Anda di halaman 1dari 34

PRESENTASI

KASUS
PROGRAM DOKTER INTERNSHIP
INDONESIA

RSU QUEEN LATIFA


2020

DR. NICKO ERDY KUSUMA


IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap: Sdr. N
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Glagah 35/16 Temon Kulon Progo
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Status Pernikahan : Belum menikah
Masuk RS tanggal : 12 Desember 2019
SUBYEKTIF
KELUHAN UTAMA : demam
KELUHAN TAMBAHAN : pusing, linu-linu, nyeri tenggorokan

Riwayat Penyakit Sekarang


3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
Pasien mengeluh demam (+), menggigil (+), pusing (+), linu-linu seluruh tubuh
(+), lemas (+), nyeri tenggorokan (+), pilek (+), nafsu makan menurun (+).
Gusi berdarah/ mimisan (-), mual (-), muntah (-), BAK BAB dbn

Hari Masuk Rumah Sakit


Masih demam (+), nyeri tenggorokan (+) pilek (+)
 
 
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat operasi sebelumnya (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat alergi obat disangkal
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
ANAMNESIS SISTEM
Neurologi : Panas (+), pusing (+), kelumpuhan anggota gerak (-),
kesadaran menurun(-)
Respirasi : Batuk (-), pilek (+), sesak napas (-)
Kardiovaskular : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)
Gastrointestinal : Muntah(-), nyeri perut(-), nyeri tekan epigastrium(+)
BAB(+), flatus(+)
Urogenital : BAK lancar, nyeri BAK (-)
Muskuloskeletal : Lemas (-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-)
Integumentum : Gatal (-),
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Utama
Tekanan Darah : 128/81 mmHg
Nadi / HR : 96x/menit, reguler
Isi dan tegangan : kuat dan cukup
Suhu badan : 36,2ºC
Pernafasan : 20x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kulit : teraba hangat, tidak kering, turgor kulit kembali < 2 detik, petekie (-).
Kelenjar limfe : pembesaran (-)
Kepala : Simetris, mesochepal, distribusi rambut merata
Muka : Simetris, tidak ada jejas
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikhterik (-/-), pupil isokor 3 mm, reflek cahaya
(+/+)
Hidung : Deviasi sputum (-), discharge (-)
Mulut/Gigi : Bibir kering (-), lidah tidak kotor, caries (-)
Telinga : Simetris, serumen (-/-)
Leher : pembesaran kelejar tiroid dan kelenjar limfe(-)
Tenggorok : faring hiperemis (+), tonsil T2-T2 hiperemis (+)
Otot : tonus normal.
Tulang : deformitas (-).
Sendi : gerakan bebas, anggota gerak lemas (-), nyeri gerak(-). 
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX - JANTUNG
Thorax :
Inspeksi : Simetris, gerakan respirasi dalam batas normal, massa (-),
retraksi suprasternal (-), retraksi intercosta (-), hematom (-),
deformitas (-).
Jantung:
Palpasi : iktus cordis kuat angkat
Perkusi :
Batas-batas Jantung
Batas kanan atas : SIC II, LPS dextra
Batas kiri atas : SIC II, LPS sinistra
Batas kanan bawah : SIC III-IV, LPS dextra
Batas kiri bawah : SIC V, LMC sinistra
Auskultasi : S1 S2 ireguler, bising (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX - PARU
Paru – paru
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri
ketinggalan gerak (-)
Perkusi: Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikular (+/+), Ronkhi (-/-),
krepitasi (-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi : simetris, distended (-), sikatrik (-),
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Palpasi : supel (+), massa (-), nyeri tekan (-)
epigastrium, turgor kulit kembali cepat < 2
detik (normal)
Perkusi : timpani di seluruh lapang perut.
PEMERIKSAAN FISIK
EKSTRIMITAS
Akral hangat, perfusi jaringan baik, capilary refil < 2
detik, sianosis (-), deformitas (-), edem (-), tonus cukup.
HASIL PEMERIKSAAN
TAMBAHAN
Darah Rutin (12/12/2019)
Urin Rutin (12/12/2019)
DIAGNOSIS MASUK IGD
obs. Febris h.III dengan trombositopenia
& leukositosis susp. Dengue Fever dd
bacterial infection
Rencana Terapi
Konsul dr. Pudya, SpPD, advice:
Infus RL 20 tpm makro
Infus RL+drip neurobion/ 24 jam (pagi)
Injeksi Paracetamol 500mg/ 8 jam
Injeksi Ranitidin 1 Ampul/ 12 jam
Sukralfat syrup 3x10ml
Cek Darah Rutin/ 24 jam
FOLLOW UP
Tgl Masalah/Diagnosa Rencana pengobatan Ket.
13/12/2 S: demam menurun - Tx lanjut DR 13/12/2019
019 O: KU: sedang, CM - tambah: Infus Ciprofloxacin AT 87
TD 118/76 mmHg 200mg/12jam HMT 45
HR 82x/min - Injeksi Omeprazole K/P jika mual AL 15,8
RR 20x/min - DR/ 24 jam Hb 15,2
Suhu 36,2 C -
A: Febris h IV, DF dd TF
Widal:
S. Typhi H 1/80
S. Paratyphi AH 1/80
S. Paratyphi BH 1/80
S. Paratyphi CH 1/40
14/12/2 S: tidak ada, alergi ciprofloxacin - tx lanjut DR 14/12/2019
019 O: KU: sedang, CM - Ciprofloxacin ganti Injeksi Ceftriaxon 2
AT 83 HMT 41 AL
TD 114/73 mmHg gr dalam NS 100cc 20 tpm/ 24 jam
8,8 Hb 13,8
HR 78x/min - Besok cek DR+widal
RR 20x/min
Suhu 37,2 C
A: Febris h V, DF dd TF
Tgl Masalah/Diagnosa Rencana pengobatan Ket.
15/12/2 S: tidak ada - BLPL DR 15/12/2019
019 O: KU: sedang, CM - Obat pulang: Cefixime 2x200mg AT 100
TD 120/80 mmHg -
HMT 43
HR 80x/min AL 7
RR 20x/min Hb 14,6
Suhu 36,6 C
A: Dengue Fever, Tonsilitis Kronis
Widal:
S. Typhi H 1/80
S. Paratyphi AH 1/80
PENDAHULUAN
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Tingkat insiden penyakit DBD Indonesia merupakan yang tertinggi
diantara negara-negara Asia Tenggara.
HASIL ANAMNESIS
(SUBJEKTIF)
Keluhan

1.

1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.


2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit, mimisan,
gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut (biasanya di
ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan,
batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami
penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.
FAKTOR RESIKO
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan sampah,
timbunan barang bekas, genangan air yang seringkali disertai di
tempat tinggal pasien sehari-hari.
Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar pasien.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang
sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis untuk
Tanda patognomonik untuk demam berdarah dengue
demam dengue 1. Suhu > 37,5 derajat celcius
1. Suhu > 37,5 derajat celcius 2. Ptekie, ekimosis, purpura
2. Ptekie, ekimosis, purpura 3. Perdarahan mukosa
3. Perdarahan mukosa 4. Rumple Leed (+)
4. Rumple Leed (+) 5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi
kebocoran plasma, diperiksa
tanda-tanda efusi pleura dan
asites.
8. Hematemesis atau melena
Pemeriksaan Penunjang
Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:

Trombositopenia (≤ 100.000/μL).
Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% dari nilai standar data populasi
menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
Leukopenia < 4000/μL.
Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang
titernya dapat terdeteksi setelah hari ke-5 demam.
Penegakan Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis Klinis Demam Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun
berupa uji tourniquet positif.
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar rumah.
5. Leukopenia <4.000/mm3
6. Trombositopenia <100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih
tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.
Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena;
maupun berupa uji Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan sekolah, rumah
atau di sekitar rumah
a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu:
Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan awal atau dari data populasi menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Trombositopenia <100.000/mm3
d.

Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih manifestasi


klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia cukup
untuk menegakkan diagnosis Demam Berdarah Dengue.
Kriteria Diagnosis
Laboratoris
Kriteria Diagnosis Laboratoris diperlukan untuk survailans
epidemiologi, terdiri atas:
Probable Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil
pemeriksaan serologi antidengue.
Confirmed Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat dengan deteksi
genome virus Dengue dengan pemeriksaan RT-PCR, antigen dengue pada
pemeriksaan NS1, atau apabila didapatkan serokonversi pemeriksaan IgG
dan IgM (dari negatif menjadi positif) pada pemeriksaan serologi
berpasangan.
Isolasi virus Dengue memberi nilai yang sangat kuat dalam
konfirmasi diagnosis klinis, namun karena memerlukan teknologi
yang canggih dan prosedur yang rumit pemeriksaan ini bukan
merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan.
Diagnosis Banding dan
Komplikasi
Diagnosis Banding
1. Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid

Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS), ensefalopati, gagal ginjal, gagal hati
Penatalaksanaan
komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3 x 500-
1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah dengue, yaitu:
pemeriksaan penunjang Lanjutan
Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial
Konseling dan Edukasi
1. Pinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah memberikan
pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan
penyakit dan tata laksananya, sehingga pasien dapat mengerti
bahwa tidak ada obat/medikamentosa untuk penanganan DBD,
terapi hanya bersifat suportif dan mencegah perburukan penyakit.
Penyakit akan sembuh sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit.
2. Modifikasi gaya hidup
a. Melakukan kegiatan 3M: menguras, mengubur, menutup.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan melakukan olahraga secara rutin.
Kriteria Rujukan
1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15 ml/kg/jam
kondisi belum membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti
kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.
Prognosis
Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena
hal ini tergantung dari derajat beratnya penyakit.
Referensi
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Pedoman Tatalaksana
Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Chen, K. Pohan, H.T, Sinto, R. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam
Berdarah Dengue. Medicinus. Jakarta. 2009: Vol 22; p.3-7.
3. WHO. Dengue Haemorrhagic Fever: diagnosis, treatment, prevention and
control. 2nd Edition. Geneva. 1997
4. Tim Adaptasi Indonesia, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit:
Pedoman bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten / Kota.
1 ed. Jakarta: World Health Organization Country Office for Indonesia.
5. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman
Diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak, Edisi pertama.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2014.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai