Husna I'zaty - Makalah Seminar Akuntansi Keuangan - Ias 1
Husna I'zaty - Makalah Seminar Akuntansi Keuangan - Ias 1
Disusun Oleh :
HUSNA I’ZATY
NIM 2111070307
1. PENDAHULUAN...................................................................................................................3
2. TUJUAN..................................................................................................................................5
4. KETENTUAN UMUM..........................................................................................................6
Selain itu, entitas juga menyajikan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif, seperti
perubahan estimasi akuntansi dan kesalahan, atau ketika entitas mereklasifikasi item dalam laooran
keuangan. Entitas juga mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi dan pajak penghasilan yang terkait
dengan setiap komponen other comprehensive income, menyajikan dividen yang diakui sebagai
distribusi kepada pemilik dan jumlah yang terkait per saham dalam laporan perubahan ekuitas atau
pada catatan atas laporan keuangan.
IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan keuangan, seperti
mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan rincian tentang kapan harus
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan
persyaratan mengenai catatan atas laporan keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi
dan informasi asumsi yang digunakan.
IAS 1 diubah pada tahun 2007 untuk menggambarkan perubahan dalam istilah yang berdampak
pada standar akuntansi lainnya. Perubahan tersebut meliputi :
1. IAS 1 paragraf 1 yang menjadi PSAK 1 par. 01 tentang tujuan dengan menambahkan
kalimat... yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan”.
2. IAS 1 par. 02 yang menjadi PSAK 1 par. 02 tentang ruang lingkup dengan penambahan
kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah, karena
penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan
Syariah
3. IAS 1 par. 07 yang menjadi PSAK 1 par. 07 tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan
dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar
modal.
4. IAS 1 par. 10 yang menjadi PSAK 1 par. 10 dengan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan, supaya
menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.
5. Tambahan par. 14a tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan
perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan
untuk seluruh entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
6. Catatan kaki pada IAS 1 par. 15 yang terkait tentang Kerangka Dasar Penyusunan Laporan
Keuangan tidak diadopsi karena belum direvisi.
7. IAS 1 par. 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan
tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS par. 23-24
diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 23-24 mengenai pegungkapannya, tetapi dengan
menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory framework prohibits departure from the
requirement” dalam IAS 1 par. 23
8. Catatan kaki pada IAS 1 par. 07, 15, 28, dan 89 yang terkait dengan Kerangka Dasar
Penyusunan Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum di revisi.
9. IAS 1 par. 54 (f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture belum
diadopsi
10. IAS 1 par. 139 yang menjadi PSAK 1 par. 139 tentang tanggal efektif dengan meniadakan
penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika
seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS
menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.
11. IAS 1 par. 139A – 139L tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak relevan.
Adopsi IAS 1 menjadi PSAK 1 telah menggunakan IAS 1 yang telah mengakomodir
amandemen tersebut.
12. IAS 1 par. IG5A tidak diadopsi karena IFRS 9 belum diadopsi.
13. Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan
disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan yang selama ini berlaku di Indonesia.
Pedoman Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Aset Ekuitas
Aset Tidak Lancar Ekuitas yang dapat didistribusikann ke pemilik entitas induk
Aset Lancar Kepentingan non-pengendali
Liablitas
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas Jangka Pendek
Sementara Pedoman Implementasi dari PSAK 1 menyajikan laporan posisi keuangan sebagai
berikut:
Aset Liablitas
Aset Tidak Lancar Liabilitas Jangka Panjang
Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek
Ekuitas
Ekuitas yang dapat didistribusikann ke pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
2. TUJUAN
Tujuan dari IAS 1 adalah memberikan panduan tentang penyajian laporan keuangan secara jelas
dan konsisten sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi yang disajikan
dengan mudah. IAS 1 juga bertujuan untuk mempromosikan transparansi dan akuntabilitas di dalam
organisasi.
Selain memberikan pedoman tentang penyajian laporan keuangan, IAS 1 juga memiliki beberapa
tujuan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, yaitu:
1.) Memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan kepada para pengguna laporan
keuangan, seperti investor, kreditor, dan pemerintah.
2.) Menyajikan informasi yang jelas dan mudah dipahami, sehingga pengguna laporan keuangan
dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi tersebut.
3.) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di dalam organisasi dengan mengungkapkan
informasi yang relevan dan akurat mengenai kinerja keuangan perusahaan.
4.) Membantu dalam memperbaiki standar akuntansi internasional yang berlaku secara global,
sehingga perbandingan antara perusahaanperusahaan di seluruh dunia menjadi lebih mudah
dilakukan.
5.) Mendorong pengembangan praktik akuntansi yang lebih baik dan meningkatkan kualitas laporan
keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan.
IAS 1 menetapkan persyaratan keseluruhan untuk penyajian laporan keuangan, pedoman untuk
struktur dan persyaratan minimum untuk konten laporan keuangan. Standar untuk mengenali,
mengukur, dan mengungkapkan transaksi tertentu dibahas dalam standar lain dan interpretasi (IAS
1.3).
Tujuan Laporan Keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan
dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya perusahaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas meliputi:
1.) Aset
2.) Liabilitas
3.) Ekuitas
4.) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
5.) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitas sebagai pemilik
6.) Arus kas
Dalam rangka menyusun laporan keuangan yang berkualitas memadai, maka IAS 1 ini juga
menyediakan batasan – batasan mengenai komponen –komponen laporan keuangan, yakni:
Dengan mencapai tujuan-tujuan tersebut, IAS 1 diharapkan dapat membantu para pengguna
laporan keuangan dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan memberikan kepercayaan yang
lebih besar kepada suatu perusahaan. Selain itu, IAS 1 juga dapat membantu perusahaan dalam
meningkatkan kinerja keuangannya dan memperbaiki standar akuntansi internasional yang berlaku
secara global.
4. KETENTUAN UMUM
IAS 1 mengatur beberapa ketentuan umum, yakni:
a. Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus
kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari
transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,
laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika
diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap IFRS membuat pernyataan secara
eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap IFRS dalam catatan atas laporan
keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap
IFRS kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang disyaratkan dalam
IFRS.
Perusahaan mempunyai pilihan untuk menyajikan pos pendapatan dan beban dalam bentuk:
Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif harus disajikan ketika entitas menerapkan
suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya
Dalam laporan laba rugi komprehensif, perusahaan mengungkapkan pos-pos berikut sebagai
alokasi laba rugi dalam periode:
1. Laba rugi periode berjalan dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas induk.
2. Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas induk.
Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Pajak
penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan komprehensif lain harus
diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diungkapkan
dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan
kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan
akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi
yang penting telah diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak
diungkapkan. Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan
akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode
pengungkapan.