MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Struktur Organisasi
Pasal 2
(1) Pemerintah Desa adalah Pembakal dibantu oleh
Perangkat Desa.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas :
-5-
a. Sekretariat Desa;
b. Pelaksana Kewilayahan;dan
c. Pelaksana Teknis.
(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berkedudukan sebagai unsur pembantu Pembakal.
Pasal 3
(1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf a dipimpin oleh Sekretaris Desa dan
dibantu oleh unsur staf sekretariat.
(2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling banyak terdiri atas 3 (tiga) urusan yaitu urusan
tata usaha dan umum, urusan keuangan, dan urusan
perencanaan, dan paling sedikit 2 (dua) urusan yaitu
urusan umum dan perencanaan, dan urusan keuangan.
(3) Masing-masing urusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dipimpin oleh Kepala Urusan.
Pasal 4
(1) Pelaksana Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) huruf b merupakan unsur pembantu
Pembakal sebagai satuan tugas kewilayahan.
(2) Jumlah unsur Pelaksana kewilayahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling banyak terdiri atas 3 (tiga)
pelaksana kewilayahan yang ditentukan secara
proporsional antara pelaksana kewilayahan yang
dibutuhkan dengan kemampuan keuangan desa serta
memperhatikan luas wilayah kerja, karakteristik,
geografis, jumlah kepadatan penduduk, serta sarana
prasarana penunjang tugas.
(3) Tugas kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi, penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat
desa.
(4) Pelaksana Kewilayahan dilaksanakan oleh Pangerak .
-6-
Pasal 5
(1) Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) huruf c merupakan unsur pembantu Pembakal
sebagai pelaksana tugas operasional.
(2) Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu seksi
pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi pelayanan,
paling sedikit 2 (dua) seksi yaitu seksi pemerintahan,
serta seksi kesejahteraan dan pelayanan.
(3) Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dipimpin oleh Kepala Seksi.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 6
(1) Pembakal berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah
Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan
Desa.
(2) Pembakal bertugas menyelenggarakan Pemerintahan
Desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Pembakal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata
praja Pemerintahan, penetapan peraturan di desa,
pembinaan masalah pertanahan, pembinaan
ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya
perlindungan masyarakat, administrasi
kependudukan, dan penataan dan pengelolaan
wilayah.
b. melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan
sarana prasarana perdesaan, dan pembangunan
bidang pendidikan, kesehatan.
c. pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan
hak dan kewajiban masyarakat, partisipasi
masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan,
-7-
dan ketenagakerjaan.
d. pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi
dan motivasi masyarakat di bidang budaya,
ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan
keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.
e. menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga
masyarakat dan lembaga lainnya
Pasal 7
(1) Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan
Sekretariat Desa.
(2) Sekretaris Desa bertugas membantu Pembakal dalam
bidang administrasi pemerintahan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (2), Sekretaris Desa mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata
naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan
ekspedisi.
b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan
administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana
perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan
dinas, dan pelayanan umum.
c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan
administrasi keuangan, administrasi sumber-
sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan admnistrasi
penghasilan Pembakal, Perangkat Desa, BPD, dan
lembaga pemerintahan desa lainnya.
d. Melaksanakan urusan perencanaan seperti
menyusun rencana anggaran pendapatan dan
belanja desa, menginventarisir data-data dalam
rangka pembangunan, melakukan monitoring dan
evaluasi program, serta penyusunan laporan.
-8-
Pasal 8
Pasal 9
(1) Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana
teknis.
(2) Kepala seksi bertugas membantu Pembakal sebagai
pelaksana tugas operasional.
(3) Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi mempunyai
fungsi:
-9-
Pasal 10
(1) Kepala Kewilayahan atau Pangerak berkedudukan
sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas
membantu Pembakal dalam pelaksanaan tugasnya di
wilayahnya.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Kepala Kewilayahan/Pangerak memiliki fungsi:
a. Pembinaan ketentraman dan ketertiban,
pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,
mobilitas kependudukan, dan penataan dan
pengelolaan wilayah.
b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di
wilayahnya.
- 10 -
BAB III
TATA KERJA
Pasal 11
Dalam melaksanakan tugasnya, Pembakal bertanggungjawab
memimpin dan mengoordinasikan bawahannya masing-
masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahan.
BAB IV
PENGANGKATAN PERANGKAT DESA
Bagian Kesatu
Persyaratan Pengangkatan
Pasal 12
Pasal 13
Kelengkapan persyaratan administrasi sebagaimana
dimaksud pada Pasal 12 ayat (2) huruf n, antara lain terdiri
atas:
a. Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan bertempat
tinggal paling kurang 1 (satu) Tahun sebelum
pendaftaran dari Rukun Tetangga setempat;
- 12 -
Pasal 14
(1) Pegawai Negeri Sipil kabupaten Hulu Sungai Tengah yang
akan diangkat menjadi perangkat Desa harus
mendapatkan izin tertulis dari pejabat pembina
kepegawaian.
Bagian Kedua
Larangan Bagi Perangkat Desa
Pasal 15
Perangkat desa dilarang :
a. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota BPD
dan/atau lembaga kemasyarakatan di desa;
b. bersikap dan bertindak tidak adil, diskriminatif,
meresahkan sekelompok masyarakat serta mempersulit
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;
c. membuat keputusan yang hanya menguntungkan bagi
dirinya, anggota keluarganya, kroninya, golongan
tertentu atau kelompoknya yang secara nyata merugikan
kepentingan umum atau warga masyarakat;
d. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima
hadiah/pemberian baik berupa uang, barang dan/atau
jasa dari pihak lain yang patut dapat diduga akan
mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
e. menjadi pengurus partai politik;
f. merangkap jabatan sebagai anggota DPRD, DPR atau
DPD;
g. menjadi advokat atau kuasa hukum dalam suatu
perkara di pengadilan;
h. melakukan persekongkolan dengan anggota BPD atau
dengan pihak lain yang dapat merugikan pemerintah
desa, pemerintah daerah, pemerintah dan kepentingan
umum;
i. menghasut masyarakat untuk kepentingan pribadi,
kelompok atau golongannya; dan
j. terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan
presiden, pemilihan kepala daerah dan pemilihan
Pembakal.
- 14 -
Bagian Ketiga
Mekanisme Pengangkatan
Pasal 16
(1) Pengangkatan Perangkat Desa dilaksanakan melalui
mekanisme sebagai berikut:
a. Pembakal dapat membentuk Tim Seleksi yang terdiri
dari seorang ketua, seorang sekretaris dan minimal
seorang anggota;
b. Tim Seleksi terdiri dari Perangkat Desa yang ada
dan dari Lembaga Kemasyarakatan Desa yang
memiliki kemampuan dalam melaksanakan proses
seleksi.
c. Pembakal melakukan penjaringan dan penyaringan
calon Perangkat Desa yang dilakukan oleh Tim
Seleksi;
d. Pelaksanaan penjaringan dan penyaringan bakal
calon Perangkat Desa dilaksanakan paling lama 2
(dua) bulan setelah jabatan perangkat desa kosong
atau diberhentikan;
e. Hasil penjaringan dan penyaringan bakal calon
Perangkat Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
calon untuk setiap jabatan dikonsultasikan oleh
Pembakal kepada Camat;
f. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap
calon Perangkat Desa selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja;
g. Rekomendasi yang diberikan Camat berupa
persetujuan atau penolakan berdasarkan
persyaratan yang ditentukan;
h. Dalam hal Camat memberikan persetujuan,
Pembakal menerbitkan Keputusan Pembakal
tentang Pengangkatan Perangkat Desa; dan
i. Dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan,
Pembakal melakukan penjaringan dan penyaringan
kembali calon Perangkat Desa.
- 15 -
BAB V
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
Bagian Kesatu
Pemberhentian
Pasal 17
(1) Pembakal memberhentikan Perangkat Desa setelah
berkonsultasi dengan Camat.
(2) Perangkat Desa berhenti karena:
a. Meninggal dunia;
b. Permintaan sendiri; dan
c. Diberhentikan.
(3) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c karena:
a. Usia telah genap 60 (enam puluh) tahun;
b. Dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
c. Berhalangan tetap;
d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Perangkat
Desa; dan
e. Melanggar larangan sebagai perangkat desa.
(4) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, dan huruf b, ditetapkan dengan
keputusan Pembakal dan disampaikan kepada Camat
atau sebutan lain paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah ditetapkan.
(5) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c wajib dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Camat atau sebutan lain.
- 16 -
Bagian Kedua
Pemberhentian Sementara
Pasal 18
(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Pembakal
setelah berkonsultasi dengan Camat.
(2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) karena:
a. Ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan;
b. Ditetapkan sebagai terdakwa;
c. Tertangkap tangan dan ditahan;
d. Melanggar larangan sebagai perangkat desa yang
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Perangkat Desa yang diberhentikan sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b
dan huruf c diputus bebas atau tidak terbukti bersalah
oleh Pengadilan dan telah berkekuatan hukum tetap
maka dikembalikan kepada jabatan semula.
BAB VI
KEKOSONGAN JABATAN PERANGKAT DESA
Pasal 19
(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Perangkat Desa
maka tugas Perangkat Desa yang kosong dilaksanakan
oleh Pelaksana Tugas yang memiliki posisi jabatan dari
unsur yang sama.
(2) Pelaksana Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Pembakal dengan Surat Perintah Tugas
yang tembusannya disampaikan kepada Bupati/Walikota
melalui Camat paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal surat penugasan.
- 17 -
BAB VII
UNSUR STAF PERANGKAT DESA
Pasal 20
(1) Pembakal dapat mengangkat unsur staf Perangkat Desa.
(2) Unsur staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
untuk membantu Kepala Urusan, Kepala Seksi, dan
Kepala Kewilayahan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan keuangan desa.
BAB VIII
PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DESA
Pasal 21
(1) Selain penghasilan tetap perangkat Desa menerima
jaminan kesehatan dan dapat menerima tunjangan
tambahan penghasilan dan penerimaan lainnya yang sah
dengan memperhatikan masa kerja dan jabatan
perangkat desa;
(2) Jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari APBDes dan sumber lain yang sah;
BAB IX
KESEJAHTERAAN PERANGKAT DESA
Pasal 22
(1) Perangkat Desa dan staf Perangkat Desa yang telah
diangkat dengan Keputusan Pembakal wajib mengikuti
pelatihan awal masa tugas dan program-program
pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
Pemerintah Desa.
- 18 -
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 23
Bupati dan Camat wajib melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap Pemerintahan Desa dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 24
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Bagan struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
sebagaiman dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
Pasal 26
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 19 -
Ditetapkan di Barabai
pada tanggal 26 Mei 2016
H. ABDUL LATIF
Diundangkan di Barabai
pada tanggal 26 Mei 2016
BPD PEMKBAKAL
LEMBAGA SEKRETARIS
KEMASYARAKATAN DESA
PANGERAK/
UNSUR
KEWILAYAHAN
H. ABDUL LATIF
- 21 -
Tanda tangan :
………………
Mengingat : 13. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Diketahui oleh :
Nama : Abu Yazid Bustami, Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun
MM 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Jabatan : Plt. Sekda Kab. HST
Kalimantan sebagai Undang-undang (Lembaran Negara
Paraf : ……………… Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan
Tanda tangan : Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
………………