepada haruslah sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut. Sangat tidak etis bila kepala
sekolah bila menugaskan mata pelajaran Matematika kepada guru Bahasa
Indonesia. Bagaimana seorang guru dapat menaikan kinerjanya, sementara
tugas yang diampunya tidak sesuai dengan kompetensinya. Pemberian upah
kepada guru merupakan hal yang sangat penting pula karena hal ini
menyangkut kesejahteraan karyawan.
58
A. Buku-Buku
Arikunto, S. (2016). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Rajawali Pers. Jakarta
B. Peraturan Perundang-undangan
C. Sumber Lain