Anda di halaman 1dari 11
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 71/M-IND/PER/ 12/2013 TENTANG PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI KABUPATEN PULAU MOROTAL Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf b Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai telah menyusun peta panduan _pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pulau Morotai; bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan pengembangan kompetensi inti industri sebagaimana dimaksud dalam huruf a; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b_ perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten Pulau Morotai; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 71/M-IND/PER/12/2013 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987); 9. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional; 10.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 11.Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon | Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011; 12.Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009-2014 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; 13.Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 120/M-IND/ PER/10/2009 Tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Ikan; 14.Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/ PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; Menetapkan -3- Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 71/M-IND/PER/12/2013 15.Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/ PER/7/2011 tentang Jenis-Jenis Industri Dalam Pembinaan Direktorat Jenderal dan Badan di Lingkungan Kementerian Perindustrian; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI INT! INDUSTRI KABUPATEN PULAU MOROTAI. Pasal 1 (1) Menetapkan peta panduan —_ pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pulau Morotai sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. (2) Peta panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dokumen perencanaan pengembangan industri Kabupaten Pulau Morotai yang memuat sasaran, strategi, dan rencana aksi pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pulau Morotai. Pasal 2 Industri pengolahan ikan dengan fokus pada kemampuan mengolah ikan menjadi aneka produk olahan ikan merupakan kompetensi inti industri Kabupaten Pulau Morotai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Pasal 3 Peta panduan pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pulau Morotai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 menjadi: a. pedoman operasional bagi Aparatur Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai dalam menunjang pelaksanaan program pengembangan kompetensi inti industri secara komplementer dan sinergik; b. pedoman pengembangan kompetensi inti industri bagi pelaku industri pengolahan ikan dan/atau institusi terkait; c. pedoman dalam mengkoordinasikan _perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota); d. acuan dalam penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan Kabupaten Pulau Morotai; dan e. informasi dalam menggalang dukungan sosial-politis dan kontrol sosial atas pelaksanaan kebijakan pengembangan kompetensi inti industri. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 71/M-IND/PER/ 12/2013 Pasal 4 (1) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan peta panduan pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pulau Morotai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri, (2) Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri dapat berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait. (3) Direktur Jenderal Pengembangan _ Perwilayahan Industri menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada Menteri Perindustrian sekurang-kurangnya sekali dalam | (satu) tahun. Pasal 5 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 2013 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, td. MOHAMAD S. HIDAYAT SALINAN Peraturan Menteri ini nog eer disampaikan kepada Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II; Para Pejabat Eselon | di lingkungan Kementerian Perindustrian; Gubernur Maluku Utara; Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pulau Morotai; Bupati Pulau Morotai; Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian; Salinan sesuai dengan aslinya Sckretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Kepala Biro Hukum dan Organisasi LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR- : 71/M-IND/PER/ 12/2013 TANGGAL : 23 DESEMBER 2013 PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI INT! INDUSTRI KABUPATEN PULAU MOROTAI 1 PENDAHULUAN ll SASARAN Ill STRATEGI IV KERANGKA PENGEMBANGAN Vv RENCANA AKSI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. MOHAMAD 8. HIDAYAT Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Kepala Biro Hukum dan Organisasi Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 71/M-IND/PER/12/2013 PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI KABUPATEN PULAU MOROTAI I PENDAHULUAN Berdasarkan pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi dan potensi ekonomi daerah dan potensi pengembangan 5 tahun ke depan serta keterkaitannya dengan industri penunjang, industri terkait dan industri di kabupaten/kota dan provinsi lain, Kabupaten Pulau Morotai menentukan industri pengolahan ikan dengan fokus pada kemampuan mengolah ikan menjadi aneka produk olahan ikan sebagai kompetensi inti industrinya. Dalam rangka mengembangkan kompetensi inti industri tersebut, disusun Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten Pulau Morotai, yang memuat sasaran pengembangan yang ingin dicapai, strategi, serta rencana aksinya. Il SASARAN Sasaran pengembangan industri pengolahan ikan dengan fokus pada Kemampuan mengolah ikan menjadi aneka produk olahan ikan terdiri atas: a, Sasaran Jangka Menengah (2014 - 2018) 1. Terbentuknya 2 Kelompok Usaha Bersama (KUB) pengolahan fillet ikan tuna pada tahun 2015; 2. Tercapainya produksi fillet ikan tuna sebesar 50 Ton pada tahun 2018; dan 3. Berkembangnya pangsa pasar domestik dan ekspor (Taiwan dan Korea). b. Sasaran Jangka Panjang (2014 ~ 2025) 1. Berkembangnya diversifikasi produk pengolahan ikan tuna; 2. Terbentuknya klaster industri pengolahan ikan; 3. Tercapainya sertifikasi mutu produk olahan ikan; dan 4. Terbangunnya kerjasama dengan industri domestik dan internasional Il STRATEGI Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka ditempuh strategi sebagai berikut: a. Penguatan kelembagaan; b, Pembangunan kawasan perikanan terpadu; c. Pembangunan infrastruktur penunjang industri pengolahan ikan tuna; d. Peningkatan teknologi penangkapan, penyimpanan, dan pengolahan; Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri; dan Penguatan promosi daerah dan kerjasama investasi industri. Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI IV KERANGKA PENGEMBANGAN Nomor : 71/M-IND/PER/ 12/2013 Kerangka pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pulau Morotai sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut: Industri Tati Industri Penunjang Industri teorkalt Tndustri pengolahan ikan | Industri mesin produksi Tadustri pembekuan | Fokus : pengolahan ikan, industries, | ikan, industri pakan Kemampuan Mengotah | industri perkapaian, industri | ternak, industri makanan Tkan Menjadi Aneka —_| kemasan dan bahan kimia | Produk Olahan Ikan __ Sasaran ‘Jangka Menengah (2014-2018) Jangka Panjang (2014-2025) ‘@ Terbentuknya 2 Kelompok Usaha | a, Berkembangnya diversifikasi produk Bersama (KUB) pengolahan fillet olahan ikan tuna; | | aaertameveeaateanaatcorst Dereon tree tenes b, Tercapainya produksi fillet ikan tuna | —_pengolahan ikan; sebesar 50 Ton pada tahun 2018; | c. Tereapainya sertifikasi mutu produk dan olahan ikan; dan c. Berkembangnya pemasaran 4. Terbangunnya kerjasama dengan domestik dan ekspor (Taiwan dan industri domestik dan internasional. Korea). a 71m Strategi | a, Penguatan kelembagaan; b, Pembangunan kawasan perikanan terpadu; | c. Pembangunan infrastruktur penunjang industri pengolahan ikan tuna; | 4. Peningkatan teknologi penangkapan, penyimpanan dan pengolahan; ¢. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri; dan |_f._Penguatan promosi dan kerjasama investasi industri. Pokok-Pokok Rencana Aksi | Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2014-2018) Jangka Panjang (2014 - 2025) a) Penguatan kelembagaan KIID; ‘a. Pengembangan lanjut pengolahan b. Penguatan kelembagaan usaha; ikan tuna (intensifikasi dan_ ©. Pengembangan infrastruktur iversifikasi produk produk); penangkapan; b. Pembangunan kawasan perikanan d. Pengembangan infrastruktur terpadu; penyimpanan; ¢. Sertifikasi mutu produk olahan ikan; ©. Pengembangan infrastruktur dan penunjang; d. Perluasan kerjasama pemasaran dan | f. Peningkatan teknologi produksi; promosi produk ekspor. g. Pengembangan SDM; dan h. Pengembangan promosi dan investasi industri. Teknologi Aplikasi teknologi penangkapan, pembekuan dan pengolahan ikan tuna —“Unsur Penunjang a ‘Sumber Daya Manusia a. Kemampuan penangkapan ikan tuna; dan b, Kemampuan manajemen pengelolaan usaha dan pemenuhan standar produk. Pasar a. Kelembagaan dan infrastruktur penunjang pemasaran produk perikanan; dan Kerjasama dengan industri pengolahan ikan. Infrastruktur a. Sarana armada kapal motor nelayan; b. Infrastruktur penunjang industri pengolahan ikan tuna (pelabuhan pelelangan ikan, transportasi, pabrik es, listrik dan cold storage) ‘Lokasi Pengembangan ‘Kecamatan Morotai Selatan RENCANA AKSI Rencana aksi dalam rangka pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Pulau Morotai sebagaimana tercantum sebagai berikut: Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 71/M-IND/PER/ 12/2013 PEMANGKU KEPENTINGAN NO RENCANA AKSI INDIKATOR POSAT DAERAT TAINLAIN | 2024 | 2018 | 2016 | 2017 | 2018 1._| PENGUATAN KELEMBAGAAN —— 1.1_| PENGUATAN KELEMBAGAAN KID a, Menetapkan Peraturan | Adanya Perbup tentang Bupati Pulau Morotai | pengembangan tentang pengembangan | Kompetensi Inti Kompetensi Inti Industri | Industri Kabupaten Pulau Morotai Bupati, Bappeda Kabupaten Pulau Morotai, Disperindag Kabupaten Pulau Morotai D. Mensosialisasikan ‘Terselenggaranya forum Kompetensi Inti Industri | sosialisasi kepada Kabupaten Pulau seluruh pemangku Morotai kepentingan dengan Kompetensi Inti Industri di Kabupaten Pulau Morotai Disperindag Kabupaten Pulau Morotai c. Mencantumkan Tercantumnya program Kompetensi | program Inti Industri dalam. pengembangan Rencana Kerja Kompetensi Inti Pembangunan Daerah | Industri Kabupaten (RKPD) Pulau Morotai dalam RKPD setiap dinas terkait Bappeda, Kabupaten Pulau Morotai, Disperindag Kabupaten Pulau Morotai, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pulau Morotai ‘@. Membentuk kelompok | Terbentak pokja kerja (pokia) program pelaksanaan pengembangan KID Kompetensi Inti lintas sektoral Industri Bappeda Kabupaten Pulau Morotai, Disperindag Kabupaten Pulau Morotai Pelaku usaha €. Monitoring dan evaluasi | Tersedianya laporan hasil monitoring dan evaluasi Dit. PFI Wilayah IIL, Ditjen PPI, Kemenyerin Disperindag Kabupaten Pulau Morotai RENCANA AKSI Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 71/M-IND/PER/ 12/2013 PEMANGKU KEPENTINGAN NO INDIKATOR SURAT Te DAERAH LARELAIN | 2014 | 2025 | 2016 | 2017 | 2018 1.2, | PENGUATAN KELEMBAGAAN USAHA a. Memfasilitast Terbentuknya 1 KUB di Dinas Kelautan | Nelayan, Pelaku pembentukan bidang penangkapan dan Perikanan | usaha Kelembagaan usaha ikan Kabupaten Pulau | penangkapan ikan Morotai . Memfasilitasi Terbentuknya 1 KUB Disperindag ] pembentukan di bidang pengolahan Kabupaten Pulau kelembagaan usaha ikan Morotai pengolahan ikan x ©. Memfasilitasi Terbentuknya 1 KUB di Disperindag pembentukan bidang pemasaran ikan Kabupaten Pulau kelembagaan usaha Morotai pemasaran ikan 2 | PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERIKANAN, 2.1_| PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENANGKAPAN = a. Penyusunan Terdapatnya dokumen Dinas Kelautan perencanaan perencanaan dan Perikanan pengembangan armada | pengembangan armada Kabupaten Pulau kapal penangkapan kapal Morotai ikan Bb. Memfasilitast Tersedianya kapal dan_| Dit. Kapal dan Alat | Dinas Kelautan penambahan jumlah —_| alat penangkapan ikan | Penangkap Ikan, | dan Perikanan armada kapal dan sehingga dapat Ditjen Perikanan | Kabupaten Pulau peralatan penangkapan | meningkatkan ‘Tangkap, KKP Morotai ikan produksi ikan tangkap tuna mencapai 1.700 ‘Ton per tahun 2.2, | PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENYIMPANAN ‘a. Penyusunan Studi Tersusunnya dokumen Dinas PU Swasta, Kelayakan dan DED Studi kelayakan dan Kabupaten Pulau | investor, (Detail Engineering DED cold storage Morotai Perusda Design) Cold Storaye . . Penyiapan lahan dan _| Tersedianya lahan dan, Bappeda Swasta, infrastruktur pendukung | infrastruktur Kabupaten Pulau | investor, cold storage pendukung cold Morotai Perusda storage Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 71/M-IND/PER/ 12/2013 NO PEMANGKU KEPENTINGAN Perikanan, Ditjen Industri Agro, Kemenyerin RENCANA AKSI INDIKATOR SUaATI DAERAE Tama —/ 2014 | 2028 | 2016 | 2017 | 2018 ©. Memfasilitasi ‘Terbangunnya 1 Dinas PU ‘Swasta, a pembangunan cold instalasi cold storage Kabupaten Pulau | investor, storage Morotai Perusda, ‘@ Penyusunan studi Tersusunnya dokumen Dinas PU Swasta, kelayakan pabrik es studi kelayakan pabrik Kabupaten Pulau | investor, es Morotai Perusda es ©. Penyiapan lahan dan __| Tersedianya lahan dan Bappeda ‘Swasta, infrastruktur pendukung | infrastruktur Kabupaten Pulau | investor, pabrik es pendukuni pabrik es. Morotai, Perusda Ke f Pembangunan pabrik es _| Terbangunnya pabrik Dinas PU Swasta, es di Desa Berebere Kabupaten Pulau | investor, Morotai Perusda 2.3_| PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG a. Penyusunan Terdapat dokumen. Distamben perencanaan hasil evaluasi dan Kabupaten Pulau pembangunan Stasiun | peninjauan rencana Morotai, Dinas Pengisian Bahan Bakar | pembangunan depot PU Kabupaten : Nelayan (SPBN) SPBN Pulau Morotai B. Memfasilitasi ‘Terbangunnya depot Distamben PT. Pertamina pembangunan depot _| BBM kapasitas 2.000 Kabupaten Pulau BBM bagi nelayan liter per kirim Morotai, Dinas PU Kabupaten Pulau Morotai ‘3__ | PENINGKATAN TEKNOLOGI PRODUKSI a. Penyusunan studi Terdapatnya 1 Disperindag Swasta, kelayakan dokumen studi Kabupaten Pulau | investor, pembangunan pabrik —_| kelayakan pabrik fillet Morotai Perusda fillet ikan tuna ikan tuna }. Penyiapan lahan pabrik | Tersedianya lahan Bappeda ‘Swasta, fillet ikan tuna untuk pabrik fillet ikan Kabupaten Pulau | investor, tuna Morotai Perusda ©. Memfasilitasi Terbangunnya I (satu) | Dit. Industri Disperindag Swasta, pembangunan pabrik | pabrik fillet ikan tuna | Makanan, Hasil _| Kabupaten Pulau | investor, fillet ikan tuna Laut dan Morotai Perusda Lampiran _Peraturan Mente Prindustian Rl Nomor : 71/M-IND/PER/ 12/2013 no | _RENCANA axst TNDIKATOR pusay PEMMNGEUKEPENTINGAN | 2014 | zoxs | 2016 | 2017 | 2018 4 PENGEMBANGAN SUNBER DAVA MANUSIA ‘a, Memfasilitasi Terlaksananya Ditjen Perikanan | Dinas Kelautan | Nelayan ikan ws penguasaan teknologi pelatihan pemanfaatan | Tangkap, KKP dan Perikanan Jokal Penangeapanitan | knolog fonangleapen Kabupaten Pulau tan Moratat i Nemesis! “edaisanaanya [DC Tadused | Daperindag Feta usa pena Kegan pelathan | Makanan, Hasit | Kabupaten Pulau Femampuen pengolhan | pengolahen fet kan | aut can Moots Ft iken tne unta | bane Perikenan,Diten pelakuuena yang tndt Agro, saat bea amen =Pembinaas dan Taner Daas Fagan pendanpingan usaha | pembinesn usehe Perndagkop Kab | Tings renaahen ia remlahan an Pala Marta | tuna dengan Investor | dalam negeri dan asing investor dalam negeri dan asing dan Disperindag Kabupaten Pulau Morotai & Memfasilitasi ‘Terselenggaranya Kementerian Dinas Pelaka usaha standardisasi mut pelatihan standardisasi | Kelautan dan Perindagkop Kab. | produ pengolahan ikan | mutu produle Perikanan Ditjen | Pulau Morotai | pengolahan ikan Pengolahan dan | Pemasaran Hasil Perikanan '5_| PENGEMBANGAN PROMOS! DAN INVESTASI INDUSTRI Ja. Memfasilitasi promosi | Keikutsertaan produk | Ditjen impor, Disperindag | dan publikasi produk | hasil perikanan dalam | Kemendag Provinsi Maluku {fillet ikan tuna di dalam | pameran usaha di Utara, {dan luar negeri dalam dan luar negeri Disperindag Kabupaten Pulau eee Morotai_ pee _ b. Memfasiliiasi Kerjasama | Terjalinnya kerjasama | BKPM BKPMD Provinsi pemasaran filet kan | pemasaran dengan Maluku Utara

Anda mungkin juga menyukai