Uji Imvic Dan Biokimia Dewi
Uji Imvic Dan Biokimia Dewi
PENDAHULUAN
a. Uji Indol
d. Uji Sitrat
1. Spidol
2. Inkubator
3. Bunsen
4. Korek api
5. Jarum ose
6. Jarum inokulasi
7. Rak tabung
8. Cawan petri steril
9. Hot plate
10. Beaker glass
11. Tabung reaksi tutup ulir
12. Gunting
13. Tabung reaksi
1. Alkohol 70%
2. Tissu
3. Kertas lebel
4. Kertas saring
5. Medium Suphite Indole Motility Agar
6. Medium TSIA miring tegak
7. Medium MRVP
8. Medium Skim Milk Agar
9. Medium Gelatin Agar
10. Medium Simon Sitrat
11. Medium urea broth
12. Reagen kovac
13. Reagen MR
14. Reagen barits A
15. Reagen barits B
16. Reagen oksidase
17. Larutan H2O2 9%
18. Kultur bakteri E. coli
19. Kultur bakteri Substilis
20. Kultur bakteri aeroginosa
7. Diamati ada tidaknya perubahan warna merah pada media dan dicatat.
4. Diamati ada tidaknya gas dalam durham dan ada tidaknya perubahan
warna pada durham.
5. Dicatat hasil.
5. Dicatat hasil.
g. Uji Urease
5. Dicatat hasil.
h. Uji Katalase
4. Dicatat hasil.
i. Uji Oksidase
1. Disiapkan alat dan bahan.
3. Diamati ada tidaknya warna ungu/biru tua yang muncul pada kertas
saring.
j. Uji TSIA
3. Diamati ada tidaknya warna ungu/biru tua yang muncul pada kertas
saring.
(Substilis - )
2. Uji Metil Substilis -tidak ada
Red -E. coli perubahan
warna
-tidak ada
perubahan (Substilis - )
warna
(E.coli -)
3. Uji Voges -Substilis -terjadi
Positiv -E. coli perubahan
media kuning
keruh dan tidak
ada endapan (Substilis +)
-terdapat
endapan merah
dan perubahan
warna media
kuning keruh (E.coli +)
(Substilis)
(Aeroginosa)
3. Uji -Substilis - (+) ada
Oksidase - Aeroginosa warna ungu
- (+) ada
warna ungu
(Substilis)
(Aeroginosa)
4. Uji TSIA -Substilis - merah/ tidak
- Aeroginosa ada
perubahan
warna (k/nc)
tidak ada
fermentasi
pepton,
digunakan (Substilis)
secara aerobik
(Aeroginosa)
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pemeriksaan uji imvic dan uji
biokimia bakteri. Tujuan dilakukannya pemeriksaan ini yaitu mahasiswa mampu
mengetahui prosedur yang benar dalam pemeriksaan uji imvic dan uji biokimia
bakteri serta dapat mempraktekannya langsung.
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan
untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil
isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan
metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang
menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis
komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan (Rahayu
& Gumilar, 2017).
Pada uji metil red bakteri E.coli dan susbtilis didapatkan hasil tidak ada
perubahan warna. Uji Methyl Red (MR), bertujuan untuk mendeteksi kemampuan
organisme dalam memproduksi dan mempertahankan produk akhir asam stabil
dari fermentasi glukosa. Methyl red adalah indikator pH, yang tetap berwarna
merah pada pH 4,4 atau kurang Hasil uji MR menunjukkan negatif karena warna
akhir yang ditunjukkan adalah kuning kecokelatan bukan merah atau merah
muda. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bakteri selulolitik hasil isolasi tidak
mampu mengoksidasi glukosa menjadi asam secara sempurna. (Rahayu &
Gumilar, 2017).
Dan pada uji VP bakteri E.coli dan Substilis didapatkan hasil terjadi
perubahan warna merdah dan tidak ada endapan merah. Uji VP bertujuan
mengetahui kemampuan suatu bakteri dalam mengoksidasi glukosa dengan
menghasilkan asam sebagai produk akhir dan berkonsentrasi tinggi. Pengujian
ini dilakukan dengan menambahakan alphanaftol dan kalium hidroksida dengan
kaldu voges Proskauer yang telah diinokulasi dengan bakteri. Uji Voges
Proskauer ditujukan untuk mengevaluasi kemampuan organisme menghasilkan
substansi non asam atau produk akhir netral seperti asetilmetil karbonil dari
asam organik sebagai hasil metabolisme glukosa (Fallo & Sine, 2016).
Pada uji citrat bakteri Subatilis didapatkan hasil terjadi perubahan warna
menjadi hijau, tetapi tidak merata. Uji citrate merupakan salah satu komponen
utama dalam siklus Krebs yang merupakan hasil reaksi antara asetil koenzim A
(CoA) dengan asam oksaloasetat (4C). Sitrat dibuat oleh enzim sitrase yang
menghasilkan asam oksaloasetat dan asetat kemudian melalui proses
enzimatis diubah menjadi asam piruvat dan karbon dioksida. Selama reaksi
tersebut medium menjadi bersifat alkali (basa) karena karbondioksida yang
berikatan dengan sodium (Na) dan air (H2O) membentuk sodium carbonat
(Na2CO3). Adanya sodium karbonat inilah yang akan mengubah indikator
bromthymol blue pada medium menyebabkan medium berubah warna dari
hijau menjadi biru tua (biru prusia). Perubahan warna dapat terjadi saat enzim
urease memutus ikatan karbon dan nitrogen untuk membentuk amoniak (Fallo &
Sine, 2016).
Sementara pada uji biokimia bakteri yang pertama yaitu uji urease pada
isolat bakteri susbtilis dan aeroginosa didapatkan hasil negatif tidak ada
perubahan warna. Uji Urease bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri
mengubah urea menjadi amoniak (Ulfa et al, 2016).
Pada uji katalase pada bakteri susbtilis dan aeroginosa didapatkan hasil
terdapat gelembung gas. Hal ini berarti isolat bakteri substilis dan aeroginosa
memiliki enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.
Menurut Lubis et,al. (2014), Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel
karena menginaktifasikan enzim dalam sel. Katalase merupakan enzim yang
digunakan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida menjadi H2O
dan O2 . Uji katalase berguna dalam mengidentifikasi kelompok bakteri yang
dapat menghasilkan enzim katalase (Liempepas et al, 2019).
Pada uji Oksidase pada bakteri substilis dan bakteri aeroginosa didapatkan
hasil ada warna ungu. Pada uji TSIA pada bakteri aeroginosa dan subtilis
didapatkan hasil tidak ada perubahan warna. Uji TSIA yang bertujuan untuk
membedakan berbagai genus Enterobacteriaceae yang kesemuanya adalah bakteri
Gram negatif yang mampu memfermentasi glukosa dengan menghasilkan
asam dan juga dapat membedakan Enterobacteriaceae dari Basilus usus lain yang
Gram negatif. Hasil uji menunjukkan bagian agar merah juga bagian bawah atau
tidak ada perubahan pada bagian bawah (jingga-merah). Hal ini
mengindikasikan fermentasi karbohidrat tidak berlangsung tetapi kaatabolisme
pepton terjadi dalam lingkungan anaerobik atau aerobik menghasilkan reaksi
alkalin akibat produksi amonia. Apabila degradasi proton berlangsung secara
aerobik maka reaksi alkalin tampak pada bagian agar miring sedangkan pada
pemanfaatan aerobik dan anaerobik dari pepton maka reaksi terlihat pada bagian
agar miring dan bagian bawah agar (Fallo & Sine, 2016).
1. Konsentrasi lingkungan
2. Temperatur
3. Suhu
4. Tekanan osmosis
5. Oksigen
6. Senyawa toksik
7. Radiasi (Hidayat et al, 2016).
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Fallo, G., & Sine, Y. (2016). Isolasi dan uji biokimia bakteri selulolitik asal
saluran pencernaan rayap pekerja (Macrotermes spp.). Bio-Edu: Jurnal
Pendidikan Biologi, 1(2), 27-29.
Habibah, S. 2016. Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Buah Kumbi untuk Bahan
Baku Bioetanol. Jurnal Pijar Mipa, 11(1).
Liempepas, A., Lolo, W. A., & Yamlean, P. V. (2019). Isolasi dan uji antibakteri
dari isolat bakteri yang berasosiasi dengan spons Callyspongia aerizusa
Serta Identifikasi Secara Biokimia. Pharmacon, 8(2), 380-387.
Rahayu, S. A., & Gumilar, M. M. H. (2017). Uji cemaran air minum masyarakat
sekitar Margahayu Raya Bandung dengan identifikasi bakteri Escherichia
coli. Indonesian journal of pharmaceutical science and technology, 4(2),
50-56.
Ulfa, A., Suarsini, E., & Al Muhdhar, M. H. I. (2016). Isolasi dan uji sensitivitas
merkuri pada bakteri dari limbah penambangan emas di Sekotong Barat
Kabupaten Lombok Barat: Penelitian Pendahuluan. In Proceeding
Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and
Learning (Vol. 13, No. 1, pp. 793-799).
Rahayu, S. A., & Gumilar, M. M. H. (2017). Uji cemaran air minum masyarakat
sekitar Margahayu Raya Bandung dengan identifikasi bakteri Escherichia
coli. Indonesian journal of pharmaceutical science and technology, 4(2),
50-56.
LAMPIRAN