Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur.Kalender pendidikan disusun dan
disesuikan setiap tahun oleh madrasah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran.Pengaturan
waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran adalah sebagi berikut:
A. Permulaan TahunPelajaran
Untuk kelas X hari-hari pertama masuk Madrasah, langsung melaksanakan Masa
Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA), yaitu mulai tanggal 15 sampai dengan 17 Di waktu
yang sama permulaan tahun pelajaran efektif untuk kelas XI dan XII dimulai pada hari Senin
tanggal 18 Juli 2022.
B. Waktu Belajar, Pekan Efektif Belajar, dan Waktu Pembelajaran Efektif
Waktu belajar menggunakan sistem semester dengan membagi 1 tahun pelajaran
menjadi semester ganjil dan semester genap dengan waktu pembelajaran sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 4.1 Waktu Belajar
HARI WAKTU
BELAJAR
Senin 8 Jam
Selasa 8 Jam
Rabu 8 Jam
Kamis 8 Jam
Sabtu 8 Jam
Ahad 8 Jam

44
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan madrasah, waktu pembelajaran efektif belajar
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 4.2 Minggu Efektif
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efektif
Juli 4 2 Libur semester 2
Agustus 5 5 Libur Hari Raya
September 4 4 1 Minggu UUTS
Oktober 4 3 1 Minggu UAS
November 5 5 2 Minggu Porseni
Desember 5 1 Libur semester 1
Januari 4 4
Pebruari 4 4 1 Minggu UTS
Maret 5 5 2 Minggu UN/US
April 4 2 1 Minggu UKK
Mei 5 5
Juni 5 1 Libur semester 2

C. LiburMadrasah
Hari libur madrasah adalah hari yang ditetapkan oleh madrasah, pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di madrasah.Penentuan
hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:
a. Libur Semester ganjil : 6 Hari
b. Libur Semester genap : 17 Hari
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
a. Tahun Baru
b. Idul Fitri dan Cuti Bersama
c. Idul Adha
d. Tahun Baru Imlek

44
e. Tahun Baru Hijriah
f. Hari Raya Nyepi
g. Maulid Nabi Muhammad saw.
h. Tahun Baru Imlek
i. Wafat Isa Al masih
j. Hari Raya Waisak
k. Kenaikan Isa Al Masih
l. Hari Kemerdekaan RI
m. Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
n. Hari Raya Natal

D. RencanaKegiatan Madrasah
Rencana kegiatan madrasah tahun pelajaran 2022/2023 adalah sebagaimana tertera
pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Rencana Kegiatan Madrasah tahun Pelajaran 2022/2023


NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN

1. Pramuka 1 Minggu Sekali

2. Peringatan Isra’ Mi’raj 1 Tahun Sekali

3. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1 Tahun Sekali

4. Hari Pancasila 1 Tahun Sekali

5. 17 Agustus 1945 17 Agustus

6. Hari Santri 22 Oktober

E. Panduan Akademik
1. Prinsip dan Model Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik,antara peserta
didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan
belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap,
pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Proses
44
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian.
a. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi: (1) peserta didik difasilitasi untuk
mencari tahu, (2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar, (3) proses
pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah, (4) pembelajaran berbasis
kompetensi, (5) pembelajaran terpadu, (6) pembelajaran yang menekankan pada
jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi, (7) pembelajaran berbasis
keterampilan aplikatif, (8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan
keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills, (9)pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat,
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan
(ingngarso sung tulodo), membangun kemauan (ingmadyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut
wurihandayani), (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di madrasah, dan di
masyarakat, (12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran,  (13) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik, dan (14) suasana belajar
menyenangkan dan menantang.
b. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan
sistem pendukung (Joice&Wells).Sedangkan menurut Arends dalam Trianto,
mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang
diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan
44
rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah (1) model pembelajaran berbasis
Masalah (Problem Based Learning), (2)model pembelajaran projek (Project Based
Learning), dan (3) model pembelajaran melalui penyingkapan/Penemuan
(Discovery/Inquiry Learning).
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi
pembelajaran.Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi
pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil
maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Oleh karenanya guru harus
menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran
penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya
(Problem Based Learning dan Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:
1) Pernyataan KD-KI 3 dan KD- KI 4 mengarah ke pencarian atau penemuan;
2) Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan
faktual,konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
3) Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.
Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based
Learning dan Project Based Learning):
1) Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau
produk;
2) Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
3) Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
4) Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah
kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Model Pembelajaran Penyingkapan (penemuan dan pencarian/penelitian)

44
Gambar 4.1 Model Pembelajaran

Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah


memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila
individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitiveprocess sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatingconcepts and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
a) Sintak model Discovery Learning
 Pemberian rangsangan (Stimulation);
 Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
 Pengumpulan data (Data Collection);
 Pembuktian (Verification), dan
 Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
b) Sintak model Inquiry Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam
proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu
yang singkat (Joice&Wells, 2003).
44
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri temuannya.Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
 Orientasi masalah;
 Pengumpulan data dan verifikasi;
 Pengumpulan data melalui eksperimen;
 Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
 Analisis proses inkuiri.
2) Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Gambar 4.2 Problem Based Learning (PBL)

Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan


berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan
nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan
kontekstual.
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan
konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High
Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri
sendiri dan keterampilan.
a) Sintak model Problem Based Learning  terdiri atas:
 Mengidentifikasi masalah;
44
 Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi
informasi-informasi yang relevan;
 Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif,
tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
 Melakukan tindakan strategis, dan
 Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang
dilakukan.
b) Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting  terdiri atas:
 Merumuskan uraian masalah;
 Mengembangkan kemungkinan penyebab;
 Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
 Mengevaluasi.

3) Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Gambar 4.3 Project Based Learning (PjBL)

Model pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan


proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan
menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan
kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah.
Tujuan Project Based Learning  adalah meningkatkan motivasi belajar,
team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik
level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21.
44
Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:
a) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
b) Mendesain perencanaan proyek;
c) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
d) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project);
e) Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
f) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).

2. Program Tahunan dan Program Semester


a. Program Tahunan
Program Tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
untuk mencapai tujuan (KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu
diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya
dapat dicapai oleh siswa. Atau dengan kata lain, Prota adalah merupakan program
umum tematik terpadu untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru. Program
Tahunan tersebut sebagai rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan mata
pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun. 
Program tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum
tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program
berikutnya, yakni Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Setelah kita memahami arti dari Program Tahunan (Prota) ini,
selanjutnya kita masuk kepada bahasan tentang hal-hal/ komponen apa saja yang
wajib ada dalam hal penyusunan sebuah Prota ini. 
Dalam menyusun Program Tahunan (Prota), komponen minimal yang wajib
dipenuhi adalah sebagai berikut:
1) Identitas (mata pelajaran, kelas, tahun pelajaran)
2) Format isian ( tema, sub tema, dan alokasi waktu)
3) Langkah Menyusun Prota 
Pada item nomer 3 yakni Langkah Menyusun Prota, ada 4 hal yang harus
dilalui/ dipenuhi yakni:
1) Mengidentifikasi jumlah kompetensi dasar dan indikator dalam satu tahun
44
2) Mengidentifikasi keluasan dan kedalaman kompetensi dasar dan indikator
3) Melakukan pemetaan kompetensi dasar untuk setiap semester
4) Menentukan alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi dengan
memperhatikan pekan efektif
Fungsi Program Tahunan (Prota) dalam kegiatan pendidikan/ pembelajaran:
1) Sebagai pedoman dalam menyusun Promes, program suatu pelajaran dan juga
sebagai persiapan dalam mengajar agar lebih rapi dan terorganisir secara lebih
matang. 
2) Sebagai pedoman dalam membuat Kaldik.
3) Sebagai acuan dalam rangka optimalisasi, efisiensi dan efektivitas penggunaan
waktu belajar efektif yang ada.
Contoh Program Tahunan
Satuan Pendidikan : ……………..
Mata Pelajaran : ……………..
Kelas : ……………..
Tahun Pelajaran : ……………..
Kompetensi Inti : .....................
Tabel 4.4 Nama Tabel
Semester Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu

Sumenep, 04 Juli 2022


Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Mapel

ACH. JUNAIDI, SH.M.Si KUDSI, S.Pd.I

b. Penyusunan Program Semester


Program Semester adalah merupakan penjabaran dari program tahunan yang
berisi hal-hal yang ingin dicapai pada semester tersebut. Program semester berisi
rumusan kegiatan belajar mengajar untuk satu semester yang kegiatannya dibuat
berdasarkan pertimbangan alokasi waktu yang tersedia, jumlah pokok bahasan yang
44
ada dalam semester tersebut dan frekuensi ujian yang disesuaikan dengan kalender
pendidikan. Promes akan mempermudah guru dalam alokasi waktu mengajarkan
materi yang harus dicapai dalam semester tersebut. Atau dengan pengertian lainnya
yakni bahwa Program semester adalah merupakan penjabaran dari program tahunan
sehingga program semester ini tidak bisa disusun sebelum tersusun program
tahunan. Promes berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak
dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. 

44
Tabel 4.5 Contoh Program semester
PROGRAM SEMESTER

Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : 1 (Satu)


Alokasi Waktu : …………… Tahun Pelajaran : 2022-2023

Nomor
KI
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Ket
1 3 Materi Alokasi
2 4 Pembelajaran Waktu
Nomor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
KD

Jumlah Jam
Pelajaran

Sumenep, 04 Juli 2022


Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

44
Aslam Lamsa

44
3. Pengembangan Silabus
Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum
berupa penjabaran lebih lanjut dari kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-
pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam mencapai kompetensi
dasar. Silabus dibuat untuk jangka waktu satu semester atau satu tahun. Dengan
demikian, silabus merupakan garis besar program pembelajaran untuk satu semester/satu
tahun. Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen
yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
a. Manfaat silabus
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran,
baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun untuk satu
kompetensi dasar. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan
pembelajaran seperti pembuatan rencana pembelajaran sebab proses pembelajaran di
madrasah dilaksanakan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, sebagai
pengelolaan kegiatan pembelajaran karena memberikan gambaran mengenai pokok-
pokok program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran misalnya pembelajaran
secara klasikal, kelompok kecil atau pembelajaran individual dan pengembangan
sistem penilaian yang dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem
penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan
pembelajaran yang terdapat di dalam silabus, dengan demikian sebagai ukuran dalam
melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran serta manfaat
selanjutnya sebagai dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas
suatu program pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip pengembangan silabus
Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip.
Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar
dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
memadai/adequate, aktual/kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.

44
Ilmiah Bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Mengingat
silabus berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang akan dipelajari
peserta didik, maka materi/isi pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran
ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan silabus disarankan melibatkan ahli bidang
keilmuan masing-masing mata pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki
validitas yang tinggi.
1) Prinsip Relevansi Prinsip relevansi memberikan arahan bahwa cakupan,
kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik. Prinsip relevansi ini juga mendasari pemilihan materi,
strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu,
pertimbangan pemilihan sumber dan media pembelajaran, dan strategi penialian
hasil pembelajaran.
2) Prinsip Sistematis Prinsip sistematis memberikan arahan bahwa penyusunan
silabus hendaknya bersifat sistemik dan sistematik. Jika silabus dipandang sebagai
sistem garis besar program pembelajaran bersifat sistemik, komponen silabus
hendaknya bersifat sinergis dalam pencapaian kompetensi dasar. Jadi komponen-
komponen dalam silabus harus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi karena silabus pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh
karena itu dalam penyusunannya harus dilakukan secara sistematis. Kompetensi
dasar hendaknya menjadi acuan dalam mengembangan indikator, materi standar,
penetuan waktu, pemilihan sumber dan media pembelajaran dan standar penilaian.
3) Prinsip Konsistensi Prinsip Konsistensi memberi arahan bahwa dalam
pengembangan silabus terjadi hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan instrumen penilaian bersifat searah dala rangka pencapaian standar
kompetensi.
4) Prinsip Memadai Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai
untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
44
5) Prinsip Aktual dan Kontekstual Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi yang terwujud dalam realitas
kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di tengah
perkembangan masyarakat dan IPTEK. Kontekstual berarti pengembangan silabus
hendaknya sesuai dengan konteks zaman dan kehidupan peserta didik.
pengalaman belajar yang dirancang dalam silabus hendaknya menggunakan
situasi kehidupan riil yang sedang terjadi ditengah-tengah kehidupan peserta
didik.
6) Prinsip Fleksibelitas Prinsip ini memberi arahan bahwa keseluruhan komponen
silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, lingkungan
belajar, dan dinamika perubahan yang terjadi di masyarakat dan satuan
pendidikan setempat. Silabus hendaknya disusun fleksibel sesuai kondisi dan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
7) Menyeluruh Prinsip ini memberi arahan bahwa pengembangan indikator silabus
hendaknya mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor). Selain itu idealnya sesuai juga dengan pengembangan materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. prinsip
menyeluruh ini perlu diletakan dalam pencapaian kompetensi- sebagai
penecerminan pengetahuan, nilai, sikap dan perbuatan dan terwujud dalam
berbagai kecakapan hidup.

c. Pengembangan Silabus Dalam kurikulum 2013


Pengembangan silabus tidak lagi oleh guru, tetapi sudah disiapkan oleh tim
pengembang kurikulum, baik di tingkat pusat maupun wilayah, dengan demikian guru
tinggal mengembangkan RPP berdasarkan buku penduan guru, buku panduan peserta
didik dan buku sumber yang semuanya telah disiapkan. Dengan demikian, dalam
kaitannya dengan rencana pembelajaran dalam kurikulum 2013, guru tidak usah
repot-repot lagi mengembangkan perencanaan tertulis yang berbelit-belit, karena
sudah ada pedoman dan pendampingan. Dalam hal ini, yang paling penting bagi guru
adalah memahami pedoman guru dan pedoman peserta didik, kemudain menguasai
dan memahami materi yang akan diajarkan.
44
Tabel 4.6 Format Silabus

SILABUS BAHASA ARAB

Nama Sekolah : MA Bustanul Ulum Semester : 1 (Satu)


Kelas : X (Sepuluh) Tahun Pelajaran : 2022-2023

Kompetensi Inti:
1. .........................................................................................................................
2. .........................................................................................................................
3. .........................................................................................................................
4. .........................................................................................................................

Kompetensi Materi Pokok Indikator Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Waktu Belajar

44
4. Pengembangan Perencanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan secara rinci dari suatu
materi pokok tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP  disusun berdasarkan
KD  yang  dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
a. Komponen RPP
1) Identitas madrasah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas matapelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi  waktu  ditentukan  sesuai  dengan  keperluan  untuk pencapaian KD dan 
beban belajar dengan mempertimbangkanjumlah jam pelajaran yangtersediadalam
silabusdanKDyang harus dicapai;
6) Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial  mengenai
kompetensi dalama spek
sikap,  pengetahuan,danketerampilanyangharusdipelajaripeserta didik
untuksuatujenjangmadrasah, kelas dan matapelajaran;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
a) Kompetensi Dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan,  dan  keterampilan  yang  terkait  muatan  atau mata
pelajaran;
b) Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

44
c) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indikator perlu memperhatikan
beberapa hal:
 Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang
dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.
 Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke
kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).
 Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat
dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik.
 Indikator harus dapat menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
d) TujuanpembelajaranyangdirumuskanberdasarkanKD,dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
e) Materi  pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta,
konsep, prinsip, dan  proseduryang relevan,danditulisdalambentukbutir-butir
sesuai dengan rumusan indicator ketercapaian kompetensi;
f) Metode pembelajaran merupakan rincian dari
kegiatanpembelajaran,digunakan olehpendidik untukmewujudkan
suasanabelajardanprosespembelajaranagarpesertadidik mencapaiKDyangdises
uaikandengankarakteristikpesertadidikdan KD yang akan dicapai;
g) Media, alat, dan Sumber Pembelajaran
 media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
 alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran;  yaitu alat bantu
pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada peserta
didik.
 sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
h) Langkah –langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup:
44
 pertemuan pertama, berisi pendaluan; kegiatan Inti, penutup.
 pertemuan kedua, berisi pendaluan, kegiatan inti, dan penutup.
i) Penilaian
Berisi jenis/teknik penilaian; B.Bentuk instrumen C.Pedoman perskoran.
b. Prinsip Penyusunan RPP
Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai
berikut:
1) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus
yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses
pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
2) RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam
silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta
didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
3) Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4) Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai
manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP
dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi,
minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat
belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
5) Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung.
6) mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
7) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
8) RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan,dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat
setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan
setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan
sesuai dengan kelemahan peserta didik.
9) Keterkaitan dan keterpaduan.
44
10) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan
KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran
untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
11) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
12) mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

44

Anda mungkin juga menyukai