Gambaran Penyakit Kulit
Gambaran Penyakit Kulit
ABSTRAK
Penyakit kulit akibat kerja (PKAK) sebagai salah satu bentuk penyakit akibat kerja, merupakan
jenis penyakit akibat kerja terbanyak yang kedua setelah penyakit muskulo-skeletal. Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2009 penyakit kulit akibat kerja menempati urutan kedua,
yaitu sebanyak 30,26%, sedangkan data di Kabupaten Subang tentang gambaran penyakit akibat kerja
menunjukan gangguan kulit 15,2% dari total penyakit akibat kerja. Salah satu unit perkebunan PTPN
VIII adalah unit perkebunan teh ciater jumlah karyawan sebanyak 483 orang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penyakit kulit pada pekerja PTPN VIII Unit
Perkebunan Teh Ciater Kabupaten Subang Tahun 2010.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskripsi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja PTPN VIII Unit Perkebunan Teh Ciater Kabupaten
Subang yang berobat Balai Pengobatan periode Januari-Desember 2010 berjumlah 293 orang dengan
teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan data
sekunder dengan analisa data yang digunakan univariat dengan proporsi dan persentase.
Hasil penelitian menunjukan lebih dari setengah kejadian penyakit kulit pada pekerja PTPN VIII Unit
Perkebunan Teh Ciater adalah dermatitis, kurang dari setengah kejadian penyakit kulit pada pekerja
adalah eksim, sebagian kecil kejadian penyakit kulit pada pekerja adalah kudis, sebagian kecil kejadian
penyakit kulit pada pekerja adalah kurap dan sebagian kecil kejadian penyakit kulit pada pekerja PTPN
VIII Unit Perkebunan Teh Ciater Kabupaten Subang adalah bisul.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan menyarankan kepada petugas kesehatan khususnya
program usaha kesehatan kerja untuk meningkatkan pencegahan gangguan penyakit kulit akibat kerja
dengan melakukan penyuluhan yang berkesinambungan tentang penyakit kulit akibat kerja.
15
Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74 16
Bahkan, masih ada bahan atau unsur yang bersifat unit perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VIII
memicu terjadinya keganasan pada kulit (kanker adalah Unit P erkebunan Teh Ciater dengan jumlah
kulit) (Rosapa, 2009). karyawan sebanyak 483 orang. Salah satu divisi dari
Berdasarkan jenis organ tubuh yang dapat PT. Perkebunan Nusantara tersebut adalah Balai
mengalami kelainan akibat pekerjaan seseorang,
Pengobatan (BP) yang memberikan p elayanan yang
maka kulit merupakan organ tubuh yang paling dikhususkan pada karyawan (Profil PT. Perkebunan
sering terkena,
yakni 50 % dari jumlah seluruh Nusantara VIII Tahun 2010).
penderita Penyakit Akibat Kerja (PAK). Dari suatu Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
penelitian epidemiologik di luar negeri mengemuka, terhadap 10 karyawan yang mengalamai g angguan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dapat berdampak pada kulit dana berobat ke Balai Pengobatan (BP) PT.
hilangnya hari kerja s ebesar 25 % dari jumlah hari Perkebunan Nusantara VIII Unit Perkebunan Teh
kerja. Secara umum sampai saat ini kelengkapan Ciater dengan menggunakan metode wawancara
data PAK masih menjadi salah satu tantangan, menunjukkan 7 karyawan (60%) menyatakan belum
karena PAK acapkali tidak teramati atau tidak
pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan
teridentifikasi dengan baik akibat banyaknya faktor saat ini sebelum b ekerja di perkebunan teh dan 3
yang harus d ikaji dalam memastikan jenis penyakit karyawan (630%) menyatakan pernah mengalami
ini. penyakit yang sama sebelum bekerja di perkebunan
Data mengenai insidens dan prevalensi penyakit teh. Berdasarkan perilaku personal h ygiene
kulit akibat kerja sulit didapat, termasuk dari negara karyawan tersebut menunjukkan b ahwa 8 k aryawan
maju, demikian pula di Indonesia. U mumnya (80%) mempunyai kebiasaan mengganti p akaian
pelaporan tidak lengkap sebagai akibat tidak
dan kaos kaki 2 hari sekali bahkan lebih dan hanya
terdiagnosisnya atau tidak terlaporkannya penyakit 2 karyawan (20%) yang mempunyai kebiasaan
tersebut. Hal lain yang m enyebabkan terjadinya mengganti pakaian setiap hari.
variasi besar antar negara karena sistem pelaporan Pada tempat kerja, penyakit kulit biasanya
yang dianut berbeda. Menurut Effendi (2004) terjadi
akibat dari suatu kecelakaan kerja atau
melaporkan insiden dermatitis kontak akibat kerja karena kecerobohan. Kaitannya dengan penelitian
sebanyak 50 kasus per tahun atau 11.9 persen dari ini k aryawan di unit p erkebunan teh m empunyai
seluruh kasus dermatitis kontak yang d idiagnosis resiko tinggi u ntuk m engalami dermatitis, hal ini
di Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin disebabkan karena s eringnya kontak dengan bahan
FKUI-RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta. kimia yakni debu p estisida pada daun teh, serta
PT. Perkebunan Nusantara VIII merupakan lingkungan k erja dengan kelembaban yang tinggi.
perusahaan yang bergerak dalam usaha komoditi Jenis penyakit yang diderita oleh pekerja tersebut
teh, karet, kina, kakao, sawit dan gutta percha dengan bervariatif baik penyakit kulit yang disebabkan
areal konsesi seluas 118.510,12 h ektar. Budidaya teh oleh jamur maupun oleh bakteri, sehingga u ntuk
diusahakan pada areal seluas 25.981,67 ha, karet meminimalisir kontak dengan hal
tersebut
27.245,06 ha, kina 4.305,18 ha, kakao 4.335,64 diperlukan perilaku k aryawan perkebunan yang bisa
ha, sawit 5.056,69 ha dan gutta percha 713,95 ha. menjaga kebersihan dirinya sendiri (Suryadi, 2010.
Selain penanaman komoditi pada areal sendiri,
Penyakit K
ulit Akibat Kerja, dalam http:// www.
PT. Perkebunan Nusantara VIII juga mengelola edermatitis.com, d iperoleh t anggal 19 J anuari 2 008).
areal Plasma milik petani seluas 8.479,28 ha untuk
tanaman kelapa sawit seluas 6.033,28 ha dan
METODOLOGI PENELITIAN
karet 2.446 ha. Jawa Barat menyumbang 60% dari Penelitian ini merupakan jenis penelitian
produksi teh nasional dan 80%-nya berasal dari teh deskriptif, dalam hal ini peneliti ingin meneliti
produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII. Salah satu gambaran penyakit kulit akibat kerja pada pekerja
Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74 18