Anda di halaman 1dari 24

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat
kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan
penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang
pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa
nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria
dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot
dengan sel eukariot yang lebih kompleks (Utami, 2020).
Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari
proses metabolisme. Metabolisme adalah suatu ciri yang dimiliki makhluk
hidup yang merupakan serangkaian reaksi kimia di dalam sel. Reaksi-reaksi
ini tersusun dalam jalur-jalur metabolisme yang rumit dengan mengubah
molekul-molekul melalui tahapan-tahapan tertentu. Secara keseluruhan
metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber
energi dari sel. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk
kehidupan mikroba (Sukarno, 2021).
Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel
hidup. Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme.
Secara menyeluruh sebagian besar katabolisme adalah respirasi seluler di
mana glukosa dan bahan bakar organik yang lain dipecah menjadi karbon dan
air dengan membebaskan energi. Energi yang diperoleh disimpan dalam
molekul-molekul organik dan digunakan untuk melakukan kerja dari sel.
Kebalikan dari katabolisme adalah anabolisme, yang merupakan serangkaian
reaksi-reaksi kimia yang membutuhkan energi untuk membentuk molekul-
molekul besar dari molekul-molekul yang lebih kecil, misalnya pembentukan
protein dari asam amino (Sukarno, 2021).
Uji IMViC merupakan cara untuk membedakan sesama mikroba yang
termasuk dalam kelompok enterobacteriaceae. Pembedaan anggota kelompok
tersebut didasarkan proses biokimia dan reaksi enzimatis dari bakteri yang
menghasilkan suatu substrat spesifik. Mikroorganisme yang tersebar di
seluruh alam ini memiliki berbagai macam jenis, hal ini tidak dapat kita lihat
langsung dengan kasat mata. Hal ini dapat dilihat dengan bantuan mikroskop
walaupun dengan uji-uji yang lain tentu juga akan sangat membantu (Sukarno,
2021).
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan
untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil
isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan
metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang
menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis
komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan
(Rahayu & Gumilar, 2017).

1.2. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengetahui kepanjangan dari uji IMVIC.
2. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam uji IMVIC.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian uji IMVIC.

1.3. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengetahui kepanjangan dari uji IMVIC.


2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam uji IMVIC.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian uji IMVIC.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Uji IMViC merupakan cara untuk membedakan sesama mikroba yang


termasuk dalam kelompok enterobacteriaceae, dengan sasarannya adalah bakteri
E. Coli dan Substilis. Pembedaan anggota kelompok tersebut didasarkan proses
biokimia dan reaksi enzimatis dari bakteri yang menghasilkan suatu substrat
spesifik. Mikroorganisme yang tersebar di seluruh alam ini memiliki berbagai
macam jenis, hal ini tidak dapat kita lihat langsung dengan kasat mata. Hal ini
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop walaupun dengan uji-uji yang lain tentu
juga akan sangat membantu. Adapun uji IMViC (Indol, Merah metil, Voges
Proskauer, Sitrat) (Sukarno, 2021).

a. Uji Indol

Uji indol dilakukan untuk membedakan bakteri dari famili


Enterobacteriaceae berdasarkan kemampuannya mendegradasi asam amino
triptofan dan produksi indol. Mikroorganisme uji diinokulasi pada Triptofan Broth
yang mengandung triptofan yang merupakan asam amino esensial. Oleh beberapa
bakteri, triptofan akan dioksidasi yang kemudian akan membentuk indol, asam
piruvat, dan ammonia. Indol ini akan dideteksi dengan penambahan reagen
KOVAC yang akan membentuk cincin merah (Hemraj et al., 2013).

Media yang digunakan selain Triptofan Broth yaitu Sulfide-Indole-


Motility (SIM) dan Motility-Indole-Ornithine (MIO). Reagen Ehrlich dapat
digunakan sebagai alternatif reagen KOVAC. Reagen ini juga mengandung P-
dimetilaminobenzaldehid (DMAB) yang akan bereaksi dengan indol dan
mengahasilkan cincin berwarna merah. Reagen Ehrlich ini lebih sensitif daripada
reagen KOVAC akan tetapi mengandung zat toksik atau pelarut yang mudah
terbakar. Reagen Ehrlich direkomendasikan untuk mendeteksi kelompok bakteri
yang memproduksi sedikit indol seperti basilus nonfermentative atau anaerob.
Sedangkan reagen KOVAC lebih stabil dan tidak mengandung ekstraksi organik
sehingga formulasi KOVAC lebih cocok digunakan oleh mahasiswa peneliti di
laboratorium (Hemraj et al., 2013)
b. Uji Merah Metil

Uji merah metil dilakukan bertujuan untuk membedakan bakteri Gram


negatif yang berbentuk batang dari famili Enterobacteriaceae. Prinsipnya yaitu
mengukur keasaman akhir dari kultur bakteri pada media Methyl Red-Voges
Proskauer (MR-VP) broth yang mengandung glukosa, pepton, dan dapar fosfat.
Pada tahap awal fermentasi glukosa Escherichia coli dan Klabsiella auragens akan
menghasilkan asam sehingga menyebabkan perubahan warna indikator merah
metil menjadi orange dan merah tapi ketika diinkubasi lebih lanjut Klabsiella
auragens akan memecah asam piruvat dan asam lain yang kemudian akan
merubah warna merah metil menjadi kuning (Hemraj et al., 2013).

c. Uji Voges Proskauer

Uji Voges Proskauer dilakukan berdasarkan pada pencernaan glukosa


menjadi asetilmetilkarbinol. Jika glukosa dipecah akan bereaksi dengan α-Naftol
dan KOH yang kemudian membentuk warna merah. Untuk Escherichia coli
hasilnya akan negatif, yaitu terbentuk warna kuning coklat (Hemraj et al., 2013)

d. Uji Sitrat

Uji sitrat dilakukan untuk membedakan bakteri enterik berdasarkan


kemampuannya untuk memanfaatkan sumber karbon. Pemanfaatan sitrat
bergantung pada enzim sitrat permease. Media yang digunakan dalam uji ini yaitu
Simon Sitrat. Media ini mengandung natrium sitrat yang merupakan satu-satunya
sumber karbon dan energi bagi bakteri. Indikator juga diperlukan dalam uji ini,
yaitu bromotimol blue. Ketika asam sitrat dimetabolisme dan menghasilkan
karbon dioksida, kombinasi natrium dan air membentuk natrium karbonat yang
merupakan produk yang bersifat alkali/ basa yang kemudian akan mengubah
warna dari hijau menjadi biru. Jika perubahan terjadi maka hasilnya positif.
Sedangkan untuk Escherichia coli akan menunjukkan hasil negatif (Habibah,
2016).
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat Praktikum

1. Spidol
2. Inkubator
3. Bunsen
4. Korek api
5. Jarum ose
6. Jarum inokulasi
7. Rak tabung
8. Cawan petri steril
9. Hot plate
10. Beaker glass
11. Tabung reaksi tutup ulir
12. Gunting
13. Tabung reaksi

3.2. Bahan Praktikum

1. Alkohol 70%
2. Tissu
3. Kertas lebel
4. Kertas saring
5. Medium Suphite Indole Motility Agar
6. Medium TSIA miring tegak
7. Medium MRVP
8. Medium Skim Milk Agar
9. Medium Gelatin Agar
10. Medium Simon Sitrat
11. Medium urea broth
12. Reagen kovac
13. Reagen MR
14. Reagen barits A
15. Reagen barits B
16. Reagen oksidase
17. Larutan H2O2 9%
18. Kultur bakteri E. coli
19. Kultur bakteri Substilis
20. Kultur bakteri aeroginosa

3.3. Prosedur Kerja

a. Uji Indol dan Motilitas

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Ditusuk kultur bakteri E.coli dan bakteri substilis ke medium SIM A
dan medium SIM B menggunakan jarum inokulasi.
3. Diinkubasi 2x 24 jam dengan suhu 37 derajat celcius.
4. Ditetesi medium SIM A dan SIM B menggunakan reagen kovac
sebanyak masing-masing 2 tetes.
5. Diamati ada tidaknya cincin merah pada permukaan reagen kovac,
warna hitam pada media SIM dan pertumbuhan bakteri
menyebar/tidak.

b. Uji Metil Red

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diinokulasikan kultur bakteri E.coli dan bakteri substilis ke medium


MRVP A dan MRVP B menggunakan jarum ose.

3. Diinkubasi 2x 24 jam dengan suhu 37 derajat celcius.

4. Ditetesi medium MRVP A dan medium MRVP B menggunakan reagen


MR sebanyak masing-masing 5 tetes.

5. Diamati ada tidaknya warna yang terbentuk pada media (merah/kuning).


c. Uji Voges Proskouer

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diinokulasikan kultur bakteri E.coli dan bakteri substilis ke medium


MRVP A dan MRVP B menggunakan jarum ose.

3. Diinkubasi 2x 24 jam dengan suhu 37 derajat celcius.

4. Ditetesi medium MRVP A dan medium MRVP B menggunakan reagen


Barits A sebanyak masing-masing 6 tetes, lalu kocok.

5. Ditetesi medium MRVP A dan medium MRVP B menggunakan


reagen Barits B sebanyak masing-masing 3 tetes.

7. Diamati ada tidaknya perubahan warna merah pada media dan dicatat.

d. Uji Penggunaan Sitrat

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diambil bakteri S. thypi lalu tusukan ke dalam media GA menggunakan


jarum inokulasi secara aseptis.

3. Diinkubasi 2x24jam dengan suhu 37 derajat celcius.

4. Dimasukan media GA ke dalam kulkas 4 derajat celcius selama 30


menit.

5. Diamati dan dicatat hasil.

e. Uji Fermentasi Laktosa

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diinokulasikan kultur bakteri E.coli dan bakteri substilis ke medium


MRVP A dan MRVP B menggunakan jarum ose

3. Diinkubasi 2x24jam dengan suhu 37 derajat celcius.

4. Diamati ada tidaknya gas dalam durham dan ada tidaknya perubahan
warna pada durham.
5. Dicatat hasil.

f. Uji Fermentasi Glukosa

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diinokulasikan kultur bakteri E.coli dan bakteri substilis ke medium


simon sitrat menggunakan jarum ose

3. Diinkubasi 2x24jam dengan suhu 37 derajat celcius.

4. Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri, ada tidaknya perubahan


warna merah dari hijau menjadi biru.

5. Dicatat hasil.

g. Uji Urease

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diinokulasikan 1 ose kultur bakteri Aeroginosa dan bakteri substilis ke


medium urea broth secara aseptis menggunakan jarum ose.

3. Diinkubasi 2x24jam dengan suhu 37 derajat celcius.

4. Diamati ada tidaknya perubahan warna pada medium (kalo + media


akan berubah warna dari kuning menjadi pink dan kalo – tidak ada
perubahan warna pada media).

5. Dicatat hasil.

h. Uji Katalase

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diinokulasikan 1 ose kultur bakteri Aeroginosa dan bakteri substilis ke


objek glass, masing-masing bakteri tetesi 1-2 tetes larutan H2O2 9%.

3. Diamati ada tidaknya gelembung gas yang terbentuk.

4. Dicatat hasil.

i. Uji Oksidase
1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diinokulasikan 1 ose kultur bakteri Aeroginosa dan bakteri substilis ke


objek glass yang diatasnya sudah ada kertas saringnya, masing-masing
ditetesi dengan 1-2 larutan reagen oksidase.

3. Diamati ada tidaknya warna ungu/biru tua yang muncul pada kertas
saring.

4. Diamati dan dicatat hasil.

j. Uji TSIA

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diinokulasikan 1 tusuuk kultur bakteri Aeroginosa dan bakteri substilis


ke dalam medium TSIA miring tegak, masing-masing diinkubasi pada
suhu 37 derajat celcius selama 2x24jam.

3. Diamati ada tidaknya warna ungu/biru tua yang muncul pada kertas
saring.

4. Diamati dan dicacat hasil.


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

a. Hasil Uji Imvic

No Nama Uji Bakteri Uji Hasil Gambar Foto


dan
Keterangan
1. Uji Produksi -Substilis -Tidak ada
Indol & -E. coli cincin
Motilitas - (+) terdapat
cincin (E.coli + )

(Substilis - )
2. Uji Metil Substilis -tidak ada
Red -E. coli perubahan
warna
-tidak ada
perubahan (Substilis - )

warna

(E.coli -)
3. Uji Voges -Substilis -terjadi
Positiv -E. coli perubahan
media kuning
keruh dan tidak
ada endapan (Substilis +)

-terdapat
endapan merah
dan perubahan
warna media
kuning keruh (E.coli +)

4. Uji Sitrat -Subtilis -terjadi


perubahan
media menjadi
biru, tapi tidak
menyatu.
(Substilis +)

b. Hasil Uji Biokimia Bakteri

No Nama Uji Bakteri Uji Hasil Gambar Foto dan


Keterangan
1. Uji urease -Substilis -Tidak ada
-Aeroginosa perubahan
warna
- Tidak ada
perubahan
(substilis -)
2. Uji Substilis - (+) terdapat
Katalase -Aeroginosa gelembung gas
- (+) terdapat
gelembung gas

(Substilis)

(Aeroginosa)
3. Uji -Substilis - (+) ada
Oksidase - Aeroginosa warna ungu
- (+) ada
warna ungu

(Substilis)

(Aeroginosa)
4. Uji TSIA -Substilis - merah/ tidak
- Aeroginosa ada
perubahan
warna (k/nc)
tidak ada
fermentasi
pepton,
digunakan (Substilis)
secara aerobik

(Aeroginosa)

4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan pemeriksaan uji imvic dan uji
biokimia bakteri. Tujuan dilakukannya pemeriksaan ini yaitu mahasiswa mampu
mengetahui prosedur yang benar dalam pemeriksaan uji imvic dan uji biokimia
bakteri serta dapat mempraktekannya langsung.

Pengujian IMVIC yang dilakukan terdiri dari pengujian menggunakan


media cair Indol, pengujian menggunakan media cair Metil Red, pengujian
dengan menggunakan media Voges Proskauer, pengujian menggunakan media
agar miring Simmons Sitrat. Adapun macam-macam uji yang dilakukan pada
praktikum kali ini anatara lain ada uji IMVIC yang terdiri dari uji produksi indol
dan motilitas, uji metil red, uji voges proskeur, dan uji citrat. Dan uji biokimia
bakteri yang dilakukan ada uji urease, uji katalase, uji oksidase, uji TSIA.

Uji Imvic adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan


mikrooganisme dalam mendegradasi dan memfermentasi karbohidrat dalam
menghasilkan asam dan gas. Dan memiliki prinsip bahwa kebanyakan
mikroorganisme mendapatkan energi melalui proses enzimatik yang terus
menerus dan terintegrasi untuk booksidasi dari suatu substrat terutama karbohidrat
(Sukarno, 2021).

Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan
untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil
isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan
metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang
menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis
komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan (Rahayu
& Gumilar, 2017).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yang


beragam. Pada uji produksi indol & motilitas bakteri e.coli & bakteri substilis
didapatkan hasil tidak terdapat cincin. Uji indol yang ditujukan untuk
mengetahui kemampuan mikrob mendegradasi asam amino triptofan.
Hasil uji menunjukkan hasil yang negatif yang artinya isolat yang
diperoleh tidak memiliki kemampuan menghidrolisis triptofan. Reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya cincin merah pada permukaan medium. Uji
indol digunakan untuk mengetahui adanya enzim triptofanase pada bakteri
yang dapat menghidrolisis asam amino triptofan menjadi indol dan asam
piruvat. Asam amino triptofan merupakan asam amino yang lazim terdapat pada
protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh
mikroorganisme sebagai sumber energi. Adanya indol dapat dideteksi dengan
menggunakan reagen Kovac’s yang akan membentuk lapisan atau cincin
merah pada permukaan medium. Warna tersebut terbentuk karena indol yang
berada dalam medium diekstrak ke dalam lapisan reagent oleh komponen asam
butanol dan membentuk kompleks dengan p-dimethylaminobenzaldehyde (Fallo
& Sine, 2016).

Pada uji metil red bakteri E.coli dan susbtilis didapatkan hasil tidak ada
perubahan warna. Uji Methyl Red (MR), bertujuan untuk mendeteksi kemampuan
organisme dalam memproduksi dan mempertahankan produk akhir asam stabil
dari fermentasi glukosa. Methyl red adalah indikator pH, yang tetap berwarna
merah pada pH 4,4 atau kurang Hasil uji MR menunjukkan negatif karena warna
akhir yang ditunjukkan adalah kuning kecokelatan bukan merah atau merah
muda. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bakteri selulolitik hasil isolasi tidak
mampu mengoksidasi glukosa menjadi asam secara sempurna. (Rahayu &
Gumilar, 2017).

Dan pada uji VP bakteri E.coli dan Substilis didapatkan hasil terjadi
perubahan warna merdah dan tidak ada endapan merah. Uji VP bertujuan
mengetahui kemampuan suatu bakteri dalam mengoksidasi glukosa dengan
menghasilkan asam sebagai produk akhir dan berkonsentrasi tinggi. Pengujian
ini dilakukan dengan menambahakan alphanaftol dan kalium hidroksida dengan
kaldu voges Proskauer yang telah diinokulasi dengan bakteri. Uji Voges
Proskauer ditujukan untuk mengevaluasi kemampuan organisme menghasilkan
substansi non asam atau produk akhir netral seperti asetilmetil karbonil dari
asam organik sebagai hasil metabolisme glukosa (Fallo & Sine, 2016).

Pada uji citrat bakteri Subatilis didapatkan hasil terjadi perubahan warna
menjadi hijau, tetapi tidak merata. Uji citrate merupakan salah satu komponen
utama dalam siklus Krebs yang merupakan hasil reaksi antara asetil koenzim A
(CoA) dengan asam oksaloasetat (4C). Sitrat dibuat oleh enzim sitrase yang
menghasilkan asam oksaloasetat dan asetat kemudian melalui proses
enzimatis diubah menjadi asam piruvat dan karbon dioksida. Selama reaksi
tersebut medium menjadi bersifat alkali (basa) karena karbondioksida yang
berikatan dengan sodium (Na) dan air (H2O) membentuk sodium carbonat
(Na2CO3). Adanya sodium karbonat inilah yang akan mengubah indikator
bromthymol blue pada medium menyebabkan medium berubah warna dari
hijau menjadi biru tua (biru prusia). Perubahan warna dapat terjadi saat enzim
urease memutus ikatan karbon dan nitrogen untuk membentuk amoniak (Fallo &
Sine, 2016).

Sementara pada uji biokimia bakteri yang pertama yaitu uji urease pada
isolat bakteri susbtilis dan aeroginosa didapatkan hasil negatif tidak ada
perubahan warna. Uji Urease bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri
mengubah urea menjadi amoniak (Ulfa et al, 2016).

Pada uji katalase pada bakteri susbtilis dan aeroginosa didapatkan hasil
terdapat gelembung gas. Hal ini berarti isolat bakteri substilis dan aeroginosa
memiliki enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.
Menurut Lubis et,al. (2014), Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel
karena menginaktifasikan enzim dalam sel. Katalase merupakan enzim yang
digunakan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida menjadi H2O
dan O2 . Uji katalase berguna dalam mengidentifikasi kelompok bakteri yang
dapat menghasilkan enzim katalase (Liempepas et al, 2019).

Pada uji Oksidase pada bakteri substilis dan bakteri aeroginosa didapatkan
hasil ada warna ungu. Pada uji TSIA pada bakteri aeroginosa dan subtilis
didapatkan hasil tidak ada perubahan warna. Uji TSIA yang bertujuan untuk
membedakan berbagai genus Enterobacteriaceae yang kesemuanya adalah bakteri
Gram negatif yang mampu memfermentasi glukosa dengan menghasilkan
asam dan juga dapat membedakan Enterobacteriaceae dari Basilus usus lain yang
Gram negatif. Hasil uji menunjukkan bagian agar merah juga bagian bawah atau
tidak ada perubahan pada bagian bawah (jingga-merah). Hal ini
mengindikasikan fermentasi karbohidrat tidak berlangsung tetapi kaatabolisme
pepton terjadi dalam lingkungan anaerobik atau aerobik menghasilkan reaksi
alkalin akibat produksi amonia. Apabila degradasi proton berlangsung secara
aerobik maka reaksi alkalin tampak pada bagian agar miring sedangkan pada
pemanfaatan aerobik dan anaerobik dari pepton maka reaksi terlihat pada bagian
agar miring dan bagian bawah agar (Fallo & Sine, 2016).

Faktor yang mempengaruhi hasil bakteri tidak tumbuh atau


pertumbuhannya sedikit diantaranya :

1. Teknik pengambilan bakteri yang terlalu sedikit atau bakteri sudah


terkontaminasi
2. Teknik menginokulasikan bakteri yang tidak aseptis
3. Teknik membakar jarum ose
4. Teknik mem-wrapping cawan petri
5. Teknik menginkubasi bakteri

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri diantara


lain :

1. Konsentrasi lingkungan
2. Temperatur
3. Suhu
4. Tekanan osmosis
5. Oksigen
6. Senyawa toksik
7. Radiasi (Hidayat et al, 2016).
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa:

1. Kepanjangan dari uji IMVIC adalah (Indole, Methyl Red, Voges-


Proskeauer, Citrat).
2. Macam-macam uji IMVIC ada Uji Indole, Uji Methyl Red, Uji
Voges-Proskeauer, dan Uji Citrat.
3. Pengertian uji IMVIC adalah cara untuk membedakan sesama
mikroba yang termasuk dalam kelompok Enterobacteriaceae.

5.2. Saran

Diharapkan mahasiswa lebih memahami prosedur kerja dan selalu bekerja


secara aseptis pada saat praktikum bakteri serta dimohon ketika praktikum tidak
menggunakan bahan-bahan yang kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA

Fallo, G., & Sine, Y. (2016). Isolasi dan uji biokimia bakteri selulolitik asal
saluran pencernaan rayap pekerja (Macrotermes spp.). Bio-Edu: Jurnal
Pendidikan Biologi, 1(2), 27-29.

Habibah, S. 2016. Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Buah Kumbi untuk Bahan
Baku Bioetanol. Jurnal Pijar Mipa, 11(1).

Hemraj., Mardiana, D., & Indahyanti, E. 2013. Kinetika reaksi fermentasi glukosa


hasil hidrolisis pati biji durian menjadi etanol. Skripsi. Brawijaya
University.

Liempepas, A., Lolo, W. A., & Yamlean, P. V. (2019). Isolasi dan uji antibakteri
dari isolat bakteri yang berasosiasi dengan spons Callyspongia aerizusa
Serta Identifikasi Secara Biokimia. Pharmacon, 8(2), 380-387.

Rahayu, S. A., & Gumilar, M. M. H. (2017). Uji cemaran air minum masyarakat
sekitar Margahayu Raya Bandung dengan identifikasi bakteri Escherichia
coli. Indonesian journal of pharmaceutical science and technology, 4(2),
50-56.

Suekarno, T.S 2021. Identifikasi, Uji Kemampuan Hidrolisis Lemak dan


Penentuan Indeks Zona Bening Asam Laktat pada Bakteri dalam Wadi
Makanan Traditional Kalimantan Tengah. In Proceeding Biology
Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and
Learning (Vol. 14, No. 1, p. 263).

Ulfa, A., Suarsini, E., & Al Muhdhar, M. H. I. (2016). Isolasi dan uji sensitivitas
merkuri pada bakteri dari limbah penambangan emas di Sekotong Barat
Kabupaten Lombok Barat: Penelitian Pendahuluan. In Proceeding
Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and
Learning (Vol. 13, No. 1, pp. 793-799).

Utami, S. 2020. Aktivitas Antioksidan Protein Hidrolisat Dari Kasein Susu


Kambing Etawa Hasil Hidrolisis Bromelin Dari Daun Nanas
Madu. Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman, 4(1), 1-13.

Rahayu, S. A., & Gumilar, M. M. H. (2017). Uji cemaran air minum masyarakat
sekitar Margahayu Raya Bandung dengan identifikasi bakteri Escherichia
coli. Indonesian journal of pharmaceutical science and technology, 4(2),
50-56.
LAMPIRAN

Gambar 4.2 Alat dan bahan


Gambar 4.3 Laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai