Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tidak berlebihan jika

dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada

keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian

serius bagi orang tua, praktisi pendidikan ataupun remaja itu sendiri. Remaja

yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap

perkembangannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang

dan kesehatan remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja

(Aryani. 2015).

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi

pada semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Remaja putri

(rematri) rentan menderita anemia dikarenakan siklus menstruasi setiap bulan.

Anemia dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas.

Anemia yang terjadi pada rematri juga dapat berisiko pada saat hamil dan

akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan

persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak (Kemenkes RI,

2021).

Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah

kurang dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan


kehamilan. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan utama

masyarakat di negara berkembang. Di Indonesia, penyebab utama terjadinya

anemia adalah kekurangan zat besi. Besi merupakan zat gizi mikro yang

dibutuhkan tubuh untuk membentuk hemoglobin. Anemia defisiensi besi

sering terjadi pada remaja dan dapat mengenai semua kelompok umur

(Fitriany, 2018).

Anemia merupakan masalah gizi mikro yang banyak terjadi di seluruh

dunia terutama di negara berkembang yang diperkirakan terjadi pada 30%

populasi penduduk dunia. Anemia banyak terjadi pada semua kelompok usia

terutama pada wanita usia subur (WUS) yakni sekitar 29% WUS yang tidak

hamil mengalami anemia dan 38% wanita hamil mengalami anemia. Sekitar

setengah dari kejadian anemia tersebut disebabkan karena defisiensi besi

(WHO. 2018)

Prevalensi anemia di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 sekitar 37,1% dan meningkat pada Riskesdas 2018

sebesar 48,9%. Berdasarkan target RPJM 2015- 2019, maka anemia

diturunkan menjadi 28%. Cakupan pemberian TTD pada remaja putri di

Indonesia pada tahun 2021 adalah 31,3%.

Survey Nutrition International pada tahun 2018 menemukan kasus

anemia remaja putri di Jawa Barat sebesar 41,93%.. Sedangkan Cakupan

pemberian TTD pada remaja putri di Jawa Barat tahun 2021 sebesar 21,2%..

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut pada tahun 2021

didapatkan bahwa Di kabupaten Garut ditemukan anemia remaja putri


sebanyak 191 orang mengalami anemia berat, 2.802 orang anemia sedang dan

3.551 orang anemia ringan dari total 59.278 orang remaja putri.

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri

(remaja putri) dilakukan dengan memberikan suplementasi Tablet Tambah

Darah (TTD) yaitu satu tablet setiap minggu untuk mengurangi separuh (50%)

prevalensi anemia pada remaja putri dan WUS pada tahun 2025. Tablet

tambah darah yang diberikan adalah folat yang setiap tablet mengandung 200

mg ferro sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.(Kemenkes

RI, 2021).

Kepatuhan remaja putri dan WUS mengonsumsi TTD merupakan salah

satu indikator keberhasilan program tersebut. Diharapkan sektor terkait di

tingkat pusat dan daerah mengadakan TTD secara mandiri sehingga intervensi

efektif dengan cakupan dapat dicapai hingga 90%. (Kemenkes RI. 2016) .

Anemia pada remaja putri selain dari konsumsi tablet tambah darah

juga dipengaruhi oleh konsumsi makanan sehari-hari khususnya konsumsi

makanan sumber Fe, hal ini karena Fe merupakan zat gizi yang berperan

dalam proses pembentukan sel darah merah yang merupakan indikator

terjadinya anemia (Dewi, dkk, 2013). Pola konsumsi remaja yang tidak

mampu memenuhi keanekaragaman zat makanan yang dibutuhkan oleh

tubuhnya untuk proses sintesis pembentukan hemoglobin (Hb). Bila hal ini

ter-jadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kadar Hb terus

berkurang dan menimbulkan anemia(Suryani, dkk. 2017). Anemia dapat


menyebabkan kualitas hidup yang tidak optimal, pertumbuhan dan

perkembangan tidak optimal dan menurunkan prestasi belajar karena rasa

cepat lelah, kehilangan gairah dan tidak dapat berkonsentrasi (Mardalena,

2017).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tuty Hertati Purba (2021)

tentang Hubungan Pola Makan dan Kepatuhan mengkonsumsi Tablet Tambah

Darah dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMP Negeri 3

Hiliserangkai didapatkan bahwa ada hubungan pola dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMP Negeri 3 Hiliserangkai dengan 0,003 p value<0,005,

dan ada hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah dengan

kejadian anemia pada remaja putri di SMP Negeri 3 Hiliserangkai dengan

0,000 sehingga p value<0,005

Ni Wayan Ayu Samitadewi juga melakukan kajian pustaka (literature

review) tentang Hubungan Pola Konsumsi, Pola Menstruasi dan Kepatuhan

Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri.

Hasil kajian pustaka atau literature review menunjukkan bahwa pola konsumsi

zat gizi yang baik berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada remaja putri.

Apabila asupan zat besi, energy, protein dan vitamin C tercukupi maka kadar

hemoglobin dalam darah juga akan normal. Pola menstruasi juga berpengaruh

terhadap anemia. Semakin banyak darah yang dikeluarkan pada saat

menstruasi maka semakin banyak juga zat besi yang dikeluarkan dari tubuh
sehingga akan menyebabkan terjadinya anemia. Konsumsi tablet tambah darah

yang rutin setiap bulannya membantu menggantikan zat besi yang dikeluarkan

pada saat menstruasi. Sehingga dapat mencegah terjadinya anemia. Maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan antara pola konsumsi, pola

menstruasi dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian

anemia pada remaja putri.

Upaya penanggulangan angka kejadian anemia yang direkomendasikan

oleh WHO adalah dengan memberikan Tablet Tambah Darah (TTD). Tablet

tambah darah diberikan dengan komposisi yang terdiri dari 0.4 mg asam folat

dan 60 mg zat besi elemental (dalam bentuk simpanan ferro sulfat, ferro

glukonat atau ferro fumarat). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

melalui Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat mengeluarkan surat edaran

No.HK.03.03/V/0595/2016 mengenai pemberian tablet tambah darah pada

remaja putri dan wanita usia subur (Dirjen Kesmas, 2016).

Dosis pemberian TTD sebelum nya yaitu 1 tablet setiap minggunya dan

pada saat haid diberikan 1 tablet setiap hari selama 10 hari. Rekomendasi para

pakar dalam pemberian TTD dilakukan perubahan supaya pelaksaannya lebih

mudah dan TTD yang diberikan lebih efektif. Perubahan pelaksaan pemberian

TTD berdasarkan SE Kemenkes yaitu pemberian TTD sebanyak 1 tablet

setiap minggunya sepanjang tahun, sasaan pemberian TTD adalah remaja putri

yang berusia 12-18 tahun, dan pendistribusian TTD kepada remaja putri yaitu

melalui UKS di institusi pendidikan (SMP dan SMA atau sederajat) dengan
penentuan hari minum TTD bersama di sekolah setiap minggunya sesuai

dengan kesepakatan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Dan

Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Smp Fauzaniyah

Kota Garut Tahun 2023.

1.2 Identifikasi Masalah

Sekolah Menengah pertama Fauzaniyah merupakan salah satu sekolah

unggulan yang berada Komplek Pst. Fauzan, Sukaresmi, Kec. Sukaresmi,

Kab. Garut Prov. Jawa Barat. Sekolah ini memiliki jumlah siswa putra

sebanyak 517 siswa dan siswa putri sebanyak 438 siswi. Sekolah berada di

wilayah Puskesmas Sukamulya dan telah mendapat pembagian TTD pada

remaja putri secara rutin sejak tahun 2022.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 2 Juni 2023

diketahui bahwa Puskesmas Sukamulya telah mmberikan TTD di SMP

Fauzaniyah telah dilakukan pada pertengahan bulan maret 2022 .

Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap 7 siswi, 5 di antaranya

mengatakan bahwa kadang mengeluh pusing, mengantuk ketika kegiatan

belajar dan cepat lelah ketika disekolah, mereka juga mengatakan kadang

tidak sarapan dipagi hari dan kurang mengonsumsi protein dan zat besi

seperti sayuran hijau dan buah-buahan, sedangkan 2 orang menjawab tidak

ada keluhan seperti pusing, lelah, mengantuk ketika kegiatan belajar dan tetap

melakukan sarapan setiap hari. Ketika peneliti menanyakan tentang


kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah, 3 orang menjawab selalu

mengonsumsi tablet tambah darah satu tablet setiap minggu dan 4 orang

mengatakan mengonsumsi tablet tambah darah jika mereka ingat. Dari hasil

pengamatan peneliti melihat dari 7 siswi ada 3 tampak pucat. Berdasarkan

latar belakang di atas peneliti ingin melakukan penelitian tentang Hubungan

Pola Makan dan Kepatuhan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah dengan

Kejadian Anemia pada remaja putri di SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut

Tahun 2023.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini ialah “Apakah terdapat Hubungan Pola Makan dan Kepatuhan

mengkonsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia pada remaja

putri di SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut Tahun 2023 ?“.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan peneliti ini secara umum untuk mengidentifikasi Hubungan

Pola Makan dan Kepatuhan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah dengan

Kejadian Anemia pada remaja putri di SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut

Tahun 2023

1.4.1 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada

remaja putri SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut


2. Mengidentifikasi pola makan reamaja putri dengan kejadian anemia di

SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut

3. Menganalisis hubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dan

pola makan reamaja putri dengan kejadian anemia di SMP Fauzaniyah

Kabupaten Garut

1.5 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan

Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut

2. Terdapat Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja

Putri di SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat Hasil penelitian ini diharapkan

dapat menambah wawasan tentang hubungan antara kepatuhan konsumsi

tablet tambah darah dan pola makan dengan kejadian anemia pada Remaja

Putri .

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Remaja putri

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mayarakat

khususnya remaja putri, tentang pentingnya konsumsi tablet tambah

darah selama masa remaja. Remaja juga mendapatkan informasi tentang


pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah sesuai anjuran. Sehingga

dapat menjadi ancuan bagi remaja atau masyarakat dalam upaya

preventif mencegah anemia dan komplikasi penyakit lainnya.

2. Bagi SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan

dalam merencanakan kebijakan terkait pencegahan dan penanganan

anemia pada siswa di SMP Fauzaniyah Kabupaten Garut.

3. Bagi Institut Kesehatan Rajawali Bandung

Hasil peneliti ini dapat menjadi bahan pengembangan kurikulum

mata ajar kesehatan pada remaja putri ajar bagi beberapa jurusan juga

dapat meningkatkan jumlah publikasi yang berkontribusi bagi peneliti

dan institusi

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan dasar bagi peneliti

selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih dalam tentang meta

analisis apakah ada pengaruh konsusmsi tablet Fe terhadap kejadian

anemia pada remaja putri

Anda mungkin juga menyukai