Menurut (Bastian, 2010:202) menjelaskan bahwa jenis-jenis anggaran pada akuntansi sektor publik: 1. Line item budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan dari mana dana (pos-pos penerimaan), dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran). Jenis anggaran ini dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering pula disebut’ traditional budgeting’. Walaupun dapat disangkal, ‘line-item budgeting’ sangat populer penggunaannya karena dianggap mudah dilaksanakan. Line- item budgeting mempunyai sejumlah karakteristik yang penting, yaitu tujuan utamanya adalah melakukan pengendalian keuangan, sangat berorientasi pada input ornganisasi, penetapannya melalui pendekatan inkremental (kenaikan bertahap), dan dalam prakteknya tidak jarang memakai ‘kemampuan menghabiskan atau menyerap anggaran’ sebagai salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan organisasi. 2. Incremental budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka pada pos pengeluaran merupakan perubahan (kenaikan) dari angka periode sebelumnya. Permasalahan yang harus dipecahkan bersama adalah metode kenaikan/penurunan (incremental) dari angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem penganggaran ini sebelumnya seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya. 3. Planning Programming Budgeting System (PPBS) adalah proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah, yang didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi serta permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengoordinasian dan pengawasan terhadap semua kegiatan yang diperluka, serta pertimbangan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang. 4. Zero based budgeting (ZBB) merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program akan dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga langkah penyusunan ZBB adalah: a. Mengidentifikasi unit keputusan. b. Membangun paket keputusan. c. Mereview dan menyusun peringkat paket keputusan. 5. Performance Budgeting (anggaran yang berorientasi kinerja) adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, serta rencana strategis organisasi. Performance budgeting mengalokasiakn sumber daya ke program, bukan ke unit organisasi semata dan memakai pengukuran output (output measurement) sebagai indikator kinerja organisasi. Lebih jauh, pengkaitan biaya dengan output organisasi merupakan bagian integral dalam berkas anggarannya. Dengan kata lain, performance budgeting adalah teknik penyusunan anggaran berdasarkan pertimbangan beban kerja (work load) dan biaya unit (unit cost) dari setiap kegiatan yang terstruktur. Struktur disini diawali dengan pencapaian tujuan, program, dan didasari pemikiran bahwa penganggaran digunakan sebagai alat manajemen. Penyusunan anggaran menjamin tingkat keberhasilan program, baik dari sisi eksekutif maupun legislatif. Oleh karena itu dianggap sebagai pencerminan program kerja. Penyusunan dan Penetapan Pengangaran Pemerintah a. Prosedur Penyusunan dan Penetapan APBN / APBD APBN APBD 1. Tahap Awal 1. Tahap Awal a. Pemerintah Menyusun Kerangka a. Pemda menyusun Kebijakan Umum Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok APBD (KUA) tahun berikutnya Pokok Kebijakan Fiskal (PKF) sejalan dengan Rencana Kerja b. KEM dan PKF disampaikan pada DPR Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai bahan pembicaraan awal b. KUA disampaikan kepada DPRD Rencana APBN untuk dibahas sebagai pembicaraan pendahuluan RAPBD 2. Pendekatan Strategi dan Prioritas 2. Pendekatan Strategi dan Prioritas a. Berdasarkan hasil pembicaraan awal, a. Berdasarkan hasil KUA yang telah pemerintah bersama DPR menetapkan disepakati, Pemerintah Daerah Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran bersama DPRD membahas Prioritas (KUPA) sebagai dasar setiap dan Plafon Anggaran Sementara Kementerian/Lembaga (K/L) dalam (PPAS) penyusunan usulan anggaran b. PPAS digunakan sebagai dasar bagi b. K/L menyusun Rencana Kerja dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Anggaran K/L (RKA-KL) (SKPD) untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran SKAPD (RKA- SKPD) 3. Penyusunan Anggaran 3. Penyusunan Anggaran a. RKA-SKPD a. RKA-KL disusun berdasarkan prestasi disusun dengan pendekatan berdasarkan kerja yang akan dicapai prestasi kerja yang akan dicapai b. RKA- b. RKA-KL disampaikan kepada DPR SKPD akan disampaikan pada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN pendahuluan RAPBD c. Hasil pembahasan RKA-KL c. Hasil pembahasan disampaikan pada disampaikan kepada Menteri Keuangan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan (PPKD) sebagai bahan penyusunan Undang Undang (RUU) Tentang APBN Rancangan Peraturan Daerah (Perda) Tentang APBD 4. Tahap Akhir/Penetapan Pemerintah 4. Tahap Akhir/Penetapan Pemerintah mengajukan RUU Tentang APBN disertai Daerah mengajukan Rancangan Perda Nota Keuangan dan dokumen Tentang APBD disertai penjelasan dan pendukungnya kepada DPR untuk dokumen pendukungnya kepada DPRD pengesahan untuk pengesahan.
b. Struktur APBN dan APBD
APBN APBD (Provinsi) APBD (Kabupaten / Kota) PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI PENDAPATAN ASLI PERPAJAKAN: DAERAH : DAERAH : Pendapatan Pajak Peng- Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Pajak hasilan Pendapatan Retribusi Dae- Daerah Pendapatan Pajak Pertam- rah Pendapatan Retribusi bahan Nilai dan Penjualan Pendapatan Hasil Pendapatan Hasil Penge- Barang Mewah Pengelolaan Kekayaan lolaan Kekayaan Daerah Pendapatan Cukai Dae-rah yang Dipisahkan yang Dipisahkan Pendapatan Bea Masuk Lain-lain PAD yang sah Lain-lain PAD yang sah Pendapatan Pajak Ekspor Pendapatan Pajak Lainnya PENDAPATAN NEGARA PENDAPATAN PENDAPATAN BUKAN PAJAK : TRANSFER : TRANSFER : Pendapatan Sumber Daya TRANSFER TRANSFER Alam PEMERINTAH PUSAT – PEMERINTAH PUSAT – Pendapatan Bagian DANA PERIMBANGAN : DANA Pemerintah atas Laba PERIMBANGAN : Pendapatan Negara Bukan Dana Bagi Hasil Pajak Pajak Lainnya Dana Bagi Hasil Sumber Dana Bagi Hasil Pajak Daya Alam Dana Bagi Hasil Sumber PENDAPATAN HIBAH: Daya Alam Dana Alokasi Umum Pendapatan Hibah Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus TRANSFER PEMERINTAH PUSAT – TRANSFER LAINNYA : PEMERINTAH PUSAT – LAINNYA : Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Dana Otonomi Khusus LAIN – LAIN Dana Penyesuaian PENDAPATAN YANG TRANSFER SAH : PEMERINTAH Pendapatan Hibah PROVINSI : Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Bagi Hasil Pendapatan lainnya Pajak Pendapatan Bagi Hasil lainnya LAIN – LAIN PENDAPATAN YANG SAH : Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Pendapatan lainnya BELANJA BELANJA BELANJA BELANJA OPERASI : BELANJA OPERASI : BELANJA OPERASI : Belanja Pegawai Belanja Pegawai Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Barang Belanja Barang Bunga Bunga Bunga Subsidi Subsidi Subsidi Hibah Hibah Hibah Bantuan Sosial Bantuan Sosial Bantuan Sosial Belanja lain-lain BELANJA MODAL : BELANJA MODAL : BELANJA MODAL : Belanja Tanah Belanja Tanah Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Belanja Peralatan dan Belanja Peralatan dan Mesin Mesin Mesin Belanja Gedung dan Belanja Gedung dan Belanja Gedung dan Bangunan Bangunan Bangunan Belanja Jalan, Irigrasi dan Belanja Jalan, Irigrasi Belanja Jalan, Irigrasi dan Jaringan dan Jaringan Jaringan Belanja Aset Tetap Belanja Aset Tetap Belanja Aset Tetap Lainnya Lainnya Lainnya Belanja Aset Lainnya Belanja Aset Lainnya Belanja Aset Lainnya BELANJA TAK BELANJA TAK TERDUGA : TERDUGA : Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga TRANSFER TRANSFER TRANSFER DANA PERIMBANGAN : TRANSFER / BAGI TRANSFER / BAGI Dana Bagi Hasil Pajak HASIL PENDAPATAN KE HASIL PENDAPATAN Dana Bagi Hasil Sumber KABUPATEN / KOTA : KE DESA: Daya Alam Bagi Hasil Pajak ke Bagi Hasil Pajak Dana Alokasi Umum Kabupaten / Kota Bagi Hasil Retribusi Dana Alokasi Khusus Bagi Hasil Retribusi ke Bagi Hasil Pendapatan Kabupaten / Kota Lainnya TRANSFER LAINNYA Bagi Hasil Pendapatan (disesuaikan dengan Lainnya ke Kabupaten / program yang ada) : Kota Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PENERIMAAN PENERIMAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAAN DALAM PEMBIAYAAAN: PEMBIAYAAAN: NEGERI : Penggunaan SILPA Penggunaan SILPA Penggunaan SiLPA Pencairan Dana Cadanga Pencairan Dana Cadanga Penerimaan Pinjaman Hasil Penjualan Kekayaan Hasil Penjualan Dalam Negeri-Sektor Daerah yang Dipisahkan Kekayaan Daerah yang Perbankan Pinjaman Dalam Negeri- Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Pemerintah Pusat Pinjaman Dalam Negeri- Dalam Negeri - Obligasi Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat Penerimaan Pinjaman Pemerintah Daerah Pinjaman Dalam Negeri Dalam Negeri-Lainnya Lainnya Pemerintah Daerah Penerimaan dari Divestasi Pinjaman Dalam Negeri Lainnya Penerimaan Kembali Lembaga Keuangan Bank Pinjaman Dalam Negeri Pinjaman kepada Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan Perusaha-an Negara Lembaga Keuangan Bank Penerimaan Kembali Bukan Bank Pinjaman Dalam Negeri Pinjaman kepada Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan Perusaha-an Daerah Obligasi Bukan Bank PENERIMAAN Pinjaman Dalam Negeri- Pinjaman Dalam Negeri PEMBIAYAAN LUAR Lainnya Obligasi NEGERI Penerimaan Kembali Pinjaman Dalam Negeri- Pinjaman kepada Lainnya Penerimaan Pinjaman Perusaha-an Negara Penerimaan Kembali Luar Negeri Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Penerimaaan Kembali Pinjam-an kepada Perusaha-an Negara Pinjaman kepada Perusaha-an Daerah Penerimaan Kembali Lembaga Internasional Penerimaan Kembali Pinjam-an kepada Pinjam-an kepada Perusaha-an Daerah Pemerin-tah Daerah Penerimaan Kembali Lainnya Pinjam-an kepada Pemerin-tah Daerah Lainnya
PENGELUARAN PENGELUARAN PENGELUARAN
PEMBIAYAAN DALAM PEMBIAYAAN: PEMBIAYAAN: NEGERI: Pembentukan Dana Pembentukan Dana Pembayaran Pokok Cadangan Cadangan Pinjaman Dalam Negeri- Penyertaan Modal Penyertaan Modal Sektor Perbankan Pemerin-tah Daerah Pemerin-tah Daerah Pembayaran Pokok Pembayaran Pokok Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Pinjaman Dalam Negeri Pinjaman Dalam Negeri Obligasi Pemerin-tah Pusat. Pemerin-tah Pusat. Pembayaran Pokok Pembayaran Pokok Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Pinjaman Dalam Negeri- Pinjaman Dalam Negeri- Lainnya Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pengeluaran Penyertaan Lainnya Lainnya Modal Pemerintah (PMP) Pembayaran Pokok Pembayaran Pokok Pemberian Pinjaman Pinjaman Dalam Negeri- Pinjaman Dalam Negeri- kepada Perusahaan Negara Lembaga Keuangan Bank Lembaga Keuangan Pemberian Pinjaman Pembayaran Pokok Bank kepada Perusahaan Daerah Pinjaman Dalam Negeri- Pembayaran Pokok Lembaga Keuangan Pinjaman Dalam Negeri- PENGELUARAN Bukan Bank Lembaga Keuangan PEMBIAYAAN LUAR Pembayaran Pokok Bukan Bank NEGERI: Pinjaman Dalam Negeri- Pembayaran Pokok Obligasi Pinjaman Dalam Negeri- Pembayaran Pokok Pembayaran Pokok Obligasi Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Dalam Negeri- Pembayaran Pokok Pemberian Pinjaman Lainnya Pinjaman Dalam Negeri- kepada Lembaga Pemberian Pinjaman Lainnya Internasional kepada Perusahaan Negara Pemberian Pinjaman Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan kepada Perusahaan kepada Negara Perusahaan Daerah Pemberian Pinjaman Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan kepada Pemerintah Daerah kepada Perusahaan Lainnya Daerah Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
B. Perencanaan Pembangunan dan Pengangaran Pemerintah
a) Tahap Penyusunan b) Tahap Penetapan c) Tahap Pengendalian Pelaksanaan Rencana d) Tahap Evaluasi Pelaksanaan Rencana C. Hubungan Perencanaan dan Pengangaran Pemerintah
D. Pertanggungjawaban Pelaksanaaan Anggaran
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN ditegaskan pada Pasal 30 UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara bahwa Presiden menyampaikan rancangan undang- undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam konteks pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pasal 31 UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara menetapkan, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dilakukan oleh Gubernur/ Bupati/Walikota dengan menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan.