Anda di halaman 1dari 8

Strategic Learning : ADAM AIR

Berdiri 2002 dan mulai mengudara 2003, Adam Air pernah menjadi perusahaan penerbangan
murah dengan pertumbuhan bisnis paling cepat. Hanya dalam 7 tahun, Adam Air mampu
meningkatkan jumlah penumpang dari 5 juta menjadi 25 juta orang.
Perusahaan bernama lengkap Adam PT SkyConnection Airlines ini  didirikan pada 22 November
2002 oleh mantan anggota DPR Agung Laksono dan mitranya Sandra Ang sehingga perusahaan
ini terbentuk dari kongsi antara politisi dan pengusaha. Pada awal berdirinya, Adam Air dikenal
sebagai perusahaan keluarga.
Dari laporan Asian Times, terungkap, Putra Agung Laksono, David Laksono, pernah mengabdi
sebagai Vice Presiden pada masa-masa awal berdirinya perusahaan. David selanjutnya
membaktikan diri sebagai direksi.
Sementara, putra Sandra Ang, yaitu Adhitya Suherman dan Gunawan Suherman masing-masing
menjabat presiden direktur dan chief executif officer. Sedangkan Yudhi Suherman bertindak
selaku chief commercial officer.

Di tahun-tahun pertamanya, Adam Air memang menunjukan diri sebagai maskapai penerbangan
murah di Indonesia. Kinerja yang gemilang itu membuat Center for Asia Pasific Aviation yang
berbasis di Sydney, Australia memberikan apresiasi tinggi. Adam Air diprediksi sanggup
mengangkut 50 juta orang pada 10 tahun pertamanya. Tampaknya langit menjadi batas buat
perusahaan untuk meraup untung.

Tahun pertama mengangkasa, Adam Air hanya mengandalkan dua pesawat jenis Boeing 737
yang dipinjamnya dari GE Capital Aviation Service. Dengan promosi besar-besaran di awal
kemunculannya, Adam Air menawarkan masyarakat penerbangan dengan pesawat terbaru.
Nyatanya, Boeing 737 yang digunakannya ternyata telah berumur 15 tahun.
Kinerja Adam Air yang berlari kencang memang berbuah hasil positif. Asia Pacific and Middle
East Aviation Outlook Summit sempat menobatkan Adam Air sebagai Low Cost Airline of the
Year di Singapura pada November 2006.
Bermodal kepercayaan dan kinerjanya tersebut, Adam Air makin percaya diri melebarkan
bisnisnya ke kawasan regional. Manajemen telah menyusun strategi besar dengan
mengembangkan rute penerbangan ke kawasan regional ke Kuala Lumpur, Bangkok dan Perth.
Meski banyak aroma tak sedap menghampiri Adam Air, bisnis perusahaan justru melesat pesat.
Ditunjang pertumbuhan industri penerbangan di tanah air, sejumlah investor kakap dunia tak
ragu menjalin kerjasama dengan Adam Air.
Keluarga Ang diketahui pernah menjalin kerjasama dengan sejumlah maskapai penerbangan
internasional seperti Qantas Airways Ltd.
Bahkan, perusahaan pengelola dana asal Amerika Serikat, dikabarkan pernah berusaha
mengambil alih Adam Air namun ditolak mentah-mentah oleh keluarga Ang. Pihak Ang
menyatakan ingin tetap mengendalikan perusahaan.
Tawaran akuisisi ditolak, Adam Air pernah mewacanakan rencana pencatatan saham perusahaan
di bursa saham Singapura. Langkah besar yang digadang bakal mendatangkan dana besar untuk
pembelian pesawat baru serta mengangkat prestise perusahaan di mata internasional.

Senin, 1 Januari 2007, jadi hari paling nahas bagi Adam Air. Pesawat Boeing 737-4Q8 hilang tak
berjejak. Pesawat membawa 96 penumpang dan 6 orang awak pesawat. Kendati koordinat
pesawat nahas sudah diketahui, korban tak bisa diangkat.
Kecelakaan dengan jumlah korban terbanyak dalam beberapa tahun ini, jelas mencoreng muka
Boeing. Apalagi, kecelakaan menimpa Adam Air yang sebelumnya didaulat menjadi maskapai
penerbangan berbiaya murah paling populer.
Berbagai isu-isu miring pun bermunculan. Para pilot yang selama ini menjadi garda terdepan
perusahaan membuka aib Adam Air sebagai maskapai penerbangan yang mengutamakan
keuntungan dibandingkan keselamatan.
Tercatat 20 orang pilot yang pernah bekerja di Adam Air memutuskan mengundurkan diri
dengan alasan faktor keselamatan. Padahal para pilot tersebut baru bekerja kurang dari satu
bulan.
Faktor keselamatan Adam Air memang sudah banyak menjadi pembicaraan publik. Manajemen
dikabarkan pernah menyuap sejumlah pilot untuk menerbangkan pesawat yang diketahui tak
aman. Sejumlah masalah keselamatan lain juga bermunculan mulai dari kerusakan gagang pintu
yang rusak selama berbulan-bulan, mengganti suku cadang dari pesawan lain, menerbangkan
pesawat yang sudah melewati batas jam terbang pilot, serta menerbangkan pesawat dengan
jendela yang rusak.
"Setiap kali Anda akan menerbangkan pesawat, Anda harus bertengkar hebat dengan staf di
lapangan dan manajemen terkait regulasi yang dilanggar," kata sejumlah pilot seperti dikutip
Associated Press.

Mencuatnya berbagai pelanggaran yang terjadi membuat otoritas berwenang yaitu Kementerian
Perhubungan, turun tangan. Pada 16 Maret 2007, pemerintah mengumumkan akan menghentikan
sementara sejumlah maskapai penerbangan. Meski belum merilis nama-nama maskapai, publik
langsung menunjuk hidung Adam Air sebagai salah satu maskapai yang terkena hukuman
tersebut.
Dugaan publik pun tepat. Pada 22 Maret 2007, otoritas terkait akhirnya mengumumkan tujuh
maskapai penerbangan yang dilarang terbang selama tiga bulan sebelum bisa menunjukkan
perbaikan dalam standarisasi keselamatan. Selain Adam Air, maskapai yang terkena hukuman
serupa adalah  Batavia Air, Transwisata Prima Aviation, Tri-MG Intra Asia Airlines, Manunggal
Air Services, Jatayu Airlines dan Kartika Airlines.
Adam Air akhirnya mampu lolos dari hukuman pertamanya ini. Perusahaaan berhasil
meningkatkan mutu standar keselamatannya ke level middle tier. Imbasnya, Adam Air harus
mengurangi frekuensi penerbangan dan hanya memiliki dua bandara keberangkatan yaitu Jakarta
dan Surabaya.

Pada 16 Maret 2009, pemerintah Indonesia kembali mengultimatum Adam Air terkait
keberlangsungan bisnisnya. Hal ini terkait dengan penarikan separuh porsi saham perusahaan
oleh investor. Beberapa hari kemudian, bos Adam Air mengumumkan telah mengandangkan
lebih dari separuh armadanya karena gagal bayar.
Terpaan prahara yang melanda Adam Air mencapai puncaknya ketika salah satu pesawat
mengalami kecelakaan di Batam. Kegagalan mendarat Boeing 737 di Bandara Batam membuat
pemerintah bertindak lebih tegas, mencabut Air Operator Certificate bagi Adam Air. Pemerintah
juga menginstruksikan Adam air menunjukan upaya perbaikan faktor keselamatan.
Tepat pada 18 Juni 2008, karier Adam Air, maskapai murah yang pernah menjadi terbaik di
Indonesia, akhirnya berakhir. Pemerintah mencabut AOC Adam Air sekaligus larang terbang
secara permanen dan sejak itu tidak ada lagi Adam Air di Indonesia.
Dan tentu saja tutupnya Adam Air masih menyisakan misteri atas kecelakaan fatal pada 1 Januari
2007 karena hingga kini tak ada satu pun korban yang bisa ditemukan. Korban dan pesawat
hilang di lautan Sulawesi. (Shd/Igw)

Adam Air merupakan maskapai penerbangan LCC (Low Cost Carrier) yang didirikan oleh
PT Adam SkyConnection Airlines, sebuah perusahaan maskapai penerbangan milik swasta yang
berbasis utama di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Perusahaan ini    didirikan pada
22 November 2002 oleh mantan anggota DPR Agung Laksono dan mitranya Sandra Ang
sehingga perusahaan ini terbentuk dari kongsi antara politisi dan pengusaha. Pada awal
berdirinya, Adam Air dikenal sebagai perusahaan keluarga.
Saat itu, maskapai telah beroperasi melayani ke 20 kota di jalur domestik dan jalur
Internasional ke Penang dan Singapura. Maskapai ini tercatat pertama kali beroperasi pada
penghujung tahun 2003, tepatnya pada 19 Desember 2003 dengan rute penerbangan perdana ke
Balikpapan. Saat itu Adam Air hanya menggunakan 2 armada pesawat Boeing 737 sewaan. Saat
pertama diluncurkan, Adam Air mengklaim bahwa mereka menggunakan “Boeing 737-400 baru”
walaupun ternyata pesawat Boeing mereka sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia
lebih dari 15 tahun. Boeing telah menghentikan produksi 737-400 selama beberapa tahun.
Adam Air sempat menerima penghargaan dalam kategori “Low Cost Airline of the Year”
pada tahun 2006 oleh Award of Merit dalam acara “3rd Annual Asia Pacific and Middle East
Aviation Outlook Summit” yang diadakan di Singapura. Beberapa Armada dari Adam Air, yakni
5 pesawat jenis Boeing 737-200, 6 pesawat Boeing 737-300, 11 pesawat Boeing 737-400, dan
pesawat jenis Boeing 737-500. Beberapa Insiden sempat kecelakaan sempat terjadi pada Adam
Air, hal inilah yang tampaknya membuat Adam Air hanya mampu memperoleh hasil penilaian
standar keselamatan di peringkat ke-3. Terhitung sejak diumumkan pada 22 Maret 2007 lalu,
Adam Air hanya mampu memenuhi syarat minimal keselamatan di level 3 dan masih memiliki
potensi rendah dalam hal keselamatan penerbangan. Sebagai konsekuensinya, Adam Air
diharuskan untuk meninjau ulang kinerja dan aspek keselamatan penumpangnya setiap 3 bulan
sebagai sanksi administratif. Akibat tidak mengindahkan peringatan tersebut, Adam Air akhirnya
dicabut izin terbangnya pada 18 Maret 2008, Operation Specification milik Adam Air ini dicabut
Departemen Perhubungan, yang artinya secara otomatis Adam Air sudah tidak diizinkan
beroperasi lagi menyusul kemudian dicabut pula AOC (Aircraft Operator Certificate) milik
Adam Air pada 19 Juni 2008.

PT Adam SkyConnection Airlines (Adam Air) didirikan pada akhir tahun 2002 dan mulai
mengudara pada tahun 2003, Adam Air pernah menjadi perusahaan penerbangan yang
memberikan tarif murah dengan pertumbuhan bisnis paling cepat. Hanya dalam beberapa tahun,
Adam Air mampu meningkatkan jumlah penumpang dari 5 juta menjadi 25 juta orang. Di tahun-
tahun pertamanya, Adam Air tampil sebagai maskapai penerbangan dengan tarif murah di
Indonesia. Kinerja yang gemilang itu membuat Center for Asia Pasific Aviation yang berbasis di
Sydney, Australia memberikan apresiasi tinggi. Adam Air diprediksi sanggup mengangkut 50
juta orang pada 10 tahun pertamanya. Tampaknya langit menjadi batas perusahaan dalam meraup
untung.
Kinerja Adam Air yang melonjak naik memang berbuah positif. Asia Pacific and Middle
East Aviation Outlook Summit sempat menobatkan Adam Air sebagai Low Cost Airline of the
Year di Singapura pada November 2006. Bermodal kepercayaan dan kinerjanya tersebut, Adam
Air semakin percaya diri untuk melebarkan sayap bisnisnya ke kawasan regional. Manajemen
Adam Air telah menyusun strategi besar dengan mengembangkan rute penerbangan ke kawasan
regional seperti Kuala Lumpur, Bangkok, dan Perth. Meski banyak isu-isu miring yang
bermunculan menerpa Adam Air, bisnis perusahaan ini justru melesat pesat. Bahkan Adam Air
pernah mewacanakan rencana pencatatan saham perusahaan di bursa saham Singapura. Langkah
besar yang digadang akan mendatangkan dana besar untuk pembelian pesawat baru serta
mengangkat prestise perusahaan di mata internasional.
Senin, 1 Januari 2007, jadi hari paling nahas bagi Adam Air. Pesawat Boeing 737-4Q8
yang membawa 96 penumpang dan 6 orang awak pesawat hilang tak berjejak. Kendati koordinat
pesawat nahas sudah diketahui, korban tak bisa diangkat. Faktor keselamatan Adam Air memang
sudah banyak menjadi pembicaraan publik. Sejumlah masalah keselamatan lain juga
bermunculan mulai dari kerusakan gagang pintu yang rusak selama berbulan-bulan, mengganti
suku cadang dari pesawan lain, menerbangkan pesawat yang sudah melewati batas jam terbang
pilot, serta menerbangkan pesawat dengan jendela yang rusak.
Mencuatnya berbagai pelanggaran yang terjadi membuat otoritas berwenang yaitu
Kementerian Perhubungan, turun tangan. Pada 22 Maret 2007, otoritas terkait akhirnya
mengumumkan tujuh maskapai penerbangan yang dilarang terbang selama tiga bulan sebelum
bisa menunjukkan perbaikan dalam standarisasi keselamatan, salah satunya adalah Adam Air.
Pada tanggal 9 Juni 2008, Pengadilan Niaga akhirnya mengeluarkan keputusan pailit atas PT
Adam SkyConnection Airlines (Adam Air) yang dibacakan oleh Makassau dalam sidang di
Pengadilan Jakarta Pusat. Adam Air selanjutnya dikenakan biaya perkara Rp 5 juta. Sebelumnya
pula, Adam Air telah digugat pailit oleh 7 kreditor, yaitu CV Cici, PT Global, PT Jaya Makmur,
PT Mafati, Toko Bintang Baru, Wijaya Motor, Pendawa Oto. Total utang AdamAir pada
kreditornya mencapai Rp 300 juta. Untuk kreditor CV Cici cq Lofidah Efianti sebelumnya
mengajukan gugatan atas utang AdamAir sebesar Rp 29,375 juta.
Para kreditur, agen tiket, dan mantan karyawan Adam Air belum juga mendapat kejelasan
mengenai harta pailit Adam Air, sebab tiga kurator tambahan belum bisa memberikan laporan
harta pailit tersebut. Tiga kurator tambahan tersebut adalah Hendra Rosa Putera, Lenny
Mardiana, dan Taprisal Hasan. Kemelut yang terjadi antara dua kurator lama dengan kreditur,
agen tiket dan mantan karyawan Adam Air bermula karena kedua kurator dianggap tidak
beritikad baik membereskan verifikasi harta pailit Adam Air. Hingga tujuh bulan berjalan, kedua
kurator belum pernah memberikan laporan kepada mereka, sehingga muncullah usul untuk
mengganti mereka.
Tepat pada 18 Juni 2008, izin terbang atau Operation Spesification Adam Air dicabut
Departemen Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya
menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif
mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008. Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate) nya
juga ikut dicabut pada 19 Juni 2008, mengakhiri semua operasi penerbangan Adam Air.

(Dikutip dari beberapa sumber)

Anda mungkin juga menyukai