Anda di halaman 1dari 24

TUGAS FLEXIBILITY DEFINITION

Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah


Flexibility Management

Dosen Pengampu:
Dr. Atim Djazuli, SE, MM
Dr. Nanang Suryadi, SE, MM

Oleh:
Wisnu Sukmanegara 186020202011001

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
NO JUDUL TAHUN AUTHOR DEFINITIONS MEASUREMENT
1 Reflexivity and 2016 Maria Luisa (Farnese et al., 2016) mendefinisikan Hipotesis 1: Semakin besar fleksibilitas organisasi, semakin
flexibility: Farnese, fleksibilitas sebagai strategi organisasi yang tinggi keterbukaan terhadap inovasi.
Complementary Roberta Fida meningkatkan sikap karyawan terhadap inovasi Hipotesis 2: Semakin besar fleksibilitas organisasi, semakin
routes to and Stefano dan kesediaan mereka untuk menerima inovasi tinggi adopsi inovasi.
innovation? Livi tersebut. Hipotesis 5: Fleksibilitas dan refleksivitas bersama-sama
memberikan efek interaktif pada keterbukaan terhadap
Menurut Volberda, 1996, Flexibilitas dapat inovasi, saling mendukung satu sama lain dalam
didefinisikan sebagai kemampuan organisasi mempromosikan keterbukaan.
yang berguna untuk memberikan respons yang Hipotesis 6: Fleksibilitas dan refleksivitas bersama-sama
berbeda dan cepat terhadap ketidakpastian memberikan efek interaktif pada adopsi inovasi, saling
lingkungan (sebagaimana dikutip dalam mendukung satu sama lain dalam menumbuhkan adopsinya.
(Farnese et al., 2016)).
Fleksibilitas dan refleksivitas diukur dengan item dari
Organisational Climate Measure, ukuran multidimensi dari
iklim organisasi yang dikembangkan oleh Patterson et al.
(2005). Secara khusus, skala 5-item menilai fleksibilitas; yaitu,
kemampuan organisasi untuk berubah dan kecepatan
responsnya. (contoh pertanyaan: Perusahaan ini cepat
merespons ketika perubahan perlu dibuat; Manajemen di sini
cepat mengenali kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara
berbeda).

Untuk refleksivitas dan fleksibilitas, opsi respons mengikuti


skala Likert 4 poin, dari 1 = 'sebagian besar salah' hingga 4 =
'pasti benar'.

Karena dihipotesakan bahwa fleksibilitas dan refleksivitas


secara bersama-sama memberikan efek interaktif pada
openness dan adopsi inovasi; maka dilakukan pengukuran:

Openness / Keterbukaan terhadap inovasi dinilai dengan


skala 7-item yang dikembangkan oleh Avallone dan
Paplomatas (2005), yang mengukur kesediaan untuk
memperkenalkan inovasi di seluruh sistem organisasi.
Contoh pertanyaan: ('Organisasi ini berhati-hati untuk ...
mendapatkan teknologi baru'; '... untuk berhadapan dengan'
pengalaman 'organisasi lain;' ... untuk merangkul permintaan
pelanggan / pengguna ';' ... untuk memperbesar
kompetensinya sendiri dengan yang baru ';' ... untuk
mengembangkan keterampilan inovatif dalam karyawan ':' ...
untuk membangun hubungan kolaboratif dengan organisasi
lain ';' ... untuk menguji metode kerja baru ').

Adopsi inovasi dinilai dengan skala yang mengukur


kemampuan organisasi untuk menerapkan hal-hal baru
dalam outcome nya. Skala 3-item digunakan dan diadaptasi
dari Avlonitis, Kouremenos, & Tzokaz (1994) mengacu pada
frekuensi dimana organisasi telah menghasilkan hasil baru
yang baru-baru ini diperkenalkan ke pasar.
Contoh pertanyaan: (‘Selama tiga tahun terakhir ... kami
menempatkan produk baru di pasar '; ... kami mengusulkan
layanan baru untuk pelanggan kami';‘ ... kami membuat
perubahan dalam desain atau kemasan produk kami ').

Untuk kedua skala, opsi respons dinilai pada skala Likert 4


poin yang berkisar dari 1 = ‘tidak pernah’ hingga 4 = ‘sering’.

Serangkaian analisis regresi linier berganda hierarki dilakukan


untuk menguji efek utama dari fleksibilitas dan refleksivitas
pada keterbukaan terhadap inovasi (Hipotesis 1 dan 3) dan
pada adopsi inovasi (Hipotesis 2 dan 4), dan efek interaksinya
terhadap kedua hasil inovasi (Hipotesis 5 dan 6).

skor untuk dua prediktor (refleksivitas dan fleksibilitas)


dipusatkan dengan mengurangi skor rata-rata untuk setiap
variabel dari setiap skor dari variabel yang sama.

multiplicative term juga diciptakan untuk menguji efek


interaksi (Aiken & West, 1991). Dalam regresi ini, variabel
independen dimasukkan ke dalam persamaan dalam tiga
langkah berikutnya:
- variabel kontrol pada langkah pertama,
- variabel prediktor utama terpusat pada langkah kedua
dan
- interaction term (refleksifitas × fleksibilitas) pada langkah
ketiga.

hasil menunjukkan bahwa refleksivitas dan fleksibilitas


berkorelasi satu sama lain, dan keduanya berkorelasi dengan
keterbukaan terhadap inovasi dan adopsi inovasi.
2 Innovation 2016 Wouter (Broekaert et al., 2016) mendefinisikan H2 Ada hubungan positif antara fleksibilitas organisasi
processes in family Broekaert, fleksibilitas organisasi sebagai kemampuan perusahaan dan kinerja inovasinya.
firms: the relevance Petra perusahaan untuk beradaptasi terhadap H4 Ada hubungan positif antara tingkat kepemilikan keluarga
of organizational Andries, struktur organisasi internyalnya atau organisasi perusahaan dan fleksibilitas organisasinya.
flexibility Koenraad hubungan eksternalnya; sebagai pendorong
Debackere kinerja inovasi.

Untuk mengukur fleksibilitas organisasi, dianalisis apakah


perusahaan telah memperkenalkan:
- “praktik bisnis baru untuk mengatur tugas atau
prosedur”
- “metode baru untuk mengatur tanggung jawab dan
kekuatan pengambilan keputusan dalam perusahaan”
- “metode baru untuk mengorganisasikan hubungan
eksternal dengan perusahaan atau lembaga publik
lain; selama periode t - 2 hingga t.
Dijumlahkan tiga binari tersebut untuk mendapatkan satu
indikator untuk fleksibilitas organisasi dan memberi label
variabel Org_Flexibility.
3 Exploring the 2016 Ben-Roy Do (Do et al., 2016) menyatakan bahwa H1. Fleksibilitas SDM berhubungan positif dengan inovasi
relationship among and Pi-Wen Fleksibilitas sumber daya manusia (SDM) organisasi.
human resource Yeh, Jean adalah kemampuan pada tingkat perusahaan, H2. Fleksibilitas SDM berhubungan positif dengan
flexibility, Madsen yang terdiri dari fleksibilitas skill / kemampuan adaptabilitas budaya.
organizational karyawan, fleksibilitas perilaku karyawan, dan
innovation and fleksibilitas praktik SDM. Kuesioner terdiri dari empat bagian: fleksibilitas SDM, budaya
adaptability culture kemampuan beradaptasi organisasi, kinerja inovasi, dan
Menurut Wright and Snell, 1998 (sebagaimana variabel kontrol. Tidak termasuk variabel kontrol, peserta
dikutip dalam (Do et al., 2016)), fleksibilitas merespons item menggunakan skala poin Likert enam poin (1
SDM memiliki definisi: _ "sangat tidak setuju"; 6 _ "sangat setuju").
• orang yang memiliki beragam keterampilan
dan behavioral repertoires; dan Digunakan kuesioner berdasarkan penelitian oleh
• praktik SDM yang dapat digunakan untuk Bhattacharya et al. (2005), di mana tiga sub-dimensi dari
memanfaatkan orang-orang secara efektif agar fleksibilitas SDM diukur.
mereka responsif terhadap perubahan - Contoh pertanyaan fleksibilitas skill karyawan:
permintaan pasar. "Perusahaan kami dapat menggeser karyawan ke
pekerjaan yang berbeda saat dibutuhkan".
Bhattacharya et al., 2005 (sebagaimana dikutip - Contoh pertanyaan fleksibilitas perilaku karyawan:
dalam (Do et al., 2016)) menyatakan bahwa "Fleksibilitas kebiasaan kerja karyawan kami
fleksibilitas perilaku karyawan mengacu pada membantu kami untuk berubah sesuai dengan
kemampuan karyawan untuk beradaptasi tuntutan pasar".
terhadap kondisi spesifik dimana karyawan- - Contoh pertanyaan fleksibilitas praktik SDM:
"Fleksibilitas praktik SDM kami membantu kami
karyawan memiliki behavioral scripts / variasi menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan yang
perilaku yang luas / beragam. berubah".

Metodologi SEM menggunakan IBM SPSS Amos digunakan


untuk menguji hipotesis.
Statistik spesifik, seperti incremental fit index (IFI) (Bollen,
1989), indeks kecocokan komparatif (CFI) (Bentler, 1990),
normed fit index (NFI) (Bentler dan Bonett, 1980), indeks
goodness-of-fit ( GFI), adjusted indeks goodness-of-fit (AGFI),
dan root mean square of approximation (RMSEA) (Steiger,
1990), digunakan untuk menilai kecocokan pengukuran dan
model struktural.

4 External supply 2018 Wai Wai (Ko et al., 2018) menyatakan bahwa H1. fleksibilitas pemasok Inbound / ISF memiliki efek positif
chain flexibility and Joyce Ko, fleksibilitas Rantai Suplai eksternal mengacu yang lebih kuat pada kinerja inovasi produk UKM utama,
product innovation Gordon Liu, pada fleksibilitas pemasok Inbound / ISF daripada fleksibilitas logistik keluar / OLF.
performance Isaac K. Ngugi (fleksibilitas mitra rantai pasok perusahaan) H2. pemasok utama berpengaruh secara negatif memoderasi
A study of small- and and Chris dan Fleksibilitas logistik keluar / OLF hubungan antara ISF dan kinerja inovasi produk UKM.
medium-sized Chapleo (fleksibilitas penyedia layanan logistik; dan itu
UK-based mempengaruhi kinerja inovasi produksi H3. pemasok utama berpengaruh secara positif memoderasi
manufacturers perusahaan itu). Studi ini menemukan bahwa hubungan antara OLF dan kinerja inovasi produk UKM.
ISF memiliki efek positif yang lebih kuat pada H4. Integrasi normatif secara positif memoderasi hubungan
kinerja inovasi produk UKM daripada OLF, dan antara ISF dan kinerja inovasi produk UKM.
bahwa kekuatan dan arah kedua efek H5. Integrasi normatif secara positif memoderasi hubungan
tergantung pada mekanisme kontrol informal. antara OLF dan kinerja inovasi produk UKM.

Malhotra & Mackelprang and Sanchez & Perez


sebagaimana dikutip pada (Ko et al., 2018)
menyatakan bahwa Fleksibilitas rantai pasokan
(SC) adalah sumber penting dari keunggulan
kompetitif bagi perusahaan utama dalam
lingkungan bisnis yang bergerak cepat.

Liao et al., (2010) and Omar et al., (2012)


berpendapat bahwa fleksibilitas ISF melibatkan
sejauh mana pemasok utama perusahaan
bersedia dan mampu memberikan input Semua variabel diukur menggunakan skala Likert multi-item.
manufaktur dengan cara yang responsive Untuk ISF dan OLF, penelitian ini mengadaptasi dan
(sebagaimana dikutip pada (Ko et al., 2018)). memodifikasi item pengukuran dari Malhotra dan
Mackelprang (2012), Liao et al. (2010) dan Hartmann dan De
Sedangkan Hartmann & De Grahl (2011) and Grahl (2011) untuk menilai persepsi CEO SME utama, masing-
Malhotra & Mackelprang (2012) menyatakan masing tentang pemasok dan fleksibilitas penyedia layanan
bahwa OLF mengacu pada sejauh mana logistik mereka. Penelitian ini menggunakan penilaian
penyedia layanan logistik utama perusahaan Malhotra dan Mackelprang (2012) tentang fleksibilitas SC
bersedia dan mampu mengakomodasi eksternal sebagai dasar untuk desain survei, yang terdiri dari
permintaan khusus, non-rutin untuk enam item untuk menilai ISF dan OLF (masing-masing tiga
mengantarkan hasil produksi manufaktur item).
(sebagaimana dikutip pada (Ko et al., 2018)).
Untuk ISF, penelitian ini juga memasukkan gagasan Liao et al
(2010) tentang kesediaan dan kemampuan pemasok untuk
mengakomodasi “permintaan (khusus) perusahaan" untuk
perubahan, daripada item "permintaan pelanggan" (Malhotra
dan Mackelprang (2012)), dalam merancang skala untuk
memastikan kejelasan.
Untuk OLF, penelitian ini mengikuti Hartmann dan De Grahl
(2011) menggunakan istilah "penyedia layanan logistik"
daripada "sistem logistik" (Malhotra dan Mackelprang (2012)),
karena ini lebih sesuai dengan fokus studi ini.

Penelitian ini meminta para peserta untuk merujuk pemasok


bahan-bahan / part input, saat menjawab pertanyaan tentang
ISF; dan penyedia layanan logistik perusahaan mereka untuk
output manufaktur ketika menjawab pertanyaan tentang OSF.
5 Investigate the role 2018 Suqin Liao, (S. Liao et al., 2018) menyatakan bahwa H2. Fleksibilitas strategis akan memediasi hubungan positif
of distributed Zhiying Liu, fleksibilitas strategis adalah saluran dimana antara kepemimpinan terdistribusi dan BMI.
leadership and Lihua Fu, kepemimpinan terdistribusi menyadari H3. Dinamika lingkungan memoderasi pengaruh tidak
strategic flexibility in Peichi Ye kontribusinya terhadap Inovasi Model Bisnis langsung positif dari kepemimpinan terdistribusi dan BMI
fostering business (BMI). Analisis ini mengungkapkan bahwa sedemikian rupa sehingga efek tidak langsung melalui
model innovation kepemimpinan terdistribusi / distributed fleksibilitas strategis menguat (melemah) ketika derajat
leadership memiliki pengaruh langsung yang dinamika lingkungan meningkat (menurun).
signifikan terhadap BMI, dan bahwa
kepemimpinan terdistribusi juga secara tidak
langsung mempengaruhi BMI dengan
meningkatkan fleksibilitas strategis. Dinamisme
lingkungan memperkuat efek positif
kepemimpinan terdistribusi pada BMI di bawah
fleksibilitas strategis.

Sanchez, 1995 (sebagaimana dikutip pada (S.


Liao et al., 2018)) menyatakan bahwa:
- fleksibilitas Strategis mengacu pada
Fleksibilitas strategis diukur menggunakan skala enam item
realokasi dan konfigurasi ulang
dari Zhou dan Wu (2010). Ukuran tersebut menangkap dua
kemampuan perusahaan untuk
dimensi dari fleksibilitas strategis (mis. Fleksibilitas sumber
menangani perubahan lingkungan yang
daya, fleksibilitas koordinasi). Tiga item pertama menangkap
melibatkan sumber daya organisasi,
tingkat fleksibilitas sumber daya, dan tiga item terakhir
proses dan strategi;
digunakan untuk mengukur fleksibilitas koordinasi. Alpha
- fleksibilitas sumber daya mengacu pada
Cronbach dievaluasi untuk setiap dimensi (0,661 dan 0,679).
fleksibilitas yang melekat dalam alokasi
Alfa Cronbach untuk skala ini adalah 0,815, dan pemuatan
sumber daya dalam mengejar tindakan
item berkisar antara 0,678 hingga 0,81.
alternatif,
- fleksibilitas koordinasi menekankan
pada fleksibilitas dalam koordinasi
penggunaan sumber daya perusahaan.

Zhou & Wu (2010) and Nadkarni & Narayanan


(2007) mendefinisikan fleksibilitas strategis
sbeagai konsep multdimensionl, yang tersusun
dari fleksibilitas sumber daya dan fleksibilitas
koordinasi (sebagaimana dikutip pada (S. Liao
et al., 2018))
6 Knowledge 2015 Ying Liao and (Y. Liao & Barnes, 2015) menyatakan bahwa
acquisition and Jane Barnes Fleksibilitas inovasi dibentuk dari proses
product innovation Akuisisi Pengetahuan eksternal yang efektif
flexibility in SMEs yang memfasilitasi transformasi hubungan
pemasok yang berkualitas tinggi; dan
Kemampuan Informasi

Lummus et al. (2003) and Liao et al. (2010)


berpendapat bahwa fleksibilitas inovasi produk
(PIF) merupakan aspek penting dalam
membangun keunggulan kompetitif yang H1. Akuisisi pengetahuan berhubungan positif dengan
berkelanjutan di pasar yang semakin bergejolak fleksibilitas inovasi produk UKM.
(sebagaimana dikutip dalam (Y. Liao & Barnes, H4a. Akuisisi pengetahuan memediasi hubungan antara
2015)). kemampuan informasi dan fleksibilitas inovasi produk.
H4b. Akuisisi pengetahuan memediasi hubungan antara
kualitas hubungan dan fleksibilitas inovasi produk.

Langkah-langkah perhitungan empat atribut PIF:


- pertama, atribut rentang-angka tercermin oleh jumlah
rata-rata produk baru yang diperkenalkan ke dalam
produksi (Koste et al., 2004; Sethi dan Sethi, 1990);
- kedua, rentang-heterogenitas dibedakan oleh
berbagai kebaruan produk (Koste et al., 2004;
Ramasesh dan Jayakumar, 1991);
- ketiga, atribut mobilitas menangani penalti dalam hal
waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam
pengembangan produk (Koste et al., 2004; Singh dan
Sushil, 2004); dan
- keempat, atribut keseragaman menangkap tingkat
dampak pada hasil kinerja sistem produksi ketika
produk baru diperkenalkan dalam sistem produksi
(yaitu efisiensi, profitabilitas, dan produktivitas) (Koste
et al., 2004).
Atribut rentang memiliki perspektif luar dan berkaitan dengan
sejauh mana persyaratan pasar dipenuhi. Mobilitas dan
keseragaman, di sisi lain, adalah faktor yang mencari ke dalam
yang mencerminkan seberapa baik sumber daya digunakan
dalam pengembangan kemampuan fleksibilitas.
7 Investigating the 2018 Raheleh (Ghorban-bakhsh & Gholipour-kanani, 2018)
Impact of Strategic Ghorban- menyatakan bahwa organisasi yang fleksibel
Flexibility on Bakhsh, menekankan pada perubahan yang halus tapi
Organizational Yousef mendalam serta sosialisasi.
Innovation Gholipour-
Kanani Menurut Doroudi & Babaei (2016), Fleksibilitas
bergantung pada kapasitas perusahaan untuk
mengubah atau mengeksploitasi peluang yang
dibuat dalam konteks dinamika lingkungan; dan
dapat dipandang sebagai keterampilan khusus
atau sumber daya perusahaan tersebut
(sebagaimana dikutip pada (Ghorban-bakhsh &
Gholipour-kanani, 2018)). Primary Hypothesis
Fleksibilitas strategis mempengaruhi inovasi di Ghalamchi,
Dehghan-Dehnavi and Nadafi, 2010 Pusat Pendidikan dan Kebudayaan.
mendefinisikan fleksibilitas strategis sebagai
kemampuan perusahaan untuk Secondary Hypotheses
mengidentifikasi dinamika lingkungan dan 1. Fleksibilitas strategis mempengaruhi inovasi produk di
memanfaatkan sumber dengan cepat untuk Ghalamchi, pusat budaya dan pendidikan.
memulai operasi baru untuk bereaksi terhadap
dinamika ini (sebagaimana dikutip dalam 2. Fleksibilitas strategis mempengaruhi inovasi proses di
(Ghorban-bakhsh & Gholipour-kanani, 2018)). Ghalamchi, pusat budaya dan pendidikan.
3. Fleksibilitas strategis mempengaruhi inovasi
Lau, 1996 sebagaimana dikutip dalam administratif di Ghalamchi, pusat budaya dan
(Ghorban-bakhsh & Gholipour-kanani, 2018) pendidikan.
mendefinisikan fleksibilitas strategis sebagai
peningkatan dalam kapasitas perusahaan Fleksibilitas strategis diukur berdasarkan empat aspek
dalam merespond lingkungan pasaar yang orientasi sumber daya (6 pertanyaan), ketahanan (4
berubah-ubah, dengan meregulasi tujuannya pertanyaan), kelincahan (3 pertanyaan), dan integritas (2
yakni dengan mendukung pengetahuan dan pertanyaan). Inovasi diukur menurut 3 dimensi inovasi
kemampuan utama. produk, inovasi proses, dan inovasi administratif (total 17
pertanyaan) (Kamasak et al., 2016). Skala pengukuran
kuesioner didasarkan pada skala Likert 5-item (pada kontinum
dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju) (Feghhi dan
Dabaghi, 2014).

Keandalan kuesioner dikonfirmasi oleh masing-masing pakar


dan akademisi. Alfa Cronbach yang diperoleh untuk reability /
keandalan inovasi dan kuesioner fleksibilitas strategis masing-
masing adalah 0,937 dan 0,915. Regresi linier digunakan untuk
menganalisis data dalam SPSS 22. Semua hipotesa terdukung.

8 Absorptive capacity, 2020 Ivan (Miroshnychenko et al., 2020) mendefinisikan H2: Potensi daya serap berhubungan positif dengan
strategic flexibility, Miroshnyche fleksibilitas strategis senagai pendorong fleksibilitas strategis.
and business model nko Andreas penting bagi Inovasi Model Bisnis (BMI) dan H4: Fleksibilitas strategis secara positif terkait dengan BMI.
innovation: Strobl, Kurt merupakan lanjutan kapasitas daya serap.
Empirical evidence Matzler,
from Italian SMEs Alfredo De Grewal & Tansuhaj, 2001 mendifinisikan
Massis fleksibilitas strategis sebagai kemampuan
organisasi untuk mengatur resiko ekonomi dan
politik dengan merespon dalam tata cara yang
proaktif maupun reaktif, terhadap ancaman
dan peluang pasar (sebagaimana dikutip dalam
(Miroshnychenko et al., 2020)).
Fleksibilitas strategis: Berdasarkan Liu, Jiang, Zhang, dan Zhao
(2013, p. 86), fleksibilitas strategis merupakan "kemampuan
untuk menyesuaikan sarana yang tersedia untuk mencapai
tujuan saat ini dan yang diharapkan di masa depan, sesuai
dengan situasi yang dihadapi".

Dengan demikian, langkah-langkah fleksibilitas strategis


mencerminkan kemampuan proaktif dan reaktif perusahaan
bereaksi terhadap perubahan lingkungan (Brozovic, 2018).
Diadaptasi enam item dari penelitian sebelumnya yang
mengukur kemampuan proaktif dan reaktif untuk memenuhi
kondisi lingkungan yang berubah (Grewal & Tansuhaj, 2001;
Liu et al., 2013; Nadkarni & Herrmann, 2010). Responden
diminta untuk menilai tingkat persetujuan mereka dengan
enam item pada skala 5 poin tipe Likert (1 = sangat tidak
setuju; 5 = sangat setuju).

6 item terkait fleksibilitas strategis berupa pertanyaan “jika


keadaan berubah, organisasi kita:
- dapat secara mudah berubah dari plan saat ini
- bersiap untuk bereaksi dengan cara yang dimodifikasi
dan layak
- dapat mengendalikan pergeseran strategi
- memiliki pengetahuan praktis untuk membuat
pergeseran pada rutinitas dan praktis harian
- dapat secara proaktif mengembangkan proyek baru
- dapat menggeeser ke proyek dengan probabilitas
keberhasilan yang tinggi
9 More labour market 2016 Eva (Wachsen & Blind, 2016) menyatakan bahwa: Hipotesis I. Dampak fleksibilitas numerik dan fungsional
flexibility for more Wachsen, - Fleksibilitas pasar tenaga kerja mewakili eksternal pada inovasi tergantung pada rezim inovasi. Bernilai
innovation? Knut Blind kapasitas pasar tenaga kerja untuk negatif dalam rezim inovasi rutin, sedangkan untuk sektor-
Evidence from beradaptasi dengan cepat terhadap sektor yang cenderung memiliki rezim inovasi kewirausahaan,
employer – perubahan ekonomi atau masyarakat. mendapat manfaat dari fleksibilitas pasar tenaga kerja
employee linked - Fleksibilitas numerik eksternal mengacu numerik dan fungsional eksternal.
micro data pada mobilitas karyawan antara
perusahaan yang berbeda, Hipotesis II. Fleksibilitas upah yang diwakili oleh penetapan
menggambarkan sejauh mana jumlah upah yang kurang terpusat memiliki dampak negatif pada
karyawan dapat dengan cepat inovasi. Ini terutama berlaku untuk negosiasi di tingkat
disesuaikan dengan persyaratan perusahaan. Dampak dari perundingan upah individu
ekonomi. tergantung pada rezim inovasi dan akan lebih tinggi dalam
- Fleksibilitas fungsional menggambarkan rezim inovasi rutin.
bagaimana perusahaan dapat
menggunakan karyawannya untuk Hipotesis III. Hubungan antara inovasi dan fleksibilitas upah
tugas yang berbeda. yang diukur dengan tingkat upah, berbeda tergantung pada
- Fleksibilitas fungsional internal rezim inovasi. Perusahaan yang beroperasi dalam rezim
mengacu pada pelatihan berkelanjutan inovasi rutin mungkin membayar upah dengan efisiensi yang
yang memungkinkan karyawan terampil lebih tinggi untuk meningkatkan kemungkinan inovasi mereka.
untuk memenuhi berbagai tugas`.
- Fleksibilitas upah mengacu pada biaya Fleksibilitas upah diukur dengan variabel yang
sumber daya dan kemampuan menggambarkan dua aspek fleksibilitas upah di pasar tenaga
perusahaan. Fleksibilitas upah yang kerja: proses tawar-menawar serta tingkat upah.
tinggi terkait dengan penetapan upah
yang terdesentralisasi di mana tingkat Variabel BARGAINLEV yang dikelompokkan, menentukan
upah mewakili keseimbangan tingkat tawar-menawar upah. Semakin tinggi nilai
penawaran dan permintaan di pasar BARGAINLEV, semakin besar kemungkinan transaksi terjadi
tenaga kerja. pada tingkat yang terdesentralisasi. Nilai terendah adalah
penetapan upah yang tidak fleksibel di tingkat industri.
Atkinson (1984) mendefinisikan fleksibilitas Sebaliknya, penetapan upah yang sepenuhnya fleksibel tidak
pasar tenaga sebagai sebuah fungsi strategi ada perundingan bersama. BARGAINCOV menunjukkan
perusahaan dan membaginya menjadi tiga persentase karyawan di perusahaan yang menerima pada
dimensi: fleksibilitas numerical, fungsional, dan upah yang disepakati bersama.
finansial / upah (sebagaimana dikutip dalam
(Wachsen & Blind, 2016)) Variabel yang menggambarkan aspek kedua dari fleksibilitas
upah, yakni tingkat upah, adalah MEDWAGE sebagai tingkat
upah rata-rata dan DIFFWAGE sebagai perbedaan upah dalam
suatu perusahaan.

Fleksibilitas numerik dan fungsional eksternal diukur oleh tiga


variabel. Perputaran tenaga kerja perusahaan / turnover,
LABTURN menunjukkan perubahan dalam pekerjaan yang
diberikan oleh bagian karyawan yang meninggalkan
perusahaan dalam waktu satu tahun (Zhou et al., 2011, hlm.
8). EMPLOYSTAT menunjukkan bagian pekerja berdasarkan
permintaan dengan status kontraktor fleksibel, sedangkan
bagian pekerja dengan kontrak kerja sementara diwakili oleh
variabel TEMPEMP. Untuk menghindari potensi
multikolinearitas dengan LABTURN, kedua item ini disatukan
menjadi satu FAKTOR menggunakan analisis faktor.

10 Adaptive culture and 2018 Antonio J. Menurut (Verdu-jover et al., 2018), fleksibilitas H3. Budaya adaptif secara positif dan penuh memediasi
product/service Verdu-Jover, struktural mengacu pada adaptasi terhadap hubungan antara fleksibilitas struktural dan hasil inovasi
innovation Lirios Alos- inersia / kelembaman (penolakan terhadap produk / layanan.
outcomes Simo, Jose- suatu gerakan) dan menginduksi koordinasi
Maria kegiatan yang lebih gesit. fleksibilitas dan
Gomez-Gras inovasi struktural dimediasi sepenuhnya oleh
budaya adaptif

Fleksibilitas struktural: Dianalisis dengan mengadaptasi 2


item dari Iravani et al. (2005), dan Verdú-Jover dan G_omez-
Gras (2009), menggunakan skala Likert dari 1 (= Tidak setuju
sepenuhnya) hingga 7 (= Setuju sepenuhnya). Analisis faktor
konfirmatori mengkonfirmasi reliabilitas (a = 0.77), reliabilitas
komposit (CR=¼ 0,81), dan satu dimensi.
RESUME DEFINISI:
Berdasarkan review artikel-artikel diatas, maka dapat diambil kesimpulan definisi:
Fleksibilitas merupakan kemampuan dan kapasitas organisasi untuk memberikan respons cepat terhadap ketidakpastian lingkungan, dengan memanfaatkan
opportunity / peluang dalam dinamika lingkungan tersebut (ekstern), serta dengan berinovasi memanfaatkan sumber daya / resource organisasi tersebut
(strength intern); yang secara keseluruhan menjadi keunggulan kompetitif organisasi tersebut.

Fleksibilitas dalam pembahasan artikel-artikel diatas berkembang / diimplementasikan dalam berbagai konteks:

- Fleksibilitas organisasi merupakan kemampuan organisasi untuk beradaptasi secara intern (terkait struktur) maupun ekstern (sosialisasi dan hubungan
lingkungan); sebagai pendorong kinerja inovasi.

- Fleksibilitas Sumber Daya Manusia merupakan kemampuan organisasi dalam memanfaatkan SDM dalam organisasinya secara efektif agar responsive
terhadap perubahan; yang terdiri dari fleksibilitas skill / kemampuan karyawan, fleksibilitas perilaku karyawan, dan fleksibilitas praktik SDM.
- Fleksibilitas Supply Chain / Rantai Pasok mengacu pada fleksibilitas pemasok Inbound / ISF (fleksibilitas mitra rantai pasok perusahaan), yang melibatkan
sejauh mana pemasok utama perusahaan bersedia dan mampu memberikan input manufaktur dengan cara yang responsive; dan Fleksibilitas logistik
keluar / OLF (fleksibilitas penyedia layanan logistic), yang melibatkan sejauh mana penyedia layanan logistik utama perusahaan bersedia dan mampu
mengakomodasi permintaan khusus, non-rutin / custom untuk mengantarkan hasil produksi manufaktur.

- Fleksibilitas strategis secara konseptual merupakan konsep multdimensional, yang tersusun dari fleksibilitas sumber daya dan fleksibilitas koordinasi;
dan secara praktis merupakan saluran dimana kepemimpinan terdistribusi menyadari kontribusinya terhadap Inovasi Model Bisnis (BMI) dan merupakan
lanjutan kapasitas daya serap; dengan realokasi dan konfigurasi ulang kemampuan perusahaan dalam merespons lingkungan pasaar (ancaman maupun
peluang) yang berubah-ubah (dengan meregulasi tujuannya yakni dengan mendukung pengetahuan dan kemampuan utama); yang melibatkan sumber daya
organisasi, proses dan strategi secara proaktif maupun reaktif

- Fleksibilitas inovasi merupakan kemampuan adaptasi organisasi yang dibentuk dari proses Akuisisi Pengetahuan eksternal yang efektif; yang
memfasilitasi transformasi hubungan pemasok yang berkualitas tinggi; dan Kemampuan Informasi

- Fleksibilitas tenaga kerja / labor flexibility merupakan kemampuan organisasi untuk secara cepat mengkonfigurasi ulang sumber daya manusia dan
aktivitasnya dalam merespons lingkungan; dengan pengembangan pada fleksibilitas numerik, fleksibilitas fungsional, dan fleksibilitas upah & hadiah.

- Fleksibilitas structural merupakan kemampuan organisasi untuk beradaptasi terhadap inersia / kelembaman (penolakan terhadap suatu gerakan) dan
menginduksi koordinasi kegiatan yang lebih gesit; yang dimediasi oleh budaya adaptif dalam mencapai inovasi structural.

FLEKSIBILITAS MEMPENGARUHI DAN DIPENGARUHI:


Berdasarkan review artikel-artikel diatas, fleksibilitas:
- MEMPENGARUHI:
Fleksibilitas organisasi mempengaruhi keterbukaan dan adopsi inovasi
Fleksibilitas organisasi mempengaruhi kinerja inovasi
Fleksibilitas SDM mempengaruhi adaptability culture selaku mediasi yang mempengaruhi inovasi
Fleksibilitas eksternal SC mempengaruhi kinerja inovasi produksi
Fleksibilitas strategis mempengaruhi model bisnis inovasi
Fleksibilitas strategis mempengaruhi inovasi (inovasi produk, proses, administrasi)
Fleksibilitas strategis mempengaruhi model bisnis inovasi
Fleksibilitas upah mempengaruhi inovasi secara negative
Fleksibilitas structural mempengaruhi adaptive culture selaku mediasi yang mempengaruhi inovasi
- DIPENGARUHI:
Fleksibilitas organisasi dipengaruhi family ownership
Fleksibilitas strategis dipengaruhi distributed leadership
Fleksibilitas inovasi produk dipengaruhi akuisisi pengetahuan / knowledge acquisition
Fleksibilitas strategis dipengaruhi potensi daya serap / potential absorvtive capacity
Fleksibilitas numerik dan fungsional dipengaruhi rezim inovasi
Fleksibilitas upah dalam hubungannya dengan inovasi dipengaruhi rezim inovasi

Sehingga berdasarkan artikel diatas, dapat disimpulkan bahwa:


- Fleksibilitas dapat mempengaruhi inovasi dan adaptive culture
- Fleksibilitas dapat dipengaruhi oleh family ownership, leadership, knowledge acquisition dan potential absortive capacity
DAFTAR PUSTAKA

Broekaert, W., Andries, P., & Debackere, K. (2016). Innovation processes in family firms: the relevance of
organizational flexibility. Small Business Economics, 47(3), 771–785. https://doi.org/10.1007/s11187-
016-9760-7

Do, B., Yeh, P., & Madsen, J. (2016). Exploring the relationship among human resource flexibility,
organizational innovation and adaptability culture. 10(4), 657–674. https://doi.org/10.1108/CMS-01-
2016-0022

Farnese, maria luisa, Fida, R., & Livi, S. (2016). Reflexivity and flexibility: Complementary routes to
innovation? Journal of Management & Organization, 3(22), 404–419.
https://doi.org/10.1017/jmo.2015.42

Ghorban-bakhsh, R., & Gholipour-kanani, Y. (2018). Investigating the Impact of Strategic Flexibility on
Organizational Innovation. 8(3), 1–5.

Ko, W. wai joyce, Liu, G., Ngugi, I. K., & Chapleo, C. (2018). External supply chain flexibility and product
innovation performance. 52(9), 1981–2004. https://doi.org/10.1108/EJM-07-2017-0466

Liao, S., Liu, Z., Fu, L., & Ye, P. (2018). Investigate the role of distributed leadership and strategic flexibility in
fostering business model innovation. 13(1), 93–112. https://doi.org/10.1108/CMS-02-2018-0420

Liao, Y., & Barnes, J. (2015). Knowledge acquisition and product innovation flexibility in SMEs. 21(6), 1257–
1278. https://doi.org/10.1108/BPMJ-05-2014-0039

Miroshnychenko, I., Strobl, A., Matzler, K., & Massis, A. De. (2020). Absorptive capacity , strategic flexibility
, and business model innovation : Empirical evidence from Italian SMEs. Journal of Business Research,
February 2019, 1–13. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.02.015

Ritter-hayashi, D., Knoben, J., & M, V. P. A. (2019). Success belongs to the flexible firm : How labor flexibility
can retain firm innovativeness in times of downsizing. August 2018.
https://doi.org/10.1016/j.lrp.2019.101914

Verdu-jover, A. J., Alos-simo, L., & Gomez-Gras, J.-M. (2018). Adaptive culture and product / service
innovation outcomes. European Management Journal, 36(3), 330–340.
https://doi.org/10.1016/j.emj.2017.07.004

Wachsen, E., & Blind, K. (2016). More labour market flexibility for more innovation ? Evidence from
employer – employee linked micro data. Research Policy, 45(5), 941–950.
https://doi.org/10.1016/j.respol.2016.01.020

Anda mungkin juga menyukai