Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH LATIHAN SPRINT JARAK PENDEK DAN LATIHAN

VERTICAL JUMP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA


LOMPAT JAUH SISWA SMP NEGERI 2 TALISAYAN TAHUN
PELAJARAN 2021/2022

OLEH:

AHMAD HADI SANTOSO


NPM :18112001302479

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
KALIMANTAN TIMUR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
TAHUN 2022
PENGARUH LATIHAN SPRINT JARAK PENDEK DAN LATIHAN
VERTICAL JUMP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA
LOMPAT JAUH SISWA SMP NEGERI 2 TALISAYAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

OLEH :
AHMAD HADI SANTOSO
NPM:1811201302479

Diajukan sebagai persyaratan dalam penulisan skripsi


pada program studi Pendidikan kepelatihan olahraga
Fakultas Ilmu Pendidikan

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2022

i
HALAMAN PENGUJIAN

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan lulus pada :

Hari : Jum’at
Tanggal : 17 Juni 2022
PENGUJI TANDA TANGAN

1. H. Abdul Mutalib, M. Pd

2. Dr.Sukiman, SH, M.Si

3. Sutrisno, M.Pd

Mengetahui,
Panitia Ujian Skripsi

HALAMAN PENGESAHAN

ii
Judul Skripsi :Pengaruh Latihan Sprint Jarak Pendek Dan Latihan Vertica

l Jump Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Pada Lompat ja

uh Siswa SMP Negeri 2 Talisayan Tahun Ajaran 2021/2022

Nama Mahasiswa :AHMAD HADI SANTOSO

NPM :18112001302479

Program Studi :Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas :Ilmu Pendidikan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

H.Abdul Mutalib, M.Pd Dr.Sukiman,SH, M.Si


NIDK. 8886 8200 16 NIDK. 8859 4000 16

Mengetahui,
Dekan

Dr. Tejo Suparno, M.Pd


NIDK : 8886820016

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul: “(Pengaruh Latihan Sprint Jarak Pendek Dan Latihan V
ertical Jump Terhadap Kekuatan Otot Tungkai Pada Lompat jauh Siswa Smp

iii
Negeri 2 Talisayan Tahun Ajaran 2021/2022)” Skripsi ini ditulis oleh AHMAD
HADI SANTOSO ,NPM 18112001302479, Penulisan ini dibimbing oleh Bapak
H. Abdul Mutalib. M.Pd Sebagai Pembimbing I dan, Bapak Dr. H. Sukiman.
S.Pd. M.Si Sebagai pembimbing II, Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Kaltim.
Kata kunci: Daya ledak otot tungkai pada lompat jauh, Sprint jarak pendek, &
Vertical Jump
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh antara
hasil tolak peluru antara mereka yang melakukan latihan Sprint dan latihan
vertical jump. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 2 Talisayan.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan 15 sampel yang diberi latihan sprint,
diperoleh thitung =8,587 dan dengan dk =(n-1)=14 dan ɑ = 0,05 diperoleh t tabel =
2,145. Sedangkan latihan vertical jump diperoleh thitung =8,754 dan dengan
menggunakan dk=(n-1)=14 dan ɑ=0,05 dan diperoleh ttabel = 2,145. Sehingga
diperoleh thitung > ttabel, yang artinya ada pengaruh daya ledak otot tungkai pada
lompat jauh antara latihan sprint jarak pendek dan latihan vertical jump pada
siswa-siswi di SMP Negeri 2 Talisayan.
Dari hasil perhitungan statistik pengaruh antara latihan sprint jarak pendek
dan latihan vertical jump terhadap daya ledak otot tungkai pada lompat jauh dapat
dilihat bahwa diperoleh thitung =10,778 dan dengan menggunakan dk=(n-1)=29 dan
ɑ=0,05 dan diperoleh ttabel =2,045, maka Ha diterima artinya signifikan. Hal ini
dibuktikan melalui uji t, dimana thitung lebih besar dari ttabel atau 10,778>2,045, yang
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan sprint jarak pendek dan
latihan vertical jump terhadap hasil tolak peluru pada siswa-siswi di SMP Negeri
2 Talisayan tahun pelajaran 2021/2022.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa karena dengan petunjuknya proposal dengan judul Pengaruh Latihan Sprint Jarak

Pendek Dan Latihan Vertical Jump Terhadap Kekuatan Otot Tungkai Pada Siswa

SMP Negeri 2 Talisayan Tahun Ajaran 2021/2022 dapat penulis selesaikan.

Segala kelemahan dan kekurangan dalam penulisan proposal ini sangat disadari

oleh penulis, namun atas bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak

dapatlah terpenuhi segala kelengkapan dan penulisannya. Oleh sebab itu dalam

kesempatan ini patutlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu

menyelesaikan proposal ini, yaitu:

1. Bapak Dr. H. Suriansyah, M.Pd Rektor IKIP PGRI Kalimantan Timur yang

telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

studi di IKIP PGRI Kalimantan Timur.

2. Bapak Dr. Tejo Suparno, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI

Kalimantan Timur yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menyelesaikan studi di IKIP PGRI Kalimantan Timur.

3. Bapak H.Abdul Mutalib M.Pd Ketua Program Studi Program Studi

Pendidikan Kepelatihan Olahraga IKIP PGRI Kalimantan Timur yang telah

berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi

di IKIP PGRI Kalimantan Timur.

v
4. Bapak H.Abdul Mutalib M.Pd pembimbing I dan Bapak Dr. Sukiman, S.Pd.,

M.Si pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta saran-saran yang

sangat membantu dalam penyempurnaan/penyelesaian proposal ini.

5. Para Dosen IKIP PGRI Kalimantan Timur, yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan studi.

Akhirnya penulis ucapkan semoga amal baik yang telah diberikan kepada

penulis mendapatkan imbalan pahala disisi-Nya.

6. Bapak dan Ibu saya serta dukungan keluarga yang selalu mendoakan dan

mengiringi perjuangan saya dalam menempuh Pendidikan.

7. SMP Negeri 2 Talisayan yang telah memberikan saya tempat dan waktu untuk

penelitian.

8. Dan kepada teman teman saya Amat sugianto,Gilang,Elis,Fazira,Helaq,Boby

yang pastinya memberikan semangat yang luar biasa dan juga membagikan

pengalaman serta ilmu dan skill yang luar biasa.

Akhirnya penulis ucapakan semoga amal baik yang telah diberikan kepada

penulis mendapatkan imbalan pahala disisi-nya.

Samarinda, .......................... 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………..…. i
HALAMAN PENGUJIAN.…………………………………………………………………………..….i

i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................iii
ABSTRAK.......................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xi
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................3
D. Kegunaan Penelitian...............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................5
DASAR TEORI............................................................................................................5
A. Kajian Teori..............................................................................................................5
1. Pengertian latihan...................................................................................................5
2. Pengertian Senam dan Macam-Macam Bentuk Senam..........................................6
3. Latar Belakang Senam...........................................................................................7
4. Defenisi Kesegaran Senam.....................................................................................8
B. Definisi Konsepsional..............................................................................................12
C. Hipotesis penelitian.................................................................................................14
BAB III.......................................................................................................................16
METODE PENELITIAN...........................................................................................16
A. Metode Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................................16
B. Definisi Operasional.............................................................................................17
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................................18
D. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................20
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................29

vii
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.....................................................35
BAB IV............................................................................................................................37
HASIL PENELITIAN...................................................................................................37
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian...................................................................37
B. Data Hasil Penelitian............................................................................................43
C. Analisis Data........................................................................................................49
D. Pembahasan..........................................................................................................53
BAB V.............................................................................................................................54
PENUTUP.......................................................................................................................54
A. Simpulan..............................................................................................................54
B. Saran-saran...........................................................................................................54
Daftar Pustaka..................................................................................................................56
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................................57

viii
Daftar Tabel

Tabel 1. Jadwal Program Latihan Tes Senam Kesegaran Jamani..........................31


Tabel 2 Jadwal Latihan lari 60 Meter....................................................................31
Tabel 3 menu Program latihan 60 meter................................................................33
Tabel 4 program latihan eksperimen kelompok A dan B......................................33
Tabel 5 Jadwal Latihan Gantung Angkat Tubuh...................................................34
Tabel 6 Menu Program latihan gantung Angkat Tubuh........................................35
Tabel 7 Program Latihan kelompok A dan B........................................................44
Tabel 8 Jadwal Latihan Baring Duduk..................................................................46
Tabel 9 Menu Program latihan baring Duduk.......................................................48
Tabel 10 Program Latihan Eksperimen Kelompok A dan B.................................49
Tabel 11 Jadwal latihan Loncat Tegak..................................................................50
Tabel 12 Menu Program latihan Loncat Tegak.....................................................51
Tabel 13 Program latihan Eksperimen kelompok A dan B...................................53
Tabel 14 Jadwal Latihan Lari 1000 s/d 1200 meter...............................................55
Tabel 15 Menu Program latihan lari 1000 s/d 1200 meter....................................58

ix
Daftar Gambar

Gambar 1 Lompat Jauh..........................................................................................18


Gambar 2 Sprint Jarak Pendek...............................................................................20
Gambar 3 Vertical Jump........................................................................................21

x
Daftar Lampiran
Dokumentasi Foto......................................................................................................

Riwayat Hidup...........................................................................................................

Berita Acara Bimbingan I dan II................................................................................

Berita Acara Ujian Skripsi.........................................................................................

Surat Keterangan Penelitian.......................................................................................

Tabel Uji T.................................................................................................................

Surat Pernyataan Bermatrai.......................................................................................

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan setiap individu.

Nilai-nilai pendidikan dapat diperoleh dan dikembangkan pada berbagai aspek

kehidupan, salah satunya pada kegiatan olahraga. Kegiatan olahraga

merupakan aktivitas yang menjadi kebutuhan setiap individu untuk hidup

sehat dan produktif. Kegiatan olahraga sebagai bagian untuk mengembangkan

pendidikan dilaksanakan pada tingkat sekolah melalui pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan olahraga pendidikan yang dilaksanakan

berdasarkan kurikulum pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 3 Tahun 2005 tentang system keolahragaan Nasional Pasal 1 Ayat 13

menyatakan, bahwa “Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan

olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,

kesehatan, dan kebugaran jasmani”. Berarti, olahraga pendidikan merupakan

pendidikan jasmani yang diterapkan ditingkat sekolah sesuai kurikulum yang

bertujuan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran peserta didik.

Olahraga Atletik berasal dari kata yunani yaitu Atlon, Atlun yang berarti

pertandingan atau perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedia Indonesia

berarti pertandingan dan Olahraga pada atletik. Atletik yaitu suatu Cabang

olahraga mempertandingkan Lari, Lompat, Jalan, dan Lempar. Olahraga

1
2

Atletik mula-mula dipopulerkan oleh bangsa Yunani pada abad ke-6 yang

terkenal sekarang lain dari pada yang dilakukan oleh bangsa Yunani dulu,

tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu Berjalan, lari, lompat, dan

lempar. Karena mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai ibu

dari segala cabang olahraga, mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari.

Pada zaman Primitif sangat penting artinya untuk mencari nafkah dan

mempertahankan hidup, mereka hidup dengan berburu binatang liar,

diperlukan ketangkasan, kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada

zaman itu adalah yang kuat, yang berkuasa sehingga untuk tetap dapat hidup

dan mempertahankan diri mereka harus berlatih jasmani. Pada zaman Yunani

dan Romawi kuno telah teerlihat arah latihan jasmani.

Istilah atletik ini juga dapat dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain

dalam bahasa Inggris Athletic, dalam bahasa Prancis Ateletique, dalam bahasa

Belanda Atletiek, dalam bahasa Jerman Athletik.

Di Indonesia atletik dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga

setengah abad telah menjajah negeri ini. Namun demikian atletik tidak dikenal

secara luas, yang mendapat kesempatan melakukan latihan-latihan atletik

hanyalah sekolah-sekolah dan kemiliteran saja, itupun hanya sekedar untuk

melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani saja. Organisasi atletik pertama

kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda adalah Nederlands Indisehe

Atletiek Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa Indonesia berarti:

Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1917. Pada

tanggal 3 September 1950 berkumbullah tokoh-tokoh atletik dari perhimpunan


3

atletik beberapa daerah di Indonesia di kota Semarang untuk membentuk

Induk organisasi atletik bagi seluruh wilayah Indonesia. Lahirlah kemudian

organisasi atletik yang diberi nama “PersatuanAtletik Seluruh Indonesia”

disingkat PASI. Kemudian sederetan atlet dari berbagai cabang at letik mulai

bermunculan seiring dengan bertambahnya event-event kejuaraan atletik baik

nasional maupun internasional.

Dalam proses penyampaian materi atletik yang di sajikan dengan cara atau

pola-pola permainan merupakan pendekatan yang memungkinakan lebih

efektif, seperti halnya anak-anak di bawa ke alam kondisinya yang senang

dengan bermain dan berlomba, yang menjadi tanggung jawab dalam hal ini

tentunya siapa pun yang akan menjadi penyampai informasi materi ini, seperti

tugas dan perannya seorang tenaga pendidik atau tenaga pelatih secara formal.

Olahraga atletik merupakan dasar dari kebanyakan jenis olahraga lain

karena di dalam atletik terdapat aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-

gerakan alamiah seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Beberapa

unsur gerak tersebut merupakan bagian dari nomor-nomor dalam atletik

sebagai olahraga yang di perlombakan atau hanya sebagai olahraga umum

yang bisa dilakukan oleh individu atau kelompok. Atletik adalah induk dari

semua cabang olahraga yang berisikan latihan fisik yhang lengkap,

menyeluruh, dan mampu memberikan kepuasan kepada manusia atau

terpenuhinya dorongan nalurinya untuk bergerak, namun tetap mematuhi

suatu disiplin dan aturan main. Cabang olahraga lompat jauh sebagai bagian

dari atletik, membutuhkan suatu awalan yang dipengaruhi oleh kecepatan dan
4

tolakan (power tungkai) yang maksimal untuk dapat menghasilkan jarak

lompatan yang maksimal. Agar pembinaan dapat mencapai tujuan yang

diinginkan, maka perlu diketahui beberapa faktor yang ikut berpengaruh dan

menentukan keberhasilan seorang atlet khususnya dalam cabang olahraga

atletik. Untuk meningkatkan prestasi olahraga dibutuhkan latihan yang

intensif dan terprogram dengan baik. Latihan intensif yang dimaksud adalah

latihan dengan beban kerja yang meningkat. Adapun latihan yang terprogram

adalah latihan yang memiliki program tujuan jelas, materinya sesuai dengan

karakteristik nomor olahraga yang dibina. Lari jarak pendek (sprint) bertujuan

untuk memaksimalkan kecepatan yang dihasilkan akibat dari lecutan anggota

gerak badan ke depan guna mencapai jarak tertentu dengan waktu sesingkat-

singkatnya (Nurhayati, 2018). Sejarah lompat jauh berawal sejak sekitar 13

abad yang lalu. Olahraga ini sudah ada sejak tahun 708 Masehi ketika ada

Olimpiade Kuno di Yunani. Lompat jauh merupakan satu-satunya kejuaraan

lompat yang dilombakan dalam Olimpiade Kuno. Semua lomba yang

diadakan pada Olimpiade Kuno dimaksudkan sebagai latihan militer perang.

Munculnya olahraga lompat jauh dipercaya untuk melatih ketangkasan para

prajurit perang dalam menerobos rintangan yang ada, seperti jurang atau parit.

Pada waktu itu, para pelompat diwajibkan berlari dengan membawa sebuah

beban dikedua tangan yang dikenal dengan sebutan halteres dengan berat 1

sampai 4,5 kg.

Olahraga lompat jauh pernah dilakukan oleh pelompat dari Sparta dengan

rekor lompatan sejauh 7,05 meter. Di dunia modern sendiri lompat jauh sudah
5

menjadi bagian kompetisi Olimpiade sejak pertama kali munculnya

perlombaan ini tahun 1896. Akhirnya di 1914, Dr. Harry Eaton Stewart

merekomendasikan dibuatnya running broad jump yang distandarkan bagi

atlet perempuan sehingga mereka juga bisa mengadakan kompetisi lompat

jauh. Rekomendasi ini dipertimbangkan dan diterapkan sehingga atlet

perempuan mampu mengikuti kompetisi lompat jauh pada level Olimpiade.

Meskipun olahraga ini adalah bagian dari permainan Olimpiade Kuno, baru

pada tahun 1896 yaitu pada Olimpiade modern pertama lompat jauh

dilombakan secara resmi dan untuk wanita baru dimulai pada tahun 1948.

Lompat jauh merupakan cabang pembelajaran atletik yang pada umumnya

pembelajaran olahraga cabang atletik yang kurang diminati oleh siswa. Hal ini

terlihat dari kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik.

Kurangnya antusias siswa di sebabkan oleh beberapa faktor, salah satu

diantaranya adalah tidak tersedianya tempat untuk melakukan lompat jauh dan

takut ketika siswa melakukannya, faktor lainnya adalah penyajian materi yang

kurang variatif sehingga menyebabkan siswa malas dalam mengikutinya.

Gerakan lompat jauh, dalam pelaksanaannya, merupakan perpaduan antara

kecepatan, kekuatan, daya tahan, serta ketepatan. Tujuan utama lompat jauh

adalah mencatatkan jarak paling panjang antara balok tumpuan atau tolakan

dengan titik jatuh seorang pelompat di bak pasir.

Prestasi Yang pernah di dapat oleh Indonesia dalam nomor lompat jauh

pada SEA Games Kontingen atlet Indonesia dalam SEA Games 2019 Filipina

kembali menorehkan prestasi gemilang meraih medali emas.Kali ini


6

dicatatkan dari cabang olahraga (cabor) Athletics.Ia adalah Sapwaturrahman

Sanapiah Arsyad, yang menyabet medali emas di nomor Men Long Jump,

Tidak hanya menyumbang perolehan emas untuk Indonesia, Sapwaturrahman

juga memecahkan rekor SEA Games.Lompat jauhnya mencatatkan jarak

sejauh 8,03 meter di Athletic Stadium, New Clark City, Filipina.Berdasar

penelusuran Tribunnews, pria kelahiran Sumbawa, 13 Mei 1994 ini

memecahkan rekor yang ada sejak SEA Games 2007.

SMP Negeri 2 Talisayan merupakan sekolah Negeri yang terletak di Jl.

Raya Campursari, dari sekian banyak sekolah yang berada di samarinda,

pokok yang akan menjadi bahasan adalah mengenai latihan Atletik pada

nomor lompat jauh. Karena lompat jauh adalah olahraga atletik yang tidak

banyak diminati oleh siswa karena beberapa factor yang sudah di jelaskan di

atas. Maka dari itu peneliti ingin meneliti siswa di SMP Negeri 2 Talisayan

untuk mengetahui pengaruh Latihan Sprint jarak pendek dan Latihan vertical

jump terhadap kekuatan otot tungkai pada lompat jauh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas,maka yang menjadi

masalah pokok adalah :

1. Apakah ada pengaruh antara Latihan sprint jarak pendek terhadap

kekuatan daya ledak otot tungkai pada lompat jauh siswa SMP Negeri 2

Talisayan tahun pelajaran 2021/2022.


7

2. Apakah ada pengaruh Latihan vertical jump terhadap kekuatan daya ledak

otot tungkai pada lompat jauh siswa SMP Negeri 2 Talisayan tahun

pelajaran 2021/2022.

3. Apakah ada pengaruh Latihan sprint jarak pendek dan Latihan vertical

jump terhadap daya ledak otot tungkai pada lompat jauh siswa SMP

Negeri 2 Talisayan tahun pelajaran 2021/2022 .

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan tujuan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka

penelitian ini untuk mengetahui tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh hasil lompat jauh terhadap Latihan sprint

jarak pendek dalam cabor atletik nomor lompat jauh bagi siswa SMP

Negeri 2 Talisayan.

2. Untuk mengetahui pengaruh hasil lompat jauh terhadap latihan vertical

jump dalam cabor atletik nomor lompat jauh bagi siswa SMP Negeri 2

Talisayan.

3. Untuk mengetahui pengaruh hasil Latihan sprint jarak pendek dan Latihan

vertical jump terhadap daya ledak otot tungkai dalam cabor atletik nomor

lompat jauh bagi para siswa SMP Negeri 2 Talisayan.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian yang di kemukakan di atas dapat di simpulkan

kegunaan penelitian merupakan cara untuk menguji kemampuan seorang

calon intelektual agar bersikap jeli melihat permasalahan yang ada melalui
8

prinsip ilmiah. Dengan demikian kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi penulis

a. Sebagai syarat menyelesaikan tugas akhir yaitu penyusunan skripsi

b. Melatih penulis untuk membuat sebuah karya ilmiah dengan cara yang

sistematis dan metodologis sebagaimana yang pernah penulis terima

teori di bangku kuliah.

2. Bagi tempat penelitian

a. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi siswa dan guru tentang

pentingnya penerapan latihan yang baik dan teratur sebagai dasar

dalam melakukan kegiatan olahraga khususnya lompat jauh.

b. Sebagai bentuk pemikiran bagi dosen atau guru olahraga khususnya di

IKIP PGRI Kalimantan Timur dalam rangka pengaruh hasil lompat

jauh.

3. Bagi pembaca

a. Diharapkan dapat dimanfaatkan dan disempurnakan sebagai informa

ilmiah untuk pelatih olahraga atletik nomor lompat jauh, dan pembina

olahraga atletik nomor lompat jauh.

b. Sebagai bahan latihan sprint jarak pendek dan latihan vertical jump,

agar memberikan hubungan yang lebih baik terhadap perkembangan

ilmu olahraga khususnya olahraga atletik nomor lompat jauh.


BAB II
DASAR TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakekat atletik

Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber

antara lain bersumber dari bahasa Yunani, yaitu “athlon” yang mempunyai

pengertian berlomba atau bertanding. Misalnya ada istilah pentathlon atau

decathlon Istilah lain yang menggunakan atletik adalah athletics (bahasa

Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa Perancis) atau

athletik (bahasa Jerman). Istilahnya mirip sama, namun artinya berbeda

dengan arti atletik di Indonesia, yang berarti olahraga yang

memperlombakan nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan lempar.

Istilah lain yang mempunyai arti sama dengan istilah atletik di

Indonesia adalah “Leichtatletik” I(Jerman), “Athletismo” (Spanyol),

“Olahraga” (Malaysia), dan “Track and Field” (USA). berarti olahraga

yang memperlombakan nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan lempar.

Istilah lain yang mempunyai arti sama dengan istilah atletik di

Indonesia adalah “Leichtatletik” I(Jerman), “Athletismo” (Spanyol),

“Olahraga” (Malaysia), dan “Track and Field” (USA). Pada tahun 776 SM

bangsa Yunani menyelenggarakan pesta olahraga yang dinamakan

“Olympiade Kuno” (The Ancient Olympic Games). Tujuan utama pesta

olahraga ini adalah sebagai bentuk upacara pemujaan kepada dewa-dewa

9
10

mereka saat itu di suatu tempat yang khusus. Nomor-nomor yang

dipertandingkan dalam Olympiade kuno itu adalah lomba lari, pentathlon,

pankration, gulat, tinju dan pacuan kuda. Juara pentathlon (nomor lari cepat,

lompat jauh, lempar cakram, lempar lembing dan gulat) dinobatkan sebagai

juara olympiade. Kemampuan atletik yang merupakan dasar gerak dari

hampir setiap aktivitas olahraga (fisik/jasmani), seperti bagaimana orang

berjalan dengan gerakan-gerakan yang baik dan benar, bagaimana cara

berlari yang baik dan benar, bagaimana cara gerak lempar yang bisa

ditransfer ke dalam bentuk gerakan familiar secara baik dan benar, sehingga

menjadikan setiap gerakan itu menjadi lebih efisien dan efektif.

Atletik sendiri merupakan induk dari semua cabang olahraga yang cukup

popular di Indonesia maupun di dunia. Di Indonesia sendiri, cabang olahrag

a atletik juga telah di ajarkan bahkan sejak di bangku sekolah dasar. Cabang

olahraga atletik juga telah di lombakan mulai dari tingkat sekolah dasar hing

ga senior dan veteran.Kemampuan atletik hanya terdiri dari gerakan berjalan,

berlari, melompat, dan melempar merupakan aktifitas yang menjemukan ap

abila tidak pada dalam meramu bentuk-bentuk aktivitas yang menyenangka

n dan menggembirakan.

2. Lompat Jauh
Lompat jauh adalah nomor olahraga atletik lompat yang menuntut keteram

pilan lompatan sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titi

k tertentu ke titik lainnya dengan satu kali tolakan. Sedangkan menurut (Edd

y Purnomo, 2011:93) menyatakan “lompat jauh adalah nomor yang sederha


11

na dan paling sederhana dibandingkan nomor-nomor lapangan lainnya”. Hal

ini dikarenakan para siswa belum diberikan pembelajaran atau latihan lompa

t jauh siswa sudah dapat melakukan gerak dasar lompat jauh. Lompat jauh

merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Lompat ja

uh menurut Tatang Muhtar (2020 : 50) didefinisikan sebagai suatu bentuk g

erakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya membawa

titik berat badan selama mungkin diudara (melayang diudara) yang dilakuka

n dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk m

encapai jarak yang sejauh-jauhnya. Lompat jauh merupakan suatu gerakan

melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jau

hnya.

Menurut Syafruddin (2013) Kemampuan daya ledak berada di antara kek

uatan maksimal dan kecepatan gerakan yang cenderung bergerak lebih keara

h kecepatan gerakan atau kearah kekuatan maksimal menurut besar nya beb

an/hambatan.Dalam lompat jauh power sangat berperan penting dalam kema

mpuan lompatan karena dapat meningkatkan kemampuan otot tungkai yang

sangat dibutuhkan ,salah satunya tumpuan kaki terkuat pada saat melakukan

tolakan. Sehingga terdapat ada nya pengaruh dari hasil latihan kecepatan dar

i sprint jarak pendek dan latihan lompatan dari vertical jump untuk lompat ja

uh.

Wiarto dalam deswanti (2020:11)lompat jauh juga merupakan suatu ger

akan melompat mengangkat kaki ke atas dan kedepan bertujuan untuk mem

ebawa titik berat badan selama mungkin di udara.Sasaran dan tujuan lompat
12

jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak

pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan samp

ai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Ko

mponen-Komponen Teknik Lompat Jauh Menurut Tatang Muhtar (2020:58) T

eknik dalam melakukan lompat jauh terdiri dari lari awalan yang diikuti den

gan gerak lalu gerakan melayang atau sikap badan di udara dan sikap menda

rat. Kemudian ada teknik menggantung dan menendang merupakan pola ger

akan yang digunakan oleh siswa saat melayang setelah melompat. Masing-

masing teknik digunakan untuk menindak balas rotasi kedepan yang tidak di

inginkan pada saat take off. Jika teknik menggantung atau menendang tidak

dilakukan, kaki siswa akan menyentuh pasir lebih awal dan menghasilkan ja

rak yang lebih pendek. Teknik menggantung dan menendang membutuhkan

run-up yang kencang, posisi tubuh yang sama saat take off dan gerakan yan

g sama saat mendarat dipasir. Kebayakan atlet remaja akan mengalami kesul

itan melakukan teknik menendang, karena teknik ini membutuhkan kecepata

n dan lompatan yang memadai. Namun,untuk memperoleh suatu hasil yang

maksimal dan optimal dalam lompat jauh,selain siswa itu harus memiliki ke

kuatan,dayaledak,kecepatan,ketepatan,kelentukan,dan koordinasi gerakan ju

ga harus memahami dan menguasai Teknik untuk melakukan gerakan lompa

t jauh serta dapat melakukannya dengan cepat,tepat,luwes dan lancar (Tatan

g Muhtar, 2020 : 58). Langkah langkah pengajaran dalam lompat jauh denga

n 3 langkah yaitu:

a. Langkah I Pengantar Lompat jauh menggunakan pengantar dan aktivitas


13

pengantar yang sama, dan kedua nomor ini membutuhkan kemampuan sp

rint yang sangat baik dan kekuatan kaki yang eksplosif. Aktivitas untuk p

emula yaitu 3 dan 4 kali pengulangan dengan istirahat pendek diantarany

a.

b. Langkah lompat jauh dan run-up tahap dasar Saat take off, atlet melurusk

an kaki melompat sepenuhnya dan menekukkan kaki yang memimpin de

ngan paha diangkat sehingga horizontal, badan tegak lurus, pandangan ke

depan atas, dan tangan mengimbangi Gerakan kaki. Ketika atlet melayan

g, kaki yang memimpin diluruskan dan kaki melompat mengikuti dibelak

ang sehingga pelompat untuk sementara berada dalam posisi melangkah,

untuk mendarat kaki yang melompatdigerakkan kedepan dan kedua kaki

diluruskan. Tangan dan badan menggapai kedepan, dan kaki ditekukkan

pada lutut saat kontak dengan pasir.

c. Langkah-langkah teknik mendarat Setelah run-up yang kencang, atlet mel

akukan take off dengan kuat. Kaki yang memimpin yang ditekukkan saat

take off, diluruskan sehingga atlet menirukan posisi melakukan saat diud

ara, kaki yang memimpin diputar dan digerakkan kedepan untuk lurus, da

n kedua kaki ditekukkan dan digerakkan kedepan untuk mendarat. Tanga

n berputar searah jarum jam, mengimbangi gerakan kaki, ciri Gerakan m

engayuh sepeda pada kaki disebut tuck kick (tendangan menyentak).

Menurut Dikdik Zafar Sidik(2010:65-68) Pengertian Lompat Jauh:

a) Rangkaian lompat jauh terbagi dalam beberapa fase :Awalan, tolakan, me


14

layang dan mendarat.

b) Dalam fase awalan (approach), pelompat melakukan akselerasi dengan kec

epatan maksimal yang dapat dikontrol.

c) Dalam fase tolakan (take off), lompatan menghasilkan kecepatan vertical d

an meminimalisasi hilangnya kecepatan horizontal.

d) Dalam fase melayang, pelompat melakukan persiapan untuk mendarat.Ti

ga teknik melayang dapat digunakan: teknik sailing, hang, dan hitchkick/wa

lking in the air

e) Dalam fase mendarat,pelompat memaksimalkan jarak potensipada jalur m

elayang dan meminimalisasikan hilangnya jarak saat menyentuh dalam p

endaratan.

1) Fase Awalan Tujuan : untuk mengetahui kecepatan maksimal yang te

rkontrol:

a) Panjang awalan bervariasi antara 10 langkah (untuk pemula)sampai

20 langkah (untuk atlet kelas atas)

b) Teknik lari sama dengan teknik sprinter.

c) Kecepatan awalan meningkat secara terus-menerus sampai papan to

lakan.

2) Fase Bertolak Tujuan : Guna memaksimalkan kecepatan vertical dan g

una memperkecil hilangnya kecepatan horizontal.

Karakteristik Teknik :
15

a) Penancapan kaki adalah aktif dan cepat dengan suatu gerakan ke’ b

awah dan ‘ke belakang,

b) Waktu bertolak dipersingkat,pembengkokan minimum dari kaki

menumpu.

c) Paha tungkai bebas didorong keposisi horizontal.

d) Sendi-sendi pergelangan kaki,lutut dan pinggang diluruskan

sepenuhnya.

3) Fase Melayang Teknik Duduk Luncur (Sail) Teknik ini sangat cocok

bagi para pemula. Tujuan : Persiapan untuk mendarat yang efisien

a) Dalam posisi menolak (take off) tungkai bebas dipertahankan.

b) Badan tetap tegak keatas dan vertical.

c) Tungkai tolakan mengikuti selama waktu melayang.

d) Tungkai tumpuan dibengkokkan dan ditarik kedepan dan keatas

mendekati akhir gerak melayang

e) Baik tungkai bebas maupun tungkai tumpu diluruskan kedepan

untuk mendarat

4) Fase Pendaratan

Tujuan : Memperkecil hilangnya jarak lompatan.

Karakteristik Teknik :

a) Kedua tungkai hampir sepenuhnya diluruskan.

b) Togok dibengkokkan kedepan

c) Kedua lengan ditarik ke belakang

d) Pinggang didorong kedepan menuju ketitik sentuh tanah.


16

Rangkaian gerakan lompat jauh secara keseluruhan

Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok :

Cara melakukan lompat jauh menurut Wiarto (2013)pada saat

menumpu atau bertolak badan sedikit condong kedepan.Titik berat badan

terletak di depan kaki tumpu yang terkuat.Letak titik berat badan

ditentukan oleh panjangnya Langkah yang terakhir sebelum

melompat.Paha kaki diayunkan ke posisi horizontal lalu

dipertahankan.Kemudian sendi mata kaki, lutut dan pinggang diluruskan

pada waktu melakukan tolakan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki

dijulurkan ke depan kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian

tumit lebih dahulu, kedua tangan ke depan. Pada prinsipnya sikap badan

diudara bertujuan untuk berada selama mungkin diudara menjaga

keseimbangan tubuh dan untuk mempersiapkan pendaratan. Sehubungan

dengan itu diusahakan jangan sampai menimbulkan perlambatan dari

kecepatan yang telah dicapai. Dengan demikian tubuh akan melayang

lebih lama.

Mendarat adalah sikap jatuh dengan posisi kedua kaki menyentuh

tanah secara bersama-sama dengan lutut dibengkokkan dan mengeper

sehingga memungkinkan jatuhnya badan kearah depan. Seperti dikatakan

Tatang Muhtar (2020 : 61) pada saat mendarat titik berat badan harus

dibawa kemuka dengan jalan membungkukkan badan hingga lutut

hampir merapat, dibantu pula dengan juluran tangan kemuka. Pada waktu

mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga memungkinkan suatu


17

momentum membawa badan ke depan di atas kaki. Mendarat merupakan

suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Sikap

mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat jauh gaya jongkok, gaya

menggantung maupun gaya jalan di udara adalah sama, yaitu : pada

waktu akan mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan cara

mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan

ke depan, kemudian mendarat dengan kedua tumit terlebih dahulu dan

mengeper, dengan kedua lutut ditekuk, berat badan dibawa kedepan

supaya tidak jatuh dibelakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke

depan (Riana Irawati, 2020). Gerakan mendarat dapat disimpulkan

sebagai berikut : sebelum kaki menyentuh pasir dengan kedua tumit,

kedua kaki dalam keadaan lurus ke depan, maka segara diikuti ayunan

kedua lengan ke depan. Gerakan tersebut dimaksudkan supaya secepat

mungkin terjadi perpindahan posisi titik berat badan yang semula berada

di belakang kedua kaki berpindah ke depan, sehingga terjadi gerakan

yang arahnya sesuai dengan arah lompatan dengan demikian tubuh akan

terdorong ke depan setelah menginjak pasir. Untuk lebih jelasnya,

gambar dibawah ini menunjukkan serangkaian gerakan lompat jauh gaya

jongkok dari take off sampai sikap mendarat. Bak Pasir 3,05 m Lapangan

Lompat Jauh sebenarnya Papan tolakan terbuat dari kayu atau bahan

yang memiliki kekuatan dan permukaan yang sampai serupa dengannya,

lebar papan 10 cm dan panjang 1,2 m dengan tebal 1,5 m yang harus

terpasang timbul setinggi 8m, diatas permukaan tanah dan terbenam


18

sedalam 7 mm. Papan tolakan tersebut diletakkan dengan jarak 1 m dari

bak pasir.Dalam penelitian ini lapangan lompat jauh dimodifikasi. 6 m

Gambar 1 Lompat Jauh

3. Sprint Jarak Pendek

Lari jarak pendek (sprint) adalah lari dengan kecepatan maksimal

yang menempuh jarak tertentu atau sampai jarak yang sudah ditentukan.

Pembagian nomor lintasan dalam lari jarak pendek terbagi menjadi tiga,

diantaranya 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Hal yang membedakan

antara lari jarak pendek, lari jarak menengah, dan lari jarak jauh yaitu

terletak pada kecepatan lari yang dilakukan oleh pelari (sprinter). Lari

jarak pendek (sprint) bertujuan untuk memaksimalkan kecepatan yang

dihasilkan akibat dari lecutan anggota gerak badan ke depan guna

mencapai jarak tertentu dengan waktu sesingkat-singkatnya (Nurhayati,

2018).

Aspek kecepatan dalam berlari muncul berawal dari adanya

panjang langkah kaki dan frekuensi langkah kaki yaitu jumlah Langkah
19

persatuan waktu yang dihasilkan dimana kecepatan maksimum hanya

dapat dilihat dengan membandingkan antara panjang langkah kaki dan

frekuensi langkah kakinya. Disamping itu,perubahan panjang langkah kaki

dan frekuensi langkah kaki yang dilakukan pada saat berlari dapat

menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan (Nurhayati, 2018)

Faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang saat berlari digolo

ngkan menjadi dua,yakni faktor fisiologis dan faktor anatomis. Faktor fisio

logis yang mempengaruhi kecepatan seseorang dalam berlari diantaranya k

ekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, dan kelentukan otot tungkai

(Pradana, 2018).kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh, bagi

an dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tu

buh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat Hidayat dalam Deswanti

(2020:112). Dalam lari sprint, teknik dan pengaturan unsur-unsur lari haru

slah sempurna, karena kesalahan sedikit saja akan mengurangi hasil waktu

yang dicapai. Sesuai dengan tujuan lari sprint, kebutuhan yang mendasar p

ada lari jarak pendek adalah kecepatan. Hal tersebut seperti yang di ungka

pkan Harsono dalam Hilman (2014) bahwa, “Kecepatan (speed) adalah hal

yang dibutuhkan untuk semua nomor lari sprint, sesuai dengan pengertian

bahwa sprint yang berarti lari dengan tolakan secepat-cepatnya.” Unsur ke

cepatan didalam nomor lari jarak pendek memang sangat dibutuhkan. Kec

epatan dapat didefinisikan sebagai kemampuan melakukan gerakan yang s

ecara berturut-turut dalam waktu yang singkat (Nurhayati, 2018)


20

Gambar 2 Sprint Jarak Pendek

4. Latihan Vertical jump

Vertical Jump (lompat vertikal atau loncat tegak) adalah tes

kebugaran yang sudah umum dilakukan untuk menentukan kekuatan otot

kaki atau daya ledak (explosive power) seorang atlet. Semakin tinggi

lompatan, maka semakin kuat otot kaki/daya ledak seorang atlet (Pardiman

dan Adi Wijaya, 2020).

Vertical jump ialah gerakan meloncat setinggi tingginya dengan fokus k

ekuatan otot tungkai untuk mencapai loncatan lurus keatas dengan maksim

al (Yingling et al,2018). Peningkatan vertical jump yaitu proses yang kom

plit dimana dilihat pada berapa aspek yang berbeda diperlukan berapa kom

ponen yang mendukung di antaranya fleksibilitas komponen sendi, kekuat

an tendon, keseimbangan dan kontrol motor, kekuatan otot, fleksibilitas ot

ot serta ketahanan otot. Jika peningkatan yang berlebihan akan menurunka

n vertical jump. Vertical jump yang bagus didukung oleh peran utama dari
21

otot pengerak tubuh, yaitu kelompok otot quadriceps femoris.

Vertical jump merupakan suatu Tindakan mengangkat tubuh dari pusat

bumi lebih tinggi dalam bidang vertical.seseorang dikatakan telah melaku

kan vertical jump jika posisi pendaratan tepat berada di tempat asal.dalam

tes vertical jump akan terlihat daya ledak otot tungkai seseorang dengan m

elihat seberapa tinggi dia mampu melakukan lompatan yang hasilnya dapat

dilihat pada jump MD atau melalui hasil raihannya dalam tes menggunaka

n serbuk kapur.Tujuan utama dalam vertical jump adalah mencapai keting

gian maksimal (Novita, 2011 : 2).

Gambar 3 Vertical Jump

B. Definisi Konsepsional

Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian yang lebih terarah pada

sasaran, maka penulis perlu mengemukakan konsep-konsep yang jelas dan

tegas yang di perlukan dalam penelitian ini. Untuk menghindari salah


22

penafsiran terhadap konsep-konsep yang terdapat pada judul skripsi, maka

perlu diberikan penjelasan yang lebih kongkrit.

Menurut Ali Maksum menyatakan bahwa “Definisi konsepsional adalah

suatu definisi yang diberikan kepada suatu konsep dengan menggunakan

konsep lain. Definisi konsepsional diambil dari konstruk teoritik dan biasanya

ditulis dan menjadi bagian integral dari kajian teoritis”. (Ali Maksum. 2012).

Definisi konsepsional adalah unsur penting dalam penelitian dan

merupakan definisi yang di pakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara

abstrak suatu peranan sosial atau fenomena alami, konsep adalah generalisasi

dari sekelompok berbagai fenomena yang sama.

Pendapat di atas menekankan bahwa konsep adalah pengertian tentang

gejala yang diamati, sehingga gejala yang di maksud dapat menuntun peneliti

untuk mendapatkan sejumlah fakta yang diperlukan, atau merupakan penyajan

kata-kata mengenai pengertian variable bebas (independent variable ) dan

variable terkait (dependent variable). Dengan demikian dapat dikemukakan

definisi konsepsional skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Latihan Sprint Jarak Pendek

Dalam Latihan sprint jarak pendek peneliti memiliki konsep dengan

melatih siswa dengan sprint jarak pendek dengan 3 set .

2. Latihan vertical jump

Dalam Latihan vertical jump peneliti juga memiliki konsep melatih

vertical jump mengikuti Latihan power

3. Daya ledak otot tungkai


23

Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban

dengan kecepatan kontraksi yang tinggi.Elemen ini merupakan produk dari

kemampuan kekuatan dan kecepatan.

C. Hipotesis penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pernyataan.Menurut Ali Maksum mengatakan bahwa”Hipoteis adalah dugaan

sementara yang di ajukan peneliti terhadap permasalahan yang

dirumuskan .Hipotesis merupakan pernyataan pernyataan yang masih harus di

uji kebenarannya.adakalanya hipotesis juga dianggap sebagai”klaim”dari

peneliti,suatu keyakinan atas kebenaran sesuatu”.(Ali Maksum. 2012). .

Menurut Sugiyono mengatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh dari

pengumpulan data”.(Sugiyono. 2017).

Berdasarkan pada tinjauan pustaka yang telah dijelaskan, maka dapatlah

di rumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Hipotesis Alternatif (Ha) adalah :

a) Terdapat pengaruh latihan sprint jarak pendek terhadap kekuatan otot

tungkai pada lompat jauh siswa SMP Negeri 2 Talisayan Tahun Pelajaran
24

2021/2022.

b) Terdapat pengaruh latihan vertical jump terhadap kekuatan otot tungkai

pada lompat jauh siswa SMP Negeri 2 Talisayan Tahun Ajaran

2021/2022.

c) Ada pengaruh latihan sprint jarak pendek dan latihan vertical jump

terhadap kekuatan otot tungkai pada lompat jauh siswa SMP Negeri 2

Talisayan Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Hipotesis nol (Ho) adalah :

a) Tidak terdapat pengaruh latihan sprint jarak pendek terhadap kekuatan

otot tungkai pada lompat Jauh siswa SMP Negeri 2 Talisayan Tahun

Ajaran 2021/2022.

b) Tidak terdapat pengaruh latihan vertical jump terhadap kekuatan otot

tungkai pada lompat Jauh siswa SMP Negeri 2 Talisayan Tahun

Pelajaran 2021/2022.

c) Tidak terdapat pengaruh latihan sprint jarak pendek dan latihan vertical

jump terhadap kekuatan otot tungkai pada lompat jauh siswa SMP Negeri

2 Talisayan Tahun Ajaran 2021/2022.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Metode pendekatan
Sesuai dengan masalah dalam penelitian ini untuk mencari apakah

terdapat pengaruh Latihan sprint jarak pendek dan Latihan vertical jump

terhadap daya ledak otot tungkai pada lompat jauh maka, jenis penelitian

ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:15) Metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

b. Jenis Penelitian

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara

ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat di antara variabel. Salah

satu ciri utama dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan

(treatment) yang dikenakan kepada subjek atau objek penelitian. Dalam

penelitian eksperimen, seorang peneliti sejauh mungkin harus dapat

memastikan bahwa variasi atau perubahan yang terjadi pada variabel

terikat benar benar disebabkan oleh adanya manipulasi pada variabel

bebas. Hal inilah yang kemudian disebut validitas internal. Dalam kaitan

ini, mekanisme kontrol menjadi sesuatu yang sangat penting.

41
26

B. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan permasalahan penelitian secara

teoritis. Sehingga permasalahan yang di teliti mempunyai atraksi yang jelas

dan terarah. Definisi operasional menerapkan kegiatan yang merubah, konsep-

konsep yang ada dalam judul proposal dengan kata-kata dan kalimat-kalimat

yang bersifat abstrak, teoritis menjadi kata yang menggambarkan gejala-gejala

sikap atau tindakan yang dapat diamati dan diuji serta dapat di ukur

kebenarannya.

Berdasarkan definisi operasional diatas maka kesimpulan penulis

definisi operasional tersebut adalah pengukur konsep yang abstrak teoritis

menjadi kata-kata menggambarkan tentang tingklah laku atau gejala yang

dapat diamati dapat diuji dan dapat ditentukan kebenarannya oleh orang lain.

Atas dasar uraian tersebut maka konsep yang di pergunakan dalam penelitian

ini adalah 3 variabel yaitu variable bebas (independent variable) dan variable

terikat (dependent variable).

Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “variable penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian di tarik kesimpulannya”. (Sugiyono. 2017:60).

Sedangkan menurut Ali Maksum menyatakan bahwa “definisi

operasional adalah definisi yang di berikan kepada suatu variabel dengan cara

memberikan arti, atau mendeskripsikan kegiatannya, atau memberikan cara


27

mengukur keterangan cara mengukur variabel tersebut”. (Ali Maksum.

2012:34).

Jadi definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel dapat diukur dengan membaca definisi operasional dalam suatu

penelitian sehingga dapat mengetahui buruknya pengukuran tersebut, sesuai

dengan pengertian variabel diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam

definisi operasional setidaknya terdapat tiga variabel yang dijelaskan dan di

bahas secara terperinci.

1. Latihan Lari jarak pendek Sprint sebagai variable bebas (x1) adalah

latihan yang berguna untuk meningkatkan kecepatan berlari dalam

melakukan lompat jauh.

2. Latihan Vertical Jump sebagai variabel bebas (x2) adalah latihan yang

berguna untuk mengukur power tungkai dalam arah vertikal..

3. Lompat jauh variable terikat (Y) adalah variabel terikat dimana disini

penulis akan menjelaskan cara melakukan lompat jauh pada saat nanti

peneliti ingin mengambil data pre test dan post test.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Suatu bagian persoalan penting yang dihadapi seorang peneliti adalah

pengambilan populasi dan sampel. Untuk memperoleh sampel yang

repsentatif dapat mewakili dari keseluruhan populasi maka terlebih dahulu

perlu diketahui konsep dari populasi itu sendiri.

1. Populasi
28

Populasi adalah sejumlah objek yang akan diteliti dalam suatu

penelitian pada suatu wilayah tertentu yang akan diteliti. Menurut

Sugiyono menyatakan bahwa “pupulasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. (Sugiyono. 2017:117). Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi”. (Suharsimi Arikunto. 2013:173).

Sesuai dengan judul skripsi yang penulis ajukan maka yang akan

menjadi objek dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 2

Talisayan tahun pelajaran 2021/2022, yang populasinya berjumlah 248

siswa-siswi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti, adapun tujuan

pengambilan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai

objeknya, dengan mengambil sebagian saja dari populasi sehingga

penelitian dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.

Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.(Sugiyono

2017:118). Bila populasi besar dan peneliti tidak mempunyai dana, tenaga

dan waktu, maka penelitian ini tidak mungkin mempelajari semua yang
29

ada pada populasi, misalnya kerena menggunaka sampel yang di ambil

dari populasi itu dan apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya

akan dapat di berlakukan untuk populasi”.

Menurut Ali Maksum menyatakan bahwa “sampel adalah cara

pengumpulan data yang di lakukan dengan mencatat sebagian dari

populasi yang mewakili dari populasi yang mewakili dari seluruh anggota

populasi yang ada”. (Ali Maksum. 2012:53). Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. (Suharsimi Arikunto 2013:174).

Menurut Suharsimi Arikunto (2017:134) menyatakan bahwa”apabila

subjeknya kurang dari 100,lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi.Tetapi ,jika subjeknya

besar ,dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,tergantung

setidak tidak nya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga,dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek,karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.untuk penelitian

yang resikonya besar,tentu saja jika sampel besar,hasilnya akan lebih

baik.

Adapun tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh

keterangan objeknya, dengan jalan mengambil populasi atau keseluruhan

dari populasi sehingga penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien
30

jumlah sampel yang penulis teliti adalah 30 siswa yang dibagi menjadi dua

kelompok. Mengenai pembagian kelompok menggunakan (maching

ordinat ) dibentuk atas dasar hasil tes awal yaitu tes lompat jauh. Hasil

tersebut disusun menurut ranking kemudian dibagi menjadi dua kelompok.

Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut :

Kelompok A Kelompok B

1 2
4 3
5 dst.
Maka terbentuklah kelompok penelitian yang meliputi :

Kelompok A Latihan lari sprint 15 orang

Kelompok B Latihan vertical jump 15 orang.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 22 Februari sampai dengan 2

April 2022 di SMP Negeri 2 Talisayan yang berada di Jl Raya campursari,

Talisayan, Kalimantan Timur. Adapun tempat pengambilan data dilaksanakan

di lapangan basket. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data pada

bulan Februari sampai dengan April tahun 2022 tentang latihan Sprint dan

latihan vertical jump.

Tabel 1. Jadwal latihan sprint jarak pendek

Hari Kelompok Jam Tempat


31

Senin A 15:00-17:00 Lapangan SMP


Rabu A 15:00-17:00 Negeri 2
Jum’at A 15:00-17:00 Talisayan

1. Program latihan sprint jarak pendek

Dalam membuat menu program latihan untuk kelompok lari jarak

pndek sprint peneliti menggunakan menu program latihan kecepatan yang

di buat oleh sukadiyanto, berikut menu program latihan kecepatan

Tabel 2. Menu program latihan sprint jarak pendek

30-60% dari kekuatan maksimal


Intensitas 30% untuk pemula dan 60% untuk olahragawan
terlatih

Volume 3 set / sesi dengan 2-9 repetisi / set

t.r dan t.i Lengkap (1:4) dan (1:6)

Irama Secepat mungkin

Frekuensi 3x / minggu
(Sumber: Sukadiyanto. 2011:12).

Setelah melihat pedoman membuat program latihan kecepatan di atas,

peneliti membuat program latihan lari jarak pendek sprint. Berikut menu

program latihan lari jarak pendek sprint.


32

Table 3. Program Latihan Eksperimen kelompok


Latihan Repetisi Interval
Tahap Minggu Set
Ke (Level) Recovery
1 2 3 4 5 6

1 3 2 5 menit
I 2 3 2 5 menit

3 3 2 5 menit
I
4 3 3 5 menit

II 5 3 3 5 menit
6 3 3 5 menit

7 3 4 5 menit
III 8 3 4 5 menit

9 3 4 5 menit
II
10 3 5 5 menit

IV 11 3 5 5 menit
12 3 5 5 menit

13 3 6 5 menit
V 14 3 6 5 menit

15 3 6 5 menit
III
16 3 7 5 menit

VI 17 3 7 5 menit
18 3 7 5 menit

19 3 8 5 menit
VII 20 3 8 5 menit

21 3 8 5 menit
IV
22 3 9 5 menit

VIII 23 3 9 5 menit
24 3 9 5 menit
33

2. Program latihan vertical jump

Tabel 4.Jadwal Latihan Eksperimen Latihan vertical jump

Hari Kelompok Jam Tempat

Senin B 15:00-17:00 Lapangan SMP Negeri 2


Rabu B 15:00-17:00 Talisayan
Jum’at B 15:00-17:00

Dalam membuat menu program latihan untuk kelompok peneliti

menggunakan menu program latihan power yang di buat oleh sukadiyanto,

berikut menu program latihan power.

Tabel 5. Menu program latihan power

30-60% dari kekuatan maksimal


Intensitas 30% untuk pemula dan 60% untuk olahragawan terlatih

3 set / sesi dengan 2-9 repetisi / set


Volume

t.r dan t.i Lengkap (1:4) dan (1:6)

Irama Secepat mungkin


34

Frekuensi 3x / minggu
(Sumber: Sukadiyanto. 2011:128)

Setelah melihat pedoman membuat program latihan power di atas,

peneliti membuat proram latihan vertical jump. Berikut menu program

latihan vertical jump.

Table 6. program latihan kelompok vertical jump

Latihan Repetisi Interval


Tahap Minggu Set
Ke (Level) Recovery
1 2 3 4 5 6

1 3 2 5 menit

I 2 3 2 5 menit

3 3 2 5 menit
I
4 3 3 5 menit

II 5 3 3 5 menit

6 3 3 5 menit

7 3 4 5 menit
III 8 3 4 5 menit

9 3 4 5 menit
II
10 3 5 5 menit

IV 11 3 5 5 menit

12 3 5 5 menit

13 3 6 5 menit

V 14 3 6 5 menit

III 15 3 6 5 menit

16 3 7 5 menit
VI
17 3 7 5 menit
35

18 3 7 5 menit

19 3 8 5 menit

VII 20 3 8 5 menit

21 3 8 5 menit
IV
22 3 9 5 menit

VIII 23 3 9 5 menit

24 3 9 5 menit

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang penulis

ajukan adalah tinjauan lapangan agar sesuatu penelitian dan pengumpulan data

dilapangan dalam obyek penelitian. Dalam menghimpun data dengan metode

ini menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Library Reserch, yaitu penulis menggunakan fasilitas perpustakaan untuk

mendapatkan teori-teori yang mendukung penulisan skripsi ini dengan

membaca literatur yang ada dengan penulisan proposal ini. Termasuk

dalam teknik ini adalah: Dokumentasi yaitu untuk mendapatkan data yang

berupa laporan, peraturan dan lain sebagainya.

2. Field Work Research (tinjauan lapangan), yaitu penulis mengadakan

penelitian langsung di lapangan terhadap objek penelitian dimana dalam

tahap ini dipergunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Observasi, dengan teknik ini penulis mengadakan pengamatan dan

berusaha mengetahui serta mengumpulkan data yang ada


36

hubungannya dengan penulisan ini. Pada saat ini penulis mengadakan

pengamatan terhadap objek penelitian pada saat penulis memberikan

metode latihan lari jarak pendek sprint dan latihan vertical jump untuk

mendapatkan hasil lompatan yang efisein dalam lompat jauh sesuai

dengan tujuan peneliti. Observasi ini untuk mendapatkan data yang

kongkrit mengenai frekuensi pemberian latihan lari jarak pendek

sprint dan latihan vertical jump untuk mengetahui hasil lompatan

dalam cabang olahraga atletik nomor lompat jauh pada siswa-siswi di

SMP Negeri 2 Talisayan.

b. Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui catatan-

catatan tertulis, terutama yang berupa arsip-arsip yang sifatnya

skunder, dimana data-data tersebut ada hubungannya dengan

penelitian yang diperoleh dilapangan yaitu mengenai nilai siswa.

c. Tes adalah suatu yang di ukur untuk mengumpulkan data penelitian

menggunakan teknik eksperimen atau tes secara langsung di lapangan

untuk mengetahui hasil lompat jauh pada siswa.

d. Pre teast dan Post test, adalah teknik pengambilan data sebelum di

beri perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan kepada responden,

dengan langsung praktik latihan lari jarak pendek sprint dan latihan

vertical jump. Teknik ini penulis gunakan untuk mendapatkan data

yang berhubungan dengan kemampuan siswa sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan latihan tersebut terhadap hasil lompat jauh pada

siswa.
37

Data yang di peroleh harus reliabel, unutk itu teknik pengumpulan data

harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bagian ini merupakan prosedur

penelitian yang di gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan

keberadaan variabel penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik eksperimen

berbentuk tes dengan tujuan mengukur hasil lompatan lompat jauh, berikut

bentuk tes tersebut :

1. Tes Lari Jarak Pendek Sprint (Fenanlampir 2015:127)

Tujuan : Mengukur kecepatan

Sasaran : Anak berusia 13 - 17 tahun

Perlengkapan : Lintasan lari yang datar dan rata

: Digital Stop watch Digital Printer

: Digitimeter

: Bendera start

Pelaksanaan : Untuk anak berusia 13-17 tahun

Start yang digunakan adalah start berdiri, testi berdiri di

belakang garis start. Dengan diberi aba-aba oleh starter,

testi berlari secepat-cepatnya menuju garis finish.

2. Vertical Jump (Fenanlampir 2015:141)

Tujuan : Mengukur power tungkai dalam arah vertikal

Sasaran : Mengukur power tungkai dalam arah vertical Laki-laki

dan perempuan yang berusia 13-17 tahun ke atas


38

Perlengkapan :Papan bermeteran yang dipasang di dinding dengan

ketinggian dari 150 cm hingga 350 cm. Tingkat

ketelitiannya hingga 1 cm. Bubuk kapur Dinding

sedikitnya setinggi 365 cm (12 feet)

Pelaksanaan : Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat,

telapak kaki menempel penuh di lantai, ujung jari tangan

yang dekat dinding dibubuhi bubuk kapur.

: Satu tangan testi yang dekat dinding meraih ke atas

setinggi mungkin, kaki tetap menempel di lantai, catat

tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah.

: Testi meloncat ke atas setinggi mungkin dan menyentuh

papan. Lakukan tiga kali loncatan. Catat tinggi

loncatannya pada bekas ujung jari tengah

: Posisi awal ketika meloncat adalah: telapak kaki tetap

menempel di lantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak di

belakang badan. Tidak boleh melakukan awalan ketika

akan meloncat ke atas

Penilaian : Ukur selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan.

Nilai yang diperoleh testi adalah selisih tinggi raihan

dan tinggi loncatan dari ketiga ulangan.

3. Pelaksanaan lompat jauh (Fenanlampir 2015:172)

1) Peserta tes dipanggil dan segera melakukan lompat jauh

2) Tiap peserta tes diberi tiga kali kesempatan


39

3) Setiap kali peserta selesai melompat, jarak diukur kecuali lompatan

yang gagal

4) Pengukuran dilakukan dari pinggir papan tolak yang terdekat dengan

bak pasir sampai pada bekas lompatan yang terdekat dengan papan

tolakan

5) Hasil pengukuran satuan cm

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah teknik-teknik yang digunakan untuk mengolah

data yang terkumpul dengan menggunakan teknik pengumpulan data.

Dari analisis data tersebut, akan di peroleh hasil yang akan di simpulkan

sebagai hasil penelitian.

Dalam penelitian ini analisis yang di pergunakan adalah cara

analisis dengan statistik, alasannya:

a. Data yang terkumpul merupakan data kuantitatif yang berwujud

angka-angka untuk kedua macam variabel.

b. Dengan menggunakan statistik rumus regresi linear sederhana dan uji

t hitung hasil analisis akan lebih objektif.

c. Dalam statistik telah tersedia teknik dan rumus yang telah teruji

kebenarannya.

Setelah data di ambil dan di kumpulkan kemudian di analisis dengan

menggunakan analisis statistik. Analisis statistik adalah cara-cara ilmiah yang


40

di persiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisis

data penyelidikan yang berwujud angka-angka. Data yang di ambil adalah data

dari variabel X1 dan X2 yang di laksanakan dua kali yaitu pre tes dan post tes.

Untuk menganalisis data tersebut menggunakan t-test.

t=
∑D

√ N ∑ D −( ∑ D)
2 2

N −1

Keterangan :

D= Perbedaan setiap pasangan skor (pretest-posttest)

N= Jumlah sampel

Σ= Jumlah (Ali Maksum 2012:177)


41

Untuk mengetahui hasil peningkatan dari latihan, maka digunakan

rumus sebagai berikut :

MD
X 100 %
Mpre
Peningkatannya =

Keterangan :

MD = Mean perbedaan setiap pasangan skor

Mpre = Mean skor pretest (Ali Maksum, 2012:178)

1. Pengujian Hipotesis

Dari perhitungan statistik, data yang di peroleh nilai t hasil penelitian

selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu:

Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Selanjutnya dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dari analisis

kriteria pengujian data tersebut diatas.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Untuk melengkapi data hasil penelitian penulis memaparkan data-

data yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini, terlebih

dahulu penulis sampaikan gambaran umum dari objek penelitian, yakni

data-data yang berhubungan dengan keberadaan dari sekolah menengah

pertama negeri 2 talisayan tahun pelajaran 2021/2022.

Berikut gambaran singkat dari SMP Negeri 2 Talisayan yaitu:

a. Nomor Statistik Sekolah : 201.16.60.02.054

b. Nomor Pokok Sekolah Nasional : 30402996

c. Nomor Induk Sekolah : 200340

d. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Talisayan

Tabel 7. Data Sekolah

No Jenis Ruang Jumlah Ukuran (m2) Status


Ruang

1 2 3 4 5

1. Ruang kelas
12 7x9 Milik

1. Laboratorium IPA
1 9x12 Milik

41
43

2. Ruang Perpustakaan
1 7x9 Milik

3. Ruang Serba Guna


1 20x45 Milik

4. Ruang UKS
1 2x2 Milik

5. Ruang Kepala Sekolah


1 3x3 Milik

6. Ruang Wakil Kepsek


1 2x2 Milik

7. Ruang Kurikulum
1 2x2 Milik

8. Ruang Kepala TU
1 2x2 Milik

9. Ruang Guru
1 7x9 Milik

10. Ruang TU
1 3x6 Milik

11. Ruang TPS/Kordinator


1 2,5x5 Milik

12. Ruang Temu/Loby


1 3x3 Milik

13. Kamar mandi/Toilet 6 1,5x1,5 Milik

Siswa
44

14. Kamar mandi/Toilet


2 1,5x1,5 Milik
Guru

15. Gudang
2 3x3 Milik

16. Ruang Ibadah


1 20x45 Milik

17. Ruang Penjaga Sekolah


1 3x3 Milik

18. Sanggar MGMP


1 5x6 Milik

1 2 3 4 5

19. Kantin
1 4x8 Milik

20. Tempat Wudhu


2 2x6 Milik

21. Pos keamanan


1 1,5x1,5 Milik

22. Dapur
1 2x3 Milik

23. Lapangan
1 74x40 Milik
Upacara/Olahraga

(Sumber: SMP Negeri 2 Talisayan)


45

e. Jumlah Siswa-siswi Kelas VII : 140

f. Jumlah Siswa-siswi Kelas VII : 63

g. Jumlah Siswa-siswi Kelas IX : 134

B. Data Hasil Penelitian

Dalam memperoleh data tentang pengaruh latihan pengaruh latihan sprint ja

rak pendek dan latihan vertical jump terhadap daya ledak otot tungkai Pada lompa

t jauh siswa SMP Negeri 2 Talisayan Tahun Ajaran 2021/2022, maka penulis me

ngadakan penelitian dilapangan. Dalam penelitian ini penulis mengolah data yang

bersifat kuantitatif dan kualitatif sebab datanya masih harus diidentifikasikan dala

m betuk angka.

Dalam melakukan kegiatan eksperimen ini penulis menggunakan pola Matc

hed by subject design, yang selanjutnya disebut pola M.S matched subject berarti j

uga group matching karena hakekat subject masing-masing ke group serta otomati

s akan meseimbangkan kedua group atau kelompok itu.

Untuk menyeimbangkan kemampuan kedua kelompok, dalam penelitian ini

menggunakan cara Subject matching ordinal pairing, yaitu atlet dicoba yang pre e

xperimental test nya sama, kemudian anggota tiap pasangan itu dipisahkan untuk

dijadikan kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, sehingga kedua ke

lompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama sebelum diberikan perla

kuan.

Tabel 8. Data rangking pre test untuk membagi kelompok latihan


No Nama Pre test Total

1 2 3
46

1. Rizky 3,5 3,5 3,1 3,5

2. Yahya 3,1 3 3.5 3,5

3. Setiawan 3,2 3 3,4 3,4

4. Yugo 3,2 3,4 3 3,4

5. Putra 3,1 3 3,4 3,4

6. Ilham 3,3 3,3 3 3,3

7. Andrean 3 3 3,3 3,3

8. Anggit 3,3 3 3,2 3,3

9. Fadli 3 3,1 3.2 3,2

10. Akmal 2,5 2,5 3,1 3,1

11. Sanifatul 3,1 3 2,5 3,1

12. Wiwit 3,1 2,5 2,3 3,1

13. Amanda 3,1 3,1 2,2 3,1

14. Asty 2 2,3 3 3

15. Angger 2,5 3 2,9 3

16. Putri 3 3 2,3 3

17. Nurul 2,5 3 2,9 3

18. Izhar 2,9 2,7 2,5 2,9

19. Della 2 2,8 2,9 2,9

20. Vivi 2,8 2,7 2,9 2,9

21. Ainur 2,5 2,5 2,8 2,8


47

22. Dwi 2 2 2,5 2,5

23. Aditya 2,5 2,3 2.5 2,5

24. Aisyah 2 2.3 2,5 2,5

25. Vicky 2 2,2 2,5 2,5

26. Aina 2 2 2,3 2,3

27. Fadilah 2,1 2,3 1,9 2,3

28. Lutfi 2 2 1,5 2

29. Ali 1,5 1,8 2 2

30. Azizah 1,8 1 1,5 1,8

Data yang akan dianalisis dengan teknik statistic yang berkorelasi yang

sudah disamakan di matched dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum

dan penelitian setiap variabel. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan

sprint jarak pendek dan latihan vertical jump serta daya ledak otot tungkai pada

lompat jauh diukur 3 kali melakukan lompat jauh, dan lompatan yang terjauh

adalah nilai yang tertinggi dinyatakan sah dalam lompat jauh.

Tabel 9. Data hasil pre test awal lompat jauh dalam kelompok latihan sprint
jarak pendek.
No Nama Pre Test hasil lompat jauh Total

1. Risky 3 3 2,6 3

2. Ilham 2,7 2,3 3 3

3. Setiawan 2,1 2,4 2,9 2,9

4. Andrean 2,9 2,5 2,1 2,9


48

5. Fadli 2,9 2,7 2,4 2,9

6. Akmal 2 2,4 2,9 2,9

7. Sanifatul 2,2 2,3 2,8 2,8

8. Lutfi 2,3 2,1 2,8 2,8

9. Angger 2,5 2.8 2,8 2,8

10. Izhar 2,7 2,5 2,6 2,7

11. Aditya 2,7 2,4 2,5 2,7

12. Fadilah 2,5 2,6 2,7 2,7

13. Della 2,2 2 2,1 2,2

14. Dwi 2,1 2 2,1 2,1

15. Asty 2 2,1 2 2,1

∑ Jumlah 7

Keterangan: Data pre test kelompok latihan sprint diatas menunjukan

lompatan terjauh yaitu 3 dan yang terendah yaitu 2,1

Tabel 10. Data hasil Pre test tes awal lompat jauh dalam kelompok latihan
vertical jump.
No Nama Pre Test hasil lompat jauh Total

1. Yahya 2,9 2,4 2 2,9

2. Yugo 2 2,9 2,4 2,9

3. Putra 2 2,3 2,9 2,9

4. Ali 2,1 2,9 2,2 2,9


49

5. Adi 2,1 2 2,8 2,8

6. Rio 2 2,8 2,7 2,8

7. Revan 2,4 2,8 2,5 2,8

8. Vicky 2,7 2 2,1 2,7

9. Vivi 1,3 1,7 1,8 1,8

10. Ainur 1,8 1,7 1 1,8

11. Aisyah 1,7 2 1,6 1,7

12. Nurul 1,5 1,7 1,6 1,7

13. Aina 1,7 1,5 1,4 1,7

14. Anggit 1,3 1,5 1,6 1,6

15. Azizah 1,2 1,3 1 1,3

∑ Jumlah 6

Keterangan: Data pre test kelompok latihan vertical jump diatas

menunjukan lompatan terjauh yaitu 2,9 dan yang terendah yaitu 1,3

Tabel 11. Data hasil post test tes akhir lompat jauh dalam kelompok latihan
sprint
No Nama Post Test hasil lompat jauh Total

1. Risky 3 3,3 3,7 3,7

2. Ilham 3,1 3,3 3,5 3,5

3. Setiawan 3,1 3,4 3,5 3,5

4. Andrean 2,9 3,5 3,1 3,5

5. Fadli 3,1 3 3,4 3,4


50

6. Akmal 3 3,4 3,1 3,4

7. Sanifatul 3,2 3 3,3 3,3

8. Lutfi 3,3 3,1 2,8 3,3

9. Angger 3 2.9 3,1 3,1

10. Izhar 2,7 3 2,9 3

11. Aditya 2,8 3 2,5 3

12. Fadilah 2,5 2,6 2,8 2,8

13. Della 2,2 2 2,5 2,5

14. Dwi 2,4 2 2,1 2,4

15. Asty 2 2,3 2,2 2,3

∑ Jumlah 11

Keterangan: Data post test kelompok latihan sprint diatas menunjukan jarak
lompatan terjauh terjauh yaitu 3,7 dan yang terendah adalah 2,3

Tabel 12. Data hasil post test tes akhir lompat jauh dalam kelompok latihan
vertical jump
No Nama Post Test hasil lompat jauh Total

1. Yahya 3,7 3,4 3 3,7

2. Yugo 3 3,5 3,4 3,5

3. Putra 3 3,3 3 3,3

4. Ali 3,1 3,2 3,2 3,2

5. Adi 3,1 3 3 3,1

6. Rio 3 2,8 2,9 3

7. Revan 3 2,9 2,5 3


51

8. Vicky 2,7 2 3 3

9. Vivi 2 2,2 1,8 2,2

10. Ainur 2,1 1,7 2 2,1

11. Aisyah 1,9 2 1,6 1,9

12. Nurul 1,5 1,8 1,6 1,8

13. Aina 1,8 1,5 1,4 1,8

14. Anggit 1,3 1,5 1,8 1,8

15. Azizah 1,2 1,5 1 1,5

∑ Jumlah 14

Keterangan: Data post test kelompok latihan vertical jump diatas menunjukan
jarak lemparan terjauh yaitu 3,7 dan yang terendah adalah 1,3

C. Analisis Data

Berdasarkan data hasil pre test dan post test terhadap hasil lompat jauh

pada siswa-siswi. Selanjutnya penulis akan menghitung pengaruh latihan sprint

jarak pendek dan latihan vertical jump terhadap hasil lompat jauh pada siswa .

Sampel yang diteliti adalah tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah

30 siswa dan sampel yang di ambil adalah 15 siswa untuk latihan sprint jarak

pendek dan 15 siswa untuk latihan vertical jump. Selanjutnya penulis

menggunakan pola matched by subject design yang selanjutnya disebut pola M-

S, Matched subject berarti juga group matching karena hakekat subject matching

adalah sedemikian rupa sehingga subject masing-masing ke group control secara

otomatis akan menyeimbangkan kedua group itu.


52

Setiap variabel dihitung pre test atau tes awalnya, setelah mendapatkan

hasil pre test maka hasil tes awal sebelum diberikan perlakuan, setelah tes awal

dilakukan maka sampel diberikan perlakuan selanjutnya dengan rentang waktu

24 kali pertemuan, setelah perlakuan diberikan maka akan dilaksanakan post test

atau tes akhir pada sampel.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses latihan:

a. Bentuk latihan. Latihan yang di berikan merupakan latihan bertahap dari

yang mudah sampai pada yang sulit dan latihan berulang-ulang sehingga

tidak ada materi latihan yang bervariasi sehingga membuat peserta bosan,

akibatnya peserta kurang sepenuhnya dapat menguasai bentuk latihan

tersebut.

b. Lapangan yang cukup memadai dalam penelitian untuk memberikan arahan

ataupun peraturan kepada peserta dalam kegiatan latihan.

c. Kehadiran peserta. Kehadiran peserta yang kurang dalam seminggu akan

berpengaruh dalam kemampuan pemberian materi latihan, hal ini

disebabkan tidak teratur dalam latihan dan kejenuhan peserta dalam latihan.

d. Pelaksanaan latihan. Latihan yang dilakukan sesuai dengan program peserta

kurang dalam kehadiran maka akan berpengaruh dengan kemampuan tolak

peluru. Hal ini sesuai minimal latihan yang ada.

Kesungguhan hati. Peserta kurang bersemangat dalam latihan, karena tidak ada

variasi latihan, tetapi ada cara yang diberikan dengan pemberian motivasi, nasehat

dan pengarahan.

Tabel 13. Analisis pre test dan post test hasil lompat jauh (kelompok latihan
sprint jarak pendek) dengan uji t.
53

Hasil lompat jauh


No D D2
Post test Pre test

1. 3,7 3 0,7 0,49

2. 3,5 3 0,5 0,25

3. 3,5 2,9 0,6 0,36

4. 3,5 2,9 0,6 0,36

5. 3,4 2,9 0,5 0,25

6. 3,4 2,9 0,5 0,25

7. 3,3 2,8 0,5 0,25

8. 3,3 2,8 0,5 0,25

9. 3,1 2,8 0,3 0,09

10. 3 2,7 0,3 0,09

11. 3 2,7 0,3 0,09

12. 2,8 2,7 0,1 0,01

13. 2,5 2,2 0,3 0,09

14. 2,4 2,1 0,3 0,09

15. 2,3 2,1 0,2 0,04

Jumlah 6 6 0 0

Rata-rata 4 4 00 0

Tabel 1

Sumber : Data hasil penelitian tahun 2022


54

t=
∑D


2
N ∑ D 2−( ∑ D )
N −1
6 , 20
t=

√ 15(3 , 05 )−(6 ,20 )2


15−1
6 ,20
t=

√ ( 45 ,75−38 , 44 )
14
6 , 20
t=

√ 7 ,31
14

6 , 20
t=
√ 0 ,522
6 , 20
t=
0 , 722

t=8 , 587

Hasil perhitungan tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel T.

Dengan df = N-1 = 14, maka didapat t(14) = 2,145. p=0.05. Artinya t hitung lebih

besar dari t tabel. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara

hasil pre test dan post test. Untuk mengetahui peningkatannya dapat diketahui

dengan cara berikut.

MD
X 100 %
Mpre
Peningkatannya: =
55

0 ,39
X 100%
= 2,7

= 14,44%

Tabel 14. Analisis pre test dan post test hasil lompat jauh (kelompok latihan
vertical jump) dengan uji t.
Hasil Lompat Jauh
No D D2
Post test Pre test

1. 3,7 2,9 0,8 0,64

2. 3,5 2,9 0,6 0,36

3. 3,3 2,9 0,4 0,16

4. 3,2 2,9 0,3 0,09

5. 3,1 2,8 0,3 0,09

6. 3 2,8 0,2 0,04

7. 3 2,8 0,2 0,04

8. 3 2,7 0,3 0,09

9. 2,2 1,8 0,3 0,09

10. 2,1 1,8 0,3 0,09

11. 1,9 1,7 0,2 0,04

12. 1,8 1,7 0,1 0,01

13. 1,8 1,7 0,1 0,01

14. 1,8 1,6 0,2 0,04


56

15. 1,5 1,3 0,2 0,04

Jumlah 9 0 0 0

Rata-rata 4.5 0 0 0

Sumber: Data hasil penelitian tahun 2022

t=
∑D


2
N ∑ D 2−( ∑ D )
N −1
4 ,50
t=

√ 15(1 , 83)−( 4 , 50)2


15−1
4 ,50
t=

√ (27 , 45−20 , 25)


14
4 ,50
t=

√ 7,2
14

4 ,50
t=
√ 0 ,514
4 ,50
t=
0 , 716

t=8 , 754
Hasil perhitungan tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan

tabel T. Dengan df = N-1 = 14, maka didapat t(14) = 2,145. p=0.05.

Artinya t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian, terdapat


57

perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test. Untuk

mengetahui peningkatannya dapat diketahui dengan cara berikut:

MD
X 100 %
Mpre
Peningkatannya : =

0,26
= X 100%
2,14

=12,14%

Tabel 15. Analisis pre test dan post test hasil lompat jauh kelompok latihan

sprint dan vertical jump.


No Post test Pre test D D2

1. 3,7 3 0,7 0,49

2. 3,5 3 0,5 0,25

3. 3,5 2,9 0,6 0,36

4. 3,5 2,9 0,6 0,36

5. 3,4 2,9 0,5 0,25

6. 3,4 2,9 0,5 0,25

7. 3,3 2,8 0,5 0,25

8. 3,3 2,8 0,5 0,25


58

9. 3,1 2,8 0,3 0,09

10. 3 2,7 0,3 0,09

11. 3 2,7 0,3 0,09

12. 2,8 2,7 0,1 0,01

13. 2,5 2,2 0,3 0,09

14. 2,4 2,1 0,3 0,09

15. 2,3 2,1 0,2 0,04

16. 3,7 2,9 0,8 0,64

17. 3,5 2,9 0,6 0,36

18. 3,3 2,9 0,4 0,16

19. 3,2 2,9 0,3 0,09

20. 3,1 2,8 0,3 0,09

21. 3 2,8 0,2 0,04

22. 3 2,8 0,2 0,04

23. 3 2,7 0,3 0,09

24. 2,2 1,8 0,4 0,16

25. 2,1 1,8 0,3 0,09

26. 1,9 1,7 0,2 0,04

27. 1,8 1,7 0,1 0,01

28. 1,8 1,7 0,1 0,01


59

29. 1,8 1,6 0,2 0,04

30. 1,5 1,3 0,2 0,04

Jumlah 15 6 0 0

Rata-rata 5 4 0 0

Sumber : Data hasil penelitian tahun 2022

t=
∑D


2
N ∑ D −( ∑ D )
2

N −1
10 , 80
t=

√ 30( 4 , 86 )−(10 , 80 )2
30−1
10 , 80
t=

√ (145 , 8−116 ,64 )


29
10 , 80
t=

√ 29 ,16
29

10 , 80
t=
√ 1, 005
10 , 80
t=
1 ,002

t=10 ,778
60

Ternyata thitung lebih besar dari pada ttabel, atau 10,778>2,045, maka

Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan

sprint dan latihan vertical jump terhadap hasil lompat jauh pada siswa

siswa di SMP Negeri 2 Talisayan tahun pelajaran 2021/2022. Untuk

mengetahui peningkatannya dapat diketahui sebagai berikut:

MD
X 100 %
Mpre

0 ,35
= X 100 %
2 ,41

= 14,52%

D. Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh

antara hasil tolak peluru antara mereka yang melakukan latihan Sprint dan

latihan vertical jump. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP

Negeri 2 Talisayan. Dari hasil penelitian dengan menggunakan 15 sampel

yang diberi latihan sprint, diperoleh thitung =8,587 dan dengan dk =(n-1)=14

dan ɑ = 0,05 diperoleh ttabel = 2,145. Sedangkan latihan vertical jump

diperoleh thitung =8,754 dan dengan menggunakan dk=(n-1)=14 dan ɑ=0,05

dan diperoleh ttabel = 2,145. Sehingga diperoleh thitung > ttabel, yang artinya ada

pengaruh daya ledak otot tungkai pada lompat jauh antara latihan sprint
61

jarak pendek dan latihan vertical jump pada siswa-siswi di SMP Negeri 2

Talisayan.

Dari hasil perhitungan statistik pengaruh antara latihan sprint jarak

pendek dan latihan vertical jump terhadap daya ledak otot tungkai pada

lompat jauh dapat dilihat bahwa diperoleh thitung =10,778 dan dengan

menggunakan dk=(n-1)=29 dan ɑ=0,05 dan diperoleh ttabel =2,045, maka

Ha diterima artinya signifikan. Hal ini dibuktikan melalui uji t, dimana

thitung lebih besar dari ttabel atau 10,778>2,045, yang artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara latihan sprint jarak pendek dan latihan

vertical jump terhadap hasil tolak peluru pada siswa-siswi di SMP Negeri

2 Talisayan tahun pelajaran 2021/2022.

Penelitian ini menggambarkan bahwa pada siswa-siswi di SMP

Negeri 2 Talisayan tahun pelajaran 2021/2022. Latihan sprint jarak pendek

dan latihan vertical jump memberikan pengaruh daya ledak otot tungkai

pada lompat jauh yang berbeda. Kedua cara tersebut mempunyai

kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri. Pada latihan sprint jarak pendek,

tubuh otot siswa yang melakukan latihan sprint jarak pendek terkondisi

dan terjadi adaptasi dan otot dapat kekuatan dan kecepatan (power),

sedangkan pada latihan vertical jump, tubuh dan otot siswa terus

terkondisi sehingga tubuh dengan sendirinya beradaptasi dan menambah

kekuatan khususnya kekuatan otot tungkai. Begitu juga dalam cabang

olahraga atletik nomor lompat jauh, bahwa kekuatan (power) merupakan

faktor penting. Upaya peningkatan prestasi dalam olahraga terus


62

dilakukan, diantaranya dengan melakukan latihan-latihan sesuai dengan

metode yang tepat tanpa mengesampaikan prinsip-prinsip latihan tersebut.

Pembahasan pengaruh yang signifikan antara latihan sprint jarak

pendek dan latihan vertical jump terhadap daya ledak otot tuungkai pada

lompat jauh pada siswa-siswi SMP Negeri 2 Talisayan tahun pelajaran

2021/2022.

Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan latihan sprint jarak pendek diperoleh thitung = 8,587 dan dengan

menggunakan dk =(n-1)=14 dan ɑ=0,05 diperoleh ttabel = 2,145. Sedangkan

latihan vertical jump diperoleh thitung = 8,754 dan menggunakan data dk=(n-

1)=14 dan ɑ=0,05 diperoleh ttabel=2,145. Sehingga diperoleh thitung > ttabel, dan

latihan sprint jarak pendek dan latihan vertical jump diperoleh thitung

=10,778 dan dengan menggunakan dk=(n-1)=29 dan ɑ=0,05 diperoleh

ttabel=2,045. Sehingga diperoleh thitung > ttabel, yang artinya ada pengaruh

latihan sprint jarak pendek dan latihan vertical jump terhadap daya ledak

otot tungkai pada lompat jauh.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan yang bisa diperoleh dari penelitian tentang pengaruh dua

kelompok yang menggunakan metode latihan, adapun metode latihan yang

digunakan yaitu latihan sprint dan latihan vertical jump terhadap daya ledak otot

tungkai pada lompat jauh pada siswa SMP Negeri 2 Talisayan tahun pelajaran

2021/2022 adalah sebagai berikut:

1. Ada dampak penerapan dari latihan sprint terhadap daya ledak otot tungkai

lompat jauh pada siswa SMP Negeri 2 Talisayan tahun pelajaran 2021/2022,

dimana thitung > ttabel. Thitung menunjukkan angka 8.587 sedangkan ttabel menunjukan

angka 2,145, dengan peningkatan 14,44%.

2. Ada dampak penerapan dari latihan vertical jump terhadap daya ledak otot

tungkai pada lompat jauh pada siswa SMP Negeri 2 Talisayan tahun pelajaran

2021/2022. dimana thitung > ttabel. Thitung menunjukkan angka 8,754 sedangkan ttabel

menunjukkan 2.145, dengan peningkatan 12,14%.

3. Ada dampak penerapan dari latihan sprint jarak pendek dan latihan vertical

jump terhadap daya ledak otot tungkai pada lompat jauh pada siswa SMP

Negeri 2 Talisayan tahun pelajaran 2021/2022. Latihan sprint dan latihan

vertical jump terhadap daya ledak otot tungkai pada lompat jauh dapat dilihat

bahwa diperoleh thitung=10,778 dan dengan menggunakan dk =(n-1)=30 dan ɑ =

0,05 diperoleh ttabel = 2,045, maka Ha diterima artinya signifikan. Hal ini

61
64

dibuktikan melalui hasil uji t, dimana thitung lebih besar dari pada ttabel atau

10,778>2,045, dengan peningkatan 14,52%.

B. Saran-saran

Setelah melakukan penelitian lapangan ini serta mendapatkan hasil maka

penulis berusaha memberikan saran yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni

sebagai berikut:

Bagi penulis metode latihan Sprint jarak pendek dan vertical jump adalah

metode latihan yang baik yang bisa memberikan hasil perubahan bagi para siswa

dalam olahraga atletik khususnya lompat jauh. Dalam metode latihan sprint jarak

pendek dan vertical jump guru bisa memakai metode ini dalam pembelajaran,

karena sudah terbukti bisa memberikan hasil yang baik bagi siswa.

Bagi peneliti selanjutnya bisa membuat metode latihan yang baru dan bisa

menjadikan metode latihan sprint jarak pendek dan vertical jump sebagai refrensi

bagi peneliti selanjutnya.


65

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI, Jakarta, Rineka
Cipta

Arya, D. W. 2019. " Pengaruh Latihan Hurdle Hops dan Knee Tuck Jump
Terhadap Peningkatan Vertical Jump Pada Atlet Bola Voli Klub Ivokap
Kabupaten Pekalongan Tahun 2018". Skripsi. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Dwi H. 2012. "Upaya Peningkatan Keterampilan Lompat Jauh Gaya Jongkok


Melalui Media Jerami Kelas IV SD Negeri 2 Somogede Kecamatan
Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun 2012". Skripsi. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Fenanlampir, Albertus, Faruq, Muhyi dan Muhammad.2015. Tes dan Pengukuran


Dalam Olahraga. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Maksum, Ali. 2012 . Metodelogi Penelitian. Surabaya: Penerbit Unesa University


Press-2012.

Nurhayati, Cici Diah Lutfi. 2018. Analisis gerak nomor lari sprint 100 meter
putra cabang olahraga atletik (Studi kasus pada usain bolt di kejuaraan
international association of athletics federation berlin tahun 2009). Jurnal
Kesehatan Olahraga, 2(7), 173-181. Diakses 05 Januari 2022, dari
Universitas Negeri Surabaya.

Sugiyono, 2019, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta Sugiyono.2017.Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung:Alfabeta.

Widiastuti. 2015. Tes dan Pengukuran Dalam Olahraga. Depok: PT Raja


Grafindo Persada

R, Arif T.D, Sinurat R, dan Manurizal L. 2021. Kontribusi Daya Ledak Otot
Tungkai Dan Kecepatan Lari 40 Meter Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya
Jongkok. Journal Of Sport Education and Training. Volume 2 : hal. 144-
155.

Paturohman, Asep Dedi, Deni Mudian, dan Iyan Nurdiyan Haris. 2018. Hubungan
Antara Kecepatan Lari Dan Power Otot Tungkai Terhadap Hasil Lompat
66

Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ciwiru Kecamatan


Dawuan. Jurnal Ilmiah. Volume 04.
Primorezta, Rizki. 2013. Efektifitas Sudut Sendi Lutut Terhadap Kemampuan
Daya Ledak Otot Tungkai Untuk Tes Vertical Jump
.
Permadi, riyan Fanani Angganu, dan Dita Yuliastrid. 2021. Pengaruh Latihan
Sprint Dan Latihan Box Skip Terhadap Hasil Lompatan Pada Atlet
Lompat Jauh. Jurnal Kesehatan Olahraga. Volume 09 : hal. 195-206.

Winata, Bimo Sepra. 2021. Hubungan Vertical Jump Dengan Jump Shoot Pada
Permainan Bola Basket Grup Megic Kid Lubuklinggau. Jurnal Kesehatan
Jasmani, Kesehatan Rekreasi. Volume 2 : hal. 14-19.

Hanifah, Dwi. 2012. “Upaya Peningkatan Keterampilan Lompat Jauh Gaya


Jongkok Melalui Media Jerami Kelas IV SD Negeri 2 Somogede
Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun 2012”. Skripsi.
Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang : Semarang.

Pardiman, Aden Wijaya, dan Siti Euis Kartika. 2021. Studi Literatur Latihan
Vertical Jump Terhadap Teknik Block Pada Permainan Bola Voli. Jurnal
Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi. Volume 6 : hal. 42-51.
67

LAMPIRAN-LAMPIRAN
68
69
70
71

Anda mungkin juga menyukai