Anda di halaman 1dari 2

Terdapat berbagai penelitian yang dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan

positif antara keterlibatan agama dan hasil kesehatan fisik serta mental. Berdasarkan meta-
analisis terbaru yang diuji pada lebih dari 40 sampel independen menunjukkan bahwa terdapat
keterlibatan agama secara signifikan dan positif yang berkaitan dengan umur panjang
(McCullough, Hoyt, Larson, Koenig, & Thoresen, 2000). Bukti empiris menunjukkan bahwa
manfaat kesehatan fisik dari agama sering kali dimediasi oleh peningkatan kesehatan mental.
Contohnya seperti hubungan sosial yang lebih baik, kemampuan mengatasi masalah, dan
perilaku kesehatan. Pada dasarnya status kesehatan jasmani berpengaruh pada upaya
pemeliharaan bukti empiris yang menunjukkan bahwa manfaat kesehatan fisik dari agama sering
kali dimediasi oleh keuntungan dalam kesehatan mental yang berkorelasi, seperti hubungan
sosial yang lebih baik, kemampuan mengatasi, dan perilaku kesehatan. Maka dari itu, terdapat
hubungan timbal balik yang berkelanjutan antara kesehatan fisik dan mental. Spiritualitas dan
agama sering digunakan secara bergantian, namun sebenarnya mewakili konstruksi yang agak
berbeda jika tidak independen bagi banyak orang (Zinnbauer & Pargament, Bab 2, volume ini).
Beberapa penelitian dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara
keterlibatan agama hasil kesehatan fisik dan mental. Pada kesehatan fisik, spritualitas dapat
mencegah seseorang merokok, meminum minuman keras atau bisa memacu berolahrga. Karena
dengan menjaga kesehatan tubuh maka kita menghormati tubuh kita sebagai alat yang diapakai
untuk melayani Tuhan. Dengan mengubah kondisi tubuh kita secara spiritualitas dapat
mempengaruhi kesehatan secara fisik dan penyakit untuk keluar. Menurut salah satu studi yang
dilakukan Powell dan koleganya , mereka menemukan bukti bahwa menghadiri pelayanan
keagamaan yang persusasif sangat berhubungan dengan rendahnya angka kematian. Dari hasil
125.000 penelitian ditemukan bahwa terdapat penurunan kematian sekitar 25% terkait dengan
keterlibatan agama. Berdasarkan studi, kehadiran mingguan di layanan keagamaan memprediksi
40% penurunan kematian penyakit peredaran darah dan juga terhadap kematian penyakit
pernapasan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengikuti pelayanan keagamaan yang
persuasive dapat menurunkan angka kematian terhadap penyakit. Selanjutnya pada morbiditas,
menurut hasil studi Koenig dkk (2001) yang membahas mengenai hasil kesehatan fisik
mencakup penyakit jantung, hipertensi, kanker, dan nyeri. Dari 16 studi risiko kanker yang
berhasil diidentifikasi mereka menemukan hanya 3 yang termasuk control multiravat seperti usia,
kesehatan sebelumnya atau perilaku yang mempengaruhi kesehatan. Berdasarkan studi croos
sectional tentang nyeri fisik, dikatakan bahwa dengan sering berdoa secara longitudolan atau
berkepanjangan diprediksi dapat mengurangi rasa sakit.(McCullough & Larson,1999).
Keterlibatan agama dalam perlindungan orang sehat berdasarkan studi Powell dan rekannya
kurang cukup bukti sehingga hipotesisnya yang mengatakan bahwa agama dapat memperlambat
perkembangan kanker atau meningkatkan pemulihan penyakit akut belum dapat meyakinkan
orang lain.
Selain berpengaruh pada kesehatan fisik, agama juga dapat berpengaruh pada kesehatan mental
atau psikologis seseorang. Psikologis orang yang terlibat secara religius atau spiritual mungkin
dapat mengalami kesehatan mental yang lebih baik dan keadaan psikologis yang lebih positif,
seperti kegembiraan, harapan, dan kasih saying. Hal ini mungkin terjadi karena menggunakan
penanggulangan agama untuk menahan stres. Selain itu, mereka juga dapat memperoleh
keuntungan dari mengikuti tujuan yang berhubungan dengan spiritual yang dipelajari sebagian
dari keluarga, komunitas, atau contoh spiritual historis . Hal tersebut dapat mengurangi emosi
negative dan meningkatkan kepositifan yang berhubungan dengan harapan seperti optimisme dan
keyakinan. Hal lain yang dapat berkaitan merupakan keadaan emosional yang positif dapat
mengarah pada peningkatan kesehatan fisik dengan mengurangi beban kronis keseluruhan pada
sistem organ dari adaptasi terhadap tantangan lingkungan. Dengan berkurangnya beban alostatik
dapat bermanfaat pada penurunan reaktivitas kardiovaskular dan peningkatan kompetensi
kekebalan . Keadaan psikologis positif yang berasal dari koping spiritual atau religius juga dapat
membantu orang untuk mengatasi hambatan internal untuk melakukan perilaku kesehatan yang
positif, mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai, dan / atau untuk membentuk hubungan
sosial yang mendukung. Banyak bukti yang mengaitkan keterlibatan agama dan spiritual dengan
ukuran peningkatan kesehatan mental. Ini termasuk peningkatan keterampilan manajemen stres
serta penurunan gairah somatik dan mental, tekanan darah rendah, dan kolesterol rendah.
Penelitian dalam ilmu saraf afektif mulai menunjukkan bahwa meditasi mungkin merupakan
faktor penting yang berpengaruh fungsi kekebalan, neuroendokrin, dan kardiovaskular.
Selanjutnya, Davidson dan rekan melaporkan bahwa meditasi meningkatkan aktivitas yang
sering dikaitkan dengan emosi positif, seperti kasih sayang, dan mengurangi kanan emosi
negatif, seperti ketakutan. Bantuan informal yaitu antara sesama pasien telah dikaitkan dengan
penurunan depresi dan peningkatan kepercayaan diri, kesadaran diri, harga diri, dan pentingnya
peran diri.

Anda mungkin juga menyukai