Hierarki dalam-WPS Office
Hierarki dalam-WPS Office
Gereja sebagai persekutuan umat mempunyai struktur kepemimpinan atau sering disebut dengan
Hierarki, untuk mengembangkan dan menggembalakan Umat Allah dalam Yesus Kristus dan
GerejaNya dengan mengadakan aneka pelayanan yang tujuannya demi kesejahteraan Umat Allah.
Para pelayan yang mempunyai kekuasaan kudus, melayani saudara-saudara mereka supaya semua
yang termasuk Umat Allah dengan bebas dan teratur bekerjasama untuk mencapai tujuan tadi.
Gembalakanlah domba-dombaKu Yoh 21:15-19
21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu,
bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi
Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi
Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.
21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat
pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah
menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan
membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.”
21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan
Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku.”
Dalam bacaan diatas dapat dilukiskan bahwa, Yesus memilih Petrus menjadi gembala dan pimpinan
kawanan dombaNya, walaupun Petrus sering ceroboh dan tidak stabil, bahkan pernah
menyangkalnya sampai 3 kali. Pemilihan Tuhan sungguh berdasarkan kasih dan karuniaNya semata,
manusia tidak memiliki andil apa-apa untuk itu. Yang dituntut oleh Tuhan dari Petrus dan juga para
pneggantinya hanyalah kasih. Kasih dapat menghapus banyak dosa. Yang terpenting adalah cintanya
kepada Tuhan tidak diragukan lagi.
Dasar Kepemimpinan (Hierarki) dalam Gereja
Kepemimpinan dalam gereja pada dasarnya diserahkan pada hierarki. Menurut ajaran resmi Gereja,
hierarki dan struktur hierarkis berasal dari Kristus. Maka, konsili mengajarkan bahwa “atas
penetapan illahi, para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala” (LG. art 20). Konsili ini
mengajarkan dan mengatakan bahwa Yesus Kristus, Gembala yang kekal, telah mendirikan gereja
kudus yang mengutus para rasul seperti Ia diutus Bapa (Yoh 20:21). Para pengganti mereka, yakni
para uskup, dikehendakiNya menjadi gembala dalam GerejaNya hingga akhir zaman (lih LG art 18).
Struktur Kepeminpinan Hierarki Dalam Gereja
1. Dewan para uskup dan paus sebagai kepalanya.
Ketika Yesus mengangkat ke12 para rasul, Ia membentuk mereka menjadi semacam dewan atau
badan yang tetap. Sebagai ketua dewan Yesus mengangkat Petrus yang dipilihNya dari antara
para rasul itu.
2. Paus.
Dalam LG art 22 dikatakan: Adapun dewan atau badan para uskup hanyalah berwibawa, bila
bersatu dengan imam agung di Roma, pengganti Petrus, sebagai kepalanNya dan selama
kekuasaan primatnya terhadap semua, baik para gembala maupun kaum beriman, tetap
berlaku seutuhnya.
3. Uskup.
Tugas para uskup adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas pemersatu lainnya
dibagi menjadi tiga tugas khusus menurut tiga bidang kehidupan gereja, yaitu tugas pewartaan,
perayaan dan pelayanan, dimana dimungkinkan komunikasi iman dalam gereja. Tuga utama
seorang uskup adalah mewartakan injil.
4. Pembantu uskup, mereka adalah imam dan diakon.
Kardinal, bukanlah jabatan hierarkis dan tidak termasuk dalam struktur hierarki. cardinal adalah
pembantu Paus dan penasehat Paus terutama dalam reksa harian seluruh gereja.
TUGAS-TUGAS GEREJA
GEREJA YANG MENGUDUSKAN (LITURGIA)
Gereja memiliki imamat umum dan imamat jabatan dengan cara khasnya masing-masing mengambil
bagian dalam satu imamat Kristus.
Imamat Umum: melaksanakan tugas pengudusan antara lain dengan berdoa, menyambut sakramen,
memberi kesaksian hidup, melaksanakan cinta kasih secara aktif dan kreatif. Ini dilakukan oleh
semua umat.
Imamat Jabatan: membentuk, memimpin umat, memberikan pelayanan sakramen. Ini dilakukan
oleh para Imam.
Allah adalah kudus dan senantiasa memanggil semua orang menuju kekudusan. Selain bimbingan
Allah, untuk mencapai kekudusan, semua umat perlu mengusahakannya. Ada beberapa bentuk
kegiatan untuk mewujudkan usaha tersebut, yaitu:
Doa Dan Doa Resmi Gereja (Liturgi)
Perayaan Sakramen-Sakramen
Perayaan Sakramentali Dan
Devosi
Penjelasan:
A. DOA DAN DOA RESMI GEREJA
1) Arti Doa
Doa berarti berbicara atau berkomunikasi dengan Tuhan (curhat dengan Tuhan). Dalam doa,
kita dituntut untuk lebih mendengarkan daripada berbicara sebab Firman Tuhan selalu menjadi
pedoman yang menyelamatkan.
2) Fungsi Doa
Berdoa secara batiniah (Matius 6: 5-6, Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam
kamar, kuncilah pintu, dan berdoalah).
Berdoa dengan cara yang sederhana dan jujur. (Matius 6: 7, Lagi pula dalam doamu,
janganlah kamu bertele-tele…)
Doa resmi gereja disebut ibadat atau liturgi. Yang pokok bukan sifat resmi melainkan kesatuan
gereja dengan Kristus dalam doa, Liturgi adalah karya Kristus, Imam Agung serta TubuhNya
yaitu Gereja. Liturgi juga merupakan perayaan iman di mana orang yang ikut dalam perayaan
imam mengambil bagian dalam misteri Kristus yang dirayakan. Doa resmi bukan sekedar
mendaraskan rumus-rumus hafalan melainkan mengarahkan hati kepada Tuhan. Yang berdoa
bukan badan melainkan hati.
Ibadat ini terdiri atas: ibadat pagi, ibadat siang, ibadat sore, ibadat malam dan ibadat bacaan.
B. SAKRAMEN
1) Sakramen adalah lambang atau simbol
Dalam hidup sehari-hari kita menemukan banyak tanda. Bila kita hendak mengungkapkan cinta,
kita akan memberikan sekuntum mawar. Mawar merupakan sebuah tanda untuk
mengungkapkan sesuatu yang tidak kelihatan yaitu cinta. Begitupun sakramen. Sakramen
merupakan tanda yang kelihatan untuk menjelaskan sesuatu yang tidak kelihatan yaitu cinta
dan karya Allah.
2) Sakramen mengungkapkan karya Tuhan yang menyelamatkan
Allah yang begitu mencintai manusia merupakan Allah yang tidak kelihatan. Ia yang tidak
kelihatan itu kemudian menampakkan diri dalam diri PuteraNya Yesus. Yesus hadir dan
menyapa kita dan kelihatan secara nyata. Melihat Kristus berarti melihat Allah yang tidak
kelihatan itu. Namun setelah kebangkitanNya, Ia tidak kelihatan secara fisik. Yesus lalu hadir
dalam Gereja. Dengan demikian, gereja menampakkan Kristus. Sakramen-sakramen yang kita
terima adalah tangan Kristus yang menjamah, merangkul dan menyembuhkan kita.
3) Sakramen meningkatkan dan menjamin mutu hidup kita sebagai orang Kristiani
Lewat sakramen, kualitas hidup seseorang semakin meningkat. Orang semakin dekat dengan
Tuhan. Perayaan sakramen merupakan PERTEMUAN antara Kristus dan kita. Yang dituntut dari
kita adalah sikap batin yakni kehendak baik untuk melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki.
4) Ketujuh Sakramen:
Sakramen Baptis
Sakramen Ekaristi/Komuni
Sakramen Krisma
Sakramen Tobat
Sakramen Perkawinan
Sakramen Imamat
Sakramen Baptis, Ekaristi dan Krisma merupakan sakramen Inisiasi yaitu sakramen yang harus
diterima seseorang ketika masuk menjadi seorang Katolik. Sakramen Perkawinan dan Imamat
merupakan sakramen Panggilan di mana seseorang memilih pilihan hidupnya. Sakramen Tobat
dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit merupakan sakramen Penyembuhan.
5. Sakramen Perkawinan
Sakramen Perkawinan melambangkan persatuan Kristus dan gereja. Dengan demikian, sifat
perkawinan katolik adalah monogami (seorang perempuan dan seorang laki-laki) dan tak
terceraikan (tidak mengenal perceraian)
Materi: Kitab Suci dan Cincin
6. Sakramen Imamat
Menjadi seorang imam merupakan panggilan khusus. Mereka dengan kemauan pribadi
memutuskan untuk hidup selibat atau tidak menikah demi kerajaan Allah. Mereka juga
menghayati 3 kaul yaitu:
Kaul Kemurniaan: tidak menikah seumur hidup
Kaul Ketaatan: taat terhadap Allah, taat terhadap aturan, taat terhadap pemimpin dan taat
terhadap komitmen/keputusan untuk tidak menikah.
Kaul Kemiskinan: dengan kesadaran berkomitmen untuk hidup sederhana
7. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
Materi: Minyak Pengurapan Orang Sakit (dari minyak zaitun ditambah balsem)
Forma/Ucapannya: Peletakan tangan Romo di atas kepala orang sakit.
Maknanya:
Menyatukan penderitaan dengan penderitaan Kristus
Sebagai bekal rohani (viaticum)
Menguatkan orang sakit
C. SAKRAMENTALI
1) Pengertian:
Tanda-tanda suci (berupa ibadat/upacara/pemberkatan) yang mirip dengan sakramen-
sakramen.
2) Macam-macam Sakramentali:
Pemberkatan: pemberkatan orang, benda/barang rohani, tempat, makanan.
Contoh: pemberkatan ibu hamil/anak, alat pertanian, alat transportasi, rumah, patung, rosario
Ini merupakan pujian kepada Allah dan doa untuk memohon anugerahNya.
Pemberkatan dalam arti tahbisan rendah: pentahbisan orang dan benda.
Contoh: pentahbisan lektor, katekis, diakon, misdinar, pemberkatan gereja/kapel, altar, minyak
suci, lonceng.
D. DEVOSI
1) Pengertian:
Devosi berasal dari kata bahasa Latin, Devotio yang berarti penghormatan. Devosi adalah
bentuk-bentuk penghormatan/kebaktian khusus orang atau umat beriman kepada rahasia
kehidupan Yesus tertentu, misalnya hati Yesus yang Mahakudus, Sakramen Mahakudus. Atau
devosi juga bisa ditujukan kepada orang-orang kudus seperti devosi Santa Maria, devosi kepada
santo-santa pelindung.
2) Tujuan Devosi
Devosi tidak bersifat paksaan melainkan sukarela. Devosi hendaknya bertujuan untuk
menguatkan iman kita kepada Allah dalam diri Yesus Kristus.