Anda di halaman 1dari 8

“Technologia” Vol 8, No.

1, Januari – Maret 2017 26

PRAKIRAAN CURAH HUJAN BANDARA SYAMSUDIN NOOR


DENGAN ALGORITMA NEURAL NETWORK
BACKPROPAGATION

Ir. H. M.Muflih, M.Kom


Email : muflihbjm@gmail.com

Nur Alamsyah
Email: alam@fti.uniska-bjm.ac.id

Wagino
Email: wagino@fti.uniska-bjm.ac.id

Prediksi cuaca dan iklim


ABSTRAK digunakan untuk melihat kondisi alam
untuk waktu mendatang dan merupakan
Data curah hujan bulanan merupakan suatu usaha manusia untuk melihat
data yang djadikan tujuan untuk perkembangan kondisi udara yang lalu,
memprakirakan curah hujan di Bandara sekarang, dan yang akan datang
Syamsudin Noor Banjarbaru dengan khususnya dalam kaitan
menggunakan neural network multilayer mengantisipasinya dengan cara
dan algoritma backpropagation. Untuk mengoptimalkan usaha pemantauan,
Simulasi algoritma menggunakan pengumpulan, analisis data, hingga
software Matlab R2013a. menjadi bentuk evaluasi atau prediksi
Parameter yang digunakan dalam cuaca dan iklim.
penelitian menggunakan metode Dalam dunia penerbangan,
pembelajaran backpropagation dengan keselamatan adalah prioritas yang paling
momentum, laju pemahaman (learning utama. Keselamatan dalam penerbangan
rate) dan MSE (Mean Square Error) berkaitan dengan berbagai faktor antara
melihat selisih error yang dilakukan oleh lain kondisi mesin pesawat, kondisi
jaringan saat pelatihan maupum lintasan landing dan salah satu faktor
pengujian data, dengan arsitektur yang penting adalah cuaca. Unsur-unsur
jaringan berupa 12 input, 5 Neuron yang mempengaruhi cuaca dan iklim
lapisan layar tersembunyi (hidden layer) adalah suhu, kelembaban, tekanan udara,
dan 1 output. kecepatan angin dan curah hujan.
Dari output yang dihasilkan sudah Rekomendasi kelayakan penerbangan
mendekati nilai target dan telah berhasil dipengaruhi oleh curah hujan dan
melakukan proses dengan baik dalam kecepatan angin.
mengenali target dengan pola data yang Beberapa metode yang
ditentukan. digunakan untuk prakiraan secara
statistik diantaranya adalah Auto
Kata Kunci: Curah Hujan, Jaringan Regressive (AR), AR - Integrated
Syaraf Tiruan, backpropagation Moving Average (ARIMA) kedua
metode tersebut telah digunakan untuk
PENDAHULUAN prakiraan suhu udara. Metode

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.1, Januari – Maret 2017 27

konvensional tersebut banyak ditemui bersifat variabel dan dapat digunakan


beberapa kelemahan. Dalam prakiraan pada sistem yang kompleks.
dengan metode statistik, terdapat Algoritma pembelajaran yang
beberapa kelemahan salah satunya digunakan pada arsitektur multilayer
adalah prosentase ketidak tepatan adalah algoritma backpropagation.
ramalan pada saat kondisi cuaca yang
Algoritma ini memiliki kelebihan yaitu
sangat sulit untuk diprediksi secara mampu beradaptasi meskipun terjadi
matematis (Aisjah, 2012).[1] perubahan input karena terdapat proses
Salah satu metode prakiraan yang training. Selama proses training,
dapat diaplikasikan dengan baik adalah jaringan akan menyesuaikan bobot
neural network. Sistem kepakaran neural secara berulang sehingga dapat
network mampu menyederhanakan menghasilkan output yang diinginkan.
sistem komplek, mampu beradaptasi dan Algoritma backpropagation bekerja
mempunyai kelebihan dalam berdasarkan pada pola data yang ada
pembelajaran. Algoritma Jaringan Syaraf pada masa lalu. Dari sini dapat diketahui
Tiruan (Neural network) yaitu mencoba trend yang paling mirip dengan sekarang.
membuat suatu model yang menirukan Jika datanya cukup, maka prediksinya
cara kerja jaringan syaraf manusia. semakin bagus, dan tingkat akurasinya
Jaringan syaraf tiruan mampu lebih baik.
melakukan pemodelan nonlinier tanpa
mengetahui hubungan antara input dan
RUMUSAN MASALAH
variabel output sehingga pemodelan ini Rumusan masalah pada
lebih umum dan fleksibel untuk penelitian ini adalah Bagaimana
prakiraan (Zhang, et al. 1997).[2] memprakirakan curah hujan pada
Penelitian terkait tentang cuaca periode mendatang dengan
telah banyak dilakukan oleh beberapa menggunakan Algoritma neural network
peneliti dengan berbagai algoritma dan backpropagation berdasarkan pada data
parameter data yang berbeda. Pada lampau.
penelitian cuaca sebelumnya digunakan
data analog dengan arsitektur single TUJUAN PENELITIAN
layer (Ernawati, Septima. 2009).[3] Penelitian ini bertujuan untuk
Didapatkan hasil penelitian pada kriteria merancang prakiraan curah hujan
cerah, output yang dihasilkan adalah Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru
nilai-nilai mendekati cerah, demikian menggunakan metode neural network
juga pada kriteria hujan, output yang backpropagation serta menggunakan
dihasilkan adalah nilai-nilai atau jarak Matlab R2013a sebagai software
menuju atau mendekati hujan. pengolahan data.
Arsitektur single-layer sangat terbatas
sehingga hanya digunakan pada kasus TARGET LUARAN DAN MANFAAT
yang sederhana dan memiliki PENELITIAN
keterbatasan dalam pengenalan pola. Target luaran dalam pembuatan
Kelemahan ini dapat ditanggulangi penelitian ini adalah diharapkan dapat
dengan arsitektur multilayer dengan memberikan kontribusi dalam bidang
menambahkan satu/beberapa layer transportasi udara dan Keselamatan
tersembunyi diantara layer masukan dan dalam penerbangan .
layer keluaran. Pada arsitektur Manfaat dari penelitian ini adalah
multilayer memiliki hidden layer yang memberikan pemahaman bahwa

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.1, Januari – Maret 2017 28

perkembangan sistem informasi dan petugas di Bandara Syamsudin Noor


komputer telah dapat digunakan di Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.
berbagai aspek kehidupan, salah satunya Data tersebut adalah data curah hujan
prakiraan dan sekaligus perencanaan selama 5 tahun mulai 2008 - 2012.
untuk beberapa periode ke depan. Tabel 1. Data curah hujan
Thn/Bln Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2008 253.1 318.8 421.2 275.3 85.4 196.0 278.0 94.0 87.7 212.6 441.4 437.9
2009 317.8 159.8 138.6 255.1 185.9 55.5 65.9 25.6 21.0 103.1 400.1 221.5
2010 398.9 145.1 409.1 250.4 137.1 239.8 186.3 320.2 329.7 259.6 288.5 286.0
METODE PENELITIAN 2011 517.2 248.6 295.9 192.0 262.9 71.8 78.7 46.4 43.5 160.0 194.6 639.3
2012 220.6 155.7 263.6 402.8 126.3 162.3 144.5 27.1 32.3 165.8 337.5 463.2
Metode yang digunakan adalah
Tabel 1 diatas adalah Tabel
dengan metode eksperimen, dengan
data bulanan curah hujan selama 5
tahapan penelitian seperti berikut:
Tahun (2008 s/d 2012), dari data
1. Pengumpulan Data (Data Gathering)
bulanan tersebut nantinya akan dibagi
Penelitian ini memakai data 2 yaitu data untuk pelatihan dari tahun
rentet waktu yaitu data curah hujan 2008-2011 (80%) dan data untuk
bulanan selama 5 Tahun mulai 2008 – pengujian tahun 2012 (20%) seperti
2012. pada tabel dibawah ini:
2. Pengolahan Data ( Pre-processing) Tabel 2. Data curah hujan untuk
Sebelum digunakan untuk proses pelatihan (2008-2011)
pelatihan, perlu dilakukan penskalaan Thn/Bln Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
terhadap nilai-nilai input dan target 2008 253.1 318.8 421.2 275.3 85.4 196.0 278.0 94.0 87.7 212.6 441.4 437.9
sedemikian hingga data-data input dan 2009 317.8 159.8 138.6 255.1 185.9 55.5 65.9 25.6 21.0 103.1 400.1 221.5
2010 398.9 145.1 409.1 250.4 137.1 239.8 186.3 320.2 329.7 259.6 288.5 286.0
target tersebut masuk dalam suatu range
2011 517.2 248.6 295.9 192.0 262.9 71.8 78.7 46.4 43.5 160.0 194.6 639.3
tertentu yang disebut preprocessing atau
normalisasi data.
Tabel 3. Data curah hujan untuk
3. Pembagian Data
pengujian (2012)
Data dibagi menjadi data
Thn/Bln Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus SeptemberOktober November Desember
pelatihan dan pengujian. Komposisi
2012 220.6 155.7 263.6 402.8 126.3 162.3 144.5 27.1 32.3 165.8 337.5 463.2
yang akan digunakan pada penelitian ini:
80% sebagai data pelatihan dan 20% Pengolahan Data
sebagai data pengujian. Aspek Data bulanan curah hujan selama
pembagian data harus ditekankan agar 12 bulan dijadikan sebagai inputan dan
jaringan mendapat data pelatihan yang target adalah data curah hujan pada
secukupnya dan data pengujian dapat bulan ke-13. Jadi ada 36 pola data untuk
pelatihan dan ada 12 pola data untuk
menguji prestasi pelatihan yang
pengujian.
dilakukan berdasarkan nilai MSE data
pelatihan dan pengujian. Algoritma Backpropagation
4. Lokasi Penelitian Algoritma Backpropagation terdiri
Lokasi pengambilan data di dari tiga tahapan atau fase yaitu:
BMKG Banjarbaru, Provinsi Kalimantan 1. Fase I : Propagasi Maju
Selatan.
Berawal dari pola pelatihan input
(Feed Forward)
ANALISIS HASIL DAN
PEMBAHASAN  Unit input menerima sinyal dan
Data penelitian yang digunakan mengirimnya ke hidden unit (unit
merupakan data sekunder yang berasal tersembunyi).
dari pengamatan secara langsung
 Tentukan aktivasi dari hidden unit.

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.1, Januari – Maret 2017 29

Misal menggunakan logsig atau


tansig.
 Kirim sinyal dari masing-masing
hidden unit ke unit output.
 Hitung fungsi aktivasi dari output
untuk membentuk respon dari net
pola input.
2. Fase II : Propagasi Mundur
Menghitung error dan back
propagasi dari error yang berhubungan
 Hitung selisih (Y-T) untuk
menentukan error yang berhubungan
antara pola dengan unit tersebut.
 Menghitung factor (δ) yang
digunakan untuk mendistribusikan
error pada output Y ke unit-unit
yang langsung berhubungan di
lapisan sebelumnya.
 Menghitung factor (δ) yang
digunakan untuk mendistribusikan
error pada unit-unit di Hidden layer
ke unit-unit unput yang langsung
berhubungan di lapisan sebelumnya.
3. Fase III : Perubahan Bobot
Melakukan update bobot baru dari
Vji (input Xi dengan hidden Zj) dan Wjk
(Hidden Zj dengan output Yk) atau
dengan memodifikasi bobot untuk
menurunkan kesalahan yang terjadi. Gambar 1. Flowchart Backpropagation

Flowchart Backpropagation Hasil Pengujian


Gambar berikut ini merupakan pengujian akan dilakukan
flowchart Jaringan Syaraf Tiruan terhadap data-data yang tidak ikut dilatih
Backpropagation yang diterapkan pada ( Data pengujian sebanyak 12 Data
penelitian ini: berupa data Tahun 2012), dengan data
Cek disimpan pada matriks Q untuk
input data dan matriks TQ untuk target.
% Input Baru Q akan di Tes,
dengan target TQ
Cek=[ 517.2 248.6 295.9
192.0 262.9 71.8 78.7
46.4 43.5 160.0 194.6
639.3 220.6
248.6 295.9 192.0 262.9
71.8 78.7 46.4 43.5

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.1, Januari – Maret 2017 30

160.0 194.6 639.3 220.6 Bobot_dari_Input_keHiddenLayer=ne


155.7 t.IW{1,1}
295.9 192.0 262.9 71.8 Bias_dari_Input_keHidden_Layer
78.7 46.4 43.5 160.0 =net.b{1,1}
194.6 639.3 220.6 155.7 Bobot_dari_HiddenLayer_Ke_Output
263.6 =net.LW{2,1}
192.0 262.9 71.8 78.7 Bias_dari_HiddenLayer_Ke_Output
46.4 43.5 160.0 194.6 =net.b{2,1}
639.3 220.6 155.7 263.6
402.8 % Set Max Epoch, Goal,Learning
262.9 71.8 78.7 46.4 Rate, Show Step
43.5 160.0 194.6 639.3 net.trainParam.epochs=5000;
220.6 155.7 263.6 402.8 net.trainParam.goal=1e-2;
126.3 net.trainParam.lr=0.5;
71.8 78.7 46.4 43.5 net.trainParam.show=200;
160.0 194.6 639.3 220.6 net.trainParam.mc=0.8;
155.7 263.6 402.8 126.3
162.3 %melakukan Pembelajaran
78.7 46.4 43.5 160.0 net=train(net,pn,tn);pause
194.6 639.3 220.6 155.7
263.6 402.8 126.3 162.3
144.5 % Melihat Bobot-bobot Akhir
46.4 43.5 160.0 194.6 Input, Lapisan dan bias
639.3 220.6 155.7 263.6 Bobot_dari_Input_keHiddenLayer=ne
402.8 126.3 162.3 144.5 t.IW{1,1}
27.1 Bias_dari_Input_keHidden_Layer
43.5 160.0 194.6 639.3 =net.b{1,1}
220.6 155.7 263.6 402.8 Bobot_dari_HiddenLayer_Ke_Output
126.3 162.3 144.5 27.1 =net.LW{2,1}
32.3 Bias_dari_HiddenLayer_Ke_Output
160.0 194.6 639.3 220.6 =net.b{2,1}
155.7 263.6 402.8 126.3
162.3 144.5 27.1 32.3 %Normalisasi Input Baru
165.8 Qn=trastd(Q,meanp,stdp);
194.6 639.3 220.6 155.7 bn=sim(net,Qn);
263.6 402.8 126.3 162.3 b=poststd(bn,meant,stdt)
144.5 27.1 32.3 165.8 L=[(1:size(Q,2))' TQ' b' (TQ'-
337.5 b')];
639.3 220.6 155.7 263.6 sprintf('%2d %11.2f %9.2f
402.8 126.3 162.3 144.5 %7.2f\n',L')
27.1 32.3 165.8 337.5
463.2 ]; % Evaluasi Output Jaringan (Data
Q=Cek(:,1:12)'; Testing dengan Target)
TQ=Cek(:,13)'; [m2,b1,r2]=postreg(b,TQ)
pause
% Preprocesing k=[1:size(Q,2)]';
[pn,meanp,stdp,tn,meant,stdt]=pre plot(k,TQ,'bo',k,b','r*');
std(Q,TQ) title('Hasil Pengujian Dengan
Data Checking: Target (o),
% Membangun Jaringan Syaraf Output(*)');
Feedforward xlabel('Data Ke-
net=newff(minmax(pn),[5 ');ylabel('Target/Output');
1],{'tansig','purelin'},'traingdm text(k+0.2*ones(length(k),1),TQ,i
'); nt2str(k));

% Melihat Bobot-bobot awal Input, Berdasarkan Coding pengujian


Lapisan dan Bias diatas didapatkan hasil pengujian
sebagai berikut:

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.1, Januari – Maret 2017 31

Gambar 2, 3, 4 dan 5 Hasil


keseluruhan Pengujian (Checking)
Data) Data

Hasil akhir dari pengujian data


(Checking) adalah sebagai berikut:

a. Pada hasil Pengujian terhadap 12 pola


data inputan, dapat diketahui dari 5000
epoch yang telah ditentukan, data
berhenti dan mencapai hasil pada
epoch ke-43. Karena unjuk kerja (mse
1e-2) terlampaui pada epoch ke-43
dengan nilai mse 0.0100.

b. Performa yang dihasilkan adalah


0.0094355 dengan target mse 0.0100
pada epoch ke-43.

c. Gradient yang dihasilkan pada epoch


ke-43 adalah 0.03619

d. Plot data dengan Tanda ‘o’ adalah


merupakan data pengujian, garis putus
putus merupakan target (Y=T)
sedangkan garis biru adalah Fit data,
berdasarkan gambar diatas bahwa data
checking (uji) sudah bisa dikenali
dengan baik.
Dari tabel dibawah dapat diketahui
Error terkecil terletak pada data ke-1 yaitu
sebesar -30.8229, Sedangkan Error

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.1, Januari – Maret 2017 32

terbesar terletak pada data ke-3 yaitu dengan baik, pada saat pelatihan
sebesar 22.33341. maupun saat pengujian. Hasil terbaik
terjadi apabila posisi (o) dan (*)
Tabel 4. Hasil Pengujian backpropagation betul-betul berada pada posisi yang
sama.
2. Didapatkan Arsitektur jaringan
terbaik untuk data curah hujan
bulanan dengan 12 inputan, 5 neuron
hidden layer dan 1 output ( 12 – 5 –
1) dengan menggunakan parameter
5000 Epoch, MSE 1e-2 atau 0.01
dengan laju pemahaman (learning
rate) 0.5.
3. Hasil terbaik saat pelatihan untuk
Analisis Regresi Linear adalah: m1
(Gradient garis terbaik) = 0.9885
penjelasan: m adalah Gradient garis
hasil regresi linear. Apabila output
tepat sama dengan targetnya, maka
Gradient ini akan bernilai 1. Dari
hasil m didapat oleh MATLAB maka
output jaringan hampir sama dengan
targetnya. a1 (Konstanta) = 2.5237
Penjelasan : a adalah titik
perpotongan dengan sumbu y.
Apabila output jaringan tepat sama
dengan targetnya, maka perpotongan
dengan sumbu y ini akan bernilai 0.
Dari hasil a yang didapat oleh
MATLAB maka output jaringan saat
pelatihan masih jauh dengan
Gambar 6 Perbandingan Target targetnya. r1 = 0.9949
dengan Output untuk data Pengujian. penjelasan : r adalah koofesien
korelasi antara output jaringan dengan
PENUTUP target. Apabila output jaringan tepat
Kesimpulan sama dengan targetnya. Maka
Berdasarkan dari hasil penelitian koofesien korelasi ini akan bernilai 1.
ini dapat ditarik kesimpulan sebagai Dari hasil r yang didapat oleh
berikut: MATLAB maka output jaringan
1. perbandingan Antara Target dan hampir tepat sama dengan targetnya.
Output, dimana Target berwarna 4. Hasil terbaik saat pengujian untuk
biru(o) sedangkan Output berwarna Analisis Regresi Linear adalah: m2
Merah (*). Dapat dilihat bahwa Ouput (Gradient garis terbaik) = 0.9916
jaringan (o) dan Target (*) sebagian penjelasan: m adalah Gradient garis
besar sudah berdekatan (hampir hasil regresi linear. Apabila output
menempati posisi yang sama). ini tepat sama dengan targetnya, maka
menunjukan bahwa backpropagation Gradient ini akan bernilai 1. Dari
dapat mengenali target dari pola data hasil m didapat oleh MATLAB maka

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.1, Januari – Maret 2017 33

output jaringan hampir sama dengan [2] ENSO-like Interdecadal Variability:


targetnya. a2 (Konstanta) = 0.4702 1900–93 Yuan Zhang, John M
Penjelasan : a adalah titik Wallace. And David S Batisti
perpotongan dengan sumbu y. Department of Atmospheric
Apabila output jaringan tepat sama Sciences, University of Washington,
dengan targetnya, maka perpotongan Seattle, Washington (Manuscript
dengan sumbu y ini akan bernilai 0. received 2 January 1996, in final
Dari hasil a yang didapat oleh form 18 June 1996),1997.
MATLAB maka output jaringan saat [3] Ernawati, Septima. 2009. Aplikasi
pengujian hampir tepat dengan Hopfield Neural network untuk
targetnya. r2 = 0.9949 Prakiraan Cuaca. Jurnal Meteorologi
penjelasan : r adalah koofesien dan Geofisika. 10 (2): 151-175.
korelasi antara output jaringan dengan
target. Apabila output jaringan tepat [4] Kadarsah and Ahmad Sasmita,
sama dengan targetnya. Maka "Standardisasi Metadata
koofesien korelasi ini akan bernilai 1. Klimatologi Dalam Penelitian
Dari hasil r yang didapat oleh Perubahan Iklim Di Indonesia," in
MATLAB maka output jaringan Prosiding PPI Standardisasi 2010,
hampir tepat sama dengan targetnya. Banjarmasin, 2010, pp. 1-18.
Dengan demikian, Algoritma [5] Handoko, Ed., Klimatologi Dasar.
Backpropagation sangat baik dalam Jakarta: Pustaka Jaya, 1994.
memprediksi dan dapat mengenali
dengan baik pola data curah hujan. [6]http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_
Udara_Syamsudin_Noor Tanggal
Saran Akses 8 Oktober 2013.
Penelitian ini dapat dikembangkan [7] Suyanto, “Artificial Intelligenc:
dengan menggunakan metode Searching, Reasoning, Planning, and
pembelajaran neural network lainnya Learning”. Bandung: Penerbit
atau dapat dibandingkan dengan metode Informatika, 2007.
JST lainnya seperti RBF ( Radial Basis [8] Siang Jong Jek, “Jaringan Syaraf
Function). Tiruan dan Pemrogramannya”, 2nd
Untuk penelitian selanjutnya bisa ed. Yogyakarta: Penerbit Andi,
dikembangkan lagi, tidak hanya 2009.
prakiraan curah hujan tapi bisa [9] J.J.Siang. 2004. Jaringan Syaraf
memprakirakan cuaca dengan Tiruan dan Pemrogramannya
menambah variabel lain seperti variabel Menggunakan Matlab. Yogyakarta.
input terdiri dari suhu udara, kelembaban ANDI.
udara, tekanan udara dan untuk output [10] Sri Kusuma dewi,”Jaringan Syaraf
yaitu kecepatan angin dan curah hujan. Tiruan dengan Metode
BPNN”,2004.
DAFTAR PUSTAKA [11] Fausett, Laurene V. 1994.
[1] Aisjah, Aulia S. 2012. Aplikasi Fundamentals of Neural network :
Sistem Logika Fuzzy pada Prakiraan Architechture, Algoritms, and
Cuaca Indonesia Studi Kasus: Cuaca Applications. New Jersey. Prentice
Kota Surabaya. Teknik Fisika Hall.
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik “Technologia”

Anda mungkin juga menyukai