Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SAINS KEPERAWATAN

REVIEW NURSING THEORY LEVEL GRAND THEORY

“ TEORI KEBUTUHAN MANUSIA (HUMAN NEED THEORY) “

Nama : Selvyana Ta’dung

NIM : 2210077

Prodi : Magister Keperawatan

Dosen Pengampuh : Dr. Blacius Dedi, SKM., M.Kep

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KARYA BHAKTI HUSADA SEMARANG

PEMBAHASAN

A. Teori Kebutuhan Manusia (Human Need Theory)


1. Biografi Singkat

Gambar Virginia Henderson


(Sumber: Risnah dan Irwan, 2021)
Virginia Henderson dilahirkan 30 November 1897 di Kansas, Missouri,
Amerika. Wafat pada tanggal 19 Maret 1996, Connecticut Hospice, Branford,
Connecticut, Amerika. Virginia memiliki ketertarikan dengan keperawatan selama
Perang Dunia ke-I terjadi. Ia memiliki keinginan mulia untuk dapat membantu
personel militer yang terluka atau sedang sakit. Ia pun belajar ilmu keperawatan di
Sekolah Perawat Militer yang terletak di Washington, D.C, pada tahun 1918 dan
lulus tahun 1921. Dan pada tahun 1926, ia mendapatkan gelar B.S. dan M.A.
dibidang pendidikan perawatan. Sejak tahun 1953, ia pun menjadi asosiet riset di
Yale University School of Nursing. Ia memeroleh gelar Honorary Doctoral dari
Catholic University of Amerika, Pace University, University of Rochester, University
of Western Ontario, dan Yale University. Adapun beberapa buku yang telah ia
publikasikan antara lain The Principles and Practice of Nursing (1939), Basic
Principles of Nursing Care (1960) dan The Nature of Nursing (1966) (Risnah &
Irwan, 2021).
2. Teori Kebutuhan Manusia (Human Need Theory)
Keperawatan menurut Henderson dapat didefinisikan sebagai “penolong
individu, saat sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan
untuk kesehatan, pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat
melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau
pengetahuan. Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan
dasar manusia yang merupakan dasar dalam pemberian asuhan keperawatan:
a. Breath normally (bernafas dengan normal)
b. Eat and drink adequately (kebutuhan makan dan minum yang adekuat)
c. Eliminate body wastes (kebutuhan eliminasi)
d. Move and maintain desirable postures (kebutuhan  bergerak dan
mempertahankan postur tubuh)
e. Sleep and rest (kebutuhan tidur dan istirahat)
f. Select suitable clothes ; dress and undress (kebutuhan berpakaian)
g. Maintain body temperatures within a normal range by adjusting clothing and
modifying the environment (mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal,
dengan menyesuaikan pakaian dan memodifikasi lingkungan)
h. Keep the body clean and well groomed and protect the integument (menjaga
tubuh tetap bersih dan melindungi kulit)
i. Avoid dangers in the environment and avoid injuring others (menghindari bahaya
lingkungan dan menghindari cedera)
j. Communicate with others in expressing emotions, needs, fears, or
opinions (Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan perasaan
emosi, kebutuhan, ketakutan atau pendapat)
k. Worship according to ones faith (beribadah sesuai keyakinan seseorang)
l. Work in such a way that there is a sense of accomplishment (kebutuhan akan
pekerjaan dan penghargaan)
m. Play or participate in various forms of recreation (kebutuhan akan hiburan atau
rekreasi)
n. Learn, discover, or satisfy the curiositythat leads to normal development and
health and use the available health facilities (Belajar, menemukan atau
memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan kesehatan dan
dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia).
Keempat belas kebutuhan dasar manusia tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis,
dan spiritual kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin
10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan
spiritual, dan komponen 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis. Selain
itu, Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka
merupakan satu kesatuan (unit).
Henderson mengidentifikasi tiga tahap hubungan perawat-pasien, yaitu saat
perawat berperan sebagai pengganti, penolong, dan mitra bagi pasien. Melalui
proses interpersonal, perawat harus sampai ke 'dalam kulit tiap pasiennya untuk
mengetahai bantuan apa yang dibutuhkan sehingga fungsi perawat dan dokter saling
tumpang tindih, yang mana perawat bekerja saling ketergantungan dengan tenaga
kesehatan profesional lainnya dan juga dengan pasien.
Perawat melaksanakan peran pengganti pada upaya memenuhi kebutuhan
pasien diakibatkan oleh berkurangnya kekuatan fisik dan kemampuan pasien di
dalam kondisi pasien yang gawat, yang mana perawat memiliki peran sebagai
penolong yang membantu pasien mendapatkan kemandiriannya. Kemandirian
bersifat relatif (tidak ada manusia yang tidak bergantung pada orang lain). Perawat
dan pasien secara bersama merumuskan rencana perawatan bagi pasien sebagai
mitra. Meskipun masing-masing pasien memiliki diagnosis penyakit atau masalah
kesehatan yang berbeda, tentunya setiap pasien pasti memiliki kebutuhan dasar yang
harus terpenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan
kondisi patologis serta faktor lainnya, seperti usia, kebiasaan, kondisi emosional,
status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.

B. Implementasi Teori Kebutuhan Manusia (Human Need Theory) Dalam Pelayanan


Keperawatan
Virginia Henderson telah mengembangkan teori kebutuhan manusia (Human Need
Theory). Berdasarkan teorinya ini dapat diimplementasikan dalam layanan keperawatan
melalui identifikasi terhadap kebutuhan dasar individu (klien) yang harus dipenuhi
berdasarkan kondisi patologisnya atau apa yang dibutuhkan oleh pasien yang tidak
terlepas dari 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson.
1. Breath normally (bernafas dengan normal)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: kolaborasi pemberian terapi oksigen
pada pasien-pasien dengan gangguan pernafasan (misalnya TB paru, pneumonia).
2. Eat and drink adequately (kebutuhan makan dan minum yang adekuat)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: kolaborasi pemasangan nasogastric
tube (NGT) pada pasien dengan gangguan menelan atau intake sulit (misalnya pasien
penurunan kesadaran, ileus obstruktif).
3. Eliminate body wastes (kebutuhan eliminasi)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: kolaborasi pemasangan drainase
catheter atau DC pada pasien dengan gangguan eliminasi urine (misalnya ISK, batu
ureter).
4. Move and maintain desirable postures (kebutuhan  bergerak dan mempertahankan
postur tubuh)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: melakukan ROOM pada pasien dengan
ganguan mobilisasi (misalnya stroke)
5. Sleep and rest (kebutuhan tidur dan istirahat)
6. Select suitable clothes ; dress and undress (kebutuhan berpakaian)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: melakukan personal hygine dan
kebutuhan berpakian pada pasien dengan penurunan kesadaran.
7. Maintain body temperatures within a normal range by adjusting clothing and
modifying the environment (mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal,
dengan menyesuaikan pakaian dan memodifikasi lingkungan)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: melakukan kompres hangat pada
pasien dengan masalah keperawatan hipertermia (misalnya DBD, thypoid fever).
8. Keep the body clean and well groomed and protect the integument (menjaga tubuh
tetap bersih dan melindungi kulit)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: melakukan personal hygine dan
kebutuhan berpakian pada pasien dengan penurunan kesadaran.
9. Avoid dangers in the environment and avoid injuring others (menghindari bahaya
lingkungan dan menghindari cedera)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: memasang pengaman tempat tidur
pasien dengan resiko tinggi jatuh (misalnya stroke).
10. Communicate with others in expressing emotions, needs, fears, or
opinions (Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan perasaan emosi,
kebutuhan, ketakutan atau pendapat)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: melakukan komunikasi teraupetik
untuk mengurangi ansietas pada pasien yang baru pertama kali menjalani
pembedahan.
11. Worship according to ones faith (beribadah sesuai keyakinan seseorang)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: melakukan kolaborasi manajemen
nyeri non farmakologis dengan melakukan terapi D’zkir untuk mengurangi nyeri
(misalnya nyeri post operasi).
12. Work in such a way that there is a sense of accomplishment (kebutuhan akan
pekerjaan dan penghargaan)
13. Play or participate in various forms of recreation (kebutuhan akan hiburan atau
rekreasi)
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: melakukan pemberian terapi bermain
untuk mengurangi dampak hospitalisasi pada pasien anak-anak.
14. Learn, discover, or satisfy the curiositythat leads to normal development and health
and use the available health facilities (Belajar, menemukan atau memuaskan rasa
ingin tahu yang mengarah pada perkembangan kesehatan dan dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang tersedia).
Contoh penerapan dalam praktik keperawatan: melakukan discarcge planning secara
maksimal pada pasien yang direncanakan akan melakukan rawat jalan sehingga dapat
memanfaakan fasilitas kesehatan yang tersedia denga meningkatkan kunjungan pada
puskesmas, klinik, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Risnah, & Irwan, M. (2021). Falsafah dan Teori Keperawatan Dalam Intergitas Keilmuan.
(Musdalifah, Ed.) Makasar, Sulawesi Selatan, Kabupaten Gowa: Alauddin University
Press. Retrieved Maret 20, 2023, from http://ebooks.uin-alauddin.ac.id/

Rofili, M. (2021). Teori dan Falsafah Keperawatan (1 ed.). Semarang, Jawa Tengah:
Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Retrieved April 10, 2023

Anda mungkin juga menyukai