Anda di halaman 1dari 2

Sterilisasi dan Manajemen Limbah

Kedokteran Gigi
Klinik gigi adalah salah satu penghasil limbah yang harus dikelola dengan baik.

Meskipun mungkin tidak sebanyak fasilitas medis lainnya, sterilisasi dan manajemen

limbah yang salah dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

Oleh karena itu, sebagai penghasil limbah, tentunya setiap dokter gigi harus

bertanggung jawab untuk meminimalkan pelepasan zat yang dapat

membahayakanmanusia, hewan, maupun lingkungan.

Simak artikel berikut untuk tahu lebih banyak tentang sterilisasi dan manajemen

limbah kedokteran gigi untuk memastikan bahwa limbah yang dihasilkan sudah

dikelola dengan cara yang aman dan tepat.

Apa itu limbah?

Menurut The Waste Act, limbah dikatakan berbahaya apabila mengandung unsur

atau senyawa organik atau anorganik, yang mungkin karena karakteristik fisik, kimia,

atau toksikologinya yang kuat, berdampakmerugikan pada kesehatan

manusia/hewan dan lingkungan [1].


Sementara itu, limbah medis sendiri dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu limbah umum

(HCGW) dan limbah berisiko (HCRW).

● HCGW: limbah dengan tingkat risikominimum terhadap kesehatan manusia


dan lingkungan, termasuk limbah administrasi dan rumah tangga seperti
kertas, pena, plastik, dan lainnya.
● HCRW: limbah layanan kesehatan yang berbahaya dan dapat menimbulkan
penyakit atau cedera, mencakup limbah:
○ Infeksius, termasuk bahan yang sangat menular.
○ Anatomis atau limbah patologis(limbah laboratorium).
○ Benda tajam.
○ Sitotoksik/genotoksik.

Secara historis, pembakaran adalah satu-satunya metode untuk mengelola HCRW.

Namun, karena tekanan global terhadap insinerasi, langkah ini pun dihapus secara

bertahap sejak tahun 2003 [1].

Baca Juga: Peralatan Yang Harus Ada Di Ruangan Praktik Dokter

Gigi(Opens in a new browser tab)

Baca Juga: Perkembangan Teknologi Kedokteran Gigi Pada Masa

COVID-19(Opens in a new browser tab)

Anda mungkin juga menyukai