Anda di halaman 1dari 3

Implikasi Bagi Perekonomian Dunia

Direktur Jenderal WTO (World Trade Organization) Roberto Azevedo, menyatakan


WTO (World Trade Organization) tengah mengalami salah satu periode terberatnya karena ada
risiko bahwa perang dagang akan sebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi global. Komentar
Azevedo tersebut sejalan dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dengan
China, ditandai penerapan tarif impor antara kedua negara tersebut. Kebijakan Presiden Donald
Trump menerapkan tarif impor bisa menjadi bumerang bagi AS. China bukan satu-satunya
negara yang mendapat ancaman penangguhan tarif impor baja dan aluminium. Meskipun
akhirnya dibatalkan, Presiden Trump juga mengarahkan kebijakannya tersebut kepada mitra
dagang utamanya di Uni Eropa, Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Meksiko, dan Korea
Selatan hingga 1 Mei 2018. Alih-alih mendapat keuntungan, AS akan mendapat tentangan dari
negara- negara lain yang membalas juga dengan kebijakan tarif impor baru. Para pakar ekonomi
internasional memproyeksikan terdapat empat tingkatan konflik yang mungkin terjadi dalam
proses menuju perang dagang.1

Pertama, AS melakukan kebijakan tarif impor baru yang cukup tinggi. Kedua, negara-
negara di luar AS bereaksi dengan melakukan kebijakan yang sama terhadap impor produk AS
ke negaranya. Ketiga, ekonomi global menuju kondisi perang dagang pada tahap-tahap
selanjutnya. Keempat, terjadi perang dagang yang sesungguhnya yang melibatkan banyak
negara dan mempengaruhi perekonomian global. Volume perdagangan dunia akan melambat
dan itu sangat tidak diharapkan terjadi karena akan berpengaruh kepada semua negara.
Perang dagang akan mempengaruhi rantai pasokan global sehingga banyak perusahaan
harus menghitung lagi jalur produksi, distribusi, dan biayanya. Dalam kondisi tersebut
setiap negara, perusahaan, hingga konsumen harus siap dengan kondisi perekonomian
baru.

Dalam upaya meredakan ketegangan ekonomi AS–China, Presiden China Xi Jinping


menyatakan negaranya akan menerapkan sistem ekonomi terbuka. Termasuk menurunkan tarif
impor mobil dan melindungi kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan asing yang berada di
China. Kebijakan tersebut ditempuh karena reformasi ekonomi China terjadi secara perlahan.
1
Adirini Pujiyanti, Perang Dagang Amerika Serikat-China dan Impikasinya Bagi Indonesia. Info Singkat,
Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis, Vol. X, No. 07/I/Puslit/April/2018, Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI. http://berkas.dpr.go.id. h.9-10. (Diakses Jumat, 10-04-2020)
China memilih untuk mengendurkan perang dagang agar mengurangi eskalasi dan sesuai yang
diinginkan pasar. China menyadari jika perang dagang antar kedua negara terjadi,
perekonomiannya akan mengalami kemunduran yang besar, akan berdampak sangat serius
terhadap proses ekonomi yang digagaskan oleh Xi Jinping. Oleh sebab itu, China melakukan
segala upaya untuk berkompromi.

IMF (International Monetary Fund juga memperkirakan ekonomi dunia tahun 2020
sebesar 3,40 persen turun 0,2 persen dari proyeksi tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi terus
melemah akibat meningkatnya hambatan perdagangan dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi didorong penurunan tajam dalam aktivitas manufaktur dan
perdagangan global yang menyebabkan tarif yang lebih tinggi. Selain itu, ketidakpastian
kebijakan perdagangan yang berlangsung lama merusak investasi dan permintaan barang modal.
Selain itu, ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok juga akan menekan pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar 0,8% pada 2020. Pertumbuhan di sejumlah negara
berkembang juga dipengaruhi oleh tingkat produktivitas yang rendah, sedangkan pertumbuhan di
negara maju dipengaruhi demografi penduduk yang menua.

Dampak Terhadap Neraca Perdagangan AS Dari perang dagang ini terdapat beberapa hasil yang
membuktikan bahwa ekspor-impor pada kedua negara telah berjalan tetapi tidak seperti biasanya, dan
berdampak pada perdagangan AS – China yang bersifat surplus ataupun defisit. Gambar 3. Ekspor-Impor
AS dan China 2017-2019 Tahun Eskpor AS ke Cina Impor AS dari China Ekspor China ke AS Impor China
dari AS 2017 2018 2019 USD 129.997.2 M USD 120.289.3 M USD 106.447.3 M USD 505.67 M USD 539.67
M USD 452.24 M USD 429.7 M USD 431.7 M USD 417.7 M USD 153.9 M USD 155.96M USD 122.3 M
Sumber: Foreign Trade’Trade in Goods With China 1985-2020 Dari tabel diatas dapat diidentifikasi
bahwa permintaan produk komoditas AS dan China dapat mempengaruhi neraca perdagangan dengan
tingkatan tarif yang terjadi di kedua negara. Dampak yang terjadi sangat di rasakan oleh AS sendiri
adalah ketika ekspor AS mengalami defisit (lihat tahun 2017-19) dan berpengaruh secara langsung
kepada perusahaan milik negara juga para petani dengan modal permintaan ekspor AS ke China yang
berbasis komoditas pertanian mengalami penurunan akibat pembatasan produk AS yang masuk ke
China. Hal ini juga cenderung berdampak pada mata uang AS yang melemah bahkan kestabilan politik
dan ekonomi AS cenderung beresiko tinggi sebagai tempat mitra berinvestasi. Amerika Serikat adalah
negara yang menikmati keunggulan komparatif dalam produknya mulai dari pesawat terbang sipil
hingga komoditas pertanian seperti kedelai. Hal ini di tunjukkan ketika AS mengekspor produk keluar
negeri seperti China, Meksiko, Kanada dan lainnya. Tetapi ada kebutuhan AS yang harus terpenuhi di
dalam negerinya dan 23 Agustus 2018 23 Agustus 2018 25% dari 279 produk China AS tetapkan tarif
tinggi pada China 25%, 333 produk asal AS China tetapkan tarif tinggi pada AS USD 16 M USD 16 M
CITIZEN: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol 2, No. 4, 2022 ISSN: 2807-5994 https://journal.das-
institute.com/index.php/citizen-journal Hlm | 632 www.journal.das-institute.com tidak bisa dihasilkan
oleh AS sendiri sehingga terjadilah permintaan barang keluar negeri (impor); salah satunya adalah China,
seperti besi dan baja. Hal ini juga yang memberi keuntungan bagi China sebagai pemasok khas negara.
Pada dasarnya permintaan produk AS dari China dan permintaan produk China dari AS sedikit
mengalami dilema saat perang dagang berlangsung. Dalam hal ini ekspor dan impor di dunia
perdagangan sedang mengalami tumpang tindih dan dampak yang terjadi bukan hanya untuk kedua
negara, tetapi seluruh mitra kerja merasakannya.

Anda mungkin juga menyukai