Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
sebagai salah satu industri yang menarik dengan nilai penjualan sebesar lebih dari
Indonesia. FMCG telah lama dianggap sebagai salah satu faktor pendorong
menjanjikan. Dengan lebih dari 255 juta penduduk dan lebih dari setengahnya
berada di usia produktif, trend positif ini diharapkan akan terus berlanjut seiring
waktu 2010 – 2015 dan rata – rata pertumbuhan industri retail FMCG yang
pasar dalam beberapa tahun terakhir. Kesuksesan berbagai brand Asia diperoleh
dengan para pemain utama ritel lokal kesukesan dapat diraih, serta mampu
memperkokoh eksistensi brand lokal untuk tetap bertahan di pasar. Edisi kedua
publikasi tahunan dari Kantar Worldpanel, Asia Brand Power, memfokuskan pada
kekuatan peritel Asia, bagaimana respons dan penyesuaian pelaku bisnis dengan
1
2
untuk menyesuaikan diri dengan model ritel yang cepat berubah, dengan cara
aspek bisnis ritel secara luas dari portofolio produk, rantai pasokan, hingga
Seyed, Morteza dan Javad (2017) menyatakan bahwa citra awal dari sebuah
brand memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap brand image dan sikap
reputasi yang baik akan mendapat penerimaan brand extension yang lebih baik.
Konsumen yang tidak terpaku terhadap suatu brand atau produk disinyalir lebih
dapat menerima atau memiliki keinginan untuk mencoba sebuah produk baru hasil
dari brand extension (Soomro, dkk, 2013). Senada dengan dua pernyataan di atas,
bahwasanya kualitas image dari sebuah brand setelah melakukan perluasan turut
konsumen belum dapat percaya begitu saja terhadap produk baru hasil brand
berpengaruh terhadap brand image. Selain itu, integritas komunikasi antara brand
3
induk, produk yang baru dan brand image dapat mempengaruhi dan
Sikap konsumen dalam bentuk brand awareness dan brand familiarity turut
membangun image sebuah brand setelah melakukan brand extension. Hal ini
kepada brand yang dianggap lebih baik (Saleem, Rashid dan Aslam, 2014).
meningkatkan ekuitas brand. Di sisi lain, perusahaan harus berhati – hati terhadap
elemen yang menentukan kesuksesan brand extension seperti, brand image induk,
proporsi brand induk, kekuatan brand induk, dukungan pemasaran, kualitas brand
induk dan pengalaman konsumen terhadap brand induk. Sementara itu Lozanova
faktor tersebut meliputi penambahan nilai melalui orisinalitas brand dan produk,
serta tetap berada pada positioning dari brand tersebut, terkait harga, kualitas,
tampilan dan citra. Selain itu relevansi terhadap brand dan produk utama, tetap
berpegang teguh pada visi pendiri, serta konsistensi terhadap brand identity dan
dari brand extension (Som dan Pape, 2015). Bagi brand yang memiliki reputasi
tersebut. Sedangkan bagi brand yang telah memiliki reputasi yang kuat, kegagalan
brand extension dapat menurunkan reputasi dari brand induk (Chun, dkk, 2015).
brand tertentu yang dilakukan oleh konsumen. Purchase intention juga dapat
proses yang rumit. Purchase intention biasanya terkait dengan perilaku, persepsi
dan sikap konsumen. Purchase behavior adalah titik kunci bagi konsumen untuk
menemukan bahwa brand personality dan brand equity memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap purchase intention dari konsumen. Brand personality dan
brand equity tersebut timbul dari peran word of mouth secara elektronik melalui
media sosial.
signifikan antara sikap konsumen dengan purchase intention. Hal ini disebabkan
karena sikap konsumen yang berkembang sebagai hasil dari norma sosial.
konsumen dan norma subyektif. Dalam hal purchase intention FMCG, dapat
konsumen. Sikap konsumen adalah hasil dari sejumlah faktor dan norma subyektif
bahwa pemasaran melalui sosial media dapat menstimulus faktor eksternal yang
mengenai perusahaan tersebut dapat diberikan dengan baik melalui sosial media.
Purchase intention juga memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai yang
dipengaruhi oleh besarnya penghasilan dan kesamaan ras antara penjual dan
pembeli. Dachyar dan Lizka (2017) menemukan berbagai faktor signifikan yang
purchase intention. Sementara itu, kegunaan dan manfaat yang dirasakan terbukti
hipotesis (Zahari, dkk, 2016). Informasi yang berguna kepada para penjual
2014).
Terkait dengan strategi pemasaran, produk atau layanan baru tidak harus
termasuk dalam kategori yang sama, tetapi perusahaan harus dapat mengirimkan
esensi brand dari satu market ke market yang lain. Hasil dari penelitian ini juga
konsumen dengan tingkat komitmen yang lebih tinggi dapat menilai purchase
intention yang sesuai untuk brand extension. Dalam kasus apa pun, perusahaan
yang menargetkan konsumen dengan tingkat komitmen yang lebih rendah tidak
mengurangi tingkat risiko (Wang, dkk, 2017). Pimenta, dkk (2014) menyatakan
bahwa kualitas perluasan jasa atau layanan dari sebuah brand yang sudah dikenal
lebih relevan atau baik dibandingkan dengan brand yang belum dikenali oleh para
7
bahwa pengaruh gabungan dari kesamaan brand image seperti persepsi yang
pemasaran keseluruhan perusahaan. Oleh karena itu disarankan agar brand induk
persepsi yang sesuai dari brand induk pada brand extension yang dilakukan,
dengan sangat pesat. Hal ini dapat terjadi mengingat segmen muslim mulai
khusus. Satu per satu brand mulai menyasar pasar yang secara global nilainya
mencapai US$ 2,9 miliar. Salah satu perusahaan FMCG besar yang masuk ke
dalam tren produk halal adalah P&G, perusahaan multinasional asal Amerika
Penetrasi pasar tren produk halal dari P&G dapat dikatakan sedikit
membawa value itu sejak tahun 2004 lewat produk Sunsilk Clean & Fresh. Ketika
itu, Sunsilk menampilkan model Inneke Koeserahwati yang tengah berhijab, yang
Dalam kurun waktu 13 tahun sejak tahun 2004, pasar hijab care
ini bukanlah brand Rejoice pertama yang menargetkan kalangan hijabers. Sejak
dimana saat ini Rejoice lebih jelas dalam membidik market dengan menempelkan
stiker “Khusus Hijab” tepat di bawah tutup kemasannya. Hal ini menandakan
bahwa selain produk shampo ini dibuat khusus untuk perempuan berhijab, juga
(Bachdar, 2017).
hingga 2050.
2. Selain industri mode dan makanan yang memiliki sentimen positif terhadap
spesifik. Hal ini terjadi pada produk perawatan rambut (hair care) yang
juta jiwa (hasil proyeksi penduduk Badan Pusat Statistik tahun 2016). Maka
Indonesia.
Salah satu brand kosmetik dan kecantikan yang kini menjalankan bisnis di
lini personal care adalah Wardah. Wardah merupakan sebuah brand milik PT
Paragon Technology and Innovation dengan Nurhayati sebagai founder dan CEO.
akan terus berkembang, seperti perkembangan brand Wardah sendiri yang dapat
Indonesia tumbuh dengan rata – rata 10 – 15 persen per tahun. Potensi dari
yang lifestyle, lebih modis tapi tetap bermartabat dengan anak – anak muda seperti
2015).
care wanita di Indonesia ini tidak gentar untuk mencoba mendobrak pasar produk
shampo di Indonesia yang masih didominasi oleh produk asing dari perusahaan
menarik untuk dikaji lebih dalam, terkait dengan apakah brand extension
Jakarta Selatan.
1. Akademis
2. Praktis
pada penelitian ini terbagi menjadi 5 bagian (BAB), dengan rincian sebagai
berikut :
12
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi uraian singkat yang menjadi dasar teori terkait
koefisien regresi.
BAB IV PENUTUP
saran.