Anda di halaman 1dari 42

BAB III

Kajian Permasalahan Permukiman


3.1. Kajian Kebijakan Kota
3.1.1. Kajian Tata Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa 2012-2032
1. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Gowa meliputi, pusat-pusat kegiatan, system jaringan prasarana utama dan system
jaringan prasarana lainnya.
a. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam PKN Perkotaan Mamminasata.
b. Pusat Pelayanan Kawasan Kecamatan Somba Opu adalah Kelurahan Sungguminasa
c. Jaringan jalur kereta api KSN Perkotaan Mamminasata di Kabupaten Gowa meliputi jalur lintasan rel kereta api
Kecamatan Somba Opu
d. Jaringan transmisi dan prasarana tenaga listrik di Kecamatan Somba Opu memiliki sebaran Gardu Induk (GI)
Sungguminasa dengan kapasitas 20 (dua puluh) MVA.
e. Sistem jaringan telekomunikasi dilayani oleh Sentral Telepon Otomat (STO) Gowa di Kecamatan Somba Opu.
f. Sistem jaringan sumber daya air meliputi Embung, yaitu Embung Mawang dan Embung Tonjong di Kecamatan Somba
Opu.
g. Unit produksi air minum SPAM Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) di Kecamatan Somba Opu.
h. Sistem jaringan air limbah terpusat pada kawasan industry, kawasan rumah sakit dan permukiman padat dilayani oleh
IPAL Somba Opu di Kecamatan Somba Opu.
i. Lokasi TPST sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Kabupaten Gowa, berada di Kawasan Perkotaan Sungguminasa
Kecamatan Somba Opu;
j. Jalur dan ruang evakuasi bencana digunakan untuk tempat keselamatan dan tempat berlindung jika terjadi bencana
terdapat di ruas jalan KH. Wahid Hasyim di Kecamatan Somba Opu.
2. Rencana Pola Ruang
Rencana polar uang wilayah Kabupaten Gowa dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan
peruntukannya sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan budidaya
a. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam rencana hutan perkotaan dengan luasan 112 Ha.
b. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam rencana TPU dengan luasan 15 Ha
c. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah dan
perkebunan
d. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan budidaya minapadi dan budidaya kolam
e. Sebagian wilayah kawasan Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan peruntukan industri rumah tangga ditetapkan.
f. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan permukiman perkotaan sepanjang koridor jalan Tun Abdul Razak.
g. Sebagian wilayah kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan peruntukan pemerintahan skala kecamatan.
h. Kawasan peruntukan perdagangan modern ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu.
i. Kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu
j. Kawasan peruntukan pelayanan kesehatan ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu
k. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi Kantor Komando Rayon Militer 1409 dan Kepolisian Resort
Gowa di Kecamatan Somba Opu.
3. Penetapan Kawasan Strategis
a. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan ekonomi
b. Sebagian wilayah Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi.
c. Sebagian wilayah Kecamataan Somba Opu termasuk dalam kawasan Pendidikan tinggi sebagai KSK dari sudut
kepentingan sosial budaya.
d. Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kawasan Perdangangan Pasar Regional Gowa sebagai KSK dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah Kabupaten Gowa.
1. Visi
Visi Kabupaten Gowa tahun 2016 – 2021 yaitu “Terwujudnya Masyarakat yang Berkualitas, Mandiri dan Berdaya Saing
dengan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik”.
2. Misi
Misi Kabupaten Gowa Tahun 2016-2021 sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis pada hak-hak dasar, kesetaraan gender, nilai budaya dan agama.
b. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pada potensi unggulandan ekonomi kerakyatan.
c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur berorientasi pada interkoneksitas antar wilayah dan sektor.
d. Meningkatkan pengembangan wilayah kecamatan, desa dan kelurahan.
e. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan demokratis.
3. Arah Kebijakan
Tujuan penataan ruang Kabupaten Gowa sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 15 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gowa Tahun 2012-2032 adalah mewujudkan ruang wilayah
Kabupaten Gowa yang terkemuka, aman, nyaman, produktif, berkelanjutan, berdaya saing dan maju di bidang pertanian,
industry, jasa, perdagangan dan wisata melalui inovasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan
dan mendukung fungsi Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perkotaan Mamminasata (Makassar-Maros –Sungguminasa-
Takalar).
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Gowa, maka ditetapkan kebijakan penataan ruang
wilayah meliputi:
 Peningkatan aksesibilitas layanan pendidikan secara merata dan proporsional.
 Peningkatan mutu dan pemerataan pendidik dan tenaga pendidikan.
 Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui penambahan jumlah tenaga peningkatan dan
pembangunan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan.
 Penataan perumahan dan permukiman layak huni.
 Peningkatan peluang dan kesempatan kerja.
 Peningkatan produktivitas tenaga kerja.
 Peningkatan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum.
 Penanganan bencana dan kebakaran.
 Peningkatan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan pemakaian kontrasensi (CPR) baik laki-laki
maupun perempuan.
 Peningkatan kemandirian para fakir miskin komunitas adat terpencil dan PMKS.
 Penguatan kelembagaan organisasi kepemudaan dan fasilitasi cabang olahraga.
 Pemeliharaan nilai-nilai budaya masyarakat.
 Peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan.
 Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana pertanianm peternakan dan perikanan.
 Peningkatan pengawasan dan pemantauan status baku mutu air.
 Pemenuhan penyelesain kasus lingkungan.
 Pemberdayaan dan perlindungan koperasi dan UMKM.
 Fasilitasi pengembangan ekonomi kreatif.
 Peningkatan perluasan informasi barang dan jasa serta peluang investasi daerah yang dapat dikembangakan.
 Peningkatan kualitas perdagangan berbasis pasar rakyat.
 Peningkatan fasilitas perlengkapan jalan dan jaringan irigasi
 Pengembangan taman tematik dan perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) public.
 Peningkatan kualitas air baku menjadi air minum.
 Gerakan Gowa Bersih.
 Peningkatan aksesibilitas sanitasi.
 Peningkatan kualitas pelayanan administrasi terpadu kecamatan
 Peningkatan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan serta lembaga adat dan sosial budaya
masyarakat.
 Pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan
 Optimalisasi penggunaan dan pengawasan keuangan desa.
 Pembangunan desa tertinggal dan transmigrasi.
 Optimalisasi pemanfaatan kawasan strategis
 Pengembangan kawasan perdesaan.
 Pembinaan perencanaan pembangunan daerah dalam penyusunan, pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan
daerah yang berkualitas dan tepat waktu.
 Pengembangan perangkat daerah sesuai dengan kewenangan, kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah.
 Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan secara efektif dan efisien.
 Pengembangan ketatalaksanaan, kearsipan, persandian, sistem dan budaya kerja perangkat daerah berbasis teknologi
informasi.
 Pengembangan SDM aparatur, pembinaan karier berbasis kompetensi.

3.1.1. Kajian Sektoral


1) Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Gowa Tahun 2016
Penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan memerlukan perencanaan yang berkesinambungan dan terstruktur
sebagai acuan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Pemerintah Kabupaten
sebagai nahkoda harus didorong untuk memiliki dokumen perencanaan sebagai dasar pengembangan kawasan permukiman
sehingga penyelenggaraan pembangunan permukiman kumuh perkotaan berada pada arah yang tepat menuju permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya melalui Subdit
Perencanaan Teknis memberikan fasilitasi berupa pendampingan dalam penyusunan RP2KPKP sebagai bentuk pembinaan
kepada Pemerintah Daerah dalam Menyusun rencana penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Gowa. Tujuan yang
ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP ini adalah :
 Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru di Kabupaten
Gowa, melalui pengawasan dan pengendalian serta pemberdayaan masyarakat.
 Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang didahului dengan penetapan lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dengan pola-pola penanganannya.
Lingkup kegiatan penyusunan RP2KPKP dimulai dengan persiapan kemudian melakukan verifikasi kawasan kumuh. Hasil
verifikasi tim Tahun 2016 bahwa Kelurahan Sungguminasa, Kelurahan Pandang-Pandang, dan Kelurahan Bonto-Bontoa
menjadi satu kawasan kumuh yaitu kawasan kumuh Sungguminasa dengan tingkat kekumuhan sedang dan tinggi seluas
64,85 Ha.
2) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gowa
Tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gowa adalah untuk menyediakan dasar dan acuan untuk dimulainya
pekerjaan pengembangan sanitasi yang lebih terintegrasi. Disamping itu, buku putih sanitasi juga nantinya dapt menjadi
panduan kebijakan pemerintah Kabupaten Gowa dalam kegiatan pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah
penetapan prioritas dalam pengembangan sanitasi yang mencakup strategi sanitasi, rencana tindak serta anggaran perbaikan
maupun peningkatan sanitasi. Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui kondisi menyeluruh sanitasi kota saat ini yang meliputi PHBS dan sanitasi dasar (Air Limbah
Domestik, Drainase, Persampahan, jamban) untuk menjadi masukan penting bagi penyusunan prioritas pembangunan
sanitasi;
b. Sebagai pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi yang lebih jelas dan tepat sasaran;
c. Sebagai acuan strategi sanitasi kota karena Buku Putih Sanitasi juga menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi
Kota (SSK);
d. Sebagai rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya di bidang PHBS dan sanitasi dasar (Air Limbah
Domestik, Drainase, Persampahan, jamban) dan PHBS;
e. Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di bidang sanitasi;
f. Sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana pencapaian pembangunan di bidang sanitasi.
Berdasarkan tujuan dan manfaat Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gowa selanjutnya direncanakam program untuk
peningkatan sanitasi di Kabupaten Gowa yang dapat dirincikan sebagai berikut :
a. Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi
 Penyuluhan PHBS
 Saka Bakti Husada
 Kegiatan Investigasi Data Bangunan Gedung, Jalan Lingkungan, Drainase, Air Bersih, dan Sanitasi
b. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik
 Program peningkatan pengendalian pousi
 Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
 Kegiatan pengadaan tempat pengolahan limbah cair
c. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Persampahan
 Pengadaan mobil dump truck arm roll
 Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
 Pengadaan dan perbaikan container
d. Kegiatan Peningkatan Jaringan Drainase Lingkungan
 Perbaikan Drainase Jl. Melati Kel. Bonto-Bontoa
 Pembuatan Drainase BTN Minasa Indah Kel. Bonto-Bontoa
e. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi (Air Bersih, Air Limbah Industri Rumah Tangga, Limbah Medis)
 Pengadaan Air Bersih Bontoa
 Program pengembangan dan pengelolaan air bersih/air minum
 Biaya operasional pembangunan sarana dan prasarana Air Minum
 Pembangunan sarana dan prasarana jaringan pipa distribusi PDAM
3.2. Kajian Akar Permasalahan Permukiman
3.2.1. Kajian Akar Masalah Keteraturan Bangunan

3.2.2. Kajian Akar Masalah Jalan Lingkungan


3.2.3. Kajian Akar Masalah Penyediaan Air Minum
3.2.4. Kajian Akar Masalah Drainase Lingkungan
3.2.5. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Air Limbah
3.2.6. Kajian Akar Masalah Pengelolaan Persampahan
3.2.1. Kajian Akar Masalah Proteksi Kebakaran

Skenario “Do Nothing” :


Apa yang akan terjadi bila
Fenomena Penyebab Akar Masalah perkembangan kota
dibiarkan secara organik,
tanpa intervensi apapun?
Masalah  Kepadatan bangunan cukup  Keterbatasan lahan  Tercipta dan peningkatan
Ketidakteraturan tinggi  Pertumbuhan penduduk tinggi tingkat kekumuhan
Bangunan  Rumah tidak layak huni  Masyarakat berpenghasilan rendah  Lingkungan tidak layak
 Perilaku masyarakat  Bangunan tidak sesuai dengan huni
 Kebijakan pengaturan persyaratan teknis  Lingkungan tidak aman
bangunan belum tegas  Kondisi bangunan sudah tua  Lingkungan yang tidak
 Adab mengenai hadap muka rumah sehat
 Kurangnya pengetahuan tentang  Tidak merasa memiliki
bangunan sehat lingkungannya sendiri
 Tingkat Pendidikan rendah
 Kurangnya sosialisasi aturan
pendirian bangunan
 Tidak ada bentuk pengawasan
pemerintah setempat
Jalan Rusak dan Tidak  Perkerasan jalan rusak  Kualitas konstruksi buruk  Aksesibilitas masyarakat
Terawat  Penyempitan Jalan  Dilalui kendaraan yang tidak sesuai terhambat
 Jalan tidak terawat beban jalan  Dapat menyebabkan
 Kebijakan aturan akses belum jelas kecelakaan lalulintas
 Tidak ada bentuk pengawasan  Kurang mendukung bagi
pemerintah setempat masyarakat yang memiliki
 Sebagian ruas jalan struktur usaha rumahan
permukaannya masih tanah  Menyulitkan kendaraan
 Tidak ada saluran air samping sampah maupun pemadam
jalan/drainase dalam mengakses lokasi
 Bangunan rumah memakan badan permukiman dengan
jalan jalanan yang sempit
 Keterbatasan lahan
 Kurangnya sosialisasi tentang
pentingnya perawatan infrastruktur
 Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk merawat infrastruktur
Sapras dan Sistem  Tidak mampu mencukupi  Jaringan perpipaan tidak melayani  Masyarakat kesulitan
Pengelolaan Air Minum, kebutuhan air minum, semua permukiman akses air bersih
Mandi, Cuci Tidak Sesuai mandi, cuci seluruh  Kurangnya pendanaan  Menimbulkan penyakit
dengan Persyaratan dan masyarakat  Belum ada realisasi pengadaan
Standar Teknis  Air sumur bau dan keruh perpipaan
 Belum ada usulan inisiatif
pengajuan pengadaan perpipaan
 Kurangnya swadaya masyarakat
 Masyarakat berpenghasilan rendah
 Pengangguran
 Kurangnya modal usaha dan
keterampilan
 Sumber air berdekatan dengan
septictank atau rawa
Drainase Rusak dan  Adanya genangan air  Kualitas kontruksi kurang baik  Terjadi banjir
Tidak Terawat dijalan  Tidak tersedia saluran  Lingkungan yang bau
 Saluran tersumbat  Kurangnya pendanaan  Lingkungan yang kotor
 Belum aa inisiatif pengajuan  Sumber penyakit
pembangunan
 Kurangnya swadaya masyarakat
 Dimensi saluran tidak menampung
 Sedimentasi pada saluran
 Buangan limbah tercampur
 Masyarakat tidak memiliki tangki
septic/septictank
 Keterbatasan lahan
 Saluran tidak terpisah dengan
saluran pembuangan limbah
 Kurangnya sosialisasi pentingnya
pola hidup bersih dan sehat
 Kurangnya kesadaran masyarakat
tentang lingkungan sehat
 Adanya tumpukan sampah
 Kurangnya perawatan /
pembersihan berskala
 Kurangnya kesadaran masyarakat
menjaga infrastruktur lingkungan
 Saluran tidak terkoneksi
Sapras dan Sistem IPAL tidak berfungsi dengan  Rumah tangga tidak memiliki  Lingkungan tidak sehat
Pengelolaan Air Limbah maksimal jamban sendiri dan nyaman
Tidak Sesuai Persyaratan  Saluran limbah rumah tangga  Penyebab timbulnya
dan Standar Teknis bercampur dengan drainase penyakit
lingkungan
 Tidak memiliki septic tank
 Kurangnya swadaya masyarakat
masyarakat berpenghasilan rendah
 Pengangguran
 Kurangnya modal usaha dan
keterampilan
 Kurangnya pendanaan
 Belum ada inisiatif usulan
pembangunan
 Kurangnya kesadaran pola hidup
bersih dan sehat
Sapras dan Sistem  Penumpukan sampah  Tidak tersedia tong sampah tiap  Penumpukan sampah
Pengelolaan rumah  Timbulnya lokasi baru
Persampahan Tidak  Permukiman yang sempit di penumpukan sampah
Sesuai dengan jangkau motor sampah  Lingkungan yang bau
Persyaratan dan Standar  Perilaku masyarakat  Lingkungan yang kotor
Teknis  Kurangnya inisiatif pengadaan dan  Lingkungan yang tidak
pemeliharaan sehat
 Lebar jalan yang tidak memadai  Timbul berbagai macam
untuk mobil kebakaran penyakit
 Membuang sampah bukan pada  Tidak estetik
tempatnya
 Kurangnya kesadaran Pola Hidup
Bersih dan Sehat
Masalah Sarana dan  Permukiman sulit dijangkau  Lebar jalan yang tidak memadai  Rendahnya proteksi
Prasarana Pengelolaan oleh mobil pemadam untuk mobil kebakaran kebakaran lingkungan
Proteksi Kebakaran kebakaran  Belum ada realisasi pembangunan  Lingkungan menjadi
 Tidak ada hidran dan proteksi kebakaran rawan kebakaran
sumber air untuk pemadam  Belum ada usulan atau inisiatif
kebakaran pengajuan pembangunan
 Jarak antar bangunan terlalu  Kurangnya pengetahuan tentang
padat standar jarak antar bangunan dalam
IMB
 Kurangnya tingkat Pendidikan dan
sosialisasi
3.3. Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung
3.1.1 Proyeksi Penduduk
Dalam memproyeksi jumlah penduduk Kelurahan Bonto-Bontoa 5 tahun kedepan, kita menggunakan proyeksi ekstrapolasi.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada perhitungan dibawah ini :
Pn = P0 + b∙ θ
P2023 = 16.511 + 472 (2024-2019)
= 16.511 + 2.360
= 18.871 Jiwa
Dari hasil analisis proyeksi penduduk 5 tahun kedepan yaitu pada tahun 2024 jumlah penduduk Kelurahan Bonto-Bontoa
sebanyak 18.871 Jiwa.
3.1.2 Proyeksi Daya Dukung dan Daya Tampung
Untuk mengetahui daya dukung dan daya tampung suatu wilayah diketahui berdasarkan daya tampung demografi
dibandingkan dengan standar konsumsi lahan atau kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk.
Daya dukung lahan permukiman diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
Jika nilai DDPm >1, daya dukung lahan permukiman tinggi (mampu menampung)
Jika nilai DDPm = 1, daya dukung lahan permukiman optimal (seimbang)
Jika nilai DDPm < 1, daya dukung lahan permukiman rendah (tidak dapat menampung penduduk)
Jumlah penduduk yang terus bertambah menandakan makin padat jumlah penduduk tiap 1 km2 disertai dengan meningkatnya
kebutuhan akan lahan hunian dan lahan pakai serta kebutuhan akan sumber daya alam yang tersedia. Jumlah penduduk yang
terus bertambah juga berpengaruh pada daya dukung dan daya tampung lingkungan. Agar tidak menjadi beban lingkungan
atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan maka jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang
lingkungan. Karena jika melebihi batas daya dukung dan daya tampung lingkungan akan berdampak pada lingkungan seperti
banjir, kekurangan air bersih dan minum, penumpukan sampah, penurunan kualitas hunian permukiman serta dampak lainnya.
Oleh karena itu perlu adanya informasi megenai daya dukung dan daya tampung di Kelurahan Bonto-Bontoa.
Tabel 3.2. Status Daya Dukung Daya Tampung di Kelurahan Bonto-Bontoa

RW ∑ Penduduk Luas Status DDDT


Wilayah
RW 1 2185 16.6 Mampu menampung
RW 2 3041 41 Mampu menampung
RW 3 1210 17.2 Mampu menampung
RW 4 1432 12.7 Mampu menampung
RW 5 768 12.5 Mampu menampung
Sumber : Analisis Data 2020
Berdasarkan hasil analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan permukiman di Kelurahan Bonto-Bontoa diketahui
bahwa Kelurahan Romangpolong berstatus mampu menampung. Artinya bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Bonto-Bontoa
tidak melampaui batas ambang lingkungan.

3.1.3 Proyeksi Kebutuhan Pelayanan, Sarana, dan Prasarana


1) Analisa Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Bonto-Bontoa Tahun 2024
Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan fasilitas pendidikan di Kelurahan Bonto-
Bontoa pada Tahun 2024 dengan menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Bonto-Bontoa Tahun 2024

No. Jenis Sarana Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Pendidikan (Jiwa Per Unit) Tahun 2024 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
Sarana
(Unit)
1. TK 1250 7 15 8
2. Sekolah Dasar 1600 8 11 3
3. SMP 4.800 18.871 3 4 1
4. SMA 4.800 6 4 0
5. Taman Bacaan 2.500 0 7 7
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana pendidikan di Kelurahan Bontoa-Bontoa yaitu TK sebanyak 15 unit, SD
sebanyak 11 unit, SMP sebanyak 4 unit, SMA sebanyak 4 unit, dan Taman Bacaan sebanyak 7 unit. Jumlah tambahan
kebutuhan sarana pendidikan di Kelurahan Bontoa-Bontoa tahun 2024 yaitu TK sebanyak 8 unit, SD sebanyak 3 unit, SMP
sebanyak 1 unit, dan Taman Bacaan sebanyak 2 unit.

2) Analisa Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kelurahan Bonto-Bontoa Tahun 2024


Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan fasilitas peribadatan pada Tahun 2024 dengan
menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kelurahan Bontoa-Bontoa Tahun 2024

No. Jenis Sarana Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Pendidikan (Jiwa Per Unit) Tahun 2024 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
Sarana
(Unit)
1. Mushollah 250 18.871 2 75 73
2. Mesjid Warga 2500 13 7 0
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana peribadatan di Kelurahan Bontoa-Bontoa yaitu Mushollah sebanyak 75 unit
dan Mesjid Warga sebanyak 7 unit. Jumlah tambahan kebutuhan sarana peribadatan di Kelurahan yaitu 73 unit Mushollah.

3) Analisa Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kelurahan Bontoa-Bontoa Tahun 2024


Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan fasilitas kesehatan pada Tahun 2024 dengan
menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kelurahan Bontoa-Bontoa Tahun 2024
No. Jenis Sarana Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Kesehatan (Jiwa Per Unit) Tahun 2024 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
Sarana
(Unit)
1. Posyandu 1250 4 15 11
2. Tempat Dokter 5000 1 4 2
Praktek 18.871
2. Poliklinik 30000 1 - -
3. Apotek 30000 1 - -
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana Kesehatan di Kelurahan Bontoa-Bontoa pada tahun 2024 yaitu posyandu
sebanyak 15 unit dan tempat praktek dokter sebanyak 4 unit. Jumlah tambahan jenis sarana Kesehatan yang dibutuhkan
yaitu posyandu sebanyak 11 unit dan tempat dokter praktek 2 unit.

4) Analisa Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kelurahan Bontoa-Bontoa Tahun 2024
Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan fasilitas perdagangan dan jasa pada Tahun
2024 dengan menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kelurahan Bontoa-Bontoa Tahun 2024
No. Jenis Fasilitas Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Perdagangan dan (Jiwa Per Unit) Tahun 2024 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
Jasa (Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
Sarana
(Unit)
1. Mini Market 6.000 2 3 1
2. Bank 120.000 18.871 2 - 0
3. Koperasi Pegawai 6.000 1 3 2
4. Warung/Toko 250 280 75 0
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana Perdagangan dan Jasa di Kelurahan Bontoa-Bontoa pada tahun 2024 yaitu
Toko/Warung sebanyak 280 unit, Koperasi Pegawai 3 unit, dan Mini Market 3 unit. Jumlah tambahan jenis sarana
perdagangan dan jasa yang dibutuhkan yaitu mini market sebanyak 1 unit dan koperasi pegawai 2 unit.
5) Analisa Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kelurahan Bonto-Bontoa Tahun 2024
Mengacu pada SNI 03-1733-2004 maka dilakukan analisis untuk kebutuhan fasilitas ruang terbuka hijau pada Tahun 2024
dengan menggunakan hasil proyeksi penduduk tahun 2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Kebutuhan Fasilitas Ruang Terbuka Hijau Kelurahan Bonto-Bontoa 2024
No. Jenis Fasilitas Standar Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jumlah
RTH (Jiwa Per Unit) Tahun 2023 Eksisting Sesuai Standar Tambahan
(Jiwa) (Unit) (Unit) Kebutuhan
Sarana
(Unit)
1. Taman 250 18.871 1 75 74
2. TPU 120.000 - - -
Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan sarana Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Bonto-Bontoa pada tahun 2024 yaitu
Taman sebanyak 75 unit sehingga diperlukan penambahan taman sebanyak 74 unit.
A. Proyeksi Prasarana Kelurahan
1) Jaringan Jalan
Untuk proyeksi jaringan jalan dilihat dari kondisi eksisting jaringan jalan berdasarkan fungsi jalan di Kelurahan Bonto-
Bontoa. Kondisi eksisting yang dinilai dari segi kondisi perkerasan dan kondisi pedestrian. Yang selanjutnya berdasarkan
pemaparan kondisi eksisting maka dilakukan analisis untuk menentukan strategi untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Tabel 3.5. Analisa Jaringan Jalan di Kelurahan Bonto-Bontoa

Panjang Kondisi Eksisting


Fungsi Jalan Analisa
Jalan Perkerasan Pedestrian
66.935 Perkerasan baik Tidak ada Terdapat dimensi jalan yang tidak sesuai dengan standar
namun masih ada teknis (,1.5 m)
beberapa Perlu adanya pengadaan jalan lingkungan dibeberapa
perkerasan kawasan
Jalan lingkungan
kondisi buruk Perlu adanya perbaikan jalan dibeberapa ruas jalan yang
mengalami kerusakan
Perlu adanya peningkatan konstruksi jalan dibeberapa ruas
jalan yang belum memiliki perkerasan
Sumber : Analisis Data 2020
Berdasarkan analisa diketahui bahwa perlu adanya peningkatan saluran samping dan pengadaan pedestrian serta perlu adanya
pengadaan, perbaikan, dan peningkatan perkerasan pada beberapa ruas jalan yang berada di Kelurahan Bonto-Bontoa.

2) Jaringan Drainase
Analisis jaringan drainase untuk merumuskan strategi yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Untuk
permasalahan dan strategi terkait jaringan drainase di Kelurahan Bonto-Bontoa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.6. Analisa Saluran Drainase di Kelurahan Bonto-Bontoa

Permasalahan Analisa
 Terdapat sumbatan di saluran drainase Telah terdapat rencana normalisasi saluran drainase
 Drainase lingkungan lebih rendah dari drainase
sekunder
 Saluran tidak terkoneksi
 Kualitas konstruksi kurang baik
 Terdapat permukiman yang belum dilalui saluran
drainase
Sumber : Hasil Analisis Data 2020
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa prasarana jaringan drainase masih terdapat permasalahan seperti belum adanya
saluran, jaringan drainase yang tersumbat sehingga kapasitasnya tidak mampu menampung air, dan konstruksi yang kurang
baik. Untuk menghadapi permasalahan tersebut telah tertuang dalam kajian sektoral buku putih sanitasi Kabupaten Gowa
yang telah diprogramkan dan sementara dilaksanakan normalisasi drainase di beberapa ruas saluran samping jalan di
Kelurahan Bonto-Bontoa.
3) Jaringan Air Minum
Sumber air dalam pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Kelurahan Bonto-Bontoa yaitu sistem perpipaan yang dikelola
oleh PDAM dan air tanah melalui sumur dangkal dan sumur pompa dangkal. Untuk sistem perpipaan dikelola oleh PDAM
Kabupaten Gowa. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih non perpipaan pelayanan kebutuhan air bersih dilakukan secara
komunal pada tiap rumah tangga. Untuk kebutuhan air bersih sistem perpipaan, sumber air baku untuk sarana air bersih
berasal dari air tanah. Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Kelurahan Bonto-Bontoa tentunya disertai dengan
meningkatnya jumlah kebutuhan air bersih. Untuk kebutuhan air bersih Kelurahan Bonto-Bontoa 5 tahun mendatang
dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 3.7. Analisa Kebutuhan Air Bersih di Kelurahan Bonto-Bontoa

Kebutuhan Non Rumah Tangga


Kebutuhan (liter/hari) Kehilangan
Jumlah Rumah Tangga Industri dan Air
Sosial Kebutuhan Debit Air
Penduduk Perdagangan
Total (liter/detik)
(2024) 20% dari 70% dari 25% dari
60 (liter/hari) kebutuhan kebutuhan kebutuhan
rumah tangga rumah tangga rumah tangga
18.871 1132260 226452 792582 283065 2434359 28,17
Sumber : Hasil Analisis Data 2020
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan air bersih di Kelurahan Bonto-Bontoa diketahui memiliki kebutuhan air bersih rumah
tangga sebesar 1132260 liter/hari dengan kebutuhan non rumah tangga untuk sosial sebesar 226452 liter/hari dan industri dan
perdagangan sebesar 792582. Adapun kehilangan air di Kelurahan Bonto-Bontoa sebesar 283065 liter/hari. Dengan
kebutuhan total air bersih yaitu 2434359 liter/hari. Sehingga besaran debit air yang dibutuhkan di Kelurahan Bonto-Bontoa
sebesar 28,17 liter/detik/hari.
4) Sanitasi
Analisis sanitasi dilakukan untuk melihat jumlah buangan limah rumah tangga di Kelurahan Bonto-Bontoa 5 tahun
mendatang berdasarkan hasil proyeksi penduduk 2024.
Tabel 3.8. Proyeksi Buangan Limbah di Kelurahan Bonto-Bontoa

Buangan Limbah Buangan Limbah


Jumlah 70% dari Perumahan Sosial Ekonomi Industri
Penduduk Tahun Kebutuhan Air Total (liter)
2024 Bersih Rumah 33% 40% 27%
Tangga
18871 13210 6227 7548 5095 32080
Sumber : Hasil Analisis Data 2020
Berdasarkan proyeksi buangan limbah di Kelurahan Bonto-Bontoa tahun 2024 diketahui bahwa buangan limbah rumah
tangga di Kelurahan Bonto-Bontoa sebesar13210 liter/hari. Sedangkan untuk buangan limbah perumahan sebesar 6227
liter/hari, sosial ekonomi sebesar 7548 liter/hari dan industry sebesar 5095 liter/hari, sehingga total buangan limbah
keseluruhan sebesar 32080 liter/hari.
Jumlah buangan limbah di Kelurahan Bonto-Bontoa yang terus bertambah setiap tahunnya sesuai dengan pertambahan
jumlah penduduk perlu diimbangi dengan pemenuhan dan pengelolaan limbah rumah tangga terpadu, ramah lingkungan dan
berkelanjutan, berupa pembuangan limbah komunal kedalam septiktank biofill karena selain dari segi ramah lingkungan juga
lahan yang dibutuhkan juga disesuaikan dengan jumlah kepala rumah tangga.
5) Persampahan
Pertambahan penduduk juga berdampak pada meningkatnya volume persampahan di Kelurahan Bonto-Bontoa. Oleh karena
itu diperlukan suatu proyeksi terhadap volume buangan sampah 5 tahun mendatang.
Tabel 3.9. Proyeksi Volume Buangan Sampah di Kelurahan Bonto-Bontoa

Volume Buangan Sampah


Perdagangan Fasilitas Umum
Jumlah Jalan (10% dari
Rumah Tangga (25% dari (5% dari Total (liter/hari)
Penduduk sampah rumah
(2 liter/hari) sampah rumah sampah rumah
tangga)
tangga) tangga)
18871 37742 9435 3774 1887 52838
Sumber : Hasil Analisis Data 2020
Berdasarkan hasil analysis diketahui bahwa total buangan sampah di Kelurahan Bonto-Bontoa diperkirakan sebesar 52838
liter/hari sehingga perlu adanya peningkatan pengelolaan persampahan yang memadai seperti penyediaan alat/kendaraan
pengangkutan sampah yang cepat, efisien dan terorganisir.

3.4. Kajian Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial


3.3.1. Kajian Pengelolaan Dampak Lingkungan
3.4.2. Pengelolaan Dampak Sosial
3.4.1. Kajian Infrastruktur For All
3.5. Kajian Livelihood
Pentagonal Assets adalah salah satu alat yang digunakan masyarakat untuk menggali potensi mereka. Pentagonal assets terdiri
dari lima aspek, yaitu Natural Capital (Sumber Daya Alam), Physical Capital (Infrastruktur), Human Capital (Sumber Daya
Manusia), Social Capital (Kelembagaan) dan Financial Capital (Keuangan). Dalam Skoring pentagonal asset MBR ini akan
diketahui penilaian dari masing-masing asset pada MBR sesuai data yang ada pada bab 3. Masing-masing asset memiliki
indikator penilaian yang berbeda yang selanjutnya akan di skoring sesuai indikator tersebut. Berdasarkan hasil Skoring
Pentagonal Assets Skala Kelurahan Bonto-Bontoa maka dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada aspek sosial yaitu :
lembaga yang aktif di kelurahan > 3 lembaga dan sudah ada Aturan Bersama yang dijalankan, serta aspek infrastruktur yaitu
terdapat tempat (bangunan pasar permanen). Kebutuhan pengembangan program-program Livelihood kedepan dapat masuk
melalui aspek kelembagaan karena kondisinya lebih maju dan dapat berguna sebagai modal untuk pembangunan aspek
pentagonal lainnya.
3.5.1. Kajian Livelihood Kelurahan
No Pentagonal Aset Pertanyaan Jawaban Score Penilian BOBOT TOTAL
a.     Secara umum, apa pendidikan a.     Tidak Sekolah 1 2 0,25 1,75
masyarakat di kelurahan (jiwa) ? b.     SD 1      
  c.      SMP 2      
  d.     SMA 2      
 
  e.     Sarjana 3      
b.     Jenis mata pencaharian a.     Pertanian, perkebunan, kehutanan,
1 0,125  
masyarakat yang paling banyak dan peternakan 1
sebutkan ? b.     Perikanan/nelayan 1      
  c.      Pertambangan/galian 1      
  d.     Industri/pabrik 1      
  e.     Kontruksi/bangunan 1      
  f.       Perdagangan/jasa (guru, tenaga 1      
kesehatan, hotel dll)
g.     Pegawai pemerintah 1      
 
h.     Lainnya ( di Sebutkan) 1      
 
c.      Rata-rata jumlah pendapatan a.    < Rp 3.500.000,- 1 1 0,125  
masyarakat ? b.    Rp 3.500.000,- s/d 5.500.000,- 2      
 
c.     > Rp 5.500.000,-      
  3
d.     Rata-rata jumlah tanggungan a.    1 orang 3 2 0,25  
anggota MBR ? b.    2 s/d 3 orang 2      
  c.     4 s/d 5 orang 1      
 
  d.    > 5 orang 1      
e.     Secara umum jenis penyakit apa a.    Mempunyai penyakit kronis 1 3 0,375  
yang diderita masyarakat ? b.    Mempunyai penyakit berat 2      
  c.     Mempunyai penyakit ringan 3      
   
         
f.       Kelompok Rentan a.    Tidak ada 3 1 0,125  
  b.    Ada 1      
g.     Secara umum masyarakat a.     Pengobatan tradisional 1 2 0,25  
setempat berobat kemana ? b.    Obat warung 1      
  c.    Pengobatan Puskesmas/Klinik 2      
 
  d.      Pengobatan Rumah Sakit 3      
h.     Secara umum masyarakat jika a.    Biaya sendiri 1 2 0,25  
berobat menggunakan ? b.    BPJS / KIS 2      
1 Sumber Daya  
  Manusia (SDM) c.     Asuransi lainya      
  3
    
a.     Jumlah lembaga/organisasi a.     1 lembaga/organisasi 1 3 0,75 3
tingkat kelurahan yang aktif b.     2 lembaga/organisasi 2      
  c.      3 lembaga/organisasi 2      
  d.     ≥ 4 lembaga/organisasi 3      
 
b.     Aturan sosial/aturan a.     Tidak Ada 1 3 0,75  
bersama/Partisipasi Masyarakat b.     Ada tidak dijalankan/tidak
     
  dilaksanakan 2
  c.      Ada dijalankan / dilaksanakan 3      
a.       Tidak Ada 1 3 0,75  
C.Kearifan Lokal / Budaya Lokal
b.       Ada tidak dijalankan/tidak
       
dilaksanakan 2
 
c.       Ada dijalankan / dilaksanakan 3      
2 Sosial Konflik Sosial a.    Sering terjadi 1 3 0,75  
      b.    Tidak Pernah terjadi 3      
    d.    Belum memiliki bangunan pasar 1 0,333333 2,333333
Memiliki bangunan/gedung (pasar) 1
  e.    Pasar musiman 2      
  f.      Tempat (bangunan pasar permanen) 3      
a.     Tidak tersedia 1 3 1  
Sarana Ekonomi
b.     Tersedia tapi tidak
Infrastuktur        
3 terjangkau/Termanfaatkan 2
   
c.      Tersedia dan Termanfaatkan 3      
 
  a.       Tidak tersedia 1 3 1  
Prasarana Ekonomi
b.       Tersedia tapi tidak
       
terjangkau/Termanfaatkan 2
 
c.       Tersedia dan Termanfaatkan 3      
d.       Berapa jumlah lembaga keuangan e.     1 lembaga 1 3 1,5 3
yang ada di kelurahan f.       2 lembaga 2      
  g.     3 lembaga 2      
4  Keuangan  
  h.     > 3 lembaga 3      
   
    Jenis Jenis Usaha Mikro yang a.    Ada 3 3 1,5  
    berkembang di Kelurahan b.    Tidak ada 1      
a.     Sumber daya air di Kelurahan c.     Laut 3 3 0,6 2,4
  d.    Danau 3      
  e.    Sungai 3      
  f.      Sumur 3      
g.    Mata air 3      
h.    Rawa 3      
  i.      Air hujan 3      
  j.      Tidak ada 1      
  a.    Pertanian 3 3 0,6  
b.     Potensi lahan produktif
  b.    Perkebunan 3      
  c.     Kehutanan 3      
  d.    Peternakan 3      
  e.    Perikanan/nelayan 3      
  f.      Pertambangan/galian 3      
  g.    Lainnya (.................) 3      
c.      Iklim/cuaca a.     Subtropis (23,5 s/d 40 derajat celsius) 3 2 0,4  
  b.     Tropis (0 s/d 23,5 derajat celsius) 2      
d.     Rawan Bencana a.    Gempa bumi 1 1 0,2  
  b.    Longsor 1      
  c.     Banjir 1      
  d.    Kebakaran 1      
  e.    Angin puting beliung 1      
  f.      Tsunami 1      
  g.    Kabut asap 1      
5 Sumber Daya Alam
    a.       Berbukit 1 3 0,6  
e.     Topografi Wilayah
    b.       Landai 2      
 
      c.       Datar      
    3
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Pentagonal Asset
Sumber Daya Manusia (SDM)
3

2
Sumber Daya Alam Sosial
1

0
Keuangan Infrastuktur
No Pentagonal Aset Potensi Masalah Kebutuhan
1 Sumber Daya Manusia
Pendidikan Rata-rata - Penduduk Bonto- - Masih ada Perlu diadakan
Pendidikan Bontoa rata-rata pengangguran sosialisai dan pelatihan
SMP dan SMA masih berusia mengenai keterampilan
produktif berwirausaha
- Ibu-ibu mempunyai
semangat dan
kemampuan untuk
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga
Mata Pencarian Mayoritas - Di daerah Kelurahan - Kesenjangan ekonomi - Perlu adanya
pencarian Bonto-Bontoa banyak dan sosial karena penambahan
dalam bidang perdagangan merupakan bermata penambahan modal
perdagangan - Banyak pedagang pencarian perdagangan baik hibah maupun
dan jasa perlunya untuk - Keterbatasan modal pinjaman yang lunak,
kegiatan pelatihan untuk mengembangkan syarat mudah dan
masyarakat setempat. usaha tidak merepotkan
- Banyak kegiatan - Keterbatasan - Penataan dan
home industry (servis manajemen pemasaran pelebaran akses jalan
hp / computer, aneka sehingga agak sulit yang memadai untuk
makanan dan jajanan, untuk menjual produk menunjang aktivitas
dll) (pemasaran local) transportasi kegiatan
- Beberapa warung - Terbatasnya ruang usaha
sudah bermitra publik yang nyaman - Penataan tempat
dengan Go-Food untuk akses usaha dan usaha yang layak dan
(online) bersosialisasi nyaman
- Ada usaha laundry - Limbah laundry belum - Penyediaan ruang
dikelola dengan baik terbuka publik untuk
kegiatan usaha
- perlu pembuatan
pengoalahan limbah
laundry yang baik
Rata-rata Pendapatan < Rata-rata mata - Kurangnya - Perlu adanya
pendapatan 3,5 juta pencaharian keterampilan untuk penambahan
masyarakat setempat berwirausaha penambahan modal
adalah dagang dan jasa - Belum ada ketersediaan baik hibah maupun
ruang terbuka publik pinjaman yang lunak,
untuk kegiatan usaha syarat mudah dan
- Masih membutuhkan tidak merepotkan
akses permodalan yang - Membutuhkan
lunak pelatihan tentang
usaha
- Penyediaan Ruang
Terbuka Publik untuk
kegiatan

Rata-rata Tanggungan 2- - Beban keluarga - Kesadaran -Penyediaan Ruang


jumlah 3 orang terlalu berat menjalankan program Terbuka Publik untuk
tanggungan - Keluarga produktif KB masih kurang kegiatan usaha dan
- Tempat hunian banyak interaksi masyarakat
yang kurang layak huni setempat
- Keterbatasan ruang -Menggerakkan program
terbuka publik KB
-Rehap rumah yang
tidak layak huni
Jenis penyakit Penyakit yang - Penyakit yang sering - Masyarakat yang sering - Penyadaran mengenai
masyarakat diderita rata- diderita adalah batuk, mengabaikan jenis jenis penyakit dan
rata penyakit pilek, dan masih bisa penyakit yang diderita penanganan atau
ringan disembuhkan - Kurangnya pola hidup pencegahannya
sehat - Sosialisasi PHBS
- Lingkungan yang secara berskala
kurang layak huni - Rehab rumah yang
layak huni
Tempat Mayoritas Tempat berobat dekat Sarana dan prasarana - Kelengkapan sarana
berobat berobat di dengan tempat tinggal masih kurang baik alat- dan prasarana yang
puskesmas dan dan relatif murah alat dan tenaga medisnya lebih memadai
klinik - Pelayanan yang baik
Layanan Layanan - Biaya terjangkau - Iurannya /bulan masih Pelayanan yang baik,
berobat BPJS/KIS bahkan gratis dirasa mahal untuk ramah serta biaya
- Merupakan faktor kalangan MBR terjangkau untuk semua
ekonomi - Tidak semua jenis kalangan dan bisa
penyakit tercover mengcover semua jenis
penyakit
2 Sosial
Lembaga / Sanggar seni, Banyaknya Lembaga Organisasi yang ada Pentingnya motor
Organisasi Karang Taruna, sosial yang ada akan banyak kurang aktif penggerak untuk
Majlis Ta’lim, memperkuat rasa menjalankan roda
BKM, LSM solidiritas dan organisasi agar secara
kegotoroyongan di Bersama-sama
masyarakat setempat masyarakat bergerak
Aturan Sosial / Sudah ada Adanya aturan Kurangnya kesadaran Penyadaran terhadap
AB sementara di merupakan modal masyarakat untuk masyarakat mengenai
jalankan untuk membuat mematuhi aturan pentingnya mematuhi
perilaku masyarakat bersama yang sudah aturan yang telah
yang taat humuk disepakati diterapkan agar
terwujudnya
lingkungan yang aman,
nyaman, damai, dan
sejahtera
Kearifan lokal / Terdapatnya Potensi untuk Belum adanya koordinasi Perlu adanya Lembaga
Budaya lokal kegiatan memasarkan produk- bersama untuk atau keterlibatan
budaya-budaya produk setempat memasarkan potensi pemerintah setempat
local yang local sehingga untuk mengorganisisr
sementara di meningkatkan wirausaha lokal
jalankan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat
3 Infrastruktur / Bangunan
Sarana Mini Market, Merupakan potensi Hanaya beberapa orang Perlunya beberapa
ekonomi ruko usaha, usaha untuk saja memanfaatkan pelatihan untuk
dealer motor menggerakkan peluang untuk meningkatkan
dan mobil perekonomian meningkatkan keterampilan
masyarakat dalam perekonomian mereka masyarakat sekitar agar
meningkatkan terampil berwirausaha
kesejahteraan
masyarakat sekitar
4 Keuangan
Lembaga Bank BRI, Banyaknya Lembaga Kurangnya kesadaran Perlu adanya
keuangan UPK, Koperasi, keuangan yang tersebar masyarakat untuk penambahan
Pegadaian di dekat lokasi untuk kewajiban penambahan modal
penambahan modal mengembalikan angsuran baik hibah maupun
usaha yang memberatkan, pinjaman yang lunak,
bunga pinjaman tinggi syarat mudah dan tidak
merepotkan

Jenis-jenis Warung Banyaknya usaha- Kurangnya kesadaran Perlu adanya sosialisasi


usaha mikro campuran dan usaha mikro yang masyarakat untuk mengenai
yang usaha masakan tersebar di kelurahan memanfaatkan usaha- meningkatkan
berkembang di jadi usahanya menjadi usaha keterampilan agar
Kelurahan besar terampil berwirausaha
5 Sumber Daya Alam
Sumber daya Sumur Merupakan potensi Tidak adanya sarana dan Perlu adanya Lembaga
air di untuk di kembangkan prasarana yang atau keterlibatan
Kelurahan menjadi jaringan air mendukung untuk pemerintah setempat
bersih mengembangkan air untuk mengorganisisr
bersih di kelurahan air bersih di Kelurahan
Potensi lahan Peternakan Dapat di kembangkan Kurangnya kesadaran - Kolaborasi program
produktif menjadi Kawasan masyarakat untuk untuk membangun
peternakan memanfaatkan lahan sarana dan prasarana
yang produktif untuk Kawasan
peternakan
Iklim / Cuaca Tropis Indonesia hanya Beberpa jenis produk Pentingnya diversifikasi
mengenal 2 musim tertentu hanya laku di produk sehingga tidak
yaitu musim kemarau salah satu musim tergantung pada salah
dan penghujan satu musim
Rawan Angin puting Ada Lembaga khusus Kurangnya kesadaran Simulasi penangan
Bencana beliung yang menangani seperti masyarakat dalam bencana, melengkapi
Karang Taruna menghadapi bencana sarana dan prasarana
yang terjadi tanggap bencana
Topografi Datar Kelurahan Bonto- Kurangnya kesadaran Perlu adanya pelatihan /
Wilayah Bontoa memiliki masyarakat dalam sosialisasi mengenai
topografi datar mengembangkan usaha- wirausaha
sehingga usaha-usaha usahanya
mikro dapat di
kembangkan
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2020

3.5.2. Kajian Livelihood Deleniasi Kumuh


1. Kondisi MBR dan Non MBR
Tingkat ekonomi penduduk di Kelurahan Bonto-Bontoa cenderung beragam terutama yang berada dalam lokasi kumuh, mulai
dari yang berpenghasilan rendah (MBR) sampai dengan rumah tangga berpenghasilan menengah keatas (Non MBR). Jumlah
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kelurahan Bonto-Bontoa sebanyak 581 rumah tangga. Dengan jumlah MBR
tertinggi berada di RT006-RW002 yaitu sebesar 91 rumah tangga. Sedangkan untuk non MBR tertinggi di RT002-RW001
sebanyak 70 rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.22. Jumlah Rumah Tangga MBR dan Non MBR Menurut Lokasi Kumuh

Jumlah Kepala
Lokasi MBR Non-MBR
Rumah Tangga
RT001-RW001 55 46 101
RT002-RW001 73 93 166
Jumlah Kepala
Lokasi MBR Non-MBR
Rumah Tangga
RT004-RW001 28 53 81
RT005-RW001 49 31 80
RT002-RW002 61 3 64
RT006-RW002 91 70 161
RT003-RW003 21 29 50
RT005-RW003 68 46 114
RT001-RW004 82 26 108
RT003-RW004 53 14 67
Total 581 411 992
Sumber : Pendataan MBR Tahun 2020

MBR disuatu kawasan menunjukkan kecenderungan tingkat perekonomian yang rendah di kawasan tersebut. Dengan demikian
di Kelurahan Bonto-Bontoa dengan tingkat perekonomian yang rendah berada pada RT002-RW003. Tingkat perekonomian
erat kaitannya dengan pengentasan kekumuhan karena berpengaruh pada pembangunan suatu wilayah. Sebagian besar
penduduk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bermukim di permukiman kumuh. Perbandingan selisih jumlah
penduduk MBR dan Non-MBR juga berpengaruh pada tingkat partisipasi masyarakat disuatu lingkungan. Karena
kecenderungan rumah tangga MBR dan Non-MBR sulit untuk membaur dalam peran serta masyarakat dalam kegiatan sosial
yang diadakan di suatu Kelurahan. Hal tersebut juga disebabkan oleh perbedaan aktivitas setiap masyarakat.

2. Kondisi Mata Pencaharian


Mata pencaharian utama di Kelurahan Bonto-Bontoa yang berada dalam lokasi kumuh didominasi oleh bidang jasa sebanyak
309 rumah tangga, selanjutnya yaitu bidang home industry / olahan sebanyak 100 rumah tangga, pada bidang pertanian
sebanyak 83 rumah tangga dan bidang pemerintahan dan perdagangan masing-masing 1 rumah tangga.
Tabel 2.23. Jumlah Rumah Tangga berdasarkan Mata Pencaharian
Perdagangan/jasa
Pertanian,perkebunan, (guru, tenaga Pegawai
Lokasi kehutanan, peternakan
Perikanan/nelayan Industri/pabrik Konstruksi/bangunan
kesehatan, hotel, pemerintah
dll)
RT001-RW001 27 8 4 12 19 8
RT002-RW001 24 6 8 6 23 7
RT004-RW001 11 4 3 2 8 2
RT005-RW001 18 0 3 6 16 1
RT002-RW002 1 0 0 0 2 1
RT006-RW002 14 4 7 11 45 9
RT003-RW003 4 0 0 0 2 2
RT005-RW003 7 2 2 4 18 3
RT001-RW004 2 0 0 0 1 2
RT003-RW004 1 0 0 0 3 0
Total 109 24 27 41 137 35
Sumber : Pendataan MBR 2020

Mayoritas mata pencaharian masyarakat Kelurahan Bonto-Bontoa dalam bidang perdagangan dan jasa. Kondisi perekonomian
masyarakat di Kelurahan Bonto-Bontoa tergolong dalam kondisi perekonomian yang baik, walaupun demikian masih perlu
adanya peningkatan perekonomian yang mandiri dan berkelanjutan agar mampu berdaya saing. Hal tersebut dapat didukung
dengan adanya usaha mikro dan home industry.

No Pentagonal Aset Pertanyaan Jawaban Score Penilian BOBOT TOTAL


a.     Tidak Sekolah 1 2 0,25 1,75
b.     SD 1      
a.    Apa pendidikan anggota
c.      SMP 2      
MBR ?
d.     SMA 2      
e.     Sarjana 3      
b.     Apa jenis mata a.     Pertanian, perkebunan, 1 1 0,125  
pencaharian anggota /MBR ? kehutanan, peternakan
b.     Perikanan/nelayan 1      
c.      Pertambangan/galian 1      
d.     Industri/pabrik 1      
e.     Kontruksi/bangunan 1      
f.       Perdagangan/jasa (guru, tenaga
     
kesehatan, hotel dll) 1
g.     Pegawai pemerintah 1      
h.     Lainnya ( di Sebutkan) 1      
a.    < Rp 3.500.000,- 1 1 0,125  
c.      c. Berapa jumlah
b.    Rp 3.500.000,- s/d 5.500.000,- 2      
tanggungan anggota /MBR ?
c.     > Rp 5.500.000,- 3      
a.    1 orang 3 2 0,25  
d.     Rata-rata jumlah b.    2 s/d 3 orang 2      
tanggungan anggota MBR ? c.     4 s/d 5 orang 1      
d.    > 5 orang 1      
a.    Mempunyai penyakit kronis 1 3 0,375  
e.     Jenis penyakit apa yang b.    Mempunyai penyakit berat 2      
1 Sumber Daya diderita anggota /MBR? c.     Mempunyai penyakit ringan 3      
  Manusia (SDM)        
 
   
f.       Apakah anggota /MBR a.    Tidak ada 3 1 0,125  
   
pernah mendapatkan
   
peningkatan kapasitasdari
    b.    Ada      
program/lembaga lainnya ?
   
1
   
a.     Pengobatan tradisional 1 2 0,25  
    g.     Bila sakit, anggota /MBR
  b.    Obat warung 1      
menggunakan obat apa ? atau
  c.    Pengobatan Puskesmas/Klinik 2      
berobat kemana ?
  d.      Pengobatan Rumah Sakit 3      
  h.     Biaya berobat anggota a.    Biaya sendiri 1 2 0,25  
  /MBR berasal darimana ?  b.    BPJS / KIS 2      
  c.     Asuransi lainya 3      
 
 
 
a.     1 lembaga/organisasi 1 3 0,75 1,5
a.     Jumlah
b.     2 lembaga/organisasi 2      
lembaga/organisasi tingkat
c.      3 lembaga/organisasi 2      
kelurahan yang aktif
d.     ≥ 4 lembaga/organisasi 3      
a.     Tidak Ada 1 3 0,75  
b.     Aturan sosial/aturan
2  Sosial b.     Ada tidak dijalankan/tidak
bersama/Partisipasi      
dilaksanakan 2
Masyarakat
c.      Ada dijalankan / dilaksanakan 3      
0,33333
d.    Belum memiliki bangunan pasar 1 2,333333
1 3
Memiliki bangunan/gedung
e.    Pasar musiman 2      
(pasar)
f.      Tempat (bangunan pasar
     
permanen) 3
a.     Tidak tersedia 1 3 1  
3 Infrastuktur b.     Tersedia tapi tidak
Sarana Ekonomi      
terjangkau/Termanfaatkan 2
c.      Tersedia dan Termanfaatkan 3      
a.       Tidak tersedia 1 3 1  
b.       Tersedia tapi tidak
Prasarana Ekonomi      
terjangkau/Termanfaatkan 2
c.       Tersedia dan Termanfaatkan 3      
e.     1 lembaga 1 3 1,5 1,5
d.       Berapa jumlah lembaga
f.       2 lembaga 2      
4 Keuangan keuangan yang ada di
g.     3 lembaga 2      
kelurahan
h.     > 3 lembaga 3      
c.     Laut 3 3 0,6 2,6
a.     Sumber daya air di
d.    Danau 3      
Kelurahan
e.    Sungai 3      
f.      Sumur 3      
g.    Mata air 3      
h.    Rawa 3      
i.      Air hujan 3      
j.      Tidak ada 1      
a.    Pertanian 3 3 0,6  
b.    Perkebunan 3      
c.     Kehutanan 3      
b.     Potensi lahan produktif d.    Peternakan 3      
e.    Perikanan/nelayan 3      
f.      Pertambangan/galian 3      
g.    Lainnya (.................) 3      
a.     Subtropis (23,5 s/d 40 derajat
3 0,6  
c.      Iklim/cuaca celsius) 3
b.     Tropis (0 s/d 23,5 derajat celsius) 2      
a.    Gempa bumi 1 1 0,2  
b.    Longsor 1      
c.     Banjir 1      
d.     Rawan Bencana d.    Kebakaran 1      
e.    Angin puting beliung 1      
5 Sumber Daya f.      Tsunami 1      
  Alam g.    Kabut asap 1      
    a.       Berbukit 1 3 0,6  
    e.     Topografi Wilayah b.       Landai 2      
   
c.       Datar 3      
   
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.3. Grafik Pentagonal Asset Aspek
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur Bangunan Kelurahan Bonto-Bontoa
Manusia Alam
Bangunan Pengetahuan Penyebab konflik Kelestarian alam Pengeluaran untuk Infrastruktur
mengenai bangunan sosial terabaikan biaya pemeliharaan
layak huni bangunan
  Sangat Paham (5) Tidak berdampak Tidak berdampak Biasa saja (5) Sangat Mendukung
Indikator (5) (5) (5)
  Paham (4) Sedikit berdampak Sedikit berdampak Tidak memberatkan Mendukung (4)
(4) (4) (4)
 
  Kurang Paham (3) Kurang berdampak Kurang Sedikit Kurang Mendukung
  (3) berdampak (3) memberatkan (3) (3)
  Tidak Paham (2) Berdampak (2) Berdampak (2) Memberatkan (2) Tidak Mendukung
  (2)
  Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat berdampak Sangat Sangat Tidak
  (1) (1) (1) memberatkan (1) mendukung (1)
Penilaian 3 4 2 2 4

Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.4. Grafik Pentagonal Asset Aspek
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Jalan Lingkungan Kelurahan Bonto-Bontoa
Pengetahuan Kelestarian Aksesibilitas u/ Aspek
Jalan
mengenai Kerja bakti alam keg. ekonomi Infrastrruktur Jalan Lingkungan
Lingkungan
standar teknis terabaikan masyarakat
Tidak berdampak Sangat Mendukung SUMBER DAYA MANUSIA
Sangat Paham (5) Rutin setiap hari (5) Biasa saja (5)
(5) (5) 5

Rutin satu kali Sedikit berdampak Tidak menghambat 4


Paham (4) Mendukung (4)
seminggu (4) (4) (4) 3

INFRASTRUKTUR 2 SOSIAL
Rutin satu kali Kurang Sedikit menghambat Kurang Mendukung
Indikator Kurang Paham (3)
sebulan (3) berdampak (3) (3) (3) 1

0
Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Tidak rutin (2) Berdampak (2) Menghambat (2)
(2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat menghambat Sangat Tidak
Tidak pernah (1)
(1) (1) (1) mendukung (1)
KEUANGAN SUMBER DAYA ALAM
Penilaian 2 2 1 4 4

Sumber Daya Sumber Daya


Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam
Kesadaran dan Menyebabkan Sumur sebagai Pengeluaran
Drainase Infrastruktur
PHBS penyakit sumber untuk biaya
Tidak berdampak Tidak mencemari Sangat Mendukung
Sangat Paham (5) Biasa saja (5)
(5) (5) (5)
Sedikit berdampak Sedikit mencemari Tidak memberatkan
Paham (4)
(4) (4) (4)
Mendukung (4) Gambar 3.5. Grafik Pentagonal Asset Aspek
Drainase Kelurahan Bonto-Bontoa
Kurang berdampak Kurang Sedikit Kurang Mendukung
Indikator Kurang Paham (3)
(3) mencemari (3) memberatkan (3) (3)
Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Berdampak (2) Mencemari (2) Memberatkan (2)
(2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat mencemari Sangat Sangat Tidak
(1) (1) (1) memberatkan (1) mendukung (1)

Penilaian 3 2 3 1 3

Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.6. Grafik Pentagonal Asset Aspek
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Air Minum Kelurahan Bonto-Bontoa
Sumber Daya Sumber Daya
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam
Air
Kesadaran dan Menyebabkan Sumur sebagai Pengeluaran
Minum / Infrastruktur
PHBS penyakit sumber untuk biaya
Air Bersih
Tidak berdampak Sangat mencukupi Sangat Mendukung
Sangat Paham (5) Biasa saja (5)
(5) (5) (5)
Sedikit berdampak Tidak memberatkan
Paham (4) Mencukupi (4) Mendukung (4)
(4) (4)
Indikator
Kurang berdampak Kurang Sedikit Kurang Mendukung
Kurang Paham (3)
(3) mencukupi (3) memberatkan (3) (3)
Tidak mencukupi Tidak Mendukung
Tidak Paham (2) Berdampak (2) Memberatkan (2)
(2) (2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat tidak Sangat Sangat Tidak
(1) (1) mencukupi (1) memberatkan (1) mendukung (1)
Penilaian 2 3 3 2 3

Aspek Sumber Daya Sosial Sumber Daya Keuangan Infrastruktur Gambar 3.7. Grafik Pentagonal Asset Aspek
Manusia Alam Sanitas Kelurahan Bonto-Bontoa
Sanitasi Kesadaran dan Menyebabkan Laut/sempadan Pengeluaran Infrastruktur Aspek
PHBS penyakit sungai/jar.drai untuk biaya Sanitasi
Sangat Paham (5) Tidak berdampak Tidak mencemari Biasa saja (5) Sangat Mendukung SUMBER DAYA MANUSIA
(5) (5) (5) 5
4
Paham (4) Sedikit berdampak Sedikit mencemari Tidak memberatkan Mendukung (4)
3
(4) (4) (4) INFRASTRUKTUR 2 SOSIAL
Kurang Paham (3) Kurang berdampak Kurang Sedikit Kurang Mendukung 1
Indikator (3) mencemari (3) memberatkan (3) (3) 0

Tidak Paham (2) Berdampak (2) Tidak mencemari Memberatkan (2) Tidak Mendukung
(2) (2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Sangat mencemari Sangat Sangat Tidak KEUANGAN SUMBER DAYA ALAM
(1) (1) (1) memberatkan (1) mendukung (1)
Penilaian 2 1 4 2 3

Aspek Sumber Daya Sosial Sumber Daya Keuangan Infrastruktur Gambar 3.8. Grafik Pentagonal Asset Aspek
Manusia Alam Persampahan Kelurahan Bonto-Bontoa
Persampahan Kesadaran Kerja bakti Lahan Iuran sampah Infrastruktur
masyarakat
Sangat Paham (5) Rutin setiap hari (5) Ada “Legal” (5) Biasa saja (5) Sangat Mendukung
(5)
Paham (4) Rutin satu kali Ada “Tidak Tidak memberatkan Mendukung (4)
seminggu (4) Legal” (4) (4)
Kurang Paham (3) Rutin satu kali Tidak ada “Legal” Sedikit Kurang Mendukung
Indikator sebulan (3) (3) memberatkan (3) (3)
Tidak Paham (2) Tidak rutin (2) Tidak ada “Ilegal” Memberatkan (2) Tidak Mendukung
(2) (2)
Sangat Tidak Paham Tidak pernah (1) Tidak ada (1) Sangat Sangat Tidak
(1) memberatkan (1) mendukung (1)
Penilaian 2 2 2 3 3
Sumber Daya Sumber Daya Gambar 3.9. Grafik Pentagonal Asset Aspek
Aspek Sosial Keuangan Infrastruktur
Manusia Alam Proteksi Kebakaran Kelurahan Bonto-Bontoa
Proteksi Kesadaran Menyebabkan Usaha industri Aspek
Lahan Infrastruktur
Kebakaran masyarakat penyakit rumahan Kebakaran
Indikator Sangat Paham (5) Tidak berdampak Ada “Legal” (5) Biasa saja (5) Sangat Mendukung
SUMBER DAYA MANUSIA
(5) (5) 5
Paham (4) Sedikit berdampak Ada “Tidak Tidak merugikan (4) Mendukung (4) 4

(4) Legal” (4) 3


INFRASTRUKTUR 2 SOSIAL
Kurang Paham (3) Kurang berdampak Tidak ada “Legal” Sedikit merugikan Kurang Mendukung 1
(3) (3) (3) (3) 0

Tidak Paham (2) Berdampak (2) Tidak ada “Ilegal” Merugikan (2) Tidak Mendukung
(2) (2)
Sangat Tidak Paham Sangat berdampak Tidak ada (1) Sangat merugikan Sangat Tidak
(1) (1) (1) mendukung (1) KEUANGAN SUMBER DAYA ALAM

Penilaian 3 3 1 3 2

Pentagonal Asset
Indikator Modal SDM Modal Sosial Modal SDA Modal Keuangan Modal Infrastruktur
Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah
 Memiliki  Tingkat  Permukiman  Beberapa  Bebrapa Kurangnya  Perdagangan dan  Pengeluaran  Beberapa hunian  Beberapa bangunan
sumber pemahaman dan yang rapat hunian hunian penataan jasa sebagai sumber terhadap biaya digunakan hunian tidak sesuai
daya kesadaran sehingga dengan memiliki berdampak pada utama pencaharian pemeliharaan sebagai home standar teknis
manusia pentingnya berdampak kerapatan pekarangan kelestarian alam masyarakat bangunan industri  Beberapa bangunan
usia pendidikan masih pada hubungan yang tinggi yang asri berupa kurang  Terdapat usaha berdampak bagi  Infrastruktur memiliki kerapatan
produktif kurang masyarakat berdampak asrinya industri rumahan masyarakat jalan, limbah dan yang tinggi
 Kurangnya yang baik dan pada lingkungan akibat  Masyarakat proteksi  Beberapa bangunan
pemahaman akrab kerawasan terbatasnya RTH berpenghasilan kebakaran sudah tua dengan
masyarakat Tidak terdapat bencana atau pekarangan rendah dengan mendukung untuk kondisi fisik kurang
mengenai standar konflik sosial kebakaran Kurangnya kemampuan bangunan hunian baik dan tidak
Bangunan
teknis bangunan Tingginya rasa maupun penataan ekonomi masyarakat beraturan
Hunian
layak huni kekeluargaan persampahan permukiman akan menengah  Beberapa
 Kurangnya Penduduk  Tidak menyebabkan kebawah infrastruktur tidak
kesadaran masih terdapat perhatian mendukung
terhadap membawa sifat aturan terhadap
kelestarian dan perilaku bersama kelestarian alam
lingkungan kehidupan yang untuk ditaati terabaikan
 Sebagian besar terjalin dalam berkaitan
masyarakat ikatan dengan
berpenghasilan kekeluargaan penataan
rendah yang erat bangunan
Jaringan Jalan  Terdapat  Masih kurang  Ketersediaan  Tidak rutin  Jalan  Sebagian besar  Industri rumahan di  Ruas jalan yang  Hampir sebagian  Jaringan jalan masih
organisasi pengetahuan akses utama dilakukan lingkungan jaringan jalan sepanjang jalan tidak sesuai besar jaringan belum mencakup
masyarakat mengenai standar masyarakat kerja bakti yang ada tidak memiliki utama standar teknis jalan dengan semua lokasi
Pentagonal Asset
Indikator Modal SDM Modal Sosial Modal SDA Modal Keuangan Modal Infrastruktur
Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah
 Adanya teknis jaringan  Terdapat dalam sebagian besar jalur hijau  Aksesibilitas sehingga kondisi baik  Masih ada beberapa
unit jalan organisasi pemeliharaan sesuai dengan  Jaringan jalan jaringan jalan tidak menghambat  Jaringan jalan ruas jalan dengan
pengelola  Masih kurang masyarakat jaringan jalan persyaratan yang sempit menghambat pergerakan mendukung akses kondisi buruk
lingkungan kesadaran  Ketua RT-RW  Organisasi teknis berdampak pada kegiatan ekonomi mobilisasi barang ke permukiman  Masih ada beberapa
perawatan berpartisipasi sosial masih sulitnya akses setempat dan jasa masyarakat ruas jalan tanpa
jaringan jalan dalam proses kurang aktif motor sampah  Jaringan jalan saluran samping dan
pembangunan  Kurangnya sehingga mendukung tanpa jalur hijau
kesadaran berdampak pada kegiatan ekonomi
masyarakat/ke pencemaran dan sosial
lompok dalam lingkungan
menjaga (persampahan)
kualitas dan sulitnya
jaringan jalan masuk kendaraan
pemadam
kebakaran
 Sebagian  Kurangnya  Terdapat  Organisasi  Sistem drainase  Kondisi  Adanya industri  Limbah industri  Normalisasi dan  Kondisi drainase
besar pemahaman organisasi sosial kurang aktif yang terhubung drainase rumahan dibuang ke peningkatan kurang mendukung
masyarakat masyarakat  Adanya regulasi  Tidak rutin dengan sistem mencemari saluran drainase kualitas drainase dan tidak sesuai
bermata mengenai perilaku normalisasi dan dilakukan drainase sumber air  Pengelolaan  Sebagian besar standar teknis
pencaharian hidup bersih dan peningkatan kerja bakti Sekunder bersih drainase yang jalan lingkungan  Drainase tersumbat
perdaganga sehat (PHBS) kualitas  Kurangnya  Berpotensi buruk yang sudah dilengkapi oleh sampah
n dan jasa  Masih kurang drainase kesadaran terjadinya banjir berdampak pada dengan drainase  Sedimentasi
sehingga kesadaran  Kondisi masyarakat akibat saluran banjir juga
Jaringan
mampu pemeliharaan jaringan untuk drainase yang berdampak pada
Drainase
menjadi jaringan drainase drainase tidak berpartisipasi tidak lancar industri
modal bagi berdampak pada dalam rumahan dan
masyarakat kesehatan kegiatan kerja kegiatan lainnya
dalam masyarakat bakti  Pengeluaran
pemelihara untuk biaya
an drainase drainase
sekitar memberatkan
hunian masyarakat
Air Minum /  Sumber  Perlu peningkatan  Terdapat  Kondisi  Terdapat sumur  Distribusi dan  Terdapat usaha  Pengeluaran air  Terdapat  Infrastruktur air
Air Bersih daya kesadaran dan organisasi sosial kualitas air bor sebagai frekuensi serta masyarakat sebagai bersih distribusi air minum dan bersih
manusia pemahaman minum dan air sumber air baku kuantitas sumur pemasok kebutuhan memberatkan bersih oleh kurang mendukung
usia pengelolaan air bersih sedikit yang sebagai sumber air minum berupa masyarakat PDAM  Jaringan perpipaan
produktif minum dan pola berdampak dimanfaatkan air bersih tidak air galon  Terdapat sumur yang tidak
hidup bersih dan bagi kesehatan masyarakat mencukupi sebagai sumber melingkupi seluruh
sehat masyarakat kebutuhan air air bersih permukiman
 Organisasi minum, mandi,
sosial kurang cuci masyarakat
aktif dan  Kualitas air
kurang cenderung keruh
pemahaman dan berbau
pengelolaan
air minum
dan/atau air
Pentagonal Asset
Indikator Modal SDM Modal Sosial Modal SDA Modal Keuangan Modal Infrastruktur
Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah Potensi Masalah
bersih
 Sumber  Perlu peningkatan  Terdapat Kondisi
  Ketersediaan  System  Sumber mata  Berdampak pada  Pengelolaan  Tidak terdapat
daya kesadaran dan organisasi sosial sanitasi lahan untuk pembuangan pencaharian kualitas produksi sanitasi secara pengelolaan air
manusia pemahaman berdampak pengembangan limbah rumah perdagangan dan komunal limbah sesuai
usia pengelolaan pada pengelolaan air tangga yang jasa standar teknis
produktif sanitasi dan pola kesehatan limbah langsung ke  Pengeluaran untuk
hidup bersih dan masyarakat drainase sanitasi tidak
sehat  Tidak terdapat  Sanitasi memberatkan
Jaringan aturan mencemari / masyarakat
Limbah / bersama untuk mengganggu
Sanitasi ditaati saluran drainase
berkaitan
dengan
pengelolaan
sanitasi
 Sumber  Perlu peningkatan  Terdapat  Organisasi  Terdapat lahan  Membuang  Ada iuran  Kurangnya  Terdapat motor  Sistem pengelolaan
daya kesadaran dan organisasi sosial sosial masih untuk sampah tidak pada pembayaran sampah keterampilan sampah persampahan belum
manusia pemahaman kurang aktif dimanfaatkan tempatnya / secara  Iuran sampah tidak masyarakat dalam  Pengangkutan menyeluruh
usia pengelolaan  persampahan sebagai lokasi ilegal dilahan memberatkan pemanfaatan sampah rutin 2-3  Infrastruktur
produktif persampahan dan  Tidak rutin sarana kosong (tidak sampah menjadi kali seminggu persampahan kurang
 Pekerjaan pola hidup bersih dilakukan persampahan memiliki lahan) barang ekonomis / mendukung dalam
mayoritas dan sehat kerja bakti  Pencemaran daur ulang penanganan
Persampahan
dalam  Perilaku lingkungan cukup persampahan seperti
bidang membuang tinggi jaringan jalan yang
perdaganga sampah tidak pada sempit yang
n (kios tempatnya menyulitkan motor
kelontong) sampah menjangkau
seluruh kawasan
permukiman
 Memiliki  Kurangnya  Penguatan  SDM belum  Terdapat  Tingkat kerapatan  Terdapat usaha  Beban biaya  Adanya prasarana  Tidak tersedia
sumber kesadaran kapasitas memiliki sumber pasokan bangunan yang masyarakat dalam secara materi proteksi sarana proteksi
daya masyarakat masyarakat keterampilan air untuk cukup tinggi mengelola posakan cukup besar kebakaran kebakaran
manusia mengenai terhadap sigap secara khusus proteksi sehingga rentan air apabila terjadi  Beberapa ruas jalan
Proteksi
usia mitigasi/proteksi kebencanaan terhadap terhadap ancaman  Kondisi proteksi resiko kebakaran sempit sehingga
Kebakaran
produktif kebakarn  Tidak kebencanaan kebakaran kebakaran tidak menyulitkan akses
berdampak pada  Tidak ada lahan merugikan usaha kendaraan pemadam
kesehatan untuk proteksi industri kebakaran
masyarakat kebakaran
Faktor Internal Potensi (S) Strenght Kelemahan (W) Weakness
1. Kawasan permukiman didukung 1. Kondisi bangunan dengan kerapatan dan
dengan keberadaan kawasan strategis keteraturan yang kurang baik
perkotaan 2. Beberapa ruas jalan masih sempit dan
2. Kawasan permukiman didukung kondisi buruk serta tidak ada saluran
dengan fasilitas sosial (pendidikan, samping
kesehatan, peribadatan, perdagangan 3. Sebagian besar kondisi drainase tidak
dan jasa) sesuai dengan standar teknis
3. Kepemilikan lahan dominan berstatus 4. Kualitas sumber air bersih tidak
hak pakai memadai, beberapa hunian belum
4. Hampir sebagian besar kawasan terlayani air bersih
permukiman telah dihubungkan 5. Tidak semua terhubung ke IPAL, limbah
dengan akses jalan utama dan sesuai bercampur di saluran drainase
standar teknis 6. Pencemaran limbah rumah tangga dan
5. Terdapat sumber air bersih berupa industri
Faktor Eksternal sumur bor dan beberapa rumah telah 7. Tidak tersedia sarana proteksi kebakaran
terlayani PDAM 8. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
6. Terdapat kendaraan angkutan sampah pemeliharaan sarana dan prasarana
dan sistem pengangkutan 2-3x lingkungan serta pola hidup bersih dan
seminggu sehat (PHBS)
7. Terdapat prasarana proteksi kebakaran 9. Konflik pemanfaatan lahan cukup tinggi
yang mendukung
8. Terdapat sarana perdagangan dan jasa
baik home industri, usaha kecil,
industri dan pergudangan yang
representatif untuk mendukung
aktifitas ekonomi

Peluang (O) Opportunity Strategi S-O Strategi W-O


1. Kawasan strategis pendidikan tinggi 1. Peningkatan kualitas lingkungan 1. Peningkatan kualitas sarana dan
2. Ketersediaan lahan dengan optimalisasi pemanfaatan prasarana sesuai standar teknis berbasis
3. Ketersediaan lahan perkotaan fasilitas sosial masyarakat
diperuntukkan untuk kebutuhan 2. Pengembangan sistem jaringan jalan 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang
fungsi sosial dan peningkatan yang terintegrasi dengan kawasan sudah dalam kondisi baik
pelayanan infrastruktur permukiman 3. Optimalisasi ketersediaan lahan
4. Terdapat program normalisasi dan 3. Peningkatan kualitas lingkungan pengembangan permukiman dan
peningkatan kualitas drainase permukiman kumuh berwawasan infrastruktur
5. Dukungan pemerintah dalam lingkungan dan berbasis masyarakat 4. Pengendalian dampak pencemaran
penanganan dan peningkatan 4. Peningkatan kapasitas dan lingkungan
kualitas permukiman pengetahuan masyarakat pada proses 5. Peningkatan kesadaran masyarakat
6. Pengembangan kawasan ekonomi penanganan kumuh terhadap kesehatan lingkungan dan
terpadu 5. Pembinaan masyarakat sadar edukasi pola hidup sehat dan bersih
7. Kompetisi masyarakat dalam lingkungan 6. Pendampingan / penyuluhan untuk
dinamika pembangunan cukup tinggi 6. Pengembangan sumber daya alam menumbuhkan inisiatif mandiri
8. Masyarakat multikultur yang diikuti dengan pengendalian masyarakat dalam menjaga keberlanjutan
pengelolaan lingkungan hidup program penanganan kumuh

Ancaman (T) Threat Strategi S-T Strategi W-T


1. Keterbatasan lahan untuk 1. Pengembangan kawasan permukiman 1. Penataan kawasan permukiman yang
pengembangan pusat-pusat kegiatan yang terintegrasi dengan kawasan bersinergi dengan keberadaan kawasan
ekonomi fungsional strategis fungsional strategis
2. Kawasan fungsional dan aktivitas 2. Penerapan konsep manajemen lahan 2. Pengendalian pemanfaatan perkotaan
ekonomi strategis dominan di jalan 3. Pengendalian pemanfaatan lahan yang diikuti penerapan konsep
utama sehingga berdampak pada sepanjang koridor jalan utama pembangunan berbasis masyarakat
peningkatan volume kendaraan Kawasan 3. Peningkatan kelembagaan sehingga
3. Peningkatan jumlah penduduk dan 4. Penyediaan infrastruktur ekonomi meningkatkan partisipasi dan kesadaran
pendatang baru untuk mendukung produktivitas peran masyarakat minimal dalam
4. Pengelolaan lingkungan hidup masyarakat lingkungan permukiman
belum dilaksanakann dan dijabarkan 4. Penataan Kawasan permukiman
dalam mekanisme penyelenggaraan sepanjang koridor jalan utama Kawasan
pembangunan berkelanjutan permukiman

Anda mungkin juga menyukai