Anda di halaman 1dari 4

1.

Latar Belakang

Upaya penanggulangan balita gizi buruk maupun gizi kurang telah

dilakukan mulai tahun 1998 dengan melakukannya upaya penemuan kasus,

rujukan dan pemulihan di sarana kesehatan secara gratis. Selain itu dilakukan

upaya lain berupa pemberian makanan tambahan (PMT) dan upaya lainnya

yang bersifat pemulihan. Semua upaya tersebut belum mampu menekan kejadian

kasus gizi buruk/kurang dan mengembalikan status gizi yang baik pada masyarakat

(Iskandar, 2017).

Bahan makanan yang sangat mudah didapatkan dan terjangkau oleh seluruh

lapisan masyarakat serta memiliki kandungan gizi tinggi adalah labu kuning (Cucurbita

moschata). Gizi yang terkandung didalam labu kuning sangat beragam seperti vitamin

A, vitamin B1 dan Vitamin C serta protein dan karbohidrat. Terkandung1.569 μg β-

karoten yang merupakan pro vitamin A pada setiap 100 gram labu kuning (Prabasini

dan Ishartani, 2013).

Permasalahan kekurangan gizi pada balita saat ini masih menjadi hal yang cukup

mendapatkan banyak perhatian karena dapat merugikan tidak saja bagi anakanak

tersebut tapi juga bagi negara. Dampak akibat kekurangan gizi pada balita jika tidak

segera ditangani dapat bertahan sampai dewasa dan tidak dapat diperbaiki kembali

sehingga menjadi beban bagi suatu negara (Irawan,2019).

Kekurangan gizi pada balita bukan hanya dikarenakan kandungan gizi dalam

makanan yang kurang, akan tetapi juga disebabkan penyakit infeksi sehingga

mempengaruhi daya tahan dan asupan makan pada balita. Kurang gizi dapat

ditunjukkan dengan adanya penurunan berat badan yang terjadi dalam waktu dekat dan

parah, dapat disebabkan karena tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan dan/atau
menderita penyakit menular, seperti diare, yang menyebabkan mereka kehilangan berat

badan ( Irwan and Nur Ayini, 2020).

Berdasarkan hasil SSGI prevalensi stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur pada tahun 2019 sebesar 23,9 % naik pada tahun 2020 menjadi 24,4 % dan

tahun 2022 melonjak 30.1 %, dan menjadi daerah yang tertinggi angka staunting di

Sulawesi Utara. sedangkan data e-PPGBM Agustus 2022 sebanyak 385 (6.20 %)

jumlah kasus anak stunting yang tersebar di 7 kecamatan dengan 81 desa, khusus untuk

Kecamatan Modayag Barat ada 62 anak Stunting. Kebijakan pemerintah Daerah telah

mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Bolaang Mongondow Timur No 116 Tahun

2022 telah menetapkan 26 lokus desa stunting. Sementara untuk wilayah Kecamatan

Modayag barat.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang melaksanakan berbagai hal dalam perbaikan

permasalahan gizi salah satunya stunting. Salah satu target dalam Sustainable

Development Goals (SDGs) sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu

mengatasi kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai

ketahanan pangan. Dalam rangka mewujudkan target SDGs, pemerintah menjadikan

stunting sebagai salah satu program prioritas (Safrina dan Silvia,2022). Berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, salah satu

upaya yang dilakukan yaitu menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan

Tambahan (PMT) untuk balita (Pusdatin Kemenkes RI,2018).

Penelitian yang dilaksanakan oleh Rini di Kota Semarang mengenai perubahan

status gizi balita gizi buruk setelah pemberian makanan tambahan pemulihan selama 3

bulan menunjukkan hasil bahwa ada perbedaan pada perubahan status gizi balita

sebelum dan sesudah PMT Pemulihan menurut indeks antropometri BB/U ( Pangestuti
dan Rahfiludin,2017). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Safrina dan Enda

mengenai hubungan antara PMT dengan risiko kejadian stunting pada balita diperoleh

hasil uji statistik menunjukkan ada perubahan status gizi (TB/U) pada balita sebelum

dan sesudah mendapatkan PMT diperoleh nilai p-value = 0,00, diketahui juga bahwa

terdapat perbedaan rata-rata status gizi (TB/U) balita sebelum dan sesudah PMT

(Safrina dan Silvia,2022).

Penelitian Arum dan Trias di tahun 2020 menunjukkan hasil yang berbeda yaitu

berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna

pada status gizi balita indeks BB/TB setelah PMT Pemulihan dan saat penelitian yang

ditunjukkan dengan nilai p=0.430 (p>0,05). Data tersebut diperoleh setelah pemberian

PMT pemulihan selama 5 bulan selesai, penurunan persentase balita dengan status gizi

normal dari 68,4% menjadi 63,2% dan ditemukan balita dengan status gizi sangat kurus

sebesar 2,6%.

Berdasarkan uraian di atas, menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian

dengan judul “efektivitas pemberian PMT modif berbasis kearifan lokal terhadap

peningkatan status gizi balita gizi kurang di wilayah kerja puskesmas modayag barat”.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana Efektivitas Pemberian PMT Modif Berbasis Kearifan Lokal Terhadap

Peningkatan Status Gizi Balita Gizi Kurang Di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag

Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ?

3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Efektivitas Pemberian PMT Modif Berbasis Kearifan Lokal

Terhadap Peningkatan Status Gizi Balita Gizi Kurang Di Wilayah Kerja Puskesmas

Modayag Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.


b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui status gizi anak balita sebelum dan sesudah mendapatkan PMT

berupa snack bar Tepung Ikan Tuna dimodifkasi dengan tepung labu kuning

2. Mengetahui pengaruh pemberian makananan tambahan (PMT) berupa snack

bar Tepung Ikan Tuna dimodifkasi dengan tepung labu kuning

4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi peneliti sendiri dalam memahami kaitan serta gambaran efektivitas

program pemberian makanan tambahan pada anak balita gizi kurang

b. Bagi Instansi atau Puskesmas

Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai efektivitas program PMT

pada anak balita gizi kurang dan dapat menjadi bahan acuan perencanaan untuk

pembinaan kesehatan sebagai upaya untuk mengatasi gizi kurang pada anak

balita

c. Bagi Institusi

Sebagai referensi keilmuan mengenai gizi, khususnya gambaran program PMT

pada pada anak balita gizi kurang dan serta meningkatkan pengetahuan dan

wawasan bagi mahasiswa, pembaca pada umumnya dan bagi peneliti

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai