Anda di halaman 1dari 12

Tersedia daring pada: http://ejurnal.undana.ac.

id/jvn

STUDI LITERATUR TENTANG STRUKTUR HISTOLOGI


TESTIS DAN EPIDIDYMIS BABI

Ravena J. P. Kiuk1* Cynthia D. Gaina 2 Filphin A. Amalo3


1
Faculty of Veterinary Medicine, Nusa Cendana University, Kupang
2
Department of Clinic, Reproduction, Pathology, and Nutrition, Faculty of Veterinary
Medicine, Nusa Cendana University, Kupang
3
Laboratory of Anatomy, Physiology, Farmacology and Biochemsitry, Faculty of Veterinary
Medicine, Nusa Cendana University, Kupang

Abstract
Pigs are monogasrtic and prolific livestock (many offspring per
Keywords: birth), their growth is rapid and at the age of six months can be
Pigs marketed. The purpose of the study was to know about
Testes histologycal struvture of the testes and epididymis of the pigs.
Epididymis The library study was obtained from the search and collection of
Histologycal
various library sources from Google scholar with the help of
mendeley's application. Research has shown that the testes was
surrounded by a capsule made up of dense irregular connective
tissue comprising three layers viz., tunica vaginalis, tunica
albugenia and tunica vasculosa. The connective tissue
trabeculae were extended from the capsule and divided the
parenchyma of the testes into number of lobules and consisted of
collagen, elastic and reticular fibers. The testicular parenchyma
contains many seminiferous tubules, with each tubule consisting
of a lamina propria and an epithelial layer. The seminiferous
tubules consist of spermatogenic cells and Sertoli cells. There
are also many Leydig cells located between the seminiferous
tubules. The pigs epididymis is divided into three segments,
namely, the head, body, and cauda which are composed of
pseudostratified columnar epithelium and are surrounded by
Korespondensi: loose connective tissue and a layer of smooth muscle. The closer
vennakiuk01@gmail.com to the cauda, the smooth muscle layer gets thicker and the
stereocilia gets shorter.

VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

PENDAHULUAN dari sus scrofa. Selain babi lokal, adapun


jenis babi lain di Indonesia yang
Babi tersebar secara luas di didatangkan dari luar negeri, di antaranya
seluruh dunia terdiri dari berbagai bangsa adalah babi VDL (Veredeld Duits
dan delapan spesies, dimana 52 bangsa Landvarken), babi yorkshire, babi
diantaranya tersebar pada beberapa negara landrace, babi duroc, babi berkshire, babi
di kawasan Asia Tenggara (FAO, 2009). hampshire, babi saddleback, babi
Indonesia merupakan negara yang tamworth, dan babi meishan (FAO, 2009).
memiliki keberagaman spesies babi Kajian literatur yang dilakukan,
terbanyak di dunia, karena memiliki lima bertujuan untuk melihat struktur histologi
dari delapan spesies babi (Rothschild et testis dan epididimis babi. Testis adalah
al., 2011). Keberagaman spesies babi alat reproduksi primer pada pejantan.
yang ada di Indonesia terbukti dengan Fungsi utamanya adalah menghasilkan
ditemukannya empat alel yang berbeda sel-sel sperma dan hormon-hormon jantan
dan merupakan jumlah alel mitokondria (Sihombing, 1997). Menurut Feradis
tertinggi yang telah ditemukan (Choi et (2010), testis terbungkus dalam kantong
al., 2014). Populasi babi di Indonesia skrotum dan digantung oleh funiculus
terkonsentrasi pada beberapa daerah spermaticus. Scrotum adalah kulit
antara lain di Bali, Sumatera, Jawa, berkantong yang ukuran, bentuk dan
Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), lokasinya menyesuaikan dengan testis
Sulawesi dan Papua. Jumlah babi di yang dikandungnya (Frandson, 1992).
Indonesia mencapai 9.069.829 ekor Lingkar skrotum erat hubungannya
dengan daerah yang memiliki jumlah dengan potensi produksi semen seekor
tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur pejantan. Hal ini terutama disebabkan oleh
(2.691.830 ekor), Sumatera Utara lingkar skrotum berkorelasi positif dengan
(1.012.586 ekor), Papua (994.807 ekor), sel-sel epitel seminiferi dimana
Sulawesi Selatan (877.700 ekor) dan Bali spermatozoa dihasilkan (Samsudewa,
(711.090 ekor) (Statistik Peternakan, 2006). Sementara epididimis adalah
2020). saluran yang berfungsi untuk menampung
Babi adalah ternak monogastrik dan menyimpan sperma dari testis.
dan bersifat prolifik (banyak anak tiap Epididimis terbagi menjadi tiga bagian
kelahiran), pertumbuhannya cepat dan yaitu caput epididimis, corpus epididimis,
dalam umur enam bulan sudah dapat dan cauda epididimis. Sperma di dalam
dipasarkan (Ensminger, 1991). Jenis babi epididimis akan dimatangkan sehingga
yang ada di Indonesia yaitu babi lokal dan mampu untuk membuahi ovum (Reece,
babi import. Babi lokal yang ada di 2009).
Indonesia yaitu babi bali, babi timor atau
babi kupang, nias, papua, toba, samosir METODOLOGI
dan toraja (Gea 2009; Bernaddeta et al., Waktu dan Tahapan Studi Literature
2011; Hartatik 2013; Hartatik et al., 2014; Studi literatur ini dilaksanakan
Siagian 2014). Beberapa bangsa babi lokal pada bulan Maret 2021 hingga Juli 2021,
berasal dari sus scrofa dan salah satu babi yang meliputi penelusuran dan
lokal yang berasal dari sus scrofa yaitu pengumpulan berbagai pustaka berupa
babi bali. Menurut Hartatik et al. (2014), buku, jurnal, e-book, case report dan juga
alel cytochrome B yang dimiliki oleh babi text-book yang bersumber dari Google
bali sama dengan alel babi landrace. Jadi,
babi bali merupakan babi yang berasal
VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

Scholar dengan menggunakan bantuan dari berbagai sumber pustaka yang telah
aplikasi Mendeley. didapatkan sebelumnya untuk dianalisis,
dievaluasi dan dilanjutkan dengan
Alat pembuatan kesimpulan serta saran.
Peralatan yang digunakan dalam
membantu penyusunan studi literaturini Analisis Studi Literatur
meliputi laptop, gadget, flashdisk, alat Data yang diperoleh dari buku,
tulis-menulis, dan kertas. Google Book, Google Scholar dan
bantuan aplikasi Mendeley, selanjutnya
Bahan akan dianalisis secara deskriptif serta
Bahan yang digunakan dalam dibahas berdasarkan hasil riset atau
membantu penyusunan kajian studi penelitian dari berbagai sumber yang
literatur antara lain sumber referensi atau memiliki hubungan dengan judul studi
pustaka berupa buku, jurnal,e-book, case literatur.
report dan juga text-book yang terkait
dengan judul kajian studi literatur. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelusuran dan pengumpulan pustaka Struktur Histologi Testis


Sumber pustaka diambil Testis babi domestik (Sus scrofa
berdasarkan hubungan atau relasinya domestica) dikelilingi oleh kapsul testis
dengan judul studi literatur yang akan dan terdiri dari jaringan ikat padat tidak
dikaji. Sumber pustaka tersebut berupa beraturan yang terdiri dari tiga lapisan
buku, jurnal,e-book, case report serta text- yaitu, lapisan viseral luar tunika vaginalis,
book yang berkaitan dengan judul studi tunika albugenia dan tunika vaskulosa
literatur. Penelusuran pustaka juga dapat bagian dalam (Gambar 1). Jaringan ikat
di peroleh dari Google Scholar, Google padat ini berfungsi sebagai penghubung,
Book, dan aplikasi Pubmed dan bantuan penunjang dan pelindung pada organ
aplikasi Mendeley. (Toilehere, 1977). Tunika vaginalis terdiri
dari lapisan tunggal sel mesothelial dan
Penyusunan resume pustaka lapisan jaringan ikat bagian dalam yang
Kerangka studi literatur yang melekat pada tunika albugenia. Tunika
dibuat secara garis besar mengandung hal- vaskulosa terletak pada kapsul bagian
hal penting yang akan dikaji dalam studi terdalam dan berisi banyak pembuluh
literatur berdasarkan judul yang telah darah (Reddy et al., 2016).
ditentukan, diawali dengan latar belakang, Pada babi Large White Yorkshire
tinjauan pustaka, metodologi kajian, hasil dan babi domestik (Sus scrofa domestica)
dan pembahasan, serta kesimpulan dan terdapat tunika albugenia yang merupakan
saran yang bertujuan membantu jaringan ikat padat tidak beraturan yang
memudahkan penulis dalam penulisan terdiri dari serat kolagen, serabut fibrosa
studi literatur. dan sedikit pembuluh darah (Ohanian et
al., 1979; Reddy et al., 2016; Shitarjit et
Penulisan hasil resume studi literatur al., 2020). Tunika albuginea menempel
Tahap berikutnya adalah mulai pada parenkim testis yang menebal
menyusun studi literatur dimana harus membentuk septum yang memisahkan
sesuai dengan kerangka yang telah lobulus testis (Ahmed 2005; Gofur et al.,
disusun berdasarkan informasi-informasi 2008; Shukla et al., 2013; Shitarjit et al.,
2018). Pada kapsul testis babi domestik
VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

(Sus scrofa domestica) terdapat trabekula A


jaringan ikat memanjang yang membagi
parenkim menjadi banyak lobulus
berbagai bentuk dan ukuran dan terdiri
dari kolagen, serat elastis dan serat
retikuler bersama dengan rete testis dan
pembuluh darah (Eurell dan Frappier
2006; Shitarjit et al., 2018) (Gambar 2).
Parenkim testis babi Large White
Yorkshire memiliki banyak tubulus
seminiferus yang dipisahkan oleh jaringan
interstisial. Jaringan interstisial terdiri dari B
banyak sel leydig, sedikit fibrosit,
pembuluh darah dan getah bening (Gleide
et al., 2010; Shitarjit et al., 2018, Shitarjit
et al., 2020).

Gambar 2. Histologi testis babi. A. Large


White Yorkshire; B. Babi domestik (Sus
scrofa domestica) C. Large White
Yorkshire Kapsul testis (C), septum testis
(TS), serabut retikuler (RF), tubulus
seminiferus (SFT) dan serat kolagen (anak
panah). (Gomori 100x dan Wilder 100x)
(Reddy et al., 2016; Shitarjit et al., 2020).
Gambar 1. Histologi testis babi. A. Large
White Yorkshire; B. Babi domestik (Sus
Pada parenkim testis babi
scrofa domestica). Tunika vaginalis
domestik terdapat banyak tubulus
(TVG), Tunika albuginea (TA), Tunika
seminiferus, dengan setiap tubulus
vasculosa (TV) dan Tubulus seminiferus
seminiferus terdiri dari lamina propria dan
(SFT). (H&E, 100x dan 40x) (Reddy et
epitel seminiferus. Lamina propria dari
al., 2016; Shitarjit et al., 2020)
VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

tubulus seminiferus terdiri atas lamina juga akan bertindak untuk memfagosit dan
basal yang memiliki kolagen dan serat memakan sisa sitoplasma dari proses
retikuler yang tidak merata serta sel spermatogenesis dan juga berperan
peritubular atau mioid (Ahmed 2005; sebagai barier darah dalam testis
Gofur et al., 2008; Egger et al., 2009; (Budipitojo. 2011).
Shukla et al., 2013; Reddy et al., 2016). Pada babi domestik (Sus scrofa
Tubulus seminiferus terdiri atas sel-sel domestica), bagian interstisium testis
spermatogenik dan sel sertoli (Shitarjit et terdapat banyak sel Leydig yang berada
al., 2018) (Gambar 3). Sel-sel antara tubulus seminiferus (Gambar 4).
spermatogenik dan sel sertoli berkembang Sel Leydig merupakan sel poligonal yang
baik pada tubulus seminiferus dalam ditandai dengan sitoplasma granular
berbagai tahap perkembangan. Sel-sel dengan inti bulat (Reddy et al., 2016).
spermatogenik terdiri dari spermatogenia, Temuan ini sama dengan mamalia pada
spermatosit primer, spermatosit sekunder umumnya (Ahmed, 2005; Kishore et al.,
dan spermatid. Spermatogonia terdapat 2007; Gofur et al., 2008; Shukla et al.,
pada membran basal tubuli dengan inti sel 2013). Sel Leydig memiliki peran untuk
bergranul kromatin dengan ukuran yang menghasilkan hormon testoteron yang
bervariasi. Spermatogonia terbagi menjadi dirangsang oleh hormon LH (Luteinizing
spermatogonia A dan B. Spermatogonia A Hormone) (Toilehere, 1977).
berinti lebih pucat dengan struktur A
kromatin tipis dan menyebar, sedangkan
spermatogonia B berinti lebih gelap
dengan struktur kromatin yang padat. Sel
spermatosit (primer dan sekunder)
memiliki jumlah yang lebih banyak,
terutama spermatosit primer dengan
ukuran sel yang lebih besar dibandingkan
sel spermatogonia. Sel spermatosit
sekunder jarang ditemukan karena proses
diferensiasi sel spermatosit primer
menjadi sel spermatosit sekunder yang
berlangsung dengan cepat (Dreef et al., B
2007; Shitarjit et al., 2020). Sel spermatid
merupakan sel yang berbentuk bulat
(round spermatid) dan memanjang
(elongated spermatid) dengan struktur
kromatin padat berwarna lebih gelap
dibandingkan inti sel lainnya (Wrobel dan
Bregmann, 2006). Sel Sertoli adalah sel
kolumnar tinggi yang berada di antara sel
spermatogenik yang tersusun secara radial
dari lamina basal ke lumen tubulus
seminiferus (Shitarjit et al., 2020). Sel Gambar 3. Histologi tubulus seminiferus
sertoli berfungsi untuk memberikan nutrisi dan sel-sel spermatogenik. A. Large White
untuk perkembangan sperma pada proses Yorkshire; B. Babi domestik (Sus scrofa
spermatogenesis. Selain itu, sel sertoli domestica). Serat kolagen (CF), sel

VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

Leydig (LC), Spermatogonia (Sg),


spermatosit primer (PC/P dan D), sel
Sertoli (SC), spermatosit sekunder (SS)
dan spermatid (St). (Trichrome Masson
400x dan HE 100x) (Reddy et al., 2016;
Shitarjit et al., 2020).

Gambar 4. Histologi testis babi Large


White Yorkshire menunjukkan tubulus
seminiferus (ST), sel Leydig (LC) dan
Trabekula (T). (Trichrome Masson, 100x)
(Shitarjit et al., 2020)

Struktur Histologi Epididimis

Epididimis babi domestik (Sus


scrofa domestica) dikelilingi oleh jaringan
ikat padat yang tidak teratur yang
didalamnya terdapat duktus epididimis.
Jaringan ikat mesenkim di sekitar duktus
epididmis tersusun secara teratur dan
membentuk tunika albuginea lalu Gambar 5. Histologi epididimis babi lokal
berdiferensiasi menjadi tunika fibrosa dan Zovawk menunjukkan diferensiasi kapsul
tunika vasculosa (Shitarjit et al., 2019) menjadi tunika fibrosa (TF) dan tunika
(Gambar 5). Temuan ini sama pada vaskulosa yang mengelilingi tubulus
domba Gaddi, di mana jaringan ikat epididimis (TV), serat kolagen (CF) dan
mesenkim tersusun dan membentuk tunika pembuluh darah (BV) dan serat retikuler
albuginea pada hari ke-65 kebuntingan (RF). Mayer’s HE 100X, Masson’s
(Shukla, 2015). Pada tunika albuginea Trichrome 100x, dan Gomori silver stain
babi domestik (Sus scrofa domestica), 100x. (Shitarjit et al., 2019).
terdiri atas kolagen dan serat retikuler
seperti yang dilaporkan pada domba Secara anatomi, epididimis terdiri
Gaddi (Shukla, 2015). dari tiga segmen utama yaitu caput
(kepala), corpus (tubuh), dan cauda (ekor).

VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

Caput epididimis merupakan bagian epididimidis, spermatozoa telah motil dan


proksimal dari duktus epididimis dan fertil (Wrobel dan Bregmann, 2006).
sebagai lanjutan dari duktus eferens. Diameter lumen duktus terbesar
Corpus merupakan bagian yang banyak ditemukan pada bagian cauda dan berisi
ditemukan spermatozoa dengan kepadatan spermatozoa dengan kepadatan tertinggi
yang lebih tinggi dibandingkan pada untuk disimpan sebelum disalurkan ke
bagian caput epididimis. Bagian cauda duktus deferens (Wahyuni et al., 2012).
merupakan bagian distal dari duktus A
epididimis (Wahyuni et al., 2012)
(Gambar 6). Pada bagian caput epididimis
tersusun atas epitel kolumnar
pseudostratified dan dikelilingi oleh
jaringan ikat longgar dan otot polos.
Jaringan ikat longgar berperan sebagai
pembungkus atau pelindung organ
sedangkan otot polos berperan untuk
membuat gerakan peristaltik untuk
membantu perpindahan sperma B
(Budipitojo, 2011). Lumen caput
epididimis berisi spermatozoa yang
berasal dari tubulus seminiferus dan
duktus deferen (Wahyuni et al., 2012;
Kangawa et al., 2016). Pada bagian
corpus juga dilapisi oleh tipe sel epitel
yang sama dengan caput epididimis. Pada
cauda epididimis, dilapisi oleh epitel
pseudostratified dan terdapat sperma yang
sudah matang pada lumen dan pada usia C
4,5 bulan sperma matang tersebut akan
terakumulasi di dalam lumen (Kangawa et
al., 2016). Disekeliling duktus cauda
epididimis ditemukan lapisan otot polos
yang lebih tebal dibandingkan lapisan otot
pada caput dan corpus epididimis dan juga
memiliki ukuran stereosilia paling pendek
dibandingkan pada caput dan corpus
epididimis (Wahyuni et al., 2012). Hal ini
dikarenakan adanya korelasi yang erat
dengan fungsi dari masing-masing bagian Gambar 6. Histologi epididimis
epididimis yaitu sebagai penyalur, microminipig. A. Caput epididimis; B.
pematang, dan penyimpan spermatozoa. Corpus epididimis; C. Cauda epididimis.
Saat melewati caput dan corpus Spermatozoa dalam lumen (Sp), otot polos
epididimidis, spermatozoa mengalami (OP), jaringan ikat longgar (CT), epitel
serangkaian perubahan morfologi dan kolumnar pseudostratified (Ep) dan
fungsi serta mengalami proses maturasi, Stereosilia (St) (HE 100X) (Kangawa et
sehingga saat mencapai cauda al., 2016).

VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

Histologi dinding epididimis babi adventisia terdapat banyak pembuluh


domestik (Sus scrofa domestica) terdiri darah, jaringan adiposa dan syaraf. Tunika
atas tunika mukosa, tunika submukosa, adventisia sangat sulit dibedakan dengan
tunika muskularis dan tunika adventisia. tunika muskularis (Banks, 1993; Mahmud
Tunika mukosa terdiri atas tiga lapisan, et al., 2015).
yaitu lapisan epitel mukosa, lamina
propria mukosa dan lamina muskularis
mukosa. Lamina epitel terdiri dari
beberapa jenis principle cell (sel utama),
sel basal, dan sel halo (Gambar 7). Sel-sel
utama merupakan sel-sel kolumnar yang
terletak memanjang dari membran basal
ke lumen epitelium dan memiliki banyak
mikrovili yang disebut stereosilia
(Johnson, 1991; Kujala et al., 2007;
Shitarjit et al., 2019). Stereosilia memiliki
fungsi untuk menyerap cairan dari rongga-
rongga di dalam epididimis (Toilehere,
1977). Sel-sel utama adalah sel yang
paling banyak ditemukan, sel-sel basal
biasanya berukuran kecil dan ditemukan
di membran basal sedangkan sel-sel halo
berupa sel kecil yang terletak di dasar
epitel dan mengandung inti granula
(Flickinger et al., 1978). Sel halo
merupakan sel imun yang tergolong
limfosit atau monosit (Serre dan Robaire,
1999). Pada lumen epididimis terdapat
banyak spermatid dan juga spermatozoa
yang sudah luruh (Shitarjit et al., 2019) Gambar 8. Tubulus epididimis
seperti dilaporkan juga pada tikus (Hoffer menunjukkan adanya jaringan ikat (CT),
et al., 1973), monyet (Nabeyama dan epitel, sel-sel utama (PC), sel basal (BC),
Leblon, 1974), dan banteng (Eurell dan stereosilia (St) dan spermatozoa dalam
Brian, 2006). Lamina propria mukosa lumen (Sp). (Mayer’s HE 100X dan
berupa jaringan ikat yang tersusun sirkular 1000x) (Shitarjit et al., 2019).
dan menebal ke arah cauda epididimis.
Lamina muskularis mukosa tersusun atas KESIMPULAN
beberapa lapisan otot polos (Banks, 1993). Struktur histologi testis babi
Tunika submukosa terdiri atas dikelilingi oleh kapsul testis dan terdiri
jaringan kolagen longgar dan jaringan dari jaringan ikat padat tidak beraturan
kolagen padat (Banks, 1993). Tunika yang terdiri dari tiga lapisan yaitu, lapisan
muskularis terdiri dari susunan bervariasi viseral luar tunika vaginalis, tunika
dari berkas otot polos, yang dikelilingi albugenia dan tunika vaskulosa bagian
oleh jaringan ikat dengan banyak dalam. Pada kapsul testis terdapat jaringan
pembuluh darah dari tunika adventisia. ikat memanjang yang membagi parenkim
(Dellman dan Brown, 1992). Tunika menjadi banyak lobulus berbagai bentuk

VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

dan ukuran dan terdiri dari kolagen, serat Haryoko I, Ismoyowati,


elastis dan serat retikuler bersama dengan Sumarmono J, Muatip K, Iriyanti
rete testis dan pembuluh darah. Parenkim N, et al.,., penyunting. Prospek
testis terdapat banyak tubulus seminiferus, dan Potensi Sumberdaya Ternak
dengan setiap tubulus seminiferus terdiri Lokal dalam Menunjang
dari lamina propria dan lamina epitel. Ketahanan Pangan Hewani.
Tubulus seminiferus terdiri atas sel-sel Prosiding Seminar Nasional.
spermatogenik dan sel sertoli. Pada babi Purwokerto, 15 Oktober 2011.
domestik, bagian interstisium testis Purwokerto (Indonesia): UNSOED
terdapat banyak sel Leydig yang berada Press. hlm. 266-270.
antara tubulus seminiferus. Budipitojo, Teguh. 2011. Sistem
Struktur histologi epididimis babi Reproduksi Jantan. Laboratorium
dikelilingi oleh jaringan ikat padat tidak Mikroanatomi FKH UGM:
teratur yang terdiri dari tiga lapisan yaitu, Yogyakarta.
tunika albuginea, tunika fibrosa dan tunika Choi SK, Ji-Eun L, Young-Jun K, Mi-
vasculosa. Pada bagian caput, corpus dan Sook M, Voloshina I, Myslenkov
cauda epididimis tersusun atas epite; A, Oh JG, Tae-hun K, Markov N,
kolumnar pseudostratified dan di kelilingi Seryodkin I, et al.,. 2014. Genetic
oleh jaringan ikat longgar dan otot polos. structure of wild boar (Sus scrofa)
Semakin ke cauda, lapisan otot polos populations from East Asia based
semakin tebal dan ukuran stereosilianya on microsatellite loci analyses.
semakin pendek. BMC Genet. 15:1-10.
Dellmann, H.D Dan Kar L-Heinz
Wrobbel. 1992. Buku Teks
DAFTAR PUSTAKA Histologi Veteriner. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.
Ahmed, A.E. (2005): Morphological,
Glycohistochemical, and Dreef. HC, van Esch E, de Rijk EPCT.
Immunohistochemical Studies on 2007.Spermatogenesis in
the Embryonic and Adult Bovine cynomolgus monkey(Macaca
Testis A thesis submitted for the fascicularis): a practical guide
Doctor Degree in Veterinary forroutine morphological staging.
Medicine, Faculty of Veterinary ToxicolPathol 35: 395-404.
Medicine, Ludwig-Maximilians- Egger, G. F. and Witter, K. (2009):
University, Munich, Egypt. Peritubular contractile cells in
Banks, J W. 1993. APPLIED testis and epididymis of the dog,
VETERINARY HISTOLOGY. Canis lupus familiaris Acta Vet.
Third Edition. Brno78: 3–11.
Bernaddeta WIR, Warsono IU, Basna A. Ensminger, 1991. Animal Science. 9th Ed.,
2011. Pengembangan babi lokal di The Interstate Printers And
lahan kelapa sawit (palm-pig) Publishers Inc., All Right
untuk menunjang ketahanan Reserved. Illinois. USA. Pp. 169-
pangan spesifik lokal Papua. 443.
Dalam: Rahayu S, Alimon AR,
Susanto A, Sodiq A, Indrasanti D,
VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

EURELL, JA. And BRIAN, FL. Yogyakarta (Indonesia):


Dellman’s textbook of veterinary Universitas Gadjah Mada Press.
histology. Iowa: Blackwell Hartatik T, Soewandi BDP, Volkandari
Publishing, 2006. 405 p. SD, Tabun AC, Sumadi. 2014.
FAO. 2009. Farmer’s Handbook on Pig Identification genetics of local
Production. Rome (Italy): pigs, Landrace and Duroc based on
Commission on Genetic Resources qualitative analysis. In: SUSTAIN.
for Food and Agriculture Food and Yogyakarta (Indonesia): Gadjah
Agriculture Organization Of The Mada University. p. 1-6.
United Nations. Hoffer, A,.P., Hamilton, D.W. and
Feradis. 2010. Reprodusi Ternak. Fawcett, D.W. 1973. The
Alfabeta. Bandung. ultrastructure of the principal cells
and intraepithelial leucocytes in
Flickinger, CL., Howards, S.S. and
the initial segment of the rat
English, H.F. 1978. Ultrastructural
epididymis. Anat. Res., 175(2):
differences in efferent ducts and
169-201
several regions of the epididymis
on the hamster. Am. J. Anat., Johnson, K. E., Ph.D. 1991, Histology and
152(4): 557-585, 1978 Cell Biology, 2nd Edition, Wiliam
Frandson, R. D. 1992. Anatomi Dan and Wilkins, Baltimore, Maryland.
Fisiologi Ternak. Gadjah Mada Kangawa A, Otake M, Enya S, Yoshida T,
University Press. Yogyakarta. Shibata M. 2016. Histological
Gea M. 2009. Penampilan ternak babi Development of Male
lokal periode grower dengan Reproductive Organs in
penambahan biotetes ”SOZOFM- Microminipig. Toxicologic
4” dalam ransum. Bogor Pathology, Vol. 44(8) 1105-1112
(Indonesia): Institut Pertanian Kishore, P.V.S., Geetha Ramesh and
Bogor. Sabiha Hayath Basha (2007b):
Gleide F.A., Carolina, F.A.O., Jaqueline, Intertubular tissue in the testis of
M.S., Israel, J.S., Ina, D., Rex, ram –A postnatal histological
A.H. and Luiz, R.F. (2010). study. Indian Journal of Veterinary
Postnatal somatic cell proliferation Anatomy 19 (2): 7-10.
and seminiferous tubule Kujala, M., S. Hihnala., J. Tienari., K.
maturation in pigs: A non-random Kaunisto., J. Hastbacka., C.
event. Theriogenol. 74: 11-23. Holmberg.,J. Kere And P.
Gofur, M.R., Khan, M.Z.I., Karim, M.R. Hoglund. (2007). Expression Of
and Islam, M.N. (2008): Ion Transport-Associated Proteins
Histomorphology and In Human Efferent And
histochemistry of testis of Epididymal Ducts. Reproduction,
indigenous bull (Bos indicus) of 133: 775–784.
Bangladesh. Bangladesh Journal of Mahmud, M. A., Onu, J. E., Shehu, S. A.,
Veterinary Medicine 6: 67-74. Umar, M. A., Belo, A. dan
Hartatik T. 2013. Analisis genetika ternak Danmaigoro, A. 2015,
lokal. Hartatik T, penyunting. Cryptorchidism in Mammals A

VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

Review, Global Journal of animal the ageing brown norway rat is


Scientific Research, 3:128-135 segment-spesific and related to the
luminal content. Biol Reprod 61:
Nabeyama, A. And Leblond, C.P. 1974.
705-714
Caveolated cells characterized by
deep surface invaginations and Shitarjit, S.T., Kalita, P.C., Choudhary,
abundant filaments in mouse O.P., Kalita, A. and Doley, P.J.
gastrointestinal epithelia. Am. J. (2018). Histomorphological
Anna., 140(2): 147-165 studies on the testis of local pig
(Zovawk) of Mizoram. Indian J.
Ohanian, C., Rodriguez, H, Piriz, H., Anim. Res. 53 (11): 1-4.
Martino, I., Rieppi, G., Garofalo,
E.G. and Roca R.A. (1979): Studies Shitarjit, S.T., Kalita, P.C., Choudhary,
on the contractile activity and O.P., Kalita, A. and Doley, P.J.
ultrastruture of the boar testicular (2019). Groos Morphological,
capsule. Journal of Reproduction Histological and Histochemical
and Fertility 57: 79-85. studies on the Epididymis of local
pig (Zovawk) of Mizoram. Indian
Reddy, D.V, Rajendranath, N, Pramod, J. Anim. Res. v9n6: 855-861
K.D and Raghavender KBP. 2016. Shitarjit, S.T., Kalita, P.C., Choudhary,
MICROANATOMICAL O.P., Kalita, A. and Doley, P.J.
STUDIES ON THE TESTIS OF (2020). Histological,
DOMESTIC PIG (Sus scrofa Micrometrical and Histochemical
domestica). International Journal Studies on the Testes of Large
of Science, Environment and White Yorkshire Pig (Sus scrofa
Technology, Vol. 5, No 4, 2016, domesticus)Indian J. Anim.
2226 – 2231
Shukla, P., Bhardwaj, R.L. and Rajesh, R.
Reece, W.O. 2009. Functional Anatomy (2013): Histomorphology and
And Physiology Of Domestic micrometry of testis of chamurthi
Animals. Willy-Blackwell. Iowa. horse. Indian Journal of Veterinary
Rothschild MF, Ruvinsky A, Larson G, Anatomy 25 (1): 36-38.
Gongora J, Cucchi T, Dobney K, Shukla, P. 2015. Prenatal study on the
Andersson L, Plastow G, Nicholas development of testis and
FW, Moran C, et al.,. 2011. The epididymis of gaddi sheep. PhD.
genetics of the pig. 2nd ed. Thesis submitted to the Chaudhary
Rothschild MF, Ruvinsky A, Sarwan Kumar Himachal Pradesh
editors. London: CAB International. Krishi Vishvavidyalaya, Palampur,
Samsudewa, D Dan E. Purbowati. 2006. Himachal Pradesh, India
Ukuran Organ Reproduksi Domba Sihombing. D. T. H,. 1997. Ilmu Ternak
Lokal Jantan Pada Umur Yang Babi. UGM Press. Yogyakarta.
Berbeda. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan Dan Statistik Peternakan Dan Kesehatan
Veteriner, 2-6. Hewan. 2020. Direktorat Jenderal
Peternakan Dan Kesehatan Hewan.
Serre V, Robaire B. 1999. Distribution of Kementrian Pertanian RI.
immune cells in the epididymis of

VOL VI NO. 14
Kiuk et al. 2023

Toelihere, Mozes R. 1977. Fisiologi


Reproduksi Hewan Ternak.
Bandung: Angkasa.
Wahyuni, A., S. Agungpriyono, M. Agil,
Dan T.L. Yusuf. 2012. Histologi
Dan Hismorfometri Testis Dan
Epididymis Muncak (Munctiacus
Muntjak Muntjak) Pada Periode
Ranggah Keras. Jurnal Veteriner,
13(3): 211-219.
Wrobel KH, Bergmann M. 2006.
MaleReproductive System.
InEurell JA,Frappier B. (Ed).
Dellman’s TextbookVeterinary
Histology. Iowa: Blackwell.

VOL VI NO. 14

Anda mungkin juga menyukai