Anda di halaman 1dari 59

C

LEMBAR PENGESAHAN

Modul perkuliahan ini disusun oleh;


Nama : Riska Ayu Ardani, M.Pd.
NIP : 199307262019032020
Jabatan : Asisten Ahli (Dosen Pembelajaran Matematika)

Selanjutnya, modul perkuliahan ini digunakan sebagai suplemen bahan ajar pada:
Mata Kuliah : Psikilogi Kognitif
Kode MK : PMA-602056
Sifat MK : Pilihan
Prodi : Pendidikan Matematika
Semester : 6 (enam)

Semarang, 11 Februari 2023


Yang Mengesahkan
Ketua Jurusan Matematika Penyusun

Yulia Romadiastri, M.Sc. Riska Ayu Ardani, M.Pd.


198107152005012008 199307262019032020

2
DAFTAR ISI
Cover …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 1
Lembar Pengesahan …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 3
Rencana Pembelajaran Semester………………………………………………………………………………………………………………………………………. 4
Bab 1 Pengantar Psikologi Kognitif……………………………………………………………………………………………………………………………………… 18
A. Sejarah Ilmu Psikologi……………………………………………………………………………………………………………………………………………… 18
B. Definisi Psikologi Kognitif………………………………………………………………………………………………………………………………………… 19
C. Cognition dan Schemata…………………………………….……………………………………………………………………………………………………. 20
D. Contoh Kasus………………………………………………………………………….…….………………………………………………………………………….. 23
Bab II The Brain……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 25
A. Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 25
B. Struktur Otak dan Fungsinya…………………………………………………………………………………………………………………………………… 26
C. Contoh Kasus……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 33
Bab III Teori Pemrosesan Informasi…………………………………………………………………………………………………………………………………… 35
A. Memori Sensori dan Persepsi…………………………………………………………………………………………………………………………………. 35
B. Attention…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 40
C. Short-Term Memory……………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 42
D. Working Memory……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 43
E. Long-Term Memory………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 48
F. Encoding………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
G. Retrieval………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka.............................................................................................................................................................................................. 49

3
4
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
Fakultas Sains dan Teknologi
Jurusan Pendidikan Matematika
Jl. Prof Hamka Kampus II UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah Indonesia

FORMULIR
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : Tanggal Terbit :

Mata Kuliah: Kode Mata Kuliah: Semester: Beban Belajar: Sifat Mata Mata Kuliah Bidang Keahlian:
Psikologi Kognitif PMA 602057 6 2 Kuliah: Prasyarat: Kependidikan
Pilihan  Psikologi
Pendidikan

Otorisasi : Dosen Pengampu, Kordinator Ketua Prodi


Rumpun Mata Kuliah (RMK)

Riska Ayu Ardani, M.Pd. Dr. Saminanto, M.Sc. Yulia Romadiastri, M.Sc.
NIP. 19930726 201903 2 020 NIP. 19720604 200312 1 002 NIP. 19810715 200501 2 008
Program Studi
(CPL Prodi)
1. CPS12 : Menjunjung tinggi nilai-nilai etika akademik, yang meliputi kejujuran dan kebebasan akademik, dan
otonomi kademik.

5
2. CPS13 : Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap nilai-nilai akademik yang diembannya.
3. CPP4 : Menguasai konsep teoretis pedagogi matematika (pedagogical content knowledge in mathematics)
secara mendalam minimal mencakup perencanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar,
kurikulum berbasis pada: 1) pengalaman (experiential learning),2) pembelajaran mandiri (self-regulated
learning), yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran bidang studi, tujuan pembelajaran, dan
karakteristik siswa sebagai sarana pencapaian tujuan pembelajaran secara utuh.
4. CPP5 : Menguasai konsep teoritis psikologi pendidikan dan perkembangan peserta didik yang meliputi aspek fisik,
Intelektual, sosialemosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya secara umum.
5. CPP7 : Menguasai prinsip dan teknik penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam pembelajaran
matematika.
6. CPP12 : Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjadi asisten peneliti pendidikan matematika.
7. CPKU1 : Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis , sitematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau
implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
yang sesuai dengan bidang keahliannya
8. CPKU2 : Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur
9. CPKU3 : Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata
cara, dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi
10. CPKK1 : Mampu memanfaatkan keilmuan matematika dalam kehidupan sehari-hari
11. CPKK5 : Mampu menghasilkan lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang menguasai
pengetahuan matematika dan memiliki keterampilan mengaplikasikan pengetahuan matematika dalam
hidup sehari-hari sesuai dengan stAndar kompetensi lulusan sekolah yang berlaku.
12. CPKK6 : Mampu menghasilkan lulusan sekolah menengah atas yang menguasai pengetahuan matematika dan
memiliki keterampilan mengaplikasikan pengetahuan matematika dalam hidup sehari-hari setara dengan
kualifikasi level 2 KKNI dan sesuai dengan stAndar kompetensi lulusan sekolah yang berla
Mata Kuliah
(CP MK)
Mahasiswa dapat mendiskripsikan dan menganalisis teori-teori psikologi kognitif yang dapat diimplementasikan
dalam proses pembelajaran matematika
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari,
menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi, mampu memahami konsep problem solving, dan mampu
memahami konsep perkembangan kognitif dari Piaget dan Vygotsky.
Daftar Pustaka: Utama

6
1. Riska Ayu Ardani, Psikologi Kognitif dalam Pembelajaran Matematika. Modul Perkuliahan Pendidikan
Matematika UIN Walisongo, 2023.
2. Bruning, et al. Cognitive Psychology and Instruction. Fourth Edition.
3. Endah Retnowati. Psychology of Mathematics Learning: Constructing Knowledge. 2019. UNY Press.
4. Chancellor Diane Van Hook. Cognitive Psychology.
5. Riska Ayu Ardani. Peran berpikir analogi dalam memecahkan masalah matematika. 2017. Artikel Seminar
KNPMP II, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pendukung
1. Naskah Kurikulum Merdeka

Media Pembelajaran : Software


1. Power Point
2. Flipp PDF Pro
Hardware
1. Komputer
2. LCD Proyektor

7
Alokasi
Perte Penilaian Bahan Kajian/
Kemampuan Konten Unity Waktu
muan Indikator Materi Metode Pengalaman Belajar
Akhir Kriteria & of Science
Ke - Bobot Pembelajaran
Bentuk
1 - Menyebutkan - Ketepatan Kognitif : 5% - Visi misi - Ceramah Integrasi nilai- - Menyebutkan visi TM :
visi misi institusi menyebutkan visi Kriteria : institusi, interaktif nilai keislaman, misi institusi 100’
- Memahami RPS, misi institusi Ketepatan - RPS - Mind Mapping sains, dan - Brainstroming
kontrak dan tata (Universitas, penguasaan, - Kontrak - Brainstroming kearifan lokal untuk menyepakati
tertib Fakultas dan Prodi) dan perkuliahan - Diskusi dalam visi dan kontrak
perkuliahan - Ketepatan sistematis. - Tata tertib misi, kontrak perkuliahan
- Membuat mind menjelaskan RPS, perkuliahan perkuliahan - Membacakan tata
mapping konten kontrak dan tata Bentuk non- - Pengantar dan RPS. tertib perkuliahan
materi tertib perkuliahan tes: Psikologi - Membuat mind
perkuliahan - Membuat mind Presentasi Kognitif mapping konten
selama satu mapping materi materi perkuliahan
semester - Mendiskripsikan selama satu
- Mendiskripsikan dasar-dasar semester
dasar-dasar terbentuknya - Brainstroming
terbentuknya psikologi kognitof untuk mempelajari
psikologi kognitif dasar-dasar
terbentuknya
psikologi kognitif
- Menyamakan
persepsi dipandu
dengan dosen

2 - Mendiskripsikan - Ketepatan Kognitif : 5% - Brain work - Ceramah Al-Qur’an - Diskusi kelompok TM :


sturktur otak mendiskripsikan Kriteria : system interaktif sudah untuk mempelajari 100’
- Mendiskripsikan struktur otak Ketepatan - Lower-level - Think Pair menyinggung struktur otak,
fungsi bagian - Ketepatan penguasaan, structures of Share secara global fungsi otak dan
otak mendiskripsikan dan the brain struktur dan gangguan pada otak
- Mengidentifikasi fungsi pada bagian sistematis. - Limbic system fungsi otak. yang berimbas
gangguan yang Dalam Al-
otak and other pada psiklogi
terjadi pada otak Qur’an surah al
- ” brain areas kognitif

8
yang berakibat - Ketepatan Bentuk non- - Gangguan alaq ayat 16 - Mahasiswa
pada psikologi mengidentifikasi tes: yang terjadi Allah SWT presentasi hasil
kognitif gangguan yang Keaktifan dan pada otak menyebutkan diskusi kelompok
terjadi pada otak minat belajar bahwa - Sesi tanya jawab
yang berakibat pada gambaran otak - Dosen memberikan
psikologi kognitif manusia adalah penguatan.
“naqshiyah”
atau yang
disebut dengan
ubun-ubun.

3 Mendiskripsikan - Ketepatan Kognitif : 5% - Sensory - Ceramah Terdapat - Melihat video TM :


teori tentang mendiskripsikan Kriteria : Memory and interaktif kaitannya interaktif 100’
pemrosessan Sensory Memory and Ketepatan Perception - Video dengan Al - Diskusi kelompok
informasi: Perception penguasaan - Attention Interaktif Qur’an surat untuk mempelajari
- Sensory Memory - Ketepatan materi, dan - Presentasi Yusuf ayat 2: Sensory Memory
and Perception mendiskripsikan sistematis. - Diskusi and Perception dan
- Attention “Sesungguhnya
Sensory Attention Kelompok Attention
Bentuk non- Kami
- Mahasiswa diskusi
tes: menurunkanny
Keaktifan dan a berupa Al kelompok
minat belajar Quran dengan - Mahasiswa
berbahasa presentasi hasil
Arab, agar diskusi kelompok
kamu berfikir ( - Sesi tanya jawab
memahaminya) - Dosen memberikan
.” ( QS. Yususf: penguatan.
2)
4 Mendiskripsikan - Ketepatan Kognitif : 5% - Short-Term - Ceramah Penegasan - Melihat video TM :
teori tentang mendiskripsikan Kriteria : Memory interaktif Ayat-ayat Al- interaktif 100’
pemrosessan Short-Term Memory Ketepatan - Working - Video Quran - Diskusi kelompok
informasi: penguasaan Memory Interaktif “Dan tidaklah untuk mempelajari
- Short-Term materi, dan - Presentasi kamu diberi Short-Term Memory
Memory sistematis. pengetahuan

9
- Working Memory - Ketepatan - Diskusi melainkan dan Working
mendiskripsikan Bentuk non- Kelompok sedikit”. ( QS. Memory
Working Memory tes: Al Israa: 85 ) - Mahasiswa diskusi
Keaktifan dan kelompok
minat belajar - Mahasiswa
presentasi hasil
diskusi kelompok
- Sesi tanya jawab
- Dosen memberikan
penguatan.

5 Mendiskripsikan - Ketepatan Kognitif : 5% - Long-Term - Ceramah Terdapat - Diskusi kelompok TM :


teori tentang mendiskripsikan Kriteria : Memory interaktif kaitannya untuk mempelajari 100’
pemrosessan Long-Term Memory Ketepatan - The Building - Presentasi dengan Al Long-Term Memory.
informasi: - Ketepatan penguasaan Bliocks of - Diskusi Qur’an surat The Building Bliocks
- Long-Term mendiskripsikan materi, dan Cognition Kelompok Yusuf ayat 2: of Cognition,
Memory The Building Bliocks sistematis. - Evolving Evolving Models of
- The Building “Sesungguhnya
of Cognition Models of Memory
Bliocks of Bentuk non- Kami
- Ketepatan Memory - Mahasiswa
Cognition tes: menurunkanny
mendiskripsikan presentasi hasil
- Evolving Models Keaktifan dan a berupa Al
Evolving Models of diskusi kelompok
of Memory minat belajar Quran dengan
Memory - Sesi tanya jawab
berbahasa
Arab, agar Dosen memberikan
kamu berfikir ( penguatan.
memahaminya)
.” ( QS. Yususf:
2)
6 - Mendiskripsikan - Ketepatan Kognitif : 5% - Encoding - Ceramah Terdapat - Mahasiswa memilih TM :
Encoding simple mendiskripsikan Kriteria : simple interaktif kaitannya salah satu topik 100’
information Encoding simple Ketepatan information - Kunjungan dengan Al materi terkait
- Mendiskripsikan information penguasaan Karya Qur’an surat encoding processes
Encoding more materi, dan Yusuf ayat 2:
sistematis.

10
complex - Ketepatan - Encoding - Diskusi “Sesungguhnya - Mahasiswa diskusi
information mendiskripsikan Bentuk non- more complex Kelompok Kami kelompok terkait
- Mendiskripsikan Encoding more tes: information menurunkanny materi
metacognition: complex information Keaktifan dan - Metacognition a berupa Al - Mahasiswa
thinking about - Mendiskripsikan minat belajar : thinking Quran dengan mempersiapkan
thinking metacognition: about berbahasa diri untuk
thinking Arab, agar melakukan kunjung
thinking about
kamu berfikir ( karya
thinking
memahaminya) - Mahasiswa
.” ( QS. Yususf: mempresentasikan
2) apa yang telah
diperoleh melalui
kegiatan
identifikasi
- Diskusi secara
klasikal
- Penguatan dari
dosen
7 - Mendiskripsikan - Ketepatan Kognitif : 5% - Encoding - Ceramah Penegasan ayat - Diskusi kelompok TM :
beberapa teori menjelaskan teori- Kriteria : specificity interaktif al-quran yang mengenai Encoding 100’
tentang retrieval teori yang berkaitan Ketepatan - Recognition - Presentasi berkaitan specificity,
processes dengan retrieval penguasaan and recal - Diskusi dengan recognition and
processes materi, dan - Reconstructio Kelompok keutamaan recal,
sistematis. n dzikir dan reconstruction,
- Recalling ingatan :
recalling specific
Bentuk non- specific events "Surah 13 Ayat
events, relearning,
tes: - Relearning 28 dalam Al
Keaktifan dan - Implications Quran: Banyak implications for
minat belajar for Instruction Zikir, Hidup Instruction
Tenang" - Memaparkan hasil
diskusi
- Dosen memberikan
penguatan.
UJIAN TENGAH SEMESTER

11
9 Mendiskripsikan - Ketepatan Kognitif : 5% - Enactive and - Ceramah Menjelaskan - Diskusi kelompok TM :
teori terkait mendiskripsikan Kriteria : Vicarious interaktif tentang mengenai Enactive 100’
“beliefs about self” Bandura’s Social Ketepatan Learning - Presentasi kandungan and Vicarious
(Bandura’s Social Cognitive Learning penguasaan - Self-Efficacy - Diskusi surah Al Learning, Self-
Cognitive Learning Theory materi, dan - Self-Regulated Kelompok Baqarah ayat Efficacy, Self-
Theory) sistematis. Learning 282. Dalam Regulated Learning
surah tersebut,
- Memaparkan hasil
Bentuk non- terdapat
diskusi
tes: rahasia
Keaktifan dan bagaimana - Dosen memberikan
minat belajar Allah akan penguatan.
memberikan
pengetahuan,
kekuatan
ingatan, dan
mudah dalam
belajar pada
manusia yang
meningkatkan
ketakwaannya
10 Mendiskripsikan Ketepatan Kognitif : 5% - The - Ceramah Menjelaskan - Diskusi kelompok TM :
teori terkait mendiskripsikan Kriteria : Attributional interaktif tentang mengenai The 100’
“beliefs about self” Attribution Theory Ketepatan Process - Presentasi kandungan Attributional
(Attribution penguasaan - Attribution in - Diskusi surah Al Process, Attribution
Theory) materi, dan the Classroom Kelompok Baqarah ayat in the Classroom,
sistematis. - Attribution 282. Dalam Attribution
retraining surah tersebut,
retraining,
Bentuk non- - Autonomy and terdapat
Autonomy and
tes: Control rahasia
Keaktifan dan bagaimana Control
minat belajar Allah akan - Memaparkan hasil
memberikan diskusi
pengetahuan, - Dosen memberikan
kekuatan penguatan.

12
ingatan, dan
mudah dalam
belajar pada
manusia yang
meningkatkan
ketakwaannya
11 Mendiskripsikan Ketepatan Kognitif : 5% - Beliefs About - Ceramah Menjelaskan - Diskusi kelompok TM :
teori terkait mendiskripsikan Kriteria : Intelligence interaktif tentang mengenai Beliefs 100’
(beliefs about beliefs about Ketepatan - Beliefs About - Presentasi kandungan About Intelligence,
intelligence and intelligence and penguasaan Knowledge - Diskusi surah Al Beliefs About
knowledge) knowledge materi, dan - Hope and Kelompok Baqarah ayat Knowledge, Hope
- Beliefs About sistematis. Attitude 282. Dalam and Attitude Change
Intelligence Change surah tersebut,
- Memaparkan hasil
- Beliefs About Bentuk non- terdapat
diskusi
Knowledge tes: rahasia
- Hope and Keaktifan dan bagaimana - Dosen memberikan
Attitude Change minat belajar Allah akan penguatan.
memberikan
pengetahuan,
kekuatan
ingatan, dan
mudah dalam
belajar pada
manusia yang
meningkatkan
ketakwaannya
12 Mendiskripsikan Ketepatand dalam Kognitif : 5% - Domain - Ceramah Penekanan - Mahasiswa TM :
teori yang mendiskripsikan teori Kriteria : Knowledge interaktif ayat Al-Quran menentukan topik 100’
berkaitan dengan yang berkaitan Ketepatan - An Example of - Kunjungan terkait : Selalu pada materi
Problem Solving dengan Problem penguasaan Domain karya Ada problem solving
(Expert Solving (Expert materi, dan Knowledge in - Presentasi Kemudahan Di - Mahasiswa
Knowledge): Knowledge): sistematis. Cognition - Diskusi Balik Kesulitan mempersiapkan
- Domain - Domain Knowledge Yang Ada. Q.S
- General Kelompok materi yang telah
Knowledge Al-Insyirah:
Knowledge dipilih Domain

13
- An Example of - An Example of Bentuk non- - Domain ayat 5-6 yang Knowledge, An
Domain Domain Knowledge tes: Knowledge berbunyi:"Mak Example of Domain
Knowledge in in Cognition Keaktifan dan and Expertise a Knowledge in
Cognition - General Knowledge minat belajar - Problem sesungguhnya Cognition, General
- General - Domain Knowledge Solving bersama Knowledge, Domain
Knowledge and Expertise Transfer kesulitan itu Knowledge and
ada
- Domain - Problem Solving Expertise, Problem
kemudahan,
Knowledge and Transfer Solving Transfer
Sesungguhnya
Expertise bersama - Diskusi kelompok
- Problem Solving kesulitan itu mengenai Domain
Transfer ada Knowledge, An
kemudahan. Example of Domain
Knowledge in
Cognition, General
Knowledge, Domain
Knowledge and
Expertise, Problem
Solving Transfer
- Mahasiswa
melakukan
kunjungan karya
- Mahasiswa
mempresentasikan
hasil identifikasi
- Dosen memberikan
penguatan.

13 Mendiskripsikan Ketepatan Kognitif : 5% - Toward a - Ceramah Penegasan ayat - Mahasiswa TM :


teori yang mendiskripsikan teori Kriteria : Definition of interaktif al quran surat menentukan topik 100’
berkaitan dengan yang berkaitan Ketepatan Critical - Kunjungan al mujadalah pada materi
Crtical Thingking: dengan Crtical penguasaan Thingking karya ayat 11 Allah problem solving
Thingking: - Presentasi akan

14
- Toward a - Toward a Definition materi, dan - Component - Diskusi meninggikan - Mahasiswa
Definition of of Critical Thingking sistematis. Skills in Kelompok orang-orang mempersiapkan
Critical - Component Skills in Critical yang beriman materi yang telah
Thingking Critical Thingking Bentuk non- Thingking di antaramu dipilih Toward a
- Component Skills - Does intelligence tes: - Does dan orang- Definition of Critical
in Critical constrain critical Keaktifan dan intelligence orang yang Thingking,
thingking minat belajar constrain diberi ilmu
Thingking Component Skills in
critical pengetahuan
- Does intelligence Critical Thingking,
thingking beberapa
constrain critical derajat Does intelligence
thingking constrain critical
thingking
- Diskusi kelompok
mengenai Toward a
Definition of Critical
Thingking,
Component Skills in
Critical Thingking,
Does intelligence
constrain critical
thingking
- Mahasiswa
melakukan
kunjungan karya
- Mahasiswa
mempresentasikan
hasil identifikasi
- Dosen memberikan
penguatan.
14 Mendiskripsikan Ketepatan dalam Kognitif : 5% - Classroom - Ceramah Penegasan - Mahasiswa TM :
- Classroom mendiskripsikan Kriteria : Contexts for interaktif ayat-ayat al- melakukan literasi 100’
Contexts for Ketepatan Cognitive - Literasi Qur’an qs ar terkait Classroom
dalam Growth rum ayat 41 sd

15
Cognitive - Classroom Contexts memahami - Technological - Presentasi 42 yaitu Contexts for
Growth for Cognitive materi Contexts for manusia juga Cognitive Growth
- Technological Growth Cognitive diciptakan - Technological
Contexts for - Technological Bentuk non- Growth sebagai Contexts for
Cognitive Contexts for tes: khalifah Cognitive Growth
Growth Cognitive Growth Keaktifan dan dimuka bumi. - Mahasiswa
minat belajar Sebagai
presentasi
khalifah,
- Dosen memberikan
manusia
memiliki tugas penguatan
untuk
memanfaatkan,
mengelola dan
memelihara
alam semesta.
Allah telah
menciptakan
alam semesta
untuk
kepentingan
dan
kesejahteraan
semua
makhluk-Nya,
khususnya
manusia
15 Mengembangkan - Ketepatan dalam Psikomotorik 5% - Cogntive - Ceramah Penegasan - Mahasiswa TM :
strategi yang mengembangkan : Approach for interaktif ayat-ayat al- mengembangkan 100’
mengacu pada strategi yang Kriteria : Mathematics - Project Based Qur’an qs ar strategi/model/me
Cogntive Approach mengacu pada Ketepatan Learning rum ayat 41 sd tode pembelajaran
for Mathematics Cogntive Approach dalam 42 yaitu matematika dalam
for Mathematics pembuatan manusia juga upaya
project diciptakan
meningkatkan
sebagai
kemampuan

16
Bentuk non- khalifah kognitif peserta
tes: dimuka bumi. didik
Ketrampilan Sebagai - Mahasiswa
dan minat khalifah, presentasi hasil
belajar manusia karya yang telah
memiliki tugas dibuat
untuk
- Diskusi Kelompok
memanfaatkan,
- Dosen memberikan
mengelola dan
memelihara penguatan
alam semesta.
Allah telah
menciptakan
alam semesta
untuk
kepentingan
dan
kesejahteraan
semua
makhluk-Nya,
khususnya
manusia
16 Ujian Akhir Semester
Komponen dan Bobot Penilaian :
1. Tugas Mandiri (a) : 30%
2. Ujian Tengah Semester (b) : 35%
3. Ujian Akhir Semester (c) : 35%
Nilai Akhir = (a x 30%)+(b x 35%)+(c x 35%)
Semarang, 31 Januari 2023
Dosen Pengampu,

Riska Ayu Ardani, M.Pd.


NIP. 199307262019032020

17
RENCANA TUGAS MAHASISWA (Tugas Terstruktur/TT dan Tugas mandiri/TM)

Rencana Tatap Uraian Tugas


Kriteria
Tugas Muka Tujuan Tugas Obyek Batasan yang Harus Metode/cara
Bentuk Luaran Tugas Penilaian
ke- ke- Garapan dikerjakan pengerjaan tugas
1 8 Mahasiswa Karya Tulis Materi yang harus Tugas dikerjakan Tugas dikirim ke google Bobot 15%
menguasai materi Ilmiah ada pada KTI : secara Individu drive yang akan dikirim
yang telah - Pengartar dengan subject (Nama, Kelas,
dipaparkan dari Psikologi Kognitif Tugas 1) dan wajib dikirim
pertemuan 1-7 yang - Brain work sebelum pertemuan ke 9
diwujudkan dalam system dilaksanakan
sebuah karya tulis - Information
ilmiah processes
- Encoding
- Retrieval
2 16 Mahasiswa Karya Tulis Materi yang harus Tugas dikerjakan Tugas dikirim ke google Bobot 15 %
menguasai materi Ilmiah ada pada KTI : secara individu drive
yang telah - beliefs self wajib dikirim
dipaparkan dari - beliefs about sebelum pertemuan ke 16
pertemuan 9-15 intelligence and dilaksanakan
yang diwujudkan knowledge
dalam sebuah karya - Problem Solving
tulis ilmiah - Critical Thingking

Semarang, 31 Januari 2023


Dosen Pengampu,

Riska Ayu Ardani, M.Pd.


NIP. 199307262019032020

18
A. Sejarah Ilmu Psikologi
Psikologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang muncul di era Aristoteles yang mana ilmu
pengetahuan ini dianggap sebagai ilmu jiwa atau kekuatan hidup. Ilmu Psikologi bermula dari firasat
para filsuf. Selanjutnya, kajian ilmu psikologi mulai terlihat dengan jelas diantara ilmu biologi dan budaya
yang secara khusus mengeksplorasi penyebab pemikiran, tindakan, dan perilaku seseorang. Ruang
lingkup psikologi itu sendiri sangat luas, berkaitan dengan perkembangan kognitif, fisik, sosial, moral,
kecerdasan, perbedaan individu, pengujian, pengukuran dan penilaian pengajaran di kelas. Para ilmuwan
telah melakukan berbagai penelitian untuk mengungkap bagaimana proses berpikir, belajar dan tingkah
laku seseorang itu muncul. Untuk mengetahui lebih lanjut awal mula munculnya ilmu psikologi, Anda
dapat melihat penjelasan pada video berikut:
VIDEO

LINK :
https://www.youtube.com/watch?v=p3
The Birth of m-Ge-bTPM
Psychology

RINGKASAN
Setelah melihat video tersebut atau membaca berbagai bahan literasi lainnya, Anda dapat membuat
Mind Mapping tentang sejarah lahirnya Ilmu Psikologi pada kolom berikut:

19
Psikologi adalah ilmu yang relatif muda dengan akar eksperimentalnya pada abad ke-19,
dibandingkan dengan fisiologi manusia, yang jauh lebih awal muncul. Dua tokoh (Wilhelm Wundt dan
William James) yang bekerja di abad ke-19, umumnya dianggap sebagai pendiri psikologi sebagai “ilmu
dan disiplin akademis” yang berbeda dari “psikologi filsafat”. Secara ringkas pendekatan yang dilakukan
oleh beberapa tokoh dalam mempelajari psikologi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pendekatan “School of Psychology”

School of
Deskripsi Kontributor/Tokoh
sychology
Menggunakan metode introspeksi untuk mengidentifikasi elemen dasar Wilhelm Wundt, Edward B.
Structuralism
atau “struktur” pengalaman psikologis Titchener
Upaya untuk memahami mengapa hewan dan manusia mengembangkan
Functionalism William James
aspek psikologis tertentu yang mereka miliki saat ini
Berfokus pada peran pikiran, perasaan, dan ingatan bawah sadar kita Sigmund Freud, Carl Jung,
Psychodynamic
dan pengalaman masa kecil kita dalam menentukan perilaku Alfred Adler, Erik Erickson
Berdasarkan premis bahwa tidak mungkin mempelajari pikiran secara
John B. Watson, B. F.
Behaviorism objektif, dan oleh karena itu psikolog harus membatasi perhatian
Skinner
mereka pada studi tentang perilaku itu sendiri.
Hermann Ebbinghaus, Sir
Studi tentang proses mental, termasuk persepsi, pemikiran, ingatan,
Cognitive Frederic Bartlett, Jean
dan penilaian
Piaget
Fritz Heider, Leon
Studi tentang bagaimana situasi sosial dan budaya di mana orang
Social-cultural Festinger, Stanley
menemukan diri mereka mempengaruhi pemikiran dan perilaku
Schachter

Dari berbagai pendekatan yang muncul dalam mempelajari ilmu psikologi, mata kuliah ini terfokus untuk
mempelajari secara mendalam tentang Psikologi Kognitif.

B. Definisi Psikologi Kognitif

“Cognitive Psychology is a theoretical perspective that focus on


understanding human perception, thought, and memory” (Bruning, 1995).

Psikologi kognitif menurut Bruning (1995) adalah perspektif teoritis yang berfokus pada
pemahaman, persepsi, pemikiran dan ingatan manusia. Psikologi kognitif menggambarkan individu yang
sedang memproses informasi atau memperkaya informasi yang dibawa kedalam diri mereka. Psikologi
kognitif terus berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang lebih rinci dan kompleks yang menjelaskan
hubungan antara, kognisi (cognition) dan motivasi, seta antara kesadaran diri dan strategi kognitif.

“Cognitive Psychology which is the study of cognition, or the brain’s ability


to think, perceive, plan, analyse, and remember. Concepts and
corresponding prototypes help everyone quickly organize their thinking by

20
creating categories into which they can sort new information” (Van Hook,
1992).

Sedangkan Van Hook (1992) mendiskripsikan psikologi kognitif merupakan studi tentang kognisi,
atau kemampuan otak untuk berpikir, memahami, merencanakan, menganalisis, dan mengingat. Konsep
dan prototipe yang sesuai membantu individu untuk mengatur pemikiran dengan cepat dengan membuat
kategori dimana mereka dapat menyortir informasi baru.

TUGAS 1
Temukan definisi Psikologi Kognitif dari referensi lain, kemudian simpulkan definisi Psikologi Kognitif
menggunakan Bahasa Anda sendiri.

C. Cognition dan Schemata

Setelah mengetahui asal-usul ilmu psikologi dan pengertian dari psikologi kognitif, maka bukan
lagi hal yang sulit untuk mendiskusikan secara umum apa saja konten atau aspek yang terdapat dalam
psikologi kognitif. Mari kita mulai dari ilustrasi berikut :
“Ketika Anda sedang mengendarai mobil di jalan kemudian disaat yang bersamaan, Anda berada
dijalan tanjakan yang tiba-tiba mobil didepan berhenti mendadak, secara otomatis Anda akan berfikir
beberapa teknik yang harus Anda lakukan secara bersama-sama agar mobil berhenti di tanjakan dengan
kondisi yang aman.”

21
Bayangkan bagaimana Anda dalam kondisi tersebut dapat berpikir dengan cepat, berbagai
informasi berputar dengan cepat dalam pikiran Anda. Bagaimana Anda menggerakkan kaki untuk
menginjak pedal rem, pedal kopling, mengendalikan tangan untuk dapat mengangkat handrem,
memperhatikan waktu dan teknik yang tepat agar mobil Anda dalam posisi dan keadaan aman.
Bagaimana mungkin otak mampu berpindah dari satu pikiran ke pikiran berikutnya secara teratur dan
teratur? Otak tanpa henti memahami, memproses, merencanakan, mengatur dan mengingat (otak
selalu aktif). Namun, Anda tidak memperhatikan sebagian besar aktivitas otak Anda saat Anda bergerak
sepanjang rutinitas harian Anda.
Psikologi koginitif mempelajari bagaimana manusia mengatur pemikirannya dengan cepat dan
memilah informasi baru. Ilustrasi diatas menunjukkan proses yang terjadi merupakan bagian sisi kecil
dari proses kompleks yang terlibat dalam kognisi. Selain itu, kondisi tersebut juga melibatkan proses
schemata yang mana memilah informasi dengan cepat tanpa ahrus “berpikir dua kali” atau “berkali-
kali”. Untuk lebih jelasnya, mari simak ulasan singkat terkait kognisi dan schemata yang menjadi aspek
penting dalam topik bahasan psikologi kognitif.

Cognition (Kognisi)
Kognisi adalah proses berpikir yang mencakup proses yang terkait dengan persepsi,
pengetahuan, pemecahan masalah, penilaian, bahasa dan ingatan (Kahneman, 2011). Para ilmuwan yang
mempelajari kognisi sedang mencari cara untuk memahami bagaimana setiap individu dapat
mengintegrasikan, mengatur, dan memanfaatkan pengalaman kognitif sadar tanpa menyadari semua
pekerjaan tidak sadar yang dilakukan oleh otak. Para Ilmuwan mempelajari kognisi secara berabad-
abad. Beberapa studi kognisi yang terkenal adalah:
1. Aristoteles (384-322 SM)
Studi tentang kognisi manusia dimulai lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Filsuf Yunani
Aristoteles tertarik pada banyak bidang, termasuk cara kerja batin pikiran dan bagaimana
pengaruhnya terhadap pengalaman manusia. Dia juga sangat mementingkan untuk memastikan
bahwa studi dan idenya didasarkan pada bukti empiris (informasi ilmiah yang dikumpulkan melalui
pengamatan dan percobaan yang cermat).
2. Descartes (1596–1650)
René Descartes adalah seorang filsuf abad ketujuh belas yang menciptakan ungkapan
terkenal saya pikir, karena itu saya (meskipun dalam bahasa Prancis). Arti sederhana dari frasa
ini adalah bahwa tindakan berpikir membuktikan bahwa seorang pemikir itu ada. Descartes
datang dengan ide ini ketika mencoba untuk membuktikan apakah ada orang yang benar-benar
bisa mengetahui apapun meskipun faktanya indera kita terkadang menipu kita. Saat dia
menjelaskan, "Kita tidak dapat meragukan keberadaan kita saat kita ragu."
3. Wilhelm Wundt (1832–1920)
Wilhelm Wundt dianggap sebagai salah satu tokoh pendiri psikologi modern; sebenarnya, dia
adalah orang pertama yang menyebut dirinya seorang psikolog. Wundt percaya bahwa psikologi
ilmiah harus fokus pada introspeksi, atau analisis isi pikiran dan pengalaman seseorang. Meskipun
hari ini metode Wundt diakui sebagai subyektif dan tidak dapat diandalkan, dia adalah salah satu
tokoh penting dalam studi kognisi karena pemeriksaan proses pemikiran manusia.

22
Cognition” is a term for a wide swath of mental functions that relate to knowledge and information
processing. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa Kognisi merupakan fungsi mental yang luas yang
berhubungan dengan pengetahuan dan pemrosessan informasi. Secara ringkas kognisi dapat dimaknai
dengan beberapa kata kunci berikut.

Kunci
 Kognisi adalah kumpulan semua kemampuan mental dan proses yang berkaitan dengan
pengetahuan, termasuk perhatian, ingatan, penilaian, penalaran, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan sejumlah proses vital lainnya.
 Aristoteles, Descartes, dan Wundt adalah di antara para filsuf paling awal yang membahas
secara khusus tindakan kognisi.
 Proses kognitif dapat dianalisis melalui lensa dari berbagai bidang, termasuk linguistik,
anestesi, ilmu saraf, pendidikan, filsafat, biologi, ilmu komputer, dan psikologi.

Istilah
 Kognisi: Himpunan semua kemampuan mental dan proses yang berhubungan dengan
pengetahuan.
 Ilmu kognitif: Bidang interdisipliner yang menganalisis fungsi dan proses mental.

Schemata (skema)
Skema adalah konstruksi mental yang terdiri dari sekelompok atau kumpulan konsep yang saling
terkait (Bartlett, 1932). Ada banyak jenis skemata, dan semuanya memiliki satu kesamaan: skemata
adalah metode pengorganisasian informasi yang memungkinkan otak bekerja lebih efisien. Saat skema
diaktifkan, otak membuat asumsi langsung tentang orang atau objek yang diamati.
Ada beberapa jenis skemata. Skema peran membuat asumsi tentang bagaimana individu dalam
peran tertentu akan berperilaku (Callero, 1994). Misalnya, bayangkan Anda bertemu seseorang yang
memperkenalkan dirinya sebagai petugas pemadam kebakaran. Ketika ini terjadi, otak Anda secara
otomatis mengaktifkan "skema pemadam kebakaran" dan mulai berasumsi bahwa orang ini pemberani,
tidak mementingkan diri sendiri, dan berorientasi pada komunitas. Meskipun tidak mengenal orang ini,
tanpa sadar Anda sudah membuat penilaian tentang dia. Skema juga membantu Anda mengisi
kekosongan informasi yang Anda terima dari dunia di sekitar Anda. Sementara skema memungkinkan
pemrosesan informasi yang lebih efisien, terlepas dari apakah itu akurat atau tidak, seperti kasus
tersebut: Mungkin petugas pemadam kebakaran ini tidak berani, dia hanya bekerja sebagai petugas
pemadam kebakaran untuk membayar tagihan sambil belajar menjadi pustakawan anak-anak.
Skema peristiwa dikenal sebagai skrip kognitif. Skema peristiwa memuat sekumpulan perilaku
yang terasa seperti rutinitas. Sebagai contoh, ketika Anda akan makan maka secara otomatis Anda akan
memegang sendok dengan menggunakan tangan kanan. Kejadian tersebut terjadi secara otomatis tanpa
dengan susah payah Anda memikirkannya terlebih dahulu. Kasus lainnya ketika Anda masuk ke lift.
Pertama, pintu terbuka dan Anda menunggu penumpang yang keluar meninggalkan mobil lift. Kemudian,

23
Anda masuk ke lift dan berbalik menghadap pintu, mencari tombol yang tepat untuk ditekan. Anda tidak
pernah menghadap bagian belakang lift, bukan? Dan saat Anda berada di dalam lift yang penuh sesak
dan Anda tidak bisa menghadap ke depan, rasanya tidak nyaman, bukan?. Skema peristiwa dengan cepat
mentrasferkan keadaan kedalam pikiran Anda yang selanjutnya diolah menjadi sebuah tingkah laku
(Dewan Regional Cairns, n.d.).
Contoh kasus yang lain pada Skema Peristiwa juga ditunjukkan oleh Neyfakh, (2013). Skema
peristiwa ini melibatkan masuk ke dalam mobil, menutup pintu, dan memasang sabuk pengaman Anda
sebelum memasukkan kunci kontak. Anda dapat melakukan skrip ini dua atau tiga kali setiap hari. Saat
Anda berkendara pulang, Anda mendengar nada dering telepon Anda. Biasanya, skema kejadian yang
terjadi saat Anda mendengar telepon berdering melibatkan menemukan telepon dan menjawabnya atau
menanggapi pesan teks terbaru Anda. Maka tanpa pikir panjang, Anda meraih ponsel Anda, yang mungkin
ada di saku, di tas, atau di kursi penumpang mobil. Skema peristiwa yang kuat ini diinformasikan oleh
pola perilaku Anda dan stimulasi yang menyenangkan yang diberikan oleh panggilan telepon atau pesan
teks ke otak Anda. Karena ini adalah sebuah skema, sangat menantang bagi kita untuk berhenti meraih
telepon, meskipun kita tahu bahwa kita membahayakan nyawa kita sendiri dan nyawa orang lain saat
kita melakukannya (Neyfakh, 2013).
Ingat lift? Rasanya hampir mustahil untuk masuk dan tidak menghadap pintu. Skema peristiwa
kita yang kuat menentukan perilaku kita di lift, dan tidak ada bedanya dengan ponsel kita. Penelitian saat
ini menunjukkan bahwa kebiasaan, atau skema peristiwa, memeriksa ponsel kita dalam berbagai
situasi yang membuat menahan diri untuk tidak memeriksanya saat mengemudi menjadi sangat sulit
(Bayer & Campbell, 2012). Karena SMS dan mengemudi telah menjadi epidemi berbahaya dalam
beberapa tahun terakhir, psikolog mencari cara untuk membantu orang mengganggu "skema telepon"
saat mengemudi. Skema peristiwa seperti ini adalah alasan mengapa banyak kebiasaan sulit
dihilangkan setelah diperoleh. Saat kita terus memeriksa pemikiran, ingatlah betapa kuatnya kekuatan
konsep dan skemata bagi pemahaman kita tentang dunia.

KESIMPULAN

Pada bagian ini, Anda diperkenalkan dengan psikologi kognitif, yang merupakan studi tentang
kognisi, atau kemampuan otak untuk berpikir, memahami, merencanakan, menganalisis, dan mengingat.
Konsep dan prototipe yang sesuai membantu kita mengatur pemikiran kita dengan cepat dengan
membuat kategori di mana kita dapat menyortir informasi baru. Selain kognisi, kita juga akan membahas
terkait skema. Beberapa skema melibatkan rutinitas pemikiran dan perilaku, dan ini membantu kita
berfungsi dengan baik dalam berbagai situasi tanpa harus "berpikir dua kali" tentangnya. Skema
merupakan proses berpikir yang muncul karena kegiatan perilaku sehari-hari.

D. Contoh Kasus
Untuk membantu pemahaman terkait arah pembahasan psikologi kognitif, mari coba kita simak
ilustrasi berikut :
Terdapat seorang siswa bernama Karl yang usianya adalah 15 tahun. Karl merupakan siswa baru
di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di kelas VII. Selama ini Karl dapat melalui pembelajaran

24
dengan baik dari setiap semester ke semester berikutnya. Selain itu, Karl juga dapat menyesuaikan diri
atau melakukan transisi dengan baik dari bangku SMP ke SMA. Karl mendapatkan nilai yang baik pada
semua mata pelajaran kecuali pelajaran Sejarah dengan Mr. Bergstom yang ia takuti. Pada kelas Mr.
Bergstom, tidak ada satupun di kelasnya yang mendapatkan nilai lebih tinggi daripada B.
Suatu ketika Karl mendapatkan tugas menulis di kelas Ms. Lawrence (mata pelajaran
Kewarganeagaraan). Adapun perintah tugas dari Ms. Lawrence tertulis sebagai berikut :
“Buatlah 1 tulisan yang terdiri atas 2 halaman tentang masalah yang paling kritis yang
dihadapi oleh remaja di Amerika saat ini. Tugas diketik dengan menggunakan spasi ganda.
Tugas dicetak sebanyak 4 kali. Sebelum tugas dikumpulkan, diskusikanlan dengan kelompok
belajar yang sudah ditentukan. Selanjutnya, dapatkan komentar dari setiap anggota kelompok
terkait tulisan yang telah dibuat. Tugas ini diselesaikan pada hari Jumat tanggal 20 Februari
2022. Tolong diperhatikan kembali, Tulisan yang kurang dari 2 halaman tidak dapat diterima .”
Pada hari Rabu sebelum masuk ke laboratorium komputer untuk menulis tugas kewarganegaraan,
Karl melihat catatan tugasnya. Karl mulai menimbang-nimbang pilihannya dan berkata dengan dirinya
sendiri:
“Hmmm masalah tugas membuat tulisan, apa yang harus saya pilih ? Pekerjaan ?S Tingkat Stres
pada remaja ? Bunuh diri ? Kekerasan Seksual ? Narkoba ?.
Pekerjaan? rasanya terlalu membosankan untuk dibahas. Stres dan bunuh diri ? saya sudah
membaca permasalahan itu dan jika saya menulis itu rasanya akan sangat membuat depresi. Narkoba
? Mungkin saja, AIDS? Itu bagus tapi mungkin saya tidak dapat menulisnya secara mendalam. Kemarin
sepertinya ada tulisan di koran tentang Narkoba, mungkin nanti saya akan melihatnya terlebih dahulu”.
Dua puluh menit berlanjut, Karl belum menulis apapun di layar komputernya. Kemudian, Karl
menemui kedua temannya yang sama-sama sedang berada di lab komputer untuk mengerjalan tugas
dari Ms. Lawrence. Merka sedang membahas sebuah artikel yang ada di koran dan saling
mempertimbangkan hal apa yang sebaiknya ditulis dan sesuai dengan arahan Ms. Lawrence.
Selanjutnya, Karl kembali ke meja dengan membawa koran, dan dua buah buku yang diambil dari
perpustakaan. Karl mulai mengetik dan sambil sesekali membaca koran dan buku yang Karl bawa. Tidak
berselang lama, pada Akhirnya Karl telah selesai membuat tulisan dengan panjang dua halaman.
Kasus ini bukan merupakan kasus yang unik, tetapi coba dari kasus ini ada beberapa hal yang bisa
digaris bawahi dan ini tentu berkaitan dengan psikologi kognitif.
1. Bagaimana seorang siswa dapat mumusatkan perhatianya atau fokus pada hal-hal tertentu
dan mengabaikan hal lainnya?
2. Bagaimana seorang siswa memperoleh informasi, memahaminya, menyimpannya dalam
memori, dan memanggilnya kembali? Setelah informasi disimpan, bagaimana informasi
diatur, informasi mana yang dibutuhkan dan tidak? Bagaiaman proses kognitif tersusun?
Serta bagaimana seseorang terkadang bisa ingat atau bisa lupa ?
3. Bagaimana kognisi dapat berubah dan berkembang? Bagaimanan keterkaitan proses kognitif,
pengaturan diri, dan motivasi yang selanjutnya mempengaruhi kebiasaan belajar?
4. Seberapa penting keyakinan yang dimiliki siswa terhadap kemampuan dan kecerdasan
mereka?
5. Bagaimana siswa menggunakan proses kognitif mereka dalam memecahkan masalah, dan
jenis konteks sosial, tugas belajar, praktik, dan pemikiran reflektif ?

25
A. Pendahuluan
Sebelum mengenal lebih lanjut terkait proses kognitif yang terjadi didalam otak manusia. Mari
kita ulas terlebih dahulu bagaimana struktur otak manusia beserta dengan fungsinya.

VIDEO

LINK :
https://www.youtube.com/watch?v=kMK
The Brain c8nfPATI

SCAN ME

RINGKASAN
Setelah melihat video tersebut atau membaca berbagai bahan literasi lainnya, Anda dapat membuat
ringkasan terkait struktur pada otak manusia beserta fungsinya:

26
Pada sesi sebelumnya, teman-teman sudah mengetahui bagaimana struktur otak manusia
beserta fungsinya. Di dalam otak, banyak daerah yang berbeda dan terpisah yang memiliki tanggung
jawab atas berbagai fungsi yang berbda dan terpisah juga. Jika dilihat secara kasat mata, sistem saraf
tersusun atas banyak organ yang tamapk serupa dan sama. Namun kenyatannya, disana memuat
milyaran aktifitas yang tentunya berbeda.
Pernahkah Anda mendengar klaim bahwa manusia hanya menggunakan 10 persen dari otaknya?
Mungkin Anda pernah melihat iklan di situs web yang mengatakan bahwa ada rahasia untuk membuka
potensi penuh dari pikiran Anda—seolah-olah ada 90 persen otak Anda yang menganggur, hanya
menunggu Anda untuk menggunakannya. Jika Anda melihat iklan seperti itu, maka Itu adalah suatu
pernyataan yang tidak benar. Cara mudah untuk melihat seberapa banyak otak yang digunakan
seseorang adalah dengan mengukur aktivitas otak saat melakukan suatu tugas. Contoh pengukuran
semacam ini adalah pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI), yang menghasilkan peta area
paling aktif dan dapat dibuat dan disajikan dalam tiga dimensi.

B. Struktur Otak dan Fungsinya


Struktur tingkat bawah otak terdiri dari batang otak, otak kecil dan sumsum tulang belakang.
Struktur tingkat bawah otak tertelak di dalam otak belakang kecuali sumsum tulang belakang yang
berada di punggung bawah. Oleh karena itu, terdapat empat komponen penting pada struktur bawah
otak, hindbrain, midbrain, diencephalon, dan sumsum tulang belakang yang selanjutnya diringkas
sebagai berikut.

Permukaan Otak
Permukaan otak, yang dikenal sebagai korteks serebral, sangat tidak rata, ditandai dengan pola
lipatan atau tonjolan yang khas, yang dikenal sebagai gyri (tunggal: gyrus), dan alur, yang dikenal
sebagai sulci (tunggal: sulcus), ditunjukkan pada Gambar. 1. Gyri dan sulci ini membentuk penanda
penting yang memungkinkan kita memisahkan otak menjadi pusat-pusat fungsional. Sulkus yang paling
menonjol, yang dikenal sebagai fisura longitudinal, adalah alur dalam yang memisahkan otak menjadi
dua bagian atau belahan: belahan kiri dan belahan kanan.
Kedua belahan dihubungkan oleh pita tebal serat saraf yang dikenal sebagai corpus callosum,
yang terdiri dari sekitar 200 juta akson. Corpus callosum memungkinkan kedua belahan untuk
berkomunikasi satu sama lain dan memungkinkan informasi diproses di satu sisi otak untuk dibagikan
dengan sisi lain.
Biasanya, kita tidak mengetahui peran berbeda yang dimainkan oleh kedua belahan kita dalam
fungsi sehari-hari, tetapi ada orang yang mengetahui kemampuan dan fungsi kedua belahan otak
mereka dengan cukup baik. Dalam beberapa kasus epilepsi parah, dokter memilih untuk memotong
corpus callosum sebagai cara untuk mengendalikan penyebaran kejang (Gambar 2). Meskipun ini adalah
pilihan pengobatan yang efektif, ini menghasilkan individu yang memiliki otak terbelah. Setelah operasi,
pasien dengan otak terbelah ini menunjukkan berbagai perilaku menarik. Misalnya, pasien dengan otak
terbelah tidak dapat menyebutkan gambar yang ditampilkan di bidang visual kiri pasien karena informasi
hanya tersedia di belahan kanan yang sebagian besar nonverbal. Namun, mereka dapat membuat ulang
gambar dengan tangan kiri, yang juga dikendalikan oleh belahan kanan. Ketika otak kiri yang lebih verbal

27
melihat gambar yang digambar oleh tangan, pasien dapat menamainya (dengan asumsi otak kiri dapat
mengartikan apa yang digambar oleh tangan kiri).

Area Otak Depan


Area otak depan lainnya (termasuk lobus yang telah Anda pelajari sebelumnya), adalah bagian
yang terletak di bawah korteks serebral, termasuk talamus dan sistem limbik. Thalamus adalah relay
sensorik untuk otak. Semua indera kita, kecuali penciuman, dialihkan melalui talamus sebelum diarahkan
ke area lain di otak untuk diproses.

GAMBAR

Sistem limbik terlibat dalam pemrosesan emosi dan memori. Menariknya, indra penciuman
memproyeksikan langsung ke sistem limbik; oleh karena itu, tidak mengherankan, penciuman dapat
membangkitkan respons emosional dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh modalitas sensorik
lainnya. Sistem limbik terdiri dari sejumlah struktur yang berbeda, tetapi tiga yang paling penting adalah
hipokampus, amigdala, dan hipotalamus. Hippocampus adalah struktur penting untuk pembelajaran dan
memori. Amigdala terlibat dalam pengalaman emosi kita dan dalam mengikat makna emosional pada
ingatan kita. Hipotalamus mengatur sejumlah proses homeostatis, termasuk pengaturan suhu tubuh,
nafsu makan, dan tekanan darah. Hipotalamus juga berfungsi sebagai antarmuka antara sistem saraf
dan sistem endokrin dan dalam pengaturan motivasi.

HindBrain
Hindbrain terdiri atas medulla oblongata, pons, cerebellum (otak kecil) yang bertanggung jawab
terdapat beberapa fungsi tubuh. Masing-masing struktur akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Medulla oblongata
Medulla oblongata duduk di zona transisi antara otak dan sumsum tulang belakang. Ini adalah
wilayah pertama yang secara resmi milik otak (bukan sumsum tulang belakang). Ini adalah
pusat kendali untuk fungsi pernapasan, kardiovaskular, dan pencernaan.

28
2. Pons
Pons menghubungkan medula oblongata dengan daerah otak tengah, dan juga menyampaikan
sinyal dari otak depan ke otak kecil. Fungsi organ ini menampung pusat kendali untuk fungsi
pernapasan dan penghambatan.

3. Otak kecil
Otak kecil adalah wilayah terpisah dari otak yang terletak di belakang medulla oblongata dan
pons. Itu melekat ke bagian otak lainnya dengan tiga batang (disebut pedunculi), dan
mengkoordinasikan otot rangka untuk menghasilkan gerakan yang halus dan anggun. Otak kecil
menerima informasi dari mata, telinga, otot, dan persendian kita tentang posisi tubuh saat ini
(disebut sebagai proprioception). Ini juga menerima keluaran dari korteks serebral tentang di
mana seharusnya bagian-bagian tubuh ini berada. Setelah memproses informasi ini, otak kecil
mengirimkan impuls motorik dari batang otak ke otot rangka agar dapat bergerak. Fungsi
utama otak kecil adalah koordinasi otot. Namun, otak kecil juga bertanggung jawab atas
keseimbangan dan postur tubuh, dan membantu kita saat mempelajari keterampilan motorik
baru, seperti bermain olahraga atau alat musik.

MidBrain
Midbrain atau otak tengah terletak di antara otak belakang dan otak depan, tetapi sebenarnya
merupakan bagian dari batang otak. Ini menampilkan komposisi fungsional dasar yang sama yang
ditemukan di sumsum tulang belakang dan otak belakang. Area ventral mengontrol fungsi motorik dan
menyampaikan informasi motorik dari korteks serebral. Daerah punggung otak tengah terlibat dalam
sirkuit informasi sensorik. Substantia nigra, bagian otak yang berperan dalam penghargaan, kecanduan,
dan gerakan (karena tingginya tingkat neuron dopaminergik) terletak di otak tengah.

Diencephalon
Diencephalon adalah wilayah tabung saraf vertebrata embrionik yang menghubungkan kepada
struktur otak depan posterior. Pada orang dewasa, diencephalon muncul di ujung atas batang otak,
terletak di antara otak besar dan batang otak. Ini adalah rumah bagi sistem limbik, yang dianggap
sebagai pusat emosi di otak manusia. Diencephalon terdiri dari empat komponen yang berbeda:
thalamus, subthalamus, hipothalamus, dan epithalamus.
1. Thalamus
Thalamus adalah bagian dari sistem limbik. Ini terdiri dari dua lobus materi abu-abu di
sepanjang bagian bawah korteks serebral. Karena hampir semua informasi sensorik melewati
talamus, ini dianggap sebagai "stasiun jalan" sensorik otak, meneruskan informasi ke korteks
serebral (yang ada di otak depan). Lesi atau rangsangan pada talamus berhubungan dengan
perubahan reaktivitas emosional. Namun, pentingnya struktur ini dalam pengaturan perilaku
emosional bukan karena aktivitas talamus itu sendiri, tetapi karena hubungan antara talamus
dan struktur sistem limbik lainnya.

29
2. Hipothalamus
Hipotalamus adalah bagian kecil dari otak yang terletak tepat di bawah talamus. Lesi
hipotalamus mengganggu perilaku termotivasi seperti seksualitas, sifat agresif, dan kelaparan.
Hipotalamus juga memainkan peran dalam emosi: bagian dari hipotalamus tampaknya terlibat
dalam kesenangan dan kemarahan, sedangkan bagian tengah terkait dengan kebencian,
ketidaksenangan, dan kecenderungan tawa yang tidak terkendali dan keras. Ketika rangsangan
eksternal disajikan (misalnya, rangsangan berbahaya), hipotalamus mengirimkan sinyal ke area
limbik lain untuk memicu keadaan perasaan sebagai respons terhadap rangsangan (dalam hal
ini, ketakutan).

Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang adalah struktur seperti ekor yang tertanam di kanal tulang belakang
tulang belakang. Sumsum tulang belakang dewasa memiliki panjang sekitar 40 cm dan berat sekitar 30
g. Sumsum tulang belakang melekat pada bagian bawah medula oblongata, dan diatur untuk melayani
empat tugas berbeda: untuk menyampaikan informasi (terutama sensorik) ke otak, untuk membawa
informasi yang dihasilkan di otak ke target periferal seperti otot rangka, untuk mengontrol organ
terdekat melalui sistem saraf otonom, untuk mengaktifkan fungsi sensorimotor untuk mengontrol
postur dan gerakan dasar lainnya.
Bisa dikatakan sumsum tulang belakang inilah yang menghubungkan otak dengan dunia luar.
Karena itu, otak bisa bertindak. Sumsum tulang belakang seperti stasiun relai, tetapi sangat cerdas. Ini
tidak hanya mengarahkan pesan ke dan dari otak, tetapi juga memiliki sistem proses otomatisnya
sendiri, yang disebut refleks.
Bagian atas sumsum tulang belakang menyatu dengan batang otak, tempat proses dasar
kehidupan dikendalikan, seperti pernapasan dan pencernaan. Di arah yang berlawanan, sumsum tulang
belakang berakhir tepat di bawah tulang rusuk — bertentangan dengan yang kita duga, sumsum tulang
belakang tidak memanjang sampai ke pangkal tulang belakang.
Sumsum tulang belakang secara fungsional diatur dalam 30 segmen, sesuai dengan tulang
belakang. Setiap segmen terhubung ke bagian tubuh tertentu melalui sistem saraf tepi. Saraf bercabang
dari tulang belakang di setiap tulang belakang. Saraf sensorik membawa pesan; saraf motorik mengirim
pesan ke otot dan organ. Pesan perjalanan ke dan dari otak melalui setiap segmen.
Beberapa pesan sensorik segera ditindaklanjuti oleh sumsum tulang belakang, tanpa ada
masukan dari otak. Penarikan diri dari panas dan sentakan lutut adalah dua contoh. Ketika pesan
sensorik memenuhi parameter tertentu, sumsum tulang belakang memulai refleks otomatis. Sinyal
berpindah dari saraf sensorik ke pusat pemrosesan sederhana, yang memulai perintah motorik. Detik
disimpan, karena pesan tidak harus masuk ke otak, diproses, dan dikirim kembali. Dalam hal bertahan
hidup, refleks tulang belakang memungkinkan tubuh bereaksi dengan sangat cepat.
Sumsum tulang belakang dilindungi oleh vertebra bertulang dan empuk dalam cairan
serebrospinal, tetapi cedera masih terjadi. Ketika sumsum tulang belakang rusak di segmen tertentu,
semua segmen bawah terputus dari otak, menyebabkan kelumpuhan. Oleh karena itu, semakin rendah
kerusakan tulang belakang, semakin sedikit fungsi yang hilang dari individu yang cedera.

30
Kunci
 Struktur tingkat bawah otak adalah yang tertua di otak, dan lebih diarahkan pada proses
tubuh dasar daripada struktur tingkat yang lebih tinggi.
 Kecuali sumsum tulang belakang, struktur tingkat bawah otak adalah sebagian besar
terletak di dalam otak belakang, diencephalon (atau interbrain), dan otak tengah.
 Otak belakang terdiri dari medula oblongata, pons, dan otak kecil, yang mengontrol
pernapasan dan gerakan antara lain fungsi.
 Otak tengah terletak di antara otak belakang dan otak depan. Daerah perutnya
didedikasikan untuk fungsi motorik sedangkan daerah punggung terlibat dalam sirkuit
informasi sensorik.
 Talamus dan hipotalamus terletak di dalam diencephalon (atau "interbrain"), dan
merupakan bagian dari sistem limbik. Mereka mengatur emosi dan perilaku
 Sumsum tulang belakang adalah struktur seperti ekor yang tertanam di kanal tulang
belakang tulang belakang, dan terlibat dalam pengangkutan informasi sensorimotor dan
mengendalikan organ terdekat.

Lobus: Belahan Cerebral dan Lobus Otak


Otak dibagi menjadi dua belahan (Brain Lateralization dan Corpus Collosum) dan empat lobus, yang
masing-masing berspesialisasi dalam fungsi yang berbeda.

Brain Lateralization (Lireralisasi Otak)


Otak terbagi menjadi dua bagian yang disebut hemisfer. Ada bukti bahwa setiap belahan otak memiliki
fungsinya masing-masing yang berbeda, sebuah fenomena yang disebut sebagai lateralisasi. Belahan
kiri tampaknya mendominasi fungsi bicara, pemrosesan dan pemahaman bahasa, dan penalaran logis,
sedangkan belahan kanan lebih dominan dalam tugas-tugas spasial seperti pengenalan objek yang tidak
bergantung pada penglihatan (seperti mengidentifikasi objek dengan sentuhan atau indra nonvisual
lainnya). Namun, mudah untuk melebih-lebihkan perbedaan antara fungsi belahan otak kiri dan kanan;
kedua belahan terlibat dengan sebagian besar proses. Selain itu, neuroplastisitas (kemampuan otak
untuk beradaptasi dengan pengalaman) memungkinkan otak untuk mengkompensasi kerusakan pada
satu belahan dengan mengambil fungsi ekstra di belahan lainnya, terutama pada otak muda.

Corpus Collosum
Kedua belahan berkomunikasi satu sama lain melalui corpus callosum. Corpus callosum adalah
kumpulan serat saraf yang lebar dan datar di bawah korteks yang menghubungkan belahan otak kiri
dan kanan dan memfasilitasi komunikasi antar belahan otak. Korpus kalosum terkadang terlibat dalam
penyebab kejang; pasien dengan epilepsi terkadang menjalani corpus callostomy, atau pengangkatan
corpus callosum. Selanjutnya, otak dipisahkan menjadi empat lobus: lobus frontal, temporal, oksipital,
dan parietal.

31
GAMBAR

Lobus Otak
Otak dibagi menjadi empat lobus, yang masing-masing berhubungan dengan berbagai jenis proses
mental. Searah jarum jam dari kiri: Lobus frontal berwarna biru, lobus parietal berwarna kuning, lobus
oksipital berwarna merah, dan lobus temporal berwarna hijau.

Lobus Frontal
Lobus frontal dikaitkan dengan fungsi eksekutif dan kinerja motorik. Fungsi eksekutif adalah beberapa
proses kognitif tingkat tertinggi yang dimiliki manusia. Contohnya termasuk:
1. Merencanakan dan terlibat dalam perilaku yang diarahkan pada tujuan;
2. Mengenali konsekuensi masa depan dari tindakan saat ini;
3. Memilih antara perbuatan baik dan buruk;
4. Mengesampingkan dan menekan tanggapan yang tidak dapat diterima secara sosial;
5. Menentukan kesamaan dan perbedaan antara objek atau situasi.
Lobus frontal dianggap sebagai pusat moral otak karena bertanggung jawab atas proses pengambilan
keputusan tingkat lanjut. Ini juga memainkan peran penting dalam mempertahankan ingatan emosional
yang berasal dari sistem limbik, dan memodifikasi emosi tersebut agar sesuai secara sosial.

Lobus Temporal
Lobus temporal dikaitkan dengan retensi ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Ini
memproses input sensorik termasuk informasi pendengaran, pemahaman bahasa, dan penamaan.
Lobus temporal juga menciptakan respons emosional dan mengendalikan dorongan biologis seperti
agresi dan seksualitas.
Lobus temporal berisi hippocampus, yang merupakan pusat memori otak. Hippocampus
memainkan peran kunci dalam pembentukan ingatan jangka panjang yang sarat emosi berdasarkan

32
masukan emosional dari amigdala. Lobus temporal kiri memegang korteks pendengaran primer, yang
penting untuk memproses semantik ucapan.
Satu bagian spesifik dari lobus temporal, area Wernicke, memainkan peran kunci dalam
pemahaman ucapan. Bagian lain, area Broca, mendasari kemampuan menghasilkan (bukan memahami)
ucapan. Pasien dengan kerusakan pada area Wernicke dapat berbicara dengan jelas tetapi kata-katanya
tidak masuk akal, sedangkan pasien dengan kerusakan pada area Broca akan gagal membentuk kata-
kata dengan benar dan ucapan akan terhenti dan tidak jelas. Gangguan ini masing-masing dikenal
sebagai Wernicke dan Broca aphasia; aphasia adalah ketidakmampuan untuk berbicara.

Lobus Oksipital
Lobus oksipital mengandung sebagian besar korteks visual dan merupakan pusat pemrosesan
visual otak. Sel-sel di sisi posterior lobus oksipital disusun sebagai peta spasial bidang retina. Korteks
visual menerima informasi sensorik mentah melalui sensor di retina mata, yang kemudian disampaikan
melalui saluran optik ke korteks visual. Area lain dari lobus oksipital dikhususkan untuk tugas visual
yang berbeda, seperti pemrosesan visuospasial, diskriminasi warna, dan persepsi gerak. Kerusakan
pada korteks visual primer (terletak pada permukaan lobus oksipital posterior) dapat menyebabkan
kebutaan, akibat lubang pada peta visual pada permukaan korteks akibat lesi.

Lobus Parietal
Lobus parietal dikaitkan dengan keterampilan sensorik. Ini mengintegrasikan berbagai jenis
informasi sensorik dan sangat berguna dalam pemrosesan dan navigasi spasial. Lobus parietal
memainkan peran penting dalam mengintegrasikan informasi sensorik dari berbagai bagian tubuh,
memahami angka dan hubungannya, dan memanipulasi objek. Ini juga memproses informasi yang
berkaitan dengan indra peraba.
Lobus parietal terdiri dari korteks somatosensori dan bagian dari sistem visual. Korteks
somatosensori terdiri dari "peta" tubuh yang memproses informasi sensorik dari area tubuh tertentu.
Beberapa bagian lobus parietal penting untuk bahasa dan pemrosessan visuo spasial; lobus parietal kiri
terlibat dalam fungsi simbolik dalam bahasa dan matematika, sedangkan lobus parietal kanan
dikhususkan untuk memproses gambar dan interpretasi peta (yaitu, hubungan spasial).

Kunci
 Otak belahan kiri dominan dalam hal bahasa dan pemrosesan logis, sedangkan belahan
kanan menangani persepsi spasial.
 Otak dipisahkan menjadi lobus frontal, temporal, oksipital, dan parietal.
 Lobus frontal dikaitkan dengan fungsi eksekutif dan kinerja motorik.
 Lobus temporal dikaitkan dengan retensi ingatan jangka pendek dan jangka panjang.
Ini memproses input sensorik, termasuk informasi pendengaran, pemahaman bahasa,
dan penamaan.
 Lobus oksipital adalah pusat pemrosesan visual otak.
 Lobus parietal dikaitkan dengan keterampilan sensorik.

33
C. Contoh Kasus
Banyak dari apa yang kita ketahui tentang fungsi berbagai area otak berasal dari mempelajari
perubahan perilaku dan kemampuan individu yang menderita kerusakan otak. Misalnya, peneliti
mempelajari perubahan perilaku yang disebabkan oleh stroke untuk mempelajari fungsi area otak
tertentu. Stroke, yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke suatu daerah di otak, menyebabkan
hilangnya fungsi otak di daerah yang terkena. Kerusakan bisa terjadi di area kecil, dan jika ya, hal ini
memberi peneliti kesempatan untuk menghubungkan setiap perubahan perilaku yang dihasilkan ke area
tertentu. Jenis-jenis defisit yang terlihat setelah stroke akan sangat bergantung pada bagian otak mana
yang mengalami kerusakan.

KASUS

KASUS HENRY MOLAISON (H.M.)


Pada tahun 1953, Henry Gustav Molaison (H.M.) adalah seorang pria berusia 27 tahun yang
mengalami kejang parah. Dalam upaya untuk mengendalikan kejangnya, H. M. menjalani operasi
otak untuk mengangkat hipokampus dan amigdalanya. Setelah operasi, kejang H.M menjadi jauh
lebih ringan, KASUS HENRY MOLAISON (H.M.)
Pada tahun 1953, Henry Gustav Molaison (H.M.) adalah seorang pria berusia 27 tahun yang
mengalami kejang parah. Dalam upaya untuk mengendalikan kejangnya, H. M. menjalani operasi
otak untuk mengangkat hipokampus dan amigdalanya. Setelah operasi, kejang H.M menjadi jauh
lebih ringan, tetapi dia juga mengalami beberapa konsekuensi operasi yang tidak terduga—
dan menghancurkan—: dia kehilangan kemampuannya untuk membentuk banyak jenis ingatan
baru. Misalnya, dia tidak bisa mempelajari fakta-fakta baru, seperti siapa presiden Amerika
Serikat. Dia dapat mempelajari keterampilan baru, tetapi setelah itu dia tidak ingat pernah
mempelajarinya. Misalnya, ketika dia mungkin belajar menggunakan komputer, dia tidak akan
memiliki ingatan sadar pernah menggunakannya. Dia tidak dapat mengingat wajah baru, dan
dia tidak dapat mengingat peristiwa, bahkan segera setelah itu terjadi. Para peneliti terpesona
dengan pengalamannya, dan dia dianggap sebagai salah satu kasus yang paling banyak
dipelajari dalam sejarah medis dan psikologis (Hardt, Einarsson, & Nader, 2010; Squire, 2009).
Memang, kasusnya telah memberikan wawasan yang luar biasa tentang peran yang dimainkan
hippocampus dalam konsolidasi pembelajaran baru ke dalam memori eksplisit.
Dia juga mengalami beberapa konsekuensi operasi yang tidak terduga: dia kehilangan
kemampuannya untuk membentuk banyak jenis ingatan baru. Misalnya, dia tidak bisa
mempelajari fakta-fakta baru, seperti siapa presiden Amerika Serikat. Dia dapat mempelajari
keterampilan baru, tetapi setelah itu dia tidak ingat pernah mempelajarinya. Misalnya, ketika
dia mungkin belajar menggunakan komputer, dia tidak akan memiliki ingatan sadar pernah
menggunakannya. Dia tidak dapat mengingat wajah baru, dan dia tidak dapat mengingat
peristiwa, bahkan segera setelah itu terjadi. Para peneliti terpesona dengan pengalamannya,
dan dia dianggap sebagai salah satu kasus yang paling banyak dipelajari dalam sejarah medis
dan psikologis (Hardt, Einarsson, & Nader, 2010; Squire, 2009). Memang, kasusnya telah
memberikan wawasan yang luar biasa tentang peran yang dimainkan hippocampus dalam
konsolidasi pembelajaran baru ke dalam memori eksplisit.

34
VIDEO

LINK :
https://www.youtube.com/watch?v=k_P
Amnesia 7Y0-wgos

SCAN ME

TUGAS 2
Temukan kasus yang lain tentang gangguan Otak yang berimbas pada fungsi otak. Jelaskan bagaimana
gangguan tersebut mempengaruhi kinerja otak.

GLOSARIUM
1. Amigdala: struktur dalam sistem limbik yang terlibat dalam pengalaman emosi dan mengikat makna
emosional pada ingatan kita
2. Cerebellum: struktur otak belakang yang mengontrol keseimbangan, koordinasi, gerakan, dan
keterampilan motorik, dan dianggap penting dalam memproses beberapa jenis memori
3. Cerebral cortex : permukaan otak yang berhubungan dengan highmental kita kemampuan
4. Otak depan: bagian terbesar otak, berisi korteks serebral, talamus, dan sistem limbik, di antara
struktur lainnya.
5. Hindbrain: bagian otak yang terdiri dari medulla, pons, dan cerebellum.
6. Hippocampus: struktur di lobus temporal yang terkait dengan pembelajaran dan memori.
7. Hipotalamus: struktur otak depan yang mengatur motivasi dan perilaku seksual dan sejumlah
proses homeostatis; berfungsi sebagai antarmuka antara sistem saraf dan sistem endokrin
8. Sistem limbik: kumpulan struktur yang terlibat dalam pemrosesan emosi dan memori
9. Medula: struktur otak belakang yang mengontrol proses otomatis seperti pernapasan, tekanan
darah, dan detak jantung
10. Otak tengah: pembagian otak yang terletak di antara otak depan dan otak belakang; mengandung
formasi retikuler
11. Pons: struktur otak belakang yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang; terlibat
dalam mengatur aktivitas otak selama tidur.
12. Formasi reticular: struktur otak tengah penting dalam mengatur siklus tidur / bangun, gairah,
kewaspadaan, dan aktivitas motoric
13. Talamus: estafet sensorik untuk otak
14. Area tegmental ventral (VTA): struktur otak tengah tempat dopamin diproduksi: terkait dengan
suasana hati, penghargaan, dan kecanduan

35
Banyak area otak telah dikaitkan dengan proses penyimpanan memori. Beberapa penelitian
terkait cedera otak telah menunjukkan jenis memori tertentu terkait dengan area otak tertentu.
Berbagai teori kemudian muncul yang menunjukkan bahwa ingatan atau memori seseorang disimpan
dalam jaringan saraf di berbagai bagian otak, termasuk ingatan jangka pendek, ingatak sensorik, dan
ingatan jangka panjang. Perlu digaris bawahi, berbagai teori yang sudah muncul masih juga belum cukup
untuk menggambarkan memori yang terletak pada daerah otak tertentu. Para ilmuwan menyimpulkan
bahwa area otak tertentu mungkin lebih terspesialisasi untuk mengumpulkan, memproses, dan
mengkodekan jenis ingatan tertentu, untuk lebih jelasnya mari lihat Gambar berikut.

GAMBAR

A. Memori Sensori dan Persepi (Sensory Memory dan Perception)


Lobus temporal dan oksipital berhubungan dengan sensasi dan dengan demikian terlibat dalam
memori sensorik. Memori sensorik adalah bentuk memori tersingkat, tanpa kemampuan penyimpanan.
Informasi yang masuk pada memori sensorik hanya beberapa detik disimpan pada lobus temporal dan
oksipital kemudian akan meneruskannya ke memori jangka pendek atau membiarkannya meghilang.
Sebelum membahas lebih detail terkait memori sensori dan persespsi, mari kita ulas terlebih
dahulu bagaiamana informasi di proses dalam otak manusia. Para ilmuwan telah membagi proses
informasi menjadi sebuah memori dalam tiga tahapan, akuisisi, penyimpanan, dan pengambilan. Agar
memori dapat dibuat dalam kognitif sesorang, informasi yang diperoleh harus disimpan di dalam sistem
dan diambil saat dibutuhkan. Pada 1950an, para ilmuwan kognitif mulai membuat model “Modal” untuk
menunjukkan bagaimana informasi diproses dalam kognitf seseorang.

36
GAMBAR

Berdasarkan gambar tersebut, memori sensori terletak pada bagian awal pemrosesan informasi.
Memori sensori merupakan proses mengubah stimulus menjadi suatu informasi. Memori sensori
dianggap sebagai sistem memori pertama yang menyimpan rangsangan yang diterima dari lingkungan
(R. C. Atkinson & Shiffrin, 1968). Sebagai contoh: stimulus yang berasal dari lingkungan (cahaya, suara,
bau, dsb), secara langsung menyerang mekanisme tubuh kita untuk melihat, mendengar, mencicipi,
mencium, dan merasa. Memori sensori adalah proses yang secara langsung yang mengubah stimulus
masuk menjadi sebuah informasi sehingga kita dapat menyimpulkan terhadap itu semua. Walaupun
begitu, cahaya dan suara hanya bisa menjadi pecahan atau butiran pada beberapa detik. Perpindahan
atau perubahan informasi yang menggambarkan sensasi atau rasa terjadi begitu cepat di dalam sensori
awal atau pusat informasi pada sensori sehingga proses awalnya dapat ditempatkan.

Kapasitas, Durasi dan Konten pada Memori Sensori


Kapasitas pada memori sensori memiliki kapasitas yang luas dan dapat mengambil banyak
informasi yang dapat kita tangani sekaligus. Tetapi jumlah informasi yang besar pada memori sensori
mudah pecah (hilang) dalam jangka waktu tertentu. Setidaknya berada diatara satu dan tiga detik saja.

KASUS

Untuk memahami, bagaimana memori sensori bekerja coba lakukan kegiatan berikut :
1. Bolak balik pensil atau jari di depan mata anda kemudian anda menatap lurus kedepan.
Apa yang sebenarnya anda lihat?
2. Cubit lengan anda dan lepaskan, apa yang anda rasakan setelah anda melepaskan?

Setelah melakukan kegiatan tersebut, infromasi apa yang Anda peroleh ? Aktifitas apa lagi
yang memiliki kasus serupa? (Diskusikan dengan temanmu)

Anda hanya mengalami kejadian memegang secara singkat informasi dalam sensori awal Anda
sendiri. Anda melihat jejak pensil setelah stimulus nyata berubah dan merasakan cubitan setelah anda
lepaskan. Sensori awal memegang informasi, tentang stimulus yang sangat cepat setelah stimulus nyata

37
telah terjadi. Jika informasi yang Anda terima tidak digunakan maka informasi itu akan hilang, kecuali
Anda memberikan persepsi atau perhatian yang kuat makan informasi tersebut akan masuk kedalam
memori kerja (working memory) untuk diproses lebih lanjut (lihat ilustrasi berikut).

GAMBAR

Keterbatasan memori sensori memiliki konsekuensi khusus, di mana memori sensori jarang dapat
merasakan setiap stimulus yang masuk atau mentransfer setiap stimulus ke dalam memori kerja.
Rangsangan yang tidak diperhatikan dalam memori sensori akan mudah untuk dilupakan (R. C. Atkinson
& Shiffrin, 1968, 1969; Waugh & Norman, 1965). Saat lingkungan berubah dengan cepat, informasi apa
pun yang tersimpan pada memori sensori segera digantikan oleh rangsangan baru.
Agar informasi pada memori sensori bertahan lebih lama dan sampai pada memori jangka
panjang (long term memory) maka perlu melibatkan persepsi (pengenalan pola atau penetapan makna)
menggunakan pengetahuan sebelumnya. Kapasitas dan durasinya yang terbatas menentukan bahwa,
pada waktu tertentu, hanya rangsangan dalam jumlah terbatas yang dapat dirasakan oleh seorang
pelajar. Jika persepsi, maka rangsangan akan ditransfer ke dalam memori kerja.

Sensory Register
Salah satu keajaiban dari sistem kognitif adalah dapat menyimpan informasi dari lingkungan untuk
sementara waktu meskipun pada akhirnya jika informasi tersebut tidak dipertahankan akan menghilang
(DiLollo & Dixon, 1988). Sensory register merupakan kajian yang membahas bagaimana keterkaitan
antara memori sensori dengan penglihatan dan pendengaran. George Sperling (1960) telah melakukan
penelitian berkaitan dengan persepsi dasar yang mengidentifikasi informasi secara visual. Sperling
menyajikan susunan huruf yang terlihat pada gambar berikut.

GAMBAR

38
Selanjutnya, Sperling meminta seorang siswa untuk meliihat kurang dari 0.5 detik dan siswa yang
melihat hanya mampu menigingat 4 huruf. Kemudian sperling memperpanjang waktu menjadi lebih lama
dan siswa tersebut dapat mengingat yang awalnya 4 huruf menjadi 12 huruf. Melalui kejadian tersebut,
Sperling menemukan dua buah hipotesis pada dua buah kejadian tersebut. Pertama, Siswa benar-benar
hanya mengingat 4 huruf dan tidak dapat mengingat huruf apapun yang mereka lihat. Kedua, ketika
siswa bisa menyebutkan 12 huruf dalam waktu yang lebih lama, huruf-huruf tersebut telah direkam
sebelumnya namun hilang sebelum dicatat.

Persepsi (Perception)
Pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) secara langsung dipengaruhi oleh persepi, pola
pengenalan, dan makna (Adams, 1990). Mengetahui apa yang kita lihat atau dengar bergantung pada
pengetahuan yang kita miliki (McCann, Besner, Davelaar, 1998). Sebagai contoh, seseorang yang belum
mengetahui alphabet, ketika melihat sebuah tulisan di dinding, maka ia hanya akan mengetahui itu adalah
sebuah tulisan, gambar alphabet atau lainnya. Namun, ketika seseorang sudah mengetahui alphabet
(memiliki prior knowledge terkait alphabet), maka ketika ia melihat tulisan tersebut, ia bisa membaca
tulisan dengan cepat tanpa usaha yang berlebih.
Pengetahuan juga dipengaruhi bagaimana kita mencari hal-hal untuk dipersepsi. Sebagai contoh,
seorang yang sedang mengikuti lomba debat sedang berusaha untuk mengetahui dan mengevaluasi apa
yang disampaikan oleh lawannya. Ketika lawanya sedang berbicara, ada banyak sekali informasi yang
disampaikan. Seorang pendebat ini membangun sebuah pengetahuan dengan melakukan persepsi yaitu
memahami makna dan tujuan informasi yang disampaikan oleh lawannya.
Sangatlah jelas bahwa pengetahuan memungkinan terjadinya persepsi dan mendorong kita untuk
melakukan persepsi untuk informasi baru (Mandler, 1984). Oleh karena itu, informasi yang kita bangun
sebagai pengetahuan mempengaruhi bagaimana persepsi kita muncul. Untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih bermakna, lihatlah dua tugas berikut, kemudian jelaskan bagaimana persepi muncul untuk
menyelesaikan keduanya.

KASUS

Cobalah lihat dalam beberapa detik gambar berikut, kemudian informasi apa yang Anda dapatkan?
Jelaskan bagaimana persepi Anda terlibat dalam mendapatkan informasi tersebut !

39
Cobalah baca dan pahami tulisan berikut, kemudian informasi apa yang Anda dapatkan? Jelaskan
bagaimana persepi Anda terlibat dalam mendapatkan informasi tersebut !

B. Attention
Salah satu hal yang memiliki hubungan dengan persepsi adalah atensi/perhatian (titik
fokus/alokasi daya kognitif terhadap tugas yang dihadapi). Beberapa penelitian tentang atensi
menunjukkan bahwa kemampuan atensi manusia sangat terbatas ketika memperhatikan beberapa
informasi pada waktu tertentu (Friedman, Polson & Dafoe, 1988; Spear & Riccio, 1994). Fenomena
tersebut disebut sebagai kapasitas pemrosesan yang terbatas. Meskipun kenyataanya kemampuan
individu berbeda, namun kebanyakan tidak dapat melakukan kegiatan lebih dari satu atau dua hal
sekaligus. Mungkin saja seseorang dapat melakukan tugas lebih dari satu, namun hasilnya akan buruk.
Atensi adalah sumber daya pikiran yang paling penting yang menjadi kekuatan untuk menggerakan
pikiran seseorang. Atensi seperti sebuah bahan bakar mental yang mengarahkan seseorang untuk mau
berpikir atau tidak. Oleh karena itu, agar kualitas pembelajaran optimal, terdapat tiga hal yang dapat
dilakukan guru untuk mengkontrol atensi siswanya. Pertama, meningkatkan atensi siswa, mengurangi
jumlah tugas atau informasi yang memerlukan atensi secara bersama-sama, dan mengalokasikan atau
menempatkan perhatian terbatas siswa dengan hati-hati pada informasi yang terpenting untuk
dipelajari.
Sebagai contoh, seorang guru matematika sedang menjelaskan definisi segiempat kepada
siswanya. Kemudian, salah satu seorang siswa sangat memperhatikan bagaimana guru matematika
tersebut menjelaskan definisi segiempat. Namun, pada beberapa menit kemudian, perhatiannya
teralihkan karena melihat dan mendengar ada seorang laki-laki berlari di luar dekat dengan kelasnya.
Akibatnya, siswa tersebut kehilangan informasi yang baru saja disampaikan oleh guru matematika.
Penelitian tentang perhatian memiliki sejarah yang panjang dan kontroversial. Perdebatan utama
terfokus pada bagaimana siswa mengalokasikan perhatian mereka. Beberapa teori menyatakan bahwa
perhatian dialokasikan di awal, sementara yang lain menyatakan bahwa perhatian dialokasikan pada
bagaian akhir. Namun, para peneliti akhirnya menyadari bahwa percobaan yang berbeda menghasilkan
hasil yang berbeda. Hal tersebut terjadi karena alokasi perhatian seseorang sangat sensitif terhadap
jenis tugas yang dilakukan. Melalui perdebatan para peniliti munculah dua jenis atensi yang dikenal
sebagai, resource-limited tasks (tugas terbatas oleh sumber daya) dan data-limited tasks (tugas
terbatas oleh data).

Resource-Limited Tasks
Pada tugas terbatas sumber daya, kemampuan siswa akan meningkat jika beberapa sumber
yang disajikan kepada siswa perlu dipilih yang sesuai (Chandler & Swellerm 1990). Sebagai contoh, jika
Anda melihat TV dan membaca modul ini secara bersamaan, kemungkinan besar Anda tidak akan

40
mengalokasikan cukup perhatian Anda untuk memahami poin-poin penting dalam buku ini. Mematikan TV
dan berkonsentrasi pada modul ini akan lebih meningkatkan pemahaman Anda terhadap modul ini.

Data-Limited Tasks
Pada tugas terbatas data adalah tugas yang kinerjanya dibatasi oleh kualitas data yang tersedia.
Menyediakan berbagai sumber belajar pada kasus ini tidak akan meningkatkan kinerja, karena tugas
terbatas data terfokus pada kualitas data yang tersedia bukan kuantitasnya. Sebagai contoh, ketika
guru menyampaikan materi melalui video pembelajaranm namun video tersebut kualitas suaranya tidak
baik. Seberapa banyak perhatian yang diberikan oleh siswa untuk memahami materi tersebut, siswa
akan cenderung kesulitan karena kualitas dari informasi yang disajikan kurang mendukung.

Tugat terbatas sumber daya akan sulit dilakukan jika seseorang tidak memiliki perhatian yang
cukup untuk menerima informasi. Sebagai contoh, mengingat angka 7, 3, 5 akan jauh lebih mudah
dibandingkan menghitung mundur 3 detik dari 100. Kedua perintah tersebut memang relative mudah
untuk dilakukan, tetapi ketika digabungkan akan menjadi sulit, Sebaliknya tugas terbatas data sulit
terlepas dari seberapa banyak perhatian yang diberikan. Sebagai contoh, kita akan memberikan
perhatian yang penuh, meskipun pada akhirnya kita tidak dapat menerima informasi dengan baik ketika
mendengar informasi dari suara radio yang berisik dan tidak jernih.

RINGKASAN
Setelah mengetahui tentang teori “attention, coba analisis bagaimana masalah yang dihadapi oleh siswa
terkait “attention” dan apa yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk menghadapi masalah tersebut?

41
C. Short-Term Memory
Short-term memory atau memori jangka pendek mengacu pada tempat dimana informasi
diproses untuk menjadi informasi yang lebih bermakna. Informasi yang masuk ke memori jangka pendek
adalah informasi yang diproses dalam memori sensori. Seperti memori sensori, memori jangka pendek
juga memiliki kapasitas dan durasi yang terbatas.
Memori jangka pendek meliputi penyimpanan sementara dan proses aktif pada meja kerja memori
dimana terdapat usaha mental aktif yang diaplikasikan baik untuk informasi lama dan baru. Tetapi
memori jangka pendek biasanya hanya berarti sebagai tempat penyimpanan, dengan segera menangkap
informasi baru pada memori sekitar lima belas hingga dua puluh detik. Eksperimen awal menjelaskan
bahwa kapasitas dari memori jangka pendek hanya mengenai lima sampai sembilan salinan item baru
sekaligus. George Miller (1956) berpendapat bahwa dalam kebanyakan situasi, seseorang dapat
menyimpan informasi tidak lebih dari tujuh atau lebih konten (satuan informasi bermakna) pada memori
dalam satu waktu.
Salah satu cara untuk memproses informasi secara lebih efisien, menurut Miller adalah dengan
memperbesar ukuran potongan-potongan infrormasi. Misalnya Anda diminta untuk menghafalkan
nomor 4727211, karena itu nomor tidak berarti bagi Anda dan oleh karena itu Anda hanya meningatnya
sebagai 7 potongan informasi. Miller mencoba mengingat nomor tersebut karena nomor tersebut
adalah nomor telepon rumah orang tuanya (bermkana bagi Miller) dan saat menghafalkan nomor
tersebut Miller membaginya menjadi tiga potongan, 472, 72, dan 11. Menurut Miller, ingatan pada memori
jangka pendek hanya peka terhadap jumlah potongan bukan ukuran potongan. Akibatnya seseorang
dapat menyimpan informasi dalam jumlah besar dan karenanya untuk meningkatkan pemrosessan
informasi seseorang dapat membagi informasi menjadi unit makna yang lebih besar dan lebih besar.
Banyak penelitian selama 4 dekade terakhir yang mendukung pandangan tersebut, Beberapa
menunjukkan bahwa orang biasa dapat diajarkan untuk menggunakan strategi “chunking” untuk
meningkatkan kapasitas memori jangka pendeknya (Erricson et al, 1980).
Aspek penting lain dari memori jangka pendek adalah durasi penyimpanan informasi. Penelitian
Peterson (1959), menunjukkan bahwa informasi pada memori jangka pendek dapat dilupakan dengan
sangat cepat. Dalam sebuah percobaannya, Peterson meminta salah seorang mahasiswa untuk
membaca tiga daftar suku kata yang tidak saling berkaitan dan setelahnya meminta mahasiswa tersebut
untuk menghitung mundur dari 100 dengan selisih tiga (100, 97, 94, …..) selama tiga detik. Setelah 3
detik, mahasiswa tersebut diminta untuk mengingat kembali informasi awal dan ternyata sebagian
sudah dilupakan. Setelah 18 detik berlalu, hamper semua informasi diawal telah dilupakan. Mulanya
aktifitas “lupa” pada memori jangka pendek dikaitkan dengan memudarnya informasi dari ingatan
karena fungsi waktu (semakin lamanya waktu). Namun penelitian yang lebih terkini, menunjukkan bahwa
lupa adalah hasil interfensi informasi lain bukan karena memudar karena waktu (Norman, 1965).
Secara bersama-sama banyak penelitian dari tahun 1956 sampai dengan 1970 menyatakan bahwa
kapasitas memori jangka pendek terbatas pada 7 potongan atau lebih informasi seperti yang diprediksi
oleh Miller. Informasi pada memori jangka pendek juga cepat dilupakan, terutama ketika informasi baru
datang pada siklus pemrosesan informasi sebelumnya. Kesimpulannya, bukti menunjukkan bahwa
informasi dapat memudar dalam memori jangka pendek karena hasil dari interferensi informasi dan
kelebihan kapasitas.

42
Mengakses Informasi
Para peneliti kemudian tertarik untuk memulai membahasa bagaimana seseorang informasi
dapat bertahan sementara di memori jangka pendek. Sternberg (1975) pada penelitiannya meminta
kepada seseorang untuk meneukan huruf (BVGK) pada teks yang berisi banyak huruf yang tidak
berhubungan dan kemudian meminta seseorang tersebut untuk mengidentifikasi apakah ada huruf BVGK
diantara huruf lainnya pada teks tersebut, Melalui percobaan tersebut Sternberg menjawab dua
pertanyaan khusus terkait apa yang dilakukan oleh seseorang tersebut. Pertama “apakah huruf-huruf
dalam teks diidentifikasi secara berurutan (satu persatu) atau secara parallel (bersamaan)”. Kedua,
apakah pencarian huruf berhenti sendiri (pencarian berkahir ketika huruf yang dicari telah ditemukan)
atau secara lengkap (terus mencari pada teks utama ketika huruf yang dicari sudah ditemukan diawal).
Kemudian pada akhirnya Sternberg menemukan bahwa mencari huruf (BVGK) akan jauh lebih cepat
ketika mengidentifikasi teks secara paralel (bersamaan) dan pencarian huruf berhenti sendiri, Hal
tersebut dikarenakan, adanya kecepatan pengambilan keputusan saat informasi masuk ke dalam
kognitif dan proses pencarian informasi benar-benar terjadi secara otomatis (dibawah kesadaran
sistem kontrol).

Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana sistem kerja memori jangka pendek mendapatkan informasi
anda dapat meilihat video berikut.
VIDEO

LINK :
https://www.youtube.com/watch?v=_jd
Short-term m2yH9M6c
Memory
SCAN ME

D. Working Memory
Pada tahun 1970an, para peneliti semakin kecewa dengan gagasan ingatan memori jangka pendek.
Keluhan utama adalah berbagai jenis aktivitas dikaitkan dengan memori jangka pendek tanpa
menentukan secara spesifik bagaimana aktivitas ini terjadi. Sebagai ilustrasi, coba bayangkan Anda
diberikan huruh R, U, I, dan B, Kemudian, Anda diminta untuk menentukan apakah huruf-huruf tersebut
dapat membentuk sebuah kata yang bermakna?. Setelah beberapa saat kemudian Anda dapat membuat
kata “BIRU”. Apa yang diperlukan untuk melakukan proses kognitif sederhana ini dalam ingatan memori
jangka pendek?. Di satu sisi, Anda perlu menyimpan huruf-huruf ini untuk menentukan apakah ada kata
yang dapat disusun dan Anda perlu membangkitkan beberapa entri kata yang sudah terssimpan
sebelumnya di memori Anda. Tentu saja untuk melakukannya, Anda perlu membangkitkan pengetahuan
umum tentang struktur kata dan kemudian secara cepat Anda akan mencari kata yang tepat sesuai
dengan informasi yang Anda peroleh. Ilustrasi ini menunjukkan bagaimana Anda melakukan berbagai

43
jenis aktivitas yang berbeda hanya untuk melakukan tugas yang sangat sederhanda dalam memori
jangka pendek.
Durasi atau jangka waktu informasi yang terdapat pada sistem memori kerja adalah sangat
singkat, berkisar lima sampai dua puluh detik, kecuali jika melatih informasi atau proses itu pada
beberapa langkah yang lain. Hal itu mungkin tampak terlihat oleh anda bahwa sistem memori dengan 20
detik itu tidak sangat membantu, tetapi tanpa dengan sistem ini, kita akan selalu lupa apa yang kita baca.
Konten dari memori kerja ini dapat berupa suara dan gambar yang mirip dengan apa yang
direpresentasikan didalam memori sensori, atau informasi yang dapat terstruktur lebih abstrak,
berdasarkan makna.
Kompleksitas operasi dalam memori jangka pendek membuat sejumlah ahli teori mengusulkan
model “Working Memory” atau memori kerja (Baddeley, 1986). Selanjutnya, Baddeley (1986)
menjabatkan model memori kerja kedalam tiga proses berikut.

GAMBAR
Working Memory

Central Executive
(Pool of Mental Resource)
Activities:
Initiate control and decision processes reasoning,
language comprehension, transfer information to long
term memory via rehearsal, recording

Phonological Loop Visuospatial Sketchpad


(Short term buffer) Activities:
Activities: Visual imagery tasks
Recycling items for immediate recall Spatial, visual search tasks
Articulatory processes (Executive resources are drained if
articulation task is difficult)
(Executive resources are drained if
articulation task is difficult)

The Central Executive (Pelaksana Pusat)


Pelakasana pusat mengatur sumber daya atensional (informasi yang diperhatikan) ke subsistem-
subsistem lain dalam memori kerja. Selain itu, pusat pelaksana bertanggungjawab atas proses-proses

44
berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam penalaran dan pemahaman bahasa. Pelaksana pusat hanya
memiliki kapasitas atensional terbatas dan tidak memiliki kapasitas penyimpanan. Jika suatu tugas
terlalu menuntut maka sumber daya-sumber daya pelaksana pusat akan habis dan mengakibatkan
penurunan kinerja tugas. Jadi pelaksana pusat adalah perantara antara sistem-sistem memori jangka
pendek dan memori jangka panjang, fokus dan mengalihkan perhatian dalam tugas-tugas serta
mengaktivasi representasi-representasi dalam memori jangka panjang.
Secara ringkas tugas dari pelaksana pusat adalah mengawasi perhatian, membuat perencanaan,
mendapatkan kembali, dan mengintegrasikan informasi. Pemahaman bahasa, pembuktian, melatih
informasi untuk ditransfer kedalam memori jangka panjang, semua aktifitas banyak yang ditangkap oleh
pelaksana pusat, seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Agar pelaksana pusat dapat bekerja
dengan baik, terdapat dua sistem yang mebantu dan mendukung sistem pelaksana pusat yaitu the phono
logical loop dan visuospatial sketchpad. Anda dapat menggunakan pengulangan fonologis dan sketsa
visuospasial pada waktu yang sama, tetapi masing masing terisi dengan cepat dan menangung beban
dengan mudah.

The Phonological Loop (Pengulangan Fonologis)


Pengulangan fonologis adalah sebuah sistem yang melatih kata-kata dan bunyi untuk memori
jangka pendek. Baddeley (1987, 2001) menyatakan bahwa kita dapat menangkap pengulangan fonologis
sebanyak yang dapat kita latih pada satu setengah sampai dua detik. Dalam kehidupan sehari hari
secara jelas kita dapat menangkap lebih dari lima sampai sembilan atau satu setengah detik informasi
pada suatu waktu. Sementara anda menekan 7 digit nomor, anda hanya melihat secara seksama, anda
melambungkan sesuatu yang lain didalam pikiran anda didalam memori anda seperti bagaimana
menggunakan telepon, siapa yang anda telepon dan mengapa. Anda tidak perlu memberikan perhatian
penuh pada hal ini, karena ini bukan sebuah pengetahuan. Semua bisa jadi terjadi secara otomatis
meskipun anda menggunakan perangkat telepon yang tidak familiar ini disebabkan karena pusat
pelaksanaan mencoba untuk mengatur. Pengulangan fonologis (artikulatori) dapat terganggu jika
muncul beberapa efek berikut.
1. Efek kesamaan fonologis:
Ingatan melemah ketika objek-objek memiliki bunyi yang sama namun tidak sama dalam makna.
2. Efek wicara tak relevan:
Wicara yang tidak relevan – bahkan jika dalam bahasa asing – akan melemahkan ingatan dalam
suatu tugas memori verbal karena ini memiliki akses langsung ke penyimpanan fonologis.
Sebaliknya, bunyi-bunyi nonverbal seperti suara-suara gaduh tidak akan mengurangi kinerja.
3. Efek panjang kata:
Baddeley, Thomson dan Buchanan (1975) menunjukkan bahwa kekuatan ingatan relatif terhadap
panjang kata, dimana ingatan atas daftar kata akan lebih buruk bila kata-kata tersebut memiliki
lebih banyak suku kata.
4. Supresi artikulatori:
Mengucapkan materi yang tidak relevan dalam suatu tugas memori menyebabkan lemahnya
ingatan.

45
The Visuospatial Sketchpad ( Papan Sketsa Visuospasial)
Papan Sketsa Visuospasial adalah tempat untuk memanipulasi gambar. Cara kerja papan sketsa
visuospasoal adalah memanggil informasi yang ada dengan melihat sesuatu yang sama pada sebuah
gambar atau objek. Jika anda harus menyelesaikan masalah P dan juga memberikan perhatian pada
sebuah gambar X disebuah layar, anda akan melambat seperti anda harus membolak balik antara dua
objek yang berbeda, tetapi jika anda harus menyelesaikan masalah P sementara anda melakukan
pengulangan melihat gambar yang berkaitan dengan P, maka hanya akan ada sedikit perlambatan.
Papan Sketsa Visuospasial (memori kerja visuospasial) adalah versi visual pengulangan fonologis,
menyimpan untuk sementara dan memanipulasi informasi visual dan spasial dengan cara yang sama
seperti pengulangan fonologis. Beberapa hasil penelitian yang menguji papan sketsa visuospasial, berba:
1. Materi visual tidak relevan:
Pengamatan bersamaan terhadap materi visual yang tidak relevan melemahkan retensi informasi
visual. Sebagai contoh, jika seorang guru sedang meminta untuk siswanya mengingat bentuk
bangun ruang Kubus namun guru menyajikan gambar Prisma. Hal yang dilakukan oleh guru
cenderung akan melemahkan ingatan siswa.
2. Efek kesamaan visual:
Hitch, Halliday, Schaafstal dan Schraagen (1988) menemukan bahwa anak-anak usia
dini menunjukkan lebih banyak kesalahan dalam mengenali serangkaian gambar yang mirip satu
sama lain dibanding bila gambar-gambar tersebut berbeda
3. Rotasi mental:
Shepard dan Metzler (1971) menunjukkan bahwa orang-orang dapat memanipulasi secara akurat
gambar dalam bentuk kompleks, dengan lebih banyak waktu digunakan untuk merotasi secara
mental gambar-gambar dengan perubahan posisi yang lebih besar disbanding gambar-gambar
dengan perubahan posisi lebih kecil dari suatu gambar pembanding

Retaining Information In Working Memory (Menahan Informasi Di Dalam Memori


Kerja)

Karena informasi pada memori kerja mudah pecah dan hilang, hal tersebut perlu dijaga untuk
menjadi terlatih. Terdapat dua jenis penahanan informasi yaitu :
1. Maintenance Rehearsal terlibat dalam mengulang informasi didalam pikiran, selama informasi
diulang, itu dapat dipertahankan di dalam memori kerja tanpa batas.
2. Elaborative Rehearsal terlibat dalam menghubungkan informasi yang dicoba untuk diingat dengan
sesuatu yang sudah diketahui, dengan pengetahuan yang berada pada memori jangka panjang.

Beberapa teori yang telah dijelaskan dapat dijadikan pertimbangan oleh seorang pendidik untuk
membantu siswa mempertahankan informasi dalam memori kerja yang selanjutnya diuraikan sebagai
berikut.
1. Pemrosesan informasi dibatasi oleh “hambatan” dalam memori sensori dan jangka pendek.
Karena hambatan yang cukup besar pada memori sensori dan memori jangka pendek maka siswa
perlu mengalokasikan perhatian terhadap informasi yang selektif dan penting, Salah satu cara

46
untuk membantu siswa memusatkan perhatian mereka adalah dengan memberi tahu mereka
sebelum mempelajari informasi mana yang paling penting.
2. Memfasilitasi pembelajaran dengan latihan atau praktik
Siswa akan menjadi mahir seletah melakukan latihan secara ekstensif. Latihan yang diberikan
harus teratur dan bervariasi.
3. Persepsi dan perhatian dipandu oleh pengetahuan sebelumnya
Oleh karena itu, guru harus mendorong siswa menggunakan informasi yang telah dimiliki untuk
memproses informasi baru. Salah satu caranya adalah guru dapat mengaktifkan prior knowledge
siswa melalui tahap apersepsi.

TUGAS
Coba temukan cara atau langkah apa yang bisa dilakukan oleh guru untuk membantu
siswa menyimpan informasi baru sampai pada memori kerja !

Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana perbedaan sistem kerja memori jangka pendek dan memori
kerja, anda dapat meilihat video berikut.
VIDEO

LINK :
Short-term https://www.youtube.com/watch?v=ko4
Memory VS dKnO_1-0
Working
Memory SCAN ME

47
E. Long-Term Memory
Memori jangka panjang menangkap informasi yang dipelajari dengan baik. Terdapat beberapa
perbedaan diantara memori kerja dengan memori jangka panjang yang dapat dilihat pada Gambar
berikut.

GAMBAR

Type of Input Capacity Duration Contents Retrieval


Memory
Working Very Fast Limited Very Brief Words, Immediate
images, ideas,
sentences
Long Term Relatively Practically Practically Propositional Depend on
slow Unlimited Unlimited networks, represemtation
schemata, and
perhaps organization

Informasi masuk kedalam memori kerja dengan sangat cepat. Untuk memindah informasi ke
dalam kapasitas memori jangka panjang perlu adanya tambahan waktu dan sedikit usaha.
Sedangkan,kapasitas memori kerja sangat terbatas, kapasitas memori jangka panjang tampak menjadi,
untuk semua tujuan praktis, tidak terbatas. Di sisi lain, sebuah kejadian informasi disimpan secara aman
di memori jangka panjang, hal tersebut dapat menetap secara permanen. Memori jangka panjang
memiliki tiga bagian, yaitu : (1) memori episodic, (2) memori semantik, dan (3) memori procedural (Gage
dan Berliner, 1984; Slavin 1994).
1. Memori episodic
Memori episodik adalah memori tentang pengalaman personal, yakni semacam gambaran mental
mengenai sesuatu yang telah dilihat atau didengar. Bayangan atau gambaran tersebut
dianalogikan dengan representasi fisik dari sebuah ucapan. Memori episodic ini sukar dilacak
kembali karena episode kehidupan seseorang seringkali muncul secara berulang ulang sehingga
episode yang terakhir bercampur dengan memori sebelumnya.

2. Memori Semantik
Memori ini berisi tentang fakta dan informasi tergeneralisasi yang telah diketahui sebelumnya;
konsep konsep, prinsip, dan cara menggunakan informasi tersebut; serta keterampilan
pemecahan masalah dan strategi belajar. Dengan kata lain, dalam proses penyandian semantic,
informasi yang disimpan didasarkan pada arti kata yang menggambarkan suatu peristiwa.
Memori semantik disebut juga memori deklaratif, diorganisisr dengan cara yag khas. Memori ini
secara mental diorganisisr dalam jaringan gagasan yang saling berhubungan yang disebut dengan
skemata. Skemata memiliki fungsi ganda, yaitu : sebagai skema yang merepresentasikan
organisasi pengetahuan dan (b) sebagai kerangka untuk mengaitkan pengetahuan baru.

48
3. Memori Prosedural
Memori ini menunjuk pada pengetahuan tentang cara mengerjakan sesuatu, terutama dalam tugas
tugas fisik. Jenis memori ini disimpan di dalam serangkaian pasangan stimulus respon.
Kemampuan mengendarai motor, mengoperasikan komputer, atau bersepeda adalah contoh
keterampilan yang tersimpan dalam memori procedural.

Selanjutnya, dalam psikologi kognitif, pengetahuan atau informasi yang tersimpan dalam memori
jangka panjang terbagi atas tiga jenis yang digambarkan sebagai berikut.

GAMBAR

1. Declarative Knowledge
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan factual, “mengetahui tentap apa”. Sebagai contoh
Anda mengetahui apa itu segiempat, apa itu bidang datar, apa itu lingkaran. Pengetahuan
deklaratif merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan pemaknaan terhadap segala sesuatu.
2. Procedural Knowledge
Pengetahuan procedural berkaitan dengan bagaimana melakukan aktifitas tertentu. Pengetahuan
bagaimana membuat kopi, mengendarai mobil, mengendarai motor, dan lain sebagainya.
3. Conditional Knowledge
Penegatauan kondisional merupakan pengetahuan yang memberikan informasi kapan dan
mengapa menggunakan kemampuan deklaratif dan prosedural. Sebagai contoh, seorang siswa
telah mempelajari konsep aljabar (memahami angka, variabel, dan hubungan numerik dengan
symbol-simbol aljabar). Siswa tersebut dapat melakukan operasi prosedural tertentu (missal
menyederhanakan bentuk aljabar). Namun kenyataannya, siswa belum mampu menerapkan
pengetahuan prosedural tersebut untuk menghadapi masalah di dunia nyata, seperti menentukan
waktu mengemudi dalam perjalanan atau membeli ubin dalam jumlah yang tepat untuk lantai
kamar mandi. Pengetahuan kondisional diperlukan untuk membantu siswa memanfaatkan secara
efektif pengetahuan deklaratif dan prosedural yang telah dimiliki siswa tersebut.

49
F. Encoding

Pengertian Encoding
Encoding adalah proses yang dilibatkan dalam meletakkan informasi ke dalam memori. Encoding
memberi pengaruh pada proses kognitif lainnya, seperti storage dan retrieval. Storage adalah proses
bagaimana informasi tersebut disimpan dalam memori, sedangkan retrieval adalah proses bagaimana
informasi tersebut diperoleh kembali dari memori. Informasi itu sendiri terbagi menjadi dua macam,
yaitu: informasi sederhana dan informasi kompleks. Dalam pembelajarannya pun tentu saja berbeda,
dibutuhkan strategi yang berbeda dalam menempatkan informasi-informasi tersebut dalam memori.
Strategi yang tepat dalam membangun informasi mengantarkan siswa kepada pemahaman dan
mengingat informasi tersebut. Adapun macam-macam encoding dapat dilihat pada Gambar berikut.

GAMBAR Peg method

Maintenance
mediation The method of Loci
rehearsal
Informasi Sederhana
Elaborative
imagery The Link Method
rehearsal

Encoding Advance Organizer mnemonics Stories

Schema Activation First-Letter Method


informasi kompleks Answering Question
and Selective Keyword Method
Attention
Levels of Procession Yodai Mnemonics

Encoding Informasi Sederhana


Proses menempatkan informasi ke dalam memori mempengaruhi bagaimana informasi itu diingat
oleh seseorang, sehingga cara seseorang melatih informasi berpengaruh pada kualitas memorinya.
Cara melatih informasi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu: maintenance rehearsal dan elaborative
rehearsal. Maintenance rehearsal berhubungan dengan mengulang-ulang kembali informasi yang
didapatkan secara langsung dengan tujuan membuat informasi tersebut aktif dalam memori jangka
pendek. Secara umum, maintenance rehearsal sangat efektif untuk menahan informasi jangka pendek
tanpa membebani kognitif seseorang. Terkadang hasil dari maintenance rehearsal ini dapat berupa
memori jangka panjang, namun hal tersebut butuh usaha yang lebih dan tidak efektif.
Berlawanan dengan maintenance rehearsal adalah elaborative rehearsal. Elaborative rehearsal
adalah bentuk rehearsal dimana informasi yang akan ditempatkan ke dalam memori dihubungkan
dengan informasi lain. Berdasarkan level proses, elaborative rehearsal dipandang sebagai encoding
yang dalam, sedangkan maintenance rehearsal dipandang sebagai encoding yang dangkal. Sehingga

50
aktivitas encoding dengan cara elaborative rehearsal membawa pada proses mengingat kembali pada
level yang tinggi.
Para peneliti berpendapat bahwa elaborative rehearsal jauh lebih baik disbanding maintenance
rehearsal dalam memproses informasi untuk memori jangka panjang, namun beban yang diberikan pada
kognitif seseorang lebih banyak daripada maintenance rehearsal. Sehingga disarankan untuk
memandang kedua bentuk rehearsal ini sebagai suatu rangkaian kesatuan yang digunakan sesuai
kebutuhan. Ada banyak strategi dalam melakukan elaborative rehearsal, antara lain adalah sebagai
berikut.

1. Mediation (perantara)
Strategi encoding secara elaborasi yang paling sederhana adalah mediation (perantara).
Mediation melibatkan hal-hal yang sulit untuk diingat kepada sesuatu yang lebih berarti. Sebagai contoh
dalam menghafal kata yang tidak memiliki arti seperti ris-kir, dihubungkan dengan kata yang memiliki
arti seperti race car, sehingga kata yang tidak memiliki arti dapat dihafal oleh memori dengan lebih
mudah. Mediation memberikan hasil lebih dalam daripada pengulangan sederhana dari suatu hal yang
baru (Brunning, 2011).

2. Imagery (perumpamaan)
Pada umumnya, imagery membawa pada penggunaan memori yang lebih baik. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan imagery. Yang pertama adalah perumpamaan yang
digunakan pada materi yang akan dipelajari, dimana materi tersebut bermacam-macam (Brunning,
2011). Sebagai contoh, mempelajari kata yang dapat dihubungkan dengan suatu gambar akan lebih mudah
daripada mempelajari kata yang tidak dapat dihubungkan dengan gambar meskipun pada instruksinya,
guru tidak meminta siswa untuk menggunakan imagery dalam mempelajari kata tersebut. Namun,
meskipun sulit, penggunaan imagery dalam mempelajari kata yang sulit untuk dihubungkan dengan
gambar dapat membantu dalam menambah pengetahuan.
Penggunaan imagery tidak hanya terbatas pada kosakata saja, namun juga dapat diperluas pada
gambaran dari suatu konsep, tokoh, dan keseluruhan informasi. Secara sederhana, beberapa informasi
lebih mudah digambarkan daripada yang lainnya. Hal kedua yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
imagery adalah kemungkinan dimana penggambaran yang dilakukan oleh setiap individu berbeda-beda
bergantung pada kemampuan setiap individu dalam menggambarkan informasi yang mereka dapatkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat bahwa siswa yang mempunyai kemampuan baik
dalam menggambarkan suatu informasi dapat memperoleh kembali informasi yang ada dalam
memorinya dengan lebih baik. Akan tetapi, belum ada penelitian yang mendukung bahwa kemampuan
untuk menggambarkan informasi dapat diperoleh atau dapat ditingkatkan dengan latihan. Bagi siswa
yang mempunyai kemampuan menggambarkan informasi kurang baik juga tetap mengalami peningkatan
dalam memperoleh kembali informasi yang ada dalam memorinya saat mereka menggunakan imagery.
Hal ketiga yang perlu diperhatikan dalam penggunaan imagery adalah sifat gambar yang muncul
dalam pikiran. Para ahli menyatakan bahwa gambaran yang paling baik adalah gambar yang aneh,
berwarna-warni, dan asing. Namun penelitian mengenai gambar yang aneh tersebut tidak membawa
pada kejelasan. Berdasarkan penelitian dan kajian yang telah dilakukan, terkadang penggunaan gambar

51
yang aneh tidak terlalu bermanfaat dibandingkan menggunakan gambar yang biasa, dan terkadang
penggunaan gambar biasa juga bisa lebih bermakna.
Imagery adalah komponen yang penting dari berbagai strategi mnemonic dalam memperoleh
kembali informasi yang ada dalam memori. Imagery juga merupakan hal yang penting dalam menambah
pengetahuan. Dalam hubungan dengan beberapa teknik mnemonic, imagery dapat menjadi alat yang
sangat berguna untuk meningkatkan penggunaan memori.

3. Mnemonics (membantu ingatan/menghafal)


Mnemonics adalah strategi yang membantu seseorang dalam mengingat atau menghafal
informasi(Brunning, 2011). Cirinya, mnemonics melibatkan informasi yang akan dipelajari dengan
informasi yang telah dipelajari dengan baik dengan tujuan menjadikan informasi yang akan dipelajari
menjadi bermakna sehingga tidak terlupakan. Mnemonics membantu seseorang dalam mempelajari
informasi dengan membuatnya menjadi lebih mudah untuk dikaji atau diperoleh kembali dari memori
(retrieval).
Teknik mnemonic melibatkan penggunaan rima, isyarat gerak (gesture), dan imagery. Guru
seringkali menggunakan mnemonics sebagai bagian dari instruksinya. Siswa juga banyak yang sering
menggunakan mnemonics tanpa diminta untuk menggunakannya. Seperti yang diharapkan, beberapa
mnemonics lebih efektif dari yang lainnya, dan tiap mnemonics hanya cocok jika digunakan pada suatu
bentuk pembelajaran tertentu. Ada beberapa teknik mnemonic yang akan dibahas dalam makalah ini.
Antara lain adalah sebagai berikut.

a. The Peg Method (Metode Pasak)


Dalam metode peg, siswa mengingat rangkaian “pasak” dimana informasi yang akan dipelajari
dapat di”gantung”kan. “Pasak” tersebut dapat berupa apapun yang telah dipelajari dengan baik dari
suatu kumpulan sesuatu, namun yang paling populer adalah melibatkan penggunaan rima yang
sederhana. Dalam penggunaan rima tersebut digunakan penggambaran dari informasi yang akan
dipelajari. Pada saat proses memperoleh kembali informasi yang ada pada memori (retrieval), siswa
cukup membawakan rima tersebut yang telah dihubungkan dengan informasi baru yang dipelajari.
Metode peg lebih efektif jika dipelajari dengan baik. Menariknya, metode peg dapat digunakan
berulang kali tanpa kehilangan keefektifannya. Metode peg efektif dalam pembelajaran secara tertulis,
pembelajaran secara lisan, dan pembelajaran langkah-langkah dengan prosedur yang kompleks.

b. The Method of Loci (Metode Tempat)


Salah satu prosedur mnemonic yang paling terkenal berasal dari jaman Yunani kuno. Menurut
Bower dan Yates, metode loci berasal dari nama suatu peristiwa dimana seorang penyair bernama
Simonides menghadiri suatu perjamuan kemudian dipanggil keluar. Saat Simonides berada di luar, atap
dari tempat perjamuan tersebut roboh, membunuh setiap orang yang berada di dalamnya. Bencana
tersebut sangat sadis karena setiap tubuh korban terkoyak-koyak sehingga korban tidak dapat dikenali.
Namun, Simonides dapat mengingat setiap korban berdasarkan lokasi duduk dalam perjamuan mereka.
Oleh karena itu, nama “metode loci” muncul berdasarkan penggunaan lokasi yang digunakan oleh
Simonides untuk mengingat kembali informasi.

52
Meskipun metode loci ini sudah lama ditemukan, namun penelitian mengenai metode ini masih
sedikit dilakukan. Neisser mengatakan bahwa metode ini masih banyak digunakan oleh para ahli memori.
Dalam menggunakan metode loci ini, seseorang harus menguasai dengan baik setting tempat yang akan
digunakan. Kemudian pada setting tersebut akan disisipkan hal-hal yang nantinya akan dikaitkan dengan
hal-hal yang akan dipelajari.
Pada saat proses retrieval, maka pikiran dibawa kembali melewati lokasi, dan setiap hal yang
disisipkan dalam lokasi akan membawa kepada gambaran tentang hal-hal yang akan dipelajari. Sama
halnya dengan metode peg, metode loci juga dapat digunakan secara berulang-ulang tanpa kehilangan
keefektifannya. Sebagai tambahan, metode loci dapat digunakan untuk membantu siswa dalam
mengingat bermacam-macam informasi yang luas.
Metode loci memiliki kemiripan dengan metode peg. Yang pertama, rima dan lokasi harus dikuasai
terlebih dahulu hingga sempurna. Penggunaan kedua teknik mnemonic ini memerlukan dasar yang
sempurna agar efektif. Yang kedua, setiap hal yang akan dipelajari harus digambarkan secara jelas
berhubungan dengan “pasangan” yang sesuai, baik dalam rima maupun lokasi. Untuk beberapa macam
informasi, kedua metode tersebut dapat bekerja dengan baik; metode-metode tersebut dapat
menambah pengetahuan dengan sangat baik dan dapat mengurangi upaya yang dibutuhkan dalam
menambah informasi ke memori seseorang. Sebagai tambahan, kedua metode tersebut dapat digunakan
berulang kali dengan materi yang luas. Bagaimanapun juga, upaya yang dibutuhkan kedua metode
tersebut hampir sama, yaitu upaya untuk mempelajari dasar (rima atau lokasi) dimana informasi baru
yang akan dipelajari “bergantung”. Kilpatrick menyatakan bahwa kadang siswa menolak untuk berusaha
menggunakan mnemonics ini, tetapi setelah mereka mencoba menggunakannya, mereka hampir selalu
melaporkan bahwa mnemonic ini efektif.

c. The Link Method (Metode Hubungan)


Berdasarkan Bellezza, masih sedikit penelitian yang dilakukan pada metode link. Bagaimana pun
juga, metode link dilaporkan banyak digunakan oleh para ahli, dan metode link memiliki kelebihan
dibanding metode peg maupun metode loci karena metode link tidak memerlukan sistem dari luar atau
materi yang sebelumnya telah dipelajari.
Metode link paling cocok digunakan untuk mempelajari suatu daftar benda. Dalam metode ini,
siswa diminta untuk menyusun gambaran untuk setiap benda yang ada dalam daftar yang akan dipelajari.
Setiap gambaran digambarkan saling berkaitan dengan benda yang selanjutnya, sehingga seluruh benda
yang ada di dalam daftar tersebut terhubung dalam suatu imajinasi. Pada saat proses retrieval,
gambaran yang interaktif tersebut dibayangkan kembali sehingga siswa dapat mengingat benda-benda
yang ada dalam daftar. Gambaran secara interaktif ini membuat siswa mungkin untuk mengingat
kembali informasi yang ada dalam memori mereka.

d. Stories (Cerita)
Teknik mnemonic lain yang sederhana adalah penggunaan cerita yang disusun dari hal-hal yang
akan dipelajari. Untuk menggunakan metode ini, hal-hal yang akan dipelajari diletakkan dalam suatu
cerita yang mana hal-hal yang akan dipelajari tersebut disorot dalam cerita tersebut. Sehingga pada
saat proses retrieval, cerita yang telah disusun tersebut diingat dan hal-hal yang dipelajari dapat
diperoleh kembali dari cerita tersebut.

53
Metode story adalah metode yang sederhana, namun efektif. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Bower dan Clark pada tahun 1969 membawa pada kesimpulan bahwa teknik mnemonic
dengan metode story ini sangat memfasilitasi siswa dalam mengingat kembali informasi yang
dipelajarinya
.
e. First-Letter Method (Metode Huruf Pertama)
Menurut Boltwood dan Blick (dalam Brunning, 2011), di antara semua teknik mnemonic, metode
yang dilaporkan paling sering digunakan oleh siswa secara spontan adalah metode first-letter. Metode
first-letter melibatkan penggunaan huruf pertama dari hal-hal yang akan dipelajari untuk membentuk
suatu singkatan atau kata. Singkatan atau kata inilah yang nantinya akan membantu seseorang untuk
mengingat atau menghafal informasi yang baru.
Hasil penelitian pada metode first-letter masih kurang jelas. Namun, siswa yang sudah familiar
dengan penggunaan metode first-letter memperoleh keuntungan dari metode ini, sedangkan siswa yang
belum pernah menggunakan metode ini hanya memperoleh sedikit keuntungan. Karena penelitian yang
terus berkembang pada metode ini, sehingga masih sulit untuk menarik kesimpulan dari metode ini.
Siswa yang menggunakan prosedur metode first-letter dianjurkan untuk tetap melanjutkan
penggunaannya, namun guru tidak dipaksa untuk mengajarkannya.

f. The Keyword Method (Metode Kata Kunci)


Diantara teknik mnemonic yang ada, mungkin yang paling fleksibel dan paling kuat adalah metode
keyword. Seperti pada metode-metode sebelumnya, imagery menjadi hal yang penting yang
mempengaruhi keefektifan metode ini. Metode keyword terdiri dari dua tahap: yaitu acoustic link dan
imagery link. Pada tahap pertama, dibutuhkan pengidentifikasian “kata kunci (keyword)”. Kata kunci yang
diambil adalah yang mirip dengan hal yang akan dipelajari. Kemudian masuk pada tahap kedua, yaitu
imagery link. Pada tahap ini, dibutuhkan gambaran atau imajinasi dari kata kunci yang telah ditentukan
yang berinteraksi dengan hal yang akan dipelajari. Pada proses retrieval, hal yang akan diperoleh
kembali dari ingatan dipanggil kembali melalui gambar yang telah dibuat secara interaktif sebelumnya,
yang kemudian memungkinkan untuk mengingat kembali maksud dari hal tersebut. Pada dasarnya,
metode keyword dikembangkan untuk mempelajari kosakata bahasa asing.
Sejak tahun 1975, banyak penelitian dilakukan pada metode ini. Hasilnya, penggunaan metode
keyword memberi dampak positif pada siswa di segala umur, dalam berbagai bahasa, dan sangat efektif
dalam meningkatkan pembelajaran bagi siswa yang cukup lambat dan siswa yang memiliki
ketidakmampuan belajar. Selain untuk mempelajari kosakata dan fakta, metode keyword juga berguna
untuk meningkatkan pembelajaran dari teks.
Meskipun menurut penelitian yang telah dilakukan metode ini memberi banyak kegunaan, namun
belum ada rekomendasi untuk menggunakan metode ini dalam pembelajaran. Metode ini mudah untuk
diajarkan dan siap untuk dipelajari baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Karena siswa
membangun sendiri kata kunci dan imajinasinya sendiri, sehingga usaha yang dibutuhkan guru sedikit,
kecuali usaha untuk mengajarkan bagaimana menggunakan metode keyword dan bagaimana
mengingatkan siswa untuk menggunakannya. Menurut J. R. Levin, Pressley, et al, kata kunci dan imajinasi
dapat dibuat oleh guru, namun terdapat pendekatan yang lebih efektif jika siswa membentuk kata kunci
dan gambarannya sendiri.

54
g. Yodai Mnemonic
Metode ini dikembangkan oleh Masachika Nakane pada tahun 1920-an dan baru diperhatikan oleh
para psikolog barat pada tahun 1980-an. Namun penelitian akhir-akhir ini masih kurang di negara-
negara barat, padahal di Jepang metode ini sudah digunakan secara luas. Menurut Higbee dan Kunihira,
istilah yodai berarti “intisari dari struktur” dan dinamakan yodai mnemonic karena didesain sebagai
mediator verbal yang mencoba menerangkan intisari dari aturan untuk menyelesaikan masalah.
Pengunaan yodai mnemonic melibatkan metafora yang familiar dengan siswa. Salah satu
contohnya dijelaskan oleh Higbee dan Kunihira, yaitu pada operasi pecahan yang diajarkan pada siswa
taman kanak-kanak. Digunakan binatang kecil yang mempunyai kepala dan sayap. Kepala melambangkan
pembilang dan sayap melambangkan penyebut. Namun istilah pecahan, pembilang, dan penyebut tidak
dikenalkan. Sehingga hal utama yang dikritisi dari teknik yodai yang telah dikemukakan oleh Higbee dan
Kunihira adalah siswa memperoleh kemampuan untuk menghitung, namun tidak mengerti apa yang
mereka kerjakan karena pembelajaran konsep diabaikan. Di satu sisi, tidak ada gunanya mengajarkan
keterampilan tanpa pemahaman. Di sisi lain, yodai mnemonic dapat digabungkan dengan metode lain
sebagai tambahan untuk pendekatan tradisional. Penelitian masih banyak dibutuhkan untuk menunjukkan
nilai-nilai dari teknik yodai pada setting kultur yang berbeda jika digabungkan dengan metode pengajaran
yang lain.

Encoding Informasi Kompleks


Meskipun mnemonic mempunyai cakupan aplikasi yang luas, tetapi mnemonic ini terbatas pada
sekumpulan fakta, daftar kata, ide-ide, atau langkah-langkah suatu keahlian. Untuk informasi-informasi
yang lebih kompleks, seperti hukum newton dalam fisika atau kebijakan-kebijakan politik Amerika di
tahun 1970-an, diperlukan metode yang lebih luas cakupannya. Mempelajari informasi yang kompleks
merupakan proses konstruktif yang membutuhkan fokus terhadap hal yang paling penting untuk dapat
membuat kesimpulan dari ide-ide pokok dan merepresentasikan informasi tersebut dalam memori
jangka panjang.
Berikut empat pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran yang aktif:
advance organizers, schema activation, answering question and selective attention, dan level of
processing.

1. Advance Organizers
Advance organizer merupakan gambaran umum dari informasi baru yang diberikan pada pelajar
sebelum mereka benar-benar diarahkan ke informasi tersebut. Ausubel (1960, 1968), orang yang
pertama kali menemukan advance organizers, berargumentasi bahwa cara mempelajari informasi baru
yang paling mudah adalah dengan menghubungkannya dengan informasi yang sudah ada di memori.
Dengan advance organizer, materi-materi yang lebih detail dapat dihubungkan.
Namun konsep ini telah dikritik, terutama dalam hal dasar teori advance organizer (Derry, 1984)
dan kesulitan alam menetapkan advance organizer. Para teoritikus memberikan saran untuk mengatasi
masalah tersebut, yaitu dengan menyatakan bahwa fungsi advance organizer adalah: (1) mengaktifkan

55
skema yang sesuai untuk materi yang akan dipelajari, (2) mengoreksi skema yang telah dibuat sehingga
materi baru dapat dimasukkan ke dalam skema tersebut.
Secara umum, organizer menggunakan contoh-contoh, terutama contoh konkret dari benda yang
akan dihadapi siswa kemudian, akan lebih efektif daripada organizer yang abstrak. Organizer
seharusnya terpelajar dan familiar bagi pelajar. Di samping itu advance organizer dapat berbentuk
diskusi, teks singkat, diagram skematik, gambar-gambar, dan sebagainya.

2. Schema Activation
Schema activation berkenaan dengan bermacam-macam metode yang dirancang untuk
mengaktifkan skema yang berkaitan sebelum kegiatan pembelajaran. Contohnya, sebelum belajar
tentang pembakaran internal mesin, siswa kelas tujuh dapat diminta untuk menjelaskan bagaimana sifat
dari mesin pemotong rumput atau mobil orang tua mereka, model pesawat terbang, atau bus kota untuk
membangun skema yang relevan.
Perlu digarisbawahi bahwa siswa pada semua usia akan memiliki pengetahuan yang relevan
dimana informasi baru dapat dikaitkan. Sebagai contoh, untuk mengajarkan tentang konduksi panas dan
hubungannya dengan berat jenis zat kepada siswa kelas empat dapat dimulai dengan memikirkan benda
yang menghantarkan panas (pegangan penggorengan baja, permukaan luar dinding saat cuaca dingin,
ujung korek api yang dibakar). Siswa kemudian melakukan percobaan yang diawasi dengan hati-hati
dengan menggunakan benda yang berbeda-beda (besi, kaca, kayu) tapi dengan ukuran yang sama.
Setelah itu, siswa berdiskusi, mengapa ada benda yang menjadi panas secara cepat dan ada benda yang
tetap dingin. Dengan begitu skema mereka tentang konduksi panas telah dibangun. Guru kemudian
memberi penjelasan singkat mengenai berat jenis, konduksi panas, dan hubungan keduanya.
Pengaktifan skema merupakan prosedur umum untuk meningkatkan encoding siswa. Dengan
prosedur ini, siswa diminta membuat contoh dari pengalaman mereka, melakukan percobaan, me-
review pelajaran sebelumnya, atau menggunakan konteks materi baru yang akan dipelajari (Pearson,
1984). Secara keseluruhan, semua prosedur mengajar yang membantu siswa membangun jembatan
konsep antara materi yang sudah mereka ketahui dengan materi yang akan mereka pelajari dapat
dipandang sebagai schema activation.

3. Answering Question and Selective Attention


Menjawab pertanyaan tentang suatu teks sebelum, selama, dan setelah membaca dapat
meningkatkan pemahaman untuk informasi yang relevan dengan pertanyaan. Pemahaman meningkat
dengan pesat karena pembaca memfokuskan perhatian mereka secara selektif hanya pada informasi
yang relevan dengan pertanyaan. Konsekuensi yang menarik dari strategi ini adalah bahwa siswa belajar
dengan waktu yang lebih sedikit. Hal ini dikarenakan siswa sering meningkatkan intensitas perhatian
mereka ketika membaca informasi yang relevan dengan pertanyaan, sehingga konsentrasi mereka juga
meningkat.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa terjadi peningkatan yang menguntungkan ketika siswa
dapat membangun sendiri pertanyaan mereka sebelum atau sesudah membaca. Akan lebih baik jika
siswa dapat membuat pertanyaan yang dapat dijawab hanya dengan menarik kesimpulan dari teks atau
menggunakan pengetahuan sebelumnya. Pertanyaan teks-eksplisit dapat dijawab dari informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dalam satu kalimat pada teks. Pertanyaan teks-implisit dapat dijawab dari

56
informasi pada teks yang terletak pada dua kalimat atau lebih, dengan kata lain, dibutuhkan penarikan
kesimpulan dari dua kalimat atau lebih. Sedangkan pertanyaan naskah-implisit membutuhkan jawaban
dari teks secara implisit ditambah dengan informasi sebelumnya yang tidak tercakup dalam teks.
Membuat dan menjawab pertanyaan implisit dan naskah dapat memudahkan dalam memahami materi
secara signifikan.
Bertanya dan menjawab pertanyaan saat belajar dapat meningkatkan pembelajaran karena hal
tersebut dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian. Keuntungan lainnya adalah pertanyaan
membantu dalam pengambilan kesimpulan. Yang terakhir, membuat pertanyaan dapat meningkatkan
kegiatan pembelajaran dari konstruktivis menuju elaborasi dan dapat meningkatkan ketertarikan siswa.

4. Levels of Processing
Craik dan Lockhart (1972) mengembangkan kerangka berfikir tentang bagaimana jenis kegiatan
encoding yang berbeda dapat mempengaruhi memori. Berdasarkan memori manusia yang dimodelkan
dari sifat mekanik komputer, Craik dan Lockhart berpendapat bahwa memori itu tergantung pada apa
yang dilakukan pelajar selama encoding.
Dalam sudut pandang levels of processing, memori untuk informasi-informasi baru dipandang
sebagai hasil dari analisis kognitif dan persepsi yang dilakukan dalam menerima informasi. Jika suatu
informasi baru itu memfokuskan kepada proses, maka informasi tersebut akan disimpan dalam kode
memori semantik dan akan diingat dengan baik. Sedangkan jika informasi baru itu hanya menganalisa
permukaan luar atau aspek-aspek luar saja, informasi tersebut akan kurang diingat. Menurut Craik dan
Lockhart, memori tergantung pada kedalaman proses, dibagi menjadi dua, deep processing dan shallow
processing. Disebut deep processing jika proses lebih menekankan pada pengertian/makna. Shallow
processing hanya membahas suatu materi baru dari aspek-aspek luaran saja.
Levels of processing ini secara intuitif sangat menarik dan membawa ke penelitian-penelitian
yang menekankan aplikasi yang relevan secara edukasi. Meskipun demikian, posisi level telah dikritisi
secara ekstensif. Kritik ini berpusat pada tidak adanya pengukuran yang independen terhadap
“kedalaman” proses. Suatu informasi yang diingat dengan baik tidak bisa begitu saja dikatakan bahwa
informasi itu telah diproses secara mendalam. Dengan kata lain, tidak ada yang dapat menjamin bahwa
siswa telah melakukan proses secara mendalam. Menanggapi kritik ini, Craik mengembangkan dua jenis
perspektif level: distinctiveness of encoding dan elaboration of encoding. Bransford menawarkan satu
alternatif lagi yaitu transfer appropriate processing.

a. Distinctiveness of Encoding
Distinctiveness of encoding menyatakan bahwa memorabilitas suatu informasi ditentukan dari
kekhususannya (Jacoby & Craik, 1979; Jacoby et al., 1979). Dalam rangkaian percobaan dimana
kekhususan didefinisikan sebagai kesulitan keputusan, yang diminta dari siswa dari bermacam-macam
episode pembelajaran, Jacoby et al (1979) menemukan bahwa materi yang membutuhkan keputusan
yang lebih sulit saat encoding akan diingat lebih baik daripada lainnya.
Secara umum, meminta siswa untuk membuat keputusan tentang apa yang mereka baca membuat
mereka mengingat dengan lebih baik. Sebagai tambahan, ketika Taksonomi Bloom digunakan sebagai
alat untuk menyesuaikan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda (karena kekhususan), hasilnya

57
menunjukkan peningkatan mengingat karena siswa berpindah dari tingkat terendah ke tingkat yang
tinggi dari taksonomi tersebut.
Dengan kata lain, semakin kompleks, semakin sulit, keputusan selama encoding, semakin baik
siswa dalam mengingat isinya. Dalam Taksonomi Bloom, materi yang membutuhkan sintesis dan analisis
diingat dengan lebih baik daripada materi yang diproses di tingkat pengetahuan atau pemahaman.

b. Elaboration of Encoding
Andersen dan Reder (h. 388) menyatakan: The basic idea is that memory episode is encoded as
a set of proposition. This set can vary in its richness and redundancy. At the time of recall, only subset
of these propositions will be activated. The richer the original set, the richer will be the subset. Memory
for any particular proposition will depend on the subjects’ ability to reconstruct it from those
propositions that are active. This ability will in turn depend on the richness of the original set and hence
the amount of elaboration made at study. Beberapa penelitian pada materi-materi tambahan yang
relevan telah dilakukan (McDaniel, Einstein, Dunay, & Cobb, 1986; Palmere et al., 1983; Phifer et al.,1983).
Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan encoding elaborasi siswa meningkat
dan ingatan siswa tentang isi materi juga meningkat. Proses elaborasi tidak hanya memproses kembali
informasi yang sama, tetapi lebih kepada men-encoding isi yang sama dengan cara yang berbeda tetapi
berhubungan. Sebagai contoh, dalam penjelasan tentang bagaimana menyelesaikan suatu masalah tipe
khusus, siswa kemungkinan besar akan mengingat jika diberikan contoh yang berbeda, daripada
diberikan contoh yang sama.

c. Transfer Appropriate Processing


Morris, Bransford, dan Franks (1977) memberikan alternatif tentang perspektif level. Menurut
mereka, perbedaan memori adalah hasil dari apa yang terkandung dalam kode-kode memori semantik.
Menurut Morris et al, hal utama yang membedakan deep processing dengan shallow processing adalah
karena memori semantik yang terbentuk pada deep processing memuat pengertian/makna dari isi
yang ditemukan oleh siswa.

58
DAFTAR PUSTAKA

Endah Retnowati. Psychology of Mathematics Learning: Constructing Knowledge. 2019. UNY Press.
Greene, R. (1992). Human memory: Paradigms and paradoxes . Mahwa, NJ: Erlbaum
Mayer, R. E., & Moreno, R. (2003). Nine ways to reduce cognitive load in multimedia learning. In R
Bruning, C. Horn., & Lisa PytlikZillig (Eds.), Web-based learning: What do we kniow? Where do we
go? Green-wich, CN: Information Age.
Reynolds, R. E. (1993). Selective attention and processes learning: Theoritical and empirical research.
Education Psychology Review, 4, 345-391.
Rose, S. (1992). The making of memory: From molecules to mind. New York: Anchor Books.
Stanovich, K. E (1990). Concepts in developmental theories of reading skill: Cognitive resources,
automaticity, and modularity. Development Review, 10, 72-100.
Sweller, J., van Merrienboer, J., & Pass, F. (1998). Cognitive architecture and instructional design.
Educatonal Psychology Review, 10, 251-296.

59

Anda mungkin juga menyukai