Anda di halaman 1dari 38

SARANA BERPIKIR

ILMIAH
PPS
A. PENDAHULUAN
 Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik
diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana
tersebut memungkinkan dilakukannya penelaah-
an ilmiah secara teratur dan cermat dan akurat.
 Penguasaan sarana berpikir ilmiah merupakan
keharusan bagi seorang ilmuwan karena kua-
litas kegiatan ilmiah yang dilakukannya diten-
tukan oleh seberapa jauh dia menguasai sarana
berpikir ilmiah.

07/09/23 2
 Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang mem-
bantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh.
 Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan
baik maka diperlukan sarana yang berupa:
1. BAHASA
2. LOGIKA
3. MATEMATIKA
4. STATISTIKA
 Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah
mengetahui dengan benar peranan masing-masing
sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses
berpikir ilmiah tersebut.
07/09/23 3
BAHASA

LOGIKA
SARANA
BERPIKIR
ILMIAH
MATEMATIKA

STATISTIKA

07/09/23 4
B. BAHASA SEBAGAI SARANA
BERPIKIR ILMIAH
1. DEFINSISI BAHASA
 Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), dijelas-
kan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang
arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
 Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang memiliki
arti dan bersifat arbitrer.

07/09/23 5
2. KARAKTERISTIK BAHASA
1) Sistematis, yang berarti bahasa mempunyai pola
atau aturan.
2) Simbol/lambang : kata sebagai simbol mengacu
pada objeknya
3) Ucapan/vokal : bahasa berupa bunyi.
4) Makna : bunyi bahasa memiliki makna (arti)
5) Arbitrer (manasuka): suata benda, peristiwa, dst.
mau dinyatakan dengan kata atau istilah apa,
terserah atau manasuka.

07/09/23 6
3. FUNGSI BAHASA
1)Fungsi informatif : fungsi bahasa untuk menyam-
paikan informasi,
2)Fungsi ekspresif, fungsi bahasa untuk mengeks-
presikan perasaan,kemauan, dst.
3)Fungsi direktif : pemakaian bahasa untuk meng-
arahkan suatu perilaku.
4)Fungsi komunikatif : bahasa sebagai alat komu-
nikasi.

07/09/23 7
4. PIKIRAN, BAHASA, DAN REALITAS

 Pikiran dan bahasa berhubungan dengan realitas.


 Realitas bisa dimengerti keberadaannya melalui pikiran.
Manusia juga berusaha menyelesaikan masalah yang
ada dalam realitas dengan pikirannya.
 Berpikir berarti membiarkan realitas terjadi sebagai
peristiwa bahasa.
 Kendati manusia senantiasa sudah berada di dalam
suatu situasi interpretasi tertentu, realitaslah yang lebih
dulu pada awal mulanya merupakan sumber dan asal
mula pikiran.

07/09/23 8
 Proses perjalanan menuju bahasa juga meru-
pakan proses perjalanan menuju berpikir. Karena
realitas tetap senantiasa berupa hal yang tidak
kunjung habis dipikirkan dan hal yang tak kunjung
selesai dikatakan.
 Berpikir bukan pilihan semau-maunya pihak pemi-
kir. Pikiran bahkan bukan pertama-tama perbuat-
an kita, tetapi sesuatu yang menerpa menjumpai
kita manakala realitas mengungkapkan diri pada
pikiran kita.

07/09/23 9
 Realitas sebagai pembangkit kegiatan berpikir
merupakan bahasa yang sejati.
 Kegiatan berpikir sebagai jawaban terhadap kata
suara realitas mencari ungkapannya yang tepat
sehingga realitas dapat menjadi bahasa, dan
selanjutnya dapat di komunikasikan.
 Bahasa adalah jawaban manusia terhadap
panggilan realitas kepadanya. Dengan demikian
tiada pikiran dan bahasa tanpa realitas,
sebaliknya tiada realitas tanpa pikiran dan
bahasa.

07/09/23 10
5. BAHASA INDONESIA ILMIAH
 Bahasa Indonesia ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia
yang digunakan untuk kegiatan ilmiah yang sifatnya
resmi misalnya penulisan karya ilmiah, pertemuan dalam
forum ilmiah, surat resmi, dst.
 Sebagai kegiatan yang bersifat resmi, ragam bahasa
Indonesia yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut
adalah ragam bahasa Indonesia baku.
 Dengan demikian bahasa Indonesia ilmiah adalah ragam
bahasa Indonesia baku yang digunakan dalam konteks
ilmiah tertentu.

07/09/23 11
KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA ILMIAH

1) LUGAS dan JELAS : mengandung makna apa adanya,


maknanya jelas, tidak menggunakan kiasan-kiasan.
2) OBJEKTIF : mengungkapkan sesuatu dengan sebenar-
nya, bebas dari pengaruh emosi.
3) CENDEKIA : mampu digunakan secara tepat untuk meng-
ungkapkan hasil berpikir logis, mampu membentuk
pernyataan yang tepat dan cermat.
4) RINGKAS dan PADAT : pengungkapnya ringkas (tidak
menyatakan suatu yang tidak perlu dan apa yang
dinyatakan sudah dapat mengungkapkan apa yang
seharusnya diungkapkan.

07/09/23 12
5) KONSISTEN : ajeg, taat
asas. Penggunaan istilah,
ejaan, tanda-tanda baca, dst.
sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
6) GAGASAN SEBAGAI
PANGKAL TOLAK :
Gagasan sebagai pangkal
tolak bahasa Indonesia
keilmuan, oleh karena itu
kalimat-kalimat yang
digunakan berupa kalimat
pasif, bukan kalimat aktif.

07/09/23 13
5. PERANAN BAHASA SEBAGAI SARANA
BERPIKIR ILMIAH
 Dalam komunikasi ilmiah, baik secara lisan atau tulis,
tentu yang dipakai adalah bahasa ilmiah.
 Bahasa ilmiah berbeda dengan bahasa sastra, bahasa
agama, bahasa percakapan sehari-hari, dan ragam
bahasa lainnya.
 Bahasa Ilmiah bersifat deskriptif, baku, jelas, dan objektif.
 Bahasa sastra sarat dengan keindahan atau estetika.
 Sementara itu, bahasa agama, dari perspektif theo-
oriented, merupakan bahasa kitab suci yang preskriptif
dan deskriptif.

07/09/23 14
Bahasa Ilmiah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Informatif : berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi
atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan
secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman.
2) Reproduktif, adalah bahwa pembicara atau penulis menyam-
paikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh
pendengar atau pembacanya.
3) Antiseptik , berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak
memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif
ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.
4) Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung
makna-makna yang sama bagi para pemakainya.
5) Deskriptif , artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan pemikiran;
dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji benar-
salahnya.

07/09/23 15
07/09/23 16
C. LOGIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR
ILMIAH
 Istlah logika berasal dari kata logos bahasa Yunani yang
berarti kata atau pikiran yang benar.
 Dalam Kamus Filsafat, logika yang dalam bahasa Inggris
dinyatakan dengan istilah logic, Latin: logica, Yunani:
logike atau logikos (apa yang termasuk ucapan yang
dapat dimengerti atau akal budi yang berfungsi baik,
teratur, sistematis, dapat dimengerti).
 Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan prin-
sip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara
penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.

07/09/23 17
 Logika sebagai cabang filsafat – adalah cabang filsafat
tentang berpikir.
 Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir
agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil
kesimpulan yang benar.
 Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut
dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam
mengambil keputusan.
 Logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh
kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan
kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.

07/09/23 18
 Logika sama tuanya dengan umur manusia, sebab
sejak manusia itu ada manusia sudah berpikir,
manusia berpikir sebenarnya logika itu telah ada.
Logika jenis itu dinamakan logika naturalis, sebab
berdasarkan kodrat dan fitrah manusia saja.
 Manusia walaupun belum mempelajari hukum-
hukum akal dan kaidah-kaidah ilmiah, namun
praktis sudah dapat berpikir dengan teratur. Akan
tetapi bila manusia memikirkan persoalan-persoalan
yang lebih sulit maka seringlah dia tersesat.

07/09/23 19
 Memang diakui sejak manusia ada sampai sekarang
selalu menggunakan akal pikirannya dalam melakukan
setiap kegiatan, baik kegiatan berpikir alamiah (naturalis)
maupun kegiatan berpikir yang sifat kompleks. Tetapi
dalam melakukan kegiatan berpikir yang benar
diperlukan kaidah-kaidah tertentu yaitu berpikir yang
tepat, akurat, rasional, objektif dan kritis atau proses
berpikir yang membuahkan pengetahuan.
 Proses berpikir semacam ini adalah cara berpikir atau
penalaran yang terdapat dalam kaidah-kaidah logika.
 Agar pengetahuan yang dihasilkan dari proses berpikir
mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir
dilakukan dengan cara tertentu

07/09/23 20
 Cara berpikir logis dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
logika induktif dan logika deduktif.
 Logika Induktif – cara berpikir di mana ditarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus
yang bersifat individual. Untuk itu, penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-
pernyataan yang mempunyai ruang yang khas dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri
dengan pernyataan yang bersifat umum. Modelnya bisa
generalisasi, analogi, dan kausal.
 Logika Deduktif – cara berpikir di mana pernyataan
yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir silogisme.
07/09/23 21
SILOGISME
 Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan
secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
 Contoh silogisme:
 Semua tumbuhan membutuhkan air (premis

mayor).    
 Rumput adalah tumbuhan (premis minor). ∴

 Dengan demikian rumput membutuhkan air

(konklusi)

07/09/23 22
Lihat Penalaran
(di Power Point Penalaran)

07/09/23 23
07/09/23 24
D. MATEMATIKA SEBAGAI SARANA
BERPIKIR ILMIAH
 Matematika diartikan sebagai bahasa yang melambang-
kan makna dari pernyataan yang sampaikan atau sering-
kali disebut bersifat artificial.
 Dalam bahasa verbal, terdapat beberapa kekurangan
yang tidak dapat dihilangkan. Oleh sebab itu, untuk
mengatasi kekurangan itu, digunakan matematika.
 Matematika berusaha menghilangkan sifat kabur, maje-
muk dan emosional. Melalui matematika suatu fakta di-
ntakan secara objektif, eksak, dan bebas dari emosi.

07/09/23 25
 Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam per-
kembangan pengetahuan ilmiah.
 Konstribusi matematika dalam perkembangan ilmu
alam , lebih ditandai dengan pengunaan lambang-
lambang bilangan untuk menghitung dan mengukur,
objek ilmu alam misal gejala-gejalah alam yang dapat
diamatidan dilakukan pene-laahan secara berulang-
ulang.
 Penghitungan matematis misalnya menjadi dasar
desain ilmu teknik, metode matematis yang dapat
memberikan inspirasi  kepada pemikiran di bidang
sosial dan ekonomi.

07/09/23 26
KELEBIHAN MATEMATIKA
 Matematika sebagai bahasa
memiliki kelebihan lain yang tidak
dimiliki oleh bahasa verbal yaitu
bahasa numerik yang memung-
kinkan kita untuk melakukan
pengukuran secara kuantitatif.
 Jika dalam bahasa verbal kita ha-
nya bisa membandingkan secara
kualitatif, maka dalam bahasa
matematika, kita dapat mencari
tahu hal kuantitatif yang ada.

07/09/23 27
 Ketika kita membandingkan panjang antara sebuah
logam sebelum dan sesudah dipanaskan, secara
bahasa verbal kita hanya dapat mengatakan bahwa
logam yang telah dipanaskan paasti brtambah panjang.
Namun kita tak pernah tahu seberapa panjang logam
tersebut bertambah panjang.
 Dalam bahasa matematika, kita dapat mengetahui
secara pasti seberapa panjang pertambahan yang
terjadi ketika logam dipanaskan dengan menggunakan
pengembangan konsep pengukuran. ‘Sebuah logam jika
dipanaskan pasti akan memanjang’ dapat diganti dengan
P1 = P0 (1+λt)

07/09/23 28
PERANAN MATEMATIKA DALAM
BERPIKIR ILMIAH

Peranan matematika dalam berpikir ilmiah antara lain di-


pergunakan dalam :
1) Pengukuran dan satuannya
2) Pengorganisasikan data
3) Pemanfatkan simbol, tabel, grafik, dst.
4) Penarikan kesimpulan
5) Pembuatan kalimat atau model matematika
6) Penggunaan alat hitung dan alat bantu lainya dalam
matematika, seperti tabel matematika, kalkulator,
dan komputer.

07/09/23 29
KALIMAT-KALIMAT MATEMATIKA
 Kalimat Terbuka: kalimat matematika yang belum diketahui
benar atau salah, contoh:
11 + a = 15
12 : c = 4
 Kalimat Pernyataan : kalimat matematika yang mempunyai
nilai benar atau salah, contoh:
6 + 7 > 10 (mempunyai nilai benar)
10 adalah kelipatan 3 (mempunyai nilai salah)
 Kalimat Tertutup : kalimat matematika yang suedah dapat
dinyatakan benar atau salah, contoh
4 X 3 = 12
10 + 5 = 15

07/09/23 30
E. STATISTIKA SEBAGAI SARANA
BERPIKIR ILMIAH
 Ilmu secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai pengetahuan
yang telah teruji kebenarannya.
Semua penyataan ilmiah adalah
bersifat faktual, di mana
konsekuensinya dapat diuji dengan
baik dengan jalan mempergunakan
panca indera, maupun dengan
mempergunakan alat-alat yang
membantu panca indera tersebut.

07/09/23 31
 Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata
rantai dalam metode ilmiah yang membedakan ilmu dari
pengetahuan pengetahuna lainnya.
 Pengujian merupakan suatu proses pengumpulan fakta
yang relevan dengan hipitesis yang diajukan.
 Sekiranya hipotesis itu didukung oleh fakta-fakta empiris
maka pernyataan hipotesis tersebut diterima atau
disahkan kebenarannya. Sebaliknya jika hipotesis
tersebut bertentangan dengan kenyataan maka hipotesa
itu ditolak.
 Untuk memastikan apakah hipotesis sesuai dengan
fakta atau tidak maka dilakukan analisis data dan ujia
hipotesis melalui teknik statistika.

07/09/23 32
STATISTIK
 Secara etimologi, kata statistik berasal dari kata
status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan
arti dengan state (bahasa Inggris) yang dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan negara.
 Pada mulanya kata statistik diartikan sebagai
kumpulan bahan keterangan (data), baik yang
berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak
berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti
penting dan kegunaan bagi suatu negara. Namun
pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik
hanya dibatasi dengan kumpulan bahan keterangan
yang berwujud angka (data kuantitatif saja). 

07/09/23 33
 Statistika merupakan  sekumpulan metode dalam
memperoleh pengetahuan   untuk menganalisis data dalam
mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah.
 Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan
ilmiah diperlukan data, metode penelitian serta analisis data
secara akurat.
 Sebagai sarana berpikir ilmiah, statistika dipergunakan
dalam mendiskripsikan gejala dalam bentuk angka-angka,
baik melalui hitungan maupun pengukuran.
 Dengan statistika dapat dilakukan pengujian dalam bidang
keilmuan sehingga banyak masalah dan pernyataan keil-
muan dapat diselesaikan secara faktual.

07/09/23 34
 Pengujian statistika adalah konsekuensi pengujian
secara empiris. Karena pengujian statistika adalah suatu
proses pengumpulan fakta yang relevan dengan
rumusan hipotesis.
 Jika hipotesis terdukung oleh fakta-fakta empiris, maka
hipotesis itu diterima sebagai kebenaran. Sebaliknya,
jika bertentangan hipotesis itu ditolak.
 Pengujian hipotesis merupakan suatu proses yang dia-
rahkan untuk mencapai kesimpulan yang bersifat umum
dari kasus-kasus yang bersifat khusus. Dengan demiki-
an penarikan kesimpulan itu adalah berdasarkan logika
induktif.

07/09/23 35
 Logika induktif, merupakan sistem penalaran yang
menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari
sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan
umum yang bersifat boleh jadi. Logika ini sering disebut
dengan logika material, yaitu berusaha menemukan
prinsip penalaran yang bergantung kesesuaiannya dengan
kenyataan. Oleh karena itu kesimpulan hanyalah
kebolehjadian, dalam arti selama kesimpulan itu tidak ada
bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu benar.
 Logika induktif tidak memberikan kepastian namun
sekedar tingkat peluang bahwa untuk premis-premis
tertentu dapat ditarik suatu kesimpulan dan
kesimpulannya mungkin benar mungkin juga salah.

07/09/23 36
PERANAN STATISTIKA DALAM BERPIKIR
ILMIAH

 Peranan statistika dalam berpikir ilmiah antara


lain dipergunakan dalam :
1) Deskripsi data kuantitatif
2) Analisis data kuantitatif
3) Pengujian hipotesis penelitian
4) Pembuatan estimasi (perkiraan)
5) Prediksi ilmiah

07/09/23 37
07/09/23 38

Anda mungkin juga menyukai