Tugas Mini Riset Teori Dan Praktik Supervisi Pendidikan
Tugas Mini Riset Teori Dan Praktik Supervisi Pendidikan
MINI RISET
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penilaian Mata Kuliah Teori Dan Praktik
Supervisi Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2023
DAFTAR ISI
A. Simpulan............................................................................................... 28
B. Saran ..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk membentuk dan mengembangkan karakter dan potensi peserta didik yaitu
Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan undang-undang sistem pendidikan
fungsi dan tugas yang sangat amat besar untuk mewujudkan sumber daya
bangsa dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, terlebih lagi
1
2
peserta didik, memiliki keterampilan tinggi dan wawasan yang luas terhadap
pola pikir dan budaya kerja pendidik, serta loyalitas terhadap prosesi
zaman untuk mencetak para lulusan handal, berkualitas, kreatif, serta beriman
Kepribadian yang bermoral dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
haruslah tertanam baik dalam diri peserta didik, karena kemajuan yang tidak
dibarengi dangan kuatnya iman dan takwa maka dapat menyebabkan peserta
didik terjerumus dalam hal-hal yang dapat merusak moral mereka seperti
yang lainnya, yang hal itu akan merusak dirinya sendiri dan orang lain. Oleh
mereka untuk memperkuat dan meningkatkat iman dan ketakwaan kepada Allah
SWT.
b. Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajaran, baik dari segi substansi dan
content knowledge)
4
dengan adjustments dan reaksi unik dari peserta didik terhadap tindakan
proses belajar melalui upaya menganalisis berbagai bentuk tingkah laku pada
daya material dan pembinaan hubungan kerja sama antara sekolah dengan
terhadap masyarakat mengenai program yang sudah ada dan direncakan oleh
pihak sekolah agar masyarakat dapat mengerti dan membantu usaha sekolah.
Dan dengan adanya supervisi yang dilakukan kepala sekolah, guru Pendidikan
Agama Islam akan berkerja lebih profesional, serta mampu mendesain dengan
didik terdiri atas: 1) faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni
keadaan dan kondisi jasmani dan rohani peserta didik, 2) faktor eksternal (faktor
dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik, 3)
didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk
111).
berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik dalam upaya
dalam proses pendidikan agama Islam, maka diperlukan seorang pendidik yang
profesional. Oleh karena itu, supervisi sangat penting dan sangat dibutuhkan
untuk sekolah.
SMP Itikurih Hibarna Ciparay adalah salah satu sekolah tingkat menengah
pendidikan agama Islam yang bertugas mengajar 9 kelas. Dengan beban dan
tanggung jawab mendidik anak yang berjumlah tidak sedikit tersebut, sehingga
melihat data data peserta didik, yang hal tersebut masih belum maksimal dalam
kegiatan membimbing.
PENDIDIKAN”
8
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Agama Islam.
2. Manfaat Praktis
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan bahan kajian
A. Landasaran Teoritis
Secara morfologis supervisi berasal dari dua kata yaitu super dan vision.
Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan
dilakukan oleh atasan (orang yang berposisi diatas, pimpinan) terhadap hal-
yeng lebih ahli kepada orang yang memiliki keahlian dibawahnya. Kegiatan
10
11
Supervisi ialah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju
sebagainya.
juga terkait dengan komponen tata usaha, sarana, lingkungan Sekolah dan
ayat 5 :
Artinya :
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu” (Kemenag, 2022).
Supervisi berasal dri kata supervision yang terdiri dari dua kata yaitu
super yang berarti lebih dan vision yang berarti melihat atau meninjau.
guru dari kepala sekolah terkait permasalahan yang dihadapi guru dalam
pembelajaran.
selaku bantuan atau pembinaan pada guru dan personil pendidikan degan
member layanan kepada para pendidik dan tenaga kependidikan baik secara
Dengan kata lain supervisi ialah memberikan layanan atau bantuan. Sebagai
Lancar tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak
dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan
mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu
takut dan tidak bebas dalam menjalakan tugasnya serta merasa terancam dan
kurang tepat dan tidak sesuai lagi dengan zaman reformasi seperti sekarang
ini.
dipertukarkan.
sama dengan direktur, dan manejer. Dalam bahasa umum ini ada
orang yang berada dalam kedudukan yang lebih bawah dalam hirarki
selaku manajer.
mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk
superfisi pengajaran :
f. Membantu dalam menilai kemajuan murid dan dan hasil pekerjaan guru
itu sendiri
g. Membantu membina reaksi mental atau moral para guru dalam rangka
efektif
peserta didik
19
prestasi belajarnya
dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari inti supervisi pendidikan
adalah membantu guru dan para staf dalam melaksanakan tugasnya baik
telah ada sejak adanya pendidikan. Padahal pendidikan itu sebenarnya telah
ada sejak adanya manusia. Kiranya tidak terlalu salah, jika hendak
telah ada sejak adanya manusia, biarpun dalam tataran dan tingkatan yang
sederhana saja.
satusatunya sumber ilmu pengetahuan yang ditimba oleh sang murid adalah
sang guru, seolah-olah sang guru telah maha tahu tentang apa saja yang
dengan cara mencari guru lain yang lebih tinggi ilmu pengetahuannya.
oleh dirinya sendiri. Demikian juga ketika ia mencari guru lagi guna
butuhnya supervisi yang bersangkutan dari orang yang lebih tinggi tangkat
pengetahuan yang dimiliki tersebut, sang guru mencari teman latih tanding
terjadi saling asah, saling asuh,dan saling belajar. Meskipun hal demikian
belum ada namanya, tetapi pada era sekarang hal demikian dikenal dengan
Supervisi pendidikan, yang dilakukan secara aktif oleh guru itu sendiri
(exercise, riyadah, dan lelaku), latih tanding secara kejawatan atau kologial
atau mencari guru baru yang lebih luas dan dalam ilmunya bahkan tidak
menerus, terbukti mempunyai ilmu pengetahuan yang relatif lebih luas dan
supervisinya.
agama. Negara turut mensupervisi terhadap para guru, dengan maksud agar
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan apa yang menjadi
oleh guru yang dipandang lebih mampu, melainkan mereka yang ditunjuk
Pada abad ke-17, di Eropa dan Amerika, terjadi tarik menarik mengenai
otoritas sekolah antara kepala sekolah dengan supervisor yang berasal dari
luar sistem sekolah. Dari tarik menarik mengenai otoritas tersebut, akhirnya
tersebut tetap boleh masuk, tetapi de-ngan catatan otoritas sekolah masih
tetap diakui. Dengan demikian kedudukan supervisor yang berasal dari luar
yang lebih baik lagi karena unsur profesionalitas sudah mulai masuk.
inspeksi. Oleh karena itu, sejak saat ini istilah inspeksi dalam sistem
sekolah. Sampai sekarang, penilik sekolah ini masih ada dan praktik-praktik
menginspeksi.
selalu paham dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh karena
Supervisi yang dilakukan oleh supervisor tidak lagi sekedar mengontrol dan
kepada guru-guru, baik secara langsung kepada guru maupun secara tidak
(Permendiknas, 2007).
BAB III
ANALISIS
Itikurih Hibarna Ciparay sudah berjalan dengan baik, meskipun masih perlu
ditingkatkan lagi karena diakibatkan oleh perbedaan latar belakang pendidikan dan
tingkat jabatan, perbedaan dalam orientasi profesional, perbedaan dalam tujuan dan
hidup, perbedaan dalam kualifikasi kemampuan untuk memimpin dan berdiri untuk
dirubah atau dihilangkan. Sikap korektif yang mencari-cari kesalahan harus diganti
dengan sikap kreatif dimana setiap orang mau dan mampu menumbuh kembangkan
26
27
masing. Berarti pengadaan kepala sekolah juga berarti pengadaan supervisor. Cara
terbaik dalam pengadaan calon kepala sekolah atau supervisor pada orang-orang
yang sudah berpengalaman menjadi guru dan memiliki keahlian sebagai sebagai
kepala sekolah atau supervisor. Supervisi memerlukan kerativitas tinggi dari pada
yang dihadapi dan langkah yang harus diambil sebagai solusi efektif. Belum banyak
inovatif dan produktif. Fasilitas sekolah merupakan sarana vital bagi realisasi tujuan
pendidikan akan berdampak pada kualitas guru dan kualitas guru yang berada
dibawah standar akan membawa pengaruh besar pada peserta dedik. Supervisor
yang berkualitas adalah supervisor yang dapat memberikan bantuan kepada guru ke
arah usaha pemecahan masalah dan perbaikan kualitas proses pembelajaran secara
A. Simpulan
a. Supervisi itu sendiri adalah suatu proses bimbingan dari seorang kepala
sekolah kepada para guru dan pegawai yang langsung menangani belajar
siswa guna memperbaiki situasi belajar mengajar para siswa agar para siswa
b. Lalu untuk Tujuan dari supervisi pendidikan itu sendiri adalah perbaikan
mengajar guru juga membina profesi guru dengan cara pengadaan fasilitas
evaluasi pengajaran.
28
29
sekola dengan supervisor yang berasal dari luar sistem sekolah. Lalu Pada
lebih baik lagi karena unsur profesionalitas sudah mulai masuk. Bertindak
bantuan kepada Guru saja, melainkan lebih mengarah kepada inspeksi. Pada
B. Saran
berkesinambungan.
31
32
MINI RISET
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penilaian
Mata Kuliah Teori dan Praktik Supervisi Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidika
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2023
DAFTAR ISI
A. Pembahasan .......................................................................................... 17
B. Hasil Analisis ....................................................................................... 20
A. Kesimpulan .......................................................................................... 24
B. Rekomendasi ........................................................................................ 25
C. Implikasi............................................................................................... 25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari
peran serta guru dalam pelaksanaannya. Pendidikan yang berkualitas dapat
dilihat dari tingkatan guru dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
pendidik yang profesional. Guru yang profesional akan dapat mengelola proses
pembelajaran dengan baik sehingga dalam proses belajar mengajar tercipta
situasi yang kondusif yang memungkinkan peserta didik secara leluasa dapat
mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal.
Agar proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru sesuai
dengan ketentuan yang terdapat pada standar proses sehingga dapat berjalan
secara efektif dan efesien maka perlu adanya pengawasan atau supervisi. Untuk
keperluan supervisi pembelajaran, pemerintah juga telah membuat ketetapan
tentang supervisi seperti yang dinyatakan pada Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 pasal 19 ayat (3) bahwa setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Pengawasan yang dimaksud pada
pasal 19 ayat (3) ini diperjelas lagi pada pasal 23 yang menyatakan bahwa
pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan pengambilan keputusan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
Fungsi dari supervisi pendidikan yaitu untuk mengembalikan dan
mengoptimalkan sistem pendidikan di Indonesia. Namun pada pelaksanaannya,
supervisi pendidikan masih terdapat beberapa kekurangan seperti supervisor
yang belum bisa memaksimalkan tugas-tugasnya, kurangnya kesadaran akan
pentingnya supervisi pendidikan untuk menciptakan pendidikan yang
berkualitas serta minimnya sarana prasarana untuk melaksanakan supervisi
3
pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia membutuhkan
pengoptimalan strategi pelaksanaan supervisi pendidikan untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Terdapat beberapa jenis pengawasan atau supervisi yang dapat
dilakukan, seperti supervisi akademik, supervisi administrasi, dan juga
supervisi kelembagaan. Ketiga jenis supervisi ini sangat dibutuhkan, salah
satunya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Supervisi pendidikan berperan
untuk mengawasi kegiatan jalannya pendidikan, dan memperbaiki kekurangan
dan kesalahan dalam proses pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi akademik dan non akademik peserta
didik dalam kancah nasional dan internasional. Sehingga keberhasilan
pelaksanaan supervisi pendidikan dapat diukur dari peningkatan prestasi belajar
peserta didik. Karena di dalam pengawasan tersebut berfungsi untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar di suatu sekolah. Beberapa fungsi dari
supervisi ini secara efektif dapat meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya
yaitu dapat dijadikan sebagai bahan koreksi, yaitu untuk mendorong guru baik
secara individu maupun kelompok agar mau melakukan berbagai koreksi
dalam tugasnya. Hal ini dapat ditingkatkan dengan pelatihan, yaitu dengan
membangkitkan kemauan, mendorong percobaan, mengarahkan dan
merangsang, dan membantu dalam pelaksanaan prosedur pengajaran yang baru.
Selain itu sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahmat (Rahmat, 2015)
supervisi adalah ilmu tentang cara membina sumber daya manusia yang
berperan pada pelaksanaan pendidikan yaitu pendidikan untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati dan dijalankan oleh supervisor yaitu pengawas dan kepala
sekolah. Supervisor berperan mengawasi, memimpin, membina, mengontrol
sumber daya yang meliputi perencanaan, pengamatan, pembinaan, dan
pengawasan.
Supervisi pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik akan
memberikan hasil yang nyata pada pencapaian tujuan pendidikan. Satuan
4
pendidikan atau sekolah yang telah menyelenggarakan supervisi pembelajaran
dengan baik dapat mewujudkan terbentuknya sekolah yang efektif atau unggul.
Begitu pula yang dilakukan supervisor di SDN 2 Nanggeleng dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah dan pengawas sebagai
supervisor melakukan seluruh rangkaian pengawasan baik supervisi akademik,
supervisi administrasi, maupun supervisi kelembagaan dengan tujuan agar
dapat meningkatkan mutu pendidikan di SDN 2 Nanggeleng.
Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik dan merasa perlu untuk
meneliti lebih lanjut mengenai “Implementasi Fungsi dan Jenis Supervisi
Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan” yang dilakukan di SDN 2
Nanggeleng.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi dan jenis supervisi pendidikan?
2. Bagaimana implementasi fungsi supervisi pendidikan dalam meningkatkan
mutu pendidikan?
3. Bagaimana implementasi jenis-jenis supervisi pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui fungsi dan jenis supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui implementasi fungsi supervisi pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Untuk mengetahui implementasi jenis-jenis supervisi pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
5
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang bersifat teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis ini adalah untuk mengembangkan khasanah keilmuan yang
berkaitan dengan implementasi fungsi dan jenis supervisi pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan di SDN 2 Nanggeleng.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah:
a. Untuk Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan reputasi
atau kredibilitas lembaga pendidikan yaitu sekolah SDN 2 Nanggeleng.
b. Untuk Guru
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi guru yang
menjadi objek yang disupervisi, agar dapat melaksanakan tugas pokok
dan fungsi seorang guru dengan lebih baik.
c. Untuk Siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
dengan menerima pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan.
BAB II
6
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Jenis Supervisi Pendidikan
Dalam uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa supervisi
mengandung pengertian yang luas. Setiap kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukan di sekolah ataupun di kantor-kantor memerlukan adanya supervisi
atau pengawasan agar pekerjaan itu dapat berjalan dengan lancar dan mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Supervisi yang efektif harus fokus pada
mengubah seluruh sekolah menjadi komunitas pembelajaran, dengan visi
bersama dan komitmen untuk perbaikan terus-menerus (Henderson, 1984).
Berdasarkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan oleh guru-guru
maupun para karyawan pendidikan, M. Ngalim Purwanto (2009) berpendapat
bahwa supervisi dalam dunia pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam;
yaitu supervisi umum dan supervisi pengajaran. Penjelasannya sebagai berikut:
a. Supervisi Umum merupakan supervisi yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung
berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran, seperti supervisi
terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah
atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan
pengelolaan administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan
sekolah atau kantor pendidikan, dan sebagainya.
b. Supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal maupun
material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar
yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan
demikian, apa yang telah dikemukakan di dalam uraian terdahulu
tentang pengertian supervisi beserta definisi-definisinya dapat
digolongkan ke dalam supervisi pengajaran.
7
Disamping kedua jenis supervisi di atas dikenal pula istilah
supervisi klinis. Menurut Richard Waller sebagaimana dikutip M. Ngalim
Purwanto yaitu: ”Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada
perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap
perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang rasional”.
Syaiful Sagala (2012) menegaskan definisi dari supervisi klinis
adalah suatu pendekatan yang efektif melalui suatu proses bimbingan
dengan menyediakan konsultasi, dukungan, melayani dan membantu para
guru meningkatkan keprofesionalannya menggunakan tahapan observasi,
implementasi pembelajaran, dan kegiatan diskusi hasil analisis data
secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku,
memperbaiki pengajaran, mengetahui, memahami kelebihan, dan
kelemahan guru di bidang keterampilan mengajar serta berusaha
meningkatkannya ke arah yang lebih baik lagi.
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran.
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih
ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di
dalam proses belajar mengajar dan kemudian secara langsung pula
diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan
tersebut.
8
dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung. Reflection-on-action adalah
refleksi yang dilakukan setelah kegiatan selesai dilakukan. Seseorang me-
review hal-hal apa yang telah dilakukannya dalam suatu kegiatan, untuk
menyusun rencana atau menggunakan pengalamannya tersebut pada
kegiatan yang akan datang.
9
Fungsi supervisi pendidikan tidak hanya ditujukan untuk peningkatan
atau perbaikan kualitas pembelajaran sekolah, tetapi juga untuk
mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi
guru. Seperti yang dirumuskan oleh Sahertian (2000), supervisi dalam
pendidikan mempunyai 8 fungsi, yaitu :
a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c. Memperluas pengalaman guru-guru
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f. Menganalisis situasi belajar mengajar
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota
staf
h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan
kemampuan mengajar guru.
Berdasarkan tugas pokok supervisi yang bertujuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas agar tujuan supervisi terwujud dengan peningkatan
kinerja, maka keterampilan guru harus dikembangkan, dalam hal ini menurut
Ametembun (2012) fungsi supervisi terdiri dari:
a. Penelitian, mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang
dihadapi. Proses dari penelitian ini meliputi beberapa tahapan,
pertama adalah perumusan masalah yang akan diteliti, kedua adalah
pengumpulan data, ketiga pengolahan data, dan yang terakhir adalah
konklusi hasil penelitian.
b. Penilaian terhadap hasil penelitian, yaitu mengukur kemajuan yang
diinginkan, seberapa banyak yang telah dicapai, dan evaluasi ini
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya tes, penetapan standar,
evaluasi kemajuan belajar siswa, pemantauan kemajuan, studi
10
sekolah hasil penilaian, dan prosedur lain yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan
c. Perbaikan dari hasil penelitian yang dilakukan, untuk mendorong
guru baik secara individu maupun kelompok agar mau melakukan
berbagai koreksi dalam tugasnya. Hal ini dapat ditingkatkan dengan
pelatihan, yaitu dengan membangkitkan kemauan, mendorong
percobaan, mengarahkan dan merangsang, dan membantu dalam
pelaksanaan prosedur pengajaran yang baru.
d. Pelatihan, merupakan upaya pemecahan masalah yaitu dengan cara
membimbing atau melatih guru dengan cara-cara baru dalam
melaksanakan pembelajaran. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui
presentasi, lokakarya, seminar, observasi, konferensi individu dan
kelompok serta kunjungan supervisi.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi supervisi pendidikan dalam
perkembangan guru yaitu membina perbaikan pengajaran sehingga
meningkatan kualitas pengajaran.
Sedangkan menurut M. Ngalim Poerwanto bahwa fungsi supervisi
bukan hanya perbaikan saja melainkan untuk mengkoordinasi,
menstimulasi, dan mendorong pertumbuhan profesi guru. Berikut fungsi-
fungsi supervisi pendidikan berdasakan bidangnya:
a. Dalam bidang kepemimpinan
a) Menyusun rencana secara bersama-sama
b) Membangkitkan serta memupuk semangat kelompok, atau
memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok
c) Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru,
pegawai- pegawai) dalam berbagai kegiatan
d) Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam
menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan
11
e) Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-
putusan
f) Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung
jawab kepada anggota kelompok sesuai dengan fungsi dan
kecakapan masing-masing
g) Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok
h) Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota
kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat
demi kepentingan bersama
b. Dalam hubungan kemanusiaan
a) Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang
dialami untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya,
bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompoknya
b) Membantu mengatasi kekurangan atau kesulitan yang dihadapi
kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh
tak acuh, dan pesimistis
c) Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang
demokratis
d) Memupuk rasa saling menghargai dan menghormati diantara
sesama anggota kelompok dan sesama manusia
e) Menghilangkan rasa curiga mencurigai diantara sesama anggota
kelompok.
c. Dalam pembinaan proses kelompok
a) Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik
kelemahan maupun kemampuan masing-masing
b) Menimbulkan dan memelihara sikap percaya mempercayai
antara sesama anggota, maupun antara anggota dan pimpinan
c) Memupuk sikap dan kesediaan tolong-menolong
d) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok
12
e) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau
perselisihan pendapat di antara anggota kelompok
f) Menguasai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-
pertemuan lainnya.
d. Dalam bidang administrasi personel
a) Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan
yang diperlukan untuk suatu pekerjan
b) Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai
dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing
c) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan
meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal
e. Dalam bidang evaluasi
a) Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara
khusus dan terinci
b) Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh
data yang lengkap, benar dan dapat diolah menurut norma-norma
yang ada
c) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga
mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan
d) Menguasai dan memiliki norma-norma yang akan digunakan
sebagai kriteria penilaian.
Dengan adanya fungsi supervisi diindikasikan pembelajaran lebih baik.
Adapun indikasi lebih baik itu diantaranya adalah :
a. Lebih mempercepat tercapainya tujuan
b. Lebih memantapkan penguasaan materi
c. Lebih menarik minat belajar siswa
d. Lebih baik daya serapnya
e. Lebih banyak jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
13
f. Lebih mantap pengelolaan administrasinya
g. Lebih mantap pemanfaatan media belajarnya.
Supervisi dengan instruksional yang efektif harus didasarkan pada
pendekatan perkembangan yang memperhatikan kebutuhan dan tujuan
masing-masing guru (Glickman, 1985).
3. Mutu Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, mutu dipandang dan diartikan sebagai
“program atau hasil dari sebuah manajemen pendidikan yang bertujuan untuk
memenuhi harapan pelanggan pendidikan yang sesuai dengan tingkat
kebutuhan dan perkembangan masyarakat atau dunia kerja.”
Selanjutnya menurut Aminatul Zahroh (2014), mutu pendidikan merupakan
kemampuan atau kompetensi lembaga pendidikan dalam mendayagunakan
serta mengelola sumber-sumber pendidikan, yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik dengan seoptimal mungkin.
Selain itu menurut Marus Suti (2011), mutu pendidikan adalah derajat
keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk
melahirkan keunggulan akademis dan ekstra kurikuler pada peserta didik yang
dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau penyelesaian pembelajaran
tertentu.
Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa mutu
pendidikan adalah keunggulan atau kemampuan sistem pendidikan dalam
mengelola dan memproses input pendidikan secara efektif dan efisien sehingga
menghasilkan output pendidikan yang bermutu dan bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dalam konteks pendidikan, menurut Kementerian Pendidikan Nasional
sebagaimana dikutip oleh Mulyasa, pengertian mutu mencakup input, proses
dan output pendidikan. Input pendidikan dalam konsep mutu pendidikan ini
adalah sesuatu yang diperlukan atau dibutuhkan oleh lembaga/institusi
14
pendidikan untuk keberlangsungan proses pendidikan. Yang termasuk dalam
input pendidikan ini adalah sumber daya pendidikan (peserta didik, pendidik,
dan tenaga kependidikan serta sarana prasarana), perangkat lunak (administrasi
pendidikan dan program pendidikan), dan juga harapan-harapan yang tertuang
dalam visi dan misi lembaga pendidikan.
Selanjutya setelah tersedianya input pendidikan, maka dapat dilaksanakan
proses pendidikan. Dimana proses pendidikan merupakan proses pelaksanaan
atau keberlangsungan suatu pendidikan dan pembelajaran dalam suatu
institusi/lembaga pendidikan terkait. Dalam proses pendidikan ini, sangat
dipengaruhi oleh input pendidikan yang ada. Selanjutnya proses pendidikan ini
meliputi proses pengambilan keputusan (perencanaan), pengelolaan lembaga
pendidikan, pengelolaan program pendidikan, proses pembelajaran, proses
monitoring, dan evaluasi pendidikan.
Kemudian output pendidikan dalam mutu pendidikan adalah sebuah kinerja
sekolah. Kinerja sekolah yang dimaksud adalah prestasi sekolah yang
dihasilkan dari proses atau perilaku sekolah. Kinerja sekolah suatu lembaga
pendidikan dapat diukur dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya,
efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.
Selanjutnya output pendidikan sekolah dikatakan berkualitas atau bermutu
tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi siswa, menunjukkan pencapaian
yang tinggi. Oleh sebab itu, mutu dalam dunia pendidikan dapat dinyatakan
lebih mengutamakan pada keberadaan siswa, baik sebagai input, proses,
maupun output. Dengan kata lain, proses perbaikan sekolah dilakukan secara
lebih kreatif dan konstruktif. Dimana proses pendidikan yang dikelola dengan
baik, maka akan menghasilkan output atau siswa yang baik juga. Sehingga dari
output pendidikan yang dihasilkan, dapat mendongkrak mutu dari lembaga
pendidikan tersebut.
Dari sini dapat kita ketahui bahwa, suatu lembaga pendidikan perlu adanya
upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan. Dimana dalam meningkatkan mutu
15
pendidikan tersebut, minimal sesuai dengan standar pendidikan yang telah
ditetapkan secara nasional.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan
perundang-undangan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, yakni adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada
pasal 50 ayat 2 dijelaskan bahwa “pemerintah menentukan kebijakan nasional
dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.”
Usaha pemerintah ini juga diperkuat dengan adanya pasal yang mengatur
tentang evaluasi pendidikan. Dimana pasal 57 ayat 1 menjelaskan bahwa
“evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyeleggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.”
Supervisi pendidikan sebagai suatu kegiatan yang tidak terpisah dari
kegiatan manajemen pendidikan perlu diupayakan secara simultan dan
ditingkatkan kualitas pelaksanaannya. Bukti penunjukkan bahwa supervisi
menjadi bagian dari manajemen pendidikan nasional adalah terdapatnya bab
khusus mengenai pengawasan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No.20 tahun 2003 yang diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah. Oleh karena itu supervisi pendidikan mempunyai kedudukan
strategis dan penting dalam manajemen pendidikan, maka sudah menjadi
keharusan bagi pemerintah untuk berupaya secara terus menerus menjadi para
pelaksana supervisi pendidikan sebagai tenaga yang profesional.
Supervisi yang tepat dan terus menerus kepada sekolah ataupun guru
berkontribusi pada peningkatan mutu pedidikan. Peningkatan mutu pendidikan
melalui pembinaan profesional guru didasarkan akan keyakinan bahwa mutu
pembelajaran dapat diperbaiki dengan cara melalui pembinaan langsung.
16
Karena supervisi efektif akan membawa terciptanya kondisi yang layak bagi
sekolah atau perubahan meningkatnya mutu pendidikan.
BAB III
17
A. Pembahasan
18
Data tersebut kemudian diolah untuk dijadikan bahan penelitian.
Dengan cara ini dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai
keperluan penyelenggaraan pemberian bantuan terhadap guru, sehingga
supervisi dapat berhasil dengan memuaskan.
c. Penilaian
Kegiatan penilaian berupa usaha untuk mengetahui segala fakta yang
mempengaruhi kelangsungan persiapan, penyelenggaraan, dan hasil
pelajaran.
d. Latihan
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan cara-cara baru
sebagai upaya perbaikan atau peningkatan. Hal inipun bisa sebagai
pemecah atas masalah-masalah yang dihadapi. Pelatihan ini dapat berupa
lokakarya, seminar, demonstrasi mengajar, simulasi, observasi, saling
mengunjungi, atau cara lain yang dipandang efektif.
e. Pembinaan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi
semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang
diperkenalkan sebagai hasil penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini
membantu guru-guru memecahkan masalah dan kesulitan dalam
menggunakan cara baru.
Menurut Swearingen yang merinci fungsi supervisi pendidikan sebagai
berikut:
a. Mengkoordinasikan semua usaha sekolah
b. Melengkapi kepemimpinan kepala sekolah
c. Memperluas pengalaman guru
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif dalam pengajaran
e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f. Menganalisis situasi belajar mengajar
19
g. Menginteraksikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan
kemampuan guru mengajar (Sagala, 2013, p. 106).
Lebih lanjut Piet. A. Sahertian mengemukakan bahwa ada 8 fungsi
supervisi antara lain:
a. Mengkoordinasi semua sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinan
c. Memperluas pengalaman guru-guru
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f. Menganalisis situasi belajar-mengajar
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf
h. Memberi wawasan yang lebih luas dan integrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
(Sahertian Piet, 2000, p. 21).
Berdasarkan uraian di atas fungsi supervisi pendidikan adalah bukan hanya
sekedar fungsi kontrol dengan melihat apakah segala kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi
lebih dari itu. Kegiatan ini mencangkup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-
syarat personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi
belajar mengajar yang efektif, dan memenuhi syarat-syaratnya.
B. Hasil Analisis
Supervisi pendidikan dilaksanakan untuk memberikan kemudahan
terhadap jalannya program pendidikan yang sesuai dengan standar pendidikan
nasional yang telah ditentukan dengan memperhatikan tujuan pendidikan.
Meskipun penerapannya di lapangan bisa saja terdapat sumber daya manusia
yang belum menggambarkan sikap profesionalitas. Supervisi pendidikan
merupakan tugas kepala sekolah sebagai pimpinan yang menjadi ketua dari
sebuah satuan pendidikan. (Fauziah, 2017, dalam Miftahul Ngulya, Asep
Kurniawan, 2019).
20
Fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk
mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi
guru. Implementasi supervisi pendidikan SDN 2 Nanggeleng dilakukan
minimal 2 kali dalam setahun secara terjadwal. Kepala sekolah sebagai
supervisor pendidikan perlu memahami fungsi-fungsi supervisi yang
merupakan tugas pokok sebagai supervisor pendidikan. Sebelum memberikan
pelayanan terhadap guru, kepala sekolah sebagai supervisor perlu
mengadakan inspeksi terlebih dahulu. Inspeksi dilakukan dengan melakukan
kunjungan kelas dengan membawa instrumen yang memuat indikator
supervisi. Supervisor akan mengecek kelengkapan administrasi kelas, dan
melihat metode pengajaran yang diberikan di kelas apakah telah sesuai dengan
RPP yang telah dibuat guru. Sedangkan, supervisi kelembagaan dilakukan
oleh pengawas dengan jadwal setahun sekali. Biasanya pelaksanaan supervisi
kelembagaan dilaksanakan bersamaan dengan jadwal pelaksanaan supervisi
akademik dan supervisi administrasi yang dilaksanakan di SDN 2
Nanggeleng.
Salah satu fungsi supervisi pendidikan adalah memberi wawasan yang
lebih luas dan integrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan
meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru. Sebelum melaksanakan
supervisi, kepala sekolah mengumumkan jadwal supervisi. Hal ini
dimaksudkan agar para guru SDN 2 Nanggeleng mempersiapkan berkas
administrasinya dengan sebaik-baiknya sebelum pelaksanaan supervisi
dilakukan. Di awal semester, kepala sekolah telah menerbitkan jadwal kelas
mana saja yang akan disupervisi di minggu tersebut. Terdapat 2 rombel yang
terdiri dari 12 kelas, sehingga supervisi pendidikan dilakukan 2-3 minggu
lamanya, yaitu hari Senin sampai dengan Kamis, sedang di hari Jumat dan
Sabtu tidak dilaksanakan supervisi. Sehingga, dalam sehari hanya ada 1 kelas
yang disupervisi oleh supervisor.
21
Guru yang akan disupervisi sebelumnya telah dibekali lembaran
instrument yang mengandung daftar berkas administrasi yang harus
dilengkapi oleh guru kelas, hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk
meningkatkan kinerja dan kemampuan mengajar para guru, sesuai dengan
tujuan fungsi supervisi pendidikan.
Dari hasil kegiatan implementasi supervisi dihasilkan data yang
kemudian diolah untuk dijadikan bahan penelitian dan evaluasi kepala sekolah
sebagai pimpinan lembaga.
Setelah ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai keperluan
penyelenggaraan pemberian bantuan terhadap guru, maka supervisor dalam
hal ini kepala sekolah akan melakukan penilaian, pelatihan, dan pembinaan
sehingga supervisi dapat dikatakan berhasil dengan memuaskan.
Penilaian guru sebagai hasil dari kegiatan implementasi supervisi di
SDN 2 Nanggeleng menghasilkan data yang mengemukakan segala fakta
yang mempengaruhi kelangsungan persiapan, penyelenggaraan, dan hasil
pelajaran. Supervisor yang terdiri dari kepala sekolah dan pengawas akan
memilih beberapa guru yang dianggap memiliki inovasi dan praktik baik
dalam menerapkan metode belajar mengajarnya di kelas.
Guru yang terpilih ditugaskan untuk melakukan sharing dan presentasi
di depan para guru lainnya sebagai bagian dari implementasi fungsi
supervis pendidikan yaitu pelatihan dan pembinaan. Pelatihan dimaksudkan
sebagai untuk memperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya perbaikan
atau peningkatan. Hal inipun bisa sebagai pemecah atas masalah-masalah
yang dihadapi para guru di SDN 2 Nanggeleng.
Selanjutnya, rangkaian akhir dari implementasi fungsi supervisi
pendidikan di SDN 2 Nanggeleng adalah pembinaan terhadap para pendidik
dan tenaga kependidikan yang telah disupervisi. Pembinaan ini
dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi semangat agar
guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai
22
hasil penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini membantu guru-guru
memecahkan masalah dan kesulitan dalam menggunakan cara baru.
BAB IV
23
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti laksanakan dengan demikian
kesimpulan terkait Implementasi Fungsi dan Jenis Supervisi Pendidikan dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan yang dilakukan di SDN 2 Nanggeleng yaitu :
1. Fungsi supervisi pendidikan dalam perkembangan guru yaitu
membina perbaikan pengajaran sehingga meningkatan kualitas
pengajaran. Fungsi supervisi juga bukan hanya perbaikan saja
melainkan untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong
pertumbuhan profesi guru. Adapun untuk jenis jenis supervisi yaitu
Supervisi Akademik, supervisi Administrasi, dan Supervisi
Lembaga.
2. Supervisi pendidikan sebagai suatu kegiatan yang tidak terpisah dari
kegiatan manajemen pendidikan perlu diupayakan secara simultan
dan ditingkatkan kualitas pelaksanaannya. Bukti penunjukkan bahwa
supervisi menjadi bagian dari manajemen pendidikan nasional adalah
terdapatnya bab khusus mengenai pengawasan.
3. supervisi pendidikan terdiri dari supervisi manajerial dan supervisi
akademik. Supervisi manajerial ini merupakan supervisi yang
dilakukan pengawas pendidikan terhadap kepala sekolah yang
berhubungan dengan pengelolaan pendidikan dan supervisi akademik
fokusnya adalah pada guru yaitu terdiri dari supervisi klinis dan
supervisi kelas.
B. Rekomendasi
24
Supervisor harus lebih memperhatikan lagi penyelenggaraan fasilitas
serta sara prasarana untuk guru yang akan melaksanakan supervisi dalam
meningkatkan mutu Pendidikan.
C. Implikasi
25
DAFTAR PUSTAKA
Sahertian. Piet A. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sahertian. Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Purwanto, Ngalim. (2009). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Zahro, Aminatul. (2014). Total Quality Management Teori & Praktik Manajemen
Untuk Mendongkrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
26
https://www.researchgate.net/publication/338426241_IMPLEMENTASI_SUPERVIS
I_PENDIDIKAN_DALAM_MENINGKATKAN_MUTU_PEMBELAJARA
N_Studi_Kasus_di_Madrasah_Aliyah_Negeri_3_Kediri di akses pada tanggal
27
SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(AL QUR’AN DAN HADITS)
MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah
Teori dan Praktik Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Hendi Suhendraya Muchtar, M.Pd
Dr. Helmawati, M.Pd.I
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 27
i
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pengawasan terdapat empat kata yaitu al-Riqabah (QS. An-Nisa/: 1, QS. Al-
Maidah/5: 117, al-Ahzab/33: 52, dan QS. Qaaf/50: 18), al-Syahadah (QS. Ali-
Imran/3: 98, QS. Yunus/10: 46, QS. An-Nisa/4: 79, QS. Yunus/10: 29, QS. Ar-
Ra‟du/13: 43, QS. Al-Isra/17: 96, QS. Al-Ankabut/29: 52, QS. Al-Ahzab/ 33:
35, dan QS. Al-Ahqaf/46: 8), al-Hifz( disebutkan sebanyak 23 kali), dan al-
Hisabah (QS. An-Nisa/4: 6, QS. An-Nisa/4: 86, QS. Al-Ahzab/33: 39, QS. Ath
Thalaq/65: 8, dan QS Al-Isra‟/ 17: 14) (Moh. Mahasinul Ahlaq, 2022).
Begitu juga dengan yang telah dilakukan oleh Trilusi Podomi yang
menyatakan bahwa fungsi manajemen pendidikan salah satunya adalah
pengawasan pendidikan, yang mempunyai tujuan untuk mencapai visi, misi,
tujuan dan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan pendidikan di dalam al-
Qur‟an dan hadits mempunyai tujuan tujuan yang sama pada dasar dan tujuan
yang ingin dicapai di sekolah yaitu untuk meningkatkan kepribadian guru,
meningkatkan profesinya, kemampuan berkomunikasi, baik dengan warga
sekolah maupun masyarakat, dan membantu meningkatkan kesejahteraan serta
ketaqwaan mereka (Podomi et al., 2019).
Pada hasil penelitian Anissa Maila Rahayu yang berjudul pengembangan
supervisi proses pembelajaran berbasis worldview Islam pada pendidikan dasar.
menyatakan: 1) konsep supervisi proses berbasis worldview islam menjadikan
Allah Swt sebagai pedoman tunggal dalam pandangan hidup seseorang dalam
setiap melakukan aktivitas kegiatan; 2) pelaksanaan konsep supervisi proses
berbasis worldview Islam dapat dilaksanakan dengan tujuh langkah yaitu:
memberi pengantar pada setiap awal aktivitas pembelajaran dengan nasihat-
nasihat islami, menyisipkan kata-kata yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt,
mengungkapkan hikmah setiap kejadian yang menumbuhkan kesyukuran,
memasukkan ayat-ayat al-Qur‟an atau hadits yang relevan dengan tema
pembelajaran, mengoreksi konsep-konsep yang digunakan selam proses
pembelajaran, mengisahkan informasi ilmuan muslim dan mengaitkan konsep
dengan penerapannya sesuai dengan ajaran Islam (Maila Rahayu et al., 2021).
Hasil penelitian Yoga Sari Prabowo mengungkapkan bahwa: Pertama, pada
hakikatnya semua aktivitas manusia selalu dalam pengawasan Allah Swt,
sehingga harus selalu diniatkan karena ibadah kepada Allah. Kedua, supervisi
3
Ayat ini menjadi pemacu bagi guru dan kepala sekolah untuk bekerja secara
profesional. Quraish Shihab menjelaskan bahwa salah seorang dari kedua putri
Nabi Syu‟aib berkata: “ Wahai Ayah, pekerjakanlah pemuda itu untuk
menggembala atau mengurus domba piaraan kita dengan gaji! Sungguh, ia
adalah orang yang paling baik yang engkau pekerjakan, karena tenaganya kuat
dan dirinya dapat dipercaya. Dalam ayat ini kata “kuat dan dapat dipercaya”
menjadi indikator profesionalitas. Profesionalitas yang dimaksud adalah
kemampuannya dalam memahami pembelajaran, mengatur kelas, memahami
psikologi anak, keterampilan menerapkan strategi dan metode pembelajaran,
4
INSTRUMENTAL INPUT
1. PP no 13 tahun 2007
2. Qur`an dan Hadis
ENVIROMENTAL INPUT
Pemerintah
Sekolah
Guru
Feed back
Gambar 1.1 Rumusan Masalah
2. Pembatasan Masalah
Mengingat terlalu luasnya masalah yang harus diteliti, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana supervisi pendidikan dalam perspektif Al Qur`an
b. Bagaimana supervisi pendidikan perspektif Hadits
6
b. Tujuan Khusus
Secara khusu penelitian ini bertujuan khusus untuk :
1) Memperoleh gambaran supervisi pendidikan dalam perspektif Al
Qur`an
2) Memperoleh gambaran supervisi dalam persfektif Hadis
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis ini adalah untuk mengembangkan khasanah ilmuan
yang berkaitan dengan supervisi pendidikan berdasarkan perspektif Al
Qur`an dan Hadis.
b. Manfaat Praktis
Bagi Peneliti
Hidup untuk berjalan sesuai dengan kondisi yang ideal membutuhkan proses
penilaian dan pengawasan yang dilakukan oleh pengawas (Suvervisor). Dalam
agama Islam proses pengawasan dan penilaian ini sendiri bahkan juga
diisyaratkan dan dilakukan oleh Allah swt kepada seluruh makhluk ciptaan-
Nya. Proses pengawasan ini diisyaratkan dalam Al-Qur’an surat Az-Zukhruf
ayat 80 :
َسب ُْونَ اَنَّا ََل نَ ْس َم ُع س َِّرهُ ْم َونَج ْٰوى ُه ْم ۗ بَ ٰلى َو ُرسُلُنَا لَدَ ْي ِه ْم يَ ْكتُب ُْون
َ ا َ ْم يَ ْح
Makna secara rinci kata per kata dari ayat tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
7
8
Ayat ini menjawab kesalahan persepsi mereka kepada Allah swt, yang mana
bahwa Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan Allah selalu
mengawasi makhluk-Nya dimanapun berada dan dalam kondisi apapun.
Pemahaman makna ayat ini juga diungkapkan dalam Tafsir Al Jalalain yang
ditulis oleh Jalalludin Al Mahilli dan Jalaluddin As Suyuthi “Apakah mereka
mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka)
yakni apa-apa yang mereka rahasiakan dari orang lain dan apa-apa yang
mereka perlihatkan dengan terang-terangan di antara sesama mereka sendiri.
(Sebenarnya) Kami mendengar hal tersebut (dan utusan-utusan Kami) yakni
malaikat-malaikat pencatat amal perbuatan (di sisi mereka) di sisi orang-orang
kafir (selalu mencatat) hal tersebut.”
Dan juga diperjelas oleh Tafsir Ibnu Katsir karya Ismail bin Umar Al
Quraisyi bin Katsir, yang menjelaskan Demikian itu karena orang-orang
musyrik dalam upayanya menolak kebenaran dengan kebatilan, mereka
9
Yaitu rahasia yang tersimpan dalam dada mereka dan sikap lahiriah mereka
yang terang-terangan. Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan
(malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. Yakni Kami
mengetahui apa yang sedang mereka lakukan, dan para malaikat pun terus
mencatat amal perbuatan mereka, baik yang besar maupun yang kecil.
Setiap manusia diberikan modal kehidupan oleh Allah swt, baik secara fisik,
psikis (perasaan) dan akal (fikiran). Modal hidup yang diberikan oleh Allah
menjadi bekal manusia dalam menjalankan kehidupannya sehingga bisa
menentukan yang baik dan buruk. Setiap yang diperbuat akan dipertanggung
jawabkan oleh setiap manusia. Sebagaimana yang tercantum dalam Hadits
Shahih Bukhari Muslim :
Setiap manusia adalah pemimpin, baik bagi orang lain maupun bagi dirinya
sendiri. Pemimpin bertanggung jawab atas rakyatnya, seorang suami
bertanggung jawab atas keluarganya, begitupun setiap dari kita adalah
pemimpin bagi diri kita masing-masing. Diri kita mengontrol fisik, perasaan
dan akal dalam menjalankan kehidupan.
Sebelum mengontrol oranglain dan hal yang lebih besar lagi, setiap manusia
harus mampu mengontrol diri sendiri dan menjadi teladan bagi apa yang
dipimpinnya. Allah menjelaskan dalam firman-Nya surat Al-Baqarah ayat 44 :
10
Makna secara rinci kata perkata dari ayat tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Pemahaman tentang ayat ini yaitu bahwa orang-orang yang menasehati atau
melakukan pengawasan haruslah menjadikan dirinya benar terlebih dahulu
sehingga oranglain mampu menerima kritik dan saran yang diberikan.
Mengingat bahwa fungsi kontroling adalah melakukan perbaikan terhadap
sebuah masalah atau kekurangan, maka metode teladan adalah salah satu
aplikasi terbaik dalam menjalankan fungsi kontroling tersebut.
Penjelasan ini juga diperkuat oleh firman Allah swt dalam surah As Saff
ayat 2-3 :
َ( ٰ َٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ل َِم تَقُ ْولُ ْونَ َما ََل ت َ ْف َعلُ ْون1) ََّللا ا َ ْن تَقُ ْولُ ْوا َما ََل ت َ ْف َعلُ ْون
ِ ( َكب َُر َم ْقتًا ِع ْندَ ه2)
Hakikat supervisi diisyaratkan oleh Allah swt dalam surat Ali Imran ayat 104
:
ٰٰۤ ُ
ع ِن َو َي ْن َه ْونَ ِبا ْل َم ْع ُر ْوفِ َو َيأ ْ ُم ُر ْونَ ا ْل َخي ِْر اِلَى يَّدْع ُْونَ ا ُ َّمةٌ ِ ّم ْنكُ ْم َو ْلتَكُ ْن
َ ولىِٕكَ ۗۗ ا ْل ُم ْنك َِر ا ْل ُم ْف ِل ُح ْونَ هُ ُم َوا
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Makna secara rinci kata perkata dari ayat tersebut dijelaskan sebagai berikut :
12
Penjelasan tafsir Ibnu Katsir karya Ismail bin Umar Al Quraisyi bin Katsir,
yang menjelaskan makna ayat Al Imran ayat 104 ini adalah, Dan hendaklah
ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang
yang bercerai-berai dan berselisih sesudah Rahmat kepada mereka keterangan
yang jelas. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, pada
hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka
yang menjadi hitam muram.
Adapun orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka
dikatakan), “Mengapa kalian kafir sesudah kalian beriman? Karena itu,
rasakanlah azab disebabkan kekafiran kalian itu.” Adapun orang-orang yang
menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam Rahmat Allah
(surga), mereka kekal di dalamnya. Itulah ayat-ayatAllah, Kami bacakan ayat-
ayat itu kepadamu dengan benar, dan tiadalah Allah berkehendak untuk
13
Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah hendaklah ada segolongan orang
dari kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut,
sekalipun urusan tersebut memang diwajibkan pula atas setiap individu dari
umat ini. Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Shahih Muslim dalam
sebuah hadits dari Abu Hurairah. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda:
Dalam tafsir Ibnu Katsir penjelasan surat At Taubah ayat 71 dan orang-orang
yang beriman lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. Maksudnya sebagian dari mereka saling
bantu dan saling mendukung sebagian yang lain. Mereka menyuruh
mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang munkar.
“Dari Ibnu Mas‟ud R.A, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda: “barangsiapa
yang memberi petunjuk kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala
yang sama dengan pahala orang yang mengerjakannya.” (H.R Muslim No
1893)
Takhrij Hadits
Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab al-imârah bab fadhlu
I’ânat al-ghâzî fî sabîlillâh (bab keutamaan membantu orang yang berperang di
jalan Allâh), no. 1893 dari jalur Abu Mu’awiyah dari A’masy dari Abu Amr
asy-Syaibani dari Abu Mas’ud al-Anshâri Radhiyallahu anhu ; ia berkata,
“Seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya
berkata, ‘Sungguh, tungganganku telah binasa. Karena itu tolong berilah aku
tumpangan (tunggangan).” Nabi menjawab, “Aku tidak punya.” Lalu ada
seorang lelaki yang berkata, “Wahai Rasûlullâh! Aku bisa menunjukkan
padanya orang yang bisa memberinya tumpangan (tunggangan).” Lalu
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda seperti yang tertera dalam
hadits di atas.
16
Dalam hadis tersebut juga terdapat dua diksi yang menjadi keumuman:
Yaitu siapa saja yang menunjukkan kepada kebaikan. Jadi siapa saja
baik laki-laki maupun perempuan, baik orangtua atau anak muda, seorang ustaz
atau bukan, yang penting dia bisa menunjukkan kebaikan kepada orang lain.
Maka dia akan mendapatkan pahala seperti yang diamalkan oleh orang yang
mengamalkan kebaikan tersebut.
17
18
menjadi seorang guru tunggal di madrasah Dar al-Arqam, siswa di madrasah ini
didik sekaligus dilatih untuk menjadi sebagai perpanjangan tangan Rasulullah.
Pada periode Madinah, orang-orang telah banyak masuk Islam dan
membutuhkan pembelajaran tentang Islam. Oleh karena itu, guru pada periode
ini tidak terbatas pada sosok Rasulullah semata, akan tetapi telah ada para
sahabat senior (alumni Dar al-Arqam) atau sahabat senior dari kalangan
Madinah yang menjadi pendamping dan pengganti Rasulullah berperan sebagai
guru. Dari sini telah dimulai praktik supervisi pendidikan yang dilakukan
Rasulullah (supervisor) kepada para sahabat. Para sahabat (guru) senantiasa
mendapatkan supervisi dan pengarahan dari Rasulullah, mereka menerima hal
tersebut demi perbaikan kinerja mereka sebagai guru dan proses pembelajaran
dengan seluruh aspeknya (Supradi, 2019).
Menurut Fadhl (2017) ada dua bentuk supervisi yang dilakukan Rasul
kepada para guru saat itu, yaitu supervisi bagi guru yang tinggal di dalam daerah
dan supervisi bagi guru yang diutus ke luar daerah. Di antara contoh untuk
bentuk supervisi yang pertama, dalam sebuah Hadis disebutkan bahwa seorang
Arab Badui datang ke masjid dan kencing di dinding masjid. Hadis tersebut
artinya” Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: Ketika kami bersama Rasulullah
di masjid, tiba-tiba datang seorang Arab Badui, lalu dia kencing berdiri di
masjid. Kemudian para sahabat mengatakan” tahan, tahan”. Lantas Rasulullah
bersabda “Jangan kalian hardik dia! Biarkan dia, hingga ia selesai kencing.
Kemudian setelah itu rasul memanggilnya dan berkata: “Sesungguhnya masjid
ini tidak pantas/layak dikotori dengan kencing dan BAB, masjid adalah tempat
berzikir, salat dan membaca Alquran”. Dalam riwayat lain disebutkan
Rasulullah menyuruh seorang menyiram kencing tersebut dengan satu ember
air. Dalam riwayat Bukhari ada tambahan redaksi disebutkan bahwa Rasulullah
bersabda “Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah bukan
mempersulit”.
Dari kisah dalam Hadis tersebut terdapat praktik supervisi pendidikan
yang bertujuan untuk meluruskan dan memperbaiki kinerja para guru dan proses
pembelajaran dari dua unsur yaitu guru dan siswa. Di samping itu, Rasulullah
20
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan tentang supervisi pendidikan dalam
perspektif Islam berdasarkan Al Qur’an dan Hadis dapat disimpulkan bahwa :
1. Semua aktifitas harus diniatkan sebagai ibadah, karena hakikatnya semua
aktifitas manusia selalu ada dalam pengawasan Allah SWT.
2. Supervisi dalam perspektif Al Qur’an dan Hadis menekankan pada kegiatan
pemberdayaan (muqawwun) agar seluruh komunitas dan sivitas pendidikan
pada suatu lembaga pendidikan menjadi lebih berdaya dalam melaksanakan
tugasnya masing-masing.
B. Saran
Dari kajian supervisi Pendidikan dalam perspektif Islam berdasarkan Al
Qur’an dan Hadis, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada para supervisor hendaknya dalam melakukan supervisi
berlandaskan pada AlQuran dan hadis yang menitikberatkan pada semangat
tolong menolong bukan untuk mencari-cari kesalahan
2. Diharapkan bagi guru atau tenaga kependidikan lainnya dapat menjalankan
amanahnya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai tanpa harus selalu
dilakukan supervisi
26
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Katsir, Dimasyqi Al-Imam. Tafsir Ibnu Katsir, Penerjemah Abu Bakar
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000)
Ilham, M.W. (2017) Supervisi Pendidikan dalam Perspektif Epistemologi Islam.
Jurnal Pedagogik. Vol. 04 (01). 29 - 46.
Kitab Shahih al-Bukhari No. 221 dan Shahih al-Muslim No. 284 dan Musnad
Ahmad bin Hanbal
Maila Rahayu, A., Supraha, W., & Mansur Tamam, A. (2021). Pengembangan
Supervisi Proses Pembelajaran Berbasis Worldview Islam Pada
Pendidikan Dasar. Rayah Al-Islam, 5(02), 668–687.
https://doi.org/10.37274/rais.v5i02.492
Moh. Mahasinul Ahlaq. (2022). Indonesian Journal of Teaching and Learning
Supervisi Klinis dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Penulis
Koresponden : pada tahun 2019 yang merilis tentang kualitas atau mutu
pendidikan dibeberapa negara menurut penelitian Global Talent
Competitiveness I. 1(1), 1–14.
Nashiruddin Abi al-Khair Abdullah bin Umar bin Muhammad al-Syirazi al-Syafi'i
al-Baidhowi. tafsir : Anwa al-Tanzil wa Asros al-Ta'wil [Tafsir Baidhowi]
Nawawi. 1997. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung
27
28
MINI RISET
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penilaian
Mata Kuliah Teori dan Praktik Supervisi Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2023
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan Pilar terpenting dalam perkembangan kehidupan
suatu bangsa, kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari peran serta
keberhasilan pendidikan pada lembaga tersebut yang tercermin dalam mutu
atau kualitas yang di hasilkan. Untuk menciptakan lembaga pendidikan yang
bermutu tidak terlepas dari peran dan komitmen dari seluruh stackholder yang
ada pada lingkunganpendidikan tersebut.
Pada tahun 2003 pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang
nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diperkuat dengan
Undang Undang nomor 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peningkatan
mutu pendidikan di sekolah dapat di lakukan melalui supervisi yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah. Istilah supervisi pendidikan sudah menjadi
perbincangan hangat di negara-negara maju, untuk lebih mendalami tentang
makna “supervisi, di jelaskan oleh Poerwanto dalam Sulhan (2012) bahwa
supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang di rencanakan untuk
membantu guru dan pegawai sekolah lainnya untuk membantu pekerjaan
mereka secara efektif.” Pendapat yang hampir sama juga di utarakan oleh
Burton dan Bruckner bahwa supervise adalah suatu teknik pelayanan yang
tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Sahertian, 2000).”
Proses keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari
peran serta guru dalam pelaksanaannya. Pendidikan yang berkualitas dapat
dilihat dari tingkatan guru dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
pendidik yang profesional. Guru yang profesional akan dapat mengelola
proses pembelajaran dengan baik sehingga dalam proses belajar mengajar
tercipta situasi yang kondusif yang memungkinkan peserta didik secara
leluasa dapat mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal.
1
Agar proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru sesuai dengan
ketentuan yang terdapat pada standar proses sehingga dapat berjalan secara
efektif dan efesien maka perlu adanya pengawasan atau supervisi.
Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi dan
Pengawasan Pendidikan (2008) menyampaikan pengertian bahwa supervisi
pendidikan adalah suatu kegiatan pelatihan yang ditujukan untuk membantu
guru dan pegawai sekolah lainnya agar dapat melaksanakan pekerjaannya
secara efektif (Ngalim Purwanto, 2008: 65). Suharsini Arikunto mengatakan
dalam bukunya Dasar-dasar Supervisi (2006) bahwa supervisi pendidikan
adalah pelatihan yang diberikan kepada semua staf sekolah agar mereka dapat
meningkatkan kemampuannya untuk mengembangkan situasi pembelajaran
dengan baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 38).
Supervisi pendidikan atau lebih dikenal dengan istilah pengawasan atau
manajemen pendidikan mencakup konsep-konsep dasar yang saling berkaitan
satu sama lain. Konsep dasar supervise pendidikan dapat dijelaskan dengan
menggunakan beberapa hal mendasar tentang konsep supervisi pendidikan itu
sendiri. Kegiatan pendidikan berbeda dengan mengajar atau pengajaran.
Pendidikan adalah proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang guru
atau pendidik terhadap peserta didik dengan memberikan rangsangan positif
yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dalam
pengajaran itu sendiri hanya mencakup pengertian kognitif bahwa mengajar
adalah transfer pengetahuan tanpa sikap dan kreativitas siswa. Oleh karena
itu, pendidikan harus diarahkan atau diawasi oleh pengawas yang dapat
disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas lain dari dinas pendidikan.
Pengawasan di sini adalah kerja kepemimpinan yang ditujukan untuk
meningkatkan kinerja pendidik dan personel sekolah lainnya melalui
pengarahan dan bimbingan yang baik, serta memberikan kontribusi pada
praktik atau metode pendidikan yang baik dan profesional.
Dalam perkembangannya, supervisi pendidikan memberikan pengaruh
yang baik bagi perkembangan pendidikan Indonesia sebagai topik bahasan
2
utama yang dibahas didalamnya, sehingga pendidik memiliki kemampuan
mengajar secara kreatif, aktif, efektif dan inovatif.
Untuk menyamakan tujuan dan manajemen pendidikan, maka peran
pengawas atau supervisor menjadi kunci terpenting untuk mencapai hal
tersebut. Pengawas atau supervisor menjadi pengendali dalam pelaksanaan
dan peningkatan pendidikan. Masih banyak kegiatan lain yang harus
dilakukan supervisi pendidikan dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan
supervisi atau pengawasan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pendidik
dan personel sekolah lainnya dengan memberikan arahan dan bimbingan yang
baik serta masukan dalam praktik atau metode pendidikan yang baik dan
profesional. Tentu saja ketika mengadakan supervise pendidikan, harus
mengikuti prinsip dan mengetahui tujuan/sasaran dari supervisi itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja implementasi prinsip-prinsip umum supervisi pendidikan?
2. Apa saja implementasi prinsip supervisi pendidikan?
3. Apa saja implementasi sasaran supervisi pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip umum supervisi
pendidikan?
2. Untuk mengetahui implementasi prinsip supervisi pendidikan?
3. Untuk mengetahui sasaran implementasi supervisi pendidikan?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang bersifat teoritis
maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi pengembangan ilmu pendidikan terutama yang
3
berhubungan dengan supervisi akademik serta kaitannya dengan kinerja
guru. Hasil temuan dalam penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi
bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-
pihak yang berkepentingan guna melakukan penelitian lebih lanjut
terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran
terutama bagi Kepala Sekolah, Pengawas, dan guru di sekolah:
a) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat lebih
meningkatkan kualitas pembelajarannya.
b) Bagi Pengawas, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu masukan dan bahan pertimbangan dalam penetapan
model pembinaan dan layanan supervisi terhadap efektivitas mengajar
guru di sekolah.
c) Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai salah satu masukan dan bahan pertimbangan dalam
model pembinaan terhadap guru dalam meningkatkan kinerja
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Prinsip-Prinsip Umum Supervisi Pendidikan
Supervisor dalam melaksanakan supervisi hendaknya berpedoman
pada prinsip-prinsip supervisi. Menurut Riva’i dalam buku Administrasi dan
Pengawasan Pendidikan (Risnawati, 2014: 233), prinsip supervisi secara
garis besar dapat dibagi menjadi dua prinsip yaitu prinsip praktis dan prinsip
dasar/fundamental. Prinsip fundamental adalah asas pokok dari segala asas,
yaitu pancasila. Dalam hal ini, setiap kegiatan supervisi yang dilakukan
harus selalu berpedoman pada Pancasila. Artinya, bahwa tindakan dan sikap
supervisor tidak boleh bertentangan dengan semua nilai pancasila.
Prinsip praktis dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu prinsip
positif dan negatif. Prinsip positif adalah prinsip yang harus diikuti oleh
supervisor, sedangkan prinsip negatif adalah prinsip yang harus dihindari
oleh supervisor.
a. Prinsip-prinsip positif
1) Supervisi harus kreatif dan konstruktif
Supervisi diharapkan dapat mendorong inisiatif guru dan
mendorong mereka untuk aktif mengembangkan bakat atau
keterampilannya.
2) Supervisi harus didasarkan pada profesional bukan pada hubungan
pribadi
Supervisor dan guru harus menghormati status profesional masing-
masing. Mereka harus bekerja sama atas dasar kesetaraan, bukan
atas dasar persahabatan pribadi.
3) Supervisor harus mampu mengembangkan keterampilan
kepemimpinan
Hakikat bimbingan adalah membina, jadi tujuannya adalah
menggunakan pembinaan untuk mengembangkan keterampilan dan
5
bakat seseorang, bukan untuk terusmenerus mengoreksi kelemahan
guru.
4) Supervisor harus mampu menanamkan rasa aman fisik dan mental
kepada guru
Melalui kegiatan supervisi, guru hendaknya merasa bebas
mengemukakan pendapatnya, tidak merasa tertekan, dan tidak
dikejar-kejar tugas. Untuk memberikan rasa aman tersebut,
supervisor harus menghindari faktor-faktor yang dapat
menimbulkan tekanan dan perasaan tidak mampu pada diri guru.
Faktor-faktor tersebut antara lain perlakuan tidak adil, konflik antar
rekan kerja, kepemimpinan yang tidak konsisten, pimpinan yang
tidak sabar, dan kurangnya otoritas.
5) Supervisi harus progresif
Supervisor harus menawarkan pelatihan yang bersifat konstruktif
dan dilaksanakan secara langkah demi langkah/bertahap. Dalam
hal ini supervisor harus sabar dan tidak mudah menyerah.
6) Supervisi harus Memperhatikan kesejahteraan guru dan tenaga
pengajar serta kerjasama yang baik
Supervisor harus memperhatikan dinamika kelompok dan
kondisinya serta berusaha menciptakan hubungan yang harmonis
antar bawahan.
7) Kegiatan Supervisi atau pengawasan harus berdasarkan keadaan
yang faktual
Supervisi akan lebih efektif bila dimulai dengan kondisi aktual,
bukan kondisi asumsi. Dengan demikian, bantuan yang ditawarkan
sesuai dengan kebutuhan guru saat ini.
8) Supervisi harus sederhana dan informal dalam praktiknya
Supervisor harus sederhana dalam pikiran dan tindakan, dan
pakaian sederhana juga sama pentingnya. Dipercayai bahwa
kesederhanaan manajer mengurangi jarak antara supervisor dan
6
orang yang di supervisi, terutama ketika diimplementasikan dalam
kegiatan yang informal (kekeluargaan).
9) Supervisi harus objektif dan self-evaluative
Prinsip ini lebih ditujukan kepada pengawas/supervisor, yaitu
supervisor harus objektif dan mampu menilai kemajuan dan
kegagalan yang dialami oleh mereka sendiri.
7
b. Prinsip-prinsip negatif
Dalam bukunya Kepemimpinan dan Pengawasan Pendidikan (1988),
Soetopo dan Soemanto memaparkan beberapa prinsip negatif
pengawasan, yaitu:
1) Supervisor tidak boleh otoriter
2) Supervisor tidak boleh mengkritik guru
3) Supervisor bukanlah seorang inspektur yang tugasnya memeriksa
apakah aturan dan instruksi yang diberikan diikuti dengan benar
4) Supervisor tidak boleh berpikir bahwa dia lebih tinggi dari guru
5) Supervisor hendaknya tidak terlalu memperhatikan hal-hal kecil
dalam gaya mengajar guru
6) Seorang supervisor tidak boleh mudah kecewa ketika mengalami
kegagalan.
8
bahwa supervisor memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat dan mampu
menerima pendapat orang lain. Prinsip demokrasi menghendaki
peningkatan harga diri dan martabat guru, bukan atas dasar atasan dan
bawahan, tetapi atas dasar rasa kekeluargaan. Pelayanan dan bantuan
yang diberikan kepada guru didasarkan pada hubungan antarmanusia
yang erat dan hangat, sehingga guru merasa aman dalam
melaksanakan tugasnya.
3. Koperatif :Semua pegawai sekolah dapat bekerja sama,
mengembangkan kerja bersama untuk menciptakan situasi belajar
mengajar yang lebih baik. Prinsip kerjasama berarti mengembangkan
kerjasama, berbagi ide, berbagi pengalaman, mendukung guru,
mendorong mereka untuk merasakan bahwa mereka tumbuh bersama.
4. Konstruktif dan kreatif: Mendorong inisiatif guru sendiri dan secara
aktif mendorong mereka untuk menciptakan suasana di mana setiap
orang dapat merasa aman dan mengembangkan potensinya. Dengan
prinsip konstruktif dan kreatif, setiap guru merasa terpacu untuk
mengembangkan potensi kreatifnya. Supervisor harus mampu
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan dengan cara
yang mengintimidasi. Pengawasan dalam kegiatan supervise juga
harus memperhatikan asas-asas pancasila yang merupakan asas pokok
dan landasan utama bagi pelaksanaan tugas dan kewajiban (Sahertian,
2000: 126).
9
dan dapat mengembangkan diri, untuk itu supervisi harus dilaksanakan
dengan menerapkan prinsip-prinsip pada konteks tersebut, “Sahertian
Dalam Risnawati mengemukan prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi
Pendidikan (Risnawati, 2016) adalah:
a. Prinsip Ilmiah (scientific)
Supervisi di laksanakan secara berencana, teratur dan
berkelanjutan. Jadi supervisi harus di rencanakan terlebih dahulu, dan
supervisi yang dilakukan berdasarkan data dan fakta apa adanya
melalui observasi atau pengamatan. Supervisi hendaknya menggunakan
instrumen atau angket atau pedoman observasi.
b. Demokratis
Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya menjunjung tinggi asas
musyawarah, dalampengambilan keputusan, sehingga segala hambatan
dan permasalahn dapat di atasi. Supervisor tidak boleh bertindak egois
menyebabkan guru merasa terbebabani dengan pelaksanaan kegiatan
supervisi tersebut. Demokratis di maksudkan untuk menjunjung harkat
dan martabat guru.
c. Kooperatif (Prinsip kerjasama)
Saling berbagi ide (sharing of idea) dan saling berbagi
pengalaman (sharing of experience, memberi dorongan , menstimulasi
guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama. Dengan terbangun
kerjasama antara supervisor dan pihak sekolah, akan menciptakan
situasi belajar mengajar yang baik.
d. Konstruktif dan Kreatif
Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif
menciptakan suasana di mana setiap orang merasa aman dan dapat
menggunakan pontensinya (Sahertian & Mataheru, 1981).
10
a. Prinsip Keterbukaan
Supervisi di lakukan dengan suasana terbuka tidak sembunyi-
sembunyi tetapi dilakukan secara terus terangan sehingga guru di
informasikan terlebih dahulu mengenai jadwal supervisi yang akan
dilakukan. Supervisi bukan hanya mengarah pada satu unsur yaitu guru
tapi juga mencakup semua unsur yang ada di sekolah, seperti kepala
sekolah, pegawai tata usaha, bendahara sekolah, kurikulum,
pembiayaan, humas, sarana prasarana,dan tata laksana. Pendapat yang
dikemukakan oleh Gunawan (1996) bahwa prisnip supervisi meliputi
beberapa prinsip yaitu:
b. Prinsip Fundamental / Dasar
Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara, sehingga bagi
supervisor pancasila merupakan prinsip dasarnya.seluruh supervisor
harus menjalankan dan mengamalkan ajaran pancasila secara murni,
dan konsekwen.
c. Prinsip Praktis
Prinsip praktis berpedoman kepada prinsip positif dan negatif.
Prinsip Positif meliputi aspek berikut ini : (1) supervisi harus
konstruktif dan kreatif, (2) Supervisi dilaksanakan berdasarkan
hubungan professional bukan karena kedekatan dan hubungan
pribadi.(3) supervisi hendaklah progresif, tekun, sabar, tabah dan
tawakkal (4) supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi,
bakat, dan kesanggupan, untuk mencapai kemajuan, (5) supervisi
hendaklah memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik yang
dinamis, (6) supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang nyata
menuju sesuatu yang di cita-citakan.
Prinsip negatif juga di kemukakan oleh beliau yang berhubungan
dengan supervisi pendidikan yaitu: (1) Tidak boleh memaksakan
kehendak (otoriter), sedapat mungkin tidak menonjolkan jabatan atau
kekuasaaan agar tidak menghambat kreativitas bawahan, (2) Supervisi
tidak boleh dilakukan karena adanya hubungan pribadi, keluarga dan
11
perkoncoan, (3) Supervisi tidak menutup kemungkinan terhadap
perkembangan bawahan untuk maju,(4) Tidak boleh mengekploitasi
bawahan, (5) Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar
kemampuan bawahan, (6) Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan
menutup diri terhadap kritik dan saran dari bawahan (Gunawan, 1996).
12
Arikunto (2004) menjelaskan bahwa supervisi pendidikan harus
memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan
kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi
kesulitan dan bukan untuk mencari masalah;
2) Pemberian bantuan danbimbingan dilakukan secara langsung;
3) Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanakan akan memberikan
saran atau umpan balik, sebaiknya di sampaikan segera mungkin agar tidak
lupa, dalam memberikan umpan balik sebaiknya supervisor memberikan
kesempatan kepada yang di supervisi untuk mengajukan pertanyaan atau
tanggapan;
4) Kegiatan supervisi sebaiknya di lakukan secara berkala;
5) Suasana yang terjadi selama supervise berlangsung hendaknya
mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dengan yang
di supervisi. Untuk menjaga agar apa yang di lakukan atau di ketemukan
tidak hilang atau tidak terlupakan sebaiknya supervisor membuat catatan
singkat berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
Pendapat tentang prinsip supervisi yang di jelaskan oleh para ahli menjadi
acuan dan pedoman dalam pelaksanaan supervisi, agar supervisi dapat
terlaksana dengan baik maka haruslah memperhatikan prisnip-prinsip yang
sudah di tetatpkan, yang terpenting dalam pelaksanaan supervisi adalah adanya
perbaikan bersifat ilmiah, kerjasama, progresif, inovatif sehingga
menghasilkan perubahan kepada arah yang lebih baik.
Di dunia pendidikan pelaksanaan supervisi pun di perlukan komunikasi yang
baik, komunikasi yang baik perlu di bangun antara atasan dan bawahan atau
antara supervisor dengan yang di supervisi agar pesan yang di sampaikan oleh
supervisor dapat di pahami bersama sehingga tujuan yang di harapkan dapat
terwujud, oleh karena itu antara supervisor dan yang di supervisi harus
memahami teori komunikasi.
13
3. Sasaran Supervisi Pendidikan
14
pendekatan yang digunakan dalam kurikulum, kegiatan dan
pengalaman belajar, serta model pengembangan kurikulum yang
hendak diterapkan.
2. Perbaikan dan Penyempurnaan pembelajaran Proses pembelajaran
mengacu pada rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa
di bawah bimbingan guru. Beberapa tugas belajar yang disusun oleh
Paul B. Diedrich adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan mengamati (visual activities)
b. Kegiatan mendengarkan (listening activities)
c. Kegiatan berbicara (oral activities)
d. Kegiatan menggambarkan (drawing activities)
e. Kegiatan melalui gerak (motor activities)
f. Kegiatan mental (mental activities) seperti menganalisis,
memecahkan masalah, dan mengambil keputusan
g. Kegiatan menulis (writing activities).
Melalui berbagai kegiatan belajar tersebut, siswa menerima banyak
pengalaman belajar (learning experience). Belajar tidak hanya tentang
menguasai pengetahuan materi, tetapi juga tentang mengumpulkan
berbagai pengalaman belajar. Selain tujuan, juga dikembangkan
kegiatan pembelajaran, pengalaman belajar, berbagai keterampilan
mengajar, seperti keterampilan penjelasan, keterampilan motivasi,
keterampilan penguatan dan keterampilan manajemen kelas.
3. Pengembangan Sumber Daya Guru dan Staf Sekolah
Topik supervise penting lainnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan
administrasi personil. Panduan ini diharapkan dapat menginspirasi para
guru dan staf sekolah lainnya untuk melakukan tugas mereka dengan
sebaik-baiknya. Dalam mengembangkan sumber daya manusia, sekolah
perlu melakukan peningkatan kualitas dan kompetensi guru dan
pegawai sekolah, misalnya dengan mengadakan workshop, seminar,
inservice-training dan up-grading. Pengembangan keprofesian/
inservice-training meliputi semua kegiatan yang diberikan dan diterima
15
oleh pelaku pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman guru dalam melaksanakan
tugasnya (Ngalim Purwanto, 2007: 96). Menurut gagasan supervisi
modern, inservice-training atau pendidikan dalam jabatan merupakan
bagian penting dari program bimbingan yang harus diselenggarakan
oleh sekolah-sekolah untuk menyelesaikan kebutuhan mereka sendiri
dan memecahkan masalah sehari-hari yang membutuhkan solusi segera.
Program pelatihan ini dilakukan oleh tutor lokal atau dengan dukungan
ahli pelatihan. Program inservicetraining dapat berupa berbagai
kegiatan seperti kursus, lokakarya, seminar, kajian kurikulum,
demonstrasi pengajaran menggunakan metode baru, kunjungan ke
sekolah-sekolah di luar daerah dan persiapan khusus untuk tugas
mengajar baru. Up-grading adalah upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan kompetensi guru dan guru lainnya dengan cara
memperluas dan memperdalam kompetensinya. Perbedaan yang jelas
antara inservice-training dan up-grading adalah bahwa up-grading
memiliki dampak sipil yang lebih kuat pada tugas atau status pegawai
yang dipromosikan (Ngalim Purwanto, 2007:96).
4. Kinerja Guru
16
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai
sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan
seseorang. Sedangkan menurut Hadari Nawawi mengaitkan kinerja sebagai
prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam,
melaksanakan tugasnya ataupun pekerjaannya yang didelegasikan dari
atasannya dengan efektif dan efisien. Lebih lanjut beliau mengungkapkan
bahwa kinerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam
melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam
mencapai tujuan. Menurut Gibson, Cevich dan Donelly bahwa kinerja
sebagai prestasi kerja dari perilaku. Prestasi kerja itu ditentukan oleh
kemampuan bekerja, baik terhadap cakupan kerja maupun kualitas kerja
secara menyeluruh.
Guru yang maksud adalah orang yang pekerjaannya sebagai pengajar
di sekolah. Tugas guru dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
Pertama, tugas dalam bidang profesi. Guru merupakan suatu profesi yang
rnemerlukan keahlian khusus, jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh
orang yang tidak memiliki kapabilitas di bidang pendidikan. Tugas guru
sebagai profesi meliputi aspek mendidik yaitu meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan keterampilan kepada siswa, dan melatih. Kedua, tugas
kemanusiaan. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua dari siswa. Ia harus mampu menarik simpati
sehingga dapat menjadi panutan para siswanya. Pelajaran apapun yang
diberikannya hendaknya dapat dijadikan motivasi bagi siswa dalam belajar.
Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka
kegagalan pertama adalah ia tidak dapat menanamkan benih pengajarannya
itu kepada para siswa. Ketiga, tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya.
17
Tugas guru sebagai pendidik dan pengajar dimaksudkan untuk membantu
orang tua dalam memenuhi kebutuhan untuk memberi bekal pada anak-anak
agar memperoleh kehidupan yang layak setelah mencapai kedewasaannya
kelak. Kemudian guru seharusnya dapat menjalankan fungsinya,
diantaranya mengajar (teaching) yaitu memindahkan ilmu pengetahuan,
pelatihan (training) yaitu membimbing keterampilan tertentu dan coaching
yaitu memberdayakan potensi individu dari masing-masing siswa yang
menjadi anak didiknya.
Dari uraian guru di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan
dari pendidikan dan pengajaran tersebut. Dengan demikian kinerja guru
dapat dilihat dari perbuatan atau kegiatan belaiar mengajar di dalam kelas,
seperti yang dikemukaken oleh Roman J. Aldag dan Stearns, kinerja adalah
seperti pengambilan keputusan pada waktu mengajar di kelas.
18
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Pembahasan
1. Prinsip Prinsip Supervisi
19
akhir tahun. Kegiatan super visi melibatkan seluruh personel sekolah
dalam perencanaan program supervisi : Kepala Sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, dan komite. Yang terdiri dari program tahunan dan
program semester. Hasil yang telah baik akan ditingkatkan dan
dipertahankan, sedangkan hasil yang belum maksimal menjadi program
lanjutan pada penyusunan program pada tahun ajaran baru. Program-
program yang disusun adalah rapat manajemen sekolah untuk
pelaksanaan supervisi akademik, pelaksana supervisi administrasi
pembelajaran, supervisi kegiatan pembelajaran,
2. Evaluasi Supervisi
Setelah melaksanakan supervisi tentunya evaluasi wajib dilaksanakan
untuk mengetahui sejauh mana program dan kegiatan dilaksanakan.
Pertama evaluasi yang bersifat makro subyeknya adalah program
pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki sektor
pendidikan. Sedangkan tujuan evaluasi mikro sering diterapkan di tingkat
kelas. Oleh karena itu tujuan evaluasi mikro adalah program pembelajaran
di kelas dan yang bertanggung jawab adalah guru. Guru memiliki
tanggung jawab merumuskan dan melaksanakan program pembelajaran di
kelas, sedangkan pimpinan sekolah bertanggungjawab untuk mengevaluasi
program pembelajaran di tingkat makro termasuk program yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh guru.
3. Rencana Tindak lanjut supervisi
Rencana tindak lanjut supervisi bisa berbentuk penguatan program
atau kegiatan yang dianggap masih kurang ataupun berupa penghargaan
yang berbentuk materi ataupun promosi kepada Guru yang menunjukkan
kinerja yang memenuhi bahkan melampaui standar. Juga bisa berupa
pemberian kesempatan untuk mengikuti program pengembangan
keprofesian berkelanjutan
20
B. Hasil Analisis
Pelaksanaan supervisi Pendidikan di sebuah sekolah bisa dirinci
tahapanya sebagai berikut:
1. Perencanaan, meliputi:
a. Analisis kebutuhan supervisi
b. Penyusunan program supervisi
c. Penyusunan standar acuan dalam supervisi
2. Pengorganisasian, meliputi
a. Pembentukan tim pelaksana supervisi
b. Penyusunan jadwal supervisi
3. Pengarahan, meliputi:
a. Pembinaan dan pengarahan kepada tim supervisi terkait tugas pokok
dan fungsi
b. Pelaksanaan supervisi.
4. Pengawasan, meliputi:
a. Pemantauan kegiatan supervisi
b. Pelaporan supervisi
5. Evaluasi supervisi internal. (Sulfemi, 2019 :16)
21
22
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
23
DAFTAR PUSTAKA
David, E. R., Sondakh, M., & Harilama, S. (2017). Pengaruh Konten Vlog dalam
Youtube terhadap PembentukanSikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sam Ratulangi. Acta Diurna
Komunikasi, 6(1).
Fiske, J. (2012). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
24
Risnawati. (2011).
Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: AswajaPressindo.
25
PENDEKATAN SUPERVISI DIREKTIF, NON-
DIREDIREKTIF DAN KOLABORATIF DALAM
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang maha Ghofur,
sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda alam
A'ni habibana wanabiyana Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah atas berkat rahmat Alloh SWT kita bisa menyusun makalah
Pendekatan Supervisi Pendidikan yang berjudul Pendekatan Supervisi dalam
pelaksanaan pembelajaran di sekolah, ini merupakan hasil penelitian yang ditulis
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori dan Praktik Supervisi
Pendidikan.
Kami sangat menyadari dan kelemahan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Namun demikian
kami berharap penelitian ini berguna dan bermanfaat sebagai bahan acuan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang akan memberikan dampak bagi
perkembangan pendidikan di Indonesia.
Penulis
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
1. Perumusan Masalah
Penting kiranya bagi kita memastikan bahwa supervisi akademik yang kita
jalankan benar-benar berfokus pada proses pembelajaran sebagaimana yang
tertuang dalam standar proses tersebut.Selain bertujuan untuk memastikan
pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk
pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah sebagaimana
4
INSTRUMENTAL INPUT
2. Permendikbudristek Nomor 40
Tahun 2021
ENVIROMENTAL
INPUT
1. Guru
2. Sekolah
3. Dinas Pendidikan
2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu meliputi :
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian yang dilaksanakan ini yaitu untuk
memperoleh gambaran tentang pendekatan supervisi pendidikan
b. Tujuan Khusus
a. Manfaat Teoritis
Pada tataran teoritis hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh teori
baru mengenai pendekatan supervisi pendidkan. Selain itu dapat memperoleh
teori baru tentang pembelajaran yang baik di sekolah.
b. Manfaat Praktis
1). Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan mengetahui
pendekatan supervisi pendidikan dalam pembelajan di sekolah.
2) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolak ukur dari penerapan
pendekatan supervisi pendidikan dan sebagai bahan evaluasi bagi guru.
Sehingga pada akhirnya dapat tercipta kemampuan guru dalam yang memiliki
kemampuan sebagai supervisor.
1. Asumsi
Pendekatan supervisi pendidikan dilaksanakan untuk memastikan
pembelajaran yang berpihak pada murid dan pengembangan kompetensi diri
dan dalam setiap pendidikan di sekolah.
Berdasarkan judul yang kami pilih yaitu pendekatan supervisi direktif, non-
direktif dan kolaboratif dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. di
harapkan dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran.
2. Pertanyaan
Berdasarkan pembatasan masalah yaitu subjek penelitian, objek penelitian dan
parameter penelitian maka :
a. Apa saja jenis jenis pendekatan supervisi pendidikan?
KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teoritis
a. Pengertian Pendekatan supervisi pendidikan
Proses interaksi dan hubungan antara pendidik dengan peserta didik adalah
proses pendidikan. Untuk menjalin hubungan yang baik, maka pendidik perlu
mengenal peserta didik dengan baik khususnya dalam kegiatan pembelajaran dalam
suatu sistem dimana pendidik dan peserta didik aktif didalamnya.
7
8
Tugas dan tanggung jawab guru yang tidak ringan ini, membutuhkan
adanya orang-orang yang membantu menggali potensi yang dimiliki oleh guru.
Orang-orangyang berfungsi sebagai motivator peningkatan kualitas guru ini
disebut sebagai supervisor, sedangkan aktivitasnya disebut supervisi. Dalam
satuan pendidikan, maka supervisor itu adalah kepala sekolah. Dari kegiatan
supervisi inilah nanti diharapkan bisa meningkatkan kualitas guru dan mencari
solusi atas masalah yang dihadapi guru.
Ada beberapa ragam supervisi yang beredar di dunia pendidikan saat ini.
Diantaranya supervisi
Pendekatan ini lahir dari teori psikologi behaviorisme yaitu segala perbuatan
berasal dari rileks, atau respons terhadap rangsangan/stimulus. Oleh karena
itu guru yang mempunyai kekurangan perlu diberikan rangsangan agar guru
bisa bereaksi dengan penguatan (reinforcement) atau hukuman
(punishment). Adapun yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah
cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor
memberikan arahan langsung, dengan tujuan agar guru yang mengalami
problem perlu diberi rangsangan langsung agar ia bisa bereaksi (Muslim,
2010, h. 46). Pendekatan ini lebih tepat digunakan terhadap guru yang acuh
atau tidak bermutu (Muslim, 2010).
adalah memberi penguatan. Penguatan ini bisa berupa pujian, atau motivasi.
Motivasi yang positif akan mendorong manusia untuk berbuat positif atau
kebaikan juga. Sehingga dari penguatan yang berupa motivasi positif ini
diharapkan mampu menghilangkan keburukan. Penjelasan supervisor
kepada gurupun hendaknya disesuaikan dengan kapasitas kemampuan guru.
Meskipun supervisi
Pendekatan kolaboratif ini diaplikasikan pada guru yang termasuk kategori guru
energik dan guru konseptor dalam proses supervisi. Perubahan dan perbaikan
merupakan dua frase yang menjadi core values bagi siapa saja yang ingin
mendapatkan hasil terbaik (Ramli, 2005, h.1). Guru yang terlalu sibuk/energik,
guru ini mempunyai tanggung jawab dan komitmen yang tinggi, tetapi tingkat
abstraksinya rendah. Guru ini energik punya kemauan keras, dan antusias dalam
bekerja. Cita- citanya tinggi, ingin berprestasi melalui kerja keras dalam membina
para siswa belajar bermaksud melakukan inovasi dalam pembelajaran agar
lulusannya meningkat. Para siswa sering diberi tugas rumah yang banyak dengan
harapan prestasi mereka meningkat. Tetapi kemauan besar dan niat baik itu
terganjal olehkemampuan umum guru ini yang kurang bagus, yang mengakibatkan
jarang sekaliguru dapat mewujudkan niat baiknya. Terlalu banyak yang ingin digapai
tidak sesuai dengan kemampuannya yang rendah, membuat banyak pekerjaannya
terbengkalai. Guru tukang kritik/konseptor, guru ini pandai membuat konsep-konsep
baru tentang pembelajaran maupun sekolah, tetapi tidak mampu mewujudkan konsep
itu. Hal ini disebabkan rasa tanggung jawab dan komitmennya rendah, walaupun guru
memiliki tingkat abstraksi yang tinggi.
C. Pelaksanaan Pembelajaran
Sebelum dilakukan pembahasan tentang pelaksanaan pembelajaran, maka
disini akan dijelaskan pengertian pelaksanaan dan pembelajaran. Pengertian
pelaksanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005) pelaksanaan
dapat diartikan sebagai proses, cara, atau perbuatan melaksanakan. Menurut
Santoso Sastropoetro (1982:183) pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program
kenyataanya. Sedangkan menurut Abdullah Syukur (1987:40) pelaksanaan
13
merupakan suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau
kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang
strategis maupun operasional atau kebijaksanaan, menjadi kenyataan, guna
mencapai sasaran dari program semula. Berdasarkan pengertian pelaksanaan di atas
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mewujudkan program atau kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran menurut Jamil Suprihatiningrum (2013:75) “Pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang
disusun secara terencana untuk memudahkan peserta didik dalam belajar”.
Sedangkan menurut Sugihartono,dkk. (2007:73) pembelajaran adalah “…upaya
yang dilakukan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,
mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode
sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien
dengan hasil optimal”.
Pembelajaran menurut Miarso (dalam Rusmono 2012:6) “pembelajaran adalah
suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau
terjadi perubahan yag relatif menetap pada diri orang lain”. Menurut Muhammad
Qasim dan Maskiah, Perencanaan Pengajaran Dalam Kegaiatan Pembelajaran,
dalam Jurnal Diskursus Islam (vol. 04, no. 3, Tahun 2016), hal. 487.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan guru dengan berbagai persiapan dan rancangan yang disusun dengan sedemikian
14
rupa kepada peserta didikdalam kegiatan belajar, dengan menjadikan peserta didik sebagai
pelaku yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
BAB III
A. Pembahasan
Pelaksanaan pendekatan supervisi pendekatan supervisi direktif, non-
direktif dan kolaboratif dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Untuk menekankan kualitas pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan
yang menjadi lebih penting dalam proses akademik itu adalah kegiatan
pengawasan seluruh komponen dan aktivitas akademik. Undang-undang No 20
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Program peningkatan mutu
pendidikan di sekolah dapat dicapai apabila kegiatan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil
guna. Hal tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya peningkatan
kemampuan personil pendidikan di sekolah.
Pendekatan adalah cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-
langkah menuju objek. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh
supervisor, hal ini tentu lebih memudahkan supervisor ketika mensupervisi
bawahannya, supervisor dapat memilih pendekatan mana yang akan digunakan
sesuai dengan kondisi lembaga yang bersangkutan, karena setiap pendekatan
dalam supervisi pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Pemilihan yang
tepat bergantung pada masalah yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai.
Ada berbagai jenis pendekatan supervisi yang dapat membantu program
pendidikan menuju standar pendidikan nasional yang telah di tentukan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Maka berdasarkan identifikasi dari berbagai tipe guru dan pengalaman yang
terjadi di lapangan,maka diambil secara garis besar adanya pendekatan supervisi
pendidikan yakni pendekatan supervisi pendidikan direktif, non direktif dan
kolaborasi.
Karena dengan adanya perenca- naan tujuan suatu program dapat tercapai. Untuk
meningkatkan prestasi sekolah, kepala sekolah wajib membuat suatu program
sekolah. Program supervisi merupakan bagian dari programsekolah, namun dalam
pelaksanaannya kebanyakan sekolah belum menyusun program tersebut secara
rinci. Yang ada hanyalah program supervisi berupa jadwal kunjungan kelas.
Untuk itu dikemudian hari kepala sekolah perlu menyusun program supervisi
secara global dan menyeluruh meliputi program rasional minimal yang akan
dicapai, tujuan, sasaran, teknik, biaya, jadwal, dan instrumen yang lengkap.
Dengan adanya perencanaan yang sistematis kepala sekolah mudah mengontrol
pelaksanaan supervisi pengajaran.
Penulis tidak menemui tipe guru drop out, kata-kata yang lebih tepat untuk
kategori guru ini sesuai dengan kebudayaan Indonesia adalah guru dengan disiplin
dan etos kerja yang lebih rendah. Untuk itu perlu dilakukan supervisi dengan
pendekatan yang lebih tepat sehingga dapat mengubah secara perlahan guru yang
seperti ini. Supaya kedisiplinan baik dalam disiplin waktu maupun kerja akan lebih
ditingkatkan.
17
Untuk tipe guru yang disiplin dan etos kerjanya kurang, menurut kepala
sekolah harus dilakukan supervisi secara langsung (direktif). Kepala sekolah akan
menyediakan waktu untuk melakukan pembicaraan secara individual. Kepala
sekolah akan menjelaskan permasalahan yang dihadapi guru berdasarkan
pengamatan kepala sekolah. Secara gamblang akan disajikan permasalahan yang
tengah dihadapi serta arahan secara lisan kepada guru tersebut. Bila guru tersebut
sulit memahami cara-cara mengatasi masalah, kepala sekolah akan memberikan
contoh cara mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi guru. Setelah itu akan
ditetapkan tolak ukurnya dan penguatan kepada guru.
Guru dengan kategori disiplin dan etos kerja kurang perlu diberi rangsangan karena
memiliki kekurangan sehingga perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi.
Hal ini diberi- kan dengan cara memberikan penguatan (reinforcement) atau
hukuman (punishment) kepada guru tersebut. Selain supervisi dengan tehnik
pembicaraan individual, guru dengan kategori disiplin dan etos kerja kurang juga
disupervisi secara kelompok yang dilaksanakan dalam rapat pembinaan bulanan.
Namun kepala sekolah hanya memberikan arahan secara umum dan tidak menuju
pada guru yang bersangkutan secara langsung. Menurut kepala sekolah hal ini
dimaksudkan supaya tetap menjaga mental guru tersebut di depan guru yang lain
kepala sekolah harus tetap bersifat mengayomi dan membina bukan memarahi.
Bahkan dalam ruangan khusus kepala sekolah pada saat percakapan individu
sedang berlangsung tetap dengan kalimat yang santun. Apalagi di depan umum.
katan langsung bila dibandingkan dengan pendekatan lain. Kepala sekolah tetap
membe- rikan kesempatan kepada guru untuk mengem- bangkan ide-idenya dan
berinovasi supaya lebih baik.
arah, dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Supervisor dan guru bersama-sama,
bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan
proses percakapan dan menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Tugas
supervisor adalah meminta penjelasan kepada guru apabila ada hal-hal yang
diungkapkannya kurang dipahami, kemudian mendorong guru untuk
mengaktualisasikannya inisiatif yang dipikirkannya untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya atau meningkatkan pengajarannya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa di sekolah pada pendekatan kolaboratif ini, yang menjadi
central adalah supervisor dan guru. Keduanya saling mengisi untuk menentukan
perbaikan dan pengembangan kemampuan dan kreativitas guru.
Kegiatan supervisi pendidikan di sekolah dilakukan minimal 2 kali setiap
semester secara terjadwal. Kepala sekolah sebagai supervisor akan mengadakan
inspeksi terlebih dahulu. Inspeksi dilakukan dengan melakukan kunjungan kelas
dengan membawa instrumen yang memuat indikator supervisi. Akan dilakukan
pengecekan terhadap kelengkapan administrasi kelas, metode pembelajaran yang
diberikan di kelas apakah sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh guru terkait.
Berkas administrasi guru harus disiapkan secara maksimal untuk
mempermudah proses supervisi, maka berdasarkan hal tersebut, kepala sekolah
melakukan penyusunan jadwal supervisi dan mengumumkan kepada para guru
yang dilakukan pada awal semester.
Pada pelaksanaan supervisi, guru diminta melakukan pengisian ceklis
dokumen berkas administrasi, hal ini dimaksudkan sebagai upaya peningkatan
kinerja dan kemampuan mengajar para guru, sesuai dengan tujuan pelaksanaan
supervisi pendidikan.
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan implementasi supervisi kemudian
diolah untuk dijadikan bahan penelitian dan evaluasi kepala sekolah sebagai
pimpinan Lembaga terhadap guru.
Pendekatan supervisi sebagai salah satu fungsi pokok administrasi, berupa
pelayanan yang langsung berurusan dengan pengajaran dan perbaikannya. Ia
langsung berurusan mengajar dan belajar dengan faktor-faktor yang termasuk
dalam yang bertalian dengan fungsi ini guru, murid, kurikulum bahan dan alat
21
B. Hasil Analisis
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Simpulan Umum
Pendekatan supervisi pendidikan di sekolah sudah sangat baik, kepala sekolah
menggunakan tiga pendekatan supervisi pembelajaran yaitu pendekatan direktif,
kolaboratif dan non direktif. Sedangkan karakteristik kinerja guru bermacam-macam
yaitu guru profesional, konseptor dan supersibuk serta guru lemah.
2. Simpulan Khusus
Implementasi supervisi pendidikan sekolah dilakukan minimal 2 kali
dalam setahun secara terjadwal. Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan
perlu memahami fungsi-fungsi supervisi yang merupakan tugas pokok sebagai
supervisor pendidikan. Sebelum memberikan pelayanan terhadap guru, kepala
sekolah sebagai supervisor perlu mengadakan inspeksi terlebih dahulu.
Simpulan tentang pelaksanaan pendekatan supervisi pembelajaran dengan
pendekatan direktif, non-direktif, dan kolaboratif adalah sebagai berikut:
22
23
1. Rekomendasi
Supervisor harus lebih memperhatikan lagi pendekatan supervisi yang
sesuai dengan tipe guru dalam penyelenggaraannya dan diberikan fasilitas untuk
guru yang akan melaksanakan supervisi dalam pelaksanaan pembelajaran di
sekolah.
2. Implikasi
Salah satu fungsi supervisi pendidikan adalah memberi wawasan yang lebih
luas dan integrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan
kemampuan mengajar guru-guru.
Adapun implikasi sebagai suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil
penemuan studi deskripsi pada sekolah yang telah mengimplementasikan
pendekatan supervisi pendidikan yakni dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan kinerja
guru-gurunya dan meningkatnya prestasi para siswa di sekolah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Piet A. Sahertian. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. (2009). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Zahro, Aminatul. (2014). Total Quality Management Teori & Praktik Manajemen
Untuk Mendongkrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
https://www.researchgate.net/publication/338426241_IMPLEMENTASI_SUPER
VISI_PENDIDIKAN_DALAM_MENINGKATKAN_MUTU_PEMBEL
AJARAN_Studi_Kasus_di_Madrasah_Aliyah_Negeri_3_Kediri
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
PROSES SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM
MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
(Studi Deskriptif di SD Islam Ibnu Sina Padasuka Bandung)
INSTRUMENTAL INPUT:
PROSES: OUTPUT
1. Perencanaan OUTCOME
RAW INPUT Kinerja Sup-
2. Pelaksanaan ervisor Kepala Mutu pembelajaran
Kepala
3. Evaluasi Sekolah meningkat
Sekolah
4. Tindak Lanjut meningkat
Environmental Input
1. pemerintah
2. Sekolah
3. masyarakat
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Pada tataran teoritis hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan baru mengenai proses supervisi pendidkan.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
mengetahui proses supervisi pendidikan
2) Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam
proses pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah. Sehingga tujuan
supervisi pendidikan dapat tercapai dengan baik.
KAJIAN PUSTAKA
D. Mutu Pembelajaran
Menurut Garvin dan Davis yang dikutip oleh Abdul Hadis dan
Nurhayati, berpendapat bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamik yang
berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi kebutuhan pelanggan. Dalam
konteks pendidikan pengertian mutu, mengacu pada proses pendidikan dan
hasil pendidikan. Dalam “proses pendidikian” yang bermutu melibatkan
berbagai input, seperti bahan ajar, metodelogi (bervariasi sesuai
kemampuan guru), sarana, sekolah, dukungan administrasi dan sarana
prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Dalam artian ini mutu berarti suatu proses yang terus meningkatkan suatu
kualitas agar tercapai keunggulan-keunggulan dalam proses pendidikan.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh guru
dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar sehingga ada perubahan
perilaku individu peserta didik itu sendiri. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti kecakapan,
kebiasaan, sikap, penerimaan atau pengahargaan.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk melakukan
perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti
menjadi mengerti yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik dengan
tujuan membantu pesrta didik agar dapat tumbuh berkembang kearah yang
lebih baik. Banyak hal yang harus dilakukan oleh guru untuk melakukan
perubahan tersebut. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi
pembelajaran serta melakukan evaluasi. Namun, pembelajaran juga
memilki sebuah tujuan yang harus dicapai sehingga proses pembelajaran
mengacu pada perencanaa dan tujuan yang ingin dicapai.
Proses pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi
pembelajaran dan prosedur kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru kepada peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut semua komponen dalam pembelajaran harus
saling bekerjasama. Guru juga tidak boleh hanya memperbaiki komponen-
komponen tertentu misalnya strategi, metode dan evaluasi saja, tetapi guru
juga harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan. Adapun
komponenkomponen dalam pembelajaran yaitu tujuan, meteri
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran. Uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan mutu
pembelajaran merupakan serangkaian proses kegiatan pembelajaran yang
dikerjakan oleh guru dengan peserta didik melalui sebuah pembelajaran
dengan tujuan untuk memperbaiki mutu atau kualitas pembelajaran hingga
berjalan dengan efektif dan efisien.
Dalam Pengelolaan pembelajaran seorang guru dituntut memahami
kondisi peserta didik, perancangan dan juga pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, dan juga Dalam ranah penyampaian materi
pembelajaran guru harus menguasai materi pembelajaran dengan baik dan
pengetahuan yang luas. Disisi lain yang tidak kalah pentingnya adalah
bahwa seorang guru harus bersifat luwes. Guru harus bisa membangun
komunikasi baik dengan peserta didik, antar pendidik, tenaga kependidikan,
wali murid, maupun masyarakat sekitar. Selain itu, bahan ajar juga
merupakan syarat untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Bahan ajar
harus mampu memberi semangat peserta didik dalam belajar. Media belajar
dan fasilitas belajar yang bermutu juga dapat berpengaruh dalam mutu
pembelajaran. media dan fasilitas belajar akan berpengaruh secara positif
jika suasana belajar berjalan dengan efektif dan menyenangkan.
Aspek yang lain yaitu materi pembelajaran. Materi pembelajaran
yang bermutu dapat dilihat dari kesesuaian dengan tujuan dan kompetensi
yang dikuasai peserta didik. Kunci utama dalam meningkatkan mutu
pembelajaran yaitu memilki komitmen pada perubahan. Jika semua guru
dan staf sekolah telah memilki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat
dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk
memperbaiki efisiensi, produktivitas, dan kualitas layanan pendidikan.
Guru akan menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang baru
dalam mengajar dan membantu dalam perkembangan peserta didik.
BAB III
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan
Berdasarkan hasil wawanara yang telah kami lakukan, kepala
sekolah SD Ibnu Sina Padasuka Bandung berpendapat bahwa supervisi itu
sangat penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Hal ini karena
selain untuk mengobservasi guru dalam kolaborasi pembelajaran di kelas,
juga dapat melihat apakah guru di kelas dan guru pembantu di kelas tersbut
sudah sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Di SD Ibnu Sina
ini dalam satu kelas memiliki 2 guru, yakni guru kelas dan guru pembantu.
Guru di SD Ibnu Sina Padasuka Bandung selain memiliki tugas
mengajar, juga ada tugas kepanitiaan atau keorganisasian sehingga ada 4
penilaian dalam supervisi. Penilaian tersebut meliputi keguruan, kreatifitas,
kinerja dan perilaku. Sehingga selain peserta didik, guru pun memiliki
raport kinerja setiap semesternya. Hal tersebut memiliki dampak langsung
pada meningkatnya mutu pembelajaran di SD Ibnu Sina.
Hal lainnya yang dibahas mengenai kedisiplinan guru. Guru yang
terlambat lebih dari 4 hari maka akan mendapat surat teguran. Itu meliputi
kehadiran, ketaatan jam kerja dan kerjasama atau hubungan kerja dengan
teman kerja atau guru lain. Ada juga dimensi komunikasi dan kesadaran
dalam perbedaan. Kemudian juga dilihat dari kualitas kerja. Teguran
tersebut karena sekolah ini memiliki SOP yang harus di jalankan. Pernah
ada beberapa tahun lalu ada guru yang tidak membuat RPP, walaupun guru
senior diturunkan menjadi koordinator sarana prasarana sehingga tidak
langsung dikeluarkan. Selain itu penilaian lain terhadap guru yaitu tentang
penguasaan teknologi.
B. Pembahasan
Langkah terakhir dari tahapan proses supervisi ini ialah tindak lanjut.
Tindak lanjut yang dilakukan yaitu pembinaan langsung melalui komunikasi
supervisor terhadap guru. Hal ini dilakukan agar tercapainya supervisi yang
menjadi sarana dalam meningkatkan motivasi guru, memperbaiki juga solusi
untuk guru agar kinerjanya dapat berkembang. Kemudian pembinaan tidak
langsung berupa mengikutsertakan guru dalam kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan proses pembelajaran, dan melalui buku teks menjadi salah satu
cara sekolah dalam kebutuhan pengembangan kinerja guru.
BAB IV
SIMPULAN
A. Simpulan Umum
Simpulan umum dari penelitian di SD Islam Ibnu Sina Padasuka
Bandung ini adalah supervisi telah dilaksanakan dengan baik yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Hal ini dengan dilakukan
supervisi dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
B. Simpulan Khusus
Proses Perencanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di SD Islam Ibnu Sina Padasuka Bandung ini dilakukan dengan
membuat jadwal supervisi yang rutin 3 kali setiap semester, yakni untuk
semester I pada bulan Juli sampai Sepetember, sedangkan untuk semester II
dilakukan pada bulan Januari sampai Mei.
Proses Pelaksanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di SD Islam Ibnu Sina Padasuka Bandung dilakukan dengan
supervisor datang langsung ke kelas. Hal ini dilakukan untuk meninjau seberapa
baiknya kinerja keguruan, kreatifitas, kinerja dan perilaku selama pembelajaran
di kelas.
Setelah dilakukan proses pelaksanaan supervisi, selanjutnya adalah
Proses Evaluasi. Proses evaluasi ini dilakukan langsung setelah kegiatan
pelaksanaan supervisi dilakukan. Evaluasi ini dilakukan dengan refleksi guru
oleh diri sendiri kemudian akan di diskusikan pada rapat level yang rutin
dilakukan.
Proses Tindak Lanjut Supervisi Pendidikan yang dilakukan di
sekolah ini adalah supervisor akan kembali mengecek ke kelas tanpa ada
jadwal. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah rekomendasi atau
perbaikan dilaksanakan atau tidak. Ini menjadi tolak ukur pada supervisi
selanjutnya apakah ada perubahan atau tidak ada. Namun bila tidak ada
perubahan karena guru tersebut belum mampu, maka akan dilakukan pelatihan
yang bekerjasama dengan LSM, atau para supervisor akan menjadi tutor
langsung.
Mekanisme Supervisi pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan di MI AL-
Musyarrofah
MINI RISET
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penilaian
Mata Kuliah Teori dan Praktik Supervisi Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pendidik. Untuk mewujudkan seorang pendidik yang profesional, khususnya guru
Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Purwanto (1993) supervisi adalah segala bantuan dari para pimpinan
sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal sekolah
lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Supervisi ini berupa dorongan, bimbingan,
dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian kecakapan guru-guru, seperti bimbingan
dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, memilih
alat-alat pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik, cara penilaian yang sistematis
terhadap tahapan seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Jadi, supervisi ialah suatu
aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Kemudian, menurut Pidarta
(2015) bahwa supervisi adalah kegiatan membantu guru-guru, membuat guru-guru yang
sudah baik agar bertahan tetap baik, dan berusaha mengembangkan profesi guru-guru
2
yang belum baik agar menjadi baik. Serta membina agar semua guru berpribadi baik
sebab mereka menjadi teladan bagi siswa. Jadi, supervisi adalah kegiatan yang dilakukan
oleh supervisor untuk meperlancar jalannya pendidikan, baik membantu guru-guru,
membina, serta memotivasi guru-guru agar menjadi yang lebih baik lagi.
3
Mengenali subyek dan isi setiap materi 5. Mengembangkan alat ukur awal 6. Menyaring
kegiatan-kegiatan belajar beserta sumbersumbernya. 7. Mengerahkan layanan-layanan
yang mampu mendukung (dana, alat, jadwal); dan mengembangkan alat evaluasi belajar.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajah teknik supervisi pendidikan ?
2. Bagaimana teknik-teknik supervisi pendidikan ?
3. Bagaimana mekanisme supervisi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa saja teknik supervisi pendidikan
2. Untuk mengetahui teknik-teknik supervisi pendidikan
3. Untuk mengetahui mekanisme supervisi pendidikan dalam meningkatkan mutu
pendidikan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis ini adalah untuk mengembangkan khasanah ilmu dan akan
dijadikan peneliti untuk melakukan pendalaman konsep implementasi
kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dalam meningkatkan kedisiplinan guru.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah:
a. Untuk Sekolah
Hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai kebijakan kepala sekolah dalam
meningkatkan kedisiplinan guru demi tercapainya tujuan pendidikan
b. Untuk Guru
Hasil penelitian dapat dijadikan motivasi untuk guru dalam meningkkatkan
kedisiplinannya dalam mengemban tugasnya sebagai pendidik yang professional.
c. Untuk Siswa
Hasil penelitian diharapkan agar siswa dapat menerima Hak nya sebagai peserta
didik yang sedang melakukan proses pembelajaran.
d. Untuk Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dpat menjadi informasi awal untuk penelitian lebih
lanjut agar dapat meneliti lebih baik dari peneliti sebelumnya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
dapat dipantau dari dari jarak jauh. Tujuan observasi ini adalah untuk
mendapatkan data semaksimal mungkin sehingga dengan data tersebut
dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang terjadi
dalam proses belajar mengajarnya sehingga dapat dicarikan solusi yang
paling tepat. Bagi guru-guru, hasil analisis ini akan dapat membantu
untuk merubah cara-cara mengajarnya ke arah yang lebih baik,
sedangkan bagi murid-murid sudah tentu dapat menjamin timbulnya
pengaruh positif terhadap kemajuan belajarnya.
3. Percakapan pribadi (Individual Conference)
Dijelaskan oleh Adam dan Dickey bahwa salah satu alat yang penting
dalam supervisi adalah individual conference, yaitu supervisor dan guru
dapat bekerja secara individual memecahkan problem-problem pribadi
yang berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and professional
problems), misalnya: Pemilihan dan perbaikan alat-alat pelajaran,
penentuan dan penggunaan metode mengajar, dan sebagainya.
4. Saling mengunjungi (Intervisitation)
Yang dimaksud dengan intervisitation ialah saling mengunjungi antara
rekan guru yang satu dengan rekan guru yang lain yang sedang mengajar
untuk saling memberi dan menimba pengalaman di antara sesama rekan
guru di sekolah (sekolah yang sama maupun pada sekolah yang berbeda.
5. Menilai diri sendiri (Self Evaluation Check-list)
Self evaluati on adalah suatu teknik supervisi individual yang paling,
obyektif tetapi yang paling sukar untuk dilakukan, apalagi jika dilakukan
dengan kesadaran yang penuh untuk melihat kemampuan diri sendiri
dalam menyajikan bahan pelajaran. Menilai orang lain rasanya mudah
dilakukan, tetapi untuk menilai diri sendiri kadang-kadang tak mampu
melaksanakannya, padahal yang paling, tahu tentang segala sesuatu pada
diri kita adalah kita sendiri bukan orang lain.
8
b. Teknik-teknik Supervisi yang bersifat kelompok (Group Techniques)
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi
yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan
analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan
yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian
kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau
kebutuhan yang mereka hadapi, (Hanief, 2016)
Dalam bentuk kelompok di teknik supervisi yang digunakan bersama-
sama antara supervisor dan guru-guru dalam jumlah yang banyak tetapi
mempunyai masalah supervisi ini terdiri dari beberapa jenis antara lain :
6. Pertemuan Orientasi bagi guru baru (Orientation Meeting for new
Teacher) adalah salah satu bentuk pertemuan yang bertujuan mengantar
guru-guru terutama guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru.
Demikian pula terhadap guru-guru yang baru memangku jabatan baru
dalam struktur organisasi sekolah.
7. Rapat Guru adalah merupakan salah satu teknik supervisi untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah. Tujuan umum dari pada
rapat guru ini antara lain sebagai berikut : 1) Menyatukan pandangan-
pandangan guru tentang konsepkonsep umum, makna pendidikan dan
fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan-tujuan tersebut. 2)
Mendorong guru-guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik, dan mendorong agar mereka tumbuh dan berkembang
dalam jabatannya. 3) Menyatukan pendapat-pendapat tentang metod-
metode kerja yang baik yang akan membawa mereka ke arah pencapaian
tujuan-tujuan pengajaran di sekolah semaksimal mungkin. 4)
Mengintegrasikan anggota-anggota staf sekolah dan mengkoordinir
pekerjaan mereka, mempersatukan pandangan mereka dalam usaha
9
kerjasama mencapai tujuan sekolah.
8. Diskusi sebagai proses kelompok adalah merupakan salah satu teknik
supervisi yang dilakukan melalui pertukaran pendapat tentang sesuatu
masalah untuk mengembangkan ketrampilan para guru dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi bersama. Melalui diskusi
kelompok, guru-guru merasa turut bertanggung jawab dan berpartisipasi
dalam kelompok, adanya interaksi antar guru, serta kontrol yang teliti dan
mantap dalam mengemukakan pendapat mereka masing-masing. Dengan
diskusi ini pula guru-guru dapat memperoleh informasi dan banyak
pengalaman dari peserta diskusi yang besar manfaatnya untuk
pengembangan profesinya.
9. Studi kelompok antar guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sejenis
dapat mengadakan studi bersama untuk mempelajari dan membahas atau
mendalami bahan pelajaran yang mereka ajarkan. Perencanaan studi ini
harus dipersiapkan secara matang dan terperinci mengenai berbagai
masalah yang akan dibicarakan, garis-garis besar materi pembahasan
sehingga studi ini lebih lancar dan tepat pada sasaran yang mereka
inginkan bersama.
10. Tukar-menukar Pengalaman (Sharing of experience) Asumsi yang
melatar belakangi teknik ini ialah bahwa guru-guru, pada umumnya
adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing,
sehingga memungkinkan diadakan tukar menukar pengalaman diantara
mereka, saling memberi dan menerima dan saling, belajar diantara
mereka untukmemperoleh pengalaman-pengalaman, baru yang
bermanfaat dalam tugas mereka.
11. Lokakarya (Workshop) ditafsirkan orang sebagai suatu tempat kerja
dimana orang menggunakan macam-macam cara alat untuk suatu; suatu
kegiatan belajar kelompok untuk memecahkan suatu problem tertentu;
10
suatu usaha mengembangkan kesanggupan berpikir dan bekerja bersama-
sama untuk menyelesaikan sesuatu masalah; suatu situasi yang
didalamnya orang bekerja dan belajar secara bersama atas tanggung
jawab bersama; suatu inservice training education untuk saling
mendengarkan pendapat, member dan menerima pendapat bekerjasama
mencari jalan untuk menyelesaikan suatu problem tertentu yang
berhubungan dengan tugas jabatannya.
12. Diskusi panel adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan
sejumlah partisipan untuk memecahkan suatu problem. Peserta diskusi ini
biasanya terdiri dari para panelis yang ahli dalam bidang yang
didiskusikan, moderator (pengarah), expert (tenaga ahli= manusia
sumber), penyangga/penanya, dan pendengar.
13. Seminar adalah suatu bentuk pertemuan kelompok dimana sejumlah kecil
(10 - 15) orang mengadakan pendalaman/penyelidikan, terhadap berbagai
masalah dengan bimbingan secara cermat oleh seorang/beberapa orang
pengajar (fasilitator) pada waktu tertentu. Tujuan daripada seminar ini
adalah intensifikasi, integrasi serta aplikasi pengetahuan dan ketrampilan
para anggota kelompok dalam suatu latihan yang intensif dengan
bimbingan yang cermat dan intensif pula.
14. Simposium (Yunani Purba) syn (dengan) dan posis (minum), yaitu
kebiasaan zaman itu setelah suatu pertemuan berakhir semua peserta
tidak segera pulang, akan tetapi dipersilahkan duduk santai sambil
minum, mendengarkan lagu-lagu dan bertukar pikiran sebagai hiburan
intelektual.
15. Demonstrasi mengajar yang berhasil jika hal itu direncanakan dengan
teliti, mempunyai tujuan yang nyata, diikuti oleh jumlah guru-guru yang
cukup banyak mendapat kesempatan untuk mengikuti demonstrasi
tersebut. Biasanya setiap demonstrasi diadakan kecuali ada hal-hal baru
11
yang perlu disampaikan kepada guru-guru, misalnya cara menggunakan
metode mengajar modern, cara membimbing cara, menyajikan bahan
untuk menjadikan siswa aktif dalam belajar dan sebagainya.
B. Mutu Pendidikan
a. Pengertian Mutu Pendidikan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “mutu” berarti ukuran baik
buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan). Mutu
adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan.
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan
output pendidikan. Menurut Rusman, antara proses dan hasil pendidikan yang
bermutu saling berhubungan. Akan tetapi, agar proses yang baik itu tidak
salah arah, maka mutu dalam dalam artian hasil (out put) harus dirumuskan
lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas target yang akan dicapai setiap
tahun atau kurun waktu lainnya.
Mutu atau kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Menurut Deni Koswara dan
Cepi Triatna dalam buku Manajemen Pendidikan, pengertian mutu memiliki
fariasi sebagaimana di definisikan oleh masing- masing orang atau pihak.
Produsen (penyedia barang/jasa) atau konsumen (pengguna/pemakai
barang/jasa) akan memiliki definisi yang berbeda mengenai
mutu barang/jasa. Perbedaan ini mengacu pada orientasi masing-
masing pihak mengenai barang/jasa yang menjadi objeknya. Satu kata yang
menjadi benang merah dalam konsep mutu baik menurut konsumen atau
produsen adalah kepuasan. Barang atau jasa yang dikatakan bermutu adalah
yang dapat memberikan kepuasan baik bagi pelanggan maupun produsenya.
Dalam konteks pendidikan, menurut Kementrian Pendidikan Nasonal
yang dikutip oleh Mulyasa, pengertian mutu mencakup input, proses, dan
output pendidikan. Input pendidikan merupakan sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan demi berlangsungnya suatu peroses. Sementara
12
proses pendidikan merupakan perubahan sesuatu menjadi sesuatu yang lain.
Selanjutnya, output pendidikan merupakan kinerja sekolah, yaitu prestasi sekolah
yang dihasilkan dari proses dan prilaku sekolah. Oleh sebab itu, mutu dalam dunia
pendidikan dapat dinyatakan lebih mengutamankan pada keberhasilan siswa. Dengan
kata lain, program perbaikan sekolah dilakukan lebih secara kreatif dan konstruktif.
Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Abdul Hadis, dan
Nurhayati B, dalam bukunya Manajemen Mutu Pendidikan menurut para
ahli yaitu:
13
yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Berdasarkan banyak
paparan pendapat oleh pakar-pakar manajemen, yang mencoba
mendefinisikan kualitas mutu berdasarkan sudut pandangnya masing-
masing. Walaupun definisi tersebut tidak diterima secara universal, tetapi
terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut:
a) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
c) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
d) Komponen Menejemen Peningkatan Mutu
Manajemen peningkatan mutu mempersyaratkan integrasi dari
berbagai faktor yang perlu diintegrasikan. Faktor itu adalah klien
(pelanggan), kepemimpinan, tim, proses dan struktur. Klien (pelanggan)
dalam TQM adalah orang yang menerima produk atau jasa layanan. Jadi
klien tidak berada secara eksternal terhadap organisasi tetapi berada pada
setiap tahapan yang mempersyaratkan penyempurnaan hasil sebuah
produk atau pemberian layanan.
Hal ini menggambarkan adanya mata rantai dari klien yang terkait
dengan proses. TQM mempersyaratkan organisasi melakukan
penggalian dengan bertanya atau mendengarkan, yang tentunya kepada
klien yang tepat. Dalam hal ini diperlukan umpan balik yang pasti untuk
menjamin bahwa layanan yang diberikan dan dikerjakan memang tepat. Hal-
hal yang terdapat di dalam TQM terhadap pelanggan atau klien adalah
nilai-nilai organisasi, visi dan misi yang perlu dikomunikasikan, yang
dikerjakan dengan memperhatikan etika dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan. Dalam TQM, integritas moral merupakan hal yang
fundamental, maka kepemimpinan merupakan cara mengerjakan.
Kepemimpinan dalam konteks TQM adalah menetapkan dan mengendalikan
visi. TQM secara tajam menggambarkan perbedaan antara pemimpin, me-
manage, dan meng-administrasi-kan. Mutu kepemimpinan mencakup visi,
kreativitas, sensitivitas, pemberdayaan(empowerment), dan
manajemen perubahan. Pemimpin dalam TQM pada dasarnya peduli dengan
14
nilai-nilai orang, menetapkan arah dan mengijinkan orang untuk mencapai
target, yang berhubungan dengan hal-hal makro maupun mikro. Sedangkan
tim dalam TQM merupakan kualitas kelompok. Hampir semua kepustakaan
menekankan pentingnya kejelasan tujuan dan hubungan interpersonal yang
efektif sebagai dasar terjadinya kerja kelompok yang efektif. Kunci penting
dalam TQM adalah menetapkan komponen proses kerja. Pada dasarnya,
sekali klien menetapkan persyaratan yang telah disepakati, maka hal
yang penting untuk dilakukan adalah menetapkan proses dan prosedur yang
menjamin kesesuaiannya dengan persyaratan. Organisasi yang mencoba
memperkenalkan TQM tanpa meninjau strukturnya mungkin akan
menghadapi kegagalan. Beberapa organisasi memiliki struktur yang
berfokus pada klien cenderung mendasarkan diri pada hierarki formal
sekaligus membatasi kerja praktis yang birokratis.
b. Faktor-Faktor Utama Peningkatan Mutu Pendidikan
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim meengatakan
bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu pendidikannya maka minimal
harus melibatkan lima faktor yang dominan, yaitu:
1. Kepemimpinan kepala sekolah
Yang mana kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara
jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi,
tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin
kerja yang kuat.
2. Guru
Perlibatan guru secara maksimal, dengan meningktakan kompetensi dan profesi
kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari
kegiatan tersebut diterapkan di sekolah.
3. Siswa
Pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat” sehingga
kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat
mengiventarisir kekuatan yang ada pada siswa.
4. Kurikulum
15
Adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan terpadu dapat memungkinkan
dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals (tujuan) dapat
dicapai secara maksimal.
5. jaringan Kerjasama
Jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan
masyarakat semata (orang tua dan masyarakat) tetap dengan organisasi lain,
seperti perusahaan atau instansi pemerintah sehingga output dari sekolah dapat
terserap didalam dunia kerja.
c. Indicator Standar Mutu Pendidikan
Secara nasional standar mutu pendidikan merujuk kepada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
meliputi:
a. Standar kompetensi lulusan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
b. Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
c. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria mengenai
pendidikan penjabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
e. Standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustkaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
f. Standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
16
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
17
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Analisis
Berdasarkan dari data yang di peroleh dapat di ketahui bahwa kepala
sekolah memiliki peran besar dalam penyusunan program supervisi
pendidikan dan kepala sekolah melibatkan wakil kepala sekolah dan para
dewan guru. Kegiatan supervise pendidikan dilaksanakan setiap awal
semester. Proses supervisi adalah rangkaian aktivitas yang dilaksanakan pada
saat supervisi dilakukan. Proses ini dilakukan dengan berfokus pada prinsip
supervisi yang dipahami oleh kepala sekolah, sehingga pelaksanaannya tidak
menyimpang dari ketentuan yang sudah ada (Dalanggo, 2019). Langkah –
langkah dalam melakukan supervisi dibagi kedalam 3 langkah, yaitu:
1. Perencanaan
Proses perencanaan menjadi langkah awal bagi kepala sekolah
untuk melakukan tugas supervisinya. Perencanaan perlu dilakukan
dengan tujuan supaya penerapan supervisi akademik yang dilakukan
kepala sekolah dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Kegiatan
perencanaan mengacu pada aktivitas identifikasi kasus. Di dalam
perencanaan ini hal-hal yang harus dilakukan diantaranya:
a. Mengumpulkan informasi dengan kunjungan kelas atau
pertemuan individu dengan guru bersangkutan;
b. Mengoreksi data yang telah terkumpul;
c. Mengklasifikasi informasi yang sesuai dengan bidang
kasus/permasalahan;
d. Menarik kesimpulan yang bersumber pada data
permasalahan tersebut;
e. Menetapkan Teknik/metode yang tepat untuk digunakan
dalam memperbaiki kinerja pendidik.
18
2. Pelaksanaan atau observasi kelas.
Aktivitas pelaksanaan atau observasi kelas merupakan aktivitas
yang dilakukan untuk melihat profesionalisme guru dalam mengajar
di kelas, kepala sekolah selaku supervisor akan mengobservasi guru
dalam mengajar di kelas dalam rangka meningkatkan dan
memperbaiki kemampuan mengajar pendidik di kelas untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dicapai peserta didik. Kepala
sekolah MIS Al-Musyarrofah ini melaksanakan supervisi hanya
dengan menggunakan beberapa metode, yaitu kunjungan kelas,
pembicaraan secara individu, observasi kelas, serta rapat dewan guru.
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan menelaah dari proses
kegiatan penerapan yang bertujuan untuk mengenali sejauh mana
pencapaian penerapan program sekolah dan sejauh mana
keberhasilan yang dicapai dalam periode waktu tertentu. Hasil dari
kegiatan evaluasi ini, guru dan kepala sekolah akan melakukan
diskusi mengenai hasil dari proses mengajar guru, tujuan
pembelajaran, dan aspek pembelajaran yang menjadi fokus utama
supervisi pendidikan. Sehingga, ini penting untuk dilakukan agar
mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan supervisi yang telah
diberikan, dan hasil dari evaluasi tersebut akan digunakan sebagai
pedoman dalam menyusun program supervisi kedepannya.
Supervisi mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme
guru sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya.
Kegiatan supervise dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan
masalah pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Supervisi
merupakan bantuan kepada guru dalam perbaikan situasi
belajarmengajar, supervisi pendidikan meliputi supervisi terhadap
19
pengajaran maupun komponen pendukungnya. Supervisi pengajaran
merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengajaran
tetapi tidak langsung dengan siswa. Kegiatan supervisi dilaksanakan
melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran. Hasil dari
penelitian menunjukkan supervisi pendidikan memiliki fungsi
berupa:
1. Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program belajar
mengajar, tugas tugas anggota staff berbagai kegiatan yang
berbeda diantara guru-guru;
2. Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama
mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara
individual maupun secara kelompok. Sesuai penggunaan teknik
supervisinya;
3. sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sebuah staf
guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat
mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan
keprofesionalan guru-guru secara bersama;
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Langkah – langkah dalam melakukan supervisi dibagi kedalam 3 langkah, yaitu:
Pertama, perencanaan. Proses perencanaan menjadi langkah awal bagi kepala sekolah
untuk melakukan tugas supervisinya. Kedua, pelaksanaan atau observasi kelas.
Ketiga, Evaluasi. Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan menelaah dari proses
kegiatan penerapan yang bertujuan untuk mengenali sejauh mana pencapaian
penerapan program sekolah dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam periode
waktu tertentu.
2. Manajemen peningkatan mutu mempersyaratkan integrasi dari berbagai faktor
yang perlu diintegrasikan. Faktor itu adalah klien (pelanggan), kepemimpinan, tim,
proses dan struktur.
3. Supervisi pendidikan berperan untuk mengawasi kegiatan jalannya pendidikan, dan
memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam proses pendidikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan
B. Rekomendasi
Supervisor harus lebih memperhatikan lagi penyelenggaraan fasilitas, media belajar
untuk guru yang akan melaksanakan supervisi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
C. Implikasi
Adapun implikasi sebagai suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil
penemuan studi deskripsi pada MI AL-Musyarrofah dalam Mekanisme Supervisi
pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan cara- cara yang ditempuh
dalam mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah
guru-guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan
serta masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan
mutu pendidikan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
9–19. https://doi.org/10.51178/jetl.v2i3.12
Zaini, M. F., Hidayat, R., Fadhli, M., & Pasaribu, M. H. (2020). Manajemen Mutu
Pendidikan: Perspektif Al-Qur’an dan Tafsir. Education Achievement: Journal of Science
and Research, 1(1), 1-15. http://www.jurnalonline.org/index.php/fadf
23