1 PB
1 PB
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (i) Proses sosialisasi yang dialami
disabilitas netra pertuni (ii) Bentuk-bentuk adaptasi penyandang disabilitas netra di
lingkungan masyarakat (iii) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adaptasi
penyandang disabilitas netra di lingkungan masyarakat Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling sebanyak 9 informan.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan tiga tahap yaitu; Reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian: (i) Penyandang disabilitas netra dalam proses sosialisasi
yang dialami terdapat sikap, nilai, norma, dan perilaku esensial yang dapat diterapkan di
kehidupannya agar mampu untuk beradaptasi dan berpartisipasi secara efektif dalam
masyarakat, (ii) Bentuk adaptasi penyandang disabilitas netra melahirkan konformitas
yang merupakan usaha penyesuaian diri penyandang disabilitas netra dengan mengikuti
cara yang berlaku dalam masyarakat, serta pengasingan diri sebagai alternatif di awal-
awal penyandang disabilitas netra tidak mampu menerima keadaan diri, (iii) Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi penyandang disabilitas yaitu faktor pendorong
adanya kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan
dan aktualisasi diri. Adapun faktor penghambat yaitu stigma, dimana masyarakat dalam
hal ini masih memberi stigma negatif terhadap keberadaan penyandang disabilitas netra.
Kata Kunci: adaptasi, penyandang disabilitas netra, di lingkungan masyarakat.
Abstract. The study aims to discover: (i) the socialization process experienced by visual
impairments disabilities of Pertuni, (ii) the forms of adaptation visual impairments
disabilities in the community, and (iii) the factors which influence the adaptation of visual
impairments disabilities in the community. This study employed a qualitative descriptive
approach with purposive sampling technique with 9 informants. Data collection
techniques employed observation, interview, and documentation. The data analysis
technique used three stages, namely data reduction, data presentation, and conclusion
drawing. Based on the results of the study: (i) the visual impairments disabilities in the
socialization process are essential attitudes, values, norms, and behaviors that can be
applied in their lives to be able to adapt and participate effectively in society, (ii) the form
of adaptation of visual impairments disabilities produces conformity which is an effort to
adapt to visual impairments disabilities by following the prevailing methods in society,
and self-isolation as an alternative at the beginning when visual impairment disabilities
are unable to accept their condition (self isolation), and (iii) the factors that influence the
adaptation of visual impairments disabilities are the reinforcement factors for the needs of
physiology, sense of security, compassion, the needs for appraisal, and self-actualization.
The inhibiting factor is a stigma, where the community still gives a negative stigma to the
existence of visual impairments disabilities persons.
300
Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021
301
Fadhilah, et all. Adaptasi Penyandang Disabilitas di Lingkungan…
dan Gilmore dalam (Desmita, 2009:195) bahwa berbagai peran sosial. Menurut Soekanto (2009:
penyesuaian diri yang sehat adalah apabila 62) adaptasi sosial dilakukan dengan cara
individu memiliki empat aspek berikut: berinteraksi, karena interaksi sosial adalah
1. Kematangan emosional, dalam kematangan hubungan sosial yang dinamis menyangkut
emosional individu yang dapat hubungan antar individu, antar kelompok,
menyesuaikan diri manakala memiliki maupun antara individu dengan kelompok. Ciri
kehidupan emosional yang mantap, dapat manusia tersebut menggambarkan betapa
menyatakan emosinya dengan asertif serta berartinya interaksi sosial dalam kehidupan
sikap positif dalam menyatakan ekspresi manusia. Merton mengatakan bahwa ada
diri. pengaruh dari lingkungan (tekanan struktural)
2. Kematangan sosial, adalah kemampuan yang kemudian menyebabkan individu
individu yang melibatkan dirinya dalam menggunakan bentuk adaptasi tertentu ataupun
komunitas sosial dimana dia berada, berganti bentuk adaptasi. Robert K Merton
kesediaan dalam bekerja sama, dan sikap dalam (Siahaan, 2009) menyatakan bahwa ada
toleransi. lima tipe pola adaptasi individu terhadap situasi
3. Kematangan intelektual, ialah individu tertentu. Empat diantaranya merupakan perilaku
yang memiliki kematangan intelektual akan menyimpang, yaitu:
lebih mudah menyesuaikan diri dengan a) Konformitas, perilaku mengikuti tujuan dan
lingkungan disekitarnya karena individu cara yang ditentukan masyarakat untuk
tersebut memiliki wawasan tentang konsep mencapai tujuan yang diharapkannya.
diri, dan kepercayaan diri yang b) Inovasi, perilaku mengikuti tujuan yang
memungkinkan individu tersebut dapat ditentukan oleh masyarakat tetapi memakai
melakukan komunikasi interpersonal dalam cara yang dilarang oleh masyarakat.
lingkungan sosialnya. c) Ritualisme, melaksanakan ritual-ritual
4. Tanggung jawab personal, merupakan budaya tapi maknanya telah hilang.
tanda penyesuaian diri yang baik manakala d) Pengunduran atau pengasingan diri,
individu itu dapat menyusun rencana kerja meninggalkan cara hidup yang buruk, baik
dalam kehidupannya, dan dengan cara konvensional maupun
menyelesaikannya dengan baik. pencapaiannya yang konvensional.
e) Pemberontakan, penarikan diri dari tujuan
Dalam beradaptasi seseorang perlu konvensional yang disertai dengan upaya
mendapat sosialisasi agar dapat beradaptasi melambangkan tujuan atau cara baru.
dengan baik di lingkungan sekitarnya. B. Penyandang Disabilitas
Sosialisasi merupakan suatu langkah awal dalam 1. Pengertian Disabilitas
beradaptasi. Sosialisasi adalah suatu proses atau Menurut Undang-Undang Nomor 8
transmisi pengetahuan, sikap, nilai, norma, dan tahun 2016 penyandang disabilitas adalah setiap
perilaku esensial yang bertujuan agar mampu orang yang mengalami keterbatasan fisik,
digunakan untuk berpartisipasi efektif dalam intelektual, mental dan sensorik dalam jangka
masyarakat (Damsar, 2011). Sosialisasi waktu yang lama dalam berinteraksi dengan
merupakan proses belajar bagi seseorang atau lingkungan dapat mengalami hambatan dan
sekelompok orang selama hidupnya untuk kesulitan untuk berpastisipasi secara penuh
mengenali pola-pola hidup, nilai-nilai dan dengan warga Negara lainnya berdasarkan
norma sosial agar dapat berkembang menjadi kesamaan hak.
pribadi yang bisa diterima oleh kelompoknya. 2. Jenis-jenis dan karakteristik penyandang
Melalui proses sosialisasi seseorang atau disabilitas
sekelompok orang menjadi mengetahui dan Penyandang disabilitas merupakan
memahami bagaimana individu harus bertingkah istilah untuk merujuk kepada mereka yang
laku di lingkungan masyarakatnya, mengetahui memiliki kelainan fisik atau non-fisik. Undang-
dan menjalankan hak-hak dan kewajibannya undang nomor 8 tahun 2016 membagi ragam
berdasarkan peranan-peranan yang dimilikinya. disabilitas, sebagai berikut:
Orang-orang disabilitas bukan hanya a) Penyandang Disabilitas Fisik
sekedar dapat berpartisipasi dilingkungan sosial Terganggunya fungsi gerak, antara lain
seperti manusia non disabilitas pada umumnya, amputasi, lumpuh layuh atau kaku,
tetapi juga meningkatkan jaringan sosial, paraplegia, celebral palsy (CP), akibat
keterampilan, kemandirian, dan menjalankan stroke, akibat kusta, dan orang kecil.
302
Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021
303
Fadhilah, et all. Adaptasi Penyandang Disabilitas di Lingkungan…
Menurut Sugiyono (2009:1) penelitian kualitatif dan wawancara terhadap informan penelitian.
adalah metode penelitian yang digunakan untuk Berikut ini diuraikan temuan hasil wawancara
meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah, terhadap informan yang memberikan informasi
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana mendalam tentang Adaptasi Penyandang
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, tekhnik Disabilitas di Lingkungan Masyarakat.
pengumpulan data bersifat induktif, dan hasil 1. Proses Sosialisasi Yang Dialami
penelitian kualitatif lebih menekankan makna Disabilitas Netra Pertuni Di Lingkungan
dari pada generalisasi. Masyarakat.
Adapun lokasi dalam penelitian ini di Berdasarkan hasil observasi dan
Kota Makassar, yaitu anggota organisasi pertuni wawancara terhadap seluruh informan diketahui
(Persatuan Tunanetra Indonesia), pertuni beberapa indikator yang menggambarkan
merupakan salah satu persatuan disabilitas yang penyebab disabilitas pada diri informan. Dari
ada di Kota Makassar yang beranggotakan hasil wawancara, informan mengemukakan
orang-orang disabilitas netra. tentang penyebab disabilitas netra yang mereka
Sasaran penelitian atau yang menjadi alami, ada dua hal yakni karena disebabkan oleh
informan dalam penelitian ini menggunakan penyakit atau virus dan ada pula informan
cara purposive sampling atau pengambilan data menjadi netra akibat kecelakaan. Memiliki
yaitu dengan menentukan kriteria informan. keterbatasan pada penglihatan bukanlah suatu
Adapun kriteria dalam pemilihan informan keinginan setiap individu, namun anggapan
adalah: mereka yang mengalami hal ini merupakan
1. Penyandang disabilitas netra. suatu ketetapan dari Sang Maha Kuasa. Adapun
2. Usia 17- 46 tahun proses sosialisasi yang dijalaninya ialah dimulai
3. Pelajar maupun yang sedang bekerja. sejak kecil hingga dewasa karena sosialisasi
Instrumen utama dalam penelitian ini merupakan pembelajaran yang dilakukan secara
yaitu peneliti itu sendiri. Sebagai instrumen terus- menerus agar dapat melakukan sesuatu
utama, maka dimulailah dari perencanaan, yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
kemudianpengumpulan data. Data yang telah Dalam sosialisasi penyandang disabilitas
terkumpul kemudian dianalisis. Penulisan netra tentunya dilakukan secara bertahap agar
laporan penelitian ini dilakukan oleh peneliti dapat mempraktekkan hasil sosialisasi yang
sendiri. Sedangkan dalam mendukung telah diberikan. Seperti halnya sosialisasi
tercapainya hasil penelitian digunakan alat bantu tentang aktivitas sehari-hari ataupun mengenai
berupa pedoman wawancara, dokumentasi ( kemandirian yang diajarkan dan dilatih secara
perekam dan camera), dan pencatatan hasil terus-menerus. Sosialisasi yang dialami
penelitian. disabilitas netra tentu berbeda-beda, mereka
Dalam penelitian ini, peneliti punya cara tersendiri untuk mengekspresikan
menggunakan beberapa teknik pengumpulan dirinya.
data yakni pengamatan (observasi), wawancara
(interview), dan dokumentasi. 2. Bentuk-Bentuk Adaptasi Penyandang
Adapun teknik penelitian yang digunakan Disabilitas Netra Di Lingkungan
untuk menganalisis data di antaranya: reduksi Masyarakat.
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adaptasi merupakan sebuah proses
Sedangkan untuk pemeriksaan keabsahan panjang yang dilalui individu disabilitas untuk
data peneliti melakukan perpanjangan dapat diterima di tengah-tengah masyarakat.
pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan Seseorang tidak akan dapat menyesuaikan diri
triangulasi. dengan lingkungannya jika tidak melakukan
proses-proses sosialisasi. Dari adanya sosialisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijalani mulai dari keluarga, sekolah,
bahkan organisasi para penyandang disabilitas
Setelah dilaksanakan penelitian kurang netra mendapat ilmu yang bermanfaat bagi
lebih satu bulan di Kota Makassar, maka dapat kehidupannya di lingkungan. karena dalam
diuraikan temuan data lapangan terkait Adaptasi sosialisasi itu sendiri diajarkan berbagai macam
Penyandang Disabilitas di Lingkungan hal secara mental maupun fisik agar para
Masyarakat (Studi Kasus Penyandang peyandang disabilitas netra dapat
Disabilitas Netra Pertuni Kota Makassar). Data mengekspresikan diri dan kemampuannya serta
lapangan diperoleh berdasarkan hasil observasi mampu beradaptasi di lingkungannya. Secara
304
Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021
lebih jelas, bentuk-bentuk adaptasi penyandang bertujuan untuk menyesuaikan dengan situasi
disabilitas dapat diklasifikasikan sebagai yang berubah.
berikut: 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
a) Konformitas Adaptasi Penyandang Disabilitas Netra
Dari keseluruhan data hasil observasi Di Lingkungan Masyarakat.
dan wawancara mendalam terhadap beberapa Faktor-faktor pendorong serta
informan, Diketahui bentuk-bentuk adaptasi penghambat menjadi cerita yang tidak dapat
yang menggambarkan penyandang disabilitas terpisahkan dalam proses panjang adaptasi yang
netra di lingkungan masyarakat. Hal ini dilalui penyandang disabilitas netra. Hal tersebut
berdasarkan pengalaman serta aktivitas dapat dilihat sebagai berikut:
penyandang disabilitas netra di lingkungan a) Faktor Pendorong
masyarakat. Banyak sekali anggapan salah dari 1. Kebutuhan fisiologis
masyarakat terkait kondisi yang dialami Tidak dapat dipungkiri faktor fisiologis
informan. Ada stigma miring yang berkembang merupakan kebutuhan dasar setiap manusia
di masyarakat mengenai kondisi informan, termasak penyandang disabilitas netra.
sebagian masyarakat masih melihat penyandang Kebutuhan fisiologis terkait kebutuhan sehari-
disabilitas sebagai orang-orang yang patut hari. Dengan memiliki pekerjaan serta menerima
dikasihani. Seluruh informan juga dalam pendapatan sendiri mampu menaikkan derajat
penuturannya mengatakan tidak mampu berbuat sosial penyandang disabilitas dan bukan hanya
apa-apa dengan stigma yang ada di masyarakat. sebagai ajang mematahkan stereotype di tengah
Begitu halnya dengan cerita penyandang masyarakat bahwa penyandang disabilitas tidak
disabilitas netra yang memberanikan diri untuk mampu mengembangkan diri, lebih lanjut juga
dapat berinteraksi dan beraktivitas seperti orang agar penyandang disabilitas mampu secara
lain pada umumnya tanpa harus merasa minder mandiri mencukupi kebutuhan hidupnya bahkan
karena kondisi fisik yang berbeda. Pilihan keluarganya.
mereka membuat siasat dalam beradaptasi di 2. Kebutuhan rasa aman (Safety Needs)
lingkungan ia berada tidak terlepas dari Dengan beraktivitas baik di lingkungan
stereotype masyarakat yang menganggap kerja ataupun di lingkungan sekolah, timbul rasa
mereka yang mengalami disabilitas memiliki aman dalam diri penyandang disabilitas. Rasa
kemampuan terbatas atau tidak berguna di aman ini tidak lahir dari ruang hampa melainkan
masyarakat. Hasil wawancara dengan seluruh karena adanya peran yang dimainkan
informan menunjukkan, bahwa tidak ada alasan penyandang disabilitas netra yang membuatnya
kekurangan fisik untuk tidak berbaur dengan merasa memiliki kesempatan untuk
lingkungan setempat. mengembangkan dirinya. Dapat disimpulkan
Memiliki kemampuan yang berbeda bahwa pentingnya mengetahui kondisi suatu
(different ability) bukan halangan menjadi malu lingkungan berhubungan dengan timbulnya
tampil dan mengambil peran di lingkungan perasaan aman dalam diri penyandang
sosial. Harus diakui bahwa keterbatasan yang disabilitas netra. Menghindari konflik juga salah
dimiliki oleh penyandang disabilitas netra sangat satu cara untuk mendapatkan rasa aman.
mempengaruhi eksistensi mereka di tengah 3. Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan
masyarakat. Semangat juang para penyandang kasih sayang (Social Needs)
disabilitas netra dalam menghapuskan hambatan Dalam perjalanan adaptasinya, tentu ada
internal akan lebih mudah dihadapi ketika goals yang hendak dicapai oleh penyandang
mendapat dukungan dari keluarga dan disabilitas netra salah satunya dengan
masyarakat sekitarnya. Termasuk dalam terpenuhinya social needs. Dengan kata lain,
memberikan pemahaman positif kepada penyandang disabilitas merasa butuh untuk
masyarakat bahwa penyandang disabilitas dipandang sederajat dengan mereka tanpa
semestinya diperlakukan tanpa diskriminasi dan disabilitas. Selain menumbuhkan rasa aman,
marjinalisasi. dihargai, dan diakui keberadaannya. Hal ini
b) Pengunduran atau Pengasingan Diri mampu menaikkan semangat serta kepercayaan
Umumnya pengasingan diri terjadi pada diri penyandang disabilitas netra bahwa diri
diri penyandang disabilitas netra karena mereka mampu dan memiliki kesamaan
ketidakmampuan menerima keadaan dengan kemampuan dengan orang-orang yang bukan
tuntutan sosial. Namun, hal ini tidak disabilitas.
berlangsung lama, proses perubahan ini
305
Fadhilah, et all. Adaptasi Penyandang Disabilitas di Lingkungan…
306
Phinisi Integration Review. Vol 4(2) Juni 2021
307
Fadhilah, et all. Adaptasi Penyandang Disabilitas di Lingkungan…
DAFTAR RUJUKAN
308