Anda di halaman 1dari 10

RESUME 2 MANAJEMEN KELAS di SD

Tentang

Aspek dan Fungsi Manajemen Kelas

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

Ika Nurjannah (18129060)

18 BKT 12

Dosen Pembimbing : Dra. Tin Indrawati, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020

A. Aspek Manajemen Kelas

Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat
kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif, dan kreatif. Menurut
Oemar Hamalik ada 6 aspek yang memiliki fungsi berbeda dalam proses belajar
mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat, yaitu :

1. Aspek tujuan instruksional

2. Aspek materi pelajaran

3. Aspek metode dan strategi pembelajaran

4. Aspek ketenagaan, meliputi aspek siswa, waktu, tempat, perlengkapan

5. Aspek media instruksional

6. Aspek penilaianAspek penunjang fasilitas

Menurut Lois V. Johnson dan May Bany mengemukakan aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan kelas :

1. Sifat-sifat kelas

2. Kekuatan pendorong kekuatan kelas

3. Memahami situasi kelas

4. Mendiagnosis situasi kelas

5. Bertindak selektif

6. Bertindak kreatif

7. Untuk memperbaiki kondisi kelas.


Selain itu ada beberapa aspek yang harus oleh seorang guru dalam mengelola
kelas, yaitu :

1. Pengaturan atau pengkondisian fisik, meliputi :

a. Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar

Empat kunci penataan ruang bagi pengaturan ruang yang baik, yaitu :

1) Jadikan wilayah berlalu lintas tinggi bebas dari kemacetan

2) Pastikan bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru

3) Jaga material pelajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa mudah
diakses

4) Siswa dapat dengan mudah melihat presentasi dan tampilan seisi kelas.

b. Pengaturan tempat duduk

Adalah gaya atau model penataan tempat duduk dalam ruang kelas seperti
penataan kelas gaya auditorium, gaya tatap muka ( face to face), gaya off-set,
gaya seminar, gaya klaster.

c. Ventilasi dan pengaturan cahaya.

Ventilasi ini harus menjamin kesehatan peserta didik. Demikian halnya


dengan lampu penerangan, ketika lampu terang siswa belajar tanpa merasa ada
gangguan, sementara kalau lampu gelap belajar menjadi tidak konsentrasi. Dalam
studi yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika, H. I. Taylor dan J,
Orlansky melaporkan bahwa udara panas menurunkan nilai beberapa pelajaran
intelektual maupun fisik secara drastis.

d. Penataan keindahan dan kebersihan kelas, meliputi :

1) Hiasan dinding
2) Penempatan lemari: untuk buku didepan dan alat-alat peraga dibelakang

3) Pemeliharaan kebersihan: siswa bergiliran membersihkan kelas

e. Pengaturan peserta didik, meliputi :

1) Postur tubuh anak yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang.

2) Anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran


sebaiknya di depan.

3) Anak didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang
cerdas.

4) Anak didik yang pandai bicara dikelompokkan dengan anak didik pendiam.

5) Anak didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu temannya lebih
baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.

f. Permasalahan kelas

Ketidak tercapaian seorang guru dalam mewujudkan tujuan pembelajaran


sejalan dengan kurang cakapnya pendidik dalam manajemen kelas. Indikator dari
keberhasilan tersebut meliputi prestasi belajar peserta didik rendah,yang tidak
sesuai dengan standar atau batas ukuran yang telah ditentukan. Lebih lanjut lgi,
berhasil atau tidaknya manajemen kelas bergantung pada dua faktor utama, yaitu:
guru dan peserta didik.

Permasalahan yang disebabkan oleh faktor guru diantaranya adalah :

1) Ketidakmampuan dalam memisahkan urusan pribadi dengan urusan


pekerjaan.

2) Beban pekerjaan administratif yang menyita banyak waktu.

3) Penampilan fisik dan gaya belajar yang kurang menarik.

4) Pengendalian emosi yang kurang.


5) Keterampilan komunikasi yang kurang efektif pada peserta didik.

Sementara itu, permasalahan yang muncul dari faktor peserta didik


disebutkan seperti berikut :

1) Persaingan yang tidak sehat antar peserta didik

2) Perbedaan jenis kelamin, suku, ras, dan agama sehingga memunculkan rasa
tidak senang dengan peserta didik lain.

3) Reaksi yang muncul didalam kelas akibat suatu peristiwa cenderung negatif
seperti perilaku melawan dan mengancam pendidik.

4) Sebagian teman satu kelas akan memberikan toleransi kesalahan yang


disebabkan oleh temannya seperti tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

5) Kesulitan siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan kelas yang baru.

Konsekuensinya, keberagaman permasalahan perilaku peserta didik dapat


menimbulkan dampak negatif dalam manajemen kelas, seperti berikut :

1) Kurangnya kesatupaduan, yang ditandai perbedaan visi misi antarkelompok


belajar dan perbedaan jenis kelamin didalam kelas.

2) Tidak ada standar perilaku dalam belajar secara kelompok, yang ditandai
dengan ketidakteraturan peserta didik dalam proses pembelajaran seperti
mengobrol dengan peserta didik lainnya selama pembelajaran berlangsung.

3) Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, yang ditunjukkan dengan adanya


perselisihan antaranggota kelompok.

4) Moral rendah, permusuhan, agresif, yang ditunjukkan dengan kurangnya alat-


alat pembelajaran dan sarana prasarana lainnya.

Ada juga yang berpendapat bahwa, masalah manajemen kelas


dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :

1) Masalah individu
a) Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).

b) Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)

c) Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).

d) Helplessness (peragaan ketidakmampuan).

Keempat masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai


bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan
dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.

2) Masalah kelompok

Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan


sosial ekonomi, dan sebagainya.

a) Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati


sebelumnya.

b) Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.

c) "Membombong” anggota kelas yang melanggar norma kelompok.

d) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang


tengah digarap.

e) Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena
menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu
menyesuakan diri dengan keadaan baru.

B. Fungsi Manajemen Kelas Dalam Proses Penyelenggaraan Pendidikan

Manajemen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya
kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi :

1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti :


a. Membantu kelompok dalam pembagian tugas.
b. Membantu pembentukan kelompok.
c. Membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi.
d. Membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas.
e. Membantu prosedur kerja.
f. Merubah kondisi kelas.
2. Merencanakan, yaitu memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan, dan
tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.
3. Mengorganisasikan, meliputi :
a. Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan
organisasi.
b. Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu
membawa organisasi pada tujuan.
c. Menugaskan sesorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas
dan fungsi tertentu.
d. Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berubungan dengan keleluasaan
melaksanakan tugas.
4. Memimpin, pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan dan kepribadian yang
dapat menjadi suri tauladan.
5. Mengendalikan, yaitu memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan
aktivitas yang direncanakan.

Fungsi manajemen kelas (dalam Rohani, 2004) sebenarnya merupakan penerapan


fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung
tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya.
1. Perencanaaan.
Perencanaan adalah titik tolak bagi manajer kelas. Fungsi ini
(perencanaan) menentukan lebih awal hasil pembelajaran nama yang harus
dicapai pada dimasa depan. Dalam hal ini, tiga aspek perencanaan harus
disebutkan :
a. Untuk setiap bidang pembelajaran, institusi pendidikan menentukan hasil
yang akan dicapai pada akhir tingkat atau kelas tertentu. Ketika
merencanakan, pendidik harus berkerja mundur/melihat kebelakang ‘ dari
hasil ini, membimbing peserta didik untuk mencapai hasil pada beberapa
tingkat di masa depan. Pada kenyataannya, ini bermuara pada unit-unit yang
harus dipelajari dalam setiap pertemuan, minggu dan pelajaran.
b. Aspek kedua perencanaan melibatkan keputusan yang harus dibuat yakni
bagaimana hasil yang spesifik dapat tercapai dengan efektif. Hal ini
memerlukan renungan dan rancangan metode yang paling efektif, pendekatan
dan sumber daya yang akan digunakan.
c. Dalam contoh ketiga, pendidik harus menyadari perencanaan dengan
perspektif masa depan ada hubungan antara apa yang peserta didik harus capai
sebelumnya (saat ini ) dan apa yang mereka harus capai di masa depan.

Menurut Pretorius dan Lemmer (Ahmad, 2015) Perencanaan sangat di


perlukan. Mereka memberikan sejumlah pedoman untuk perencanaan yang efektif
:
a. Lakukanlah semua perencanaan secara tertulis.
b. Pelajarilah hasil yang ditetapkan untuk wilayah belajar anda dengan hati-hati.
Fokoslah pada hasil yang kritis dan spesifik.
c. Lakukan perencanaan sebelum awal tahun ajaran, masa tertentu, minggu, hari
atau pelajaran.
d. Rencana harus menspesifikkan sebuah elemen kunci: hasil, metode alternatif,
rincian jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam priode waktu yang
diperlukan, alat bantu mengajar, metode penilaian, dan sebagainya.
e. Peranan dalam kelompok telah menjadi jauh lebih penting. Perencanaan harus
mengembangkan bidang pelajaran lain dalam kelas yang sama, serta pendidik
lainnya yang mengajar di daerah belajar yang sama. Perencanaan merupakan
dasar untuk tugas menejerial pendidik, karena memberikan langsung upaya
pengelolaan. Tanpa perencanaan, semua kegiatan akan serampangan dan
tanpa arah.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dapat digambarkan sebagai penciptaan mekanisme untuk
mengimplementasikan perencanaan yang dibahas sebelumnya. Isu-isu seperti
kegiatan yang dimasukan kedalam tindakan, dimana sumber dayanya, bagaimana itu
harus terjadi dan siapa yang harus bertanggung jawab harus diperhatikan.
Untuk pendidik, fungsi manajemen menciptakan lingkungan pengajaran dan
pembelajaran yang efektif. Situasi kelas yang tertib dan teratur harus diciptakan
untuk membuat pengajaran yang efektif. Ini berarti bahwa peserta didik ditempatkan
dikelas dimana tugas mengajar dengan efek yang maksimal, sedangkan pola
komunikasi dan ketertiban haruslah tetap demokratis.
3. Kepemimpinan
Memimpin ketika rencana harus diubah menjadi realitas. Dia memberikan
arah untuk memastikan bahwa tugas-tugas yang diperlukan secara efektif.
Kepemimpinan melibatkan fungsi bahwa manager memungkinkan orang lain untuk
melaksanakan tugas mereka secara efektif.
Untuk pendidik, kepemimpinan berarti menjelaskan apa hasil yang didapat,
memberikan intruksi, mendelegasikan tugas,kegiatan pengawasan menggunakan
strategi untuk meningkatkan kinerja peserta didik, melatih disiplin dan penanganan
konflik.
4. Pengawasan
Fungsi manajemen akhir dalam siklus manajemen yang efisien dan dilihat
oleh banyak orang sebagai kebutuhan yang paling penting untuk perencanaan yang
efektif. Dalam merencanakan pengajaran atau kegiatan (dalam Rohani, 2004)
pendidik yang memutuskan mana hasil belajar harus dicapai. Pengguanaan
mekanisme pengawasan untuk memeriksa apakah hasil terealisasi merupakan bagian
integral dari perencanaan, tetapi pada saat yang sama kegiatan pengelolaan.

DAFTAR PUSTAKA

Arya Sunu, I Gusti Ketut. 2015. Manajemen Kelas. Yogyakarta: Media Akademi.

Djamarah Syaiful Bahri, Awan Zain. 2006. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta.

Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi & Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN PRESS.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Syarifurahman. 2013. Metode Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks.

Anda mungkin juga menyukai