Makalah Farmakologi
Makalah Farmakologi
1|Makalah Farmakologi
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“anastesi umum dan lokal” ini dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Farmakologi serta agar menambah
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh
dari buku panduan, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan “Anastesi
Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari
2|Makalah Farmakologi
Daftar Isi
Cover Makalah………………………………………………………………………….….1
Kata Pengantar………………………………………………………………………….….2
Daftar Isi …………………………………………………………………………………..3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………....4
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………..…..4
Bab II Pembahasan
2.1 Anestesi Lokal………………………………………………………………….5
2.2 Anestesi Umum……………………………………………………….............14
3|Makalah Farmakologi
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit.
Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan yang
meliputi pemeberian anestesi ataupun analgesi, pengawasan keselamatan pasien
dioperasi atau tindakan lainnya, bantuan hidup (resusitasi), perawatan intensif pasien
gawat, pemeberian terapi inhalasi, dan penanggulangannya nyeri menahun. Anestesi
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Anestesi Lokal dan Anestesi Umum. Pada anestesi
lokal hilagnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran, sedangkan pada anestesi
umum hilangnya rasa sakit disertai hilang kesadaran.
Usaha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan menggunakan obat Telah
dilakukan sejak zaman dahulu termasuk pemberian alcohol dan opodium secara oral.
Setiap obat anestesi mempunyai variasi tersendiri bergantung pada jenis obat, dosis
yang diberikan, dan keadaan secara klinis. Anestetik yang ideal akan bekerja secara
tepat dan baik serta mengembalikan kesadaran dengan cepat segera sesudah
pemberian dihentikan. Selain itu, batas keamanan pemakaian harus cukup lebar
dengan efek samping yang sangat minimal. Tidak satu pun obat anestetik dapat
memberikan efek yang diinginkan tampa disertai efek samping, bila diberikan secara
tunggal.
Anestesi lokal menghambat impuls konduksi secara revesibel sepanjang akson
saraf dan membran eksitabel lainnya yang menggunakan saluran natrium sebagai alat
utama pembangkit potensi aksi. Secara klinik, kerja ini dimamfaatkan untuk
menghambat sensasi sakit dari-atau impuls vasokontstriktor simpatis ke-bagian tubuh
tertentu. Kokain, obat anestesi pertama, yang diisolasi oleh niemann pada tahun 1860.
Kokain dikenal dana pengunaan klinik oleh koller, pada tahun 1884, sebagai suatu
anestesi oftalmik.
1.2 Tujuan
1. Memahami tentang anestesi umum dan anestesi local
2. Mampu membedakan penggunaan anestesi umum dan anestesi lokal
3. Memahami perbedaan anestesi umum dan anestesi local
4. Dapat mengetahui jenis obat-obat anestesi umum dan lokal
4|Makalah Farmakologi
Bab II
Pembahasan
blokade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang
transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifir. Prinsip
kerjanya adalah menghilangkan keterangsangan dari organ akhir yang
menghantarkan nyeri dan menghilangkan kemungkinan penghantaran dari serabut
saraf sensibel secara bolak-balik pada tempat tertentu, sebagai akibatnya rasa
(sensasi) nyeri untuk sementara hilang.
Anastesi Lokal adalah obat yang diberikan secara oral (topikal atau
suntikan) dalam kadar yang cukup dapat menghambatan hantaran implus pada
syaraf yang dikenal oleh obat tersebut .Obat-obat ini menghilangkan rasa/sensasi
nyeri (pada konsentrasi tinggi dapat mengurangi aktivitas motorik) terbatas pada
daerah tubuh yang dikenai tanpa menghilangi kesadaran .Kebanyakan obat anestesi
lokal adalah suatu ester atau amida dari derivat benzen sederhana . Secara Kimia,
obat-obat anestesi lokal terdiri dari golongan senyawa kimia yang mirip dengan
senyawa yang memblok kanal Na pada membran sel syaraf yang mudah
dirangsang .Tipe ikatan ini menentukan sifat farmakologi obat anestesi lokal,
terutama anestesi lokal golongan ester (yang mempunyai ikatan ester) umumnya
kurang stabil dan mudah dimetabolisme karena pada degredasi dan inaktif didalam
tubuh , gugus tersebut akan dihidrolisis.
Anestetik lokal menghilangkan penghantaran saraf ketika digunakan secara
lokal pada jaringan saraf dengan konsentrasi tepat. Bekerja pada sebagian Sistem
Saraf Pusat (SSP) dan setiap serabut saraf. Kerja anestetik lokal pada ujung saraf
sensorik tidak spesifik. Hanya kepekaan berbagai struktur yang dapat dirangsang
berbeda. Serabut saraf motorik mempunyai diameter yang lebih besar daripada
serabut sensorik. Oleh karena itu, efek anestetika lokal menurun dengan kenaikan
5|Makalah Farmakologi
diameter serabut saraf, maka mula-mula serabut saraf sensorik dihambat dan baru
pada dosis lebih besar serabut saraf motorik dihambat.
6|Makalah Farmakologi
2.1.3 Penggolongan Anastetik Lokal
2.1.4 Farmakokinetik
Anestesi lokal biasanya diberikan secara suntikan ke dalam daerah serabut
saraf yang akan menghamba. Oleh karena itu, penyerapan dan distribusi tidak
terlalu penting dalam memantau mula kerja efek dalam menentukan mula kerja
anestesi dan halnya mula kerja anestesis umum terhadap SPP dan toksisitasnya
pada jantung. Aplikasi topikal anestesi lokal bagaimanapun juga memerlukan
difusi obat guna mula keja dan lama kerja efek anestesinya.
a. Absorbsi
7|Makalah Farmakologi
Absorbsi sistemik suntikan anestesi lokal dari tempat suntika dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain dosis, tempat suntikan, ikatan obat jaringan,
adanya bahan vasokonstriktor, dan sifat fisikokimia obat. Aplikasi anestesi
lokal pada daerah yang kaya vaskularisasinya seperti mukosa trakea
menyebabkan penyerapan obat yang sangat cepat dan kadar obat dalam darah
yang lebih tinggi dibandigkan tempat yang perfusinya jelek, seperti tendo.
Untuk anestesi regio yang menghambat saraf yang besar, kadar darah
maksimum anestesi lokal menurun sesuai dengantempat pemberian yaitu:
interkostal (tertinggi) > kaudal > epidural > pleksus brankialis > saraf
insciadikus (terendah).
Bahan vasokonstriktor seperti epinefrin mengurangi penyerapan sistematik
anestesi lokal dari tempat tumpukan obat dengan menguragi aliran darah di
daerah ini. Keadaan ini menjadi nyata terhadap obat yang massa kerjanya
singkat atau menengah seperti prokain, lidokain, dan mepivakain (tidak untuk
prilokain). Ambilan obat oleh saraf diduga diperkuat oleh kadar obat lokal
yang tinggi ,dan efek dari toksik sistemik obat akan berkurang karena kadar
obat yang masuk dalam darah hanya 1/3-nya saja
b. Distribusi
Anestesi lokal amida disebar meluas dalam tubuh setelah pemberian bolus
intravena. Bukti menunjukkan bahwa penyimpanan obat mungkin terjadi dalam
jaringan lemak.setelah fase distribusi awal yang cepat, yang mungkin
menandakan ambilan ke dalam organ yang perfusinya tinggi seperti otak,
ginjal, dan jantung, dikuti oleh fase distribusi lambat yang terjadi karena
ambilan dari jaringan yang perfusinya sedang, seperti otot dan usus. Karena
waktu paruh plasma yang sangat singkat dari obat tipe estesr (lihat bawah),
maka distribusinya tidak diketahui.
8|Makalah Farmakologi
Tipe ester anestesi lokal dihidrolisis sangat cepat di dalam darah oleh
butirilkolinesterase (pseudokolinesterase). Oleh karena itu, obatini khas sekali
mempunyai waktu paruh yang sangat singkat, kurang dari 1 menit untuk
prokain dan kloroprokain. Penurunan pembersihan anestesi lokal leh hati ini
harus diantisipasi dengan menurunkan aliran darah kehati. Sebagai contoh,
pembersihan lidokain oleh hati pada binatang yang dianestesi dengan halotan
lebih lambat dari pengukuran binatang yang diberi nitrogen oksida dan kurare.
Penurunan pembersihan ini berhubungan penurunan aliran darah ke dalam hati
dan penekanan mikrosom hati karena halotan. Propranolol dapat
memperpanjang waktu paruh anestesi lokal amida.
2.1.5 Farmakodinamik
Isyarat dalam serabut saraf dihantarkan melalui impuls listrik yang
terbentuk pada awalnya di setiap membran sel syaraf. Setiap membran sel syaraf
(demikian juga semua membran sel tubuh lainnya) mempunyai potensial listrik
sebesar -90 mV pada keadaan istirahat. Potensial listrik ini terbentuk karena
adanya perbedaan konsentrasi ion natrium di dalam dan di luar membran sel,
dimana konsentrasi di luar membran ( 142 mEq/L) lebih besar daripada di dalam
membran sel ( 14 mEq/L), sementara konsentrasi anionnya sama ( 150 mEq/L).
Keadaan ini menyebabkan suasana di dalam membran sel lebih negatif ketimbang
di luar.
Pada saat timbulnya rangsangan terhadap sel syaraf ( baik rangsangan
kimia, fisik maupun listrik ) membran sel menjadi lebih permeabel terhadap ion
natrium sehingga terjadi aliran ion natrium dari luar ke dalam sel melalui kanal
natrium. Hal ini menimbulkan situasi dimana konsentrasi ion natrium di dalam
membran sekarang menjadi lebih besar ketimbang di luar membran sel dan
menyebabkan potensial listrik berubah dari -90mV menjadi +45mV. Perubahan ini
disebut dengan peristiwa depolarisasi. Impuls listrik inilah yang nantinya
menghantarkan isyarat sepanjang serabut syaraf.
Obat anestetik lokal berikatan dengan reseptor khusus di kanal natrium
sehingga menimbulkan blokade yang mencegah aliran natrium. Hal ini lebih lanjut
mencegah terjadinya perubahan potensial listrik yang artinya juga mencegah
timbulnya impuls listrik sehingga hantaran isyarat tidak terjadi.
9|Makalah Farmakologi
2.1.6 Efek Samping penggunaan Obat Anastesi Lokal
Seharusnya obat anestesi local diserap dari tempat pemberian obat. Jika kadar
obat dalam darah menigkat terlalu tinggi, maka akan timbul efek pada berbagai
sistem organ.
a) Sistem Saraf Pusat
Efek terhadap SSP antara lain ngantuk, kepala terasa ringan, gangguan
visual dan pendengaran, dan kecemasan. Pada kadar yang lebih tinggi, akan
timbul pula nistagmus dan menggigil. Akhirnya kejang tonik klonik yang terus
menerus diikuti oleh depresi SSP dan kematian yang terjadi untuk semua
anestesi local termasuk kokain.
Reaksi toksik yang paling serius dari obat anestesi local adalah timbulnya
kejang karena kadar obat dalam darah yang berlebihan. Keadaan ini dapat
dicegah dengan hanya memberikan anestesi local dalam dosis kecil sesuai
dengan kebutuhan untuk anestesi yang adekuat saja.
b) Sistem Saraf Perifer (Neurotoksisitas)
Bila diberikan dalam dosis yang berlebihan, semua anestesi local akan
menjadi toksik terhadap jaringan saraf.
c) Sistem Kardiovaskular
Efek kardiovaskular anestesi local akibat sebagian dari efek langsung
terhadap jantung dan membrane otot polos serta dari efek secara tidak langsung
melalui saraf otonom. Anestesi local menghambat saluran natrium jantung
sehingga menekan aktivitas pacu jantung, eksitabilitas, dan konduksi jantung
menjadi abnormal. Walaupun kolaps kardiovaskular dan kematian biasanya
timbul setelah pemberian dosis yang sangat tinggi, kadang-kadang dapat pula
terjadi dalam dosis kecil yang diberikan secara infiltrasi.
d) Darah
Pemberian prilokain dosis besar selama anestesi regional akan
menimbulkan penumpukan metabolit o-toluidin, suatu zat pengoksidasi yang
mampu mengubah hemoglobin menjadi methemeglobin. Bila kadarnya cukup
besar maka warna darah menjadi coklat.
10 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
e) Reaksi alergi
Reaksi ini sangat jarang terjadi dan hanya terjadi pada sebagian kecil populasi.
2. Benzokain
Ester ini merupakan derivate dari asam p-amino benzoate yang
reabsorbsinya lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya
digunakan pada anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal
(pruritus).
Benzokain digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako) atau
salep (2%) anti-wasir (untuk Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor
5-20% dan lotion anti-sunburn (3%, Benzomid).
11 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun 1905 tidak begitu toksis
dibandingkan kokain. Anestetik local dari kelompok-ester ini bekerja singkat
dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase
menjadi dietilamino etanol dan PABA (asam para-aminobenzoat), yang
mengantagonir daya kerja sulfonamide.
Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dan
sering kali bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang daya
kerjanya.sebagai anestetik local, prokain sudah banyak di gantikan oleh
lidokain karena efek-efek sampingnya.
Efek sampingnya yang serius adalah:
Hipersensitasi
Kadang-kadang pada dosis rendahsudah dapat menyebabkan kematian dan
kolaps dan kematian.
Reaksi terhadap preparat kombinasi proka penisilin. Berlainan dengan
kokain, zat tidak mengakibatkan adiksi
Dosis: 0,25-0,5%
12 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
digunakan pada selaput lender dan kulit untuk nyeri,perasaan terbakar dan
gatal .
Dibandingkan prokain, khasiatnya lebih kuat dan lebih cepat kerjanya
(setelah beberapa menit) juga bertahan lebih lama. Penggunaan : lidokain
banyak digunakan setelah infark jantung sebagai obat pencegah aritmia
ventricular( di bagian ICCU) dan pada bedah jantung .
Efek sampingnya adalah Mengantuk, Pusing, Sukar bicara, Hipotensi, dan
Konvulsi. Semua efek SSP yang terutama timbul pada overdose.
7. Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain.
Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain, karena efek vasodilatasinya lebih
ringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya lebih
cepat . di dalam hati, zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit lain .
ekskresinya melalui kemih ( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada anstesia
permukaan 4% dan secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.
8. Mepivakain, Scandicaine
Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida yang mulai kerja dan
kekuatannya mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama . tidak berkhasiat
vasodilatasi sehingga tidak perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat ini
terutama digunakan sebagai aastesia infiltrasi dan enis anastesia parenteral
pada pembedahan dental, mata dan THT.
9. Cinchokain
Derivate-kinolin ini dari tipe amida yang beberapa kali lebih kuat daripada
lidokain tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih lama dan juga bersifat
vasodilatasi. Obat ini banyak digunakan sebagai anestetikum permukaan antara
lain dalam suppositoria anti wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal gatal,
tidak menimbulkan hipersensitasi. efeknya tampak setelah ca 15 menit dan
berlangsung 24 jam.
10. Artikain
13 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-amida
dengan kerja panjang ( 1976 0 terikat pada protein plasma ca 95%. Efeknya
timbul setelah 3 menit dan berlangsung agak lama, ca 45-90 menit. Obat ini
digunakan untuk pembedahak kevil dan di kedokteran gigi . karena artikain
memiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik dibandingkan lidokain.
Efek samping :
Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi lubang gigi amalgam dan artukain
dapat timbul keluhan kesehatan serius. Dosis dewasa sekalinya 400mg..
11. Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah
begitupula bakteriostatis terhadap kuman.
14 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
Beberapa obat anestetik diberikan secara intravena baik tersendiri
maupun dalam bentuk kombinasi dengan anestetik lainnya untuk
mempercepat tercapainya stadium anestesi atau pun sebagai obat penenang
pada penderita gawat darurat yang mendapat pernafasan untuk waktu yang
lama, Yang termasuk :
Barbiturat (tiopental, metoheksital)
Benzodiazepine (midazolam, diazepam)
Opioid analgesik dan neuroleptik
Obat-obat lain (profopol, etomidat)
Ketamin, arilsikloheksilamin yang sering disebut disosiatif anestetik.
15 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
Stadium ini ditandai dengan pernafasan yang teratur. Dan berlanjut sampai
berhentinya pernafasan secara total. Ada empat tujuan pada stadium III
digambarkan dengan perubahan pergerakkan mata, dan ukuran pupil, yang
dalam keadaan tertentu dapat merupakan tanda peningktan dalamnya anestesi.
4. Stadium depresi medula oblongata
Bila pernafasan spontan berhenti, maka akan masuk kedalam stadium IV.
Pada stadium ini akan terjadi depresi berat pusat pernafasan dimedula
oblongata dan pusat vasomotor. Tampa bantuan respirator dan sirkulasi,
penderita akan cepat meninggal.
2.2.4 Farmakokinetik
Dalamnya anestesi ditentukan oleh konsentrasi anestetik didalam susunan
saraf pusat. Kecepatan pada konsentrasi otak yang efektif (kecepatan induksi
anestesi) bergantung pada banyaknya farmakokinetika yang mempengaruhi
ambilan dan penyebaran anestetik. Factor tersebut menentukan perbedaan
kecepatan transfer anestetik inhalasi dari paru kedalam darah serta dari darah ke
otak dan jaringan lainnya. Faktor-faktor tersebut juga turut mempengaruhi masa
pemulihan anestesi setelah anestetik dihentikan.
Absorpsi dan distribusi
Konsentrasi masing-masing dalam suatu campuran gas anestetik sebanding
dengan tekanan atau tegangan persialnya. Istilah tersebut sering dipergunakan
16 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
secara bergantian dalam membicarakan berbnagai proses transfer anestetik gas
dalam tubuh. Tercapainya konsentrasi obat anestetik yang adekuat dalam otak
untuk menimbulkan anestesi memerlukan transfer obat anestetik dari udara
alveolar kedalam darah dan otak. Kecepatan pencapaian konsentrasi ini bergantung
pada sifat kelarutan anestetik, konsentrasinya dalam udara yang dihisap, laju
ventilasi paru, aliran darah paru, dan perbedaan gradian konsentrasi (tekanan
parsial) obat anestesi antara darah arteri dan campuran darah vena.
Ekskresi
Waktu pemulihan anestesi inhalasi bergantung pada kecepatan
pembuangan obat anestetik dari otak setelah konsentrasi obat anestesi yang diisap
menurun. Banyaknya proses transfer obat anestetik selama waktu pemulihan sama
dengan yang terjadi selama induksi. Factor-factor yang mengontrol kecepatan
pemulihan anestesi meliputi; aliran darah paru, besarnya ventilasi, serta kelarutan
obat anestesi dalam jaringan dan darah serta dalamnya fase gas didalam paru.
17 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
nyata diantara anestetik, memberikan interaksi yang kurang spesifik pada obat ini
dengan dengan membran matriks lipid, dengan prubahan sekunder pada fungsi
saluran.
18 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
Obat yang tergolong obat Anestesi Inhalasi adalah: Halotan, enfluran, isofluran,
sevofluran, desflurane, dan methoxyflurane merupakan cairan yang mudah
menguap.
1. Halothane
- Bau dan rasa tidak menyengat.
- Khasiat anestetisnya sangat kuat tetapi khasiat analgetisnya dan daya
relaksasi ototnya ringan. Halotan digunakan dalam dosis rendah dan
dikombinasi dengan suatu relaksans oto, seperti galamin atau
suksametonium.
- Kelarutannya dalam darah relative rendah induksi lambat, mudah
digunakan, tidak merangsang mukosa saluran napas.
- Bersifat menekan refleks dari paring dan laring, melebarkan bronkioli dan
mengurangi sekresi ludah dan sekresi bronchi.
- Famakokinetik: sebagian dimetabolisasikan dalam hati bromide, klorida
anorganik, dan trifluoacetik acid.
- Efek samping: menekan pernapasan dan kegiatan jantung, hipotensi, jika
penggunaan berulang, maka dapat menimbulkan kerusakan hati.
- Dosis: tracheal 0,5-3 v%.
2. Enfluran
- Anestesi inhalasi kuat yang digunakan pada berbagai jenis pembedahan,
juga sebagai analgetikum pada persalinan. Memiliki daya relaksasi otot dan
analgetis yang baik, melemaskan otot uterus, dan tidak begitu menekan
SSP.
- Resorpsinya setelah inhalasi , cepat dengan waktu induksi 2-3 menit.
Sebagian besar diekskresikan melalui paru-paru dalam keadaan utuh, dan
sisanya diubah menjadi ion fluoride bebas.
- Efek samping: hipotensi, menekan pernapasan, aritmi, dan merangsang
SSP. Pasca bedah dapat timbul hipotermi (menggigil), serta mual dan
muntah, dapat meningkatkan perdarahan pada saat persalinan, SC, dan
abortus.
3. Isofluran (Forane)
19 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
- Bau tidak enak
- Termasuk anestesi inhalasi kuat dengan sifat analgetis dan relaksasi otot
baik.
- Efek samping: hipotensi, aritmi, menggigil, konstriksi bronkhi,
meningkatnya jumlah leukosit. Pasca bedah dapat timbul mual, muntah,
dan keadaan tegang
-
4. Desfluran
- Dessfluran merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek
klinisnya mirip isofluran. Desfluran sangat mudah menguap.
- Bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardia dan hipertensi.
- Merangsang jalan napas atas, sehingga tidak digunakan untuk induksi
anestesi
5. Sevofluran
- Merupakan halogenasi eter
- Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan dengan isofluran
- Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan napas
- Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia.
Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran dan belum ada laporan
toksik terhadap hepar
20 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
a. Na tiopental :
Induksi : dosis tgt BB, keadaan fisik dan penyakit
Dws : 2-4ml lar 2,5% scr intermitten tiap 30-60 dtk ada capaian
b. Ketamin
sifat analgesik, anestetik, kataleptik dg kerja singkat. Analgesik kuat utk
sistem somatik, lemah utk sistem viseral
Ketamin sering menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyeri
kepala, pasca anestesi dapat menimbulkan mual-muntah, pandangan kabur,
dan mimpi buruk. Dosis 0.1 mg/kg intravena dan untuk mengurangi
salivasi diberikan sulfas atropin 0.001 mg/kg.
3. Propofol
- Propofol dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat
isotonik dengan kepekatan 1% (1 ml=10 mg).
- Suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik
sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2 mg/kg intravena.
- Dosis untuk anestesi intravena total 4- 12 mg/kg/jam dan dosis sedasi untuk
perawatan intensif 0.2 mg/kg. Pada manula dosis harus dikurangi, pada
anak <3 tahun dan pada wanita hamil tidak dianjurkan.
4. Diazepam
- Suatu benzodiazepine dengan kemampuan menghilangkan kegelisahan,
efek relaksasi otot yang bekerja secara sentral, dan bila diberikan secara
intravena bekerja sebagai antikejang. Respon obat bertahan selama 12-24
jam menjadi nyata dalam 30-90 mnt stlah pemberian scra oral dan 15 mnt
slah injeksi intravena.
21 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
- Kontraindikasi: hipersensitif terhadap benzodiazepine, pemberian
parenteral dikontraindikasikan pada pasien syok atau koma
- Dosis : induksi = 0,1-0,5 mg/kgBB
5. Opioid
Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) untuk induksi diberikan dosis
tinggi.
- Opioid tidak mengganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan
untuk induksi pasien dengan kelainan jantung.
- Untuk anestesi opioid digunakan fentanil dosis induksi 20-50 mg/kg,
dilanjutkan dengan dosis rumatan 0.3-1 mg/kg/menit.
22 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Anastesi Adalah hilangnya rasa sakit seluruh tubuh secara sentral disertai
hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Kerja obat anastesi, yaitu apabila
obat anestesi inhalasi, dihirup bersama-sama udara inspirasi masuk kedalam
saluran pernafasan, didalam alveoli paru akan berdifusi masuk kedalam sirculasi
darah. Demikian pula yang disuntikkan secara intramuskular, obat tersebut akan
diabsorbsi masuk kedalam sirkulasi darah.
Setelah masuk kedalam sirkulasi darah obat tersebut akan menyebar
kedalam jaringan. Dengan sendirinya jaringan yang kaya pembuluh darah seperti
otak atau organ vital akan menerima obat lebih banyak dibandingkan jaringan yang
pembuluh darahnya sedikit seperti tulang atau jaringan lemak .
Kerja obat anastesi juga tergantung jenis obatnya, dimana didalam jaringan
sebagian akan mengalami metabolisme, ada yang terjadi di hepar , ginjal atau
jaringan lain. Eksresi bisa melalui ginjal ,hepar, kulit, atau paru-paru. Eksresi bisa
dalam bentuk asli atau hasil metabolismenya. N2O dieksresi dalam bentuk asli
lewat paru.
Perbedaan anastesi umum dengan anestesi local yaitu :
Pada anestesi local hilangnya rasa sakit setempat sedangkan pada anestesi
umum seluruh tubuh.
Pada anestesi local yang terpengaruh syaraf perifer sedang pada anestesi umum
yang terpengaruh syaraf pusat dan
Pada anestesi local tidak terjadi kehilangan kesadaran.
3.2 Saran
23 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
Sebaiknya pemilihan obat anestesi local maupun umum menyesuaikan dengan
kondisi pasien (berat badan, penyakit yang diderita), jenis obat anestesi dan efek
sampingnya.
Daftar Pustaka
24 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i