Anda di halaman 1dari 3

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 OBAT KUMUR
Obat Kumur Antiseptik
Obat kumur merupakan cairan yang dapat membantu memberikan
kesegaran mulut dan nafas serta menghilangkan dan membersihkan mulut dari
organisme penyebab yang dianggap sebagai pencetus kelainan atau penyakit di
dalam mulut. Obat kumur bermanfaat untuk menghilangkan bau mulut (halitosis),
menghambat dan mengurangi pembentukan plak bakteri, mencegah gingivitis,
sebagai bahan profilaksis sesudah tindakan bedah, dan lain-lain. Pemakaian obat
kumur dapat memberikan efek samping berupa diskolorasi pada gigi dan lidah,
deskuamasi

mukosa

mulut,

mukositis,

erythema

multiforme,

hingga

meningkatnya resiko kanker mulut. Untuk menghindari efek samping akibat


pemakaian obat kumur, maka konsumen harus mematubi aturan pakai yang
tercantum dalam setiap kemasan obat kumur (Mansyur, 2008)
Obat kumur antiseptik merupakan obat yang dapat meniadakan atau
mencegah keadaan sepsis. Antiseptik merupakan zat yang digunakan untuk
membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya
merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup. (Theodorus, 1992;
Ganiswara, 1995).
Menurut Cannel (dalam Hadi, 1986), obat kumur berfungsi sebagai; (a)
pengobatan atau profilaksis infeksi ringan permukaan rongga mulut, (b) bahan
penolong lokal pengobatan antibiotika dari kelainan rongga mulut berupa
keradangan oleh mikroorganisme, (c) profilaksis selama tindakan operasi di dalam
rongga mulut, (d) menghambat pembentukan plak, (e) menjaga kesehatan rongga
mulut secara umum, dan (f) sebagai penyegar rongga mulut.
Menurut Cochran et al, (1994) beberapa jenis obat kumur yang digunakan
dibedakan menurut agen antibakteri yang terkandung dalam obat kumur.
Penggunaan agen-agen kimia ini ditujukan untuk dua kegunaan yang berbeda
yaitu untuk melawan perkembangan plak supragingiva dan melawan bakteri
subgingiva. Untuk plak supragingiva dikenal obat kumur dengan kandungan

antiseptik bisbiguanid, antiseptik ammonium kuarteneri , antiseptik fenolik,


antiseptik lain seperti heksetidin, obat kumur yang mengandung agen oksigenasi,
ion metal, dan produk-produk alamiah.
Obat Kumur Povidone Iodine
Povidone iodine merupakan suatu komplek iodine dengan polivinil
pirolidone, yang akan melepaskan iodine secara perlahan-lahan. Larutan povidone
iodine 10% mengandung 1% iodine aktif. Preparat yang tersedia dalam bentuk
larutan 10%. Salep 10%, shampo dan obat kumur 1% (Nugroho & Herwana,
1984). Povidone iodine adalah suatu iodofor komplek iodin dengan polivinil
pirolidon. Obat ini digunakan sebagai pengganti merkurokrom dan yodium tinctur
yang iritatif (Ganiswara, 1995).
Populasi bakteri di kulit dapat diturunkan sebesar 85% dengan
menggunakan povidon iodin 10%. Efek yang terbaik berlangsung 1 jam dan
setelah 6-8 jam populasi bakteri kembali normal. Jika dibandingkan dengan
larutan klorheksidin, povidon iodin lebih efektif terhadap kuman gram negatif,
akan tetapi masa kerjanya lebih singkat. Penggunaan topikal untuk mengobati
luka bakar, persiapan daerah yang akan dioperasi dan sebagai desinfektan
(Nugroho & Herwana, 1984).
Polivinil pirolidon tidak mempunyai efek antibakteri tetapi hanya
berfungsi sebagai pelarut, sedangkan iodin adalah suatu zat yang bersifat
bakteriostatik non selektif, juga dapat dipakai sebagagi fungisid dan mengobati
luka lecet. Iodin yang dilepas bekerja sebagai antiseptik berspektrum luas (Arif
dan Udin dalam Ganiswarna, 1995). Sedang menurut Nugroho & Herwana
(1984), iodin dalam bentuk larutan 1% dapat membunuh bakteri (bersifak
bakterisid) dengan cara merusak zat organik bakteri. Bahan ini akan merubah
tegangan permukaan (surface-active agent) membran sel bakteri sehingga
keutuhan membran sel akan rusak (Suherman dalam bagian Farmakologi UI,
1995). Sesuai dengan pendapat Wilson dan Gusvold (dalam Erdiyawati, 2000)
bahwa antiseptik dengan bahan aktif povidon iodin yang berpelarut air
mempunyai keuntungan sebagai berikut : (1) Memberikan antiseptik nontoksik;
(2) tidak mudah menguap; dan (3) Tidak bernoda. Selain yang telah disebutkan

diatas, povidon iodin yang larut dalam air melepas iodin secara perlahan-lahan
sehingga masa kerja obat menjadi lebih panjang (Siswandono & Soekarjo, 1995).
Obat Kumur Enkasari
Enkasari adalah obat kumur herbal produksi pabrik, obat ini dapat
diidentifikasikan sebagai pencegahan dan pengobatan sariawan. Enkasari
merupakan salah satu merk obat kumur di Indonesia yang mengandung daun sirih
yang telah dikenal lama sebagai antiseptik alami, daun sirih dapat mencegah
terjadinya infeksi pada rongga mulut. Enkasari juga mengandung daun saga, sari
akar manis dan mentholum untuk menyegarkan dan menghilangkan halitosis.
Referensi :
Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Theodorus. 1992. Antiseptik-Desinfektan: Farmakologi Laboratorium UNSRI.
Jakarta: EGC.
Hadi, P. 1986. Uji Banding Efek Bakteriologis terhadap bakteri-Bakteri Rongga
Mulut antara Obat Kumur Hexitidine dengan Obat Kumur Larutan Garam
Hipertonik dengan da Tanpa Peradangan Gingiva. Tesis. Surabaya:
UNAIR.
Cochran, D.L., Kalkwarf, K., & Brunsfold, M.A. 1994. Plaque and Calculus
Removal: Concideratoions for Professionals. Hongkong: Quintessence
Publishing Co, Inc.
Siswandono & Soekarjo, B. 1995. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga
University Press.
Nugroho D. & Herwana, E. 1984. Atiseptik Topikal dalam Kedokteran Gigi.
Majalah Kedokteran Gigi. 4 (11). Jakarta.
Erdiyawati, N. 2000. Pengaruh Antiseptik Betadin Kumur dan Listerin terhadap
Bakteri Rongga Mulut sebagai Pengganti Air pada Pencampuran Alginat.
Skripsi. Jember: FKG UNEJ.
Mansyur, 2008. Kegunaan Dan Efek Samping Obat Kumur Dalam Rongga Mulut
ResearchGate.http://www.researchgate.net/publication/42349716_Kegunaan
_Dan_Efek_Samping_Obat_Kumur_Dalam_Rongga_Mulut.
Diakses
tanggal 5 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai