TENTANG
BUPATI SINTANG,
Mengingat…
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
‘7. Peraturan…
7. Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang
Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan
Bakar Minyak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 399) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2021
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294);
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
6. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang selanjutnya disebut SPBU adalah
Stasiun pengisian Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus
Penugasan yang ada di Kabupaten Sintang.
7. Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu yang selanjutnya disebut Jenis BBM
Tertentu adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi
dan/atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi yang
telah dicampurkan dengan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar
Lain dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi), harga, volume, dan
konsumen tertentu dan diberikan subsidi.
8. Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan yang selanjutnya disebut Jenis
BBM Khusus Penugasan adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah
dari Minyak Bumi dan/atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari
Minyak Bumi yang telah dicampurkan dengan Bahan Bakar Nabati (Biofuuel)
sebagai Bahan Bakar Lain dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi)
tertentu, yang didistribusikan di wilayah penugasan dan tidak diberikan
subsidi.
10. Bahan Bakar Minyak yang selanjutnya disingkat BBM adalah minyak tanah
(Kerosene), minyak solar (Gas Oil), dan bensin (Gasoline) yang merupakan
Jenis BBM tertentu atau Jenis BBM Khusus Penugasan sesuai peraturan
perundang-undangan atau kebijakan Pemerintah Pusat.
11. Kuota adalah jumlah liter BBM yang dapat disalurkan kepada sub penyalur.
12. Penyalur adalah Koperasi, Usaha Kecil, Badan Usaha Milik Daerah atau Badan
Usaha Swasta Nasional yang ditunjuk oleh Badan Usaha untuk melakukan
kegiatan penyaluran Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus
Penugasan.
13. Badan Usaha adalah Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga Umum yang
mendapatkan penugasan dari Pemerintah melalui Badan Pengatur untuk
melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu dan/atau Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan.
14. Badan Usaha Penugasan yang selanjutnya disingkat BUP adalah badan usaha
pemegang Izin Usaha Niaga Minyak dan Gas Bumi yang mendapatkan
penugasan dari Pemerintah melalui Badan Pengatur untuk melaksanakan
kegiatan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu.
’15. Sub…
15. Sub Penyalur adalah perwakilan dari sekelompok konsumen pengguna Jenis
BBM tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan di wilayah/daerah
yang tidak terdapat Penyalur dan menyalurkan BBM hanya khusus kepada
anggotanya dengan kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini.
18. Konsumen Pengguna adalah konsumen yang berhak menggunakan Jenis BBM
Tertentu yang merupakan pengguna akhir atau yang menggunakan Jenis BBM
Tertentu untuk kebutuhannya sendiri dan tidak diperjualbelikan kembali.
BAB II
PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENUNJUKAN
SUB PENYALUR JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DAN
JENIS BAHAN BAKAR KHUSUS PENUGASAN PADA WILAYAH
YANG BELUM TERDAPAT PENYALUR
Bagian Kesatu
Penunjukan Sub Penyalur
Pasal 2
(1) Dalam hal pada suatu wilayah/daerah dalam wilayah Kabupaten Sintang
belum terdapat atau tidak terdapat penyalur, maka dapat ditunjuk Sub
Penyalur oleh Bupati berdasarkan rekomendasi Tim Verifikasi Penetapan Sub
Penyalur Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan Kabupaten
Sintang.
(3) Sub Penyalur yang telah mendapatkan persetujuan untuk menyalurkan Jenis
BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan dari Pemerintah
Daerah, sarana penyalurannya wajib memenuhi persyaratan teknis,
keamanan dan keselamatan kerja sesuai ketentuan peraturan perundang -
undangan.
(5) Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan yang akan
disalurkan oleh Sub Penyalur diperoleh dari Penyalur yang ditetapkan oleh
Badan Usaha.
(6) Tim Verifikasi Penetapan Sub Penyalur Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM
Khusus Penugasan Kabupaten Sintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Keputusan Sekretaris Daerah
sesuai peraturan perundang-undangan.
Bagian…
Bagian Kedua
Persyaratan Sub Penyalur
Pasal 3
g. lokasi yang akan dibangun sarana Sub Penyalur secara umum berjarak
minimal 5 (lima) kilometer dari lokasi Penyalur berupa Agen Penyalur Minyak
Solar (APMS) terdekat atau 10 (sepuluh) kilometer dari Penyalur berupa
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terdekat atau atas
pertimbangan lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
Pasal 4
Pasal 5…
Pasal 5
(1) Sub Penyalur wajib menyalurkan Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM
Khusus Penugasan sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh Bupati.
(2) Harga Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan di tingkat
Sub Penyalur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari harga jual
eceran yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat di tingkat Penyalur ditambah
ongkos angkut sampai dengan titik serah Sub Penyalur.
(3) Ongkos angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan rekomendasi dari Tim Verifikasi Penetapan Sub Penyalur Jenis
Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan di
Kabupaten Sintang.
Bagian Ketiga
Jasa dan Ongkos Angkut
Pasal 6
(1) Sub Penyalur dapat menambah Jasa dan Ongkos angkut berdasarkan jumlah
liter dari harga yang telah ditetapkan SPBU dalam Daerah.
(2) Jasa dan ongkos angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
dengan jumlah perliter BBM dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Bagian Keempat
Tanggung Jawab Sub Penyalur
Pasal 7
(1) Sub Penyalur wajib menyalurkan Jenis BBM Tertentu kepada konsumen
pengguna yang terdaftar dalam data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf h, kecuali Jenis BBM Khusus Penugasan.
(3) Sub Penyalur wajib menerapkan harga yang ditetapkan oleh Bupati
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dalam penyaluran Jenis BBM
Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan.
(4) Sub Penyalur wajib mematuhi ketentuan keselamatan kerja sesuai ketentuan
peraturan perundang - undangan.
Pasal 8
Mutu dan jumlah volume Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan
dari penyalur sampai di Sub Penyalur menjadi tanggung jawab Sub Penyalur.
Bagian…
Bagian Kelima
Alokasi Untuk Sub Penyalur
Pasal 9
(1) Alokasi volume Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan untuk
Sub Penyalur ditetapkan dengan Keputusan Bupati berdasarkan jumlah
kebutuhan riil konsumen pengguna di wilayah tersebut.
(2) Alokasi volume Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan untuk
Sub Penyalur yang ditetapkan oleh Bupati merupakan bagian dari kuota
Daerah yang ditetapkan Badan Pengatur.
Bagian Keenam
Pengawasan
Pasal 10
(2) Setiap Sub Penyalur yang membeli BBM ke Penyalur, wajib menunjukan Kartu
ldentitas yang diterbitkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sintang.
(3) Bagi Sub Penyalur wajib membuat dan memasang Papan Nama penjualan
BBM dan Surat Izin Usaha terpampang dengan jelas yang dapat dilihat oleh
umum.
(4) Bentuk, warna, ukuran Kartu Identitas dan Papan Nama sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(5) Terhadap Sub Penyalur yang tidak memiliki izin memperjualbelikan BBM
Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan, maka Tim Pengawas
mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan dan melaporkan kepada pihak
yang memiliki kewenangan.
Pasal 11
(2) Tim Pengawas Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
dari unsur:
‘d. Dinas…
d. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang;
(3) Tim Pengawas Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri dari unsur:
a. Kantor Camat;
(4) Tim Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
Pasal 12
(1) Untuk menjaga agar penyaluran BBM sesuai dengan ketentuan, Tim Pengawas
Kabupaten melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kabupaten Sintang menerbitkan Kartu Kendali.
(2) Petugas dari Penyalur wajib menandatangani kartu kendali dalam setiap
pengambilan BBM oleh Sub Penyalur.
(3) Format Kartu Kendali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
‘(4) Sub…
(4) Sub Penyalur wajib menyampaikan laporan penyaluran BBM kepada Tim
Pengawas Kecamatan setempat setiap 2 (dua) minggu sekali.
(5) Tim Kecamatan wajib menyampaikan laporan kepada Bupati melalui Tim
Pengawas Kabupaten setiap 1 (satu) bulan sekali.
Bagian Ketujuh
Sanksi Administratif
Pasal 13
a. peringatan tertulis;
Bagian Kedelapan
Ketentuan Lain-Lain
Pasal 14
Dalam hal salah satu SPBU tidak beroperasi maka Sub Penyalur dapat mengambil
BBM kepada SPBU yang beroperasi.
BAB III
PENERBITAN SURAT REKOMENDASI PERANGKAT DAERAH/LURAH/KEPALA
DESA UNTUK PEMBELIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU
Bagian Kesatu
Surat Rekomendasi dan Konsumen Pengguna
Pasal 15
(1) Untuk membeli Jenis BBM Tertentu sesuai dengan peruntukannya, Konsumen
Pengguna harus mendapatkan Surat Rekomendasi dari:
a. Kepala PD atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; atau
b. Lurah/Kepala Desa.
‘b. Kepala…
b. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang untuk
konsumen pengguna usaha pertanian;
Pasal 16
(1) Konsumen Pengguna Usaha Mikro meliputi Usaha Mikro yang menggunakan
mesin perkakas yang motor penggeraknya menggunakan Minyak Solar untuk
keperluan usahanya.
Bagian Kedua
Tata Cara Penerbitan Surat Rekomendasi
Pasal 17
‘(2) Dalam…
(2) Dalam hal Konsumen Pengguna berjumlah lebih dari 1 (satu), pengajuan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
kolektif dengan diwakili oleh sub penyalur/koperasi yang menaungi kelompok
Konsumen Pengguna bersangkutan.
f. usulan kebutuhan BBM dari pemilik kapal, untuk usaha perikanan yang
menggunakan kapal diatas 10 GT (sepuluh gross tonase); dan
Pasal 18
‘c. jenis…
c. jenis Konsumen Pengguna;
d. jenis kegiatan/usaha;
g. masa berlaku surat rekomendasi paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender;
j. lampiran laporan volume Jenis BBM Tertentu yang dibeli oleh Konsumen
Pengguna selama 1 (satu) bulan.
(4) Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan atas
nama masing-masing konsumen pengguna.
(5) Surat Rekomendasi yang diterbitkan memuat lebih dari 1 (satu) Konsumen
Pengguna, data Konsumen Pengguna mengikuti format yang tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
Pasal 19
b. jenis kegiatan/usaha;
d. Data teknis peralatan meliputi jenis, jumlah, fungsi, Jenis BBM Tertentu
dan kebutuhan Jenis BBM Tertentu per jam/hari.
(3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk melakukan penentuan
Penyalur yang ditetapkan sebagai titik serah pembelian Jenis BBM Tertentu
dan jaminan ketersediaan Jenis BBM Tertentu di Penyalur.
Pasal 20
(2) Penerbitan surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dipungut biaya.
Pasal 21…
Pasal 21
Bagian Ketiga
Pelaporan
Pasal 22
Bagian Keempat
Kewenangan Penerbitan Surat Rekomendasi
Pasal 23
(2) PD/Lurah/Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh
Pemerintah Daerah.
‘(4) Kepala…
(4) Kepala PD/Lurah/Kepala Desa dalam menerbitkan Surat Rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan kuota volume Jenis BBM
Tertentu kabupaten.
Bagian Kelima
Pengawasan
Pasal 24
(1) Pengawasan terhadap kegiatan pembelian Jenis BBM Tertentu oleh konsumen
pengguna Jenis BBM Tertentu berdasarkan Surat Rekomendasi dilakukan
oleh Kepala PD/Lurah/Kepala Desa dengan mengikutsertakan BUP.
Pasal 25
(1) Pemerintah Daerah atau Kepala PD, atau Lurah/Kepala Desa dapat meninjau
kembali penggunaan Surat Rekomendasi yang telah diterbitkan.
(4) Sanksi administratif berupa peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali setiap 1 (satu) bulan.
‘(5) Dalam…
(5) Dalam hal Konsumen Pengguna tidak mematuhi peringatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), Kepala PD/Lurah/Kepala Desa mencabut Surat
Rekomendasi.
Pasal 26
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Ditetapkan di Sintang
pada tanggal 11 Mei 2023
BUPATI SINTANG,
JAROT WINARNO
Diundangkan di Sintang
pada tanggal 11 Mei 2023
KARTIYUS