Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ami Nurhidayah

NIM : A1F018037
Mata kuliah : Matematika Terapan
Dosen : Wuryanto A.Sidik, MSc., Ph.D

Model Fungsi Linear (Aplikasi dan Penerapan Ekonomi)

1. Simulasikan dengan harga dan tentukan pajak tertinggi guna mengurangi jumlah perokok
atau bahkan menghentikannya!

Jawab :

Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha
mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen. Hal tersebut akan
menurunkan permintaan terhadap rokok.

Sumbu x = jumlah permintaaan


Sumbu y = harga
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva
penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih tinggi pada sumbu harga. Jika
sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ maka sesudah pajak ia akan
menjadi P = a + bQ + t.

Contoh : Fungsi permintaan P = 12000 – 4Q dan fungsi penawaran P = -10.000 + 8Q.


Pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp. 8500 per unit barang. Berapa P dan Q
sebelum dan sesudah pajak?

Diketahui : Permintaan ; P = 12000 – 4Q


Penawaran ; P = -10.000 + 8Q
Ditanya : berapa P dan Q sebelum dan sesudah pajak?

Penyelesaian :

Pd = Ps
12000 – 4Q = -10000 + 8Q
-12 Q = -22000
Q = 1833
Kemudian Q disubstitusikan ke dalam salah satu fungsi
P = -10000 + 8 (1833)
P = -10000 + 14664
P = 4664

Setelah di beri pajak


Pd’ = Ps’
12000 – 4Q = -10000 + 8Q + t
12000 – 4Q = -10000 + 8Q + 8500
-12Q = -13500
Q’ = 1125
P’ = 12000 – 4 (1125)
P’ = 12000 – 4500
P’ = 7500
Jadi, dapat dismpulkan bahwa semakin tinggi pajak akan menurunkan
penawaran dan meningkatkan harga. Oleh karena itu, menaikkan nilai pajak menjadi
salah satu upaya mengurangi konsumsi rokok. Walaupun, permintaan akan rokok
bersifat inelastis, dimana besarnya penurunan konsumsi rokok lebih kecil daripada
peningkatan harganya karena rokok adalah barang yang menimbulkan kecanduan
bagi pemakainy. Namun demikian menurut Ahsan dan Tobing sebagaimana dikutip
dalam buku fakta tembakau menyimpulkan bahwa peningkatan 10 % harga rokok
akan menurunkan konsumsi rokok perokok termiskin sebanyak 16 %, sedangkan
untuk perokok terkaya hanya akan turun 6%. Perokok termiskin lebih sensitif
terhadap harga dibandingkan dengan perokok terkaya sehingga kebijakan
peningkatan harga rokok melalui peningkatan pajak akan melindungi penduduk
miskin dari kecanduan dan perangkap konsumsi rokok.
2. Apakah ada pajak yang dikenakan dalam fungsi permintaan?
Jawab : Tidak terdapat pajak dalam fungsi permintaan, karena fungsi permintaan berasal
dari keinginan konsumen. Konsumen adalah pengguna, maka ia akan meminta harga
terendah dan tidak diikuti dengan penambahan pajak.
3. Mengapa pajak yang dibayar konsumen lebih besar dari produsen?
Jawab : Belum tentu, karena hal tersebut tergantung dengan elastisitas kurva permintaan
dan penawaran akan barang tersebut. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio
persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas
permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih 1 maka dikatakan elastis.
Sementara jika elastisitas kurang dari 1 disebut inelastis, yang berarti pengaruh
besar kecil harga terhadap jumlah permintaan tidak terlalu besar.
4. Simulasikan harga dan subsidi untuk BBM hingga kemampuan maksimum pemerintah!
Jawab :
Hukum Permintaan
“semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia
diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang
yang bersedia diminta.”
 Fungsi permintaan
P1 = 10.000 Q1 = 5.000
P2 = 15.000 Q2 = 4.000
P−10 Q−5
= (Dalam ribu)
5 −1
(P - 10) – 1 = (Q - 5) 5
-P + 10 = 5Q - 25
Qd = -0,2P + 7

Hukum penawaran
“Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang
bersedia ditawarkan.”

 Fungsi penawaran
P1 = 10.000 Q1 =3.000
P2 = 15.000 Q2 = 5.000
P−P1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q 2−Q 1
P−10 Q−3
= (dalam ribu)
5 2
(P - 10) 2 = (Q - 3) 5
2P – 20 = 5Q - 15
Qs = 0,4P - 1

Keseimbangan terjadi jika Qd = Qs atau Pd= Ps


(keseimbangan sebelum subsidi)

Qd= Qs
-0,2p + 7 = 0,4p - 1
0,6p = 8
P = 13,3 (dalam ribu)
Lalu substitusikan P ke dalam Q

Qd = 0,2p + 7
Qd = 0,2 (13,3) + 7
Q = 4,34 (dalam ribu)

Titik keseimbangan yang diperoleh sebelum subsidi yaitu E (4,34 ; 13,3)

Ketika subsidi s = 3 (dalam ribu) perliter untuk BBM. Qs = 0,4P - 1 Menjadi


Qs = 0,4 (P + 3) - 1
Qs = 0,4 (P + 3) - 1
Qs = 0,4P + 1,2 - 1
Qs = 0,4P + 0,2

Keseimbangan terjadi jika Qd = Qs atau Pd = Ps (keseimbangan setelah subsidi)

Qd = Qs
-0,2P + 7 = 0,4P + 0,2
0,6P = 6,8
P = 11,3 (dalam ribu)
Lalu substitusikan P ke dalam Q
Qd = -0,2P + 7
Qd = -0,2 (11,3) + 7
Qd = -2,26 + 7
Q = 4,74 (dalam ribu)
Titik Keseimbangan yang diperoleh setelah subsidi yaitu E (4,74 ; 11,3)
Jumlah subsidi yang dibayarkan pemerintah yaitu
S = QE’ x s
S = 4.740 x 3.000
S = 14.220.000

Anda mungkin juga menyukai