Filariasis SDS
Filariasis SDS
Filariasis / kaki gajah adalah suatu penyakit yang mengalami infeksi sitemik
bersifat kronis dan menahun.
• Wuchereria bancrofti
• Jenis Cacing yang Ditularkan Oleh Nyamuk Culex Ditemukan Di Daerah Perkotaan Seperti Jakarta,
Bekasi, Pekalongan Dan Sekitarnya. Sedangkan Whucheriria Bancrofti Yang Ditemukan Dipedesaan
Dengan Endemis Tinggi Terutama Di Irian Jaya (Papua) Yang Ditularkan Melalui Anopheles, Culex Dan
Aedes.
• Brugia malayi
• Beberapa negara yang mempunyai prevalensi B.Malayi antara lain adalah indonesia, malaysia, filipina,
dan india. Kehidupan cacing ini biasanya berada pada manusi dan hewan (kera, anjing, kucing). Terdapat
dua bentuk B. Malayi yang dapat dibedakan bedasarkan periodisitas mikrofilarianya pada darah tepi.
Di indonesia ditemukan tiga jenis Bentuk yang pertama, bentuk periodis nokturnal, hanya dapat ditemukan pada darah tepi pada malam
parasit penyebab filariasis limfatik hari.Bentuk yang kedua, bentuk subperiodis, dapat ditemukan pada darah tepi setiap saat, hanya saja
pada manusia yaitu : jumlah mikrofilaria terbanyak ditemukan di malam hari.
• Brugia timori
• Brugia Timori Ditularkan Oleh Anopheles Didalam Tubuh Nyamuk Betina, Mikrofilaria Yang Terisap
Waktu Menghisap Darah lalu Melakukan Penetrasi Pada Dinding Lambung Dan Berkembang Dalam Otot
Thorax Hingga Menjadi Larva Filariform Infektif, Kemudian Berpindah Ke Probosis. Saat Nyamuk
Menghisap Darah, Larva Filariform Infektif Akan Ikut Terbawa Dan Masuk Melalui Lubang Bekas
Tusukan Nyamuk Di Kulit. Larva Infektif Tersebut Akan Bergerak Mengikuti Saluran Limfa Dimana
Kemudian Akan Mengalami Perubahan Bentuk Sebanyak Dua Kali Sebelum Menjadi Cacing Dewasa
PATOFISIOLOGI
Penularan
filariasis dapat
terjadi bila ada
Penularan
tiga unsur, yaitu Seseorang dapat
filaria tidak
adanya sumber tertular
mudah dari satu Larva L3
penular seperti filariasis larva L3 akan
orang ke orang B.Malayi dan
manusia atau apabila telah masuk melalui sedangkan
Pada saat lain pada suatu B.Timori akan
reservoir yang mendapatkan luka bekas W.Bancrofti
nyamuk wilayah menjadi cacing
mengandung gigitan nyamuk gigitan nyamuk memerlukan
menarik tertentu, bahwa dewasa dalam
mikrofilaria infektif yang dan bergerak waktu kurang
probosisnya, orang yang kurun waktu
dalam mengandung menuju ke lebih 9 bulan.
menderita lebih dari 3,5
darahnya, larva infektif sistem limfe.
filaria telah bulan
adanya vektor (larva stadium 3
digigit nyamuk
penularan – L3).
ribuan kali.
filariasis, dan
manusia yang
rentan filariasis.
Ketika nyamuk yang
mengandung L3
L3 kemudian bergerak tersebut menggigit
menuju probisis manusia, maka terjadi
nyamuk. infeksi mikrofilaria
dalam tubuh orang
L1 kemudian tersebut.
berkembang hingga
menjadi L3 yang
membutuhkan waktu
12–14 hari.
Larva ini disebut
larva stadium I (L1).
Gejala klinis filariasis disebabkan oleh infeksi Infeksi W.Bancrofti dapat menyebabkan kelainan
W.Barcrofti, B.Malayi, dan B timori adalah sama, saluran pada saluran kemih dan alat kelamin, tetapi
tetapi gejala klinis akut tampak lebih jelas dan infeksi oleh B.Malayi dan B.Timori tidak menimbukan
berat oleh B.Malayi dan B.Timori. kelainan pada saluran kemih dan alat kelamin.
Terdapat gejala klinis akut dan klinis kronis maupun mikrofilaria tanpa gejala pada penyakit filariasis:
laboraturium:
1. Penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dengan penularan melalui berbagai jenis nyamuk disebut..
2. Filariasis merupakan jenis penyakit reemerging desease, apa arti dari reemerging desease.....
3. Jenis cacing penyebab filariasis yang sering ditemukan di daerah perkotaan dan disebarkan melalui nyamuk culex
adalah....
4. Jenis cacing penyebab filariasis yang biasanya hidup di manusia dan hewan adalah...
5. Cacing penyebab filariasis yang ditularkan melalui nyamuk anopheles adalah...
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan cacing apda tahap L1 sampai ke L3.....
7. Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum disebut pemeriksaan...
8. Yang bukan merupakan upaya pencegahan filariasis adalah....
a. Menggunakan obat nyamuk
b. Menutup ventilasi
c. Menggunakan pakaian berwana gelap
d. Membersihakan got/selokan
e. Mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk