Anda di halaman 1dari 16

BUPATI SINTANG

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN BUPATI SINTANG

NOMOR 31 TAHUN 2023

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENUNJUKAN


SUB PENYALUR JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DAN
JENIS BAHAN BAKAR KHUSUS PENUGASAN PADA WILAYAH
YANG BELUM TERDAPAT PENYALUR, SERTA PENERBITAN
SURAT REKOMENDASI PERANGKAT DAERAH/LURAH/
KEPALA DESA UNTUK PEMBELIAN JENIS BAHAN BAKAR
MINYAK TERTENTU DI KABUPATEN SINTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINTANG,

Menimbang : a. bahwa menindaklanjuti ketentuan Pasal 4 dan Pasal 9


Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 6
Tahun 2015 tentang Penyaluran Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan pada
Daerah yang Belum Terdapat Penyalur, serta kondisi jarak
tempuh wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Sintang ke lokasi
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) berjauhan,
sehingga menyulitkan masyarakat untuk memperoleh Bahan
Bakar Minyak (BBM);

b. bahwa menindaklanjuti ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan


Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 17 Tahun
2019 tentang Penerbitan Surat Rekomendasi Perangkat Daerah
Untuk Pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu;

c. bahwa untuk menjamin ketertiban, kestabilan dan


ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam Kabupaten
Sintang, perlu mengatur pembagian wilayah Sub Penyalur, jasa
serta ongkos angkut yang disesuaikan dengan jarak tempuh
dan kebutuhan masyarakat;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk
Teknis Penunjukan Sub Penyalur Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan Pada
Wilayah Yang Belum Terdapat Penyalur di Kabupaten Sintang,
serta Penerbitan Surat Rekomendasi Perangkat Daerah Untuk
Pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu;

Mengingat…
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan


Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1452) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6856);

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746);

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4866) sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6856);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6856);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan


Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4436) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4996);

‘7. Peraturan…
7. Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang
Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan
Bakar Minyak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 399) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2021
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294);

8. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 6


Tahun 2015 tentang Penyaluran Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan Pada
Daerah Yang Belum Terdapat Penyalur (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 763);

9. Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor


17 Tahun 2019 tentang Penerbitan Surat Rekomendasi
Perangkat Daerah Untuk Pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1405);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 7 Tahun 2016


tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Sintang (Lembaran Daerah Kabupaten Sintang
Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sintang Nomor 7);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN


PETUNJUK TEKNIS PENUNJUKAN SUB PENYALUR BAHAN
BAKAR MINYAK TERTENTU DAN JENIS BAHAN BAKAR KHUSUS
PENUGASAN PADA WILAYAH YANG BELUM TERDAPAT
PENYALUR DI KABUPATEN SINTANG SERTA PENERBITAN
SURAT REKOMENDASI PERANGKAT DAERAH/LURAH/KEPALA
DESA UNTUK PEMBELIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK
TERTENTU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Sintang.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan


Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Sintang.

4. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah unsur pembantu


Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
‘5. Badan…
5. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi yang selanjutnya disebut Badan
Pengatur adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan pengaturan
dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar
Minyak dan Gas Bumi serta Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa pada
Kegiatan Usaha Hilir.

6. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang selanjutnya disebut SPBU adalah
Stasiun pengisian Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus
Penugasan yang ada di Kabupaten Sintang.

7. Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu yang selanjutnya disebut Jenis BBM
Tertentu adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi
dan/atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi yang
telah dicampurkan dengan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar
Lain dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi), harga, volume, dan
konsumen tertentu dan diberikan subsidi.

8. Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan yang selanjutnya disebut Jenis
BBM Khusus Penugasan adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah
dari Minyak Bumi dan/atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari
Minyak Bumi yang telah dicampurkan dengan Bahan Bakar Nabati (Biofuuel)
sebagai Bahan Bakar Lain dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi)
tertentu, yang didistribusikan di wilayah penugasan dan tidak diberikan
subsidi.

9. Wilayah Yang Belum Terdapat Penyalur adalah suatu wilayah/daerah di


wilayah Kabupaten Sintang yang tidak terdapat penyalur Jenis BBM Tertentu
dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan dalam jarak dan radius tertentu dari
wilayah/daerah terdekat yang terdapat Penyalur.

10. Bahan Bakar Minyak yang selanjutnya disingkat BBM adalah minyak tanah
(Kerosene), minyak solar (Gas Oil), dan bensin (Gasoline) yang merupakan
Jenis BBM tertentu atau Jenis BBM Khusus Penugasan sesuai peraturan
perundang-undangan atau kebijakan Pemerintah Pusat.

11. Kuota adalah jumlah liter BBM yang dapat disalurkan kepada sub penyalur.

12. Penyalur adalah Koperasi, Usaha Kecil, Badan Usaha Milik Daerah atau Badan
Usaha Swasta Nasional yang ditunjuk oleh Badan Usaha untuk melakukan
kegiatan penyaluran Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus
Penugasan.

13. Badan Usaha adalah Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga Umum yang
mendapatkan penugasan dari Pemerintah melalui Badan Pengatur untuk
melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu dan/atau Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan.

14. Badan Usaha Penugasan yang selanjutnya disingkat BUP adalah badan usaha
pemegang Izin Usaha Niaga Minyak dan Gas Bumi yang mendapatkan
penugasan dari Pemerintah melalui Badan Pengatur untuk melaksanakan
kegiatan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu.

’15. Sub…
15. Sub Penyalur adalah perwakilan dari sekelompok konsumen pengguna Jenis
BBM tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan di wilayah/daerah
yang tidak terdapat Penyalur dan menyalurkan BBM hanya khusus kepada
anggotanya dengan kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini.

16. Wilayah Sub Penyaluran adalah wilayah/daerah yang ditentukan untuk


penyaluran Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan
berdasarkan jarak tempuh dan kebutuhan masyarakat dalam Kabupaten
Sintang.

17. Surat Rekomendasi adalah surat yang diterbitkan oleh Perangkat


Daerah/Lurah/Kepala Desa kepada konsumen pengguna Jenis BBM Tertentu
untuk melakukan pembelian Jenis BBM Tertentu.

18. Konsumen Pengguna adalah konsumen yang berhak menggunakan Jenis BBM
Tertentu yang merupakan pengguna akhir atau yang menggunakan Jenis BBM
Tertentu untuk kebutuhannya sendiri dan tidak diperjualbelikan kembali.

BAB II
PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENUNJUKAN
SUB PENYALUR JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DAN
JENIS BAHAN BAKAR KHUSUS PENUGASAN PADA WILAYAH
YANG BELUM TERDAPAT PENYALUR

Bagian Kesatu
Penunjukan Sub Penyalur

Pasal 2

(1) Dalam hal pada suatu wilayah/daerah dalam wilayah Kabupaten Sintang
belum terdapat atau tidak terdapat penyalur, maka dapat ditunjuk Sub
Penyalur oleh Bupati berdasarkan rekomendasi Tim Verifikasi Penetapan Sub
Penyalur Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan Kabupaten
Sintang.

(2) Anggota dan/atau perwakilan masyarakat setempat di wilayah yang tidak


terdapat penyalur dapat ditunjuk sebagai penyedia dan/atau pengelola Sub
Penyalur di daerahnya setelah mendapatkan persetujuan dari Bupati.

(3) Sub Penyalur yang telah mendapatkan persetujuan untuk menyalurkan Jenis
BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan dari Pemerintah
Daerah, sarana penyalurannya wajib memenuhi persyaratan teknis,
keamanan dan keselamatan kerja sesuai ketentuan peraturan perundang -
undangan.

(4) Jumlah Sub Penyalur di setiap wilayah ditentukan berdasarkan pertimbangan


kebutuhan masyarakat terhadap Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM
Khusus Penugasan.

(5) Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan yang akan
disalurkan oleh Sub Penyalur diperoleh dari Penyalur yang ditetapkan oleh
Badan Usaha.

(6) Tim Verifikasi Penetapan Sub Penyalur Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM
Khusus Penugasan Kabupaten Sintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Keputusan Sekretaris Daerah
sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagian…
Bagian Kedua
Persyaratan Sub Penyalur

Pasal 3

Syarat untuk menjadi Sub Penyalur adalah sebagai berikut:

a. anggota dan/atau perwakilan masyarakat yang akan menjadi Sub Penyalur


memiliki kegiatan usaha berupa Usaha Dagang dan/atau unit usaha yang
dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa;

b. lokasi pendirian Sub Penyalur memenuhi Standar Keselamatan Kerja sesuai


ketentuan peraturan perundang - undangan;

c. membuat Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup


(SPPL) dan disampaikan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang;

d. memiliki sarana penyimpanan dengan kapasitas paling banyak 3.000 (tiga


ribu) liter dan memenuhi persyaratan teknis keselamatan kerja sesuai
ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku;

e. memiliki atau menguasai alat angkut BBM yang memenuhi standar


pengangkutan BBM yang sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan
dan/atau disetujui oleh Tim Verifikasi Penetapan Sub Penyalur Jenis BBM
Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan Kabupaten Sintang;

f. memiliki peralatan penyaluran yang memenuhi persyaratan teknis dan


keselamatan kerja sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan
dan/atau yang disetujui oleh Tim Verifikasi Penetapan Sub Penyalur Jenis
BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan Kabupaten Sintang;

g. lokasi yang akan dibangun sarana Sub Penyalur secara umum berjarak
minimal 5 (lima) kilometer dari lokasi Penyalur berupa Agen Penyalur Minyak
Solar (APMS) terdekat atau 10 (sepuluh) kilometer dari Penyalur berupa
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terdekat atau atas
pertimbangan lain yang dapat dipertanggungjawabkan;

h. memiliki data konsumen pengguna yang kebutuhannya telah diverifikasi oleh


Pemerintah Daerah.

Pasal 4

Penunjukan Sub Penyalur ditetapkan oleh Bupati setelah:

a. adanya usulan Kepala Desa yang diketahui oleh Camat setempat;

b. tersedianya alokasi Jenis BBM Tertentu berdasarkan kuota yang ditetapkan


oleh Badan Pengatur;

c. tersedianya alokasi Jenis BBM Khusus Penugasan berdasarkan kuota yang


ditetapkan oleh Badan Pengatur.

Pasal 5…
Pasal 5

(1) Sub Penyalur wajib menyalurkan Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM
Khusus Penugasan sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Harga Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan di tingkat
Sub Penyalur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari harga jual
eceran yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat di tingkat Penyalur ditambah
ongkos angkut sampai dengan titik serah Sub Penyalur.

(3) Ongkos angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan rekomendasi dari Tim Verifikasi Penetapan Sub Penyalur Jenis
Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan di
Kabupaten Sintang.

Bagian Ketiga
Jasa dan Ongkos Angkut

Pasal 6

(1) Sub Penyalur dapat menambah Jasa dan Ongkos angkut berdasarkan jumlah
liter dari harga yang telah ditetapkan SPBU dalam Daerah.

(2) Jasa dan ongkos angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
dengan jumlah perliter BBM dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Keempat
Tanggung Jawab Sub Penyalur

Pasal 7

(1) Sub Penyalur wajib menyalurkan Jenis BBM Tertentu kepada konsumen
pengguna yang terdaftar dalam data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf h, kecuali Jenis BBM Khusus Penugasan.

(2) Sub Penyalur wajib menyampaikan laporan penyaluran sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati melalui Tim Verifikasi Penetapan Sub
Penyalur Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus
Penugasan di Kabupaten Sintang.

(3) Sub Penyalur wajib menerapkan harga yang ditetapkan oleh Bupati
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dalam penyaluran Jenis BBM
Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus Penugasan.

(4) Sub Penyalur wajib mematuhi ketentuan keselamatan kerja sesuai ketentuan
peraturan perundang - undangan.

Pasal 8

Mutu dan jumlah volume Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan
dari penyalur sampai di Sub Penyalur menjadi tanggung jawab Sub Penyalur.

Bagian…
Bagian Kelima
Alokasi Untuk Sub Penyalur

Pasal 9

(1) Alokasi volume Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan untuk
Sub Penyalur ditetapkan dengan Keputusan Bupati berdasarkan jumlah
kebutuhan riil konsumen pengguna di wilayah tersebut.

(2) Alokasi volume Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan untuk
Sub Penyalur yang ditetapkan oleh Bupati merupakan bagian dari kuota
Daerah yang ditetapkan Badan Pengatur.

Bagian Keenam
Pengawasan

Pasal 10

(1) Pengawasan terhadap kegiatan Sub Penyalur dilakukan oleh Pemerintah


Daerah.

(2) Setiap Sub Penyalur yang membeli BBM ke Penyalur, wajib menunjukan Kartu
ldentitas yang diterbitkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sintang.

(3) Bagi Sub Penyalur wajib membuat dan memasang Papan Nama penjualan
BBM dan Surat Izin Usaha terpampang dengan jelas yang dapat dilihat oleh
umum.

(4) Bentuk, warna, ukuran Kartu Identitas dan Papan Nama sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(5) Terhadap Sub Penyalur yang tidak memiliki izin memperjualbelikan BBM
Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan, maka Tim Pengawas
mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan dan melaporkan kepada pihak
yang memiliki kewenangan.

Pasal 11

(1) Tim Pengawas terdiri dari:

a. Tim Pengawas Kabupaten; dan

b. Tim Pengawas Kecamatan.

(2) Tim Pengawas Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
dari unsur:

a. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten


Sintang;

b. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah


Kabupaten Sintang;

c. Dinas Perhubungan Kabupaten Sintang;

‘d. Dinas…
d. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang;

e. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Sintang;

f. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang;

g. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten


Sintang;

h. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten


Sintang;

i. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sintang;

j. Bagian Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang;

k. Bagian Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten


Sintang;

l. Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat Daerah Kabupaten


Sintang;

m. Kepolisian Resor (Polres) Sintang;

n. Komando Distrik Militer (Kodim) 1205 Sintang;

o. Kejaksaan Negeri Sintang; dan

p. Perangkat Daerah/Instansi terkait lainnya apabila diperlukan.

(3) Tim Pengawas Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri dari unsur:

a. Kantor Camat;

b. Kepolisian Sektor (Polsek); dan

c. Komando Rayon Militer (Koramil).

(4) Tim Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.

Pasal 12

(1) Untuk menjaga agar penyaluran BBM sesuai dengan ketentuan, Tim Pengawas
Kabupaten melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kabupaten Sintang menerbitkan Kartu Kendali.

(2) Petugas dari Penyalur wajib menandatangani kartu kendali dalam setiap
pengambilan BBM oleh Sub Penyalur.

(3) Format Kartu Kendali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

‘(4) Sub…
(4) Sub Penyalur wajib menyampaikan laporan penyaluran BBM kepada Tim
Pengawas Kecamatan setempat setiap 2 (dua) minggu sekali.

(5) Tim Kecamatan wajib menyampaikan laporan kepada Bupati melalui Tim
Pengawas Kabupaten setiap 1 (satu) bulan sekali.

Bagian Ketujuh
Sanksi Administratif

Pasal 13

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berwenang mengenakan sanksi administratif


kepada Sub Penyalur yang melanggar ketentuan dalam Pasal 2 ayat (3), Pasal 5
ayat (1), Pasal 7, dan/atau Pasal 10 ayat (2) dan/atau ayat (3) berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan/usaha;

c. penghentian tetap kegiatan/usaha;

d. pencabutan sementara izin Sub Penyalur; dan/atau

e. pencabutan tetap izin Sub Penyalur.

Bagian Kedelapan
Ketentuan Lain-Lain

Pasal 14

Dalam hal salah satu SPBU tidak beroperasi maka Sub Penyalur dapat mengambil
BBM kepada SPBU yang beroperasi.

BAB III
PENERBITAN SURAT REKOMENDASI PERANGKAT DAERAH/LURAH/KEPALA
DESA UNTUK PEMBELIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

Bagian Kesatu
Surat Rekomendasi dan Konsumen Pengguna

Pasal 15

(1) Untuk membeli Jenis BBM Tertentu sesuai dengan peruntukannya, Konsumen
Pengguna harus mendapatkan Surat Rekomendasi dari:

a. Kepala PD atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; atau

b. Lurah/Kepala Desa.

(2) Kepala PD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan


Menengah Kabupaten Sintang untuk konsumen pengguna usaha mikro;

‘b. Kepala…
b. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang untuk
konsumen pengguna usaha pertanian;

c. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Sintang untuk


konsumen pengguna usaha perikanan;

d. Kepala Dinas Perhubungan untuk konsumen pengguna transportasi; dan

e. Kepala PD yang membidangi urusan agama, urusan sosial dan/atau urusan


kesehatan untuk konsumen pengguna pelayanan umum.

Pasal 16

(1) Konsumen Pengguna Usaha Mikro meliputi Usaha Mikro yang menggunakan
mesin perkakas yang motor penggeraknya menggunakan Minyak Solar untuk
keperluan usahanya.

(2) Konsumen Pengguna Usaha Perikanan meliputi:

a. nelayan yang menggunakan kapal ikan Indonesia dengan ukuran


maksimum 30 GT (tiga puluh gross tonase) yang terdaftar di Kementerian
Kelautan dan Perikanan, PD provinsi/kabupaten yang membidangi
perikanan; dan

b. pembudi daya ikan skala kecil.

(3) Konsumen Pengguna Usaha Pertanian meliputi petani/kelompok tani/usaha


pelayanan jasa alat mesin pertanian yang melakukan usaha tani tanaman
pangan, holtikultura, perkebunan dengan luas maksimal 2 Ha (dua hektare),
dan peternakan dengan menggunakan mesin pertanian.

(4) Konsumen Pengguna Pelayanan Umum meliputi:

a. krematorium dan tempat ibadah untuk proses pembakaran dan/atau


penerangan;

b. panti asuhan dan panti jompo untuk penerangan; dan

c. rumah sakit tipe C dan tipe D, dan puskesmas untuk penerangan.

(5) Konsumen Pengguna Transportasi meliputi transportasi air yang


menggunakan motor tempel dan diusahakan oleh Warga Negara Indonesia
atau badan hukum Indonesia yang digunakan untuk angkutan
umum/perseorangan.

Bagian Kedua
Tata Cara Penerbitan Surat Rekomendasi

Pasal 17

(1) Konsumen Pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 mengajukan


permohonan secara tertulis kepada Kepala PD untuk memperoleh Surat
Rekomendasi.

‘(2) Dalam…
(2) Dalam hal Konsumen Pengguna berjumlah lebih dari 1 (satu), pengajuan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
kolektif dengan diwakili oleh sub penyalur/koperasi yang menaungi kelompok
Konsumen Pengguna bersangkutan.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi


persyaratan:

a. identitas Konsumen Pengguna (KTP/kartu tani), kartu yang diterbitkan oleh


kementerian;

b. surat keterangan tentang usaha yang diterbitkan oleh


lurah/desa/camat/PD yang membidangi; dan

c. surat keterangan/dokumen/spesifikasi peralatan yang digunakan.

(4) Dalam hal untuk Konsumen Pengguna Usaha Perikanan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2), selain memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) harus memenuhi persyaratan:

a. informasi/data volume konsumsi Jenis BBM tertentu yang digunakan


sebagai bahan bakar peralatannya, untuk usaha perikanan yang
menggunakan kapal sampai dengan 10 GT (sepuluh gross tonase);

b. fotokopi Surat Persetujuan Berlayar (SPB) terakhir;

c. rencana lama operasi;

d. estimasi sisa minyak solar (gas oil) yang ada dikapal;

e. fotokopi surat Izin Penangkapan Ikan/Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan


atau Tanda Daftar Kapal Perikanan untuk nelayan kecil;

f. usulan kebutuhan BBM dari pemilik kapal, untuk usaha perikanan yang
menggunakan kapal diatas 10 GT (sepuluh gross tonase); dan

g. fotokopi Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal (STBLKK).

Pasal 18

(1) Kepala PD/Lurah/Kepala Desa melakukan verifikasi permohonan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 paling lambat 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima.

(2) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi permohonan dinyatakan lengkap,


Kepala PD/Lurah/Kepala Desa menerbitkan Surat Rekomendasi paling lambat
14 (empat belas) hari kerja.

(3) Surat Rekomendasi yang diterbitkan oleh Kepala PD/Lurah/Kepala Desa


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:

a. nama dan alamat penerima rekomendasi;

b. alamat Konsumen Pengguna;

‘c. jenis…
c. jenis Konsumen Pengguna;

d. jenis kegiatan/usaha;

e. jenis dan alokasi volume Jenis BBM Tertentu hasil verifikasi;

f. lembaga penyalur tempat pengambilan Jenis BBM Tertentu;

g. masa berlaku surat rekomendasi paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender;

h. tanda tangan dan stempel PD pemberi rekomendasi;

i. penegasan bahwa Jenis BBM Tertentu yang diperoleh tidak untuk


diperjualbelikan kembali; dan

j. lampiran laporan volume Jenis BBM Tertentu yang dibeli oleh Konsumen
Pengguna selama 1 (satu) bulan.

(4) Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan atas
nama masing-masing konsumen pengguna.

(5) Surat Rekomendasi yang diterbitkan memuat lebih dari 1 (satu) Konsumen
Pengguna, data Konsumen Pengguna mengikuti format yang tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.

Pasal 19

(1) Sebelum menerbitkan Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


18, Kepala PD/Lurah/Kepala Desa harus melakukan verifikasi dan
berkoordinasi dengan BUP atau Penyalur.

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan


memperhatikan:

a. jenis konsumen pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16;

b. jenis kegiatan/usaha;

c. kelengkapan administratif meliputi data pemilik dan alamat pemilik


dan/atau usaha; dan

d. Data teknis peralatan meliputi jenis, jumlah, fungsi, Jenis BBM Tertentu
dan kebutuhan Jenis BBM Tertentu per jam/hari.

(3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk melakukan penentuan
Penyalur yang ditetapkan sebagai titik serah pembelian Jenis BBM Tertentu
dan jaminan ketersediaan Jenis BBM Tertentu di Penyalur.

Pasal 20

(1) Dalam menerbitkan Surat Rekomendasi, Kepala PD/Lurah/Kepala Desa


memperhatikan kondisi wilayah, kemampuan Konsumen Pengguna dan hal
lain yang dianggap penting.

(2) Penerbitan surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dipungut biaya.

Pasal 21…
Pasal 21

(1) Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dapat diajukan


perpanjangan masa berlaku.

(2) Perpanjangan masa berlaku Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat dilakukan melalui pengajuan kembali permohonan oleh
Konsumen Pengguna dengan menyertakan dokumen persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17.

Bagian Ketiga
Pelaporan

Pasal 22

(1) Kepala PD/Lurah/Kepala Desa harus menyampaikan laporan rekapitulasi


Surat Rekomendasi yang diterbitkan kepada Badan Pengatur dan Pemerintah
Daerah setiap triwulan.

(2) Penyampaian laporan rekapitulasi surat rekomendasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dengan tembusan kepada BUP dan Instansi yang berwenang.

(3) Bentuk dan format laporan rekapitulasi surat rekomendasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV sampai dengan
Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Bagian Keempat
Kewenangan Penerbitan Surat Rekomendasi

Pasal 23

(1) Kepala PD/Lurah/Kepala Desa berwenang menerbitkan Surat Rekomendasi


untuk pembelian Jenis BBM Tertentu.

(2) PD/Lurah/Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh
Pemerintah Daerah.

(3) Penentuan PD/Lurah/Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


Pemerintah Daerah wajib memperhatikan:

a. untuk Konsumen Pengguna Usaha Mikro merupakan kewenangan Dinas


Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kabupaten Sintang;

b. untuk Konsumen Pengguna Usaha Pertanian merupakan kewenangan


Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang dan Lurah/Kepala
Desa;

c. untuk Konsumen Pengguna Usaha Perikanan merupakan kewenangan


Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Sintang;

d. untuk Konsumen Pengguna Pelayanan Umum merupakan kewenangan PD


yang membidangi pelayanan umum; dan

e. untuk Konsumen Pengguna Transportasi merupakan kewenangan PD yang


membidangi transportasi.

‘(4) Kepala…
(4) Kepala PD/Lurah/Kepala Desa dalam menerbitkan Surat Rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan kuota volume Jenis BBM
Tertentu kabupaten.

(5) PD bertanggung jawab terhadap jumlah volume dan ketepatan Konsumen


Pengguna Jenis BBM Tertentu sesuai dengan Surat Rekomendasi yang
diterbitkan.

(6) Pemerintah Daerah atas pertimbangan tertentu dapat menunjuk PD tertentu


yang membidangi perizinan untuk diberikan wewenang menerbitkan Surat
Rekomendasi.

Bagian Kelima
Pengawasan

Pasal 24

(1) Pengawasan terhadap kegiatan pembelian Jenis BBM Tertentu oleh konsumen
pengguna Jenis BBM Tertentu berdasarkan Surat Rekomendasi dilakukan
oleh Kepala PD/Lurah/Kepala Desa dengan mengikutsertakan BUP.

(2) Badan Pengatur berdasarkan laporan dari Kepala PD/Lurah/Kepala Desa


dan/atau Badan Usaha harus melakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala terhadap Surat Rekomendasi yang telah diterbitkan dan
melaksanakan pengecekan lapangan jika diperlukan.

Pasal 25

(1) Pemerintah Daerah atau Kepala PD, atau Lurah/Kepala Desa dapat meninjau
kembali penggunaan Surat Rekomendasi yang telah diterbitkan.

(2) Dalam hal Konsumen Pengguna yang menyalahgunakan Surat Rekomendasi


dapat dikenakan sanksi administratif.

(3) Kepala PD/Lurah/Kepala Desa berwenang mengenakan sanksi administratif


kepada Konsumen Pengguna yang menyalahgunakan Surat Rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:

a. peringatan tertulis; dan/atau

b. pencabutan surat rekomendasi.

(4) Sanksi administratif berupa peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali setiap 1 (satu) bulan.

‘(5) Dalam…
(5) Dalam hal Konsumen Pengguna tidak mematuhi peringatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), Kepala PD/Lurah/Kepala Desa mencabut Surat
Rekomendasi.

(6) Terhadap pencabutan Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat


(5), Konsumen Pengguna dapat mengajukan kembali permohonan penerbitan
Surat Rekomendasi.

Pasal 26

Konsumen Pengguna yang terbukti melakukan penyalahgunaan Surat


Rekomendasi, Badan Usaha dan Penyalur dilarang menyalurkan Jenis BBM
Tertentu kepada Konsumen Pengguna bersangkutan.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sintang.

Ditetapkan di Sintang
pada tanggal 11 Mei 2023

BUPATI SINTANG,

JAROT WINARNO

Diundangkan di Sintang
pada tanggal 11 Mei 2023

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SINTANG,

KARTIYUS

BERITA DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2023 NOMOR 31

Anda mungkin juga menyukai