Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat Indonesia tentang

kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi telur. Salah satu

jenis unggas yang telurnya banyak dikonsumsi berasal dari ayam petelur. Ayam

petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang sengaja dipelihara dan

dibudidayakan khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah

berasal dari ayam hutan dan itik liar yang sengaja dikembangkanbiakan untuk

mendapatkan strain ayam petelur yang unggul. Telur banyak dikonsumsi karena

mudah diolah, dapat disimpan dengan waktu lama, harganya murah, mudah

didapatkan dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap mulai dari protein,

lemak, vitamin, dan mineral.

Telur merupakan salah satu produk hewani berasal dari ternak unggas yang

telah dikenal sebagai bahan pangan sumber protein bermutu tinggi dan mudah

didapatkan oleh masyarakat indonesia. Telur ayam konsumsi yang beredar di

pasaran merupakan telur yang berasal dari berbagai umur induk yang muda

dengan kualitas yang berbeda. Telur termasuk bahan pangan yang mudah

mengalami penurunan kualitas, bahkan pembusukan. Kerusakan pada telur dapat

disebabkan oleh mikroorganisme yang diawali dengan masuknya mikroorganisme

ke dalam telur melalui pori-pori kerabang telur sehingga mudah mengalami

kerusakan. Salah satu faktor untuk menjaga produktifitas dan kualitas telur adalah

adanya sistem perkandangan yang baik.

11
Manajemen kandang merupakan faktor yang penting untuk mencapai

keberasilan terhadap produksi ayam petelur. Kandang merupakan tempat tinggal

ayam petelur tersebut dari pullet hingga afkir. PT. Jatinom Indah Farm unik

Kuwik farm memiliki manajemen kandang yang cukup baik, karena memiliki

kandang sistem Closed house dan kandang sistem semi Closed House.

Closed house merupakan tipe kandang yang tertutup dan mempunyai

pengaturan ventilasi udara yang baik dengan bantuan kontrol panel otomatis.

Fungsi ventilasi yaitu untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem

ventilasi yang baik) udara yang menghadirkan sebanyak–banyaknya oksigen dan

mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan

amonia. Penggunaan sistem perkandangan tersebut dapat mengurangi tingkat

resiko yang ada. Semi closed house merupakan adopsi dari prinsip closed house

bentuknya seperti kandang terbuka, dinding dibuat belum permanen menggunakan

tirai atau terpal, bagian atas kandang dibuat plafon, dan mengunakan exhaust fan

yang berfungsi untuk menarik atau menyedot oksigen dan karbondioksida.

Temperatur dan kelembaban lingkungan merupakan salah satu faktor penting

untuk diperhatikan, karena tingginya temperatur dan kelembaban di daerah tropis

merupakan suatu masalah dalam pertumbuhan ayam petelur.

Kandang sistem closed house memiliki kelebihan menampung populasi

jauh lebih banyak, kondisi ayam lebih terjaga, keseragaman ayam lebih bagus,

penggunaan pakan lebih efisien. Kekurangan dari sistem close house yaitu

investasi dan beban operasional yang cukup tinggi. Kandang semi closed house

memiliki kelebihan biaya modal, operasional lebih murah, sirkulasi udara bagus,

12
mendapat sinar matahari cukup, dan mempermudah penanganan. Kekurangan

sistem semi close house tidak memiliki pengaturan suhu, kelembaban, biosecurity

kurang terpantau, dan ternak mudah stress. Maka dari itu perlu penelitian tentang

perbandingan kandang sistem close house dengan kandang semi close housed

terhadap indeks telur, tebal kerabang, warna kerabang, dan warna kuning telur di

PT Jatinom Indah Farm.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur kandang sistem close

house?

2. Apakah ada perbedaan antara telur ayam kandang sistem close house dengan

telur ayam kandang semi close house terhadap indeks telur telur?

3. Apakah ada perbedaan antara telur ayam kandang sistem close house dengan

telur ayam kandang semi close house terhadap tebal kerabang?

4. Apakah ada perbedaan antara telur ayam kandang sistem close house dengan

telur ayam kandang semi close house terhadap warna kerabang?

5. Apakah ada perbedaan antara telur ayam kandang sistem close house dengan

telur ayam kandang semi close house terhadap warna kuning telur?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur kandang sistem close

house

13
2. Mengetahui perbedaan antara telur ayam kandang sistem close house dengan

telur ayam kandang semi close house terhadap indeks telur.

3. Mengetahui perbedaan antara telur ayam kandang sistem close house dengan

telur ayam kandang semi close house terhadap tebal kerabang.

4. Mengetahui perbedaan antara telur ayam kandang sistem close house dengan

telur ayam kandang semi close house terhadap warna kerabang.

5. Mengetahui perbedaan antara telur ayam kandang sistem close house dengan

telur ayam kandang semi close house terhadap warna kuning telur.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis adalah berguna bagi peneliti, akademisi dan mahasiswa

sebagai informasi dan referensi dan acuan pengetauan terkait perbedaan

kualitas telur ayam pada kandang sistem close house dengan telur ayam pada

kandang semi close house.

2. Manfaat praktis adalah berguna bagi peternak dan perusahaan peternakan

sebagai informasi dan referensi dan acuan pengetauan terkait perbedaan

kualitas telur ayam pada kandang sistem close house dengan telur ayam pada

kandang semi close house.

14

Anda mungkin juga menyukai