Anda di halaman 1dari 31

Quality Parameter, Volatile,

Composition, and Sensory Profiles of


Highly Endangered Spanish Citrus
Fruits
Disusun Oleh :
Michelle Gunawan 2 0 .I1 .0 0 6 5
Catherine Maharani E.C 2 0 .I1 .00 80
Anna Putri Widayati 2 0 .I1 .0 0 8 3
Ansela Maria Godeliva 2 0 .I1 .01 16
Angeline Reggina Lauryn 2 0 .I1 .0 1 4 3
Latar Belakang
● Rasa serta aroma jeruk yang khas menjadi salah satu buah paling banyak dikonsumsi.
● Senyawa aromatik seperti keton, alkohol, ester, hidrokarbon dan aldehid pada jeruk
memiliki nilai komersial.
● Spanyol pada tahun 2013 menjadi negara dalam posisi ketiga sebagai penghasil lemon-
jeruk nipis terbesar setelah India dan Meksiko.
● Konsumsi jeruk nipis di Spanyol telah dimanfaatkan sejak lama sebagai pengasam, koktail,
maupun penyedap dalam beberapa makanan.
● Informasi terkait kandungan senyawa kimia, komposisi, dan kualitas spesies jeruk di
Spanyol masih sangat sedikit.
● Kurangnya informasi ini dapat mengakibatkan terjadinya kepunahan spesies jeruk
● Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi secara morfologi, komposisi
volatil serta sensoris buah jeruk tradisional di Spanyol yaitu jeruk nipis, jeruk manis, dan
lemon manis
● Analisis dilakukan dengan parameter morfologis dan fisikokimia yaitu berat dan ukuran,
serta parameter instrumental berupa kandungan gula dan kandungan asam organik
didalamnya.
MATERIAL
Bahan

Jeruk Nipis Jeruk Manis Lemon Manis


(sour lime) (sweet lime) (sweet lemon)
METODE
1. Karakteristik Fisik :
● Bobot Buah (g)-> Model skala Sartorius BL-600 ketelitian 0,1g
● Panjang kelopak ->Pengukur slide digital elektronik akurasi 0,01
● Panjang total buah ->Pengukur slide digital elektronik akurasi 0,01
● Ketebalan atau diameter ekuator buah -> Pengukur slide digital elektronik akurasi 0,01
● Warna -> Spektrofotometer.
2. Karakteristik Kimia :
● Total Padatan Terlarut (TSS) / Brix -> Refraktometer digital Atago N1
● Jumlah keasaman -> Titrasi otomatis dengan NaOH
3. Asam dan Gula Organik -> Diperas, dipotong, diencerkan, di sentrifugasi, disaring, dan
dimasukkan ke dalam kromatografi. Untuk absorbansi asam organik menggunakan diode-array
detector (DAD) sedangkan untuk absorbansi gula menggunakan r efractive index detector (RID).
4. Identifikasi senyawa volatil -> kromatografi gas (GC-MS)
5. Evaluasi Sensorik dengan Panelis -> rasa dan bau
6. Analisis statistik : Menggunakan uji ANOVA dan Tukey.
ASPEK KUALITAS
Fisik
● Massa Buah
sweet lime memiliki massa terendah yaitu 83 g, sour lime 153 g, dan massa tertinggi
dimiliki sweet lemon yaitu 199 g.
● Ukuran Buah
Sour lime memiliki ukuran terendah yaitu 0,82 mm, sweet lime 0,85 mm, dan ukuran
tertinggi dimiliki sweet lemon yaitu 1,38 mm.
● Ketebalan atau Diameter
Sweet lime memiliki ketebalan terendah yaitu 4,2 mm, sour lime 4,3 mm, dan ketebalan
tertinggi dimiliki sweet lemon yaitu 6,1 mm.
● Warna
Pada intensitas warna biru-kuning tertinggi ditemukan di sweet lemon sedangkan
pada intensitas warna hijau tertinggi ditemukan di sweet lime.
Aspek Kualitas
Kimia
● pH
Sweet lime dan sweet lemon memiliki pH yang hampir sama yaitu 7,7 dan 6,9. Sementara itu,
pada sour lime memiliki pH yang asam yaitu 3,0.
● Tingkat Keasaman (g sitrat L -1)
Sour lime memiliki tingkat keasaman yang tinggi yaitu 57,2, sweet lemon yaitu 0,87, dan sweet
lime memiliki tingkat keasaman terendah yaitu 0,66.
● Total Padatan Terlarut
Nilai tertinggi dimiliki sweet lemon dan sour lime yaitu 8,2, dan 8,1. Sementara itu, nilai
terendah dimiliki sweet lime yaitu 6,6.
● Asam Organik dan Gula
Ketiga jeruk memiliki kandungan asam organik yaitu asam sitrat, asam malat, dan asam
askorbat. Sedangkan kandungan gula yaitu glukosa dan fruktosa
● Senyawa Volatil
Kandungan senyawa volatil dalam jus pada ketiga jeruk yaitu limonene (rata-rata 47,1%),
linalool (21,1%), β-pinene (4,7%), linalyl acetate (4,6%), dan geranial (4,0%)
Aspek Kualitas
Sensori

Sour lime Sweet lime Sweet lemon


Memiliki warna hijau tua, rasa Memiliki warna kehijauan, Memiliki warna kuning pekat,
pahit dan asam yang kuat.
rasa manis, pada kulit dan jus rasa manis yang lebih tinggi
Memiliki aroma floral dan citric memiliki aroma citric. Pada jus dibandingkan sweet lime.
pada jus serta kulitnya. Pada jus mengandung linalool dan Pada jus mengandung
mengandung linalyl acetate, dan
nonanal limonene,geranial, dan neral
hexyl acetate. Lebih digemari
masyarakat Mexico
Effects of Blanching and Drying Condition
on the Quality of Small Shrimp (Acetes)

Febri Sibarani 20.I1.0088


Yohanes David S. 20.I1.0096
Benedicta Prasya K.P. 20.I1.0129
Maria Novita C.B. 20.I2.0002
Cecilia Valen H. 20.I2.0005
Latar Belakang
- Acetes = small shrimp → kaya protein dan mineral
dengan > 17 asam amino essensial dan vitamin
- Kitin dan kitosan diperoleh dari sedimen post
hidrolisis Acetes chinensis hidrolisat
- Small shrimp dapat dikembangkan menjadi suplemen
makanan atau peptida inhibitor enzim metabolisme
lipid
- Metode pengeringan tradisional menggunakan energi
matahari sangat mempengaruhi kualitas udang kecil.
Material dan Metode
Material Pengukuran Warna
- Udang kecil (Acetes japonicus) CIE Lab
- Astaxanthin Brightness ➡ Chroma Scanner Colorimeter
- Other analytical chemicals : AgNO3,
phenolphthalein, methanol, acetone, and
NaHCO3 .

Penentuan Kadar Garam Penentuan Recovery Efficiency /


Menggunakan larutan standar AgNO3 0,1N Weight Loss
untuk menitrasi ion Cl- dengan indikator
K2 CrO4 .

Penentuan Kadar Astaxanthin Analisis Data


Spektrofotometer (UV/VIS-1 8 00 Shimadzu, Setiap percobaan diulangi 3X.
Jepang). Hasilnya disajikan sebagai rata-rata ± standar
Diukur pada panjang gelombang 455 nm. deviasi.
Aspek Kualitas yang Diuji
1. Blanching 2. Drying
a. Konsentrasi garam (NaCl) 0,5% - 2 % a. Suhu 50 -80 C
b. Suhu → 60 -90C
PERLAKUAN
c. Waktu → 2 -8 menit

Physical Chemical
1. Warna 1. Kandungan
● Menjadi kualitas Astaxanthin
dalam penerimaan ● Pigmen natural
konsumen dalam udang
● Kandungan
Astaxanthin yang
Hasil dan Pembahasan
Konsentrasi Garam

Suhu Blanching
Hasil dan Pembahasan
Blanching
Time

Drying Temperature
Thanks

Tran, T. Y. N., Nguyen, N. L., Nguyen, T. N. A., Le, D. T.,


Phan, D. A., Tran, T. T., & Dao, T. P. (2022). Effects of
Blanching and Drying Condition on the Quality of Small
Shrimp (Acetes). Journal of Food Quality, 2022.

Please, keep this slide for the attribution


Determination of Mineral, Trace Element, and Pesticide
Levels in Honey Samples Originating from Different
Regions of Malaysia Compared to Manuka Honey
Mohammed Moniruzzaman, Muhammed Alamgir Zaman Chowdhury, Mohammed Abdur Rahman, Siti Amrah Sulaiman, and Siew Hua Gan

Sahda Putri Anindya 20.I1.0142


Maria Oriana Dwi Daisy 20.I1.0146
Klara Clarisa Sella Widya 20.I1.0148
Theofila Febrian Tanja 20.I1.0151
TABLE OF CONTENTS

02
01 03

PENDAHULUAN MATERIAL & METODE ASPEK KUALITAS

04

PARAMETER YANG DIUJI


PENDAHULUAN
Latar Belakang Pestisida tersebut dapat menyebabkan
lebah mengonsumsi bunga yang
Madu terkenal memiliki banyak manfaat yang
terkontaminasi sehingga menyalurkan
dapat dilihat dari komponen mineral (nectar &
residu dan mungkin hingga ke konsumen.
honeydew) yang terkandung.
Kandungan mineral dalam madu berkisar antara
0,04% - 0,20% yang mempengaruhi warna madu
menjadi lebih gelap. Tujuan
Madu diakui sebagai indikator pencemaran Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
biologis karena lebah madu dapat terbang kandungan 6 mineral 5 trace element serta
sampai 4 km sehingga bersentuhan dengan residu pestisida yang terdapat pada madu yang
udara, air, dan tanah. berasal dari berbagai daerah di Malaysia.
Saat ini banyak digunakan organofosfat dan
karbamat pestisida sebagai pestisida pembunuh
hama.
MATERIAL DAN METODE PENGUJIAN
Sampel Instrumen Alat Metode
14 sampel madu dari 6 Persiapan sampel untuk Analisis mineral dan trace element: Membuat
daerah berbeda di analisis mineral dan larutan standar untuk kalibrasi dengan
Malaysia dan Madu trace element: secara pengenceran setiap unsur yang dianalisis.
Manuka sebagai standar. sistem tertutup dengan Lalu sampel dicerna dengan gelombang mikro untuk
Multiwave 3000. meminimalkan efek matriks organik, lalu diencerkan
Reagen dan Bahan Kimia Analisis Ca, Mg, Zn, Fe: dengan air deionisasi, kemudian dianalisis dengan
flame atomic absorption instrumen yang telah ditentukan.
Reagen analitik: Air
spectroscopy (FAAS).
deionisasi ganda (untuk Penentuan kadar pestisida: sampel diekstraksi dengan cara
Analisis Na & K: flame
pengenceran), asam nitrat diencerkan menggunakan 30 mL air murni dan 20 mL
atomic emission
65% dan hidrogen peroksida larutan natrium klorida jenuh, lalu dihomogenkan selama 5
spectroscopy (FAES).
30% . menit secara berurutan. Kemudian diekstrak dengan
Analisis As, Cd, Cu, Co,
Reagen lab: Natrium hidrogen diklorometana (40 mL) 2 kali, lalu diuapkan dengan rotary
dan Pb: graphite furnace
karbonat anhidrat dan natrium evaporator. Sampel yang diuapkan akan dikeringkan
atomic adsorption
sulfat anhidrat; pelarut aseton, dengan aliran nitrogen.
spectroscopy (GFAAS).
setil asetat, dietil eter, n heksana, Analisis HPLC Residu Pestisida: sampel dilewatkan melalui
Analisis HPLC untuk
dan toluena. filter jarum suntik 0,45 m nilon dalam 5 konsentrasi berbeda
pestisida: LC-10 ADvp
untuk kemudian di tentntukan kurva kalibrasinya.
Reagen kromatografi: asetonitril. HPLC yang dilengkapi
Analisis statistik: dengan analisis one way ANOVA.
PDA.
ASPEK KUALITAS PARAMETER YANG DIUJI
KIMIA KANDUNGAN EC DAN TDS

● Analisis Kadar Zat


Mineral pada Madu

● Analisis Kandungan
Nutrisi pada Sampel

● Residu Pestisida
dan Kontaminan

ANALISIS PESTISIDA
● Untuk melihat apakah ada
kontaminasi ● Merupakan indikator untuk melihat
● Tidak ada pestisida yang terdeteksi kemurnian madu.
PARAMETER YANG DIUJI
ANALISIS MINERAL DAN TRACE ELEMENTS
T
Kesimpulan H
● Setiap jenis madu mengandung mineral dan
trace elemen yang berbeda.
● Madu sourwood mengandung Na, K, dan Mg
A
N
tertinggi dan memiliki nilai EC dan TDS yang
tinggi.
● Madu Manuka kaya kan Ca
● Madu rubber tree kaya akan Fe.
● Madu rain forest mengandung Zn yang tinggi
● Madu Malaysia memiliki sumber mineral yang
K
melimpah dan baik untuk kesehatan.
S
Egg Freshness Indexes Correlations with
Ovomucin Concentration during Storage
Yajun Jiang 1,2 Dandan Fu 1,2 and Ming Ma 1,2
1 College of Mechanical Engineering, Wuhan Polytechnic University, Wuhan, China
2 Equipment Engineering Technology Research Center for Aquatic Products Processing in Hubei Province,

Wuhan, China

Disusun oleh:
Alicia Brillia Sarwono 20.I1.0057
Devi Chan Wai Han 20.I1.0073
Olivia Zierra 20.I1.0105
Felicia Stella Sastradi 20.I1.0123
Severus Ryan Wisastra 20.I1.0133

Universitas Katolik Soegijapranata


Semarang
2023
Pendahuluan
● Telur menjadi salah satu sumber protein yang mudah
didapatkan, tetapi seiring proses penyimpanan,
kesegaran telur menurun juga nutrisinya.
● Maka dari itu, dilakukan analisis hubungan konsentrasi
protein selama penyimpanan dan indikator kesegaran
telur.
● Hal ini bermanfaat untuk menemukan hubungan
diantara keduanya.
Sampel
Pengujian dilakukan DUPLO; setiap pengulangan menggunakan 50 telur
Pengujian dilakukan setiap 10 hari dan diambil 20 telur; RANDOM SAMPLING

Metode
Haugh Unit

Penentuan Kandungan Ovomucin


3 Grey Relational Analysis

1. Membangun seri data referensi (x0) 5. Hitung koefisien korelasi (k).

1. Bangun seri data komparatif yang 6. Menghitung dan memeringkat


berhubungan. derajat hubungan abu-abu
komprehensif.

1. Hitung transformasi matriks inisialisasi

Keterangan :
i = nomer telur

1. Hitung deret selisih gi =berat kering ovomucin

Gi = berat telur
Hasil dan Pembahasan
3.1. Korelasi antara Konsentrasi Ovomucin dan Indeks Kesegaran Telur
→ Korelasi terkuat ditemukan diantara indikator kesegaran telur yaitu antara tinggi albumen
dan konsentrasi ovomucin (r=0.729)
→ Terdapat hasil signifikan positif antara haugh unit dan konsentrasi ovomucin (r=0.713)
→ Korelasi negatif ditemukan antara pH dengan konsentrasi ovomucin (r=-0.683)
3.1.2 Perbedaan Konsentrasi Ovomucin pada Tingkat Indeks Kesegaran Telur
yang berbedak
→ Semakin tinggi nilai HU maka semakin tinggi juga konsentrasi ovomucin (P ≤ 0.001)
HU: 72 (AA); 60-72 (A); <60 ( B / C)
→ Semakin rendah yolk index semakin rendah konsentrasi ovomucin (P < 0.05)
Yolk Index: 0.345 > x > 0.380

3.1.3. Perbedaan Konsentrasi Ovomucin pada Tingkat pH yang berbeda

→ Konsentrasi ovomucin tidak meningkat dengan cara yang dapat diprediksi seperti
peningkatan pH.
→ ovomucin 252 kali lebih larut dalam lingkungan basa (pH > 9) daripada lingkungan netral
3.3. Analisis Grey Relational antara
Indeks Kesegaran Telur dan
Konsentrasi Ovomucin

HU memiliki dampak terbesar pada


variasi konsentrasi ovomucin.
Sebaliknya, indeks kuning telur memiliki
hubungan paling sedikit pada
perubahan konsentrasi ovomucin.

3.4. Penetapan Model Prediksi


Ekuivalen Umur Telur

Jumlah ovomucin dalam albumin


telur yang disimpan pada suhu 22°C
berkorelasi nyata dengan lama
penyimpanan.
Kesimpulan
● HU, indeks kuning telur, dan pH semuanya memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi
ovomucin.
● HU memiliki pengaruh tertinggi dan perubahan
paling sinkron terhadap konsentrasi ovomucin,
sedangkan kuning telur memiliki tren perubahan
paling kecil terhadap konsentrasi ovomucin.

Thank You!

Anda mungkin juga menyukai