Anda di halaman 1dari 14

Andai jemari tak sempat berjabat, andai raga tak dapat bertatap, seiring bedug yang menggema,

seruan takbir yang berkumandang, kuhaturkan salam menyambut hari raya idul fitri, jika ada
kata serta khilafku membekas lara, mohon maaf lahir dan batin..

‫تقبل هللا منا ومنك‬


Selamat hari raya idul fitri 1429H. Mohon maaf lahir dan bathin ya..

Taqobalallahu minna wa minkum… Sebelum takbir berkumandang, Sebelum ajal menjemput,


Sebelum jaringan over load, Ijinkan kami memohon maaf lahir dan bathin…

Thia mengucapkan “SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H”. Taqaballaahu minna wa
minkum, wa shiamana wa shiamakum. Minal aidin wal faidzin,

Kullu’aamin wa antum bikhair..

#HIDUP HANYA SEBENTAR#


SEBENTAR senang
SEBENTAR sedih
SEBENTAR bokek
SEBENTAR berduit
SEBENTAR ketawa
SEBENTAR lagi…
$LEBARAN Idul Fitri$
Mohon Maaf Lahir Batin

Dengan kerendahan hati, Hendra mohon keikhlasan untuk memaafkan kesalahan diri.
Taqabalallahuminawaminkum
Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir Batin

Kalau saja di hari lalu tergores sebait kata salah atau mungkin sepenggal laku yang bela, aku
berharap semoga di hari yang fitri ini terbuka pintu maaf bagiku. “MINAL AIDIN
WALFAIDZIN”

Ngaturaken sedaya kelepatan ing riyadin niki mugi-mugi Gusti Allah maringi barokah lan
rahmanipun. Mangga kita lalekake ingkang sampun kalawingi..  ya intine ngunu lah.

Tenggelamnya surya ratapi berakhirnya Ramadhan, hening mencekam songsong kesucian.


Taqoballallohu minna wa minkum, maaf semua khilafku, mari kita minta ampunan-Nya.

Fren, aku minta maaf atas semua kesalahan yang aku lakukan. Semoga Allah mengampuni dosa-
dosa kita. Minal aidin walfaidin, sepurane ya. Semoga kita sukses. Oke

Jika jiwa sebening air, maka jangan keruhkan. Jika hati seputih awan, jangan mendungkan. Raih
kemenangan dengan saling memaafkan. Selamat Idul Fitri. Mohon maafin Nita ya!
Mari lengkapi kemenangan dengan saling memaafkan. Selamat Idul Fitri 1429H.
Mohon keikhlasan untuk memaafkan segaka kesalahan yang pernah saya lakukan. Trims -Siswi-

Andai jemari tak kuasat, setidaknya kata masih dapat terungkap. Taqobbal Allahu Minna
Waminkum, Minal Aidzin wal Faidzin.

Bila ada kata terselip dusta, ada sikap membekas lara, dan langkah menoreh luka, semoga masih
ada maaf tersisa. Selamat Idul Fitri. Minal Aidin wal Faidzin.

Maafkan Yuyun ya Anang, mungkin selama berteman ada luput yang tak berkenan. Trims. Dan
kuucapkan TaqobbAllahu minna waminkum. Semoga masih jumpa Ramadhan depan.

Mata kadang salah melihat. Mulut kadang salah berucap. Hati kadang salah menduga. Maafkan
segala kekhilafan. Mohon maaf lahir dan bathin. Selamat hari raya Idul Fitri 1429H. Maafin ya.

Maaf aku tidak bisa berpuisi. Jadi langsung aja, intinya dengan tulus dan ikhlas Arif
mengucapkan selamat Idul Fitri 1429H. Mohon maaf lahir dan bathin atas segala kesalahan yang
pernah tak perbuat.

Assalamualaikum. Apa kabar? Minal aidzin wal faidzin. Taqobalallahu minna wa minkum.
Semoga tali silaturahim kita tetap terjaga…

Beli es di warung bu Rima. Taruh di piring santap bersama. SMS sudah saya terima, teriring pula
maksud yang sama. Minal Aidzin wal Faidzin.. Mohon maaf lahir batin..

Sebelum HCl jadi basa, sebelum NaCl jadi manis, tanganku selalu tertengadah mengharap titrasi
maaf dari buret hatimu. Met idul fitri mohon maaf lahir batin.

Cangkem iki sering nggedabrus, utek iki sering mikir sing elek. Minal aidzin wal faidzin. Mohon
maaf lahir batin.

Tak selamanya mata memandang dengan ramah, hati menilai dengan jernih, dan mulut bicara
dengan santun. Menjelang hari raya kuucapkan MET HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON
MAAF LAHIR BATIN.

Suminaring surya enjang dinten riyadin, pethak cinandra resik ing wardaya. Mangayubagya
dinten riyadin 1429H. Nyuwun agunging pangajsami lepat kawula kalian keluarga.

Semoga menjadi jiwa yang fitri teriring doa Taqobalallahu minna waminkum taqobbal ya karim,
ja’alanallahu waiyakum minal aidin walfaizin walmaghfurin.

Seuntai kata sepenuh hati, maafkan khilaf, perteguh persaudaraan iman. Robbii.. eratkan hati
kami untuk senantiasa taat kepadaMu. Met ied 1429H

Mas, ngapunten ingkang kathah kangge sedayanipun kalepatan kula dhateng panjenengan. Arif
ngaturaken sugeng idul fitri 1429 H. Mohon maaf lahir kaliyan batin.
Ikan teri kesamber gledek. Idul fitri is come back. Ada anak pelihara kate, maafin kita sekeluarga
ye. Buah jambu disayur lodeh. Kalo gak mau, ee e ee capek deh.

Aku mohon maaf atas semua kesalahanku. Baik yang disengaja maupun yang tidak, yang besar
maupun yang kecil, yang masih ingat maupun yang sudah lupa.

Cempluk mengucapkan mohon maaf lahir batin. Taqaballahu minkum. Selamat hari raya idul
fitri 1429 hijriyah. Salam perjuangan, Cempluk, S.Blog

Ramadhan telah usai, namun semangat ramadhan moga selalu ada di hati. Gema takbir telah
dikumandangkan. Minal aidzin wal faidzin. Maaf atas segala kesalahan baik sengaja atau tak
sengaja.

Sugeng riyadin. TaqobbalAllahu minna waminkum.

Aruming pangruwating jiwa, winayah ing lekasing ati suci, sumusul lumunturing nugraha
jatining sedya. Sugeng ariyadi, nyuwun agunging samodra pangaksami.

Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir bathin. Semoga persahabatan kita terus langgeng
meski tak bisa bersua. Thanks for all.

Assalamu’alaikum wr.wb. Taqabbalallahu minna wa minkum Allaahumma taqabbal yaa kariim.


Selamat hari raya idul fitri 1429 H, mohon maaf lahir dan batin.

“”!J+!d 7np! eheJ !JeH fewe7aS


“”u!feq J!He7 dv.vw uOHOw
*balik dulu HPnya kalau mau baca :-)
Taqaballahu minna wa minkum. Semoga spirit Ramadhan terus bersama kita di sebelas bulan
berikutnya.

Kesalahan hati dan khilaf diri, terkadang hadir menyapa indahnya kebersamaan yang kita jalani.
Selamat idul fitri 1429 h. Mohon maaf lahir dan bathin.

Seputih cocain, sebening vodka, seharum daun ganja mari kita kembali ke fitrah. Minal aidin wal
faidzin.

One day before Ied, I wanna say: Forgive my sins, may our hearts purified from all mistakes,
Happy Iedul Fitri Minal Aidzin wal Faidzin.

u!+vq uvp J!Hv7 £vvw uoHow u!z!v£ 7vm u!z!v 7vu!w .uv>¡ £vvw!p & sndvH!P snJvh
6h’ n7v7 vsvw !Jvp uvHv7vs3>¡ Hv7vpv vsop
Bacanya dibalik ya..

Sugeng dhalu, abdi badhe nyuwun ngapunten, saking kalepatan yang disengaja atau tidak
disengaja mugi-mugi, amal kita sedaya diterima Allah SWT, amien.
Rinenggo pudyo pudyaning satata kanthi perbawaning 1429 H dalem sakaluargi nyuwun sih
lumebering samodra pangaksami lahir dumugi ing batos.

Dari waktu 00.00, ketika awan masih putih, saat air masih jernih, hati masih bersih. Manusia
malah berlomba-lomba menggores noda-noda. Mari kembali ke waktu 00.00. “Minal ‘aizin wal
faizin”

Allahuakbar..
Ied al-fitri is approaching. Let’s embrace it with pure heart. From the bottom of my heart, I
would like to ask an apology. Minal Aidzin Wal Faidzin.

Segenap Keluarga Besar dan Karyawan aLayFANSCLUB inc. mengucapkan: Minal Aidzin Wal
Faidzin
Gue bener-bener minta maap banget
Segera download DosaRemover v2.0 only @ AFC.com

Mari jadikn DETIK ini sebagai titik balik untuk BERUBAH. Walaupun salah itu pasti, tapi bagi
Anjaya minta MAAF adalah PILIHAN. Taqobollahu minna wa minkum. Tolong dimaafin ya..

Teriring gema takbir memuji kebesaran Allah SWT, kami mengucapkan ‘Selamat hari raya idul
fitri, mohon maaf lahir dan batin’

Mutiara Zuhud – Letakkan dunia pada


tanganmu dan akhirat pada hatimu
Takbiran Hari Raya

Waktu Mulai & Berakhir Takbiran

a. Takbiran Idul Fitri

Takbiran pada saat idul fitri dimulai sejak maghrib malam tanggal 1 syawal sampai selesai shalat
‘id.

Hal ini berdasarkan dalil berikut:

1. Allah berfirman, yang artinya: “…hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.”
(Qs. Al Baqarah: 185)

Ayat ini menjelaskan bahwasanya ketika orang sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan
Ramadlan maka disyariatkan untuk mengagungkan Allah dengan bertakbir.

2. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah
menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir
sampai sahalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi
Syaibah dalam Al Mushannaf 5621)

Keterangan:

1. Takbiran idul fitri dilakukan dimana saja dan kapan saja. Artinya tidak harus di masjid.

2. Sangat dianjurkan untuk memeperbanyak takbir ketika menuju lapangan. Karena ini
merupakan kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Berikut diantara
dalilnya:

 Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau
bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sahalat selesai. Setelah
menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al
Mushannaf)
 Dari Nafi: “Dulu Ibn Umar bertakbir pada hari id (ketika keluar rumah) sampai beliau
tiba di lapangan. Beliau tetap melanjutkan takbir hingga imam datang.” (HR. Al Faryabi
dalam Ahkam al Idain)
 Dari Muhammad bin Ibrahim (seorang tabi’in), beliau mengatakan: “Dulu Abu Qotadah
berangkat menuju lapangan pada hari raya kemudian bertakbir. Beliau terus bertakbir
sampai tiba di lapangan.” (Al Faryabi dalam Ahkam al Idain)

b. Takbiran Idul Adha


Takbiran Idul Adha ada dua:

1. Takbiran yang tidak terikat waktu (Takbiran Mutlak)

Takbiran hari raya yang tidak terikat waktu adalah takbiran yang dilakukan kapan saja, dimana
saja, selama masih dalam rentang waktu yang dibolehkan.

Takbir mutlak menjelang idul Adha dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai waktu asar pada
tanggal 13 Dzulhijjah. Selama tanggal 1 – 13 Dzulhijjah, kaum muslimin disyariatkan
memperbanyak ucapan takbir di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Boleh sambil
berjalan, di kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun berbaring. demikian pula, takbiran ini
bisa dilakukan di rumah, jalan, kantor, sawah, pasar, lapangan, masjid, dst. Dalilnya adalah:

a. Allah berfirman, yang artinya: “…supaya mereka berdzikir (menyebut) nama Allah pada hari
yang telah ditentukan…” (Qs. Al Hajj: 28)

Allah juga berfirman, yang artinya: “….Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam
beberapa hari yang berbilang…” (Qs. Al Baqarah: 203)

Tafsirnya:

 Yang dimaksud berdzikir pada dua ayat di atas adalah melakukan takbiran
 Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: “Yang dimaksud ‘hari yang telah
ditentukan’ adalah tanggal 1 – 10 Dzulhijjah, sedangkan maksud ‘beberapa hari yang
berbilang’ adalah hari tasyriq, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.” (Al Bukhari secara
Mua’alaq, sebelum hadis no.969)
 Dari Sa’id bin Jubair dari Ibn Abbas, bahwa maksud “hari yang telah ditentukan” adalah
tanggal 1 – 9 Dzulhijjah, sedangkan makna “beberapa hari yang berbilang” adalah hari
tasyriq, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. (Disebutkan oleh Ibn Hajar dalam Fathul Bari
2/458, kata Ibn Mardawaih: Sanadnya shahih)

b. Hadis dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak
ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang
dilakukan di tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir,
dan tahmid pada hari itu.” (HR. Ahmad & Sanadnya dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

c. Imam Al Bukhari mengatakan: “Dulu Ibn Umar dan Abu Hurairah pergi ke pasar pada
tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Mereka berdua mengucapkan takbiran kemudian masyarakat
bertakbir disebabkan mendengar takbir mereka berdua.” (HR. Al Bukhari sebelum hadis
no.969)

d. Disebutkan Imam Bukhari: “Umar bin Khatab pernah bertakbir di kemahnya ketika di Mina
dan didengar oleh orang yang berada di masjid. Akhirnya mereka semua bertakbir dan
masyarakat yang di pasar-pun ikut bertakbir. Sehingga Mina guncang dengan takbiran.” (HR.
Al Bukhari sebelum hadis no.970)
e. Disebutkan oleh Ibn Hajar bahwa Ad Daruqutni meriwayatkan: “Dulu Abu Ja’far Al Baqir
(cucu Ali bin Abi Thalib) bertakbir setiap selesai shalat sunnah di Mina.” (Fathul Bari 3/389)

2. Takbiran yang terikat waktu

Takbiran yang terikat waktu adalah takbiran yang dilaksanakan setiap selesai melaksanakan
shalat wajib. Takbiran ini dimulai sejak setelah shalat subuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah
shalat Asar tanggal 13 Dzulhijjah. Berikut dalil-dalilnya:

a. Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau dulu bertakbir setelah shalat
shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dluhur pada tanggal 13 Dzulhijjah. (Ibn Abi
Syaibah & Al Baihaqi dan sanadnya dishahihkan Al Albani)

b. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh
pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir setelah
ashar. (HR Ibn Abi Syaibah & Al Baihaqi. Al Albani mengatakan: “Shahih dari Ali radhiyallahu
‘anhu“)

c. Dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada
tanggal 9 Dzulhijjah sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau tidak bertakbir setelah maghrib
(malam tanggal 14 Dzluhijjah). (HR Ibn Abi Syaibah & Al Baihaqi. Al Albani mengatakan:
Sanadnya shahih)

d. Dari Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada
tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. (HR. Al Hakim dan dishahihkan An
Nawawi dalam Al Majmu’)

Lafadz Takbir

Tidak terdapat riwayat lafadz takbir tertentu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hanya saja
ada beberapa riwayat dari beberapa sahabat yang mencontohkan lafadz takbir. Diantara riwayat
tersebut adalah:

Pertama, Takbir Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Riwayat dari beliau ada 2 lafadz takbir:

‫ هَّللا ُ َأ ْكبَ ُر وهللِ ْال َح ْم ُد‬،ُ‫ َوهَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ ‫ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬-‌‫أ‬
‫ هَّللا ُ َأ ْكبَ ُر وهللِ ْال َح ْم ُد‬،ُ ‫ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬-‌‫ب‬

Keterangan:
Lafadz: “Allahu Akbar” pada takbir Ibn Mas’ud boleh dibaca dua kali atau tiga kali. Semuanya
diriwayatkan Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf.

Kedua, Takbir Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma:

ُّ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَ ُر َوَأ َجل‬،ُ‫ َوهَّلِل ِ ْال َح ْمد‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫هَّللا ُ َأ ْكبَر‬
‫ َعلَى َما هَدَانَا‬،ُ‫هَّللا ُ َأ ْكبَر‬
Keterangan:
Takbir Ibn Abbas diriwayatkan oleh Al Baihaqi dan sanadnya dishahihkan Syaikh Al Albani.

Ketiga, Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu:

‫ هَّللا ُ َأ ْكبَ ُر َكبِ ْيرًا‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫هَّللا ُ َأ ْكبَر‬

Keterangan: Ibn Hajar mengatakan: Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan
oleh Abdur Razaq dalam Al Mushanaf dengan sanad shahih dari Salman.

Catatan Penting

As Shan’ani mengatakan: “Penjelasan tentang lafadz takbir sangat banyak dari berberapa ulama.
Ini menunjukkan bahwa perintah bentuk takbir cukup longgar. Disamping ayat yang
memerintahkan takbir juga menuntut demikian.”

Maksud perkataan As Shan’ani adalah bahwa lafadz takbir itu longgar, tidak hanya satu atau dua
lafadz. Orang boleh milih mana saja yang dia suka. Bahkan sebagian ulama mengucapkan lafadz
takbir yang tidak ada keterangan dalam riwayat hadis. Allahu A’lam.

Kebiasaan yang Salah Ketika Takbiran

Ada beberapa kebiasaan yang salah ketika melakukan takbiran di hari raya, diantaranya:

a. Takbir berjamaah di masjid atau di lapangan

Karena takbir yang sunnah itu dilakukan sendiri-sendiri dan tidak dikomando. Sebagaimana
disebutkan dalam riwayat Anas bin Malik bahwa para sahabat ketika bersama nabi pada saat
bertakbir, ada yang sedang membaca Allahu akbar, ada yang sedang membaca laa ilaaha illa
Allah, dan satu sama lain tidak saling menyalahkan… (Musnad Imam Syafi’i 909)

Riwayat ini menunjukkan bahwa takbirnya para sahabat tidak seragam. Karena mereka bertakbir
sendiri-sendiri dan tidak berjamaah.

b. Takbir dengan menggunakan pengeras suara

Perlu dipahami bahwa cara melakukan takbir hari raya tidak sama dengan cara melaksanakan
adzan. Dalam syariat adzan, seseorang dianjurkan untuk melantangkan suaranya sekeras
mungkin. Oleh karena itu, para juru adzan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti
Bilal, dan Abdullah bin Umi Maktum ketika hendak adzan mereka naik, mencari tempat yang
tinggi. Tujuannya adalah agar adzan didengar oleh banyak orang. Namun ketika melakukan
takbir hari raya, tidak terdapat satupun riwayat bahwa Bilal naik mencari tempat yang tinggi
dalam rangka melakukan takbiran. Akan tetapi, beliau melakukan takbiran di bawah dengan
suara keras yang hanya disengar oleh beberapa orang di sekelilingnya saja.
Oleh karena itu, sebaiknya melakukan takbir hari raya tidak sebagaimana adzan. Karena dua
syariat ini adalah syariat yang berbeda.

c. Hanya bertakbir setiap selesai shalat berjamaah

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa takbiran itu ada dua. Ada yang terikat waktu dan ada yang
sifatnya mutlak (tidak terikat waktu). Untuk takbiran yang mutlak sebaiknya tidak dilaksanakan
setiap selesai shalat fardlu saja. Tetapi yang sunnah dilakukan setiap saat, kapan saja dan di
mana saja.

Ibnul Mulaqin mengatakan: “Takbiran setelah shalat wajib dan yang lainnya, untuk takbiran Idul
Fitri maka tidak dianjurkan untuk dilakukan setelah shalat, menurut pendapat yang lebih kuat.”
(Al I’lam bi Fawaid Umadatil Ahkam: 4/259)

Amal yang disyariatkan ketika selesai shalat jamaah adalah berdzikir sebagaimana dzikir setelah
shalat. Bukan melantunkan takbir. Waktu melantunkan takbir cukup longgar, bisa dilakukan
kapanpun selama hari raya. Oleh karena itu, tidak selayaknya menyita waktu yang digunakan
untuk berdzikir setelah shalat.

d. Tidak bertakbir ketika di tengah perjalanan menuju lapangan

Sebagaimana riwayat yang telah disebutkan di atas, bahwa takbir yang sunnah itu dilakukan
ketika di perjalanan menuju tempat shalat hari raya. Namun sayang sunnah ini hampir hilang,
mengingat banyaknya orang yang meninggalkannya.

e. Bertakbir dengan lafadz yang terlalu panjang

Sebagian pemimpin takbir sesekali melantunkan takbir dengan bacaan yang sangat panjang.
Berikut lafadznya:

‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ َولَوْ َك ِرهَ ْال َكافِرُونَ اَل‬ ِ ِ‫صياًل اَل إلَهَ إاَّل هَّللا ُ َواَل نَ ْعبُ ُ†د إاَّل إيَّاهُ ُم ْخل‬ِ ‫هللا أكبر َكبِيرًا َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َكثِيرًا َو ُسب َْحانَ هَّللا ِ بُ ْك َرةً َوَأ‬
ُ‫اب َوحْ َده‬ ‫َأْل‬
َ َ‫َص َر َع ْب َدهُ َوهَ َز َم ا حْ ز‬ َ ‫ق َو ْع َدهُ َون‬ َ ُ‫…إلَهَ إاَّل هَّللا ُ َوحْ َده‬
َ ‫ص َد‬

Takbiran dengan lafadz yang panjang di atas tidak ada dalilnya. Allahu a’lam.
TATA UPACARA BENDERA (TUB)
Filed under: Paskibraka — Tinggalkan komentar
23 April 2012

ARTI

Tata : mengatur, menata, menyusun

Upa : rangkaian

Cara : tindakan, gerakan

Jadi Tata Upacara Bendera adalah tindakan dan gerkan yang dirangkaikan dan ditata dengan
tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari nilai-nilai budaya
bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa, hal ini merupakan ciri khas yang
membedakan dengan bangsa lain.

SEJARAH

Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara, upacara selamatan
kelahiran, upacara selamatan panen.

DASAR HUKUM

1. Pancasila

2. UUD 1945 (tentang Sistem Pendidikan Nasional)

3. Inpres No. 14 tahun 1981 (tentang Urutan Upacara Bendera)

MAKSUD DAN TUJUAN

a. untuk memperolah suasana yang khidmat, tertib, dan menuntut pemusatan perhatian dari
seluruh peserta, maka disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini.

b. menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam segala aspek kehidupan bagi para
siswa, guru, pembina dan kepala sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya kemampuan dan
ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari dalam maupun luar sekolah, yang
akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

PEJABAT UPACARA

1. Pembina Upacara
2. Pemimpin Upacara

3. Pengatur Upacara

4. Pembawa Upacara

PETUGAS UPACARA

a. Pembawa naskah Pancasila

b. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

c. Pembaca Do’a

d. Pemimpin Lagu

e. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera

f. Kelompok Pembawa Lagu

g. Cadangan tiap perangkat

PERLENGKAPAN UPACARA

1) Bendera Merah Putih

Ukuran perbandingan 2 : 3

Ukuran terbesar 2 X 3 meter

Ukuran terkecil 1 X 1,5 Meter

2) Tiang Bendera

Minimal 5 meter maksimal 17 meter

Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 5

3) Tali Bendera

Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar dan bukan tali plastik

4) Naskah-naskah

1. Pancasila
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
3. Naskah Do’a
4. Naskah Acara

KEWAJIBAN DAN HAL-HAL YANG MUNGKIN TERJADI SEWAKTU UPACARA


BENDERA DILAKSANAKAN

1. Kewajiban pada waktu dilaksanakan upacara bendera di sekolah semua guru, siswa, staff yang
berada dihalaman sekolah yang kebetulan tidak mengikuti upacara pengibaran/penurunan
bendera mereka diwajibkan mengambil sikap sempurna mengarah kearah bendera dan
memberikan penghormatan.

2. Gangguan pada saat upacara bendera


· Kerekan macet Upacara berjalan terus dan setelah selesai kerekan dibetulkan.
· Tali kerekan putus Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap bendera tegak lurus
sampai upacara selesai kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan untuk disimpan.
· Tiang bendera roboh Kelompok pengibar bendera berusaha menegakkan/menangkap tiang
bendera yang roboh bila tidak mungkin dipertahankan laksanakan seperti pada sebelumnya.
· Cuaca buruk/hujan Apabila sebelum dilaksanakan upacara, cuaca buruk/hujan maka upacara
penaikan bendera dibatalkan. Tetapi apabila sudah dilaksanakan upacara, cuaca buruk/hujan
maka upacara tetap dilaksanakan sampai bendera berada dipuncak dan lagu selesai dinyanyikan.

Reaksi:

PERATURAN TATA TERTIB

PERATURAN TATA TERTIB

 Belajar untuk membagi waktu, serta dapat mengutamakan kegiatan BELAJAR pelajaran


sekolah.
 Mengadakan konsultasi apabila menghadapi permasalahan
terutama menyangkut keaktifannya di PASKIBRAdengan kegiatan lainnya terutama
kegiatan BELAJAR.
 Tetap berdisiplin dalam sikap dan tingkah laku baik di lingkungan rumah/keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
 Untuk Putra rambut dipotong minimal 1 bulan sekali sedang untuk Putri yang berambut
panjang/tidak, rambut tetap diikat / dirapikan serta rambut tidak dicat/warna rambut asli.
(hitam)
 Dilarang menggunakan sandal jepit kemanapun akan pergi, kecuali di rumah dan tidak
muncul dihadapan umum, Apalagi bepergian ke sekolah, rumah orang lain, kantor, dll.
 Harus tetap sigap apabila menghadap atau bertemu dengan teman yang lebih tua (kakak
kelas / senior / Pelatih / Pembina).
 Harus dapat menerapkan tata cara penghormatan di dalam kehidupan sehari-hari, yang
sudah jelas kepada orang yang lebih tua (Orang tua di rumah, Guru, Pelatih, Pembina,
kakak kelas).
 Tetap mengandalkan kritik membangun dan dapat menerima keterbukaan dalam
menyelasaikan suatu permasalahan.
 Selalu memberitahukan ketidak hadirannya dalam latihan di sekolah, LATGAB, dan
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan PASKIBRA.
 Tetap tegas dalam memberikan keputusan dan tingkah laku sehari-hari.
 Selalu memperhatikan penampilan / pakaian untuk latihan atau kegiatan-kegiatan variatif
lainnya baik dilingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
 Selalu mengutamakan kerapihan pakaian dan tata kramanya.
 Setiap anggota selalu sebagai teladan, baik bagi teman-teman di sekolah, di rumah dan di
masyarakat.
 Setiap anggota wajib mentaati dan melaksanakan tata tertib ini.

Contoh bentuk takbir akbar idul adha

1. Bentuk paduan suara


2. Bentuk sahut menyahut antara beberapa blok bagian
3. Takbir di sertai pembacaan syarafal anam
4. Takbir dengan di sertai puisi cinta kepada Allah dan Rosulnya

Anda mungkin juga menyukai