Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH EDUKASI DM PADA KELUARGA

TERHADAP PENGETAHUAN CARA MERAWAT


ANGGOTA KELUARGA DENGAN DM TIPE 2
DI DESA PUTAT, PATUK, GUNUNGKIDUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
RAHAYU DAMAYANTI
1610201049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ’AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
PENGARUH EDUKASI DM PADA KELUARGA
TERHADAP PENGETAHUAN CARA MERAWAT
ANGGOTA KELUARGA DENGAN DM TIPE 2
DI DESA PUTAT, PATUK, GUNUNGKIDUL
NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
RAHAYU DAMAYANTI
1610201049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ’AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
ii
iii
THE EFFECT OF DM EDUCATION ON A FAMILY
TOWARD KNOWLEDGE HOW TO TREAT
FAMILY MEMBERS WITH DM TYPE 2
IN PUTAT VILLAGE, PATUK, GUNUNGKIDUL

Rahayu Damayanti², Agustina Rahmawati³


ABSTRACT
Background Knowledge: PTM cases nationally have occupied the top ten diseases that cause
death; most cases are Diabetes Mellitus (DM). One of the treatments for DM is self-care.
Families can be reminders and providers of material and non-material support for patients in
carrying out DM care.
Objective: The objective of this research is to determine the effect of DM education on families’
knowledge of how to take care their family members with type 2 of DM in Putat Village, Patuk,
Gunungkidul.
Method: This research belongs to quantitative research with the quasi-experiment method. The
research design in this study uses one group pretest-posttest.
Results: The data analysis results from positive ranks of 14 positive data (N) which means that
the 14 respondents experienced the increasing knowledge after being given type 2 of DM
education from the pre-test to the post-test. The Mean Ranks result is 8.36 while the Sum of
Ranks is 117.02. Based on bivariate analysis using the Wilcoxon Matched Pairs test, a p-value of
0.001 (<0.05) was obtained.
Conclusion and Recommendation: There is a significant influence of DM education on caring
for family members with Type 2 diabetes knowledge in Putat Village, Patuk, Gunungkidul.
Families are expected to be able to apply the knowledge related to caring family members with
DM as an effort to prevent DM complications.

Keywords : Family, DM Education, Knowledge of Type DM 2 Care


Literature : 23 books, 29 journals, 2 undergraduate theses, 7 websites
Number of Pages : xii, 95 pages, 5 tables, 1 schema, 17 appendices

1
Thesis Title
2
Student of Nursing Program, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Lecturer of Nursing Program, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

iv
PENGARUH EDUKASI DM PADA KELUARGA
TERHADAP PENGETAHUAN CARA MERAWAT
ANGGOTA KELUARGA DENGAN DM TIPE 2
DI DESA PUTAT, PATUK, GUNUNGKIDUL

Rahayu Damayanti², Agustina Rahmawati³


ABSTRAK
Latar Belakang: Kejadian PTM secara nasional telah menduduki sepuluh besar penyakit
penyebab kematian, kasus terbanyak yang diantaranya adalah penyakit Diabetes Melitus (DM).
Salah satu penanganan DM adalah melakukan perawatan diri. Keluarga dapat menjadi pengingat
dan pemberi dukungan materiil maupun non-materiil bagi pasien dalam menjalankan perawatan
DM.
Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh edukasi DM pada keluarga terhadap
pengetahuan cara merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 di Desa Putat, Patuk,
Gunungkidul.
Metode Penelitian: kuantitatif dengan jenis penelitian adalah quasi-experiment. Adapun
rancangan penelitian pada penelitian ini menggunakaan one group pretest-posttest.
Hasil: Hasil analisis data dari positive ranks 14 data positif (N) yang artinya ke-14 responden
mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan edukasi DM tipe 2 dari nilai pretest ke
posttest. Hasil Mean Ranks adalah 8,36 sedangkan jumlah Sum of Ranks 117,02. Berdasarkan
analisa bivariat menggunakan uji Wilcoxon Matched Pairs diperoleh p-value 0,001 (< 0,05).
Simpulan dan Saran: Terdapat pengaruh edukasi DM yang signifikan terhadap pengetahuan
cara merawat anggota keluarga dengan DM Tipe 2 di Desa Putat, Patuk, Gunungkidul. Keluarga
diharapkan dapat menerapkan pengetahuan terkait cara merawat anggota keluarga dengan DM
sebagai upaya pencegahan komplikasi DM.

Kata Kunci : Keluarga, Edukasi DM, Pengetahuan Perawatan DM Tipe 2


Kepustakaan : 23 buku, 29 jurnal, 2 skripsi, 7 website
Jumlah Halaman : xii, 95 halaman, 5 tabel, 1 skema, 17 lampiran

1
Judul Skripsi.
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

v
PENDAHULUAN 2018, Provinsi DIY mengalami peningkatan
angka pasien DM berdasarkan diagnosis
Penyakit tidak menular saat ini dokter pada usia ≥15 tahun dengan
menjadi masalah kesehatan yang cukup menduduki urutan ke 4 dari 32 provinsi di
berat pada masyarakat di Indonesia. Hal ini Indonesia. Prevalensi DM berdasarkan
ditandai dengan adanya pergeseran pola pemeriksaan gula darah pada penduduk usia
penyakit secara epidemiologi dari penyakit ≥15 tahun didapatkan hasil yang meningkat
menular yang cenderung menjadi Penyakit dari 6,9 % pada tahun 2013 menjadi 8,5%
Tidak Menular (PTM). PTM merupakan pada tahun 2018 (Riskesdas Kemenkes,
penyakit yang tidak dapat ditularkan ke 2018).
orang lain meskipun terdapat kontak fisik
dengan pasien. PTM biasanya terjadi karena Laporan dari profil kesehatan
faktor keturunan, gaya hidup yang tidak Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 jumlah
sehat dan termasuk ke dalam penyakit kasus diabetes sebanyak 1240 kasus dengan
degeneratif. Kejadian PTM secara global pengelompokkan penyakit DM sebagai
meningkat di dunia dan secara nasional telah berikut yaitu DM yang tidak terspesifikasi
menduduki sepuluh besar penyakit penyebab adalah 659 kasus, DM tidak bergantung
kematian, kasus terbanyak yang diantaranya pada insulin adalah 473 kasus, DM yang
adalah penyakit Diabetes Melitus (DM) bergantung pada insulin adalah 108 kasus.
(SKM, 2017). Berdasarkan laporan profil kesehatan
Kabupaten Gunungkidul tahun 2017 tingkat
American Diabetes Association prevalensi DM meningkat sebanyak 3,0 %
(ADA) mendefinisikan DM sebagai suatu dari prevalensi DM tahun 2016 (Faidah,
kelompok penyakit metabolik dengan 2017).
karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin Keberhasilan perawatan diri pada
atau kedua-duanya. Sedangkan menurut klien DM dipengaruhi oleh banyak hal,
World Health Organization (WHO) 1980 salah satunya peran dukungan keluarga.
menyatakan bahwa DM merupakan suatu Dukungan keluarga adalah bentuk bantuan
kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang diberikan salah satu anggota keluarga
akibat dari sejumlah faktor dimana didapat untuk memberi kenyamanan fisik dan
defisiensi insulin absolut atau relatif dan psikologis pada saat seseorang mengalami
gangguan fungsi insulin (Perkeni, 2011 sakit (Friedman, 2014). Keluarga
dalam Ernawati, 2013). mempunyai peran yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup klien DM. Menurut
Berdasarkan laporan dari hasil Riset penelitian yang dilakukan Skarbec (2006)
Kesehatan Dasar dan Kementerian dalam Jatmika, et al., (2018) menyatakan
Kesehatan tahun 2013, Daerah Istimewa bahwa peran keluarga mempunyai hubungan
Yogyakarta (DIY) termasuk dalam empat yang kuat terhadap status kesehatan pasien
peringkat teratas dengan jumlah kasus DM DM, dimana kurangnya dukungan keluarga
terbanyak berdasarkan diagnosis dokter pada akan mempengaruhi kontrol gula darah dan
usia ≥15 tahun. DM tipe 2 menduduki menajemen DM sehingga kualitas hidup
urutan ke 4 dari 10 penyakit yang ada di akan menurun. Maka, dapat disimpulkan
Puskesmas ataupun Rumah Sakit di Daerah bahwa dukungan keluarga sangat penting
Istimewa Yogyakarta dengan jumlah 5.161 dan berpengaruh terhadap kualitas hidup
kasus. Laporan dari hasil Riset Kesehatan klien DM.
Dasar dan Kementerian Kesehatan tahun

1
2

Hasil dari studi pendahuluan yang METODE PENELITIAN


dilakukan di Puskesmas Patuk II Desa Putat,
Patuk, Gunungkidul berdasarkan statistik 10 Jenis penelitian ini adalah penelitian
besar penyakit klinik wilayah Desa Putat, quasi eksperiment dengan desain pre-
Patuk, Gunungkidul periode 1 Januari 2013 experimental yaitu penelitian yang
– 27 September 2019 didapatkan sebanyak dilakukan untuk mencari pengaruh pada
62 pasien DM tidak terspesifikasi tanpa perlakuan tertentu terhadap yang lain dan
komplikasi. Sedangkan hasil studi selanjutnya di observasi hasilnya (Sugiyono,
pendahuluan dengan Kader Posbindu Desa 2016). Pendekatan penelitian ini
Putat didapatkan sebanyak 30 pasien DM menggunakan pendekatan pre test-post test
tipe 2. Kejadian DM di Desa Putat, Patuk, dalam satu kelompok (One Group Pretest-
Gunungkidul disebabkan oleh beberapa Posttest). Variabel bebas pada penelitian ini
faktor, yaitu: genetik, obesitas, dan adalah edukasi DM pada keluarga dan
autoimun. Penyebab DM yang paling sering variabel terikat adalah pengetahuan cara
ditemukan yaitu obesitas yang ditimbulkan merawat anggota keluarga dengan DM tipe
karena pola makan tidak sesuai anjuran. 2 serta variabel penganggu adalah usia dan
Selain itu, pasien DM juga suka pendidikan dikendalikan sedangkan
mengkonsumsi makanan cepat saji dan tidak pengalaman, intelegensia, pekerjaan, sosial
diimbangi dengan olahraga teratur sehingga budaya dan ekonomi, lingkungan, informasi
menyebabkan obesitas dan berisiko tinggi tidak dikendalikan.
terkena penyakit DM tipe 2. Berdasarkan
hasil wawancara dengan lima anggota Peneliti melakukan intervensi berupa
keluarga yang mengalami DM menyatakan memberikan edukasi perawatan DM kepada
bahwa mereka belum mengetahui cara anggota keluarga dengan DM Tipe 2 di Desa
merawat anggota keluarga dengan penyakit Putat, Patuk, Gunungkidul. Penelitian ini
DM, seperti dalam pengaturan pola makan dilakukan dalam 2 kali pertemuan pada hari
atau diet DM, olahraga yang dianjurkan yang berbeda kemudian dilakukan
untuk klien DM, pemantauan kadar gula pengukuran tingkat pengetahuan responden
darah dan terapi obat pada klien DM. dengan kuesioner pre-test dan post-test
Sehingga mereka sangat membutuhkan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
edukasi mengenai DM agar dapat merawat terdapat pengaruh edukasi DM pada
anggota keluarga yang mempunyai penyakit keluarga terhadap pengetahuan cara
DM dengan cara yang tepat. merawat anggota keluarga dengan DM tipe
Klien dan keluarga merupakan 2 di Desa Putat, Patuk, Gunungkidul.
komponen yang bekerja sama dalam suatu Pengukuran tingkat pengetahuan responden
perawatan. Oleh karena itu bertambahnya dilakukan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan keluarga dan klien, maka pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
semakin besar peluang tercapainya edukasi DM. Pengukuran dengan kuesioner
kesehatan dan hal-hal yang mendukung pre-test dilakukan pada hari Minggu dan
terwujudnya kesehatan. Berdasarkan uraian pengukuran dengan kuesioner post-test pada
di atas, penulis bermaksud melakukan hari Rabu. Skala data menggunakan skala
penelitian tentang “Pengaruh Edukasi DM nominal dan skala ordinal. Populasi dalam
pada Keluarga terhadap Pengetahuan Cara penelitian ini adalah keluarga dengan
Merawat Anggota Keluarga dengan DM kemampuan membaca yang baik, usia 20-60
Tipe 2 di Desa Putat, Patuk, Gunungkidul”. tahun, berpendidikan minimal SD yang
memiliki anggota keluarga dengan DM tipe
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari
3

Puskesmas Patuk II dan Posbindu Desa Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari
Putat pada bulan September 2019 yaitu 19 responden yang mempunyai anggota
sebanyak 30 orang yang merupakan pasien keluarga dengan DM Tipe 2 di Desa Putat,
DM Tipe 2 di Desa Putat, Patuk, Patuk, Gunungkidul tahun tahun 2019,
Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan sebagian besar responden berjenis kelamin
non-probability sampling dengan teknik perempuan yaitu 17 responden (89,5%) dan
total sampling, yaitu teknik pengambilan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 2
sampel sama dengan jumlah populasi responden (10,5%). Responden dengan
sebanyak 30 sampel (Nursalam, 2017). kelompok usia 20-40 tahun yaitu 4
responden (21,1%), kelompok terbanyak di
Alat pengumpulan data yang usia 41-60 tahun yaitu berjumlah 15
digunakan pada penelitian ini adalah responden (78,9%). Penelitian ini diberikan
kuesioner. Analisa data didapatkan melalui oleh 19 responden yang mayoritas
uji statistika yaitu uji Wilcoxon Matched mempunyai tingkat pendidikan SD yaitu
Pairs dengan uji tersebut dapat melihat sebanyak 9 responden (47,4%), sedangkan
perbedaan antara mean pre-test dan post- tingkat pendidikan SMP yaitu 5 responden
test. (26,3%), dan SMA sebanyak 5 responden
HASIL DAN PEMBAHASAN (26,3%).

A. Hasil Penelitian b. Analisis Bivariat


1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden Tabel 4.3
Tabel 4.1 Pengaruh Edukasi DM Pada Keluarga
Distribusi Frekuensi Karakteristik Terhadap Cara Merawat Anggota Keluarga
Responden Pengaruh Edukasi DM Dengan DM Tipe 2
Pada Keluarga Terhadap Pengetahuan Mea Sum P
Cara Merawat Anggota Keluarga Dengan N n of valu
DM Tipe 2 Tahun 2020 Rank Ranks e
Pretest Negativ 3,00 .001
- e Ranks
1ᵃ 3,00
Karakteristik Frekuensi Persentase Posttes
Responden (n) % t
Jenis Kelamin Positive 14 117,0
8,36
Laki-laki 2 10,5 Ranks ᵇ 0
Perempuan 17 89,5 Ties 4ͨ
Jumlah 19 100,0 Total 100,
19
Umur (tahun) Frekuensi Presentase 0
(n) % Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan
20-40 4 21,1 bahwa dari hasil negative ranks (selisih
41-60 15 78,9
negatif) antara hasil pengetahuan cara
Jumlah 19 100,0
Tingkat Frekuensi Presentase merawat anggota keluarga dengan DM tipe
Pendidikan (n) % 2 untuk pretest dan posttest terdapat 1 data
SMA 5 26,3 pada nilai N yang artinya 1 responden
SMP 5 26,3 mengalami peningkatan pengetahuan dari
SD 9 47,4 nilai pretest ke posttest. Mean Rank (rata-
Jumlah 48 100,0
rata peningkatan) tersebut adalah sebesar
3,00 sedangkan Sum of Ranks adalah sebesar
4

3,00. Selain itu, data dari positive ranks Pengetahuan merupakan hasil tahu
(selisih positif) antara hasil pengetahuan seseorang terhadap objek melalui indera
cara merawat anggota keluarga dengan DM yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
Tipe 2 untuk pretest dan posttest terdapat 14 sebagainya) yang sangat berpengaruh dalam
data positif (N) yang artinya ke-14 intensitas perhatian dan persepsi terhadap
responden mengalami peningkatan objek (Notoatmodjo, 2010).
pengetahuan setelah di edukasi DM tipe 2 Penelitian ini sejalan dengan
dari nilai pretest ke posttest. Mean Ranks Carolina (2018) bahwa terdapat kesamaan
(rata-rata peningkatan) tersebut adalah 8,36 antara fakta dan teori tingkat pengetahuan.
sedangkan jumlah Sum of Ranks 117,00. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan
Ties yaitu kesamaan nilai pretest dan tingkat pengetahuan mengenai pencegahan
posttest dari hasil pengaruh edukasi DM DM dominan memiliki pengetahuan yang
pada keluarga terhadap pengetahuan cara kurang dari hasil pre-test sedangkan hasil
merawat anggota keluarga dengan DM Tipe post-test dominan memiliki pengetahuan
2 adalah 4 sehingga dapat disimpulkan yang baik. Hasil yang diperoleh dari
bahwa terdapat nilai yang sama antara penelitian saat pre-test didapatkan hasil
pretest dan posttest. mayoritas responden mempunyai
Hasil uji Wilcoxon Matched Pairs pengetahuan kurang sebanyak 20 responden
diperoleh p-value 0,001 (<0,05), sehingga (67%), pengetahuan cukup sebanyak 8
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh responden (26%), dan responden yang
edukasi dm yang signifikan terhadap memperoleh pengetahuan baik hanya 2
pengetahuan cara merawat anggota keluarga responden (7%) (Carolina, 2018).
dengan DM Tipe 2 di Desa Putat, Patuk,
Gunungkidul. 2. Tingkat pengetahuan keluarga
tentang cara merawat anggota
B. Pembahasan keluarga DM tipe 2 sesudah diberikan
1. Tingkat pengetahuan keluarga edukasi perawatan DM tipe 2
tentang cara merawat anggota
keluarga DM tipe 2 sebelum diberikan Berdasarkan penelitian yang telah
edukasi perawatan DM tipe 2 dilakukan pada responden dengan latar
belakang yang berbeda didapatkan hasil
Hasil penelitian sebelum (pre-test) (posttest) diberikan edukasi DM Tipe 2
diberikan edukasi DM Tipe 2 menunjukkan menunjukkan bahwa responden yang
responden yang memperoleh pengetahuan memperoleh pengetahuan baik yaitu 2
kurang sebanyak 2 responden (10,5%), responden (10,5%), responden yang
responden yang memperoleh pengetahuan memperoleh pengetahuan pengetahuan
cukup sebanyak 16 responden (84,2%), dan dengan kategori cukup yaitu sebanyak 16
responden yang memperoleh pengetahuan responden (84,2%), dan kategori
baik yaitu 1 responden (5,3%). Rata-rata pengetahuan kurang yaitu berjumlah 1
responden menjawab pertanyaan kuesioner responden (5,3%). Berdasarkan tabel 4.3
tentang terapi obat dan perawatan kaki menunjukkan bahwa dari hasil negative
dengan jawaban salah karena kurangnya ranks (selisih negatif) antara hasil
informasi yang didapatkan baik dari tenaga pengetahuan cara merawat anggota keluarga
kesehatan Puskesmas maupun kader dengan DM tipe 2 untuk pretest dan posttest
kesehatan. terdapat 1 data pada nilai N yang artinya 1
responden mengalami peningkatan
5

pengetahuan dari nilai pretest ke posttest. sangat berpengaruh dalam intensitas


Mean Rank (rata-rata peningkatan) tersebut perhatian dan persepsi terhadap objek
adalah sebesar 3,00 sedangkan Sum of Ranks (Notoatmodjo, 2010).
adalah sebesar 3,00. Selain itu, data dari Penelitian ini sejalan dengan
positive ranks (selisih positif) antara hasil penelitian Ayu dan Damayanti (2015)
pengetahuan cara merawat anggota keluarga didapatkan hasil posttest pada pengetahuan
dengan DM Tipe 2 untuk pretest dan baik kelompok eksperimen sebanyak 96,3 %
posttest terdapat 14 data positif (N) yang dan pengetahuan cukup sebanyak 3,7 %.
artinya ke-14 responden mengalami Penelitian Carolina juga menunjukkan hasil
peningkatan pengetahuan setelah di edukasi yang signifikan saat posttest yaitu responden
DM tipe 2 dari nilai pretest ke posttest. dengan pengetahuan baik sebanyak 22
Mean Ranks (rata-rata peningkatan) tersebut responden (73%), responden yang
adalah 8,36 sedangkan jumlah Sum of Ranks memperoleh pengetahuan cukup sebanyak 8
117,00. Ties yaitu kesamaan nilai pretest responden (27%), dan tidak ada responden
dan posttest dari hasil pengaruh edukasi DM yang memperoleh pengetahuan kurang
pada keluarga terhadap pengetahuan cara (0%).
merawat anggota keluarga dengan DM Tipe
2 adalah 4 sehingga dapat disimpulkan 3. Menganalisis perbedaan pengetahuan
bahwa terdapat nilai yang sama antara keluarga sebelum dan sesudah
pretest dan posttest. diberikan edukasi perawatan DM
Pertanyaan kuesioner yang dipilih Tipe 2
responden dengan jawaban benar terdapat
pada indikator edukasi, diet DM, latihan Berdasarkan hasil penelitian sebelum
fisik, dan pemantauan kadar gula darah. (pre-test) diberikan edukasi DM Tipe 2
Hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa menunjukkan responden yang memperoleh
responden dapat menjawab dengan baik pengetahuan kurang sebanyak 2 responden
karena telah diberikan edukasi DM (10,5%), responden yang memperoleh
kemudian pengetahuan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 16 responden
rentang baik terdapat 2 responden dan (84,2%), dan responden yang memperoleh
rentang nilai cukup sebanyak 16 responden pengetahuan baik yaitu 1 responden (5,3%).
sedangkan 1 responden yang memiliki Sedangkan hasil sesudah (posttest) diberikan
pengetahuan kurang dikarenakan kurangnya edukasi DM Tipe 2 menunjukkan bahwa
informasi tentang DM yang diketahui dan responden yang memperoleh pengetahuan
mempunyai faktor yang mempengaruhi baik yaitu 2 responden (10,5%), responden
dengan diketahui tingkat pendidikannya yang memperoleh pengetahuan pengetahuan
adalah SD. dengan kategori cukup yaitu sebanyak 16
Menurut Budiman dan Agus (2013) responden (84,2%), dan kategori
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan kurang yaitu berjumlah 1
tingkat pengetahuan seseorang, semakin responden (5,3%).
rendah tingkat pendidikan maka semakin Hasil pengambilan data di lapangan
rendah tingkat pengetahuan sehingga dapat sebelum dan sesudah diberikan edukasi DM
mempengaruhi daya serap seseorang dalam Tipe 2 terdapat perubahan signifikan yaitu
menerima informasi. Pengetahuan sebanyak 2 responden mengalami
merupakan hasil tahu seseorang terhadap peningkatan pengetahuan menjadi baik
objek melalui indera yang dimilikinya kemudian hanya 1 responden yang
(mata, hidung, telinga dan sebagainya) yang mempunyai pengetahuan kurang hal ini
6

dikarenakan responden belum memahami dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh


tentang perawatan DM Tipe 2 dan di daerah edukasi DM pada keluarga terhadap
pedesaan sangat jarang dilakukan pengetahuan cara merawat anggota keluarga
pendidikan kesehatan dari kader maupun dengan DM Tipe 2. Edukasi keluarga yang
tenaga kesehatan dari puskesmas. diberikan kepada keluarga berupa
Penelitian ini menunjukkan hasil pengetahuan edukasi DM, diet DM, latihan
bahwa sebanyak 14 responden mengalami fisik, terapi obat, pemantauan kadar gula
peningkatan pengetahuan namun dalam kisi- darah, dan perawatan kaki. Selain itu, hasil
kisi kuesioner nilai yang didapatkan 14 penelitian ini sejalan dengan jurnal Jatmika,
responden tersebut tetap pada rentang nilai et al., (2018) bahwa terdapat pengaruh
yang cukup. Contoh hasil penelitian yang edukasi terhadap meningkatnya dukungan
menunjukkan peningkatan namun tetap keluarga dalam merawat anggota keluarga
direntang nilai yang sama yaitu cukup yang menderita DM Tipe 2 di Desa Serut
adalah pada responden “L” nilai pretest dengan nilai p-value 0,001 (<0,05).
menunjukkan hasil nilai 12 sedangkan pada Penelitian yang dilakukan oleh Oktorina,
posttest menunjukkan hasil nilai 14. Contoh Sitorus dan Sukmarini (2019) juga sejalan
lain yaitu hasil pengisian kuesioner yang dengan hasil (p<0,001 ; a <0,05) yang
diisi oleh responden “R” nilai pretest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
menunjukkan hasil nilai 11 sedangkan pada pengetahuan yang bermakna antara sebelum
posttest menunjukkan hasil nilai 14, skor diberikan edukasi kesehatan dengan setelah
tersebut merupakan hasil rentang nilai diberikan edukasi kesehatan.
cukup. Berdasarkan hasil ukur kuesioner Berdasarkan hasil penelitian Ningrat,
yang telah dikelompokkan menjadi baik, Kusnanto, dan Ulfiana (2014) penelitian ini
cukup, dan kurang dengan rentang nilai tidak sejalan karena hasil menunjukkan
sebagai berikut : tidak ada perubahan pengetahuan yang
a. Nilai baik : skor 15-20 (76%-100%) signifikan sebelum dan sesudah diberikan
b. Nilai cukup : skor 11-14 (56%-75%) intervensi edukasi latihan keluarga dengan
c. Nilai kurang : skor <11 (<56%) nilai p=0,499 (p=0,05).
Maka, rata-rata nilai responden dengan
kriteria yang mengalami peningkatan dari SIMPULAN DAN SARAN
pretest ke posttest namun skor yang didapat A. Simpulan
tetap direntang nilai cukup dalam penilaian
kuesioner. Hal ini dibuktikan dalam teori 1. Hasil penelitian tingkat pengetahuan
yang menjelaskan terkait dengan pendidikan sebelum diberikan edukasi DM
kesehatan merupakan suatu bentuk menunjukkan bahwa responden yang
intervensi yang diberikan kepada perilaku, memperoleh pengetahuan kurang
agar perilaku tersebut kondusif untuk sebanyak 2 responden (10,5%),
kesehatan. Pendidikan kesehatan juga dapat responden yang memperoleh
disebut promosi kesehatan mengupayakan pengetahuan cukup sebanyak 16
agar perilaku individu, kelompok atau responden (84,2%), dan responden
masyarakat mempunyai pengaruh positif yang memperoleh pengetahuan baik
terhadap pemeliharaan dan peningkatan yaitu 1 responden (5,3%).
kesehatan (Notoatmodjo, 2012). 2. Hasil penelitian tingkat pengetahuan
Berdasarkan analisa bivariat sesudah diberikan edukasi DM
menggunakan uji Wilcoxon Matched Pairs menunjukkan bahwa 19 responden
diperoleh p-value 0,001 (< 0,05), sehingga diantaranya memiliki pengetahuan
7

baik yaitu 1 responden (5,3%), perawatan DM Tipe 2 agar


mayoritas responden mempunyai masyarakat dapat melakukan
tingkat pengetahuan dengan kategori tindakan pencegahan maupun
cukup yaitu sebanyak 16 responden pengobatan yang sesuai dengan
(84,2%), dan kategori pengetahuan anjuran tenaga kesehatan.
kurang yaitu berjumlah 2 responden 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
(10,5%). Bagi peneliti selanjutnya disarankan
3. Hasil analisis penelitian terdapat untuk mengembangkan penelitian ini
perbedaan pengetahuan sebelum dengan memberikan program lain
diberikan edukasi dan sesudah yaitu meningkatkan perawatan DM
diberikan edukasi dengan data yang Tipe 2 dengan metode dan media
diperoleh dari positive ranks (selisih yang berbeda.
positif) antara hasil pengetahuan cara
merawat anggota keluarga dengan DAFTAR PUSTAKA
DM Tipe 2 untuk pretest dan posttest
terdapat 14 data positif (N) yang Ayu, N. P., & Damayanti, S. (2015).
artinya ke-14 responden mengalami Pengaruh Pendidikan Kesehatan
peningkatan pengetahuan setelah di Terhadap Tingkat Pengetahuan
edukasi DM tipe 2 dari nilai pretest Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
ke posttest. Mean Ranks (rata-rata Dalam Pencegahan Ulkus Kaki
peningkatan) tersebut adalah 8,36 Diabetik Di Poliklinik RSUD
sedangkan jumlah Sum of Ranks
Panembahan Senopati Bantul. Jurnal
117,00.
Keperawatan Respati Vo. 11 Nomor
4. Terdapat pengaruh edukasi dm yang
signifikan terhadap pengetahuan cara 1 Maret 2015 ISSN 2088-8872, 1-9.
merawat anggota keluarga dengan Budiman, & Agus. (2013). Kapita Selekta
DM Tipe 2 di Desa Putat, Patuk, Kuesioner. Jakarta: Salemba Medika.
Gunungkidul dengan hasil uji Carolina, P. (2018). Pengaruh Pendidikan
Wilcoxon Matched Pairs diperoleh Kesehatan Terhadap Tingkat
p-value 0,001 (< 0,05). Pengetahuan Tentang Diabetes
Melitus Pada Masyarakat Di
B. Saran Kelurahan Pahandut Palangkaraya.
Jurnal Surya Medika, Volume 4
1. Bagi Keluarga No.1 21-27.
Keluarga diharapkan dapat Ernawati. (2013). Penatalaksanaan
menerapkan pengetahuan yang telah
Keperawatan Diabetes Melitus
didapat dari peneliti sehingga
menjadikan upaya dalam perawatan Terpadu dengan Penerapan Teori
DM tipe 2 dan mencegah komplikasi Keperawatan Self Care Orem.
pada anggota keluarga yang Jakarta: Mitra Wacana Medika.
mengalami penyakit DM Tipe 2. Faidah, T. (2017, February 8). Trend
2. Bagi Kader dan Puskesmas Penyakit Tidak Menular Meningkat,
Kader dan Puskesmas diharapkan Sumbang Kematian Tertinggi.
dapat meningkatkan kualitas Retrieved from Sorot Gunungkidul:
pelayanan dan memperluas https://gunungkidul.sorot.co/berita-
penyebaran informasi terkait edukasi 92093-trend-penyakit-tidak-menular-
8

meningkat-sumbang-kematian- Nursalam. (2017). Metode Penelitian Ilmu


tertinggi.html Keperawatan (4 ed.). Jakarta: Salam
Friedman. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medika.
Keluarga Riset, Teori, & Praktik. PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan
ECG. dan Pencegahan Diabetes Melitus
Jatmika, Y., Fitriyana, P., Komari, J., Nisak, Tipe 2 di Indonesia. Jakarta:
C., Puspitasari, N., Nurkamilah, N., . PERKENI.
. . Rasni, H. (2018). Pengaruh Terapi Profil Desa Putat. (2013, April 01). Visi dan
Keluarga Terhadap Dukungan Misi Desa Putat. Retrieved from
Keluarga dalam Merawat Klien Profil Desa Putat, Kecamatan Patuk,
dengan Masalah Diabetes Mellitus Kabupaten Gunungkidul:
(Effect Of Family Therapy On www.putat-patuk.desa.id
Family Support In Caring For Profil Kecamatan Patuk. (2017). Kecamatan
Clients With Diabetes Mellitus). The Patuk. Retrieved from Kecamatan
Indonesian Jurnal Of Health Patuk Kabupaten Gunungkidul:
Science, 114-122. https://patuk.gunungkidulkab.go.id
Ningrat, K. R., Kusnanto, & Ulfiana, E. Profil Puskesmas, P. (2018, Januari). Visi
(2014). Edukasi Latihan Keluarga Misi - Puskesmas Patuk 2. Retrieved
dengan Media Booklet dan from Puskesmas Patuk 2 -
Manajemen Diet Pasien Diabetes Masyarakat Hidup Sehat Indonesia
Mellitus (Family Training Education Kuat:
with Booklet as Media and Dietary patuk2.puskesmas.gunungkidulkab.g
Management for Patients with o.id
Diabetes Mellitus). Program Studi Riskesdas Kemenkes. (2018, Maret).
Pendidikan Ners Fakultas Retrieved from Hasil Utama
Keperawatan Universitas Airlangga, Riskesdas 2018:
1-9. https://www.depkes.go.id/resource/d
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi ownload/info-
Penelitian Kesehatan. Jakarta: terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil
Rineka Cipta. %Riskesdas%25202018.pdf
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi SKM, I. (2017). Epidemiologi Penyakit
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Tidak Menular. CV.ABSOLUTE
Rineka Cipta. MEDIA.

Anda mungkin juga menyukai