Anda di halaman 1dari 3

Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas

persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai
benchmark treatments, serta satu lagi metode yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed
alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak
membolehkan penggunaan metode LIF Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan
penggunaan tiga alternatif pengukuran kas persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata
tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai benchmark treatments, serta satu lagi metode
yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun
efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga
saat ini metode pengukuran kas yang berlaku adalah metode FIFO dan metode Rata-rata
Tertimbang. Pembatasan penggunakan metode akuntansi semacam ini merupakan indikasi
bahwa IFRS pada dasarnya tidak sepenuhnya menggunakan principles-based, bahkan dalam
kasus akuntansi persediaan menjadi lebih rules-based dibanding US GAAP.
Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas
persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai
benchmark treatments, serta satu lagi metode yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed
alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak
membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang
berlaku adalah metode FIFO dan metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan
metode akuntansi semacam ini merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak
sepenuhnya menggunakan principles-based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan
menjadi lebih rules-based dibanding US GAAP. Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan
penggunaan tiga alternatif pengukuran kas persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata
tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai benchmark treatments, serta satu lagi metode
yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun
efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak membolehkan penggunaan metode LIF Sebelum
tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas persediaan,
yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai benchmark
treatments, serta satu lagi metode yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed alternative
treatments yaitu metode LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak
membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang
berlaku adalah metode FIFO dan metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan
metode akuntansi semacam ini merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak
sepenuhnya menggunakan principles-based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan
menjadi lebih rules-based dibanding US GAAP.
Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas
persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai
benchmark treatments, serta satu lagi metode yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed
alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak
membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang
berlaku adalah metode FIFO dan metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan
metode akuntansi semacam ini merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak
sepenuhnya menggunakan principles-based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan
menjadi lebih rules-based dibanding US GAAP.
O, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang berlaku adalah metode FIFO dan
metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan metode akuntansi semacam ini
merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak sepenuhnya menggunakan principles-
based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan menjadi lebih rules-based dibanding US
GAAP.

Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas
persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai
benchmark treatments, serta satu lagi metode yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed
alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak
membolehkan penggunaan metode LIF Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan
penggunaan tiga alternatif pengukuran kas persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata
tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai benchmark treatments, serta satu lagi metode
yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun
efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga
saat ini metode pengukuran kas yang berlaku adalah metode FIFO dan metode Rata-rata
Tertimbang. Pembatasan penggunakan metode akuntansi semacam ini merupakan indikasi
bahwa IFRS pada dasarnya tidak sepenuhnya menggunakan principles-based, bahkan dalam
kasus akuntansi persediaan menjadi lebih rules-based dibanding US GAAP.
Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas
persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai
benchmark treatments, serta satu lagi metode yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed
alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak
membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang
berlaku adalah metode FIFO dan metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan
metode akuntansi semacam ini merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak
sepenuhnya menggunakan principles-based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan
menjadi lebih rules-based dibanding US GAAP.
O, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang berlaku adalah metode FIFO dan
metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan metode akuntansi semacam ini
merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak sepenuhnya menggunakan principles-
based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan menjadi lebih rules-based dibanding US
GAAP.

Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas
persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai
benchmark treatments, serta satu lagi metode yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed
alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak
membolehkan penggunaan metode LIF Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan
penggunaan tiga alternatif pengukuran kas persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata
tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai benchmark treatments, serta satu lagi metode
yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun
efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga
saat ini metode pengukuran kas yang berlaku adalah metode FIFO dan metode Rata-rata
Tertimbang. Pembatasan penggunakan metode akuntansi semacam ini merupakan indikasi
bahwa IFRS pada dasarnya tidak sepenuhnya menggunakan principles-based, bahkan dalam
kasus akuntansi persediaan menjadi lebih rules-based dibanding US GAAP.
Sebelum tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas
persediaan, yaitu metode FIFO dan rata-rata tertimbang yang oleh IAS 2 disebut sebagai
benchmark treatments, serta satu lagi metode yang oleh IAS 2 disebut sebagai allowed
alternative treatments yaitu metode LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak
membolehkan penggunaan metode LIFO, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang
berlaku adalah metode FIFO dan metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan
metode akuntansi semacam ini merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak
sepenuhnya menggunakan principles-based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan
menjadi lebih rules-based dibanding US GAAP.
O, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang berlaku adalah metode FIFO dan
metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan metode akuntansi semacam ini
merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak sepenuhnya menggunakan principles-
based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan menjadi lebih rules-based dibanding US
GAAP.

O, sehingga saat ini metode pengukuran kas yang berlaku adalah metode FIFO dan
metode Rata-rata Tertimbang. Pembatasan penggunakan metode akuntansi semacam ini
merupakan indikasi bahwa IFRS pada dasarnya tidak sepenuhnya menggunakan principles-
based, bahkan dalam kasus akuntansi persediaan menjadi lebih rules-based dibanding US
GAAP.

Anda mungkin juga menyukai