01 smk3
01 smk3
Kategori Konstruksi
BUKU INFORMASI
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................4
A. Tujuan Umum ........................................................................................4
B. Tujuan Khusus........................................................................................4
BAB II Melakukan Identifikasi Bahaya dan resiko di Lokasi Kerja................................5
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Identifikasi Bahaya dan
Resiko Di Lokasi Kerja .............................................................................5
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Identifikasi Bahaya dan
Resiko Di Lokasi Kerja............................................................................15
C. Sikap Kerja dalam Identifikasi Bahaya dan Resiko Di Lokasi Kerja.............16
BAB III Menyiapkan Peralatan dan Perlengkapan K3L..............................................17
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan dan Perlengkapan
K3L .....................................................................................................17
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan Peralatan dan Perlengkapan
K3L .....................................................................................................36
C. Sikap Kerja dalam Menyiapkan Peralatan dan Perlengkapan K3L .............36
BAB IV Menggunakan APD dan APK Sesuai Dengan Standar K3L..............................37
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggunakan APD dan APK Sesuai
Dengan Standar K3L .............................................................................37
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menggunakan APD dan APK Sesuai
Dengan Standar K3L...............................................................................47
C. Sikap Kerja Menggunakan APD dan APK Sesuai Dengan Standar K3L........47
BAB V Memeriksa dan Memelihara Perlengkapan APD dan APK Sesuai Dengan SOP. .48
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................51
A. Dasar Perundang-undangan ................................................................51
B. Buku Referensi....................................................................................51
C. Referensi Lainnya................................................................................52
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Menerapkan Prosedur
Standar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
terkait dengan pekerjaan Juru Ukur
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi ini guna memfasilitasi peserta latih
sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Melakukan identifikasi bahaya dan resiko di lokasi kerja
2) Menyiapkan peralatan dan perlengkapan K3 L
3) Menggunakan APD dan APK sesuai dengan standar K3 L
4) Memeriksa dan memelihara perlengkapan APD dan APK sesuai
dengan SOP.
BAB II
MELAKUKAN IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RESIKO DI LOKASI KERJA
Kaitannya dengan bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi
adalah mengidentifikasi kondisi dan situasi daerah yang menjadi area kerja,yang
mana hal-hal yang mungkin dapat menimbulkan bahaya dan atau resiko
kecelakaan diamati dan dicatat sebagai bahan evaluasi untuk dicarikan solusinya
sehingga dapat diminilisasi kemungkinan-kemungkinan diatas.
3. Resiko bahaya
Beberapa pengertian tentang resiko , diantaranya:
Resiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the possibility of loss)
Posibillity berarti probabilitas sesuatu peristiwa berada antara nol dan satu
Resiko adalaj ketidakpastian (risk is uncertainty). Resiko berhubungan dengan
ketidakpastian (uncertainty)
Resiko adalah sebagai derajat penyimpangan sesuati posisi sentral dan
disekitar titik rata-rata
b) Tipe-tipe bahaya
b. Moral Hazard
Adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang bersangkutan dan
berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta kebiasaannya
yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril atau suatu
kerugian. Adanya kerugian ini karena sikap mental dari orang yang
bersangkutan misal karena lalai dimana ada unsur kesengajaan. Dengan
demikian ia berharap sebenarnya supaya timbul kerugian, sebab jika
kerugian terjadi ia tidak berusaha mencegah atau meringankannya bahkan
berbuat sebaliknya dengan harapan agar kerugian itu lebih besar. Ada
karakteristik moral seseorang pada suatu obyek tertentu malah
memperbesar kemungkinan terjadinya suatu perilatau memperbesar
terjadinya suatu kerugian.
c. Morale Hazard
Pada dasarnya setiap orang tidak menginginkan terjadi suatu kerugian,
akan tetapi karena merasa telah memperoleh jaminan baik atas diri
maupun harta miliknya, maka seringkali menimbulkan kecerobohan atau
kurang hati-hati. Keadaan yang demikian itu dapat memperbesar
kemungkinan terjadi peril/bencana/musibah ataupun memperbesar
terjadinya suatu kerugian. Contoh dari morale hazard ini adalah sebagai
berikut :
d. Legal Hazard
Seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-undangan
yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan atau kurang
diperhatkian. Sehingga keadaan yang demikian ini dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya suatu peril atau memperbesar terjadinya
kerugian. Contoh dari legal hazard ini adalah sebagai berikut :
b. Pengendalian Administratif
Pengendalian admanistratif tidak menghilangkan bahaya secara langsung,
tetapi dugunakan untuk membatasi waktu kontak antara pekerja dengan
Judul Modul Menerapkan Prosedur SMK3L Terkait Dengan
Halaman 14 dari 53
Pekerjaan Juru Ukur
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kategori Konstruksi
BAB III
MENYIAPKAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN K3L
1. Peralatan K3L
A. Jenis Alat Pelindung Diri (APD)
a) Jenis Alat pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) adalah alat pengaman diri yang digunakan dalam
bekerja pada pekerjaan konstruksi , agar kita terhindar dari kecelakaan kerja ,
maupun penyakit akibat kerja.
Jenis-jenis APD yang umum digunakan, diantaranya :
1) Helm penutup kepala : merupakan alat pelindung kepala dari : jatuh dari
ketinggian ; terkena benda benda jatuhan ; terbentur saat menaiki
tangga dll . Helm yang digunakan harus helm standar baik nasional
maupun internasional .
8) Pakaian yang dikenakan juga harus dipilih yang kira-kira tidak terlalu
ketat juga tidak terlalu longgar. Pakaian yang terlalu ketat akan
menyulitkan pada saat memanjat, sedangkan pakaian yang terlalu
longgar dapat tersangkut pada bagian-bagian tertentu sehingga bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
9) Disamping alat alat pengaman diri seperti tersebut diatas , masih ada
beberapa lagi alat alat pelindung diri yang lain seperti : kartu pengenal
(name tag) , senter , tas pinggang dll.
Topi Pengaman yang digunakan untuk hal lain yang bersifat umum dan
pengaman dari tegangan listrik yang terbatas. juga tahan terhadap
tegangan listrik tinggi. Bilamana tanpa perlindungan terhadap tenaga
listrik, biasanya terbuat dari logam yang digunakan untuk pemadam
kebakaran.
Fungsi Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda
tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar
oleh radiasi panas, api,percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro
organisme) dan suhu yang ekstrim
Pada industri ringan/ tempat kerja biasa cukup dengan sepatu yang baik,
Sepatu pelindung (safety shoes) Dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik
atau plastik, Untuk mencegah tergelincir.
Dipakai sol anti slip, Untuk mencegah tusukan, Dipakai sol dari logam,
Terhadap bahaya listrik, Sepatu seluruhnya harus di jahit atau direkat tak
boleh memakai paku.
Fungsi Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa
atauberbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam,
terkena cairanpanas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim,
terkena bahan kimiaberbahaya dan jasad renik, tergelincir.
f) Pakaian pelindung
Fungsi Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang
ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan
kimia, cairan dan logampanas, uap panas, benturan (i mpact) dengan
mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme
patogen dari manusia, binatang,tumbuhan dan lingkungan seperti
virus, bakteri dan jamur.
Perlengkapan P3K
10 barang yang harus ada berikut ini, menurut dr. Swee Yong Peng, instruktur P3K
dan dokter di IAG Health Sciences Singapura:
c. Pelaksanaan memilih dan memilah kotak P3K sesuai dengan prosedur K3.
Cara memilih dan memilah isi kotak P3K harus sesuai standard isi kotak
P3K. Peraturan yang mengatur isi kotak P3K adalah peraturan Menteri
Tenaga kerja No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di tempat kerja. Ada tiga jenis kotak P3K yang standard
menurut peraturan tersebut yaitu kotak P3K type A, Kotak P3K type B dan
Kotak P3K type C.
KAWASAN WAJIB
APD
Dilarang Merokok
Jangan Dioperasikan
Dilarang Masuk
Harus menggunakan
sarung tangan yang
sesuai
Menandakan daerah
yang bising, pekerja
harus menggunakan
earplug / earmuff untuk
mencegah suara yang
mengakibatkan
berkurangnya
pendengaran
Pelindung pernapasan
masker harus dikenakan
Menunjukkan adanya
material korosif yang
disimpan atau digunakan
a. APD dan APK harus disimpan ditempat khusus sehingga terbebas dari
debu, kotoran, gas beracun, dan gigitan serangga/binatang
b. Tempat penyimpanan memiliki ventilasi udara yang cukup sehingga
kondisinya cukup kering dan tidak lembab.
c. Sinar matahari tidak langsung mengenai peralatan tersebut
d. Mudah diambil pada saat dibutuhkan
Sedangkan untuk persyaratan untuk tempat penyimpanan perlengkapan P3K,
diantaranya:
a. Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang
jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila digunakan;
b. Disesuaikan dengan jumlah pekerja, jenis dan jumlah kotak P3K
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini;
c. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih
masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah
pekerja;
d. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat,
maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja.
BAB IV
MENGGUNAKAN APD DAN APK SESUAI DENGAN STANDAR K3L
Tujuan dari pemeriksaan kelaikan APD dan APK adalah untuk memastikan kondisi
APD dan APK dapat berfungsi dengan baik dan sesuai peruntukannya.
Cara memeriksa kelaikan APD dan APK
a. Periksa kondisi fisik setiap APD dan APK yang akan di pakai dalam pekerjaan
pengukuran
b. Periksa kelaikan-pakainya, terutama menyangkut standar untuk keselamatan
kerja yang sesuai dengan SNI, atau standar K3 lainnya
APD dan APK akan berfungsi dengan sempurna apabila dipakai secara baik dan
benar, maka pemakain APD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Sediakanlah Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) yang
sudah teruji dan telah memiliki SNI atau standar Internasional lainnya yang
diakui.
b. Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun
pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu singkat.
c. Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar.
d. Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidak nyamanan
dalam memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk menolak
memakainya
e. Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalau memang
terasa tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan atau pemberi perintah
yang mewajibkan pemakaian alat tersebut.
Prosedur dalam menggunakan APD dan APK yang diperlukan sesuai dengan
prosedur K3
a. Penggunaan APD dan APK digunakan secara cemat pada lingkungan kerja
wajib memakai APD dan APK.
b. Lakukan pencegahan pada pekerja dan penyetopan pekerjaan bilamana
pekerja tersebut tidak menggunakan APD dan APK di lingkungan kerja.
c. APD dan APK yang digunakan dan diperlukan memenuhi persyaratan
undang-undang dan standard SNI
d. Gunakanlah APD dan APK sesuai prosedur berdasarkan produknya.
Beberapa alasan akan rendahnya kesadaran para pekerja akan penggunaan APD,
yaitu:
1. Ketidak nyamanan dalam penggunaan APD selama bekerja. Ini merupakan
alasan yang paling banyak dikemukakan oleh para pekerja. Ketidak nyamanan
disini diantaranya adalah panas, berat, berkeringat atau lembab, sakit, pusing,
sesak dan sebagainya.
Tujuan merawat APD dan APK adalah untuk menjaga peralatan tersebut tetap
dalam kondisi baik, laik pakai dan siap pakai.
Cara merawat Alat Pelindung Diri (APD)
meletakkan APD pada tempatnya setelah selesai digunakan,
melakukan pembersihan secara berkala,
memeriksa APD sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan atau
tidak layak pakai,
memastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak sesuai
maka perlu diganti dengan yang baru.
dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak
dibenarkan untuk dipergunakan
Secara spesifik cara merawat peralatan APD dapat dilihat pada tabel
dibawah ini sebagai berikut:
No Nama/Jensi Fungsi Cara Cara
APD Pembersihan Penyimpanan
terkena sabun
asam / basa
Pencucian bisa
menggunakan
air sabun
hernia. menggunakan
pemutih
permukaannya, filternya
tetapi tidak
boleh
disemprotkan
langsung.
Jangan dicuci
dengan air.
tambahkan
sabun lunak
keringkan pada
udara
kamar
langsung
tajam. Pengeringan
dapat
dilakukan pada
suhu
kamar maupun
sinar
matahari.
Penggunaan
pengering
disesuaikan
dengan
kemampuan
masing –
masing sarung
tangan
terhadap
panas.
Pencucian bisa
dilakukan
seminggu
sekali tanpa
menggunakan
detergent
basah maupun
air
benda kecil
lain
C. Sikap Kerja dalam menggunakan APD dan APK sesuai dengan standar
K3L
1. Cermat
2. Teliti
3. Disiplin
4. Tanggung jawab
BAB V
MEMERIKSA DAN MEMELIHARA PERLENGKAPAN APD DAN APK SESUAI
DENGAN SOP
Tujuan memeriksa kelengkapan APD dan APK setelah digunakan adalah untuk
meyakinkan bahwa APD dan APK setelah digunakan kondisinya tetap seperti sebelum
digunakan baik dari segi kecukupan maupun kelaikannya.
Pemeriksaan terhadap kelengkapan APD dan APK setelah digunakan meliputi:
Jumlah APD dan APK yang dipakai
Jenis APD dan APK
Ada tidaknya APD dan APK yang rusak
Hasil pemeriksaan terhadap APD dan APK setelah digunakan dicatat secara cermat
dalam suatu format yang telah ditetapkan sehingga menjadi bahan evaluasi dan
laporan.
3. Mencatat hasil pemeriksaan APD dan APK untuk dilaporkan kepada atasan
terkait
4. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan pekerjaan
pengukuran dalam hal lingkungan
C. Sikap Kerja dalam memeriksa dan memelihara perlengkapan APD dan
APK sesuai dengan SOP
1. Cermat
2. Teliti
3. Disiplin
4. Tanggung jawab
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 dan peraturan lainnya terkait dengan
keselamatan kerja
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993, tentang: Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
4. PERMENAKER No. PER 05/MEN/1996, tentang: Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
B. Buku Referensi
Judul : SMK3
Pengarang : Rudi Suardi
Penerbit : PPM
Tahun terbit : 2005
C. Referensi Lainnya
A. Daftar Peralatan/Mesin
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan
1. Alat Pelindung Diri
2. Alat Pengaman Kerja
B. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
1. Bahan-bahan P3K
2. Rambu-rambu operasi dan K3