Anda di halaman 1dari 10

Gambaran Diri

SEBAGAI GURU PENGGERAK DI MASA DEPAN

Aulia Fauziah
Pengantar
Salindia ini berisi gambar diri saya dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Guru Penggerak
(berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif) selama 3 tahun ke depan.
Aktivitas Sebagai Guru
Penggerak dalam keseharian
Menyusun dan mengembangkan perencanaan pembelajaran merupakan tugas
wajib seorang guru sebelum melangsungkan proses pengajaran. Sebagaimana
pembiasaan sudah ada, setiap awal semester sebagai guru harus membuat
perencanaan seperti Program Semester, Silabus, dan RPP. Untuk mewujudkan
diri sebagai Pemimpin
PemimpinPembelajaran
Pembelajar saya akan memberikan contoh bagi
rekan-rekan guru dalam menuangkan ide dan konsep pembelajaran yang
kreatif, inovatif, dan berpihak
berpihak pada murid.
murid. Hal tersebut dilakukan semata-mata
menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, menyenangkan, namun tetap
menantang, dan relevan untuk peserta didik. Tentunya dengan memperhatikan
kepentingan tumbuh, kembang, dan mekarnya peserta didik.
lanjutan ...
Terkait perencanaan pembelajaran
pembelajaran yangyang berpihak
berpihak pada
padamurid
murid, saya akan
mengajak rekan-rekan guru untuk melakukan pembiasaan yakni, setiap hari
Jum'at mengumpulkan RPP, media atau bahan ajar yang akan digunakan pada
pembelajaran minggu depan. Selain itu, kegiatan diskusi tentang proses
pembelajaran di kelas selama satu minggu pun dilakukan sebagai refleksi dan
penilaian diri baik oleh diri sendiri atau sesama rekan guru. Dari proses tersebut,
kami akan mengetahui bagaimana karakter peserta didik, lalu keterampilan apa
yang sudah mereka dapat, hal apa yang perlu ditingkat, dan strategi apa yang
cocok dilakukan. Selanjutnya, saya akan berperan sebagai Coach Coach bagi guru
bagi guru
lain, memandu rekan-rekan guru untuk menyusun strategi. Bahkan tidak
lain,
menutup kemungkinan kami akan belajar bersama mengembangkan bahan
atau media ajar menggunakan aplikasi yang mendukung.
lanjutan ...
Menyusun strategi pembelajaran dan menemukan kebaruan untuk
mengembangkan media atau media ajar membutuhkan ilmu pengetahuan
terbaru pula. Oleh karena itu, saya harus mandiri
mandiri dengan terus berupaya
mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu adanya pelatihan yang
ditugaskan oleh sekolah, dinas, atau pihak lain. Misal, dengan meneruskan
pembiasaan mengikuti pelatihan pendidikan yang dilaksanakan oleh REVO
Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi Indonesia. Pelatihan ini dilaksanakan secara daring dan
dapat disimak ulang kapanpun. Tak hanya itu, pelatihan-pelatihan yang digagas
oleh lembaga terpercaya pun dapat saya ikuti. Seperti pelatihan Membaca
Nyaring (Read Aloud), PembaTIK, Pelatihan Indonesia Bertutur dan pelatihan
yang tersedia di dalam akun SIMPKB.
lanjutan ...
Mengukiti pelatihan secara mandiri, bagi saya bukan sekedar mengembangkan
reflektif ketika sudah mengimplementasi hasil
diri. Melainkan sebagai upaya reflektif
pelatihan yang saya dapat. Hal tersebut saya lakukan, sebagai upaya
memperbaiki kualitas mengajar dan hasil pembelajaran sesuai dengan
tujuannya. Satu hal yang patut saya tanamkan, dengan menyadari kemampuan
peserta didik yang semakin kritis dalam berpikir nalar dan mematangkan
keterampilannya membuat saya makin semangat bahwa sebagi pendidik pun
harusnya lebih semangat meningkatkan keterampilan. Bahkan dapat
memberikan contoh nyata, bahwa buah karya kita bisa diikut sertakan dalam
ajang perlombaan. Seperti ajang penghargaan guru teladan dan kedai reka
yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Indonesia. Hal tersebut sebagai tolak ukur kualitas keterampilan yang kita miliki.
lanjutan ...
Selain itu, mimpi saya sejak dulu yang InsyaAllah akan saya terapkan tahun ini
bahwa pentingnya membuat Jurnal Refleksi Guru.
Jurnal Refleksi Guru. Menjadi seorang guru
tentunya banyak tantangan yang harus dengan sigap dan cermat untuk
diselesaikan. Mulai dari tantangan merancang stategi pembelajaran, proses
pengajaran, karakter peserta didik, hasil belajar peserta didik, kasus-kasus yang
muncul di kelas, kesalah pahaman dengan rekan guru atau atasan, dan masih
banyak lagi. Dengan kita menuliskannya dalam jurnal refleksi guru, saya sangat
yakin hal tersebut dapat menjadi obat manjur selama menjadi seorang pendidik.
Pasalnya, kita akan menuangkan bagaimana pengalaman hidup. Mulai dari
kronologis kejadian, kemudian bagaimana perasaan kita saat menghadapinya,
lantas solusi apa yang harus dilakukan, mengevaluasi dan belajar dari pilihan
kita, insyaAllah menjadi pembelajaran di masa depan agar kualitas kita sebagai
pendidik akan lebih baik.
Kegiatan Terprogram Rutin
Berkesinambungan
Menilik kegiatan terprogram rutin yang berkesinambungan, tentunya akan
selalu ada di setiap sekolah. Salah satunya kegiatan Bulan Bahasa yang
diinisiasi oleh guru-guru bahasa Indonesia bersama pihak sekolah. Kegiatan ini
merupakan ajang
ajang kolaborasi
kolaborasi antar guru dengan guru, guru dengan siswa, pihak
sekolah dengan orang tua, dan pihak sekolah dengan praktisi atau komunitas.
Walaupun hal tersebut sudah rutin saya implementasikan di sekolah, tentunya
pembiasaan itu bagus dan patut dipertahankan. Namun, ada sebuah tantangan
yang dihadapi ke depannya, yakni bagaimana kami menyajikan konsep
kegiatan yang lebih kreatif, inovatif, dan tidak kalah menarik dari tahun-tahun
sebelumnya.
lanjutan ...
Lantas, bagaimana mencipatakan ide-ide yang keratif dan inovatif?
Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, untuk mencari kebaruan atau ide
kreatif dan inovatif
yang kreatif inovatif tentunya dengan cara berkolaborasi. Sebagai langkah
awal, saya akan mengajak rekan guru bahasa Indonesia untuk berdiskusi
dengan tujuan merancang konsep kegiatan. Dalam prosesnya, saya akan
memberikan masukan beberapa tren atau isu yang sedang diusung oleh
pemerintah. Selain itu, dengan melihat kebutuhan siswa dan melibatkannya
dalam mengisi acara sangat bagus untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab
serta melatih keterampilan. Selanjutnya, melakukan pembagian tugas dengan
rekan guru. Dalam pembagian tugas alangkah baiknya terdiri dari guru yang
terampil dibidangnya dan guru yang belum begitu terampil.Tujuannya agar
saling belajar dan menumbuhkan nilai coach bagi guru lain.
T e r i m a

Kasih
Salam Hormat,
Aulia Fauziah

Anda mungkin juga menyukai