Anda di halaman 1dari 5
KERANGKA ACUAN KERJA (K A K) MANAJEMEN RISIKO DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN UPTD PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2023 Ji. Ki Hajar Dewantara No.7, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan Telp.(021) 74702350, email : puskesciputat@gmail.com KERANGKA ACUAN KERJA MANAJEMEN RISIKO- UPTD PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2023 Pendahuluan Setiap Upaya medisk umumnya mengandung risiko, Sebagian di anataranya berisiko ringan atau hamper tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yanag memberikan konsekuensi medik yang cukup berat. Resiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir. Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis adalah ristko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang dialami pasien selama di Puskesmas. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan komunikasi produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian organisasi. Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu kontrol finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang baik. Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan. Latar Belakang Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Puskesmas yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan "bisnis" Puskesmas yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas. Kelima aspek keselamatan Puskesmas tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas, yang harus dikelola secara professional Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya, beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggin dan berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, berisiko menimbulkan insiden. Karena itu Puskesmas Rawabuntu perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang professional, komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisasi dan dicegah Mm. Tujuan 4. Tujuan Umum untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kese penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan Kesehatan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk keselamatan pasien dan petugas b. Untuk memberikan panduan bagi petugas Kesehatan dalam memberikan pelayanan Kesehatan yang paling aman untuk pelanggan Puskesmas IV. Peran Pihak-Pihak Terkait a. Kepala Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Upaya keselamatan pasien dan managemen risiko di Puskesmas. b. Kepala Puskesmas membentuk tim yang bertanggung jawab untuk mengelola Upaya keselamatan pasien dan managemen risiko. v. Kegiatan Pokok dan Kegiatan Harian Kegiatan tim Manajemen Risiko Puskesmas Rawabuntu antara lain adalah untuk mengidentifkasi seluruh potensial risiko yang dapat terjadi disetiap lini Pelayanan Puskesmas baik itu administrasi, UKP maupun UKM. Tim manajemen risiko dalam setiap kegiatannya baik itu identifkasi, pencatatan, pelaporan dan analisa hingga monitoring evaluasi akan berkoordinasi dengan seluruh komponen pelayanan Puskesmas Rawabuntu, Hal ini agar mencapai tujuan yang dapat menjaga keamanan dan kenyamanan baik karyawan maupun pengguna jasa layanan puskesmas Rawabuntu dari ‘seluruh risiko bahaya atau kasus yang tidak diinginkan. 1. Melakukan identifikasi potensial risiko setiap pelayanan dan UKM di puskesmas Rawabuntu. 2. Menerima laporan dari seluruh pelayanan atau UKM mengenai insiden Risiko dan dilaporkan pada kepala puskesmas untuk rencana tindak lanjutnya. 3. Laporan tindak lanjut kejadian. 4. Melakukan analisa data. 5. Melakukan perhitungan dengan metode FMEA. 6. Melakukan perhitungan dan analisa RCA untuk menentukan prioritas penyelesaian masalah. 7. Melakukan monitoring terhadap kejadian. 8. Melakukan laporan evaluasi. VI. Cara melaksanakan Kegiatan a. Rapat Tim manajemen risiko beserta penanggung jawab pelayanan dan program untuk menentukan potensial risiko setiap 1 tahun sekali b. Seluruh petayanan/progranvAdmen melakukan pencatatan kejadian yang terjadi dan dikelompokkan dalam kriteria KTD, KTC, KNC dan KPC dalam buku dan form yang sudah disiapkan. ©. Tim manajemen risiko melakukan pengecekan buku setiap bulannya atau ketika ada kejadian risiko yang dilaporkan pelayanan/ program! admen. d. Tim manajemen risiko melakukan identifkasi akan ke kejadian risiko lalu melaporkan pada kepala puskesmes untuk pembahasan kejadian risiko tersebut fe. Tim manajeman risiko mengevaluasi dan melakukan analisa dengan metode FMEA lalu menentukan prioritas masalah dengan menggunkan Teknik RCA f. Tim manajemen risiko melakukan perencanaan tindak lanjut g. Pelaporan hasil monitoring dilakukan setiap 3 bulan sekali pada rapat tim managemen tisiko dan evaluasi setiap 1 tahun sekali balk pada mini lokakarya atau Rapat Tinjauan management. VI. Sasaran 4. Seluruh Staff Pegawai 2. Seluruh pasien yang berada dalam lingkup kerja di Puskesmas Ciputat 3. Keluarga pasien Vill, Jadwal Pelaksanaan Kegiatan re Kegiatan T[2{3[4[s rake S| 8] 40) 11] 12 Penyusunan Program * | Manaiemen Risiko 7 Penyusunan Register 2 | Risiko y Pelaiinan Manjement 3 | Risiko y 4_| Pelaksanean FMEA v q Pelaporan Hasil Evaluast 5 | setiap Akhir Tahun v x Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap setahun sekali setelah dilakukan perhitungan menggunakan metode FMEA terhadap risiko yang kemungkinan terjadi di setiap unit pelayanan/ poli maupun di setiap program. Tim manajemen risiko selalu memantau frekuensi risiko yang mungkin akan terjadi melalui metode FMEA. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan Pencatatan, pelaporan dan evaluasi akan dilakukan setiap 1 tahun sekali kepada Kepala Puskesmas baik melalui mini lokakarya atau Rapat Tinjauan Manajement. Mengetahui Kepala UPTD Puskesmas Ciputat A Hj Sri Naikowati Ningsih, S.ST.M.Kes NIP. 19710402 199101 2001

Anda mungkin juga menyukai