Anda di halaman 1dari 101

ANALISIS SISTEM INFORMASI KELENGKAPAN BERKAS

REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KHUSUS


BEDAH HALMAHERA SIAGA BANDUNG

LAPORAN SEMESTER
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Semester VII Diploma IV
Program Studi Informatika Rekam Medis

Disusun Oleh :
FIRMAN ZAKY FEBRIANA
NPM. 12.403.028

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : ANALISIS SISTEM INFORMASI


PEMERIKSAAN KELENGKAPAN BERKAS
REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT KHUSUS BEDAH HALMAHERA
SIAGA BANDUNG
Penulis / NPM : FIRMAN ZAKY FEBRIANA / 12.403.028
Program : Diploma IV
Program Studi : Informatika Rekam Medis
Lulus Ujian :

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Farida Gustini, drg., M.M Aris Susanto, A.Md. Perkes.,ST.,M.M


NIDN. 04-091065-02

Mengetahui dan Disahkan oleh


Direktur
Politeknik Piksi Ganesha,

DR. H. K. Prihartono A.H., Drs.,S.Sos.,MM.


NIDN 04.100568.01
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS SISTEM INFORMASI


PEMERIKSAAN KELENGKAPAN BERKAS
REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT KHUSUS BEDAH HALMAHERA
SIAGA BANDUNG
Penulis / NPM : FIRMAN ZAKY FEBRIANA / 12.403.028
Program : Diploma IV
Program Studi : Informatika Rekam Medis

Diterima dan Disetujui Dipertahankan


Dalam Ujian Sidang

Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

Aris Susanto, A.Md. Perkes.,ST.,M.M Ariestya Febykania, A.Md.PM.Ikes


LEMBAR TIM PENGUJI

Judul : ANALISIS SISTEM INFORMASI


PEMERIKSAAN KELENGKAPAN BERKAS
REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT KHUSUS BEDAH HALMAHERA
SIAGA BANDUNG
Penulis / NPM : FIRMAN ZAKY FEBRIANA / 12.403.028
Program : Diploma IV
Program Studi : Informatika Rekam Medis

Telah Dinyatakan Lulus Ujian Dalam Ujian Sidang


Pada Tanggal 23 April 2015 di Bandung

Ketua Merangkap Anggota,

Dr.H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., MM.


NIDN 04-100568-01

Anggota,

Sali Setiatin, A.Md. Perkes.,ST.,M.M

LEMBAR MOTTO
“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.”
(Ernest Newman)

Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas kelengahan
kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala yang telah

diberikan kepada kami tanpa henti-hentinya.

Disusunnya Laporan Semester ini, untuk memenuhi persyaratan dalam

menempuh jenjang Diploma IV pada Politeknik Piksi Ganesha. Maka penulis

menyusun dan menyelesaikan Laporan Semester yang berjudul “ANALISIS

SISTEM INFORMASI PEMERIKSAAN KELENGKAPAN BERKAS

REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH

HALMAHERA SIAGA BANDUNG”

Dalam menyelesaikan Laporan Semester ini penulis mendapat dorongan

dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak yang telah

banyak memberikan bantuan terutama kedua orang tua yang selalu memberi

dukungan baik moril maupun materil dan kepada :

1. Bapak DR. K. Prihartono A.H, Drs.,S.Sos, MM selaku Direktur

Politeknik Piksi Ganesha Bandung.

2. Ibu Farida Gustini, dr.g., M.M., selaku Ketua Prodi Informatika Rekam

Medis di Politeknik Piksi Ganesha Bandung.

3. Aris Susanto, A.Md. Perkes.,ST.,M.M., selaku Dosen Pembimbing

Laporan Semester di Politeknik Piksi Ganesha Bandung.

4. Bapak dan Ibu Dosen selaku pengajar pada Politeknik Piksi Ganesha

Bandung.
5. Ibu Ariestya Febykania, A.Md. PM. Ikes., selaku Kepala Unit Rekam

Medis di Rumah Sakit Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung.

6. Seluruh Staf di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Khusus Bedah

Halmahera Siaga Bandung.

7. Teman-teman program studi Informatika Rekam Medis Politeknik Piksi

Ganesha Bandung khususnya kelas IRM XI/12 yang telah memberikan

motivasi dan berbagi pengetahuan kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat di Rencex Band, Anggi, Nurfalah, Rifky yang telah

memberikan dukungan moril dalam pembuatan laporan semester ini.

Semoga Laporan Semester ini berguna dan bermanfaat bagi siapa saja

terutama Rumah Sakit Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung.

Akhir kata kami berharap mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan

rahmat dan karunianya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan Laporan Semester dan semoga laporan ini dapat bermanfaat secara

maksimal. Terimakasih.

Bandung, Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR TIM PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

LEMBAR MOTO

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABELv

DAFTAR GAMBARi

DAFTAR LAMPIRANi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
1.2. Pokok Permasalahan
1.3. Pertanyaan Peneletian
1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Analisis permasalahan
1.6. Metode Penelitian
1.7. Waktu dan Tempat Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan Laporan

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Teori – teori Tentang Konsep, Analisis dan Perancangan
A. Konsep Rumah Sakit
B. Konsep Rekam Medis
C. Konsep Rawat Inap
D. Konsep Analisis Sistem
E. Konsep Perancangan Sistem
F. Konsep Implementasi Sistem
G. Basis Data (DataBase)
H. Jaringan Komputer
I. Konsep Pemodelan Perangkat Lunak
2.2. Teori – Teori Tentang Aplikasi
A. Analisis Rekam Medis
B. Kelengkapan Rekam Medis

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN


3.1 Tinjauan Organisasi61
A. Sejarah RSKB Halmahera Siaga Bandung
B. Visi, Misi, dan Tujuan RSKB Halmahera Siaga Bandung
C. Struktur organisasi
D. Tugas Pokok Jabatan
3.2 Uraian Prosedur
A. Analisis Keluaran
B. Analisis Berbasis Object
C. Analisis Permasalahan
D. Kesimpulan Hasil Analisis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 keterangan Diagram Use Case...............................................................41

Tabel 2.2 keterangan Activity Diagram.................................................................42

Tabel 2.3 Keterangan Diagram Kelas...................................................................44

Tabel 2.4 keterangan Squence Diagram................................................................47

Tabel 3.1 Deskripsi Pendefinisian Aktor...............................................................66

Tabel 3.2 Definisi Use Case..................................................................................67

Tabel 3.3 Deskripsi class Diagram........................................................................69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.0 Macam-Macam Diagram UML..........................................................39


Gambar 3.0 Struktur Organisasi RSKB Halmahera Siaga Bandung.....................64

Gambar 3.1 Use case Sistem Kelengkapan Rekam medis.....................................66

Gambar 3.2 Activity diagram Kelengkapan Rekam Medis Pasien........................68

Gambar 3.3 Class Diagram Data Kelengkapan Rekam medis Pasien...................69

Gambar 3.4 Diagram Sequence Kelengkapan Rekam Medis Pasien.....................71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Praktek Kerja Lapangan..................................................81


Lampiran 2 : Lembar Penilaian dan Daftar Hadir..............................................82

Lampiran 3 : Lembar Pengajuan Judul dan Dosen Pembimbing.......................83

Lampiran 4 : Catatan Konsultasi Bimbingan.....................................................84

Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Praktek Kerja Lapangan..............................85

Lampiran 6 : Form check list Analisa Kuantitatif Rekam Medis Rawat Inap...86

Lampiran 7 : Prosedur Analisa dan Assembling Rekam Medis........................87

Lampiran 8 : Prosedur Pengisian Rekam Medis................................................88

Lampiran 9 : Prosedur Penerimaan Rekam Medis dari Instalasi Rawat Inap....89

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan di era globalisasi ini mengakibatkan terjadinya

peningkatan kebutuhan informasi yang cepat dan efisian di semua sektor

kehidupan. Perkembangan informasi yang sangat pesat ini menuntut

diubahnya sistem secara manual menjadi sistem terkomputerisasi. Demikian

pula halnya dalam bidang kesehatan.

Kesehatan merupakan keinginan semua orang, baik itu perorangan,

keluarga, maupun masyarakat. Menurut UU kesehatan RI No.23 tahun 1992

“sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.

Dan juga setiap orang berhak atas kesehatan. Untuk mewujudkan keadaan

sehat tersebut, maka perlu diselenggarakan sarana pelayanan kesehatan,

salah satu sarana pelayanan kesehatan adalah rumah sakit.

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam undang-undang

No. 44 tahun 2009 rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan untuk semua bidang dan jenis penyakit. Sedangkan

rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama
pada suatu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Berdasarkan PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008

tentang rekam medis, setiap pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit

diwajibkan untuk menyelenggarakan rekam medis. Sistem pelayanan rekam

medis adalah suatu sistem yang mengorganisasikan formulir, catatan, dan

laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan

dokumen yang dibutuhkan manajemen rumah sakit dan dilaksanakan untuk

pasien yang dipandang sebagai manusia seutuhnya.

Dan didalam PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008

Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam

pelayanan kesehatan kumpulan dari catatan itu adalah Kelengkapan Rekam

Medis. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi pasien

karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam

menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan

lainnya. Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai

aturan yang berlaku.

Dalam rekam medis yang lengkap, dapat diperoleh informasi-

informasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Keperluan

tersebut diantaranya adalah sebagai bahan pembuktian dalam perkara

hukum, bahan penelitian dan pendidikan, serta dapat digunakan sebagai alat

untuk analisis dan evaluasi terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh

rumah sakit.
Di RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung, masih terdapat

berkas rekam medis yang tidak lengkap, seperti tanda tangan dokter dan

nama dokter dalam pengisiannya tidak lengkap sehingga sangat

berpengaruh terhadap informasi yang dibutuhkan pasien dan dalam laporan

yang dibuat oleh rumah sakit tersebut. Agar rekam medis terisi dengan tepat

dan sesuai dengan kewenangan dan keakuratan data, perlu adanya kebijakan

dari instansi atau pihak rumah sakit yang bersangkutan tentang kewenangan

pengisian rekam medis, yang berisi tentang riwayat penyakit, pemeriksaan

fisik, perjalanan penyakit, tanda tangan dokter yang menerima dan atau

merawat pasien.

Sistem Informasi kelengkapan berkas rekam medis rawat inap yang

ada Di Rumah Sakit Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung belum

seluruhnya menggunakan sistem terkomputerisasi sehingga pengelolaannya

belum optimal.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul

“ANALISIS SISTEM INFORMASI PEMERIKSAAN

KELENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HALMAHERA SIAGA

BANDUNG”.

1.2. Pokok Permasalahan

Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil pokok

permasalahan adalah bagaimana sistem informasi pemeriksaan kelengkapan


berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Halmahera

Siaga Bandung.

1.3. Pertanyaan Peneletian

Adapun beberapa pertanyaan penelitian yang biasanya digunakan

untuk dapat mengetahui masalah adalah sebagai berikut :

A. Bagaimana prosedur kelengkapan pengisian berkas Rekam Medis

rawat inap di RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung?

B. Bagaimana sistem informasi kelengkapan pengisian berkas rekam

medis rawat inap di RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung?

C. Permasalahan apa saja yang ditemukan dalam prosedur dan

perancangan sistem informasi kelengkapan pengisian berkas Rekam

Medis rawat inap di RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung?

D. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam

sistem informasi kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap

di RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung saat ini?

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

Berpijak dari pokok permasalahan yang telah diuraikan diatas,

maka tujuan dilakukannya praktek kerja lapangan ini adalah untuk


mengetahui Mengidentifikasi prosedur sistem informasi kelengkapan

pengisian berkas Rekam Medis rawat inap di RS. Khusus Bedah

Halmahera Siaga Bandung yang sedang berjalan, Sedangkan Tujuan

khususnya adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur kelengkapan pengisian berkas Rekam

Medis rawat inap di RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung

sehingga diketahui proses informasi pada tiap sub sistemnya.

2. Untuk mengetahui sistem informasi kelengkapan pengisian berkas

Rekam Medis rawat inap di RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga

Bandung.

3. Untuk mengetahui permasalahan yang ditemukan dalam sistem

informasi kelengkapan pengisian berkas Rekam Medis rawat inap

di RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung.

4. Untuk mengetahui upaya apa yang telah dilakukan dalam

menyelesaikan permasalahan analisis sistem informasi kelengkapan

pengisian berkas Rekam Medis rawat inap di RS. Khusus Bedah

Halmahera Siaga Bandung.

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis
Dapat melatih kemampuan penulis dalam mengungkapkan

ide, gagasan dan pendapatnya selama pelaksanaan

Observasi/Praktek Kerja Lapangan terutama mengenai sistem

informasi kelengkapan berkas rekam medis di RS. Khusus Bedah

Halmahera Siaga Bandung dan penelitian ini juga bagi penulis

merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang

diperoleh selama perkuliahan sebagai penunjang profesionalisme

memasuki dunia kerja.

2. Bagi RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung

Sebagai bahan pertimbangan bagi rumah sakit dalam

pengembangan sistem informasi rekam medis khususnya di

kegiatan kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap di

Rumah Sakit Halmahera Bandung.

3. Bagi Akademik

Sebagai ilmu, referensi maupun wawasan bagi institusi,

seluruh mahasiswa dan masyarakat luas tentang Sistem Informasi

Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di

Rumah Sakit Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Analisis permasalahan


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis selama

Observasi/Praktek Kerja Lapangan (PKL), maka penulis menentukan

ruang lingkup dari permasalahan yang ada pada sistem informasi

kelengkapan pegisian berkas rekam medis rawat inap agar tidak keluar

dari perancangan sistem informasi yang telah direncanakan. Adapun

batasan permasalahan dari sistem yang dirancang yang telah

ditentukan yaitu:

1. Tidak Membahas Berkenaan dengan Rawat Jalan

2. Tidak Membahas sistem Informasi Gawat Darurat.

1.6. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan penulis dalam Laporan Semester

ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Studi Lapangan

Menurut Notoatmodjo (2010:131) “observasi adalah suatu hasil

perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari

rangsangan.”

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan dan observasi

secara langsung pada objek yang akan diteliti yaitu di RS. Halmahera

bandung.
2. Metode Wawancara (Interview)

Menurut Notoatmodjo (2010:139) “Wawancara adalah suatu

metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti

mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang

sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka

dengan orang tersebut (face to face).”

Pada penelitian ini penulis langsung melakukan tanya jawab

dengan pihak-pihak terkait seperti pembimbing lapangan dan petugas

yang memiliki tanggung jawab di RS. Halmahera Bandung.

3. Metode Studi Pustaka

Untuk melengkapi data yang diperlukan oleh punulis, penulis

melakukan studi pustaka yaitu suatu metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan klasifikasi bahan–bahan tertulis yang berhubungan

dengan permasalahan baik dari sumber dokumen, buku-buku, internet,

dan pustaka lainnya yang bisa digunakan.

1.7. Waktu dan Tempat Penelitian

A. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian dengan cara Observasi yang

dilakukan pada tanggal 13 Oktober – 13 Desember 2014 di RS. Khusus

Bedah Halmahera Siaga Bandung.

.B. Tempat Penelitian


RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung, Jl. L.L.R.E.

Martadinata No 28 Bandung.

1.8. Sistematika Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang penulisan penulisan, pokok

pelaksanaan observasi dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian tentang teori-teori tentang konsep analisis, teori-

teori tentang aplikasi dan tahapan analisis.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi uraian profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, unit

kerja dan tugas pokok, stuktur organisasi perusahaan, analisis

permasalahan dan serta analisis perancangan sistem informasi.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan

serta memberikan saran-saran mengenai masalah yang dihadapi.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori – teori Tentang Konsep, Analisis dan Perancangan

A.

A. Konsep Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan

yang juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan

yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan

pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif)


dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu serta berkesinambungan.

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah

sakit umum mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna.

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya

manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian

pelayanan kesehatan.

B. Konsep Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan


dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan
kesehatan. Menurut Hatta (2011 : 73).

Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang

dimaksud rekam medis adalah :

Berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas


pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
“The medical record today is a compilation of pertinent facts
of a patient’s life and health history, including past and present
illness(es) and treatment(s), written by the health profesionals
contributing to that patient’s care”. Menurut Huffman (1994 : 33)

1. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis menurut Depkes RI Dirjen Bina

Yanmed (2006 : 13) adalah

“menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka


upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit”.
Tanpa didukung suatu sistem pengolahan rekam medis yang
baik dan benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah
sakit sebagaimana yang diharapkan”.
Tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan didalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

2. Kegunaan Rekam Medis

Menurut Dirjen Bina Yanmed (2006 : 13) kegunaan rekam

medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:


a. Aspek Administrasi

Didalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi,

karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang

dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis

dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena

catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk

merencanakan pengobatan atau perawatan yang diberikan

kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan

serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit

medis, manajemen resiko klinis serta keamanan atau

keselamatan pasien dan kendali biaya.

c. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena

isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum

atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakan hukum

serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk menegakan

keadilan, Rekam Medis adalah milik Dokter dan Rumah Sakit

sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, Tindakan dan pelayanan lain yang

telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang

dapat di miliki oleh pasien sesuai denga perturan dan


perundang-undangan yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI

No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1), Penjelasan).

d. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena

isinya mengandung data atau informasi yang dapat digunakan

sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis dengan aspek

keuangan sangat erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta

tindakan-tindakan apa saja yang telah dibeikan kepada seorang

pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit, oleh karena

itu penggunaan sistem teknologi komputer di dalam proses

penyelenggaraan rekam medis sangat diharapkan sekali untuk

di terapkan pada setiap instansi pelayanan kesehatan.

e. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena

isinya menyangkut data dan informasi yang dapat di

pergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

f. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena

isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan

kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang di berikan

kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai


bahan atau referensi pengajaran di bidang profesi pendidikan

kesehatan.

g. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempuyai nilai dokumentasi,

karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di

dokumentasikan dan di pakai sebagai bahan pertanggung

jawaban dan laporan rumah sakit.

3. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis

a. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medis No.

78/YanMed/RS Umum Dik/YNU/1/1991 tentang Pelaksanaan

Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.

b. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

c. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1996 tentang Wajib

Simpan Rahasia Kedokteran.

d. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik kedokteran

Pasal 46 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap dokter atau

dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib

membuat rekam medis.

e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/Menkes/Per/III/2008

tentang Rekam Medis.

4. Pertanggungjawaban Rekam Medis

a. Tanggungjawab dokter yang merawat.

Pengisian dapat didelegasikan kepada asisten yang


dibawah dokter yang merawat, tetapi tanggungjawab utama

tetap ada ditangan dokter yang merawat.

b. Tanggungjawab Petugas Rekam Medis.

Praktisi rekam medik wajib memiliki wawasan

pengetahuan yang luas. Dengan adanya perpaduan

pengetahuan administrasi rekam medik yang mendalami dasar

ilmu medis dan kesehatan serta informasi kesehatan,

keterlibatan erat praktisi rekam medik dalam berbagai kegiatan

yang berhubungan dengan audit medis di mana salah satu

unsurnya adalah proses pengevaluasian berkas rekam medis

menurut Hatta, (1993:26).

Menurut Ditjen Yanmed, (1997:24) Dalam proses

pengevaluasian, petugas rekam medik berpedoman pada

1) Semua diagnosis ditulis dengan benar pada lembaran

masuk dan keluar, sesuai dengan terminologi yang

dipergunakan. Simbol dan singkatan jangan dipergunakan.

2) Dokter yang merawat menulis tanggal, nama dan tanda

tangannya.

3) Laporan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik dalam

keadaan lengkap dan berisi semua data penemuan baik

yang positif maupun negatif.

4) Catatan perkembangan memberikan gambaran kronologis

dan analisa klinis.


5) Hasil laboratorium dan x Ray dicatat tanggalnya serta

ditanda tangani oleh pemeriksa.

6) Semua tindakan pengobatan medis ataupun tindakan

pembedahan harus dicantumkan tanggal serta ditanda

tangani.

7) Semua konsultasi harus dilaksanakan sesuai peraturan staf

medis dan diberi tanggal dan ditanda tangani.

8) Catatan perawat tentang observasi dan pengobatan yang

diberikan harus lengkap.

9) Resume medis telah ditulis saat pasien pulang.

c. Komite Medis

Menganalisa semua permasalahan yang berhubungan

dengan pelayanan medis, selain itu juga sebagai badan yang

membantu dalam menyelesaikan semua masalah di rumah

sakit yang berhubungan dengan pelayanan medis.

d. Sub Komite/ Panitia Rekam Medis

Tugas Sub Komite/Panitia Rekam Medis yaitu:

1) Memberikan saran-saran dan pertimbangan dalam cara

penyimpanan rekam medis dan menjamin bahwa semua

informasi dicatat sebaik-baiknya dan tersedianya data

yang diperlukan untuk menilai pelayanan yang diberikan

kepada seorang pasien.


2) Memberikan usulan dan membantu melakukan perubahan-

perubahan formulir rekam medis.

3) Menjamin telah dijalankannya dengan baik penyimpanan

rekam medis, pembuatan indeks dan tersedianya rekam

medis dari semua pasien.

4) Membina kerja dengan ahli hukum dalam hal hubungan

keluar dan pengeluaran data/keterangan untuk badan di

luar rumah sakit.

5. Indikator Mutu Rekam Medis

Adapun uraian indikator-indikator tersebut adalah sebagai


berikut :

a. Kelengkapan isian rekam medis Menurut (Permenkes

No.269/2008)

1) Identitas pasien, berisi nama pasien, nama keluarga pasien,

alamat, jenis kelamin, tanggal lahir, agama, pekerjaan,

pendidikan, status perkawinan, cara pembayaran.

2) Tanggal dan waktu pemeriksaan

3) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan

dan riwayat penyakit

4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

5) Diagnosis

6) Rencana Penatalaksanaan

7) Pengobatan dan/atau tindakan


8) Persetujuan tindakan medik (bila diperlukan tindakan

medik)

9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan

10) Ringkasan pulang (discharge summary)

11) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga

kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

12) Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

tertentu

13) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram

klinik.

b. Keakuratan

Keakuratan adalah ketepatan catatan rekam medis,

dimana semua data pasien ditulis dengan teliti, cermat, tepat

sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

c. Tepat Waktu

Pencatatan berkas rekam medis harus teliti dan setelah

pasien pulang harus dikembalikan ke Sub Bagian Rekam

Medik tepat waktu sesuai dengan peraturan yang ada.

d. Memenuhi Persyaratan Aspek Hukum.

Rekam medis harus memenuhi persyaratan aspek

hukum (Permenkes No.269/2008) yaitu :

1) Penulisan rekam medis tidak memakai pensil

2) Penghapusan tidak ada


3) Coretan hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan

tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan

4) Ada tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga

kesehatan tertentu yang bersangkutan

5) Ada nama, waktu, dan tanda tangan dokter, dokter gigi

atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan

pelayanan kesehatan secara langsung

6) Ada tanggal dan waktu pemeriksaan dan tindakan

7) Ada lembar persetujuan tindakan

6. Isi Rekam Medis

Isi rekam medis merupakan catatan keadaan tubuh dan

kesehatan, termasuk data tentang identitas dan data medis seorang

pasien. Isi rekam medis menurut peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 untuk pasien Rawat Inap pada

sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat:

a. Identitas pasien

b. Tanggal dan waktu

c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

e. Diagnosis

f. Rencana Penatalaksanaan

g. Pengobatan dan/atau tindakan


h. Persetujuan tindakan bila diperlukan

i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan

j. Ringkasan pulang (discharge summary)

k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga

kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu

m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

7. Pengolahan Rekam Medis

Pengolahan data yaitu kegiatan proses mengubah data yang

diperoleh baik dan pengumpulan data primer, sekunder menjadi

bentuk-bentuk penyajian data yang informatif. Proses pengolahan

rekam medis menurut Depkes RI Dirjen Yanmed (2006:57)

meliputi:

a. Perakitan (assembling),

b. Pemberian Kode (coding),

c. Indeksing,

d. Pelaporan Rurnah Sakit,

e. Korespondensi Rekam Medis, dan

f. Analisa Rekam Medis.

C. Konsep Rawat Inap

1. Pengertian Rawat Inap


Menurut Azwar, (1996 : 75) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan rawat inap adalah “Pelayanan kedokteran
yang disediakan untuk pasien dalam bentuk Rawat Inap”.

2. Formulir Rekam Medis Rawat Inap

Menurut Dirjen Bina Yanmed (2006 : 46) formulir rekam

medis Rawat Inap minimal terdiri dari :

a. Identitas pasien.

b. Resume medis.

c. Riwayat penyakit dan pemeriksaan jasmani.

d. Laporan kematian (jika pasien meninggal).

e. Surat Keterangan Lahir.

f. Pengantar masuk rawat inap(surat rujukan)

g. Surat persetujuan rawat inap

h. Surat perpindahan pasien dari ruang perawatan (jika pasien

pindah ruang perawatan)

i. Informed consent (jika ada tindakan medis yang diberikan

kepada pasien)

j. Catatan dan intruksi dokter

k. Rekaman asuhan keperawatan

l. Catatan klinis

m. Formulir obstetri dan ginekologi (untuk pasien obgin)

n. Formulir Laporan Operasi

o. Formulir Hasil Penjunjang Medis


p. Copy resep

Menurut Dirjen Bina Yanmed (2006:48) Didalam berkas

rekam medis pasien rawat inap juga terdapat beberapa formulir

antara lain :

a. Ringkasan masuk dan keluar

Lembaran ringkasan masuk keluar ini sering disebut

ringkasan atau lembaran muka. Selalu menjadi lembaran

paling depan pada suatu berkas rekam medis. Lembaran ini

berisi informasi tentang identitas pasien, cara penerimaan

melalui cara masuk dikirim oleh, serta berisi ringkasan data

pada saat pasien keluar. Lembaran ini merupakan sumber

informasi untuk mengindeks rekam medis, serta menyiapkan

laporan rumah sakit. Informasi tentang identitas pasien

sekurang-kurangnya mencari hal-hal sebagai berikut :

1) Nama Pasien

2) Nomor rekam Medis

3) Tanggal Lahir

4) Jenis Kelamin

5) Pendidikan

6) Agama

7) Alamat

8) Pekerjaan

Informasi lain yang perlu dicatat, diantaranya :


1) Status Perkawinan

2) Keikutsertaan dalam ASKES/asuransi lain

3) Cara masuk (dikirim oleh)

4) Penanggung jawab

5) Alamat penanggung jawab

6) Nama keluarga terdekat

7) Alamat keluerga terdekat

8) Tanggal dan jam masuk ruang rawat inap

9) Tanggal dan jam keluar ruang rawat inap

10) Bagian/Spesialisasi

11) Ruang Rawat/Kelas perawatan

12) Lama di rawat

13) Diagnosa akhir

a) Diagnosa primer :

b) Diagnosa Sekunder :

c) Komplikasi :

14) Operasi/Tindakan

15) Anestesi yang diberikan (jika ada)

16) Infeksi nosokomial dan penyebabnya (jika ada)

17) Immunisasi yang pernah didapat

18) Immunisasi yang pernah diperoleh selama dirawat

19) Transfusi darah (jika ada)

a) Jenis golongan darah :


b) Resus :

c) Jumlah cc :

20) Keadaan keluar : Hidup/Mati

21) Nama dan tanda tangan dokter yang merawat

Informasi yang menyangkut identitas dan prosedur

pada saat masuk dicatat oleh petugas di tempat penerimaan

pasien rawat inap sedangkan informasi yang diperoleh selama

pasien dirawat sampai keluar dari ruang rawat inap, pencatatan

dilakukan oleh perawat di ruang perawatan.

b. Catatan Perkembangan

Menurut Dirjen Bina Yanmed (2006 : 50) catatan

perkembangan mencatat secara spesifik perkembangan

penyakit pasien yang ditulis dan di tanda tangani oleh dokter,

catatan pertama dimulai dengan catatan pada saat pasien

masuk, dan pencatatan selanjutnya adalah perkembangan

pasien selama masa perawatan di rumah sakit sampai dengan

pasien keluar dari rumah sakit atau meninggal. Catatan

perkembangan pasien digunakan untuk mengetahui ringkasan

keadaan umum pasien pada saat masuk hingga keluar,

termasuk informasi-informasi penting yang belum tercatat

pada anamnesa dan pemeriksaan fisik. Informasi tersebut bisa

didapat dari keluarga pasien, dokter yang mengirim atau dari

rumah sakit lain. Catatan perkembangan pasien harus dibuat


setiap hari selama pasien dalam masa perawatan, setiap

beberapa jam selama fase akutnya seorang pasien, dan

seterusnya sesuai dengan perkembangan kesehatan pasien itu

sendiri. Semua tindakan yang dilakukan dicatat jam, tanggal

dan jenis tindakan yang diberikan serta harus ditanda tangani

oleh dokter pemeriksa.

c. Catatan Perawat/Bidan

Catatan Perawat/Bidan, digunakan oleh petugas

perawatan untuk mencatat pengamatan mereka terhadap pasien

dan pertolongan perawatan yang telah mereka berikan kepada

pasien. Catatan ini memberikan gambaran kronologis

pertolongan, perawatan, pengobatan yang diberikan dan reaksi

pasien terhadap tindakan tersebut. Catatan perawat berfungsi

sebagai alat komunikasi antara sesama perawat, dan antara

perawat dengan dokter. Ada empat kegunaan catatan

perawatan/Bidan, yaitu :

1) Mencatat keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter.

2) Menghemat waktu bagi dokter dan mencegah timbulnya

kekeliruan, dengan adanya catatan perawat/bidan tersebut

dapat terlihat gambaran pasien dari waktu ke waktu.

3) Sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan perawat. Setiap

perawat harus mencatat apa-apa tindakan yang telah

dilakukan sesuai dengan perintah dokter. Sehingga dokter


dapat melihat hasilnya dan menentukan tindakan

pengobatan selanjutnya. Untuk pembuktian secara hukum,

catatan perawat/bidan berguna sebagai bukti pertolongan

yang diberikan maupun bukti reaksi pasien terhadap

pertolongan tersebut.

4) Sebagai salah satu indikator kelengkapan berkas rekam

medis. Catatan perawat/bidan dimulai pada saat pasien

masuk ruang perawatan dan meliputi :

a) Tanggal, bulan, tahun dan jam

b) Catatan-catatan tentang keadaan pasien, serta gejala-

gejala yang tampak

c) Tindakan/pengobatan yang dilakukan

Selama seorang pasien dirawat di rumah sakit, catatan

perawat/bidan harus memuat observasi harian seorang pasien,

juga catatan rekam medis asli dan terapi/pengobatan yang

diberikan.

d. Lembaran grafik

Lembaran grafik memberikan gambaran kepada dokter

tentang suhu, nadi, dan pernafasan seorang pasien.

Pengisiannya dilakukan oleh perawat, dimulai pada saat pasien

masuk dirawat. Dalam lembaran grafik ini juga dicatat data-

data tekanan darah, pemasukan dan pengeluaran cairan,


defikasi, informasi kunjungan dokter, spesimen untuk

laboratorium, diet, dll.

e. Ringkasan Keluar/Resume medis

Ringkasan keluar dapat ditulis pada bagian akhir

catatan perkembangan atau dengan lembaran tersendiri.

Tujuan dibuatnya resume ini adalah :

1) Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medik dengan

kualitas yang tinggi serta sebagai bahan referensi yang

berguna bagi dokter yang menerima, apabila pasien

tersebut dirawat kembali dirumah sakit.

2) Sebagai bahan penilaian staf medis rumah sakit.

3) Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau

perorangan tentang perawatan seorang pasien, misalnya

dari Perusahaan Asuransi (dengan persetujuan pimpinan).

4) Untuk diberikan tembusan kepada sistem ahli yang

memerlukan catatan tantang pasien yang perna mereka

rawat.

Resume ini harus disingkat dan hanya menjelaskan

informasi penting tentang penyakit, pemeriksaan yang

dilakukan dan pengobatannya. Resume ini harus di tulis segera

setelah pasien keluar dan isinya menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut :
1) Mengapa pasien masuk rumah sakit (pertanyaan klinis

singkat tentang keluhan utama dan riwayat penyakit

sekarang).

2) Apakah hasil-hasil penting pemeriksaan laboratorium,

rontgen dan fisik (hasil negatif mungkin sama pentingnya

dengan hasil positif).

3) Apakah pengobatan medis maupun operasi yang diberikan

(termasuk respon pasien, komplikasi dan konsultasi).

4) Bagaimana keadaan pasien pada saat keluar (perlu berobat

jalan, mampu bergerak sendiri, mampu untuk bekerja).

5) Apakah anjuran pengobatan/perawatan yang diberikan

(nama obat dan dosisnya, tindakan pengobatan lainnya.

Dirujuk kemana, perjanjian untuk datang lagi).

D. Konsep Analisis Sistem

1. Definisi Sistem

Pengertian sistem menurut Sutanta (2003 : 4) Secara umum

sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan

atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang

dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu

kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai satu

tujuan.
Menurut Huffman (1994 : 485) “a system is a group of

interrelated elements which work together to accomplish

something”.

Menurut Sutanta (2003 : 4) suatu sistem mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

a. Mempuyai komponen (components)

Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian

penyusun sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata

atau abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem,

dapat berupa orang, benda, hal atau kejadian yang terlibat di

dalam sistem.

b. Mempunyai batas (boundary)

Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem

dengan sistem yang lain.

c. Mempunyai lingkungan (environments)

Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar

sistem.

d. Mempunyai penghubung/antar muka (interface)

Penghubung / antar muka merupakan sarana yang

memungkinkan setiap komponen saling berinteraksi dan

berkomunikasi dalam rangka menjalankan fungsi masing-

masing komponen. Dalam dunia komputer, penghubung / antar

muka dapat berupa berbagai macam tampilan dialog layar


monitor yang memungkinkan seseorang dapat dengan mudah

mengoprasikan sistem aplikasi komputer yang digunakannya.

e. Mempunyai masukan (input)

Yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem

sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk

menghasilkan keluaran yang berguna.

f. Mempunyai pengolahan (processing)

Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai

peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran

yang berguna bagi para pemakainya.

g. Mempunyai keluaran (output)

Keluaran adalah informasi yang dihasilkan oleh program

aplikasi yang akan digunakan oleh para pemakai sebagai bahan

pengambilan keputusan.

h. Mempunyai sasaran (objective) dan tujuan (goal)

Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja

sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan

tujuan sistem. Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai

oleh sistem untuk jangka waktu yang relatif pendek.

Sedangkan tujuan merupakan kondisi / hasil akhir yang ingin

dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang panjang. Dalam

hal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap tahap tertentu

yang mendukung upaya pencapaian tujuan.


i. Mempunyai kendali (control)

Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap

bekerja sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini

bisa dilakukan jika ada bagian yang berperan menjaganya,

yaitu bagian kendali yang mempunyai peran utama menjaga

agar proses dalam sistem dapat berlangsung normal sesuai

batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.

j. Mempunyai umpan balik (feed back)

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem

untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem

dan pengembaliannya ke dalam kondisi normal.

E. Informasi

Menurut McFadden (Kadir, 2002 : 31) “Informasi adalah data


yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan
pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”.

“Informations is defined as data which have been processed.


Informastion is data that have been manipulated in a formal,
intelligent way so the result are directly useful”. Menurut Huffman
(1994 : 485)

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian

(event) adalah suatu yang terjadi pada saat yang tertentu.

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung

pada hal-hal berikut:

1. Informasi harus akurat (accurate), informasi harus bebas dari

kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.


2. Informasi harus tepat waktu (timeliness), informasi yang datang

pada penerima tidak boleh terlambat.

3. Informasi harus relevan (relevance), informasi tersebut mempunyai

manfaat untuk pemakainya.

Suatu informasi dikatakan bernilai (value of

information) bila manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan

biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya

dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost-

benefit.

F. Sistem Informasi

“Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang

pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi”. Menurut

Ladjamudin ( 2005 : 13)

Pada sistem mempunyai beberapa komponen yang berkenaan

dengan sistem komputerisasi. Menurut Gordon B. Davis, beberapa

komponen yang digunakan untuk melengkapi suatu sistem yaitu:

1. Perangkat Keras (Hardware)

2. Perangkat Lunak (Software)

3. Database

4. Prosedur

5. Personil

Personil dapat terdiri dari beberapa bagian:


a. Pimpinan Sistem Informasi (EDP Manager/IT Manager),

merupakan orang yang merencanakan, mengorganisasikan,

menyusun staff, mengarahkan dan mengendalikan di dalam

organisasinya.

b. Sistem Analis (Analyst System), bekerja sama dengan pemakai

mengembangkan sistem baru dan memperbaiki sistem yang

ada sekarang ini. Analisis sistem adalah pakar dalam

menidentifikasi masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis

mengenai cara komputer membantu pemecahan masalah.

c. Pemogram (Programmer), menggunakan dokumentasi yang

disiapkan oleh analis sistem untuk membuat kode instruksi-

instruksi yang menyebabkan komputer mengubah data menjadi

informasi yang diperlukan pemakai.

d. Operator Komputer (Computer Operator), menangani

peralatan komputer berskala besar seperti komputer mainframe

dan mini computer. Operator memantau layar komputer,

mengganti ukuran-ukuran kertas di printer, mengelola

perpustakaan tape dan disk storage, serta melakukan tugas-

tugas serupa lainnya.

e. Data Entry, user yang bertugas memasukkan data ke dalam

database malalui software aplikasi yang disediakan.

f. Teknisi Komputer, bagian yang bertugas me-maintance

peralatan komputer yang ada seperti PC, Printer dan lain-lain.


G. Konsep Perancangan Sistem

Menurut Ladjamudin (2005:6) Kegiatan yang dilakukan dalam

tahap perancangan ini meliputi:

1. Perancangan keluaran

Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-

keluaran yang akan digunakan oleh sistem, keluaran tersebut

berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi

laporan yang diperlukan.

2. Perancangan Masukan

Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data

masukan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem, data-data

masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur dan lain-

lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemprosesan

sistem, pada tahap ini perlu juga ditentukan format data masukan

agar sesuai dengan kebutuhan sistem.

3. Perancangan File

Perancangan file masuk dalam bagian perancangan basis

data yang di awali dengan merancang diagram hubungan antara

entitas (bias menggunakan ERD versi Chen atau versi James

martin) setelah itu melakukan uji normalisasi dari 1-NF sampai ke

5-NF, minimal sampai ke bentuk normalisasi ke-3 (3 NF), Seluruh


file yang telah lulus uji normalisasi yang harus dibuatkan

spesifikasi datanya.

H. Konsep Implementasi Sistem

Menurut Ladjamudin (2005:40) Tahap Implementation memiliki

beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi rancangan

logical kedalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang

akan di bangunnya atau dikembangkannya, lalu mengimplementasikan

sistem yang baru tersebut kedalam salah satu bahasa pemrograman

yang paling sesuai. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi

ini adalah pembuatan program dan test data, pelatihan, dan pergantian

sistem.

1. Programming dan Testing

Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan

menggunakan pseudocode yang ditulis dalam bahasa Indonesia

terstruktur atau bahasa inggris terstruktur. Perancangan algoritma

sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan top-down

(pemograman modelar). Setelah selesa pembuatan algoritma, maka

dibuatkan program aplikasi dengan menggunakan salah satu bahasa

pemograman terpilih.

Program yang telah selesai dibuatkan secara modular

tersebut perlu dibuatkan test data, dengan mengentri sejumlah data

ke dalam program tersebut, dan lihat hasilnya, serta cara


pemrosesan yang dilakukan oleh program yang baru dibuat

tersebut.

2. Training

End user yang akan mengoperasikan sistem baru tersebut

perlu dilatih secara keseluruhan. Materi pelatihan bias saja berupa

keuntungan dan kerugian sistem yang baru, tip dan trik

menggunakan sistem aplikasi yang baru, pengenalan sintaks dasar

dari bahasa pemrograman yang digunakan dalam aplikasi tersebut,

dan dokumen-dokumen yang akan digunkan dalam sistem yang

baru tersebut.

3. System changeover

Setelah seluruh sistem siap di operasikan dan seluruh end

user selesai dilatih, maka pada tahap ini dilakukan pergantian

sistem yang lama dengan sistem yang baru. Teknik pergantiannya

bias secara perlahan/bertahap atau secara keseluruhan.

I. Basis Data (DataBase)

Basis data adalah kumpulan data (elementer) yang terjadi secara

logik berkaitan dalam merepresentasikan fenomena/fakta secara

terstruktur dalam domain tertentu, menurut Herianto (1995 : 28)

Sistem manajemen berbasis data atau DBSM (Database

Management System) adalah “perangkat lunak untuk mendefinisikan,


menciptakan, mengelola, dan mengendalikan pengaksesan basisdata”,

menurut Heriyanto (2008 : 195)

J. Jaringan Komputer

Menurut Abdul kadir (2003:346) yang disebut jaringan

computer (computer network) adalah hubungan dua buah simpul

(umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah

untuk melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan

komputer memungkinkan untuk melakukan berbagai perangkat lunak,

perangkat keras, dan bahkan berbagai kekuatan pemrosesan.

K. Konsep Pemodelan Perangkat Lunak

Pada dunia pengembangan perangkat lunak juga diperlukan

pemodelan. Pemodelan perangkat lunak digunakan untuk

mempermudah langkah berikutnya dari pengembangan sebuah sistem

informasi sehingga lebih terencana. Selain itu, pemodelan perangkat

lunak juga digunakan untuk memvisualkan perangkat lunak yang akan

dibuat.

“Perangkat pemodelan adalah suatu model yang digunakan

untuk menguraikan sistem menjadi bagian-bagian yang dapat diatur dan

mengkomunikasikan ciri konseptual dan fungsional kepada

pengamat.”, menurut Rosa A.S-M.Shalahuddin (2011:116).


Peranan dari perangkat pemodelan itu sendiri yaitu perangkat

pemodelan dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara

pemakai dengan analis sistem maupun developer dalam

pengembangan sistem untuk dapat melakukan eksperimen

pengembangan sistem yang bersifat “trial and error”, dan pemodelan

tersebut dapat memprediksi bagaimana suatu sistem akan bekerja.

Adapun perangkat pemodelan dalam teknik berorientasi objek

ini adalah menggunakan Unified Modelling Language (UML). UML

muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk

menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi

dari sistem perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual untuk

pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan

menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.

Pada UML 2.0 tediri dari 9 macam diagram yang

dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-

macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.


UML 2.0 Diagram

Structure diagram Behavior Diagram Instraction Diagram

Class Diagram Use Case Diagram Sequence Diagram

Component Diagram Activity Diagram


Communication diagram

State machine diagram


Composite struktur diagram

Deployment diagram

Sumber : Prof.Dr.Ir.Imam Robandi,M.T (2010 : 67)

Gambar 2.0 Macam-Macam Diagram UML

Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut.

1. Structure Diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk

menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.

2. Behavior Diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk

menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang

terjadi pada sebuah sistem.

3. Interaction Diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan

untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun

interaksi antar subsistem pada suatu sistem.

Namun pada pembahasan analisis sistem informasi ini dibatasi

pada penjelasan 4 diagram saja, yaitu Usecase Diagram, Class


Diagram, Squence Diagram dan Activity Diagram. Dimana penjelasan

masing- masing diagram tersebut adalah sebagai berikut:

1. Use Case Diagram

Use case adalah salah suatu diagram yang ada dalam

UML (Unified Modeling Language). Use case atau diagram use

case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) aplikasi

perangkat lunak yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan

sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan aplikasi yang

akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui

fungsi atau proses apa saja yang ada di dalam sebuah aplikasi dan

siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi atau proses-

proses itu.

Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan

sesederhana mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada

use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case

atau proses.

a. Aktor merupakan orang, proses, atau aplikasi lain yang

berinteraksi dengan aplikasi yang akan dibuat di luar sistem

atau aplikasi itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah

gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.


b. Use case merupakan fungsi-fungsi atau proses-proses yang

disediakan aplikasi sebagai unit-unit yang saling bertukar

pesan atau berinteraksi antar unit, proses dan aktor.

Adapun nama yang ada pada diagram use case yaitu:

Tabel 2.1 keterangan Diagram Use Case


No GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Actor Menspesifikasikan himpuan peran
yang pengguna mainkan ketika
berinteraksi dengan use case.
2 Dependency Hubungan dimana perubahan
yang terjadi pada suatu elemen
mandiri (independent) akan
mempengaruhi elemen yang
bergantung padanya elemen yang
tidak mandiri (independent).
3 Generalization Hubungan dimana objek anak
(descendent) berbagi perilaku dan
struktur data dari objek yang ada
di atasnya objek induk (ancestor).
4 <<Include>> Menspesifikasikan bahwa use case
sumber secara eksplisit.
5 <<Extend>> Menspesifikasikan bahwa use case
target memperluas perilaku dari
use case sumber pada suatu titik
yang diberikan.
6 Association Apa yang menghubungkan antara
objek satu dengan objek lainnya.
7 System Menspesifikasikan paket yang
menampilkan sistem secara terbatas.

8 Use Case Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang


ditampilkan sistem yang
menghasilkan suatu hasil yang
terukur bagi suatu aktor
9 Collaboration Interaksi aturan-aturan dan elemen
lain yang bekerja sama untuk
menyediakan prilaku yang lebih
besar dari jumlah dan elemen-
elemennya (sinergi).
10 Note Elemen fisik yang eksis saat aplikasi
dijalankan dan mencerminkan suatu
sumber daya komputasi

Sumber : Yuni Sugiarti S.T.M.Kom (2013:42)

2. Activity Diagram

Diagram aktivtas atau activity diagram menggambarkan

workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau

proses bisnis. Yang perlu diperhatikan di sini adalah adalah bahwa

diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang

dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

Tabel 2.2 keterangan Activity Diagram

No GAMBAR NAMA KETERANGAN


1 Actifity Memperlihatkan bagaimana masing-
masing kelas antarmuka saling
berinteraksi satu sama lain
2 Action State dari sistem yang mencerminkan
eksekusi dari suatu aksi
3 Initial Node Bagaimana objek dibentuk atau
diawali.
4 Actifity Final Bagaimana objek dibentuk dan
Node dihancurkan
5 Fork Node Satu aliran yang pada tahap tertentu
berubah menjadi beberapa aliran

Sumber : Yuni Sugiarti S.T.M.Kom (2013:79)

Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk

mendefinisikan hal-hal berikut:

a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang

digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang

didefinisikan.
b. Urutan atau pengelompokkan tampilan dari sistem atau

userinterface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki

sebuah rancangan antarmuka tampilan.

Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap

memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus

ujinya.

3. Class Diagram

Diagram kelas menggambarkan struktur aplikasi

berorientasi objek dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan

dibuat untuk membangun aplikasi. Kelas memiliki apa yang

disebut atribut dan metode atau operasi. Atribut merupakan

variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas, operasi atau

metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas. Berikut

adalah nama-nama yang ada di diagram kelas:

Tabel 2.3 keterangan Diagram Kelas


No GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Paket (Package) Package merupakan sebuah
bungkusan dari satu atau lebih
kelas.
2 Kelas(Class) Class adalah blok - blok
pembangun pada pemrograman
berorientasi obyek.Sebuah class
digambarkan sebagai sebuah kotak
yang terbagi atas 3 bagian. Bagian
atas adalah bagian nama dari class.
Bagian tengah mendefinisikan
property/atribut class. Bagian akhir
mendefinisikan methodmethod dari
sebuah clas.
3 Antarmuka Sama dengan konsep interface
(interface) dalam pemrograman berorientasi
objek

4 Asosiasi Sebuah asosiasi merupakan sebuah


(association) relationship paling umum antara 2
class dan dilambangkan oleh
sebuah garis yang menghubungkan
antara 2 class. Garis ini bisa
melambangkan tipe-tipe
relationship dan juga dapat
menampilkan hukum-hukum
multiplisitas pada sebuah
relationship.
5 Asosiasi berarah Relasi antar kelas dengan makna
(directed
kelas yang satu digunakan oleh
association)
kelas yang lain, asosiasi biasanya
juga disertai dengan multiplicity.
6 Generalisasi(Ge Relasi antar kelas dengan makna
neralization) generalisasi-spesialisasi (umum
khusus)
7 Kebergantung- Relasi antar kelas dengan makna
an(dependency) kebergantungan antar kelas

8 Agregasi Relasi antarkelas denagn makna


(aggregation) semua bagian ( whole – part ).

Sumber : Prof.Dr.Ir.Imam Robandi,M.T (2010 : 189)

Kelas – kelas yang ada pada struktur aplikasi harus dapat

melakukan fungsi – fungsi sesuai dengan kebutuhan aplikasi.


Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas sebaiknya

memiliki jenis – jenis kelas sebagai berikut:

a. Kelas main

Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika

aplikasi dijalankan.

b. Kelas yang menangani tampilan aplikasi

Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke

pemakai.

c. Kelas umum untuk koneksi ke basis data

Kelas hanya sebatas membuka koneksi, mengeksekusi

query, dan menutup koneksi tanpa ditentukan akses ke setiap

tabel.

d. Kelas yang menangani utilitas

Kelas yang mendefinisikan proses-proses atau

fungsi- fungsi yang digunakan banyak proses, misalnya fungsi

untuk mengubah bulan dalam format bahasa inggris ke format

bahasa Indonesia.

e. Kelas yang diambil dari pendefinisian usecase

Kelas yag menangani fungsi-fungsi atau proses-proses

yang harus ada diambil dari pendefinisian usecase,

kelas ini biasanya berisi metode-metode atau fungsi-fungsi

yang diperlukan dalam memproses fungsi-fungsi aplikasi.

f. Kelas yang diambil dari pendefinisian data


Kelas yang digunakan untuk memegang atau

membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil

maupun akandisimpan ke basis data, dibuat kelas untuk setiap

tabel yang didefinisikan di CDM atau jika bisa disatukan

beberapa tabel dengan pertimbangan analisis yang mungkin.

Biasanya kelas jenis ini merupakan hasil turunan dari kelas

koneksi ke basis data karena sudah ditentukan

pengaksesannya sebatas pada tabel tertentu. Atribut-atribut

kelas data merupakan kolom- kolom dari tabel yang diacu.

Metode-metode atau fungsi- fungsi dalam kelas data biasanya

merupakan metode set yang berarti mengisikan data pada

atribut kelas, dan get yang berarti mengambil nilai atribut

kelas, agar atribut tidak diakses langsung oleh kelas lain.

4. Squence Diagram

Diagram sekuensial atau sequence diagram digunakan

untuk menunjukkan aliran fungsionalitas dalam use case. Diagram

sekuensial adalah diagram yang disusun berdasarkan urutan waktu.

Kita membaca diagram sekuensial dari atas ke bawah. Setiap

diagram sekuensial mempresentasikan suatu aliran dari beberapa

aliran di dalam use case. Kita dapat membaca diagram ini dengan

memperhatikan obyek-obyek dan pesan-pesan yang ada di diagram.


Obyek yang terlibat dalam aliran ditunjukkan dengan bujur sangkar

yang ada di atas diagram. Nama-nama sequence diagram

diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.4 keterangan Squence Diagram


No GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Object Object atau biasa juga disebut
(Partisipan) partisipan merupakan instance dari
sebuah class dan dituliskan tersusun
secara horizontal. Digambarkan
sebagai sebuah class (kotak) dengan
nama objek didalamnya yang
diawali dengan sebuah titik koma.
2 Actor Actor juga dapat berkomunikasi
dengan object, maka actor juga
dapat diurutkan sebagai kolom.
3 Lifeline Lifeline mengindikasikan
keberadaan sebuah object dalam
basis waktu. Notasi untuk Lifeline
adalah garis putus-putus vertikal
yang ditarik dari sebuah objek.
4 Activation Activation dinotasikan sebagai
sebuah kotak segi empat yang
digambar pada sebuah lifeline.
Activation mengindikasikan sebuah
objek yang akan melakukan sebuah
aksi.
5 Boundary Boundary terletak di antara sistem
dengan dunia sekelilingnya. Semua
form, laporan-laporan, antar muka
ke perangkat keras seperti printer
atau scanner dan antar muka ke
sistem lainnya adalah termasuk
dalam kategori.
6 Control Control berhubungan dengan
fungsionalitas seperti pemanfaatan
sumber daya, pemrosesan
terdistribusi, atau penanganan
kesalahan.
7 Entity Entity digunakan menangani
informasi yang mungkin akan
disimpan secara permanen. Entity
bisa juga merupakan sebuah tabel
pada struktur basis data.
8 Massage Message, digambarkan dengan anak
panah horizontal antara Activation.
Message mengindikasikan
komunikasi antara object-object.
9 Self- Self-message atau panggilan
Message mandiri mengindikasikan
komunikasi kembali kedalam
sebuah objek itu sendiri.
10 Loop Operator loop adalah fragmen yang
dapat mengeksekusi berulang kali
dan penjaga menunjukkan dasar
iterasi.
Prof.Dr.Ir.Imam Robandi,M.T (2010 : 204)

2.2. Teori – Teori Tentang Aplikasi

A. Analisis Rekam Medis

Analisis pendokumentasian rekam medis yang telah digunakan

(setelah pasien pulang) baik untuk rawat jalan/UGD maupun rawat inap

terdapat 2 jenis analisa yaitu :

1. Analisis Kuantitatif

a. Pengertian

Analisis kuantitatif adalah analisis yang ditujukan


kepada jumlah lembaran-lembaran rekam medis sesuai
dengan lamanya perawatan meliputi kelengkapan
lembaran medis, paramedis dan penunjang medis sesuai
prosedur yang ditetapkan. Menurut Dirjen Bina Yanmed
(2006 : 79).
Hatta (2010:351) mengemukakan bahwa pada

paradigma baru analisis kuantitatif merupakan penganalisaan

yang tidak hanya terfokus pada kelengkapan data sosial pasien

(demografi) dan kelengkapan beragam lembaran rekam medis

belaka (seperti yang biasa dilakukan). Namun, analisis

kuantitatif juga harus mengintegrasikan kegiatannya dengan

kegiatan yang berdampak pada unsur hukum dan administratif

yang kemudian diintegrasikan dengan standar pelayanan

kesehatan. Dengan demikian, analisis kuantitatif format

rekaman kertas (manual) maupun elektronik harus betul-betul

menyeluruh.

Dalam metode tersebut diatas adapun analisis

kuantitatif dititik beratkan pada 4 (empat) kriteria yaitu :

1) Menelaah kelengkapan data sosial pasien (demografi)

meliputi informasi tentang identitas pasien : (a) nama

lengkap yang terdiri dari nama sendiri dan nama

ayah/suami/marga; (b) nomor pasien; (c) alamat lengkap;

(d) usia; (e) orang yang dapat dihubungi dan (f) tanda

tangan persetujuan.

2) Menelaah kelengkapan bukti yang ada

3) Menelaah tanda bukti keabsahan rekaman dari tenaga

kesehatan maupun tenaga lain yang terlibat dalam


pelayanan kepada pasien sehingga informasi dapat

dipertanggung jawabkan secara hukum.

4) Menelaah tata cara mencatat (administratif) yang meliputi

adanya tanggal, keterangan waktu, menulis pada baris

yang tetap serta menerapkan cara koreksi yang benar.

Menurut Huffman (1994:228) tujuan analisis kuantitatif

adalah sebagai berikut :

1) Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat

dikoreksi dengan segera pada saat pasien masih dirawat,

dan item kekurangan belum terlupakan, untuk menjamin

efektifitas kegunaan isi rekam medis di kemudian hari.

Yang dimaksud dengan koreksi adalah perbaikan sesuai

keadaan yang sebenarnya terjadi.

2) Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap yang

dengan mudah dapat dikoreksi dengan adanya suatu

prosedur sehingga rekam medis menjadi lebih lengkap dan

dapat dipakai untuk pelayanan pada pasien, melindungi

dari kasus hukum, memenuhi peraturan dan untuk statistik

yang akurat.

3) Kelengkapan rekam medis sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan jangka waktunya, perizinan, akreditasi,

keperluan sertifikat lainnya.


4) Mengetahui hal-hal yang berpotensi untuk membayar

ganti rugi.

b. Hasil Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif mengidentifikasi defisiensi


spesifik, defisiensi ini harus dilengkapi oleh penyediaan
asuhan kesehatan dalam waktu singkat setelah
diidentifikasi. Aturan staf medis menentukan kerangka
waktu untuk perlengkapan catatan medis sesuai dengan
persyaratan lisensi, akreditasi dan sertifikasi. Menurut
Huffman (1994 : 228)

c. Komponen Analisis Kuantitatif

Menurut Huffman (1994 : 228) komponen-komponen

dasar analisis mencakup review catatan medis untuk :

a. Mengoreksi identifikasi pasien pada setiap formulir

b. Adanya semua laporan yang perlu

c. Autentifikasi yang diharuskan pada semua entri

d. Praktek pencatatan yang baik.

2. Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif adalah analisa yang ditujukan kepada


mutu dan setiap berkas rekam medis. Menurut Dirjen Yanmed,
(2006 : 80)

Petugas akan mengambil dan menganalisa kualitas rekam

medis pasien sesuai dengan standar mutu yang di tetapkan. Analisa

kualitatif meliputi penelitian terhadap pengisian berkas rekam

medis baik oleh staf medis, para medis dan unit penunjang lainnya.
Komponen analisis kualitatif adalah sebagai berikut

Menurut Huffman (1994:232) :

1) Review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa.

2) Review kekonsistenan pencatatan diagnose.

3) Review pencatatan hal-hal yang dilakukan saat perawatan dan

pengobatan.

4) Review adanya informed consent yang seharusnya ada.

5) Review cara/praktek pencatatan.

6) Review hal-hal yang berpotensi menyebabkan tututan ganti

rugi.

B. Kelengkapan Rekam Medis

1. Pengertian Kelengkapan

Menurut Huffman (1999 : 22) kelengkapan rekam medis


adalah kajian/telaah isi rekam medis berkaitan dengan
pendokumentasian, pelayanan dan atau menilai kelengkapan
rekam medis

2. Tujuan Analisis Kelengkapan

Tujuan analisis kelengkapan adalah untuk mengidentifikasi

omisi (kelupaan) yang jelas dan selalu terjadi, yang bisa diperbaiki

dengan mudah pada prosedur rumah sakit. Prosedur ini membuat

catatan medis lebih lengkap untuk dirujuk pada asuhan yang

berkesinambungan untuk melindungi kepentingan hukum pasien,

dokter dan rumah sakit, dan untuk memenuhi persyaratan lisensi,

akreditasi dan sertifikasi. Menurut Huffman (1994 : 228).


3. Ketidaklengkapan Rekam Medis

a. Alasan Ketidak Lengkapan Medis

Huffman (1994 : 223) mengemukakan bahwa “

Pengisian atau pencatatan rekam medis kemungkinan tidak

lengkap atau tidak sesuai dengan ketentuan hal tersebut

dikarenakan” :

1) Pelaksanaan pendokumentasian dilakukan oleh banyak

pemberi pelayanan kesehatan.

2) Rekam medis diciptakan sebagai aktifitas sekunder

mengiringi jalannya pelayanan pasien, maka

pendokumentasiaannya bisa saja tidak seakurat dan

selengkap yang ditetapkan atau diinginkan.

3) Kesibukan seorang dokter sehingga menulis catatan bias

pada formulir yang salah serta terburu-buru sehingga tidak

terbaca.

4) Perawat yang sibuk melayani panggilan pasien menjadi

lupa mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan

pasien.

5) Agar rekam medis dapat terisi dengan lengkap sesuai

ketentuan dan kebutuhan, maka harus dilakukan

pengkajian atau analisis dari isi rekam medis sehingga

rekam medis tersebut mempunyai nilai guna.

b. Waktu Analisis
Proses analisis rekam medis ditujukan pada 2 hal yakni

analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Adapun waktu untuk

melakukan analisis menurut Huffman (1994 : 226) dapat

dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1) Retrospective analysis

Yaitu analisis yang dilakukan setelah pasien pulang. Hal

ini sering dilakukan karena dapat menganalisis rekam

medis secara keseluruhan walaupun hal ini dapat

memperlambat proses melengkapi yang kurang.

2) Concurrent analysis

Yaitu analisis yang dilakukan pada saat pasien masih

dirawat atau selama perawatan berlangsung. Analisis

dilakukan di ruang perawatan untuk mengidentifikasi

kekurangan atau ketidaksesuaian.

c. Prosedur Atau Cara Menghitung Persentase

Ketidaklengkapan

Setelah dilakukan pemeriksaan ketidaklengkapan, maka

selanjutnya dapat dilakukan pengolahan data atau laporan

tentang berapa banyak rekam medis yang tidak lengkap pada

suatu periode tertentu. Tujuan dari pengolahan data rekam

medis yang tidak lengkap adalah sebagai alat

pengontrolan/monitoring agar rekam medis selalu terisi dan


tercatat dengan lengkap sehingga rekam medis memilki

informasi yang lengkap, akurat, dan up to date.

Berikut adalah langkah atau prosedur dalam

pengolahan data rekam medis yang tidak lengkap :

1. Rekam medis yang telah diperiksa kelengkapannya

dikumpulkan.

2. Dipilih atau dipisahkan antara rekam medis yang

dilengkap dan tidak lengkap.

3. Menghitung rekam medis yang tidak lengkap.

4. Setelah diketahui jumlahnya, maka dapat diketahui

persentase ketidaklengkapan dengan menggunakan rumus

Incomplate Medical Record .

5. Setelah dihitung rekam medis yang tidak lengkap,

kemudian dikirim ke petugas yang harus melengkapinya

disertai tanda terima.

6. Setelah melewati waktu pengisian ketidaklengkapan (14

hari) maka rekam medis tersebut dilihat kembali apakah

sudah lengkap atau belum.

7. Apabila masih ada yang tidak dilengkapi juga, maka

rekam medis tersebut termasuk ke dalam Delinquent

Medical Record ( Rekam medis yang tidak lengkap setelah

melewati waktu pengisian ketidaklengkapan tetapi tidak

dilengkapi).
8. Rekam medis tersebut dihitung persentasenya sesuai

rumus Delinquent Medical Record.

9. Hasil perhitungan tersebut dapat dilaporkan ke bagian

penyusunan laporan.

Pengolahan rekam medis yang tidak lengkap dapat

dilakukan dengan :

a. Statistik Ketidaklengkapan

Pengontrolan ketidaklengkapan dengan statistik

ketidaklengkapan yaitu : dengan mengolah data rekam

medis yang tidak lengkap dan menyajikan angka

ketidaklengkapan, sehingga dapat dijadikan peringatan

untuk memperbaiki pencatatan rekam medis yang tidak

lengkap. Statistik ketidaklengkapan dapat dihitung dengan

Incomplate Medical Record dan Delinquent Medical

Record.

1) Incomplate Medical Record

Menurut Huffman (1994 : 237) Adalah rekam medis

dengan kekurangan yang spesifik yang masih dapat

dilengkapi oleh pemberi pelayanan kesehatan, dapat

dicari dengan rumus :


2) Delinquent Medical Record. (Huffman, 1994 : 237)

Adalah rekam medis yang masih tidak lengkap

sesudah melewati batas waktu dan dapat dicari

dengan rumus :

3) Sedangkan menurut depkes angka ketidaklengkapan

catatan medis (KLPCM ) (Depkes-WHO) dapat

dihitung dengan rumus:

b. Pencatatan Kekurangan dari Rekam Medis

Menurut Huffman (1994 : 240) Rumah sakit harus

tahu bahwa ada rekam medis yang perlu dilengkapi dan

apa saja kekurangannya. Identifikasi ketidaklengkapan

rekam medis dapat dilakukan dengan cara :


1) Membuat catatan kecil dan diletakkan langsung dalam

rekam medis atau sumber tanda dengan selotip /

setempel di map rekam medis.

2) Dokter / perawatan secara rutin datang ke unit rekam

medis.

3) Rekam medis yang tidak lengkap dikirim ke tempat

yang telah ditetapkan atau diletakkan di ruang

perawat atau dikirim ke ruang masing-masing petugas

yang mengisi ketidaklengkapan (tergantung pada

kesepakatan akan dilengkapi dimana), yang pasti

rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit,

karena sewaktu-waktu pasien bisa datang untuk

berobat terutama dalam keadaan gawat darurat atau

keperluan lain serta untuk mencegah hilangnya rekam

medis dan menjamin kerahasiaan rekam medis.

c. Final Chart Check

Menurut Huffman (1994 : 242) Sebagai laporan

akhir dari ketidaklengkapan atau analisis kuantitatif

berguna untuk mencek berkas rekam medis yang telah

dilengkapi. Rekam medis perlu lengkap tepat waktu

karena Incomplate Medical Record menurunkan kualitas

pelayanan kesehatan yang mempengaruhi kualitas rumah

sakit. Bila petugas yang harus melengkapi sudah pindah


atau meninggal dunia maka rekam medis tersebut

dikategorikan sebagai Incomplate Medical Record dan

biasanya komite rekam medis mereview dan memberi

catatan.

d. Penanganan Pencatatan Yang Tak Dapat Dilengkapi

Menurut Huffman (1994 : 242) mengemukakan

bahwa untuk penanganan rekam medis yang tidak dapat

dilengkapi agar tidak terulang lagi atau mendorong para

petugas yang mengisi rekam medis dapat mengisi dengan

lengkap dan benar , maka dapat dilakukan beberapa upaya

tersebut tergantung pada situasi , karena situasi

mempunyai solusi yang berbeda diantaranya :

1) Jika pada analisis kuantitatif dan kualitatif ternyata

pada pendokumentasian yang tak dapat dilengkapi

atau dikoreksi sesuai yang ditetapkan, petugas rekam

medis harus menyampaikan ke bagian hukum staf

medis / menager, administrasi rumah sakit dan kode

etik profesi rekam medis.

2) Mengulang desain formulir , jika ada item tertentu

yang sering tidak diisi perlu dihilangkan atau

ditambahkan.

3) Petugas kesehatan dapat dihubungi langsung

mengenai pencatatan yang jelek.


4) Informasi pencatatan yang jelek dapat diberitakan

dimajalah rumah sakit.

5) Kliping mengenai kasus malpraktek akibat pencatatan

yang jelek dapat dimasukkan ke dalam bulletin.

6) Identifikasi awal dan analisis secara cepat dan

berusaha keras mengurangi kejadian yang berpotensi

mengakibatkan ganti rugi.

7) Memberikan pelatihan / sosialisasi mengenai rekam

medis.

8) Memberi sanksi kepada petugas yang mengisi rekam

medis tidak lengkap dan tidak benar.

BAB III

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

L.
3.1. Tinjauan Organisasi

A. Sejarah RSKB Halmahera Siaga Bandung

Rumah Sakit Khusus Bedah Halmahera Siaga didirikan oleh

Yayasan Pengabdian yang bergerak di bidang kesehatan yang bersifat

swasta dan tidak semata-mata mencari keuntungan lebih

dititik1beratkan kepada pelayanan kemanusiaan dan peningkatan mutu

IPTEK kedokteran.

Rumah sakit Khusus Bedah Halmahera Siaga adalah rumah

sakit khusus bedah yang diselenggarakan oleh Yayasan Pengabdian

Halmahera Husada didirikan pada tanggal 9 Juli 1980 dibuat dengan

akte notaris : Komar Anda Sasmita no. 32, dengan demikian Yayasan

Pengabdian Halmahera Husada yang mempunyai kekuatan antara lain

mendirikan Rumah Sakit menjadi Badan Hukum yang sah dan diakui

Pemerintah Indonesia.

Rumah sakit khusus bedah Halmahera Siaga merupakan rumah

sakit yang memberikan pelayanan khusus bedah dengan pelayanan

penunjangnya terdiri dari:

1. penunjang medis (farmasi, radiologi, laboratorium, fisioterapi,

protesis, orthosis, sterilisasi).

2. Penunjang non medis (dapur, laundry, tehnik)

3. Instalasi pelayanan medis (ruang rawat, kamar bedah, poliklinik

spesialis, instalasi gawat darurat).


4. Penunjang pelayanan medah (anestesi, interna, saraf, pediatri,

rehabilitasi medik).

5. Pelayanan preventif dan promotif (pendidikan dan latihan

kesehatan untuk masyarakat).

Dalam melaksanakan pelayanan bedahnya, rumah sakit

Halmahera Siaga membawa amanah yang dipesankan oleh Yayasan

Pengabdian Halmahera Husada berdasarkan motonya, yaitu ”Pelayanan

Bedah yang berkualitas dan ramah ” (Quality and Friendly Surgical

Care) dan agar Yayasan Pengabdian Halmahera Husada dapat

menyerasikan misinya dengan aspirasi masyarakat

Dalam melaksanakan misinya, Yayasan Pengabdian Halmahera

Husada telah bekerja sama dengan masyarakat, baik perorangan,

organisasi profesi maupun badan usaha seperti Bank, Koperasi dan

perseroan terbatas.

B. Visi, Misi, dan Tujuan RSKB Halmahera Siaga Bandung

1. Visi

Visi RSKB Halmahera Siaga Bandung:


”Menjadi rumah sakit rujukan bidang Orthopaedi di Jawa Barat

melalui pelayanan kesehatan terunggul yang menghasilkan

kepuasan pelanggan dan kesejahteraan karyawan”.

2. Misi

Misi RSKB Halmahera Siaga Bandung :

1. Menyediakan pelayanan yang bermutu khususnya di bidang

Orthopaedi serta di bidang Bedah secara umum.

2. Menyediakan sumber daya yang memiliki sebagai fasilitator

bagi kepentingan peningkatan mutu pelayanan di bidang

orthopaedi melalui penelitian dan pendidikan keilmuan terbaru

sehingga bermanfaat bagi peningkatan kesehatan dan kepuasan

pasien.

3. Menjalankan pelayanan dengan landasan nilai luhur profeasi

kedokteran, keperawatan dan medis lain, serta pengelolaan

mamajemen keuangan, SDM, dan teknolgi informasi yang

efektif efisien.

C. Struktur organisasi
Sumber : RS. Khusus Bedah Halmahera Siaga Bandung

Gambar 3.0 Struktur Organisasi RSKB Halmahera Siaga Bandung

D. Tugas Pokok Jabatan


Bagian Rekam Medis RSKB Halmahera Siaga Bandung

dipimpin oleh Kepala Bagian Rekam Medis yang membawahi 4

penanggung jawab yaitu:

1. Penanggung Jawab Admission dan Registrasi,

2. Penanggung Jawab Assembling, penyajian data, statistik dan

pelaporan,

3. Penanggung Jawab pengurusan surat keterangan/informasi medis,

4. Penanggung Jawab penyimpanan dan peminjaman rekam medis.

3.2 Uraian Prosedur

A. Analisis Keluaran

Keluaran dari sistem yang sedang berjalan pada analisis

kelengkapan berkas rekam medis Rawat Inap berupa laporan data

kelengkapan berkas rekam medis dalam bentuk rekapitulasi bulanan

menggunakan sistem secara manual, namun untuk perekapan datanya

sudah dilakukan secara komputerisasi.

B. Analisis Berbasis Object

Dalam analisis sistem ini menggunakan metode berbasis objek,

dimana data-data analisisnya disajikan dalam bentuk UML (Unified

Modelling Language) yang digambarkan dalam bentuk Usecase,

diagram Class, diagram Activity, dan Diagram Sequence.


a. Use Case Sistem Kelengkapan Rekam medis

Sumber : RSKB Halmahera Siaga Bandung

Gambar 3.1 Use case Sistem Kelengkapan Rekam medis

Berikut adalah deskripsi pendefinisian aktor pada sistem

informasi kelengkapan rekam medis:


Tabel 3.1 Deskripsi Pendefinisian Aktor

No
Aktor Deskripsi
.
1. Dokter Mengisi Kelengkapan Rekam Medis sesuai
dengan pemeriksaan.
2. Petugas Analisis Orang yang mengatur setiap aktifitas yang
dilakukan oleh beberapa aktor dalam menjalankan
fungsinya.
3. Kepala Rekam Orang yang menerima laporan kelengkapan data
Medik Rekam medis Pasien .

Tabel 3.2 Definisi Use Case

No
Use Case Deskripsi
.
1. Mengisi Dokter akan mengisi kelengkapan rekam medis

Kelengkapan sesuai dengan indikasi pemeriksaan pasien.

Rekam Medis

2. Menganalisis Petugas Analisis melakukan pemeriksaan terhadap

Kelengkapan kelengkapan berkas pasien.

Rekam medis

3. Rekap Data Petugas Analisis melakukan perekapan Data untuk

Kelengkapan dijadikan laporan.

Rekam medis

4. Membuat Laporan Petugas Analisis melakukan perekapan dari

Kelengkapan kelengkapan kemudian dijadikan laporan

Rekam medis kelengkapan Rekam Medis.


5. Menerima Laporan Kepala Rekam Medik menerima laporan

Kelengkapan kelengkapan rekam medis agar dapat mendukung

Rekam Medis pengambilan keputusan.

b. Activity diagram Kelengkapan Rekam Medis Pasien

Gambar 3.2 Activity diagram Kelengkapan Rekam Medis Pasien

Dari activity diagram diatas sudah jelas menggambarkan

aktivitas- aktivitas yang dilakukan oleh aktor dalam pengolahan data

nasabah, selain itu dari diagram diatas digambarkan dengana adanya

swimlane atau partition sebagai gambaran untuk memisahkan

organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang

terjadi.
c. Class Diagram Data Kelengkapan Rekam medis Pasien

Gambar 3.3 Class Diagram Data Kelengkapan Rekam medis Pasien

Tabel 3.3 Deskripsi class Diagram

No Identifikasi Class Keterangan

1. Dokter Dokter adalah Aktor yang melakukan pemeriksaan


terhadap pasien dan dicantumkan dalam

kelengkapan dokumen rekam medis pasien.

2. Pasien Orang yang melakukan pemeriksaan / Diagnosa

dan hasil dari diagnose akan dilakukan perekapan

kelengkapan rekam medis pasien.

3. Ruangan Tempat dilakukannya perawatan terhadap pasien

dan dimasukan kedalam kelengkapan rekam medis

pasien.

4. Master Dokumen Kumpulan Master Data Dokumen yang yang

menjadi data penting dalam kelengkapan pasien.

5. Relasi Hasil relasi dari setiap master data untuk

Kelengkapan membentuk suatu kelengkapan Rekam Medis

Dokumen Pasien.
d. Diagram Sequence Kelengkapan Rekam Medis Pasien

Gambar 3.4 Sequence Diagram Kelengkapan Rekam Medis Pasien

Dari Sequence Diagram ini dapat menunjukan langkah-

langkah kerja sama obyek-obyek di dalam use case berdasarkan


urutan waktu Pengolahan Data Kelengkapan Rekam medis

Pasien.

C. Analisis Permasalahan

1. Sistem informasi kelengkapan berkas rekam medis rawat inap di

RS. Halmahera Bandung masih menggunakan sistem secara

manual, namun untuk perekapan datanya sudah dilakukan secara

komputerisasi.

2. Proses analisis kelengkapan masih dilakukan secara manual pada

selembar form check list, dinilai kurang efektif karena media

bersifat mudah rusak/hilang.

D. Kesimpulan Hasil Analisis

Berdasarkan hasil penelitian, sistem informasi kelengkapan

pengisian berkas rekam medis rawat inap masih dilakukan secara

manual yaitu menggunakan selembar formulir check list, namun untuk

perekapan datanya sudah dilakukan secara komputerisasi.

Dokumen masukan dari sistem analisis kelengkapan adalah

data-data yang diperoleh dari isi berkas rekam medis rawat inap, data-

data itu berasal dari pencatatan petugas kesehatan seperti dokter yang

merawat, perawat dan petugas rekam medis dari pendaftaran.

Sedangkan, dokumen keluarannya yaitu berupa laporan data

kelengkapan berkas rekam medis dalam bentuk rekapitulasi bulanan.


Entitas yang berhubungan dengan sistem informasi kelengkapan

pengisian berkas rekam medis rawat inap yaitu Pasien, Kepala Urusan

rekam medis rawat inap dan Direktur Medik.

Permasalahan yang ada dalam sistem informasi kelengkapan

pengisian berkas rekam medis rawat inap di RS. Halmahera Bandung,

antara lain yaitu ketidakpahaman dari beberapa petugas tentang

pentingnya kelengkapan data rekam medis, proses analisis kelengkapan

masih dilakukan secara manual, entry data sudah dilakukan secara

komputerisasi.

Upaya yang telah dilakukan oleh pihak RS. HALMAHERA

sendiri yaitu dengan beralihnya sistem dari manual ke sistem

komputerisasi namun masih belum efektif dan efisien.

Upaya yang disarankan peneliti yaitu menciptakan sistem

informasi kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap agar

mendapatkan informasi yang dapat ditampung dan diproses dengan

baik, pelaksanaan secara tepat dan akurat berdasarkan prosedur atau

ketetapan rumah sakit, memberikan sosialisasi kepada dokter dan

perawat tentang pentingnya pengisian dokumen rekam medis rawat inap

pasien agar riwayat perjalanan penyakit pasien dapat

berkesinambungan, memberikan motivasi atau pelatihan kepada petugas

rekam medis, dokter, perawat dan bidan, memberikan reward atau

penghargaan kepada petugas untuk memicu dan memotivasi petugas dalam

bekerja, dan perlu adanya sangsi yang lebih tegas terhadap petugas kesehatan

yang masih tidak mengisi berkas Rekam Medis sesuai prosedur.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.

5.

6.

E.

4.1. Kesimpulan

Setelah melakukan praktek kerja lapangan, kesimpulan yang dapat

penulis ambil adalah sebagai berikut :

A. Prosedur kelengkapan pengisian berkas Rekam Medis rawat inap di

RS. Halmahera Bandung sudah diselenggarakan sesuai Protap yang

ada di rumah sakit, namun masih ada petugas kesehatan seperti dokter,

perawat yang tidak mengisi nama, gelar dan tanda tangan yang jelas.

B. Dari protap yang telah diteliti dan informasi yang didapatkan

dilapangan, sistem informasi kelengkapan berkas rekam medis rawat

inap di RS. Halmahera Bandung masih menggunakan sistem secara

manual, namun untuk perekapan datanya sudah dilakukan secara

komputerisasi, akan tetapi programnya belum menyatu dengan SIM RS.


C. Permasalahan yang ditemukan adalah :

1. Proses analisis kelengkapan masih dilakukan secara manual pada

selembar form check list, dinilai kurang efektif karena media

bersifat mudah rusak/hilang.

2. Masih adanya petugas kesehatan seperti Dokter, Perawat/Bidan,

dan petugas lainnya yang tidak mengisi berkas sesuai prosedur

seperti tidak mengisi nama, tanda tangan, dan gelar Dokter yang

tidak jelas. Sehingga dapat mengurangi mutu/kualitas berkas rekam

medis dan mutu pelayanan terhadap pasien.

3. Alur Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke petugas

analisis pada dasarnya sesuai dengan teori, akan tetapi di bangsal atau

ruangan sering terjadi keterlambatan dalam pengembalian dokumen

rekam medis rawat inap ke bagian petugas analisis sehingga menjadi

kendala bagi petugas analisis dalam menganalisis kelengkapan isi

dokumen rekam medis.

D. Upaya yang telah dilakukan pihak RS. Halmahera Bandung untuk

menyelesaikan permasalahan sistem informasi kelengkapan berkas

rekam medis Rawat Inap ini, yaitu dengan merubah sistemnya

pengolahan datanya yang manual ke sistem komputerisasi, namun

upaya tersebut masih belum berjalan dengan maksimal.

4.2. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan selama praktek kerja

lapangan di RS. Halmahera Bandung, maka didapatkan saran sebagai

berikut :
A. Memberikan sosialisasi kepada dokter dan perawat tentang pentingnya

pengisian dokumen rekam medis rawat inap pasien agar riwayat

perjalanan penyakit pasien dapat berkesinambungan.

B. Memberikan motivasi atau pelatihan kepada petugas rekam medis, dokter,

perawat dan bidan.

C. Perlunya sosialisasi tentang protap kepada petugas bangsal atau ruangan

rawat inap mengenai pentingnya tingkat keterlambatan pengembalian

dokumen dokumen rekam medis rawat inap ke assembling adalah 1x24

jam.

D. Memberikan reward atau penghargaan kepada petugas untuk memicu dan

memotivasi petugas dalam bekerja.

E. Perlu adanya sangsi yang lebih tegas terhadap petugas kesehatan yang masih

tidak mengisi berkas Rekam Medis sesuai prosedur

F. Disarankan adanya penambahan Program / Aplikasi Sistem Informasi

Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis pada SIM RS yang dapat

memudahkan Petugas Rekam Medis / Anilisis menginputkan data

pasien untuk mengurangi kesalahan yang dilakukan petugas analisis.

G. Dibuatnya perancangan Program / Aplikasi untuk proses analisis

kelengkapan yang masih dilakukan secara manual pada selembar form

check list.
DAFTAR PUSTAKA

A. DOKUMEN

1. PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam


Medis.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit.

B. BUKU ILMIAH

1. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan


Medik (2006), Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam
Medis Rumah Sakit Di Indonesia Revisi II, Jakarta.
2. Hatta, R. Gemala. (2011), Pedoman Manajemen Informasi
Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan, Universitas Indonesia,
Jakarta.
3. Huffman, K. Edna. RRA. (1994), Health Information
Management, Physicians Record Company. In US and Canada.
4. Kadir, Abdul,(2003), Pengenalan Sistem Informasi, ANDI,
Yogyakarta.
5. Kristanto, Andri. (2008). Perancangan Sistem Informasi
Dan Aplikasinya. Gava Media, Yogyakarta.
6. Ladjamudin, Bin Al - Bahra , (2005), Analisis Dan Desain
Sistem Informasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
7. Rustiyanto, E. (2009), Etika Profesi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
8. Sugiono, Prof., Dr. (1995), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Dan R&D, Alfabeta, Bandung.
9. Susanto, Azhar. (2000). Sistem Informasi Manajemen Konsep
Dan Pengembangannya, Lingga Jaya, Bandung.
10. Sutanta, Edhy (2003), Sistem Informasi Manajemen,
Graha Ilmu,Yogyakarta.
11. Taufani, Dani R. (2009). Mengolah Data dengan Menggunakan
Microsoft Access 2007, MUGI, Bandung.
12. Yakub. (2008). Sistem Basis Data Tutorial Konseptual. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
13. Prof.Dr.Ir.Imam Robandi,M.T (2010). Analisis dan Perancangan
Berorientasi Obyek. Muara Indah. Bandung.

C. WEBSITE

http://id.wikipedia.org/ (Diakses: Senin, 5 Februari 2015. Pukul 18.58


WIB).
LAMPIRAN - LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

LEMBAR PRAKTEK KERJA LAPANGAN


LAMPIRAN 2

LEMBAR PENILAIAN DAN DAFTAR HADIR


LAMPIRAN 3

LEMBAR PENGAJUAN JUDUL DAN DOSEN PEMBIMBING


LAMPIRAN 4

CATATAN KONSULTASI BIMBINGAN


LAMPIRAN 5

LEMBAR PERSETUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


LAMPIRAN 6

FORM CHECK LIST ANALISA KUANTITATIF

REKAM MEDIS RAWAT INAP


LAMPIRAN 7

PROSEDUR ANALISA DAN ASSEMBLING REKAM MEDIS


LAMPIRAN 8

PROSEDUR PENGISIAN REKAM MEDIS


LAMPIRAN 9

PROSEDUR PENERIMAAN REKAM MEDIS DARI

INSTALASI RAWAT INAP

Anda mungkin juga menyukai