Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEKNIK RADIOTERAPI ANJUT I

PENYINARAN RADIOTERAPI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK


RAPIDARC PADA KASUS ASTROCYTOMA

(Advance dalam Bidang Radioterapi)


Dosen Pengampu
I Wayan Juliasa, M.Tr.Kes (ID)

Disusun Oleh :
KELOMPOK II
MARIA DESRIA GOMANGANI (022205462)
MUHAMMAD ALI IMRON (022205455)
SURTIKA UMAR (022205444)
TRIPALDY BATTOLA TODING (022205482)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI RADILOGI PENCITRAAN
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI BALI
(ATRO BALI)
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang telah
diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penyinaran Radioterapi dengan Teknik RapidArc pada Kasus Astrocytoma ”.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
penyinaran menggunakan teknik RapidArc pada kasus Astrocytoma.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Wayan Juliasa. M.


Tr.Kes(ID) yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga laporan kasus
ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga bagi pembaca.

Desnpasar, 22 Februari 2023

Kelompok II,

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3. Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II ......................................................................................................................3
PEMBAHASAN ......................................................................................................3
2.1. Astrocytoma ..................................................................................................3
2.2. Radioterapi ....................................................................................................4
2.3. Teknik Rapid Arc ..........................................................................................5
BAB III ..................................................................................................................13
PENUTUP ..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................13
3.2 Saran ............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Astrocytoma adalah satlah satu jenis penyakit kanekr yang sering terjadi
pada bagian otak. Di Indonesia insiden kanker ini masih belum diketahui secara
pasti. Astrocytoma berasal dari astrosit, yaitu sejenis sel glial di otak yang
berbentuk bintang. Ini adalah glioma yang paling umum, biasanya
memengaruhi otak dan terkadang sumsum tulang belakang. Di antara tumor
otak, tumor glial mencakup 60% tumor. Tumor ini merupakan penyebab umum
mortalitas dan morbiditas pada usia muda dan tua. Astrocytoma adalah salah
satu tumor otak yang umum. Untuk menghindari morbiditas dan mortalitas
yang tinggi yang terkait dengan kondisi ini, tumor ini harus segera didiagnosis
dan diobati. (M, Kapoor, 2022)

Pengobatan kanker saat ini dapat melalui Radioterapi, Kemoterapi atau


Kemoradiasi. Radioterapi merupakan terapi kanker yang menggunakan radiasi
pengion yang bertujuan mengecilkan dan membunuh sel–sel kanker sebanyak-
banyaknya melalui pemberian dosis terukur pada volume tumor/target yang di
tuju dan meminimalkan efek radiasi pada jaringan sehat sekitar tumor.

Radioterapi merupakan salah satu alat paling penting dalam melawan


kanker. Menurut pakar kanker, hampir setengah dari pasien penderita kanker
menjalani radioterapi dalam skala yang berbeda-beda dan 40% dari total pasien
kanker disembuhkan melalui radioterapi.

Perkembangan teknik radioterapi terus berlanjut, salah satunya


adalah Teknik penyinaran rapid Arch yang dilakukan pada kanker
Astrocytoma. Tujuan teknik ini adalah untuk tercapainya ketepatan dan
kecepatan dari proses radiasi karena pemberian radiasi hanya dalam satu
putaran 360o sehingga distribusi dosis radiasi hanya terkonsentrasi pada bentuk

1
2

3 Dimensi dari kontur tumor dan meminimalkan terkenanya jaringan sehat


sekitarnya dengan waktu yang cukup singkat. Hal ini sangat penting karena
pada kasus Astrocytoma banyak bagian dari kepala yang harus dilindungi dari
radiasi.

Pembagian dosis pada target volume dari suatu tumor dapat dilakukan
dengan teknik Rapid Arc melalui proses optimisasi. Planning yang digunakan
pada Rapid Arch menggunakan metode inverse planning yang berarti batas
dosis ditentukan terlebih dahulu, kemudian algoritma TPS akan mencari field
planning yang sesuai dengan batas dosis yang ditentukan. Pada IMRT, MLC
bergerak menyesuaikan dosis yang telah diatur sebelumnya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut :

Bagaimana penyinaran radioterapi pada kasus kanker Astrocytoma


menggunakan teknik Rapid Arc?

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut adalah untuk mengetahui
teknik Rapid Arc pada kanker Astrocytoma.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Astrocytoma
Astrocytoma merupakan jenis neoplasma otak, kanker ini berasal dari sel
glial jenis tertentu, berbentuk bintang dalam sel otak yang disebut astrosit otak.
Jenis tumor ini biasanya tidak menyebar diluar otak dan sumsum tulang
belakang dan biasanya tidak mempengaruhi organ lain. Astrocytoma merupakan
salah satu jenis glioma yang paling umum dan dapat terjadi di sebagian besar
otak dan kadang-kadang di sumsum tulang belakang. Astrocytoma terjadi pada
sistem syaraf pusat (SSP).

Gambar 2.1 patologi Astrocytoma

Astrocytom terdiri dari dua tipe utama yaitu high-grade dan low-grde.
Tumor high grade tumbuh dengan cepat dan dapt menyebar dan mudah melalui
otak. Selain itu, tumor jenis ini juga lebih agresif dan membutuhkan terapi yang
intensif. Tumor low-grade biasanya terlokalisir dan tumbuh dengan lambat
selama periode waktu yang lama. Kebayakan Astrocytoma pada anak adalah tipe
low-grade, sedangkan tipe yang banyak didapat pada orang dewasa adalah tipe
high-grade. Word Health Organization (WHO) mengklasifikasikan Astrocytoma
menjadi 4 tingkat berdasarkan gambaran patoligi klinisnya, yaitu Pilocytic
Astrocytoma (WHO Grade I), Diffuse Astroctyoma (WHO grade II), Anaplastic
Astrocytoma (WHO grade III), dan Glioblastoma multiforme (WHO grade IV).

Astrocytoma grade I dan II merupakan tipe low-grade, sedangkan


Astrocytoma grade III dan IV merupakan tipe high-grade. Lokasi tumor yang

3
4

pa;ing sering pada anak adalah cerebellum, hemisfer cerebri, dan thalamus atau
hypothalamus. Kebanyakan kasus terjadi pada dekade awal kehidupan, dengan
puncakanya pada usia 5-9 tahun. Terapi tunggal dengan pembedahan cukup baik
untuk menyembuhkan kebanyukan kasus astrcytoma low-grade; bagimanapun
juga, prognosis pembedahan tetap buruk untuk Astrocytoma high-grade
meskipun dibantu dengan radiaoterapi dan komotrapi. Insidensi Astricytoma
merupakan tumor otak yang paling banyak terjadi pada anak-anak di Amerika
Serikat. Beberapa peneliti melaporkan bahwa insidensi tahunan mencapai 14
kasus baru per 1.000.000 anak dibawah usia 15 tahun. Lebih dari 80% adalah
astrocytom low-grade, dan hampir 20% adalah tipe highgrade.1 Tidak ada
hubungan yang spesifik antara ras dan jenis kelamin dengan angka kejadian
Astrocytoma, kecuali untuk glioma supratentorial low-grade, dimana rasio laki-
laki; wanita mencapai 2:1. Kebanyakan kasus terjadi pada dekade awal
kehidupan, dengan puncak insidensi terjadi pada anak dengan usia 5-9 tahun.
Tumor supratentorial high-grade terjadi lebih lama, dengan median umur saat
diagnosis adalah 9-10 tahun.

2.2. Radioterapi
a. Pengertian Radioterapi

Radioterapi atau yang disebut terapi radiasi adalah pengobatan yang terutama
ditujukan untuk penyakit keganasan dengan menggunakan sinar pengion.
Prinsip dari radioterapi yaitu untuk memberikan dosis radiasi yang tepat dan
terukur pada volume tumor yang ditentukan dan untuk menghindari atau
mengurangi kerusakan jaringan sehat disekitarnya seminimal mungkin.
Dalam pelaksanaannya radioterapi memiliki dua tujuan yaitu kuratif dan
paliatif (Rasjidi, Supriana & Cahyono, 2011).

a. Kuratif
Terapi radiasi ditujukan sebagai terapi utama dan diharapkan dapat
melakukan eradikasi tumor secara komplit. Radioterapi kuratif diberikan
untuk tumor yang radiosensitif dan tumor radiosensitif yang sukar
operasinya atau pasien menolak operasi.
5

b. Paliatif
Terapi radiasi paliatif adalah bentuk pengobatan pada pasien stadium
lanjut. Tujuan terapi paliatif adalah untuk menjaga kualitas hidup pasien
di sisa hidupnya dengan menghilangkan keluhan dan gejala sehingga
pasien dapat hidup dengan lebih nyaman.

Secara garis besar teknik penyampaian radiasi digolongkan dalam 2


golongan, yaitu :

1. Radiasi Eksterna (Teletherapy)


Radiasi eksterna adalah cara penyampaian radiasi di mana terdapat jarak
antara sumber radiasi dan target radiasi. Dengan teknik ini ditempatkan
suatu pesawat yang memancarkan radiasi pada organ target. Teknik ini
umumnya digunakan pada saat radiasi pertama kali diberikan. (Susworo,
2017)
2. Radiasi Interna (Brachytherapy)
Brakhiterapi adalah pengobatan radiasi dengan mendekatkan sumber radiasi
ke tumor primer. Penempatan sumber radiasi ini umumnya tidak bersifat
permanen, dimana bila dosis radiasi yang direncanakan telah tercapai maka
sumber radiasi ini diangkat kembali (Rasjidi, Supriana & Cahyono, 2011).

2.3. Teknik Rapid Arc


Belakangan ini, penggunaan radioterapi untuk karsinoma kepala dan leher
telah bergeser dari Three-Dimensional Conformal Radiotherapy (3D-CRT) ke
Intensity-Modulated Radiotherapy (IMRT). Teknologi radioterapi Rapid Arc
merupakan varian atau pengembangan dari teknik IMRT. RapidArc adalah
bentuk baru dari optimasi IMRT dengan menggabungkan satu gantry rotasi dan
kemampuan untuk memvariasikan dosis-rate gantry kecepatan dan
Multi- Leaf Collimator (MLC). Gambaran 3-dimensi dari kontur tumor
memudahkan dalam menetukan target radiasi dan dosis radiasi yang diberikan.
Ini berarti dosis radiasi yang lebih untuk target tumor dan mengurangi
dosis jaringan sehat di sekitarnya.
6

Perbandingan antara RapidArc dan IMRT telah dievaluasi untuk


banyak lokasi tumor. Pekerjaan yang relevan sebagian besar telah
menunjukkan bahwa RapidArc, dibandingkan dengan IMRT, mampu
menciptakan distribusi dosis yang analog atau lebih baik, dibandingkan dengan
IMRT, mampu menciptakan distribusi dosis yang analog atau lebih baik,
sambil mencapai pengurangan waktu perawatan dan unit monitor dibelah dua.
Kuantitas radiasi yang dihasilkan oleh akselerator linier dinyatakan dalam MU;
pertumbuhan MU terkait dengan radiasi hamburan yang lebih tinggi dari
akselerator, yang secara hipotetis akan meningkatkan risiko keganasan
sekunder. Yang terpenting, dua penelitian telah menilai pengobatan dengan
RapidArc untuk kanker kepala dan leher dan mengamati bahwa distribusinya
sebanding atau ditingkatkan sehubungan dengan IMRT; ada penurunan MU
dan akibatnya, penurunan penting dalam waktu teratment. Dibandingkan
dengan teknik lain, khususnya tomoterapi dan IMRT fixed-field, RapidArc
memiliki manfaat ekstra berupa waktu perawatan yang lebih cepat. Waktu
perawatan yang lama telah diketahui sebagai salah satu kelemahan dari teknik
fixed-field IMRT. Jika rencana IMRT sangat rumit, pemberian sebagian
pengobatan dapat berlangsung lebih dari 15–30 menit; namun, sebagian besar
fraksi terapi radiasi konformal tiga dimensi (3DCRT) hanya memerlukan
beberapa menit, tergantung pada kesulitannya. Hal ini selalu dianggap sebagai
konsekuensi yang tak terelakkan untuk mencapai radioterapi yang sangat
konformal, suatu kondisi yang dapat kami terima untuk meningkatkan
distribusi dosis yang diperoleh dengan IMRT. Perpanjangan waktu perawatan
memiliki lebih dari beberapa implikasi yang tidak diinginkan. Ini
mengharuskan pasien untuk menghabiskan banyak waktu di ruang radioterapi,
yang dapat menyebabkan penderitaan pasien dan meningkatkan risiko
pergerakan tumor atau pasien intra-fraksi. Secara formal, ini sangat
mengurangi jumlah pasien yang dapat dirawat per unit perawatan setiap hari.
Hal ini terutama benar ketika mempertimbangkan bahwa tumor dirawat
berdasarkan irisan demi irisan, karena pergeseran tumor aksial dapat
7

menyebabkan sebagian tumor menjadi kurang dosis, terutama ketika fraksi


tunggal atau beberapa fraksi besar digunakan.

Pada Teknik RapidArc ini dokter dapat memberikan dosis radiasi yang tepat
yang sesuai dengan bentuk tumor dan membatasi jumlah radiasi yang mencapai
jaringan sehat sekitarnya. Alat yang dikenal dengan RapidArc ini, bekerja
dengan mengirimkan radiasi dalam lengkungan atau lingkaran 360o ke
sekeliling pasien, bukan dari satu arah seperti dalam penanganan konvensional.
Artinya, proses penyinaran radiasi dapat mengikuti kontur 3 dimensi dari
tumor, dan mengenai semua sisinya. Selain itu, penyinaran menjadi lebih
terkonsentrasi karena hanya tertuju pada tumor, bukan jaringan sehat di
sekitarnya.

Dengan cara ini, pasien bisa menerima dosis penuh dalam setiap sesi
sehingga mengurangi jumlah sesi terapi yang diperlukan. Selain itu, pasien
juga menjalani terapi yang lebih akurat. Dalam penyinaran radiasi pasien hanya
diminta diam selama 4-5 menit, hal ini tentunya membuat radioterapi menjadi
lebih aman. Dan yang terpenting lagi adalah ketepatan dan kecepatan dari
proses penyinaran radiasi ini.

Rapid Arc melibatkan berbagai intensitas radiasi (dalam hal ini, energi
tinggi sinar-X) yang digunakan sebagai terapi untuk kanker. Untuk
memberikan pengobatan pada kanker Astrocytoma, dokter menggunakan
gambar yang dihasilkan komputer untuk merencanakan dan kemudian
memberikan radiasi sinar terfokus untuk kanker Astrocytoma .

Gambar 2.2 Penyinaran dengan Teknik RapidArc


8

RapidArc adalah teknik yang sangat cepat, tepat dan akurat dari
terapi radiasi pada Astrocytoma, karena pada daerah kepala banyak sekali prga
yang harus dilindungi pada saat penyinaranradiasi seperti: daerah mata, telinga,
batang otak, dan lain-lain, sehingga memungkikan untuk memberikan dosis
yang sekecil mungkin pada organ berisiko tersebut. Pasien hanya memerlukan
waktu yang lebih sedikit pada proses radiasi sehingga dapat menghindari
pergerakan yang dapat membahayakan keakuratan pengobatan. Proses radiasi
pada RapidArc membutuhkan waktu 2-8 kali lebih cepat dari teknik-teknik
awal radioterapi.

Metode

Tahapan pengobatan RapidArc melibatkan tiga langkah dasar yaitu :


diagnosis, pengobatan perencanaan dan pengiriman data dosis radiasi.
Langkah-langkah pembuatan planning radioterapi dengan teknik Rapid Arc
pada pasien penderita astrocytoma adalah sebagai berikut:

a. Assessment of Patient

Tahap dimana pasien berkonsultasi dengan onkologi radiasi mengenai


penyakitnya, dengan merujuk pada hasil patologi anatomi, hasil lab, hasil
diagnostik CT-Scan, dan mengenai kebijakankebijakan dalam tindak lanjut
dari diagnosa tersebut.

b. Decision to Treat

Tahap ketika pasien menyetujui keputusan dilakukannya tindakan


radioterapi. Persetujuan ini adalah langkah awal memasuki masa pengobatan
yang akan dilakukan oleh pasien

c. Immobilization and positioning

Tahap menyiapkan keperluan pasien sesuai dengan diagnosa,


memposisikan pasien dengan alat bantunya dalam hal ini masker termoplastik,
untuk memberikan kenyamanan kepada pasien dan mengurangi pergerakan
yang mungkin ditimbulkan.
9

Gambar 2.3 Themroplastic Mask

d. Simulation

Selanjutnya tahap penentuan lokasi dan volume organ yang akan diradiasi
dimana pasien disimulasi secara 3D dengan Ct-Scan dengan mengatur batas
atas pada apex dan batas bawah pada supraclavicula dan diberi 3 titik marker
reference dari timbal sebagai panduan pada saat pergeseran lapangan baru.
Kemudian data CT-Scan dikirim ke TPS (Treathment Planning System) via
Dicom untuk di planning.

d. Simulation

Di TPS dilakukan contouring target tumor (PTV) dan organ-organ yang


harus dilindungi oleh dokter onkologi radiasi, penentuan arah sinar sehingga
distribusi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasien serta kalkulasi
dosis. Organ at risk yang harus dilindungi antara lain : batang otak, mata R/L,
saraf optik R/L, lensa mata R/L, bagian dalam telinga R/L, Optic Chiasma,
dan otak. Kemudian dilakukan planning rapid Arc pada TPS dengan
menentukan dosis total dan dosis perfraksi, gantry, kolimator, lapangan
penyinaran, optimisasi, kalkulasi dan analisis DVH. Dosis total yang diberikan
pada kasus astrocytoma 5940 cGy yang diberikan selama 33 fraksi dan dosis
per fraksi 180 cGy.

d. Patient Set Up/ Verifikasi

Setelah planning selesai dilakukan QA (Quality Assurance) atau verifikasi


dosis radiasi planning Rapid Arc dengan Matrix. Hal ini dilakukan agar dosis
10

radiasi yang direncanakan di TPS sama dengan dosis yang diberikan ke pasien
pada saat treatment. Setelah verifikasi dosis sudah sesuai, lalu pasien baru bisa
di treatment di Linac. Sebelum penyinaran, dilakukan pergeseran lapangan
sesuai dengan hasil TPS dengan menjadikan 3 titik marker reference sebagai
panduan. Setelah itu dilakukan verifikasi gambar lapangan penyinaran dengan
OBI (On Board Imager) dan CBCT (Cone Beam-CT), sebagai panduan adalah
gambar CT-Scan pada saat simulasi. Proses ini disebut IGRT (Image Guide
Radiotherapy). Tahap ini juga merupakan tahap monitoring pasien selama
penyinaran radioterapi berlangsung.

Gambar 2.4 Cone Beam Computed Tomography

Setelah gambaran Ct-Scan dan gambaran planning sudah sama atau sesuai,
baru dilakukan penyinaran pada pasien. Proses verifikasi IGRT dengan OBI
dilakukan setiap hari sedangkan dengan CBCT dilakukan 1 kali dalam
seminggu.

Pada teknik Rapid Arc hal yang paling penting adalah pembuatan kontur
tumor dan organ at risk harus benar-benar teliti. Proses ini sangat diperlukan
untuk mendapatkan proses optimisasi yang bagus. Penulis juga
membandingkan planning 3D dengan rapid Arc.
11

Gambar 2.5 Perbedaan kurva Isodosis teknik 3D dan Rapid Arc

Pada Rapid Arc distribusi dosis radiasi yeng terbentuk sangat homogen dan
dosis organ at risk yang terkena sangat minimal dibandingkan teknik
konvensional. Waktu yang dibutuhkan pada penyinaran Rapid Arc ini lebih
cepat dibandingkan 3D karena perputaran gantry 360o.

Gambar 2.6 Planning dengan teknik Rapid Arc

Organ at risk pada teknik Rapid Arc lebih minimal menerima dosis radiasi
karena melalui proses optimisasi yaitu suatu proses dalam algoritma TPS untuk
memberikan batasan dosis pada PTV dan Organ At Risk (OAR) , sehingga dari
batasan tersebut kita dapat menentukan seberapa besar dosis yang akan kita
beri pada PTV dan organ at risk.
12

Gambar 2.7 Proses Optimisasi pada Rapid Arc

Namun demikian hal set up pasien harus benar-benar teliti karena pada
Rapid Arc toleransi pergeseran pada verifikasi OBI dan CBCT adalah 3 mm.
Jika pergeseran lebih dari 3mm maka operator (RTT) harus mengatur ulang
posisi pasien dan melakukan verifikasi kembali. Pada verifikasi dengan OBI
gambaran yang terbentuk secara 2-Dimensi (AP/Lateral), sedangkan pada
CBCT gambaran yang terbentuk adalah secara 3-Dimens.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemiripan antara RapidArc dan IMRT memang tidak disangka-sangka,
mengingat RapidArc merupakan pengembangan dari IMRT. Perbedaan utama
adalah pengurangan yang signifikan dalam waktu pengiriman dan MU yang
mendukung RapidArc. Selain itu, dalam IMRT dan RapidArc, jumlah bidang
atau busur dan sudut gantry bisa berbeda.

Tahapan pengobatan RapidArc melibatkan tiga langkah dasar yaitu :


diagnosis, pengobatan perencanaan dan pengiriman data dosis radiasi. Dosis
total yang diberikan pada kasus astrocytoma 5940 cGy yang diberikan selama
33 fraksi dan dosis per fraksi 180 cGy. Pada teknik Rapid Arc hal yang paling
penting adalah pembuatan kontur tumor dan organ at risk (OAR) harus benar-
benar teliti. Pada Rapid Arc distribusi dosis radiasi yeng terbentuk sangat
homogen dan dosis organ at risk (OAR) yang terkena sangat minimal
dibandingkan teknik konvensional. Waktu yang dibutuhkan pada penyinaran
Rapid Arc ini lebih cepat dibandingkan 3D karena perputaran gantry 360o.

3.2 Saran
RapidArc memiliki peran yang kuat dan berkembang dalam pengobatan
beberapa tumor, tetapi tidak dapat dianggap sebagai solusi untuk semua kasus
klinis. Setiap kasus klinis harus dievaluasi secara individual, memilih teknik
radiasi yang paling disukai yang akan memberikan hasil yang paling sesuai.

13
DAFTAR PUSTAKA
Anomin. Brain Tumor: Astrocytoma/glioma. URL:http//www.stjude.org.(10
Agustus 2007;12:03AM)
Infusino, Ermina., 2022. Clinical Utility of RapidArcTM Radiotherapy Technology.
Cancer Management and Research. 345-56
Kapoor, M., Gupta, V., Astrocytoma. National Library of medicine. 2022
MacDonald, T. Astrocytoma. URL:http//www.emedicine.com. (9 Agustus
2007,11:51 PM)
Rasjidi, I., Supriana, N., Cahyono, K., Heryanti, N.W.E. 2011. Panduan Radioterapi
Pada Keganasan Ginekologi. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Susworo, R. 2017. Radioterapi: Dasar-Dasar Radioterapi dan Tata Laksana
Radioterapi penyakit Kanker. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 4-5

14

Anda mungkin juga menyukai