Anda di halaman 1dari 5

AKSI NYATA MODUL 3.1.a.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

“PENTINGNYA SIKAP SALING MENGHORMATI DAN SALING


MENGHARGAI SESAMA”

1. Peristiwa (Facts)
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendirian, pasti membutuhkan
bantuan orang lain. Oleh karena itu kita harus saling menghormati dan
saling menghargai.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu ekosistem atau
lingkungan kerja kita sering terjadi perbedaan pendapat bahkan bisa
menimbulkan perselisihan.
Hal ini tentu menjadi tidak nyaman karena perpecahan dalam satu
komunitas akan berakibat buruk pula pada kemajuan komunitas tersebut.
Kita yang seharusnya bersatu untuk memajukan sekolah, namun karena
perbedaan pendapat yang dibarengi dengan sikap keegoisan tinggi
menyebabkan hancurnya impian sekolah yang harmonis.
 Latar belakang dari situasi yang dihadapi
Terjadinya perselisihan sesama rekan sejawat bermula dari sebuah
pertemuan yang membahas tentang lomba kebersihan sekolah. Sekolah
kami merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk untuk mewakili
penilaian lomba kebersihan. Sampah adalah masalah pokok yang dibahas
pada pertemuan itu. Salah satu guru menyarankan bahwa sampah yang
baru diletakkan saja di depan sekolah agar nantinya diangkut oleh petugas
kebersihan kota.
Sementara guru yang satunya mengatakan agar sampah-sampah tersebut
dibuang pada bak penampungan sampah yang ada di belakang sekolah
kemudian dibakar sehingga tanah bekas pembakaran sampah nantinya
akan digunakan untuk menanam bunga.
 Alasan melakukan aksi nyata
Menurut saya kasus di atas adalah termasuk dalam dilema etika, karena
disatu sisi apa yang disarankan oleh guru A memang benar mengingat setiap
bulannya sekolah kita tidak pernah lalai memberikan kontribusi sampah
dan itu sudah menjadi tanggungjawab petugas kebersihan. Kalau
sampahnya dibuang dibelakang sekolah, mereka mengira bahwa sekolah
kita tidak memiliki sampah sehingga truk mereka akan lewat begitu saja.
Di sisi lain, yang dikatakan oleh guru B juga benar yaitu sampah dibuang
saja pada bak sampah di belakang sekolah mengingat lomba kebersihan
sekolah sudah tidak lama lagi. Jika sampah ditaruh di depan akan
mengotori halaman depan dan mengganggu pemandangan orang-orang
yang
kebetulan melintas depan sekolah. Selain itu kita juga bisa
menggunakan tanah sisa pembakaran sampah untuk menanam bunga
di sekolah.
Berdasarkan situasi tersebut, saya kemudian mengambil keputusan
dengan mempertimbangkan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip resolusi
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
 Hasil aksi nyata yang dilakukan
- Paradigma dilema etika yang digunakan pada situasi ini adalah
jangka panjang lawan jangka pendek karena pada kasus ini kita
perlu memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan
yang terbaik untuk masa yang akan datang.
- Prinsip pengambilan keputusan yang diambil adalah berpikir
berbasis hasil akhir
(Ends-Based Thinking) karena keputusan yang diambil adalah
yang terbaik untuk banyak orang (sekolah).
- Adapun 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan.
Dalam hal ini adalah kebenaran, keadilan dan persatuan.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi
ini. Yang terlibat dalam kasus ini adalah guru.
3. Mengumpulkan fakta yang relevan.
- Dua orang guru yang berselisih paham tentang sampah di sekolah.
- Sampah yang ditumpuk di depan sekolah sehingga
merusak pemandangan warga yang melintas.
- Sampah yang dibakar di belakang sekolah menyebabkan polusi
udara namun tanahnya dapat dimanfaatkan untuk menanam
bunga.
4. Melakukan pengujian benar atau salah yang terdiri dari :
- Uji legal : Tidak menyangkut aspek pelanggaran hukum
- Uji Regulasi : Iya, karena perselisihan antar guru ini melanggar
kode etik profesi.
- Uji Intuisi : Menurut saya tidak ada yang salah dalam situasi ini jika
kita mengomunikasikan persoalan secara baik dan saling
menghargai
- Uji halaman depan koran : Saya merasa nyaman jika keputusan
saya dimuat pada halaman depan koran karena keputusan yang
saya ambil untuk kepentingan bersama.
- Uji Panutan : Panutan saya pasti akan mengambil keputusan
yang sama.
5. Pengujian paradigma benar lawan benar yakni individu
lawan masyarakat dan jangka panjang lawan jangka
pendek.
6. Melakukan prinsip resolusi dengan berpikir berbasis hasil akhir
(Ends- Based Thinking)
7. Investigasi opsi trilema yaitu mengutus salah seorang guru untuk
mengomunikasikan pada dinas terkait perihal sampah sekolah
agar lebih diperhatikan mengingat dalam waktu dekat ini akan
diadakan penilaian kebersihan.
8. Buat keputusan akhir.
Keputusan yang diambil selain menghubungi dinas terkait adalah
memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik dibakar
pada bak sampah di belakang sekolah, sedangkan sampah anorganik
dipilah kembali untuk didaur ulang menjadi lebih bermanfaat
misalnya untuk pembuatan taman sekolah, pot bunga dan hiasan
kelas.
Hal ini bertujuan untuk meminimalisir timbunan sampah dan
mencegah pembakaran sampah setiap hari yang akan menyebabkan
polusi udara.
9. Melihat kembali keputusan dan refleksikan
Meminta rekan sejawat untuk bersama-sama melakukan refleksi
terhadap kasus dilema etika tersebut, jika berdampak positif bagi
sekolah maka keputusan ini dapat dilaksanakan selanjutnya.
2. Perasaan (Feelings)
Perasaan saya sangat senang setelah melaksanakan aksi nyata ini karena
berhasil mengambil keputusan berdasarkan 4 paradigma dilema etika, 3
prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan.
3. Pembelajaran (Findings)
Dari kasus ini kita dapat belajar bahwa solusi terpenting adalah kesadaran
diri sendiri karena perbedaan pendapat sesungguhnya adalah hal yang biasa,
dan menghargai pendapat orang lain itu adalah suatu kewajiban.
Jangan merasa lemah dan kalah jika kita menghargai orang lain. Justru dengan
menghargai keputusannya berati kita telah mengajarkan bagaimana mereka
juga harus menghargai pendapat kita.
4. Penerapan ke depan (Future)
- Keterampilan pengambilan keputusan pada kasus dilema etika dengan
mempertimbangkan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip resolusi, dan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan harus terus dipraktekkan
serta direfleksikan dengan melibatkan seluruh warga sekolah sehingga
dapat dijadikan umpan balik dari setiap pengambilan keputusan yang
dibuat dan memberikan keleluasaan untuk memberikan masukan demi
keputusan yang bijak.
- Memaksimalkan peran komunitas praktisi dalam membantu
menerapkan konsep pengambilan keputusan.

DOKUMENTASI AKSI NYATA

Pertemuan membahas lomba kebersihan sekolah dan masalah sampah


Tumpukan sampah di depan sekolah

Anda mungkin juga menyukai