Anda di halaman 1dari 14

Bab 6

Sistem Transportasi Udara

6.1 Pendahuluan
Transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam
mendukung, mendorong dan menunjang segala aspek kehidupan manusia.
Salah satunya adalah transportasi udara yang menjadi semakin penting
akibat luasnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
dipisahkan oleh perairan yang luas. Transportasi udara merupakan sarana
transportasi yang dapat menghubungkan wilayah-wilayah tersebut dengan
waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan moda transportasi lainnya.
Penataan sistem transportasi udara nasional yang handal, terpadu dan
terarah, memerlukan perencanaan dan pengembangan. Sejalan dengan hal
tersebut, maka harus didukung dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, statistik transportasi udara yang tepat waktu, dapat dipercaya dan
memiliki tingkat akurasi yang tinggi (Badan Pusat Statistik, 2020).
Menurut data Badan Pusat Statistik, Indonesia sebagai negara kepulauan
dengan jumlah pulau mencapai 16.056 pulau dan jumlah penduduk
mencapai 270,20 juta jiwa, dihadapkan pada tantangan yang cukup berat
khususnya di sektor transportasi. Permintaan akan jasa transportasi udara
terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Angkutan udara
mempunyai peranan yang sangat
80 Sistem
Transportasi

dominan, terutama jika dikaitkan dengan kebutuhan akan waktu tempuh


yang singkat, maka pilihan satu-satunya adalah dengan menggunakan
moda transportasi udara.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Penerbangan dijelaskan bahwa “angkutan udara
adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut
penumpang, kargo, dan/atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu
bandar udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara”.
Angkutan udara merupakan salah satu moda angkutan umum tercepat
yang dapat menghubungkan batas-batas internasional.
Transportasi udara memungkinkan orang-orang dari berbagai negara untuk
melintasi batas-batas internasional dan bepergian ke negara lain baik untuk
tujuan pribadi, pendidikan, bisnis, medis, maupun keperluan pariwisata.
Meskipun transportasi udara menyediakan sarana tercepat dengan
menghemat waktu perjalanan, aspek lain dari transportasi udara uang
harus dipertimbangkan adalah fasilitas dan tingkat kenyamanan penumpang
(Tiwari dkk., 2019).

6.2 Transportasi Udara


Pada pelaksanaan transportasi udara, sistem yang perlu mendapatkan perhatian
lebih dibandingkan yang lainnya antara lain adalah bandar udara dan
prasarana pendukung serta perusahaan maskapai penerbangan yang
mengoperasikan pesawat terbang sebagai armadanya. Bandar udara
merupakan bagian yang sangat vital dari transportasi udara.
Hal ini berbeda dengan pelabuhan sebagai pendukung transportasi laut dan
terminal sebagai pendukung transportasi darat. Tanpa adanya bandar udara,
maka aktivitas angkutan udara tidak dapat dilaksanakan khususnya yang
menggunakan jenis pesawat terbang bersayap tetap yang harus
membutuhkan landasan pacu dan landasan pendaratan (runway) yang
memenuhi syarat. Beberapa perusahaan maskapai penerbangan di
Indonesia saat ini seperti Garuda Indonesia Airways, Citilink, Batik Air,
Lion Air, Sriwijaya Air, Nam Air, dll.
Saat ini, terdapat lingkungan yang kompetitif di antara industri maskapai
penerbangan. Setiap perusahaan menyediakan berbagai fasilitas untuk
menarik
Bab 6 Sistem Transportasi 81
Udara

penumpang. Informasi kebutuhan dan keinginan penumpang memainkan


peran besar untuk meningkatkan daya saing di antara industri penerbangan.
Sistem transportasi udara umumnya meliputi bandar udara, sistem ATC
(air traffic control), dan maskapai penerbangan. Bandar udara mewakili
bagian dasar dari sistem infrastruktur yang menangani pergerakan pesawat
yang dioperasikan oleh berbagai maskapai penerbangan baik yang
mengangkut penumpang dan/atau pengiriman barang/kargo, paket dan pos.
Wilayah udara yang terorganisir dan terkendali antar bandar udara mewakili
bagian udara dari sistem infrastruktur.
Sistem ATC memberikan panduan kepada pesawat saat terbang melalui
wilayah udara terkontrol antara bandar udara dan selama pergerakan darat
mereka di bandara tersebut. Pesawat-pesawat ini dioperasikan oleh
maskapai penerbangan yang umumnya dikategorikan ke dalam dua kelas
yaitu kombi yang mengangkut penumpang utama dan sampai batas
tertentu pengiriman kargo dan yang secara eksklusif hanya mengangkut
pengiriman kargo (Teodorović dan Janić, 2017).
Menurut International Air Transport Association (IATA), pada tahun
2017, maskapai penerbangan mengangkut 4,1 miliar penumpang secara
global. Nilai ini meningkat sebesar 7,3% selama 2016, yang merupakan
tambahan 280 juta perjalanan melalui udara antara tahun 2016 dan 2017.
Selain itu, seperti data statistik terkait energi dan transportasi, maskapai
penerbangan di kawasan Asia-Pasifik membawa jumlah penumpang yang
terbesar (Martinez dkk., 2018).
Menurut statistik IATA, pangsa pasar penumpang meningkat selama tahun
2016-2017 berdasarkan wilayah sebagai berikut:
1. Asia-Pasifik sebesar 36,3%; 1,5 miliar penumpang (meningkat 10,6%
dari 2016).
2. Eropa sebesar 26,3%; 1,1 miliar penumpang (peningkatan 8,2%).
3. Amerika Utara sebesar 23%; 941,8 juta penumpang (meningkat
3,2%)
4. Amerika Latin sebesar 7%; 286,1 juta (peningkatan 4,1%).
5. Timur Tengah sebesar 5,3%; 216,1 juta (kenaikan 4,6%).
6. Afrika sebesar 2,2%; 88,5 juta (peningkatan 6,6%).
82 Sistem
Transportasi

Selain itu, perlu dicatat bahwa jumlah global agregat 4,1 miliar
penumpang telah berlipat ganda sejak tahun 2005, dan pada tahun 2036,
IATA memperkirakan bahwa maskapai penerbangan akan mengangkut
hampir 8 miliar penumpang secara global. Dalam hal angkutan kargo,
pasar kargo global tumbuh sebesar 9% dalam pengiriman dan pengiriman
ton-kilometer (tkm).
Menurut IATA, ekspansi ini melampaui peningkatan kapasitas sebesar 5,3%
dengan peringkat pengangkut kargo tahun 2017 sebagai berikut:
1. Federal Express (16,9 miliar tkm).
2. Emirates (12,7 miliar tkm).
3. United Parcel Service (11,9 miliar tkm).
4. Qatar Airways (11 miliar tkm).
5. Cathay Pacific Airways (10,8 miliar tkm).

Karena tiket pesawat terkait dengan biaya bahan bakar operator, terdapat
insentif bagi industri untuk mengurangi konsumsi bahan bakar sebanyak
mungkin, baik di pesawat maupun di infrastruktur maskapai. Menurut
laporan Bank Dunia 2012, terdapat efisiensi energi di sektor transportasi
udara yang berasal dari peningkatan teknologi dalam desain badan
pesawat dan mesin, kontrol lalu lintas udara, dan operasi bandara.
Hal ini mengakibatkan stok pesawat udara saat ini menjadi 80% lebih
hemat bahan bakar daripada rekan-rekan mereka pada tahun 1960-an.
Menurut Panel antarpemerintah (the Intergovernmental) tentang
perubahan iklim, pengurangan bahan bakar sejak tahun 1970-an juga
sangat terbantu oleh pengembangan dan penerapan sistem manajemen
penerbangan otomatis.
Terbukti dengan perbaikan yang telah dicapai dalam transportasi udara
sehubungan dengan pengurangan konsumsi bahan bakar, perbaikan lebih
lanjut akan serupa dalam lingkup untuk meningkatkan efisiensi kendaraan,
dengan fokus pada teknologi (misalnya, desain pesawat, bahan ringan,
kemajuan mesin baru), operasi, dan infrastruktur (Martinez dkk., 2018).
Bab 6 Sistem Transportasi 83
Udara

6.3 Karakteristik Pesawat Terbang


Informasi mengenai karakteristik pesawat terbang sangat penting untuk
perencana bandar udara sebagai dasar untuk mendesain bandar udara
beserta kelengkapannya. Karakteristik pesawat terbang yang berhubungan
dengan desain bandar udara, meliputi tipe-tipe pesawat terbang, ukuran
pesawat terbang, jari-jari putar, kapasitas penumpang dan kapasitas kargo,
kecepatan pesawat terbang, dan berat pesawat terbang.

6.3.1 Tipe - Tipe Pesawat Terbang


Berdasarkan tipe dari tenaga penggeraknya (propulsion) dan medium
penimbul dorongannya, maka tipe pesawat terbang dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu:
1. Piston engine yaitu pesawat terbang yang digerakkan oleh baling-
baling yang berdaya mesin bolak-balik dan bensin sebagai bahan
bakarnya. Kebanyakan dipakai oleh pesawat penerbangan umum
yang kecil, kapasitas penumpangnya 3-8 orang.
2. Turboprop yaitu jenis pesawat yang digerakkan oleh baling-baling
dan berdaya mesin turbin dengan kapasitas penumpang 4-70 orang.
Contohnya: Transall C-160 dan BAe Vanguard.
3. Turbojet adalah pesawat terbang yang tidak menggunakan baling-
baling sebagai pendorong, tetapi mendapatkan gaya dorong langsung
dari mesin turbin. Menggunakan prinsip recoil yaitu udara yang
masuk dimampatkan tinggi dikeluarkan melalui lubang yang sempit
di belakang (nozzle), sehingga bisa memberikan gaya dorong yang
besar.
Langkah kerja mesin jet secara prinsip sama dengan mesin 4 langkah
mesin bakar biasa, yaitu intake-compression-combustion-exhaust.
Pesawat terbang jet yang lama seperti Comet 707 dan DC-8 dahulu
digerakkan oleh mesin turbojet tetapi karena alasan ekonomi
kemudian diganti dengan mesin turbofan. Pesawat yang digerakkan
oleh turbojet sangat boros bahan bakar.
4. Turbofan adalah jenis pesawat turbojet yang ditambah kipas angin
pada bagian depan atau belakang mesin turbojet-nya. Mesin turbofan
84 Sistem
Transportasi

ini ditambahkan kipas (fan) di depan atau di belakang turbinnya,


sehingga dengan bahan bakar yang sama dengan bahan bakar
turbojet, didapat tenaga penggerak yang lebih besar. Contoh: Boeing
B-747 dan GE CF6-80C2.
Pada tahun 2010-an, sebagian besar B-747 telah pensiun dan
digantikan oleh pesawat bermesin ganda yang lebih jauh dan lebih
hemat bahan bakar seperti B-777, A-330, B-787, dan A-350. Pada
rute trans pasifik, B-787, memiliki penghematan bahan bakar sekitar
39 kilometer penumpang per liter bahan bakar jet dibandingkan
sekitar 23 kilometer penumpang per liter untuk Boeing 747-400ER
(Rodrigue dan Bowen, 2020). Kebanyakan kipas angin dipasang di
depan mesin utama. Hampir semua pesawat terbang angkutan
sekarang digerakkan oleh mesin turbofan ini.

Tipe-tipe pesawat terbang berdasarkan tenaga penggeraknya untuk tipe


turboprop, turbojet dan turbofan ditunjukkan pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1: Tipe -Tipe Pesawat Terbang Berdasarkan Tenaga Penggeraknya


Bab 6 Sistem Transportasi 85
Udara

6.3.2 Ukuran Pesawat Terbang


Panjang dari badan pesawat (fuselage), lebar atau bentang pesawat
(wingspan), dan tinggi pesawat merupakan dimensi dari pesawat terbang
yang memengaruhi ukuran dari hangar, apron dan area taxiway. Contoh
Boeing 747-300 memiliki panjang 68,63 m; bentang pesawat 64,44 m dan
tinggi 19,41 m (https://www.boeing.com/commercial). Ukuran pesawat
terbang tipe Boeing B-747-300 diilustrasikan pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2: Tipe -Tipe Pesawat Terbang Berdasarkan Tenaga Penggeraknya

6.3.3 Jari-jari Putar


Gerak dari pesawat terbang penting untuk diketahui karena berguna untuk
menentukan jejak dari pergerakan pesawat terbang di lapangan dan posisi
pesawat di dekat terminal. Jari-jari putar merupakan fungsi dari sudut
kemudi roda depan (nose gear). Jari-jari putar minimum akan
mengakibatkan ban cepat aus, sedangkan jari-jari yang lebar atau besar
akan mengakibatkan besarnya ruang yang diperlukan antara pesawat
dengan pesawat lain atau dengan bangunan di dekatnya.

6.3.4 Kapasitas Penumpang dan Kapasitas Kargo


Kapasitas penumpang dan kapasitas kargo, sebagaimana kapasitas bahan
bakar akan berpengaruh langsung kepada fasilitas-fasilitas di dalam
bangunan terminal, sistem penanganan kargo dan sistem penyimpanan
bahan bakar.
86 Sistem
Transportasi

Jumlah penumpang yang akan berangkat akan memengaruhi luas terminal


penumpang, jumlah counter check in, jumlah gate, dll. Kegiatan-kegiatan
di dalam bandar udara dan rute penerbangan termasuk dalam peramalan
skala kecil (Horonjeff dan Mc Kelvey, 2010).

6.3.5 Kecepatan Pesawat Terbang


Kecepatan pesawat terbang dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: airspeed dan
ground speed. Airspeed adalah kecepatan yang diukur berdasarkan
kecepatan dari sayap pesawat. Ground Speed adalah kecepatan pesawat
relatif terhadap permukaan tanah.
Sebagai contoh, jika sebuah pesawat, terbang dengan ground speed 700
Km/jam, sedangkan kecepatan angin dengan arah berlawanan dengan arah
terbang pesawat adalah 100 Km/jam, maka airspeed dari pesawat adalah
800 Km/jam. Sebaliknya jika pesawat berjalan searah dengan arah angin
maka airspeed-nya adalah 600 Km/jam. Pada saat ini kecepatan pesawat
diukur berdasarkan perbandingannya dengan kecepatan suara yang
didefinisikan sebagai Mach 1. Mach 1 berarti kecepatan pesawat terbang
sama dengan kecepatan suara dan Mach 3 berarti kecepatan pesawat
terbang 3 kali kecepatan suara. Hampir semua pesawat militer modern
termasuk dalam jenis supersonik.
Sedangkan sebagian besar pesawat penumpang, pesawat kargo adalah jenis
subsonik. Kecepatan khas untuk pesawat subsonik adalah kurang dari 402
kilometer per jam. Kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan sebenarnya
atau airspeed. Jarak dan kecepatan pesawat diukur dalam satuan nautical
mile dan knot. Di mana 1 nautical mile = 1,852 km.

6.3.6 Berat Pesawat Terbang


Berat pesawat terbang akan memengaruhi panjang dan ketebalan dari
landas pacu (Basuki, 1990). Berat pesawat sifatnya adalah tidak tetap,
karena tidak hanya tergantung pada berat muatan dan berat fisik dari
pesawat tetapi juga tergantung pada berat bahan bakar yang akan terus-
menerus berkurang selama perjalanannya. Menurut Horonjeff dan
Mckelvey (2010), berat pesawat terbang menentukan tebal per kerasan
runway, tebal per kerasan landasan hubung (taxiway), tebal per kerasan
apron dan panjang landas pacu.
Bab 6 Sistem Transportasi 87
Udara

Terdapat 6 (enam) jenis berat pesawat terbang yaitu:


1. Operating Weight Empty
Merupakan komponen dasar dari berat pesawat yang meliputi berat
dasar pesawat, termasuk di dalamnya kru (crew) dan peralatan
pesawat, tetapi tidak termasuk bahan bakar dan penumpang atau
barang yang membayar. Operating weight empty tidak tetap untuk
pesawat-pesawat komersial, besarnya tergantung konfigurasi tempat
duduk.
2. Pay Load
Adalah istilah yang mewakili muatan yang mendatangkan
penghasilan atau pendapatan, termasuk di dalamnya berat dari
penumpang, kargo atau barang-barang, surat-surat, pos, paket dan
kelebihan bagasi penumpang yang harus membayar. Sedangkan
maximum structural payload adalah muatan maksimum yang
diizinkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk setiap
pesawat jenis tersebut. Sertifikat muatan ini bisa untuk penumpang
atau barang atau kombinasi keduanya. Maximum payload yang dapat
diangkut biasanya lebih kecil dari maximum structural payload nya,
karena adanya keterbatasan ruangan.
3. Maximum Zero Fuel Weight
Adalah batasan berat yang berbeda-beda untuk setiap jenis pesawat,
di mana tambahan berat di atas batasan berat tersebut harus berupa
bahan bakar. Batasan berat ini ditentukan untuk menghindari momen
lentur yang berlebihan di sambungan pada sayap dan badan pesawat,
sewaktu pesawat di udara. Sehingga ketika pesawat sedang miring ke
samping, cairan bahan bakar tidak terkumpul ke satu sisi saja,
melainkan tetap terbagi rata.
4. Maximum Structural Landing Weight
Adalah berat maksimum pesawat terbang pada saat landing atau
mendarat. Selama penerbangan berat pesawat akan berkurang karena
pengkonsumsian bahan bakar, sehingga pada waktu landing akan
jauh lebih ringan daripada sewaktu take-off. Perbedaan berat pesawat
tersebut akan semakin nyata untuk penerbangan jarak jauh. Sehingga
88 Sistem
Transportasi

desain dari main gear atau roda pendaratan utama berdasarkan pada
bobot yang lebih ringan, yaitu bobot pada waktu landing. Jika
pesawat harus mendarat tidak lama sesudah take-off, maka bahan
bakarnya harus dibuang agar maximum structural landing weight-nya
tidak terlampaui.
5. Maximum Structural Take-off Weight
Adalah berat maksimum yang diizinkan bagi pesawat terbang untuk
lepas landas atau take off. Maximum structural take-off weight
merupakan berat gabungan dari operating weight empty, payload dan
berat bahan bakar. Berat bahan bakar merupakan bahan bakar yang
cukup untuk perjalanan pada rute perjalanan ditambah dengan bahan
bakar cadangan untuk persediaan pada keadaan darurat.
6. Maximum Ramp Weight
Adalah berat maksimum pesawat yang diizinkan untuk melakukan
manuver darat (taxiing), dari apron menuju ujung landas pacu
(runway). Pesawat berjalan dengan kekuatannya sendiri, membakar
bahan bakar sehingga terjadi kehilangan berat. Berat pesawat pada
saat itu ditahan oleh roda utama (main gear) dan roda depan (nose
gear). Selisih dan perbedaan maximum ramp weight sangat sedikit
yaitu hanya beberapa ratus kilo saja.

Untuk penerbangan jarak jauh jika menggunakan jenis pesawat turbojet, maka
distribusi berat pesawatnya adalah operating weight empty sebesar 45%,
payload sebesar 14%, bahan bakar minyak (BBM) cadangan sebesar 6%
dan bahan bakar minyak (BBM) perjalanan sebesar 35%. Persentase take
off weight untuk penerbangan jarak pendek, jarak menengah dan jarak jauh
seperti ditunjukkan pada Tabel 6.1 berikut ini.
Tabel 6.1: Persentase Take-Off Weight Untuk Penerbangan Jarak Pendek,
Jarak Menengah, dan Jarak Jauh
Persentase take-off weight
Jarak penerbangan BBM
Jarak pendek Operating weight empty BBM
Payload
Jarak menengah Jarak jauh 66 perjalanan cadangan
24
59 6 4
16
44 21 4
10
42 5
Pesawat-pesawat dengan jarak tempuh tidak terlalu jauh seperti D-9, main
gear l direncanakan dengan kekuatan menahan hampir maximum structural
take-off weight, karena bahan bakar yang dibakar tidak terlalu banyak.
Bahan bakar pesawat yang diperlukan terdiri dari dua komponen yaitu
bahan bakar yang diperlukan untuk perjalanan dan bahan bakar yang
diperlukan untuk cadangan menerbangi lapangan terbang alternatif.
Bahan bakar jumlahnya ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara atau Federation Aviation Regulation (FAR) tergantung jarak yang
akan ditempuh pesawat, ketinggian jelajah dan payload. Besarnya bahan
bakar cadangan tergantung jarak lapangan terbang alternatif, waktu tunggu
untuk mendarat, jarak penerbangan untuk kembali ke lapangan terbang
asal (untuk penerbangan internasional).

Anda mungkin juga menyukai