Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RIZFITA DHEA AMANDA

NIM : V2322038
PRODI/ KELAS : BUDIDAYA TERNAK/ B

BERISLAM DENGAN LOGIKA

Mayoritas penduduk umat Islam di Indonesia hanya mengerti bahwa Islam


memerintahkan untuk menunaikan sholat 5 waktu, puasa ramadhan selama 1 bulan,
keharusan menunaikan haji bagi yang mampu, dilarang berzina bahkan mendekati zina, dan
lain-lain, tanpa mempertanyakan. Menurut saya mempertanyakan atau memberikan keraguan
pada sesuatu mungkin akan memberikan keyakinan yang lebih kuat dari
sebelumnya."Melalui filsafat, manusia diarahkan untuk memikirkan dan merefleksikan ilmu
pengetahuan secara rasional, menyeluruh dan mendasar agar memperoleh pemahaman yang
jelas, benar dan lengkap sehingga diharapkan manusia dapat menemukan kejelasan
pemahaman tentang ilmu pengetahuan" (Situmeang, 2021). Apabila mayoritas penganut
agama islam di Indonesia tidak hanya mewarisi agama keluarga tetapi dapat meresapi dengan
akal dan hatinya untuk memilih agama islam sebagai agama pilihan, menurut saya akan
berdampak besar pada ketentraman dan keamanan negeri ini.
Dalam agama islam terdapat berbagai perintah yang harus dijalani dan larangan yang
harus dihindari. Seperti sholat 5 waktu yang wajib ditunaikan, dilarang makan babi, dilarang
berzina, selalu berdzikir, menunaikan puasa, dan lain-lain. Berangkat dari pertanyaan
mengapa hanya pada agama islam saja yang sholat sampai 5 kali dalam sehari, berpuasa
selama 1 bulan dalam 1 tahun, dan banyak perintah lain yang membedakan agama islam
dengan agama lainnya penulis ingin mengetahui alasan dibaliknya.
Manusia dapat dikatakan berilmu berkat adanya pengetahuan. Dalam dunia ini
terdapat beberapa sumber ilmu pengetahuan yang dapat diketahui. Berbicara mengenai
sumber ilmu pengetahuan dan metodenya dalam Filsafat Ilmu dikenal dengan epistemologi.
Epistemologi adalah kajian ilmu pengetahuan, yang di dalamnya selalu membicarakan
sesuatu melalui pertanyaan apa itu pengetahuan? dan bagaimana cara memperoleh
pengetahuan?
Kajian epistemologi Barat berbeda dengan kajian epistemologi Islam. Perbedaan
kedua epistemoligi ini terletak pada sumber pengetahuan. Jika dalam kajian epistemologi
barat sumber pengetahuan mereka akui didapat melalui alam dan fisik sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Sedangkan, apabila merujuk pada kajian epistemologi Islam, ilmu pengetahuan
berasal dari 3 sumber yaitu : melalui pancaindra, akal, dan hati (Kosim, 2008). Melalui
kelima Panca Indra kita berupa penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan pembau
inilah, manusia memiliki pengetahuan pertama kali tentang dunia.
Kemudian, yang kedua adalah pengetahuan yang 1 tingkat lebih tinggi daripada
pengetahuan melalui panca indra, yaitu pengetahuan melalui rasionalitas atau sering disebut
akal. Sumber lain mengatakan bahwa pengetahuan secara rasional adalah pengetahuan yang
bersumber dari akal manusia, pernyataan tersebut selaras dengan argumen Ibnu Sina bahwa
pengetahuan melalui inderawi menjadi tahap awal bagi pengetahuan-pengetahuan yang lebih
tinggi lainnya, seperti pengetahuan melalui akal manusia. Selain itu, pernyataan tersebut
selaras pula dengan pendapat Ibnu Tufail tentang sumber pengetahuan, Ia mengatakan bahwa
pengetahuan diperoleh melalui indera, pengalaman, dan penalaran rasional (Irawan, 2014)
Ketiga, sumber pengetahuan bersifat hudhuri yang harus dirasakan langsung melalui
batin/hati. Melalui pendekatan ilmu hudhuri ini akan timbul kesadaran pada diri manusia
akan kehadiran Tuhan itu sendiri. Peran Ilmu hudhuri dalam membuktikan keberadaan Tuhan
tersampaikan melalui argumentasi fitrah, argumentasi fitrah mengatakan bahwa pada diri
manusia terdapat kesadaran atas keberadaan Tuhan (Maulana, 2019). Apabila Fitrah ini
dikembangkan dengan bimbingan dan arahan melalui ibadah, amal shalih serta penyucian
diri, maka akan semakin sempurna fitrahnya. Sumber lain menjelaskan pula bahwa semua
ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT, "Al-Qur’an telah mengisyaratkan bahwa
hakikat pendidikan bersumber dari Allah SWT" (Sidik et al., 2022)
Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan telah menjelaskan dan menguraikan
tentang sumber pengetahuan. Salah satunya adalah sumber pengetahuan yang bersifat
hudhuri. Berbagai macam perintah dan larangan yang menjadi ajaran dalam agama islam
secara tidak langsung memberikan pengetahuan kepada umatnya yang bersifat hudhuri.
Sehingga untuk mendapatkan pengetahuan tersebut perlu ada upaya pendekatan diri kepada
Tuhan, salah satu bentuk pendekatan diri tersebut seperti menjalankan ibadah, menaati
perintahnya, serta menjauhi larangannya.
Melalui perintah dan larangan Allah seperti sholat, dzikir, puasa, tidak berzina, umat
islam dididik oleh Allah secara batin dan hati untuk merasakan kedamaian, ketentraman, dan
menjaga hati, menjaga pikiran dan menjaga perbuatan dari tindakan yang bisa mendatangkan
maksiat. Selain itu, alasan lainnya adalah untuk membuat tuhan dirasakan secara langsung
kehadiran-Nya didalam hati setiap hari dalam setiap ibadah.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang

Irawan. (2014). INTUISI SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN: Tinjauan terhadap


Pandangan Filosof Islam. TEOLOGIA, 1-30.

M. Kosim. (2008). ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM. Tadris, 122-140.

Maulana. (2019). PERAN ILMU HUSHULI DAN HUDHURI DALAM MEMBUKTIKAN


KEBERADAAN TUHAN. Cross- border, 274-284.

M.Sidik, Irwansyah, M. Ridwan. (2022). PENDIDIKAN DALAM TINJAUAN FILSAFAT


ISLAM. Ta’Limuna :Jurnal Pendidikan, 37-45.

Ivonne Ruth Vitamaya Oishi Situmeang. (2021). Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam
Kajian Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jurnal IKRA-ITH Humaniora, 76-92.

Anda mungkin juga menyukai