Anda di halaman 1dari 8

ASTHMA

Gejala Klinis

Asthma yang akut sifatnya reversibel jika diobati dengan benar sedangkan pada
orang yang terkena asthma berulang kali kambuh maka akan lama sembuhnya dan
kerusakannya menetap (maksudnya airway remodeling atau model anatomi
saluran napasnya berubah) dan gak bisa balik lagi 100% untuk sistem
pernapasannya.

Batuknya yang terjadi berulang. Kalau dari sudut pandang Patologi


Anatomi yaitu terjadi:
- konstriksi pada otot polos sal.nafas

- penebalan mukosa akibat edem dan infiltrasi selular

- penyempitan lumen saluran nafas karena mukus yg kental dan liat

Sekret, dahak dan juga adanya edem di otot polos dan otot polosnya
mengalami hipertrofi (penebalan) karena proses asthma yang berulang kali dan
sifatnya ireversibel (menetap).

Tatalaksana

1. Hindari faktor pencetus: misalnya alergi debu atau bulu kucing


2. Pengobatan:
a. Reliever: mencegah serangan (sifatnya untuk melegakan, obat
harus poten dan kerjanya cepat)
b. Controler: mencegah kekambuhan( kerjanya panjang)

OBAT-OBAT ASTHMA
Bronkhodilator

Bronkhodilator merupakan agonis reseptor adrenergik beta. Dan untuk


pengobatan asthma digunakan agonis beta-2, ada yang selektif beta-2 (maksudnya
ia hanya mempengaruhi beta-2 saja yangmana kita ketahui beta-2 kerjanya
dibronkus sehingga akan mendilatasi bronkus) dan non seleketif beta-2
(maksudnya selain mempengaruhi beta-2 ia juga mempengaruhi beta-1 yang
kerjanya dijantung nanti efek nya akan meninngkatkan heart rate dan di beta-3
yang kerjanya di jaringan lemak (adiposa tissue) mengakibatkan gangguan
penyimpanan jaringan adiposa dan bisa mengakibatkan penyakit diabetes).
Kerjanya ada yang short acting (reliever) dan long acting (controler)

Efek samping:

Tremor, takiaritmia, dan gangguan matabolik. Efek samping ini biasa


disebabkan oleh beta-2 non selektif. Contoh obatnya:
● Non-spesifik yaitu Epinefrin, Efedrin
● Spesifik yaitu Terbutalin, Salbutamol, Fenoterol, Prokaterol,.

Glukokortikoid

Merupakan steroid yang kerjanya gak langsung merelaksasi tapi efek


antiinflamasinyalah yang digunakan karena asthma merupakan suatu proses
hipersensitivitas (hiperresponsif).

Kortikosteroid wajib diberikan saat terjadi asma, berhubung


kortikosteroid ini merupakan obat anti inflamasi kuat maka si kortikosteroid ini
menghambat asam arakhidonat, kalo dari sistem imun dia menghambat
interleukin II, dan ini harus diingat pemberian nya single dose dan pada pagi
hari karena bisa menyebabkan cushing syndrome.
Obat ini secara umum dibedakan menjadi 2 jenis yaitu glukokortikoid
inhalasi dan sistemik. Tapi inhalasi yang menjadi obat pilihan untuk diberikan.
Nah diatas ada gambar glukokortikoid turbuhaler (kiri) dan spray (kanan).
Apa sih bedanya kedua jenis obat ini? Kalau turbuhaler itu dihisap (inhaler) dan
butuh tenaga istilahnya agar obat dapat masuk, kalau spray itu dihirup jadi gak
perlu tenaga yang besar agar obatnya dapat masuk. Kapan kita gunakan obat yang
sistemik? Jika pada asthma yang berat karena kita butuh dosis tinggi untuk efek
yang lebih besar, jadi pada astha berat pasien nya akan kecapean bernapas dan
bisa jadi sampai penurunan kesadarh hingga kematian kalau tidak tertangani
dengan baik. Kalau preparat lokal dosisnya kecil dan kerjanya lokal.
● Glukokortikoid inhalasi: digunakan sebagai terapi profilaksis maksudnya
diguanakan sebagai control
● Glukokortikoid sistemik: digunakan pada asma yang akut, kenapa tidak
digunaka preparat oral saja? Untuk preparat oral si pasiennya butuh
istirahat dulu, obat perlu beredar ke sistemik dulu jadi kelamaan pasien
juga udah sesak gimana mau konsumsinya.
Menghambat aktivitas leukotriene nice to know aja!!!!
Dimana dipatofisiologinya asthma nanti ada mast cells, leukotrien, sitokin
dan sebagainya. Nah siobat ini menghambat yang bagian leukotrienenya.
Phatogenesis
Hiperaktivitas saluran nafas yang erat hubungan nya dgn proses inflamasi
meliputi Serangan asma yang terjadi karena :
1. respons imunologik
Respons/proses imunologik diawali dg reaksi Antibodi spesifik (IgE)[yg
telah mengalami sensitisasi] pd permukaan sel monosit yang memberbaskan
mediator-mediator reaksi anafilaksis, yaitu :
a. Histamin,
b. Leukotrien (LTB4, LTC4,LTD4),
c. ECF (eosinophil chemotactic factors)
2. Reflek parasimpatik yang Berlebihan
Reflek parasimpatik yag berlebihan yaitu (bronkokonstriksi)
merupakan respons terhadap faktor-faktor pencetus, seperti :
- iritan alergen yg diinhalasi
- udara dingin/perubahan keadaan udara,
- kerja fisik („exercise”)
- sulfdure dioksid
Refleks diperantarai oleh : aferen dan eferen nervus vagus
Anti-Ig E
Pada orang asma itu ada sel Th( t helper) yang berdiferensiasi). Asma juga
merupakan salah satujenis hipersensitivitas tipe I yang melibatkan peran IgE.
Individu yang mengidap asma, pada saat alergen masukke dalam tubuh, maka
akan menimbulkan respons imun berupa produksi IgE. Ig E ini nantinya akan
berikatan dengan reseptor IgE yang namanya FcR£ pada sel mast yang terdapat
pada saluran nafas. Fase ini disebut fase sensitisasi.
Ketika ada pajanan berulang dengan alergen yang berulang atau pemicu
seperti serbuk sari contohnya, nanti akan menyebabkan ikatan antara sel mast
alergen yang akan berikatan dengan IgE yang disebut ikatan silang. Ikatan silang
antara natigen dan IgE, akan menyebabkan degranulasi sel mast (sel mast akan
melepaskan isinya) yang melepaskan mediator-mediator. primer seperti histamin
dan mediator sekunder PG , LT, dan sitokin. Proses degranulasi ini dinamakan
Fase Aktivasi.
Setelah itu akan terjadi fase efektor yaitu waktu terjadinya respons
yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediatormediator yang dilepas sel
mast/ basofil dengan aktivitas farmakologik.

Natrium kromolin
Teofilin

Tambahan:

Indikasi Teofilin

1. Bronkodilator pada asma dan PPOM.


2. Memperbaiki fungsi diafragma pada PPOM.
3. Mengurangi apneu yang memanjang pada bayi preterm.
Efek samping Teofilin
Gejala-gejala dosis berlebih:
- Per oral : sakit kepala, gemetaran, pusing, enek, muntah, nyeri
epigaster,kejang.
- Intra Vena : aritmia jantung, hipotensi, henti jantung, kejang.
- Anak-anak : Stimulasi SSP, diuresis dan demam.
Nah si teofilin memiliki efek samping yaitu bisa menyebabkan TREMOR
efek ini sama dengan salbutamol, Satu lagi yang harus wajib di ingat Si Teofilin
tidak Boleh Dikombinasi Dengan ciprofloxacin karena Dapat menghambat
enzim metabolisme si teofilin tapi tenang dulu selalu ada solusi jadi Si teofilin
ini bisa di kombinasikan dengan Azitromisin, cepixcin, tiamfenikol.
Antikolinergik

● Bekerja pada sistem saraf otonom


● Dipake jika agonis adrenergik tidak memberikan manfaat dan pada pasien
yang banyak sekret dahak (banyak dahaknya)
● Ipratropium + beta agonis: jadi beta agonis akan memberikan efek
melebarkan bronkus (bronkhodilator) dan ipratropium akan mengurangi
sekret dahak jadi ini sangat berguna untuk asma berat eksaserbasi akut

Anda mungkin juga menyukai