Makalah Termodinamika
Makalah Termodinamika
TERMODINAMIKA
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 6
FISIKA
T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Makalah 2
1.4 Metode Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Termodinamika 3
2.2 Pandangan Dan Hubungan Makroskopik Dengan Mikroskopik 3
2.3 Sistem Termodinamik 5
2.4 Kesetimbangan Termal 7
2.5 Hukum Pertama Termodinamika 7
2.6 Hukum Kedua Termodinamik 16
2.7 Perumusan Matematis Termodinamika 19
2.8 Latihan Soal 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 26
3.2 Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 28
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Termodinamika. Dan untuk lebih memahami :
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah
metode perpustakaan, dan dari sumber buku yang berkaitan.
1
Sudjito, Saifuddin Baedoewie dan Agung Sugeng. “Diktat Termodinamika Dasar”. Hal 1-2
BAB II
PEMBAHASAN
- Komposisi
- Volume system
- Tekanan gas
- Temperature
2
Mark W. Zemansky dan Richard H. Dittman. 1986. “Kalor dan Termodinamika”. Bandung. Hal 3-4
a. Koordinat ini tidak menyangkut pengandaian khusus mengenai struktur
materi.
b. Jumlah koordinatnya sedikit.
c. Koordinat ini dipilih melalui daya terima indara kita secara langsuang.
d. Pada umumnya koordinat ini dapat diukur secara langsung.
2.1.2 Pandangan Mikroskopik
3
Sulistiati, Ainie Khuriati Riza.2013. “Termodinamika”. Graha Ilmu; Yogyakarta. Hal 6-8
4
Ibid. hal 6-7
2.5 Hukum Pertama Termodinamika
F=m.a
Perubahan energi didalam suatu sistem merupakan hal yang menjadi topik
utama dalam hukum pertama termodinamika. Prinsip termodinamika ini disebut
juga sebagai hukum konservasi energi yakni energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan namun hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain.
Sebagai contoh, kipas angin bekerja secara mekanis. Adanya energi
yangmenggerakkan baling-baling kipas bersumber dari energi listrik, dan energi
listrik yang digunakan berasal dari pembagkit listrik. Artinya gerakan mekanis
merupakan bentuk lain dari energi yang diambil dari sumber energy listrik.
Energi dapat berada dalam bentuk termal, mekanis, kinetik, potensial, elektri,
kimia, nuklir dan jenis lain yang dalam konservasinya dapat dinyatakan dalam
bentuk energi total sistem. Dalam analisis termodinamika sering kali energi
dikalsifikasikan kedalam dua kelompok yakni kelompok makroskopis dan kelompok
mikroskopis. Bentuk makrokopis dari energi berkaitan dengan energy kinetic dan
potensial, sedangkan bentuk mikrokopis dari energi berkaitan dengan struktur
molekul, aktivitas ion dan aspek-aspek lain yang mempengaruhi energi. Jumlah dari
keseluruhan bentuk mikrokopis dari energi dalam suatu sistem disebut sebagai
energi internal dan diberi notasi U.
Gambar 1.4 Ilustrasi energy potensial (EP) dan energy kinetic (EK)
Terminologi energi dinyatakan pertama kali oleh Loar Kevin pada 1852.
Simbol U untuk energi internal dikemukana oleh Rudolph Clausius dan William
Rankine pada pertengahan abad 19. Ilustrasi yang mudah digunakan untuk
menggambarkan konserversi energi adalah perubahan energi kinetik dan energi
potensial sebagimana diilustrasikan pada gambar 1.4.
Gambar 1.5 Deskripsi pengertian system, semesta dan batas sistem
Gambar 1.5 merupakan gambar skema didalam sebuah termos air. Jika
yang menjadi perhatian kita adalah air dan uapnya yang berada didalam
termos, maka seluruh komponen didalam wilayah didalam termos
merupakan sistem. Seluruh bagian termos adalah semesta ( universe ). Batas
sistem dinyataakan dengan garis hitam putus-putus, dan yang dimaksud
dengan lingkungan adalah seluruh bagian selain sistem didalam semesta.
dU = dq + dw
contoh serupa adalah perubahan energi internal, perubahan fungsi Gibls dan
perubahan entalpi :
d (huruf kecil) dapat digunakan untuk menyatakan perubahan yang revensibel (tak
terhingga pelan) dan simbol delta ( ∆ ¿ dapat digunakan untuk menyatakan
perubahan yang tidak revensibel. Sebaliknya fungsi jalan adalah fungsi yang
tergantung bagaimana dia diproses atau bagaimana mencapai suatau keadaan akhir.
Seagai contoh kerja adalah fungsi jalan sehingga secara matematis:
dW ≠ Wakhir ̶ Wawal
dq ≠ qakhir ̶ qawal
untuk suatu fungsi jalan, simbol delta ( ∆ ¿ yang umumnya digunakan untuk
menyatakn selisih keadaan awal dan akhir atau perubahan inversibel tidak dapat
digunakan.
Gambar 1.6 Proses dapat balik (1-2) dan tidak dapat balik (3-4)
dU = dq + dw
Jika dari suatu sistem terjadi perubahan energy internal, maka perubahan itu
dapat diwujudkan dalam perubahan kalor (dq) dan perubahan kerja (dw) atau salah
satu diantara. Dimulai dari perubahan kerja (dw) :
dw = -pdV (1.5)
dengan p adalah tekanan sistem dan dv adalah perubahan volume.
v2
∫ − pdV
dw = v 2 (1.6)
Sebagai contoh jika di dalam suatu tabung dengan tekanan dan volume tertentu
mengalami ekspansi (pemuaian) sehingga volumenya meningkat dengan kondisi
tekanan konstan (tetap) sebagaimana diilustrasikan pada gambar 1.7
besarnya kalor yang dilepaskan oleh benda 2 sama dengan kalor yang diterima oleh
benda 1 untuk mencapai kondisi akhir/kesetimbangan.
Jika suatu benda diketahui kapasitas panasnya dan perubahan temperaturnya, maka
perubahan kalor yang dialami oleh benda dapat dinyatakan sebagai :
dq = m CP. ΔT (1.7)
dengan CP adalah suatu kapasitas panas yang bernilai konstan, m dan ΔT berturut-
∫
dq = m CP(T)dT (1.8)
Jika perubahan berlangsung di dalam sistem tertutup dari temperatur T 1 menuju T2,
maka besarnya perubahan kalor adalah :
T2
∫ C p (T )dT
dq = m T 1 (1.9)
Prinsip tersebut digunakan dalam termokimia untuk menentukan perubahan kalor
suatu reaksi atau perubahan fisika.
Dengan menggunakan prinsip ini pada kondisi sistem tertutup, perubahan kalor
merupakan perubahan fisik atau perubahan kimia dapat digunakan untuk
menentukan perubahan entalpi berdasarkan pendekatan :
dU = dq + dw (1.10)
dU = dq –d(pV) (1.11)
dq = dU + d(pV) (1.12)
Jika suatu reaksi atau suatu perubahan fisik berlangsung didalam termostat,
maka panas yang dilepaskan atau yang diserap oleh perubahan akan diserap pula
oleh seluruh zat didalam kalorimeter itu sendiri.
dp = CpdT (1.13)
Untuk suatu gas ideal,besarnya kedua kapasitas panas tersebut saling berkaitan.
Kapasitas panas pada volume konstan (Cv) diperoleh dari perubahan energi
internal pada perubahan temperatur, sementara definisi kapasitas panas pada tekanan
konstan (Cp) diperoleh dari definisi perubahan enthalpy pada perubahan temperatur:
dV
Cv = ( dT )V (1.14)
dH
Cp = ( dT )p (3.15)
Dengan mengambil definisi enthalpi yang telah diuraikan pada sub bab perubahan
kalor :
H = U + pV
Maka
dH = dU+ d(pV)
dengan mensubsitusikan : pV = nRT dan dan menguraikan perubahan masing-
masing parameter pada perubahan temperature dapat dinyatakan sebagai :
( dH
dT ) p=(
dT )
dV
v + nR
Sehingga
Cp-Cv = nR
Bahwa hubungan ini berlaku untuk gas ideal.5
5
Fatimah,Is. 2015. “Kimia Fisika” Yogyakarta: Deepublish. Hal 23-30
Diantara banyaknya pernyataan alternative dari hukum kedua, dua
pernyataan yang sering dipergunakan dalam termodinamika teknik adalah
pernyataan Clausius dan Kelvin-Planck. Pernyataan Clausius dipilih sebagai
titik tolak dalam pembelajaran hukum kedua beserta konsekuensinya karena
sesuai dengan pengalaman sehingga mudah diterima. Pernyataan Kelvin-
Planck mempunyai kelebihan yaitu memberikan suatu jalan yang efektif
untuk memberikan turunan penting dari hukum kedua, yang berhubungan
dengan system yang menjalani siklus termodinamika. Salah satu dari turunan
ini adalah ketidaksamaan Clausius yang mengarahkan secara langsung
kepada sifat entropi dan perumusan hukum kedua yang memudahkan analisis
terhadap system tertutup dan volume atur yang menjalani proses yang tidak
harus berupa sebuah siklus.
6
Ibid hal 90-91
Penggambaran matematis perubahan-perubahan yang terjadi didalam
sistem fisika sering membawa kita ke pernyataan-pernyataan diferensial
yang berbentuk:
Y =Y (X 1 , X 2 ,… , X n)
maka pernyataan diferensial (3.1) dikatakan menjadi eksak, dan dapat menulis
dY =
( ∂∂XY ) dX +( ∂∂YX ) dX + …+( ∂∂XY )dX ≡ ∑( ∂∂YX )dX
1
1
2
2
n
n
j
i
( ∂∂XY ) … , C =( ∂∂XY )
C 1=
1
n
n
atau C 1=
( ∂∂ xy )
i
Dalam (3.2), setiap C, dan X, yang bersesuaian dengannya dikatakan konjugat satu
sama lain.
Jika Y dan turunannya kontiniyu, maka untuk sembarang pasangan variabel
bebas Xk dan Xl punya persyaratan matematis yaitu
2 2
∂ y ∂ y
=
∂ Xk ∂ Xl ∂ Xl ∂ Xk
Atau
( )( )
∂C l
∂ Xk
=
∂ Ck
∂ Xl
( ∂∂TV )=( ∂∂ PS )
Beberapa diferensial-diferensial tertentu dalam termodinamika tidak eksak. Contoh
persamaan
δQ πy =dU +Pdv
Menyatakan hukum pertama untuk sistem PVT yang menjalani proses reversibel.
dU = ( ) ( ) dT
∂U
∂V T
dV +
∂U
∂T V
( )
∂M
=
∂2 U
+
∂P
∂ T V ∂ T ∂V ∂ T ( ) V
( )
∂N
=
∂2 U
∂V T ∂V ∂T
(𝛛P/𝛛T)v dikenal dari eksperimen secara umum tidak sama dengan nol, maka (3.4)
∂Q πv Qπv
tidak terpenuhi jadi bukan sebuah diferensial eksak, dan bukan sebuah
7
Michael M.Abbot dan Hendrick C. Van Ness. 1994.”Teori dan Soal-soal Termodinamika Edisi
Kedua”. Penerbit Erlangga; Jakarta. Hal 65-67
2.8 Latihan soal :
1. Kapasitas kalor molar suatu logam pada suhu rendah bervariasi terhadap
suhu menurut persamaan :
a 3
c= θ +bθ
Θ3
Dengan a, b, Ө tetapan. Berapakah banyaknya kalor per mol dipindahkan
selama berlangsungnya proses sehingga suhunya berubah dari 0,01 Ө
menjadi 0,02 Ө ?
Jawab :
a 3
c= θ +bθ
Diketahui : Θ3
θ2 θ2
Karena
Q=∫ cd θ=∫
θ1 θ1
( a 3
Θ3 )
θ + bθ dθ
( ) ( )
θ2 0, 02 Θ
a 4 b 2 a 4 b 2
Q= θ + θ ⇒ Q= θ + θ
4Θ 3 2 θ1 4Θ 3 2 0, 01 Θ
Q=
( a
4Θ 3
[ ( 0 , 02Θ ) 4 −( 0 , 01Θ ) 4 ]+ b2 [ ( 0 , 02Θ )2 −( 0 , 01 Θ )2 ] )
Q=( 3 , 75×10−8 aΘ+1,5×10−4 bΘ2 )
( )
∂P
∂V T
=0
dan
( ) ∂2 P
∂V 2 T
=0
Diketahui persamaan van der waals dirumuskan dalam persamaan (2.2) bab
2 yang terdahulu:
( p+
a
v2)( v−b )=RΘ
Tentukanlah:
a. Volume titik kritik nya (vc)
b. Suhu titik kritik nya (θc)?
c. Tekanan titik kritik nya (Pc)?
PC v c
Rθc
d. Nilai : ?
Jawab:
( P+
a
v2 )
( v−b )=Rθ P=
( Rθ a
− 2
v−b v )
a. Karena , maka :
Lalu :
∂P
∂V ( )
T
=0
dan
∂2 P
∂V 2
=0 ( )
( ) ∂P
∂V T
=−
Rθ
+
2a
( v−b )2 v 3
=0
Rθ
lalu ( v−b )
(
2
=
2a
v3 )
( ) ∂2 P
2
=
2 Rθ 6 a
∂ v T ( v−b ) 2
− 4 =0
v
Rθ
lalu ( v−b )
2
3a
= 3
v
Pada titik kritis berarti :
v=vc ; θ=θc; P=PC,
maka pemecahan di atas dibagi saja menjadi :
Rθ 3a 1 3
= ⇒ = ⇒2 v =3 v−3 b
( v−b )3 v4 v−b 2 v
Rθ 2a
( v−b )2 v3
v =v c =3 b
b. Mencari nilai θc; hasil vc disulihkan ke dalam persamaan
2 2
R 2a 2 a ( v−b ) 2 a ( 3−b )
= 3 ⇒θ= 3 =
2
( v−b ) v v R ( 3 b )3 R
8a
θ=θ c=
27 Rb
c. Mencari nilai Pc; hasil vc dan θc disulihkan kedalam persamaan
PC =
Rθ C a
− =
R
27
8a
bR
−
(a
=
) 8a
27 b a
− 2=
8a a
− 2=
2a
v c −b v 2 3 b−b ( 3 b) 2 2 b 9b 54 b 2
9 b 54 b
2
c
a
Pc =
27 b2
Pc vc
RT
C
d. Mencari nilai ; hasil vc, θc, Pc disulihkan
a a
3b
PC 27 b2 9b
= = =
RθC 8a 8a
R
27 bR 27 b
Pc vc 3
=
Rθc 8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata termodinamika berasal dari bahasa Yunani therme berarti kalor dan
dymanics berarti kakas. Jadi termodinamika berarti kemampuan benda panas
menghasilkan usaha/kerja. Namun sekarang ini pengertian termodinamika telah
berkembang, termodinamika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari energy
beserta perubahannya dan hubungan antara sifat-sifat (properties) fisis materi.
Hubungan antara kedua pandangan itu terletak pada kenyataan bahwa
beberapa sifat yang terukur langsung, yang perinciannya meliputi pemerian
makroskopik, sebenarnya rata-rata terhadap selang waktu tertentu dari sejumlah
besar ciri khas mikroskopik.
Hukum yang memiliki dua konsep dimunculkan sejak era mekanika klasik
yang pertama kali dirumuskan oleh alkemis. teolog, ahli fisika dan matematika Isaac
Newton berkaitan dengan hukum gerak tubuh makroskopik kecepatan cahaya c.
Hukum termodinamika kedua terdapat dua pernyataan yang sering
dipergunakan dalam termodinamika teknik adalah pernyataan Clausius dan Kelvin-
Planck. Pernyataan Clausius dipilih sebagai titik tolak dalam pembelajaran hukum
kedua beserta konsekuensinya karena sesuai dengan pengalaman sehingga mudah
diterima.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah,Is. 2015. Kimia Fisika. Yogyakarta: Deepublish.
Michael M.Abbot dan Hendrick C. Van Ness. 1994. Teori dan Soal-soal
Termodinamika Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudjito, Saifuddin Baedoewie dan Agung Sugeng. Diktat Termodinamika Dasar.
Jakarta: Graha Ilmu.
Sulistiati, Ainie Khuriati Riza. 2013. Termodinamika. Graha Ilmu; Yogyakarta.
Zemansky Mark W. dan Richard H. Dittman. 1986. Kalor dan Termodinamika.
Bandung: ITB Bandung.