TUGASBESAR1KELOMPOK6
TUGASBESAR1KELOMPOK6
net/publication/354813968
CITATION READS
1 423
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Sistem lnformasi Siklus Pendapatan dan Sistem Informasi Siklus Pengeluaran Pada PT. Merlasakti Abadi View project
APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAPORAN Dan Buku BESAR Pada PT MERLASAKTI ABADI View project
All content following this page was uploaded by Marcho Agusta on 24 September 2021.
TRANSFER PRICING
Disusun oleh:
Resita Julyana (43219110259)
Lutfih Ramadoni (43219110235)
Denny Simanullang (43221110103)
Marcho Agusta (43219110271)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga tugas ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar tugas ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan tugas ini, kami menyadari bahwa hasil tugas ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga
tugas ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan
masyarakat Indonesia umumnya.
Penulis
ABSTRAK
Transfer pricing adalah suatu kebijakan yang diatur oleh perusahaan untuk
menentukan harga transfer atas suatu transaksi, baik harga atas barang, jasa,
harta tak berwujud, ataupun transaksi finansial yang dilakukan oleh
perusahaan. Transfer pricing bisa juga diartikan sebagai besaran harga yang
dibebankan satuan usaha individu pada perseroan multi satuan atas transaksi
yang terjadi di antara mereka.
Dimana, batasan nilai peredaran bruto dan nilai Transaksi Afiliasi tersebut
dihitung dengan cara disetahunkan dalam hal Tahun Pajak diperolehnya
peredaran bruto dan/ atau dilakukannya Transaksi Afiliasi meliputi jangka waktu
kurang dari 12 bulan. Kemudian peredaran bruto tersebut merupakan jumlah
bruto dari penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan
pekerjaan, usaha atau kegiatan utama Wajib Pajak sebelum dikurangi diskon,
rabat, dan pengurang lainnya. Adapun khusus Wajib Pajak yang merupakan
Entitas Induk dari suatu Grup Usaha yang memiliki peredaran bruto konsolidasi
pada Tahun Pajak bersangkutan paling sedikit Rp 11.000.000.000.000, wajib
menyelenggarakan dan menyimpan Dokumen Penentuan Harga Transfer
berupa dokumen induk, dokumen lokal dan laporan per negara sebagai bagian
dari kewajiban menyimpan dokumen lain. Kemudian, jika Wajib Pajak dalam
negeri berkedudukan sebagai anggota Grup Usaha dan entitas induk dari Grup
Usaha yang merupakan subjek pajak luar negeri. Maka Wajib Pajak dalam
negeri tersebut wajib menyampaikan laporan per negara sepanjang negara
atau yurisdiksi tempat Entitas Induk berdomisili:
Tidak mewajibkan penyampaian laporan per negara;
Tidak memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai
pertukaran informasi perpajakan; atau
Memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai
pertukaran informasi perpajakan, namun laporan per negara tidak
dapat diperoleh pemerintah Indonesia dari negara atau yurisdiksi
tersebut.
Namun perlu diperhatikan, dalam hal Wajib Pajak memiliki Transaksi Afiliasi
namun tidak diwajibkan untuk menyelenggarakan dan menyimpan Dokumen
Penentuan Harga Transfer, Wajib Pajak tersebut tetap diwajibkan untuk
menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Afiliasi
tersebut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan. Kemudian, jika Wajib Pajak yang memiliki kewajiban untuk
membuat dokumen Transfer Pricing namun tidak melaksanakan kewajibannya,
maka Wajib Pajak tersebut dianggap tidak menerapkan Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha. Adapun, Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Arm’s
length principle/ALP) merupakan prinsip yang mengatur bahwa apabila kondisi
dalam transaksi yang dilakukan antara pihak yang mempunyai Hubungan
Istimewa sama atau sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan
antara pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang menjadi
pembanding, maka harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara
pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa harus sama dengan atau
berada dalam rentang harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara
pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang menjadi pembanding.
Akan tetapi kondisi ini menghadapi beberapa hambatan, seperti :Untuk Sumber
daya yang akan diperoleh atau dijual berada pada pasar terbatas karena
kebutuhan dalam perusahaan yang besar, adanya produsen tunggal atau
pertimbangan investasi yang telah dikeluarkan untuk membentuk suatu unit
usaha. Pada Pasar terbatas harga transfer yg tepat adalah harga kompetitif
(yaitu harga yang ditentukan dengan mempertimbangkan kontribusi setiap
pusat laba thdp laba perusahaan). Harga kompetitif dapat ditentukan
berdasarkan harga pasar yang telah ditentukan, penawaran (bid), maupun
harga yang berlaku di pasar bebas.Untuk Pusat laba memiliki kelebihan atau
kekurangan kapasitas industri. Apabila terdapat kelebihan kapasitas, pusat laba
diarahkan untuk membeli atau menjual barang dari atau ke dalam perusahaan
saja, dan sebaliknya. Adalah penetapan berdasarkan harga transfer harga
pasar, dan metode ini paling disukai. Jika menggunakan metode harga pasar,
harga transfer dihitung dengan menggunakan metode harga pasar minus, yaitu
harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan potongan volume dan berbagai
biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual untuk mendapatkan harga barang
atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli.
Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk
merupakan biaya kesempatan, baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi
pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar
penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat. Keunggulannya adalah harga
transfernya cukup objektif. Kelemahannya adalah harga pasar produk atau jasa
tertentu tidak tersedia.
Situasi yang paling ideal pada penentuan harga transfer adalah berdasarkan
harga pasar, hal ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi berikut ini :
a. Orang-orang yang kompeten
Para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat
tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja jangka pendeknya.
b. Atmosfer yang baik
Para manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai dasar penilaian
kinerja, sehingga harga transfer yang dikehendaki adil.
c. Harga pasar yang normal dan mapan
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar yang normal
dan mapan dari produk yang sedang ditransfer, maksudnya harga pasar
mencerminkan kondisi yang sama (kualitas, kuantitas, dan waktu
pengiriman) dengan produk yang dikenakan harga transfer sehingga
memperoleh penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
d. Kebebasan memperoleh sumber daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada dan para
manajer sebaiknya diizinkan memilih alternatif yang paling baik untuk
mereka.
e. Informasi penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya
dan pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.
f. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar
unit usaha.
Alternatifnya, jika pasar persaingan sempurna tidak ada untuk produk tersebut,
harga transfer dapat ditetapkan pada biaya + % keuntungan.
Penentuan Harga Transfer berdasarkan Biaya (Cost Basis Transfer
Pricing) digunakan pada transfer antar perusahaan yang
menggunakan konsep pusat pertanggung jawaban
biaya. Kinerja manajer diukur melalui pertanggung jawabannya mengenai
pengendalian biaya. Konsep ini sederhana dan menghemat sumber
daya karena tersedianya informasi di setiap tingkat aktivitas perusahaan.
Transfer pricing yang mendasarkan pada biaya dapat bervariasi antara:
Keterbatasan lain akan timbul berkaitan dengan biaya tetap, yang harus
ditanggung pusat laba penjual dan pusat laba pembeli. Pada kondisi ini
sebaiknya :
1) Kedua pusat laba menetapkan persentase biaya tetap yang harus
ditanggung secara berkala.
2) Masing-masing pusat laba melakukan perhitungan harga transfer (Dua
Langkah Penentuan Harga Transfer).
3) Menggunakan sistem pembagian laba (profit sharing), dimana produk
yang ditransfer ke unit pemasaran ditentukan berdasarkan biaya variabel
standar dan setelah terjual unit-unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan
(harga jual dikurangi biaya variabel produksi dan pemasaran).
4) Menggunakan Metode Dua Kelompok Harga, yaitu unit produksi akan
dibebankan berdasarkan harga jual dan unit pembeli dibebankan berdasarkan
total biaya standar. Selisihnya dibebankan ke akun kantor pusat dan akan
dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha dikonsolidasikan.
Metode harga pokok Adalah metode yang digunakan apabila harga kompetitif
tidak tersedia. Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-
komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable.
Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan
manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak memperhitungakn
semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam
akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya,
terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full Costing dan Variable
Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak
pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan
perlakuan terhadap Biaya Overhead Pabrik Tetap ini akan mempunyai
pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan
rugi-laba.
Penetapan Harga Transfer Menurut Arm” s-lenght standard
Menurut Arm‟s-length standard, harga-harga transfer seharusnya ditetapkan
supaya dapat mencerminkan harga yang akan disusun oleh pihak- pihak yang
tidak terkait yang bertindak secara bebas. Arm‟s-length standard diterapkan
dalam banyak cara, tetapi metode yang paling banyak digunakan adalah
sebagai berikut (www.academia.edu):
Tujuan dari penerapan transfer pricing ada 7 hal dari transaksi ini, di
antaranya:
1. Pengoptimalan atas penghasilan global setelah dipotong pajak.
2. Evaluasi kinerja cabang perusahaan mancanegara.
3. Mengupayakan keamanan posisi kompetitif.
Upaya keamanan ini bertujuan untuk memaksimalkan penghasilan global,
mengamankan posisi kompetitif cabang perusahaan, mengevaluasi kinerja
cabang perusahaan mancanegara, menghindari pengendalian devisa,
mengurangi risiko moneter, mengatur arus kas cabang perusahaan, membina
hubungan baik dengan administrasi setempat, mengurangi risiko
pengambilalihan oleh pemerintah, mengurangi beban pengenaan pajak dan
bea masuk.
4. Mengurangi risiko keuangan.
5. Mengatur arus kas pada cabang perusahaan.
6. Mengurangi risiko pengambilalihan pemerintah.
7. Mengurangi beban tanggungan pajak dan bea masuk
8.Menyajikan informasi yang relevan untuk keputusan trade-off antara
pendapatan dan biaya.
9. Memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence.
10.Membantu menilai kinerja ekonomi pusat laba yang terkait.
Penyerahan Jasa
Dari aspek harga transfer, penyerahan jasa kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dapat berkisar dari yang sederhana, seperti jasa rutin
akuntansi dan legal, jasa teknis antar perusahaan, hingga pengiriman
karyawan.
Contoh Kasus:
PT Abadi Jaya Esa yang berkedudukan di negara Malaysia memiliki anak
perusahaan di Indonesia, yaitu PT Abadi Jaya Makmur. Untuk memproduksi
mainan yang dijual di Indonesia, PT Abadi jaya Makmur mengimpor bahan
baku dari Abadi Jaya Esa.
PT Abadi Jaya Esa yang berkedudukan di negara Malaysia memiliki anak
perusahaan di Indonesia yaitu PT Abadi Jaya Makmur. Untuk memproduksi
mainan yang dijual di Indonesia, PT Abadi jaya Makmur mengimpor bahan
baku dari Abadi Jaya Esa. Jika harga wajar bahan baku tersebut misalnya
US$10/buah, dalam transaksi antara PT Abadi Jaya Esa dan PT Abadi Jaya
Makmur harga bahan baku yang sama dijual dengan harga US$30/buah.
Maka, harga yang di-markup terjadi karena prinsip harga pasar wajar (Arm’s
Length Price Principle). Mengapa perusahaan menerapkan prinsip ini?
Untuk menghindari pemungutan pajak di Indonesia dari keuntungan
yang didapat oleh PT Abadi Jaya Makmur, maka dikenakan harga bahan
baku setinggi-tingginya sehingga revenue yang tercatat kecil . Tidak
jarang perusahaan juga tercatat rugi untuk menghindari pengenaan
pajak.
Perusahaan lebih memilih keuntungan dialirkan ke anak perusahaan
lainnya dibanding harus dipotong untuk membayar pajak.
Masalah yang berkaitan dengan pembebanan unit usaha atas jasa-jasa yang
disediakan oleh unit staf korporat. Jika seluruh biaya dibebankan , maka semua
biaya tersebut akan dialokasikan, dan alokasi tidak memasukkan komponen
laba. Alokasi juga bukan merupakan harga transfer.
1. Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima dimana unit
penerima dapat mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak
secara parsial.
2. Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha apakah akan
digunakannya atau tidak.
Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan efisiensi kinerja dari kegiatan
jasa-jasa unit usaha, namun ia dapat mengendalikan jumlah jasa yang
diterimanya.
1. Suatu unit usaha harus membayar biaya variable standar dari jasa yang
diberikan. Jika membayar kurang dari itu, maka unit usaha akan
termotivasi untuk menggunakan jasa-jasa dalam jumlah yang lebih
banyak daripada yang dibenarkan secara ekonomis. Dan sebaliknya, jika
membayar melebihi dari biaya variable standard, maka mereka mungkin
tidak akan menggunakan jasa-jasa yang dipandang perlu oleh manajer
senior.
2. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan biaya
variable standard ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standard
(biaya penuh/fullcost). Pendukung teori ini berpendapat jika unit usaha
tidak mempercayai bahwa jasa tersebut bernilai sebesar itu, maka ada
sesuatu yang salah dalam kualitas atau efisiensi dari unit jasa tersebut.
Biaya penuh mencerminkan biaya jangka panjang perusahaan, dan
inilah yang harus dibayar.
3. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan harga
pasar, atau biaya penuh standard (standard full cost) ditambah margin
labanya. Harga pasar digunakan jika memungkinkan, jika tidak, maka
harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan digunakan.
Logikanya adalah modal yang digunakan oleh unit jasa sebaiknya
memperoleh tingkat pengembalian atas modal yang digunakan
sebagaimana dengan unit produksi.
Pilihan Penggunaan Jasa
Harga yang dibebankan kepada jasa korporat tidak akan mencapai tujuan yang
dimaksudkan, kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat dimengerti
dan dipahami dengan cukup mudah oleh para manajer unit usaha.
Negosiasi
Unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang dijadikan patokan dalam
melakukan negosiasi harga tersebut. Dimana, aturan harus mengatur
sedemikian rupa supaya penentuan harga transfer tidak semata-mata
ditentukan oleh keahlian individu dalam bernegosiasi. Tanpa adanya aturan
semacam ini, manajer yang paling keras kepala sekalipun akan melakukan
negosiasi dengan harga yang paling pantas.
Cara arbitrase dalam sistem yang formal adalah kedua pihak menyerahkan
kasus secara tertulis kepada pihak penengah/pendamai (arbitrator). Kemudian,
arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga
yang ditetapkan, kadang kala dengan bantuan staf kantor yang lain.
Klasifikasi Produk
Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin
formal dan semakin spesifik peraturan yang ada. Jika harga pasar selalu siap
sedia, maka perolehannsumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan
kantor pusat atas keputusan buat atau beli (make or buy decisison) yang
melebihi jumlah tertentu.
1. Transfer pricing adalah suatu kebijakan yang diatur oleh perusahaan untuk
menentukan harga transfer atas suatu transaksi, baik harga atas barang, jasa,
harta tak berwujud, ataupun transaksi finansial yang dilakukan oleh
perusahaan. Transfer pricing bisa juga diartikan sebagai besaran harga yang
dibebankan satuan usaha individu pada perseroan multi satuan atas transaksi
yang terjadi di antara mereka.
http://ekonominator.blogspot.com/2017/03/sistem-pengendalian-manajemen-
harga.html
https://blogoblokgoblok.blogspot.com/2018/06/pengertian-dan-tujuan-
penetapan-harga.html
https://pakpahanrini.wordpress.com/2015/05/25/penentuan-harga-transfer/.
www.investopedia.com/terms/t/transfer-pricing.asp